Anda di halaman 1dari 17

KEHAMILAN KEMBAR PADA NY.

DI KLINIK KARYA BAKTI

Kelompok :

Ketrin Mitra Kaprila (2315901005)

Sry Rizky (2315901014)

Elvira (2315901004)

Siti Aisyah (2315901013)

PretikaSri Wahyuningsih (23155201010)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

2023

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kehamilan gemelli adalah terdapatnya dua janin dalam kandungan dalam waktu yang
sama dan angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya angka
kehamilan gemelli dikarenakan semakin berkembangnya ART seperti in vitro fertilization
atau bayi tabung. Kehamilan gemelli dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, paritas,
riwayat gemelli dan penggunaan terapi bantuan reproduksi. Menurut penelitian sebelumnya,
insidensi kehamilan gemelli meningkat sesuai dengan bertambahnya usia Angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR setiap tahun dan 16%
diantaranya lahir di negara berkembang. Dari jumlah tersebut sekitar 80% lahir di Asia
(amiruddin, 2018).

Proses persalinan pada kehamilan ganda, bukan merupakan multiplikasi proses kelahiran
bayi, melainkan merupakan multiplikasi dari resiko kehamilan dan persalinan. Selain tenaga
ibu, besarnya bayi dan faktor jalan lahir, Ietak dan presentasi bayi, menjadi faktor yang
sangat menentukan dalam keberhasilan penanganan kehamilan ganda. Proses persalinan akan
dengan cepat berubah apabila terjadi perubahan presentasi ataupun letak bayi kedua.
Diperlukan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang cukup baik untuk melakukan
pertolongan persalinan ganda. Bila letak dan presentasiyang dihadapi cukup mendukung,
maka kelahiran beberapa bayi dapat berlangsung dengan baik, tetapi bila terjadi penyulit
maka diperlukan berbagai intervensi, mulai dari manual aid, versi ekstraksi hingga
tindakanoperasi. (Sarwono,2009).

Kehamilan kembar meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas baik matemal maupun
fetal/neonatal. Neonatus kembar cenderung lahir dengan kurang bulan (prematur),
mengakibatkan ancaman kecacatan permanen meningkat pada neonatus-neonatus kembar dan
berat badan lahir rendah serta kecenderungan. Apgar skor yang lebih rendah pada bayi
kedua.Semua Ckombinasi posisi janin dapat terjadi pada kehamilan multijanin yang tersering
adalah sefalik-sungsang, dan sefalik-lintang.metode persalinan dari masing masing kombinasi
presentasi beragam sefalik-sefalik sectio caesarea menunjukkan penurunan mortalitas akibat.
afiksia, sungsang-sungsang sectio caesarea lebih baik. 6-8 Persalinan pervaginam
memberikan luaran yang lebih baik pada ibu, sedangkan section caesarea memberikan luaran
yang lebih baik pada bayi. (Jurnal e-Clinic (eCI)

Menurut dr. Taufan Nugroho di buku Patalogi Kebidanan (2012) ada beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi kehamilan kembar yaitu : Faktor Umur yatu kehamilan ganda dapat
terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya,
bila dibandingkan dengan wanita yg berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau
lebih, factor Paritas, faktor ras dan faktor keturunan atau gen adalah potongan
DNA(deoksiribonukleat acid) yang diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya yang
menentukan siapa kita dan bagaimana kita berfungsi pada tingkat selular dasar.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud kehamilan?


2.Apa yang dimaksud dengan kehamilan ganeli?
3. Apa yang dimaksud Kehamilan Trimester III?
4. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester III
5. Perubahan fisiologis pada kehamilan trimester III?
6. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III?
7. Tanda bahaya kehamilan trimester III?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Definisi pada ibu hamil trimester III


2. Untuk mengetahui tentang kehamilan Gameli
3. Untuk Mengetahui defenisi kehamilan trimester III
4. Untuk Mengetahui perubahan psikologis trimester III
5. Untuk Mengetahui peubahan fisiologis trimester III
6. Untuk mengetahui ketidaknyaman kehamilan trimester III
7. Untuk mengetahui tanda bahaya trimester III
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu
proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan
dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40
minggu.

2.2 Kehamilan Trimester III


Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu.
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester I berlangsung pada minggu
ke-1 sampai minggu ke-12, trimester II pada minggu ke-13 sampai minggu ke 27,
trimester III pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
2.3 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester III
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut fase penantian yang penuh
dengan kewaspadaan. Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan
waspada, ibu sering merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan dialami
pada saat persalinan. Ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu,
serta takut bayinya yang akan dilahirkan tidak normal. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta gangguan body image
(Rustikayanti. dkk. 2016).

