Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan


pelayanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu hamil disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti faktor sosial, faktor budaya dan faktor ekonomi. Kemiskinan
masyarakat akan membawa kemiskinan pengetahuan dan informasi. Menurut World
Health Organization (WHO), persentase tertinggi penyebab kematian ibu adalah
perdarahan (28%) dan infeksi, yang dapat disebabkan kekurangan energi kronis
(KEK). Di berbagai negara kejadian ini berkisar kurang 10% sampai hampir 60%
(Prawirohardjo, 2006).

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini
masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995
menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita
anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu penderita


kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat
dari pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK adalah
kurang dari 23,5 cm (Depkes, 2007).

Di sektor kesehatan masyarakat, rendahnya usia harapan hidup, sebesar


63,21 tahun (2013) merupakan cerminan langsung tingginya Angka Kematian Bayi
(AKB). SDKI 2002 mencatat AKB Provinsi NTB sebesar 74 per 1000 kelahiran
hidup, kemudian menurun tipis menjadi 72 per 1000 kelahiran hidup di 2007. Data

1
SDKI 2012 menunjukkan adanya penurunan AKB yang bermakna, yaitu 57 per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) telah dapat diturunkan dari 360 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi 251 per 100.000 kelahiran hidup. (SP-
BPS, 2010). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan prevalensi
kurang gizi (underweight) di provinsi NTB sebesar 30,5 % dan pada Riskesdas 2013
menurun menjadi 25,7%. Angka stunting (pendek) juga mengalami penurunan dari
48,3% (2010) menjadi 45,3% (2013). Sedangkan Wasting (kurus) menurun dari 13,9
% (2007) menjadi 11,9 % (2010). Kekurangan gizi pada ibu hamil masih cukup
tinggi. Sementara itu, prevalensi KEK (Kekurangan Energi Kronik) sebesar 12,4 %
(2007).

Pada tahun 2013 prevalensi ibu hamil yang mengalami risiko KEK rata-rata
sebesar 23.78% dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar
16.05% (Kemenkes RI, 2013). Data Riskesdas (2013) mencatat ibu hamil KEK di
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah 19.10%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kota Mataram (2018), prevalensi ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Karang adalah 6,7% dan angka ini lebih tinggi dari rata-rata prevalensi ibu hamil
KEK di Kota Mataram yaitu 6.09%.

B. Tujuan

1. Tujuan umum
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di
lapangan atau pada pasien langsung selain pembelajaran yang didapatkan
dari perkuliahan khususnya pada kasus patologis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan semua data objektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan dapat mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II
dengan Kekurangan Energi Kronis

2
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan sesuai asuhan
kebidanan pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan
Kekurangan Energi Kronis

C. Manfaat

1. Bagi Institusi

Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi institusi


pendidikan tentang kendala dan masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan kebidanan, sehingga
dapat memberikan, mempertahankan dan meningkatkan pembelajaran yang
lebih baik.

2. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dengan adanya kasus ini dapat meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
manajemen kebidanan.
b. Dengan melakukan penulisan ini dapat memberikan pengalaman
langsung kepada penyusun dalam melakukan asuhan kebidanan
kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronik
3. Bagi Puskesmas Tanjung Karang Mataram
Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan kesehatan dan terus
ditingkatkan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan

Periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT)
hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode
antepartum.Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari
pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pasca
natal (Varney, 2007). Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung
dari hari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2009).

Kehamilan trimester kedua merupakan waktu kehamilan pada minggu ke 13


sampai dengan 28 atau waktu kehamilan menginjak umur 4 bulan hingga 6 bulan.
Memasuki bulan keempat, perkembangan janin akan memasuki trimester kedua.
Janin akan mulai bergerak yaitu pada bulan keempat tepatnya sekitar mingu ketiga
belas. Hal ini terjadi karena hormone pada bayi mulai aktif sehingga mereka sudah
mulai berinteraksi dengan situasi di dalam kandungan.

b. Klasifikasi umur kehamilan.


Pada trimester 1 usia kehamilan < 12 minggu, pada trimester 2 usia
kehamilan 13-24 minggu, pada trimester 3 usia kehamilan 25-40 minggu (Astuti,
2012).
c. Perubahan Fisiologi Kehamilan Trimester II
Adaptasi fisik yang terjadi pada kehamilan TM II adalah sebagai berikut.

