PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini
masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995
menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita
anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
1
SDKI 2012 menunjukkan adanya penurunan AKB yang bermakna, yaitu 57 per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) telah dapat diturunkan dari 360 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi 251 per 100.000 kelahiran hidup. (SP-
BPS, 2010). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan prevalensi
kurang gizi (underweight) di provinsi NTB sebesar 30,5 % dan pada Riskesdas 2013
menurun menjadi 25,7%. Angka stunting (pendek) juga mengalami penurunan dari
48,3% (2010) menjadi 45,3% (2013). Sedangkan Wasting (kurus) menurun dari 13,9
% (2007) menjadi 11,9 % (2010). Kekurangan gizi pada ibu hamil masih cukup
tinggi. Sementara itu, prevalensi KEK (Kekurangan Energi Kronik) sebesar 12,4 %
(2007).
Pada tahun 2013 prevalensi ibu hamil yang mengalami risiko KEK rata-rata
sebesar 23.78% dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar
16.05% (Kemenkes RI, 2013). Data Riskesdas (2013) mencatat ibu hamil KEK di
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah 19.10%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kota Mataram (2018), prevalensi ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Karang adalah 6,7% dan angka ini lebih tinggi dari rata-rata prevalensi ibu hamil
KEK di Kota Mataram yaitu 6.09%.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di
lapangan atau pada pasien langsung selain pembelajaran yang didapatkan
dari perkuliahan khususnya pada kasus patologis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan semua data objektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan dapat mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II
dengan Kekurangan Energi Kronis
2
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan sesuai asuhan
kebidanan pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan
Kekurangan Energi Kronis
C. Manfaat
1. Bagi Institusi
2. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dengan adanya kasus ini dapat meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
manajemen kebidanan.
b. Dengan melakukan penulisan ini dapat memberikan pengalaman
langsung kepada penyusun dalam melakukan asuhan kebidanan
kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronik
3. Bagi Puskesmas Tanjung Karang Mataram
Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan kesehatan dan terus
ditingkatkan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT)
hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode
antepartum.Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari
pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pasca
natal (Varney, 2007). Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung
dari hari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2009).
a. Uterus
4
Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak, sehingga pada
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.Perlunakan isthmus
disebut tanda Hegar.
d. Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karean pengaruh
esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwiks).
f. Payudara;
a) Hormon Esterogen;
b) Hormone Progesteron;
5
Adapun beberapa perubahan fisiologis juga pada kehamilan TM II yaitu :
1) Sendawa dan buang angin
Pada trimester ini sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling
sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa
kembung.
2) Nyeri ulu hati
Penyebab karena asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini karena
hormone progesteron meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran
cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas
perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
3) Pusing
Penyebab ketegangan emosi, ketegangan pada mata, pembesaran dan
kongesti vascular pada sinus akibat stimulasi hormonal
4) Gusi dan hidung berdarah
Hal ini karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang
juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena perubahan hormonal.
5) Perubahan kulit
a) Garis kecoklatan mulai dari pusat ke tulang pubis disebut linea nigra.
b) Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini dapat
menjadi petunjuk kurang asam folat.
c) Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya pada
perut dan payudara.
d) Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.
6) Kram pada kaki
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 % wanita
hamil mengalaminya. Hal ini karena peningkatan hormone yang menahan cairan.
d. Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester II
Trimster II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan karena pada
saat ini ibu merasa lebih sehat. Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa
sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga
6
belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai
dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai
merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak
ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu
merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu
lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin
belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah
mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 ).
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya,
Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk
perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran. Tak perlu terpengaruh
dengan hal ini, sediakan catatan kecil unutk membantu anda. Dan beristirahalah
sedapat mungkin.
Pada kehamilan minggu ke 15 - 22 ibu hamil akan mulai merasakan gerakan
bayi yang awalnya akan terasa seperti kibasan tetapi di akhir trimester II akan benar-
benar merasakan pergerakan bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak
dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19 - 22. Pada saat ibu sudah
merasakan gerakan bayinya, ibu menyadari bahwa didalam dirinya ada individu lain
sehingga ibu lebih memperhatikan kesehatan bayinya. Pada saat ini jenis kelamin
bayi belum menjadi perhatian.
Pada trimester ini perut ibu sudah semakin kelihatan membesar karena uterus
sudah keluar dari panggul, membuat suami semakin bersemangat. Hal ini juga
dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya ketika meraba perut
istrinya.