2. 4 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III


a. Sistem Respirasi
Kehamilan mepengaruhi sistem pernapasan pada volume paru-paru dan ventilasi.
Perubahan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk
memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh dan janin.
Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
b. Sistem Endokrin
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma
menjadi lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2 cm.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan volume tidal meningkat
sampai 40% (Yuliani, 2021).
c. Sistem Muskuloskeletal
Trimester III hormon oksitosin mulai meningkat sehingga menyebabkan ibu
mengalami kontraksi. Oksitosin merupakan salah satu hormon yang sangat
diperlukan dalam persalinan dan dapat merangsang kontraksi uterus ibu. Selain
hormon oksitosin ada hormon prolaktin juga meningkat 10 kali lipat saat
kehamilan aterm.
d. Sistem Kardiovaskuler
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan, karena
akibat pembesaran uterus ke posisi depan, lordosis menggeser pusat daya berat ke
belakang ke arah tungkai. Hal ini menyebabkan tidak nyaman pada bagian
punggung terutama pada akhir kehamilan sehingga perlu posisi relaksasi miring
kiri
e. Uterus
Perubahan uterus mulai menekan ke arah tulang belakang, menekan vena kava
dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi
kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Istmus uteri menjadi
bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar dan
tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada
akhir kehamilan. Uterus yang semula hanya berukuran sebesar jempol atau seberat
30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat
1000 gram di akhir masa kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan
hipertrofi sehingga dapat menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran janin karena pertumbuhan janin (Tyastuti dan Wahyuningsih, 2016).
f. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan
somatotropin. Kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di
bawah kulit akan lebih terlihat, puting payudara akan membesar, berwarna
kehitaman, dan tegak.
g. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan pada trimester III merupakan petunjuk penting tentang
perkembangan janin. Keperluan penambahan berat badan semua ibu hamil tidak
sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil. IMT merupakan
proporsi standar berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). IMT perlu
diketahui untuk menilai status gizi catin dalam kaitannya dengan persiapan
kehamilan. Jika perempuan atau catin mempunyai status gizi kurang ingin hamil,
sebaiknya menunda kehamilan, untuk dilakukan intervensi perbaikan gizi sampai
status gizinya baik. Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat
membahayakan ibu dan janin, antara lain anemia pada ibu dan janin, risiko
perdarahan saat melahirkan, BBLR, mudah terkena penyakit infeksi, risiko
keguguran, bayi lahir mati, serta cacat bawaan pada janin (Kemenkes RI, 2021)
2.5 Ketidaknyamanan Trimester III
a. Bengkak pada kaki
Hal ini terjadi akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah, hal ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar.
Dapat diatasi dengan cara menghindari menggunakan pakaian ketat,
mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi sangat tidak dianjurkan. Saat
bekerja atau istirahat hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama. Saat
istirahat, naikkan tungkai selama 20 menit berulang-ulang. Sebaiknya ibu hamil
makan-makanan tinggi protein (Tyastuti dan Wahyuningsih, 2016).
b. Sering buang air kecil
Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh karena uterus membesar, yang
disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah janin sehingga menekan
kandung kemih. Ibu hamil dilarang untuk menahan BAK, upayakan untuk
mengosongkan kandung kencing pada saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum
pada siang hari untuk menjaga keseimbangan hidrasi. Apabila BAK pada malam
hari tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum dimalam
hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan malam, di samping itu ibu hamil
harus membatasi minum yang mengandung diuretic seperti teh, kopi, cola dengan
caffeine (Tyastuti dan Wahyuningsih, 2016).
c. Sesak nafas
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir
kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh pembesaran uterus dan pergeseran
organ–organ abdomen, pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik
sekitar 4 cm. Peningkatan hormon progesterone membuat hiperventilasi.
d. Sakit punggung dan pinggang
Sakit punggung dan pinggang pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II
dan III, dapat disebabkan karena pembesaran payudara yang dapat berakibat pada
ketegangan otot, dan keletihan. Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat
barang dapat merangsang sakit punggung, hal ini berkaitan dengan kadar hormon
yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, di
samping itu posisi tulang belakang hiperlordosis.
e. Konstipasi atau sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamilan terjadi karena peningkatan hormone
progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien,
konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar,
sehingga uterus menekan daerah perut. Cara mengatasi konstipasi atau sembelit
adalah minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari, makanlah makanan
yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan, lakukanlah olahraga ringan