1. Perubahan yang terjadi pada Sistem Reproduksi;

a. Uterus

Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram mengalami


hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat kehamilan.

4
Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak, sehingga pada
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.Perlunakan isthmus
disebut tanda Hegar.

b. Serviks terjadi perubahan warna dan konsistensi.

c. Vagina dan vulva;

d. Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karean pengaruh
esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwiks).

e. Ovarium terjadi kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum


gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta yang sempurna
pada usia 16 minggu.

f. Payudara;

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan


memberikan ASI pada saat laktasi.Perkembangan payudara dipengaruhi oleh
hormone esterogen, progesterone, somatomammotropin. Pembentukan payudara
akan terasa lebih lembut, kenyal dan berisi, serta jalur-jalur pembuluh darah di
sekitar wilayah dada akan lebih terlihat jelas dari biasanya, hal ini untuk persiapan
saat menyusui. Berikut ini fungsi-fungsi hormone pada payudara:

a) Hormon Esterogen;

1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.


2) Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga payudara
tampak makin besar.

b) Hormone Progesteron;

1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.


2) Menambah jumlah sel asinus.
3) Hormon Somatomammotropin;

5
Adapun beberapa perubahan fisiologis juga pada kehamilan TM II yaitu :
1) Sendawa dan buang angin
Pada trimester ini sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling
sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa
kembung.
2) Nyeri ulu hati
Penyebab karena asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini karena
hormone progesteron meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran
cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas
perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
3) Pusing
Penyebab ketegangan emosi, ketegangan pada mata, pembesaran dan
kongesti vascular pada sinus akibat stimulasi hormonal
4) Gusi dan hidung berdarah
Hal ini karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang
juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena perubahan hormonal.
5) Perubahan kulit
a) Garis kecoklatan mulai dari pusat ke tulang pubis disebut linea nigra.
b) Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini dapat
menjadi petunjuk kurang asam folat.
c) Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya pada
perut dan payudara.
d) Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.
6) Kram pada kaki
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 % wanita
hamil mengalaminya. Hal ini karena peningkatan hormone yang menahan cairan.
d. Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester II
Trimster II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan karena pada
saat ini ibu merasa lebih sehat. Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa
sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga

6
belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai
dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai
merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak
ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu
merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu
lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin
belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah
mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 ).
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya,
Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk
perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran. Tak perlu terpengaruh
dengan hal ini, sediakan catatan kecil unutk membantu anda. Dan beristirahalah
sedapat mungkin.
Pada kehamilan minggu ke 15 - 22 ibu hamil akan mulai merasakan gerakan
bayi yang awalnya akan terasa seperti kibasan tetapi di akhir trimester II akan benar-
benar merasakan pergerakan bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak
dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19 - 22. Pada saat ibu sudah
merasakan gerakan bayinya, ibu menyadari bahwa didalam dirinya ada individu lain
sehingga ibu lebih memperhatikan kesehatan bayinya. Pada saat ini jenis kelamin
bayi belum menjadi perhatian.
Pada trimester ini perut ibu sudah semakin kelihatan membesar karena uterus
sudah keluar dari panggul, membuat suami semakin bersemangat. Hal ini juga
dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya ketika meraba perut
istrinya.

7
e. Asuhan Kehamilan Trimester II
1. Kebutuhan fisik

a) Oksigen

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan


untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan tubuhnya dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Asupan oksigen bisa terganggu disebakan
oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah aktifitas ibu hamil yang berlebihan,
karena kegiatan yang berlebihan dapat membuat daya serap oksigen lemah.
Penyebab lain adalah asupan gizi ibu hamil yang kurang bagus, sehingga ibu
kekurangan energi untuk mengantarkan darah dan oksigen ke rahim. Pada dasarnya
kebutuhan oksigen manusia sama yaitu udara bersih, tidak kotor, tidak bau dan tidak
berpolusi.

b) Nutrisi Ibu hamil

Janin di dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang
dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua
yaitu untuk ibu sendiri dan anaknya dalam kandungan. Makanan yang cukup
mengandung zat gizi selama hamil penting artinya. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa apabila jumlah makanannya dikurangi maka berat bayi yang akan dilahirkan
menjadi lebih kecil.Komplikasi pada ibu yang mungkin terjadi adalah anemia dan pre
eklamsi. Selain berat badan janin lebih kecil, menyebabkan pula pertumbuhan dan
perkembangan otak janin tidak sempurna.

Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah, pertumbuhan


uterus, pertumbuhan jaringan mammae dan penimbunan lemak.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Asam folat

Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari
daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat

8
disebut juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau
vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal
dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis,
solusio plasenta, dan kelainan kongenital pada janin.

Pemberian asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi, satu bulan


sebelum konsepsi dan 1 bulan post konsepsi, karena neural tube manusia menutup
pada minggu ketiga post konsepsi. Minimal pemberian suplemen asam folat yang
dimulai 2 bulan sebelum konsepsi dan belanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram, sedangkan
untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.

2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh
ibu.

3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910
gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.

4) Zat besi (FE)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah
otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90
tablet perhari.

5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg perhari.

9
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit
menular seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang.

7) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.

8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan
selama hamil.

c) Personal Hygiene dan Pakaian

Kebesihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil, maka pemakaian setagen untuk
menunjang otot-otot perut baik dinasehatkan pada ibu hamil. Sepatu atau alas kaki
yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil
berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mammae yang bertambah besar
juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih besar dan cukup menunjang.Tak bisa
disangkal, hampir semua bagian tubuh memang bertambah besar dan berat di saat
hamil.

d) Eliminasi

Masalah eliminasi terkadang mengalami kesulitan tetapi banyak pula yang


cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah
kelamin menjadi basah. Situasi basah ini menyebabkan jamur (Tricomonas) kambuh
sehingga wanita sering mengeluh keputihan dan gatal.

e) Seksualitas

Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,


sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta
sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Trimester kedua:
Minat meningkat (kembali) memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul
kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan
sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di
trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti

10
pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah
jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang.
Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara.

f) Mobilisasi dan body mekanik

Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak bebas mudah


dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatan.

g) Gunakan body mekanik yang baik:


1. Hindari mengangkat beban yang berat
2. Gunakan kasur yang keras untuk tidur
3. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
4. Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah
menjadi terhambat
5. Boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari selama tidak memberikan gangguan.
6. Aktivitas dibatasi bila didapatkan penyulit : partus prematurus imminens,
ketuban pecah, menderita kelainan jantung.

B. Kekurangan Energi Kronis (KEK)


a. Defenisi

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro


menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil (bumil).

Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam


jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu
periode tertentu untuk mendapatkan TAMBAHAN kalori dan protein (untuk melawan)
muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan

11
karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein
dalam jumlah yang cukup, atau juga disebabkan menderita muntaber atau penyakit
kronis lainnya.

b. KEK Pada Ibu Hamil

Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak
kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko
bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu
dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan
otak. Hasil survey menunjukkan bahwa prevalensi wanita usia subur (WUS)
menderita KEK pada tahun 2002 adalah 17,6 persen. Tidak jarang kondisi KEK pada
ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.

Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi
juga mengancam keselamatan janin. Ibu yang bersikeras hamil dengan status gizi
buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar
dibandingkan ibu dengan status gizi baik, disamping kemungkinan bayi mati sebesar
1.5 kali.

c. Pengukuran Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung ada empat yaitu:

1. Antropometri
2. Klinis
3. Biokimia
4. Biofisik

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara


langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu: Lingkar Lengan Atas.
Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk mengetahui risiko KEK

12
wanita usia subur (Supariasa, 2002 : 48). Wanita usia subur adalah wanita dengan
usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur (PUS).

Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hami dan WUS dengan
risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. Apabila
LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan
sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko dan
dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2) Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang atau kencang.
3) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK


1. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi ini terdiri dari:

a. Pendapatan Keluarga
b. Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, proses, pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap
pengetahuan akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang
dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap
pengetahuan yang diserapnya.

13
Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang terakhir yang ditamatkan
dan mempunyai ijazah dengan klasifikasi tamat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi
dengan diukur dengan cara dikelompokkan dan dipresentasikan dalam masing-
masing klasifikasi (Depdikbud, 1997).

c. Status Perkawinan

Status Perkawinan ibu dibedakan menjadi: Kawin adalah status dari mereka
yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama
maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum
(adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan
oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Cerai hidup adalah
status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan
belum kawin lagi. Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah
meninggal dunia dan belum kawin lagi.

2. Faktor Biologis

Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :

a. Usia Ibu Hamil

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati,
2004:3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi
kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan
(Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.

b. Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup

14
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).

Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak


yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan
mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi
berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).

c. Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali
dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya
hidup atau mati pada waktu lahir.
2) Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
3) Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
viabilitas.

3. Faktor Pola Konsumsi

Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai
dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh
melalui produksi pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam menghasilkan
bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Almatsier,
2003: 13). Pola konsumsi ini juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu,
dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan
kesehatan atau penyakit pada ibu.

15
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi
sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan dalam
saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit.
Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal
balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan
gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah infeksi. (Supariasa, 2002:
187)

4. Faktor Perilaku

Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu
diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cafein. Kafein adalah zat
kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan system syaraf.
Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, karena
efek yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang negative daripada positifnya, salah
satunya adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan
makanan maka akan menghambat penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh dan janin.

e. Upaya Penanggulangan Yang Dilakukan

1) KIE mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana


menanggulanginya.
2) PMT Bumil diharapkan agar diberikan kepada semua ibu hamil yang ada.

Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia
kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi Kalori
dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada
faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia.
Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari kebutuhan ibu adalah
angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.

Meskipun penambahan tersebut secara nyata (95 %) tidak akan


membebaskan ibu dari kondisi KEK, bayi dilahirkan dengan berat badan normal.

16
Pada tahun 2007 dilaksanakan PMT bagi bumil gakin di kabupaten/kota melalui
dana APBN Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Kegiatan tersebut tidak dilanjutkan
pada tahun 2008 karena tidak tersedianya dana dan diharapkan untuk pelaksanaan
selanjutnya dibebankan melalui dana APBD kabupaten/kota.

3) Konsumsi tablet Fe selama hamil.

Kebutuhan bumil terhadap energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai


dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua dimana terjadi
proses hemodelusi yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan
mempengaruhi konsentrasi hemoglobin darah.

Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet
besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen
energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang
meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya
konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein nabati
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.

f. Pencegahan KEK

Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat
ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada
anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan.

Hanya memberikan ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan mengurangi resiko
mereka terkena muntah dan mencret (muntaber) dan menyediakan cukup gizi
berimbang. Jika ibu tidak bisa atau tidak mau memberikan ASI, sangat penting bagi
bayi untuk mendapatkan susu formula untuk bayi yang dibuat dengan air bersih
yang aman – susu sapi normal tidaklah cukup.

17
Sejak 6 bulan, sebaiknya tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok
makan variasi makanan termasuk yang mengandung protein. Remaja dan anak2
yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan makanan dan minuman yang cukup.
Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan,
infeksi, muntaber melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama
mencegah cacingan.

Pemberian makanan TAMBAHAN dan zat besi pada ibu hamil yang
menderita KEK dan berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb
walaupun besar peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik.
Terlihat juga penurunan prevalensi anemia pada kelompok kontrol jauh lebih tinggi
dibanding pada kelompok perlakuan.

Konsumsi makanan yang tinggi pada ibu hamil pada kelompok perlakuan
termasuk zat besi disertai juga dengan peningkatan konsumsi fiber yang diduga
merupakan salah satu faktor pengganggu dalam penyerapan zat besi.. Pada ibu
hamil yang menderita KEK dan dari Gakin kemungkinan masih membutuhkan
intervensi TAMBAHAN agar dapat menurunkan prevalensi anemia sampai ke tingkat
yang paling rendah.

C. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil yang Normal

Berikut adalah total kenaikan berat badan selama kehamilan, yang masih dianggap
normal atau aman, sesuai dengan IMT sejak sebelum hamil:

1) Bagi yang memiliki IMT di bawah 18,5 (underweight) sebelum kehamilan,


maka disarankan untuk menaikkan berat badan sampai 12,5 - 18 kg.
2) Bagi yang memiliki IMT 25 - 29,9 (overweight) sebelum kehamilan, maka
disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan hanya 7 - 11,5 kg.
3) Bagi yang memiliki IMT di atas 30 (obesitas) sebelum kehamilan, maka
disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan hanya 5 - 10 kg.