7
e. Asuhan Kehamilan Trimester II
1. Kebutuhan fisik
a) Oksigen
Janin di dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang
dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua
yaitu untuk ibu sendiri dan anaknya dalam kandungan. Makanan yang cukup
mengandung zat gizi selama hamil penting artinya. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa apabila jumlah makanannya dikurangi maka berat bayi yang akan dilahirkan
menjadi lebih kecil.Komplikasi pada ibu yang mungkin terjadi adalah anemia dan pre
eklamsi. Selain berat badan janin lebih kecil, menyebabkan pula pertumbuhan dan
perkembangan otak janin tidak sempurna.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari
daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat
8
disebut juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau
vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal
dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis,
solusio plasenta, dan kelainan kongenital pada janin.
2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh
ibu.
3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910
gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah
otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90
tablet perhari.
5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg perhari.
9
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit
menular seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang.
8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan
selama hamil.
Kebesihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil, maka pemakaian setagen untuk
menunjang otot-otot perut baik dinasehatkan pada ibu hamil. Sepatu atau alas kaki
yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil
berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mammae yang bertambah besar
juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih besar dan cukup menunjang.Tak bisa
disangkal, hampir semua bagian tubuh memang bertambah besar dan berat di saat
hamil.
d) Eliminasi
e) Seksualitas
10
pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah
jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang.
Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara.
11
karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein
dalam jumlah yang cukup, atau juga disebabkan menderita muntaber atau penyakit
kronis lainnya.
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak
kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko
bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu
dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan
otak. Hasil survey menunjukkan bahwa prevalensi wanita usia subur (WUS)
menderita KEK pada tahun 2002 adalah 17,6 persen. Tidak jarang kondisi KEK pada
ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi
juga mengancam keselamatan janin. Ibu yang bersikeras hamil dengan status gizi
buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar
dibandingkan ibu dengan status gizi baik, disamping kemungkinan bayi mati sebesar
1.5 kali.
1. Antropometri
2. Klinis
3. Biokimia
4. Biofisik
12
wanita usia subur (Supariasa, 2002 : 48). Wanita usia subur adalah wanita dengan
usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS).
Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hami dan WUS dengan
risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. Apabila
LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan
sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko dan
dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.
1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2) Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang atau kencang.
3) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
a. Pendapatan Keluarga
b. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, proses, pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap
pengetahuan akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang
dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap
pengetahuan yang diserapnya.
13
Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan
dan mempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi
dengan diukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-
masing klasifikasi (Depdikbud, 1997).
c. Status Perkawinan
Status Perkawinan ibu dibedakan menjadi: Kawin adalah status dari mereka
yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama
maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum
(adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan
oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Cerai hidup adalah
status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan
belum kawin lagi. Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah
meninggal dunia dan belum kawin lagi.
2. Faktor Biologis
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati,
2004:3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi
kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan
(Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
b. Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup
14
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).
c. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali
dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya
hidup atau mati pada waktu lahir.
2) Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
3) Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
viabilitas.
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai
dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh
melalui produksi pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam menghasilkan
bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Almatsier,
2003: 13). Pola konsumsi ini juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu,
dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan
kesehatan atau penyakit pada ibu.
15
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi
sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan dalam
saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit.
Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal
balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan
gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah infeksi. (Supariasa, 2002:
187)
4. Faktor Perilaku
Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu
diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cafein. Kafein adalah zat
kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan system syaraf.
Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, karena
efek yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang negative daripada positifnya, salah
satunya adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan
makanan maka akan menghambat penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh dan janin.
Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia
kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi Kalori
dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada
faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia.
Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari kebutuhan ibu adalah
angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.
16
Pada tahun 2007 dilaksanakan PMT bagi bumil gakin di kabupaten/kota melalui
dana APBN Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Kegiatan tersebut tidak dilanjutkan
pada tahun 2008 karena tidak tersedianya dana dan diharapkan untuk pelaksanaan
selanjutnya dibebankan melalui dana APBD kabupaten/kota.
Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet
besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen
energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang
meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya
konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein nabati
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.
f. Pencegahan KEK
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat
ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada
anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan.
Hanya memberikan ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan mengurangi resiko
mereka terkena muntah dan mencret (muntaber) dan menyediakan cukup gizi
berimbang. Jika ibu tidak bisa atau tidak mau memberikan ASI, sangat penting bagi
bayi untuk mendapatkan susu formula untuk bayi yang dibuat dengan air bersih
yang aman – susu sapi normal tidaklah cukup.
17
Sejak 6 bulan, sebaiknya tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok
makan variasi makanan termasuk yang mengandung protein. Remaja dan anak2
yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan makanan dan minuman yang cukup.
Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan,
infeksi, muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama
mencegah cacingan.