secara teratur seperti berjalan, segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila
konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara di atas.
f. Sakit Kepala
Sakit kepala terjadi akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan
pada kepala), serta keletihan. Selain itu, tegangan mata sekunder terhadap
perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah. Cara meringankan :
teknik relaksasi, memassase leher dan otot bahu, penggunaan kompres panas/es
pada leher, istirahat, dan mandi air hangat.
g. Nyeri Pinggang
Nyeri pinggang merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral.
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring
pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat
gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan- perubahan ini
disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Cara untuk mengatasi
ketidaknyamanan ini antara lain postur tubuh yang baik, mekanik tubuh yang tepat
saat mengangkat beban, hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan
berjalan tanpa istirahat, gunakan sepatu bertumit rendah, kompres, kompres es
pada punggung, pijatan/ usapan pada punggung, untuk istirahat atau tidur;
gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal di bawah punggung untuk
meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.
2.6 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
h. Pendarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 22
minggu. Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta seperti
plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan yang belum jelas sebabnya dan
bukan dari kelainan plasenta seperti erosi, polip, dan varises yang pecah.
i. Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester III ibu harus dapat
membedakan antara urine atau air ketuban. Jika keluar cairan yang berbau amis,
tidak terasa, dan berwarna putih keruh berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika
kehamilan belum cukup bulan ibu dapat menyebabkan persalinan preterm (<37
minggu) dan komplikasi infeksi intrapartum.
j. Gerakan janin berkurang
Normalnya mulai merasakan gerakan janinnya selama 18 minggu atau 20 minggu.
Gerakan bayi akan lebih mudah dirasakan jika ibu berbaring untuk beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik. Janin dapat bergerak hendaknya 10 kali
dalam 2 jam, jika ibu kurang merasakan gerakan janin makan perlu waspada
adanya gangguan pada janin ibu.
2.7 Kehamilan Gameli
Kehamilan gemelli adalah terdapatnya dua janin dalam kandungan dalam waktu yang
sama dan angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya
angka kehamilan gemelli dikarenakan semakin berkembangnya ART seperti in vitro
fertilization atau bayi tabung. Kehamilan gemelli dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti usia, paritas, riwayat gemelli dan penggunaan terapi bantuan reproduksi.
Menurut penelitian sebelumnya, insidensi kehamilan gemelli meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015
sebesar 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR setiap tahun dan 16%
diantaranya lahir di negara berkembang. Dari jumlah tersebut sekitar 80% lahir di
Asia (amiruddin, 2018). WHO mencatat Indonesia berada pada peringkat 9 angka
kejadian BBLR dengan presentasi BBLR lebih dari 15,5% dari kelahiran bayi setiap
tahunnya (Kedokteran et al., 2020).
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan berat badan bayi saat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi, bisa terjadi pada bayi cukup bulan
ataupun prematur (Qonita & Yulinda, 2017). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya BBLR: Faktor ibu (gizi saat hamil kurang, umur kurang dari 20
tahun/diatas 35 tahun, jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat, paritas, penyakit
ibu), faktor kehamilan (hamil dengan hidramnion, perdarahan antrepartum,
komplikasi kehamilan meliputi preeklamsi/eklamsi dan ketuban pecah dini), faktor
janin (cacat bawaan, infeksi dalam rahim). Masalah-masalah yang biasa terjadi pada
BBLR adalah asfiksia,perdarahan (Marlenywati et al., 2015).
Ibu hamil seharusnya mendapatkan perawatan kehamilannya secara baik, dengan cara
memeriksakan kehamilannya, tetapi pada kenyataanya masih banyak ibu hamil belum
mengerti yang lebih dalam tentang pemeriksaan kehamilan (ANC). Beberapa faktor
yang melatarbelakangi resiko kematian adalah kurangnya partisipasi ibu yang
disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kedudukan sosial sosial budaya yang tidak
mendukung (Yanti, 2018).
Menurut WHO (2016), merekomendasikan untuk kunjungan Antenatal Care (ANC)
minimal delapan kali. Kunjungan pertama pada trimester I umur kehamilan 0-12
minggu, kunjungan pada trimester II umur kehamilan 20 dan 26 minggu, kunjungan
pada trimester III umur kehamilan 30, 34, 36, 38, 40 minggu.
Antenatal Care sangat penting untuk diketahui oleh ibu hamil karena dengan adanya
ANC dapat membantu mengurangi AKI dan AKB. Keuntungan lain yang dapat
diperoleh ibu hamil yaitu untuk menjaga kehamilannya agar sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Serta memantau risiko kehamilan, merencanakan
penatalaksanaan secara optimal dan menurunkan angka morbiditas serta mortalitas
ibu dan janinnya (Frelestanty & Sari, 2018).
Sekitar 1% kehamilan Gemelli dari 50 kehamilan perbulan yang terjadi di PMB
Apianti. Salah satu faktor risiko yang memberikan kontribusi tinggi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa neonatal dini dan lanjut adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Sekitar 3% kelahiran dari 50 persalinan per bulan di PMB Ida Apianti merupakan bayi
dengan BBLR.