18
Rumus IMT :
IMT : Berat Badan
Tinggi Badan2
D. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal

Trimester Jumlah kunjungan Waktu kunjungan yang


minimal dianjurkan
I 1X Sebelum minggu ke-16
II 1X Antara minggu 24-28
III 2X Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38

BAB III

19
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”N”

KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK

DI RUANG KIA PUSKESMAS TANJUNG KARANG

SENIN 5 AGUSTUS 2019

A. SUBYEKTIF (S)
Hari/Tanggal : Senin, 5 Agustus 2019

Waktu : Pukul 10:00 WITA

Tempat : Ruang KIA Puskesmas Tanjung Karang

Pengkajian : Pukul 10:15 WITA

1. Biodata
Identitas Istri Suami

Nama Ny. “N” Tn. “A”

Umur 24 tahun 26 tahun

Agama Islam Islam

Suku Sasak Sasak

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan IRT Buruh

Alamat Kekalik Jaya

20
2. Keluhan utama
Ibu hamil datang ke puskesmas mengeluh mual muntah, lemas, kurang
nafsu makan dan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat menstruasi
a) Menarche : ± 15 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lama : 6-7 hari
d) Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut/hari
e) Fluor Albus : Tidak ada
f) Dismenorea : kadang-kadang
g) Kelainan lain : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
a) Hamil ke : I (pertama), dan tidak pernah keguguran
b) HPHT : 25-04-2019
c) Usia kehamilan : 14 minggu
d) Pergerakan janin : belum dirasakan
e) Tanda bahaya/penyulit : tidak ada
f) Obat-obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan yaitu tablet
tambah darah dan vitamin.
g) ANC : 2x
Tgl Keluhan Tekana Berat Umur Tinggi Letak Denyut Hasil
sekarang n Darah Badan kehamilan fundus janin Jantung Pemeriksaan
lab
(mmHg) (kg) (mgg) uteri Kep/Su/ Janin
Li
10-7- Mual 100/70 49 10+6 mgg BT - (-) Hb: 12,5 gr%
19 muntah HbSAg : non
reaktif
Syiphilis : NR
HIV : NR
TT1
5-819 Mual 110/80 50,2 14 mgg 3 jari - (+) -
muntah, diatas dengan

21
lemes sympisi menggu
dan tidak s nakan
nafsu doppler
makan

h) Imunisasi TT :
Imunisasi TT Kapan diberikan
TT1 Kunjungan Antenatal 1 pada
tanggal 10-7-2019

i) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : tidak ada kekhawatiran


5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil Persalinan Nifas
ke Tanggal Umur Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi Komplikasi
kehamilan persalinan lahir
Ini - - - - - - - - -

6. Riwayat penyakit yang pernah diderita dulu dan atau sekarang


a) Penyakit Kardiovaskuler : Tidak ada
b) Hipertensi : Tidak ada
c) Penyakit diabetes : Tidak ada
d) Penyakit malaria : Tidak ada
e) Penyakit kelamin, HIV/AIDS : Tidak ada
f) Penyakit astma : Tidak ada
g) Anemia berat : Tidak ada
h) Penyakit campak : Tidak ada
i) Penyakit hepatitis : Tidak ada
j) Penyakit TBC : Tidak ada
k) Gangguan mental : Tidak ada
l) Riwayat hamil kembar : Tidak ada
m) Penyakit lainnya : Tidak ada

22
7. Riwayat sosial ekonomi
a) Status perkawinan : Sah kawin 1 kali
b) Respon ibu dan keluarga dengan kehamilan ini :
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini karena
merupakan kehamilan yang pertama.

c) Dukungan suami dan keluarga dengan kehamilan ini :


Suami dan keluarga sangat memberi dukungan seperti mengantarkan ibu
memeriksakan kehamilannya dan membantu mengerjakan pekerjaan
rumah.

d) Riwayat KB : Belum pernah menggunakan KB


e) Rencana KB : Implant
f) Pengambilan keputusan dalam keluarga : bersama-sama (suami-istri)
g) Nutrisi

Makan Sebelum hamil


Porsi 1 piring
Frekuensi 3x sehari
Komposisi Nasi, lauk, sayur
Masalah Tidak ada

Makan Selama hamil


Porsi <1 piring / ½ piring
Frekuensi 1-2 X sehari
Komposisi Nasi, lauk, sayur
Masalah Mual muntah, lemes, & Kurang nafsu makan

23
h) Eliminasi
BAB Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Konsisten Padat Padat
Masalah Tidak ada Tidak ada

BAK Sebelum hamil Selama hamil


Frekuensi 4x sehari 4-5x sehari
Konsisten Cair Cair
Masalah Tidak ada Tidak ada

i) Istirahat & tidur


Istrahat Sebelum hamil Selama hamil
Siang 1 jam 2 jam
Malam 7 jam 8 jam
Masalah Tidak ada Tidak ada

j) Beban kerja/aktivitas sehari-hari : Ibu mengatakan mengerjakan


pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan membersihkan
rumah.
k) Kebiasaan hidup sehat : Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum-
minuman keras dan tidak mengkonsumsi obat-obat terlarang.