Pemberian makanan TAMBAHAN dan zat besi pada ibu hamil yang
menderita KEK dan berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb
walaupun besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik.
Terlihat juga penurunan prevalensi anemia pada kelompok kontrol jauh lebih tinggi
dibanding pada kelompok perlakuan.
Konsumsi makanan yang tinggi pada ibu hamil pada kelompok perlakuan
termasuk zat besi disertai juga dengan peningkatan konsumsi fiber yang diduga
merupakan salah satu faktor pengganggu dalam penyerapan zat besi.. Pada ibu
hamil yang menderita KEK dan dari Gakin kemungkinan masih membutuhkan
intervensi TAMBAHAN agar dapat menurunkan prevalensi anemia sampai ke tingkat
yang paling rendah.
Berikut adalah total kenaikan berat badan selama kehamilan, yang masih dianggap
normal atau aman, sesuai dengan IMT sejak sebelum hamil:
18
Rumus IMT :
IMT : Berat Badan
Tinggi Badan2
D. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
BAB III
19
TINJAUAN KASUS
A. SUBYEKTIF (S)
Hari/Tanggal : Senin, 5 Agustus 2019
1. Biodata
Identitas Istri Suami
20
2. Keluhan utama
Ibu hamil datang ke puskesmas mengeluh mual muntah, lemas, kurang
nafsu makan dan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat menstruasi
a) Menarche : ± 15 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lama : 6-7 hari
d) Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut/hari
e) Fluor Albus : Tidak ada
f) Dismenorea : kadang-kadang
g) Kelainan lain : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
a) Hamil ke : I (pertama), dan tidak pernah keguguran
b) HPHT : 25-04-2019
c) Usia kehamilan : 14 minggu
d) Pergerakan janin : belum dirasakan
e) Tanda bahaya/penyulit : tidak ada
f) Obat-obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan yaitu tablet
tambah darah dan vitamin.
g) ANC : 2x
Tgl Keluhan Tekana Berat Umur Tinggi Letak Denyut Hasil
sekarang n Darah Badan kehamilan fundus janin Jantung Pemeriksaan
lab
(mmHg) (kg) (mgg) uteri Kep/Su/ Janin
Li
10-7- Mual 100/70 49 10+6 mgg BT - (-) Hb: 12,5 gr%
19 muntah HbSAg : non
reaktif
Syiphilis : NR
HIV : NR
TT1
5-819 Mual 110/80 50,2 14 mgg 3 jari - (+) -
muntah, diatas dengan
21
lemes sympisi menggu
dan tidak s nakan
nafsu doppler
makan
h) Imunisasi TT :
Imunisasi TT Kapan diberikan
TT1 Kunjungan Antenatal 1 pada
tanggal 10-7-2019
22
7. Riwayat sosial ekonomi
a) Status perkawinan : Sah kawin 1 kali
b) Respon ibu dan keluarga dengan kehamilan ini :
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini karena
merupakan kehamilan yang pertama.
23
h) Eliminasi
BAB Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Konsisten Padat Padat
Masalah Tidak ada Tidak ada
24
d. Berat badan sebelum hamil : 47 kg
e. Berat badan sekarang : 50,2 kg
f. Kenaikan berat badan : 3,2 kg
g. HTP : 01-02-2020
h. Tinggi badan (TB) : 177 cm
i. Lingkar lengan atas (Lila) : 23 cm
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah (TD) : 110/80 mmHg
b. Nadi (N) : 82 x/mnt
c. Suhu (S) : 36,7 ºC
d. Respirasi (R) : 20 x/mnt
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih, warna rambut hitam dengan distribusi merata, tidak ada
lesi/benjolan, tidak ada rambut rontok.
b. Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema.
c. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
d. Mulut : bibir tidak pucat, mulut dan gigi bersih, terdapat gigi berlubang,
tidak pucat pada gusi.
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis.
f. Payudara : bentuk simetris, puting susu menonjol, tidak ada
retraksi/dimpling, tidak ada benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, belum ada pengeluaran kolostrum.
g. Abdomen :
1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi.
2) Palpasi :
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari diatas symphisis
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan
25
3) Auskultasi : DJJ (+)
h. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 10-07-2019
Hb :12,5 gr%
HbsAg : non reaktif
Syphilis : non reaktif
HIV : non reaktif
Goldar : O
C. ANALISA (A)
Diagnosa
Ny. N usia kehamilan 14 minggu keadaan umum ibu dan janin dengan
kekurangan energi kronik.