2.8 jenis-jenis kehamilan gameli


Terdapat dua jenis kehamilan gemelli yaitu monozigot dan dizigot. Kembar monozigot berasal dari
satu telur yang dibuahi oleh satu sperma yang kemudian akan membelah pada waktu tertentu
setelah fertilisasi. Pada jenis monozigot dibagi menjadi tiga subtipe berdasarkan waktu pemisahan
setelah fertilisasi yaitu dikorionik- diamniotik, monokorionik-diamniotik dan monokorionik-
monoamniotik. Selain monozigot, terdapat jenis dizigot dimana janin kembar berasal dari dua sel
telur yang berbeda dan dibuahi oleh dua sperma yang berbeda juga.9–11 Dalam mendiagosis
kehamilan gemelli dapat dilakukan dengan ultrasonografi (USG) untuk menentukan korionisitas.
Korionisitas adalah jumlah plasenta yang terbentuk pada suatu kehamilan. Penentuan korionisitas
berguna untuk membedakan jenis kehamilan monokorionik dan dikorionik. Kehamilan jenis
monokorionik memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan jenis dikorionik untuk
mengalami kematian perinatal, hilangnya satu janin saat kehamilan, IUGR dan TTTS.Penelitian
mengenai kehamilan gemelli di Indonesia khususnya Jawa Tengah dinilai masih kurang sehingga
dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik serta morbiditas dan
mortalitas maternal dan neonatal kehamilan gemelli di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2015-2018

BAB III

Hari/Tanggal Masuk : selasa/12 desember 2023

Pukul : 16.00 wib

Tempat : klinik pratama karya bakti

Tanggal Pengkajian : 12 desember 2023

A. Data Subjektif
1. Identitas/Biodata

Nama Istri : Ny. j Nama Istri : Tn. k

Umur : 17 Umur : 21 th

Agama : kristen Agama : kristen

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta


Status Perkawinan : Kawin Status Perkawinan : Kawin

Alamat : jl tuah skata Alamat : jl tuah skata

2. Anamnesa ( data subjektif)


a. Alasan kunjungan ini : ibu nyeri bgian perut,pusing
b. Keluhan utama : tidak ada
3. Riwayat obsetri
 Riwayat menstruasi
- Usia menarche: 15 th
- Siklus menstruasi : 28 hari
- Lamanya : 5-6 hari
- Banyaknya : 3x ganti pembalut
- Baunya : tidak ada
- Keluhan : tidak ada
 Riwayat perkawinan
- Nikah umur : 16 tahun
- Lama : 1 tahun
- Anak :-
 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
 Riwayat kontrasepsi : tidak ada
 Alas an tidak memakai kb : tidak ada
 Riwayat kehamilan sekarang
-HPHT ( hari pertama haid terakhir ) : 18-07-2023
 Riwayat Alergi dan Pengobatan : tidak ada
 Status fungsional :
- Aktivitas dan mobilisasi : tidak ada
- Gangguan keseimbangan : tidak
- Alat bantu jalan : tidak
- Resiko jatuh : tidak
 Riwayat penyakit kelurga (ayah,ibu,yang pernah menderita sakit) : tidak ada
 Pola makan dan eliminasi
- Makan : 3-4x sehari
- Minum : 8-10 gelas/hari
- BAB : lancar
- BAK : lancar
 Personal hygine
- Mandi : 2x sehari
- Sikat gigi : 3x sehari
- Keramas : 3x seminggu
- Ganti pakaian : 2x sehari
 Pola istirahat dan tidur
- Tidur siang :2-3 jam
- Tidur malam : 8-9 jam