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosi : Stabil

24
d. Berat badan sebelum hamil : 47 kg
e. Berat badan sekarang : 50,2 kg
f. Kenaikan berat badan : 3,2 kg
g. HTP : 01-02-2020
h. Tinggi badan (TB) : 177 cm
i. Lingkar lengan atas (Lila) : 23 cm
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah (TD) : 110/80 mmHg
b. Nadi (N) : 82 x/mnt
c. Suhu (S) : 36,7 ºC
d. Respirasi (R) : 20 x/mnt
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih, warna rambut hitam dengan distribusi merata, tidak ada
lesi/benjolan, tidak ada rambut rontok.
b. Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema.
c. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
d. Mulut : bibir tidak pucat, mulut dan gigi bersih, terdapat gigi berlubang,
tidak pucat pada gusi.
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis.
f. Payudara : bentuk simetris, puting susu menonjol, tidak ada
retraksi/dimpling, tidak ada benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, belum ada pengeluaran kolostrum.
g. Abdomen :
1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi.
2) Palpasi :
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari diatas symphisis
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan

25
3) Auskultasi : DJJ (+)
h. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 10-07-2019
Hb :12,5 gr%
HbsAg : non reaktif
Syphilis : non reaktif
HIV : non reaktif
Goldar : O

C. ANALISA (A)
Diagnosa

Ny. N usia kehamilan 14 minggu keadaan umum ibu dan janin dengan
kekurangan energi kronik.

Dasar

Subyektif :

1. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama


2. Ibu mengatakan umur kehamilannya 4 bulan
3. Ibu mengatakan HPHT : 25-04-2019
4. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya, karena ibu merasa mual,
kadang disertai muntah lemes dan pusing.

Objektif :

1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis dan emosi stabil

2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah (TD) : 110/80 mmHg
b. Nadi (N) : 82 x/mnt
c. Suhu (S) : 36,7 ºC

26
d. Respirasi (R) : 20 x/mnt
3. Berat badan sekarang : 50,2 kg
4. Kenaikan Berat Badan : 3,2 kg
6. HTP : 01-02-2020
7. Tinggi badan (TB) : 177 cm
8. Lingkar lengan atas (Lila) : 23 cm
9. Palpasi :
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari diatas symphisis
b. Leopold II : Tidak dilakukan
c. Leopold III : Tidak dilakukan
d. Leopold IV : Tidak dilakukan

Masalah : mual muntah, lemas dan kurang nafsu makan.

D. PELAKSANAAN (P)
Hari / tanggal : Senin, 5-08-2019 jam : 10:30 WITA
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 82x/m, S: 36,7 oC,
RR: 20x/m.
2. Memberitahu ibu tentang kehamilannya dan usia kehamilan sudah
memasuki usia 14 minggu
3. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK)
yaitu dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama atau menahun dan menimbulkan gangguan kesehatan
akibat dari gangguan energi kronik pada ibu hamil maupun janin ibu sendiri
yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan.
4. Memberi informasi terkait tentang tablet Fe dan menganjurkan pada ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. Jangan lupa juga
memberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu diminum sebelum tidur
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

27
5. Memberikan ibu konseling gizi dengan prinsip gizi seimbang, yang
mengandung Karbohidrat seperti nasi, roti, kentang, protein seperti daging
sapi, ayam, telur, vitamin dan mineral buah-buahan, sayuran hijau, air putih
serta susu.
6. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi yang ada di Puskesmas Tanjung
Karang
7. Menganjurkan untuk tetap beristirahat dengan cukup + 8 jam/hari.
8. Memberikan makanan tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit dan tetap
menganjurkan mengkonsumsi Tablet Fe 60mg 1x1.
9. Menganjurkan ibu untuk ANC teratur di bidan atau tempat pelayanan
kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.

28
BAB IV

PEMBAHASAN

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu penderita


kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat
dari pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK adalah
kurang dari 23,5 cm (Depkes, 2007). Ibu hamil dengan KEK adalah suatu keadaan
dimana seorang ibu hamil kekurangan energi protein yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari dan atau
gangguan penyakit tertentu (Supariasa, 2010).