Dasar
Subyektif :
Objektif :
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah (TD) : 110/80 mmHg
b. Nadi (N) : 82 x/mnt
c. Suhu (S) : 36,7 ºC
26
d. Respirasi (R) : 20 x/mnt
3. Berat badan sekarang : 50,2 kg
4. Kenaikan Berat Badan : 3,2 kg
6. HTP : 01-02-2020
7. Tinggi badan (TB) : 177 cm
8. Lingkar lengan atas (Lila) : 23 cm
9. Palpasi :
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari diatas symphisis
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan
D. PELAKSANAAN (P)
Hari / tanggal : Senin, 5-08-2019 jam : 10:30 WITA
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 82x/m, S: 36,7 oC,
RR: 20x/m.
2. Memberitahu ibu tentang kehamilannya dan usia kehamilan sudah
memasuki usia 14 minggu
3. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK)
yaitu dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama atau menahun dan menimbulkan gangguan kesehatan
akibat dari gangguan energi kronik pada ibu hamil maupun janin ibu sendiri
yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan.
4. Memberi informasi terkait tentang tablet Fe dan menganjurkan pada ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. Jangan lupa juga
memberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu diminum sebelum tidur
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
27
5. Memberikan ibu konseling gizi dengan prinsip gizi seimbang, yang
mengandung Karbohidrat seperti nasi, roti, kentang, protein seperti daging
sapi, ayam, telur, vitamin dan mineral buah-buahan, sayuran hijau, air putih
serta susu.
6. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi yang ada di Puskesmas Tanjung
Karang
7. Menganjurkan untuk tetap beristirahat dengan cukup + 8 jam/hari.
8. Memberikan makanan tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit dan tetap
menganjurkan mengkonsumsi Tablet Fe 60mg 1x1.
9. Menganjurkan ibu untuk ANC teratur di bidan atau tempat pelayanan
kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Kekurangan energi kronis pada ibu hamil mempunyai resiko kematian ibu
mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena
perdarahan.Sehingga AKI dan AKB meningkat (Depkes RI, 2009).
29
3. Analisa (A)
Diagnosa Kebidanan Ny.N G1P0A0H0 Umur 24 tahun umur kehamilan 14
minggu dengan kekurangan energi kronis. Masalah yang muncul pada kasus
ini adalah ibu merasa cepat lelah saat beraktifitas, pusing dan nafsu makan
berkurang. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang di dapatkan dengan melakukan
analisa. Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. N adalah memberikan
informasi tentang keadaan kehamilanya, dan informasi tentang ibu hamil
dengan KEK. Menurut Astuti (2012) masalah yang muncul pada ibu hamil
dengan kekurangan energi kronis yaitu ibu merasa cemas dan khawatir.
Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
adalah informasi tentang KEK (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Planing (P)
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 82x/m, S: 36,7 oC, RR:
20x/m.
2. Memberitahu ibu tentang kehamilannya dan usia kehamilan sudah memasuki
usia kehamilan 3 bulan lebih
3. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK)
yaitu dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama atau menahun dan menimbulkan gangguan kesehatan
akibat dari gangguan energi kronik pada ibu hamil maupun janin ibu sendiri
yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan.
4. Memberi informasi terkait tentang tablet Fe dan menganjurkan pada ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sehari secara teratur. Jangan lupa juga
memberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu diminum sebelum tidur
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
5. Memberikan ibu KIE gizi pada ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi seperti
nasi 1 piring, ikan 1 potong, sayur 1 mangkok kecil dan air minum 1 gelas.
6. Menganjurkan untuk tetap beristirahat dengan cukup +8 jam/hari.
30
7. Memberikan makanan tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit dan tetap
menganjurkan mengkonsumsi Tablet Fe 60mg 1x1
8. Menganjurkan ibu untuk ANC teratur di bidan atau tempat pelayanan
kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.
31
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang KIA
Puskesmas Tanjung Karang
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan semua data objektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang KIA
Puskesmas Tanjung Karang
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan dapat mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II
dengan KEK Diruang KIA Puskesmas Tanjung Karang
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan sesuai asuhan kebidanan
pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang
KIA Puskesmas Tanjung Karang
2. Saran
1. Bagi pembimbing
Di harapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan
semaksimal mungkin sehingga praktek dapat berjalan dengan baik
2. Bagi lahan praktik
Kami berharap keepada selaku pemberi pelayanan di puskesmas
tanjung karang agar tetap mempertahankan mutu pelayanan khususnya
pelayanan kebidanan sehinga dapat mewujudkan program pemerintah
untuk mengurangi AKI khususnya di propinsi NTB
3. Bagi mahasiswa
Agar dapat menambah pengetahuan sesuai dengan teori yang dapat
dari bangku perkuliahan dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu
antenatal care dengan kekurangan energy kronik (KEK) Pada Ny “N”
dengan benar menurut pendokumentasian SOAP secara langsung.
32