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil mempunyai resiko kematian ibu
mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR).Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena
perdarahan.Sehingga AKI dan AKB meningkat (Depkes RI, 2009).

1. Data Subyektif (S)


Berdasarkan data subyektif yang diperoleh dari Ny. N yaitu mengatakan
datang ke PUSKESMAS untuk memeriksakan kehamilan pertamanya
dengan keluhan mual, muntah, lemas, kurang nafsu makan dan cepat lelah
saat berakivitas.
2. Data obyektif (O)
Dari hasil pemeriksaan fisik didapat LILAnya 23 cm, berat badanya 50,2 kg,
HB 12,5 gr %,TD 110/80 mmHg Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu
keadaan malnutrisi, yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi dan
ambang LLA pada WUS dan PUS < 23,5 diperkirakan akan melahirkan bayi
dengan BBLR (Supariasa, 2010).Pada langkah ini tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek yaitu pada kasus LILA ibu 23 cm, BB sebelum hamil
47 kg, setelah hamil 50,2 kg, HB 12,5 gr % sehingga ibu masuk kategori KEK

29
3. Analisa (A)
Diagnosa Kebidanan Ny.N G1P0A0H0 Umur 24 tahun umur kehamilan 14
minggu dengan kekurangan energi kronis. Masalah yang muncul pada kasus
ini adalah ibu merasa cepat lelah saat beraktifitas, pusing dan nafsu makan
berkurang. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang di dapatkan dengan melakukan
analisa. Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. N adalah memberikan
informasi tentang keadaan kehamilanya, dan informasi tentang ibu hamil
dengan KEK. Menurut Astuti (2012) masalah yang muncul pada ibu hamil
dengan kekurangan energi kronis yaitu ibu merasa cemas dan khawatir.
Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
adalah informasi tentang KEK (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Planing (P)
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 82x/m, S: 36,7 oC, RR:
20x/m.
2. Memberitahu ibu tentang kehamilannya dan usia kehamilan sudah memasuki
usia kehamilan 3 bulan lebih
3. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK)
yaitu dimana remaja putri atau wanita mengalami kekurangan gizi yang
berlangsung lama atau menahun dan menimbulkan gangguan kesehatan
akibat dari gangguan energi kronik pada ibu hamil maupun janin ibu sendiri
yaitu ibu lemah dan kurang nafsu makan.
4. Memberi informasi terkait tentang tablet Fe dan menganjurkan pada ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sehari secara teratur. Jangan lupa juga
memberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe yaitu diminum sebelum tidur
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
5. Memberikan ibu KIE gizi pada ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi seperti
nasi 1 piring, ikan 1 potong, sayur 1 mangkok kecil dan air minum 1 gelas.
6. Menganjurkan untuk tetap beristirahat dengan cukup +8 jam/hari.

30
7. Memberikan makanan tambahan (PMT) dalam bentuk biskuit dan tetap
menganjurkan mengkonsumsi Tablet Fe 60mg 1x1
8. Menganjurkan ibu untuk ANC teratur di bidan atau tempat pelayanan
kesehatan 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.

31
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang KIA
Puskesmas Tanjung Karang
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan semua data objektif pada Ny “N”
dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang KIA
Puskesmas Tanjung Karang
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan dapat mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II
dengan KEK Diruang KIA Puskesmas Tanjung Karang
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan sesuai asuhan kebidanan
pada Ny “N” dengan asuhan kehamilan Trimester II dengan KEK Diruang
KIA Puskesmas Tanjung Karang

2. Saran
1. Bagi pembimbing
Di harapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan
semaksimal mungkin sehingga praktek dapat berjalan dengan baik
2. Bagi lahan praktik
Kami berharap keepada selaku pemberi pelayanan di puskesmas
tanjung karang agar tetap mempertahankan mutu pelayanan khususnya
pelayanan kebidanan sehinga dapat mewujudkan program pemerintah
untuk mengurangi AKI khususnya di propinsi NTB
3. Bagi mahasiswa
Agar dapat menambah pengetahuan sesuai dengan teori yang dapat
dari bangku perkuliahan dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu
antenatal care dengan kekurangan energy kronik (KEK) Pada Ny “N”
dengan benar menurut pendokumentasian SOAP secara langsung.

32

Anda mungkin juga menyukai