B. Data Objektif

1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan emosional : normal
c. Tanda vital
Tekanan darah : 122/71 mmHg
Nadi : 87 x/i
Pernafasan : 24x/i
suhu : 36.0 oC
2. Antropometri
a. TB : 170 cm
b. BB sekarang : 71 kg
c. Bb sebelum hamil : 60 kg
d. Lila :-
A. Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Rambut : bersih
Warna: hitam
Rontok : tidak
 Mata
Kojungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterik
Penglihatan : bagus
 Muka : tidak tampak kelainan
 Gigi palsu : tidak ada
 Telinga : tidak ada kelainan
 Leher : tidak ada kelainan
Pembesaran kelenjer tiroid : tidak ada
 Dada
 Payudaraa : simetris
Aerola : kecoklatan
Pengeluaran : tidak ada

Tanda retraksi : tidak ada

 Abdomen : tidak ada bekas operasi


 Vagina tocher : tidak ada
 Pemeriksaan Penunjang ( laboratorium) : tidak dilakukan
3. Palpasi
a. Leopold 1 : Janin 1 kepala ,janin 2 bokong
b. Leopold 2 : Puka
c. Leopold 3 : janin 1 bokong ,janin 2 kepala
d. Leopold 4 : belum masuk pintu atas panggul
e. Tinggi fundus uteri : 22cm
f. TBBJ :
4. Auskultasi
a. DJJ :152-154
b. Frekuensi :
5. Tes laboratorium
a. HB : tidak dilakukan
b. Protein urine : tidak dilakukan
c. Glukosa urine : tidak dilakukan

C . ASSASMENT

Ny. J G1P0A0H0 datang untuk memeriksa kehamilannya


D. PLANNING
a. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
b. Menjelaskan kepada ibu bahwa kedaan umum ibu baik, dan janin baik
c. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga pola makannya
d. Mengingatkan kepada ibu untuk meminum tablet Fe 1 x 1 butir setiap hari
e. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan selanjutnya

BAB IV

PEMBAHASAN

Kehamilan gemelli adalah terdapatnya dua janin dalam kandungan dalam waktu
yang sama dan angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Meningkatnya angka kehamilan gemelli dikarenakan semakin berkembangnya ART
seperti in vitro fertilization atau bayi tabung. Kehamilan gemelli dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti usia, paritas, riwayat gemelli dan penggunaan terapi
bantuan reproduksi.
Menurut penelitian sebelumnya, insidensi kehamilan gemelli meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015
sebesar 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup.Penyebab kematian terbesar
adalah karena perdarahan, hipertensi dan infeksi. Angka kematian neonatal (AKN)
didapatkan sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup dimana penyebab utamanya adalah
prematur dan BBLR.Kehamilan gemelli lebih berisiko dibandingkan dengan
kehamilan tunggal. Ibu dengan kehamilan gemelli mempunyai risiko besar untuk
terjadinya keguguran, anemia, diabetes gestasional dan hipertensi Kehamilan
gemelli juga menyebabkan tingginya insidensi kelahiran prematur, BBLR, IUGR dan
kelainan kongenital pada bayi yang dikandung.

Setelah dilakukan pengkajian data baik subyektif (data yang diperoleh dari
anamnesa dan wawancara dari klien) dan data obyekif (data yang diperoleh dari
pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang). didapatkan
permasalahan utama yaitu kehamilan gamelli (kembar).

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif, ibu mengatakan Ibu mengatakan


nyeri bagian perut, pusing, pada Hari Selasa 12 Desember 2023. Ibu mengatakan
berusia 17 tahun dan ibu mengatakan bahwa ini kehamilan pertama.
Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembaradalah sebagai
berikut:

1) Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga

melewatibatas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usiakehamilan makin


pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar

2) Mual dan muntah berat karena HCG meningkat

3) Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang

besar

4) Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas

danberbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaanmeningkat jika keluarga


memiliki riwayat kehamilan kembar

5) Penggunaan stimulator ovulasi

6) Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan

kembarbertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan

penyakitdefisiensi lain.

7) Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar

padakehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.

8) Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih

sering padakehamilan kembar.

9) Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, seringkencing, edema dan
varises pada tungkai bawah dan vulva.

Menurut Manuaba (2012) mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan


terjadi berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat
kemudian dievaluasi apakah terdapat kondisi yang tidak normal, dan apabila tidak
mendapatkan penanganan segera dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga
mengancam kehidupan penderita
Pada kasus ini tidak ad kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan yang
dilakukan.

BAB V

KESIMPILAN

A. Kesimpulan
Kehamilan gemelli adalah terdapatnya dua janin dalam kandungan dalam
waktu yang sama dan angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Meningkatnya angka kehamilan gemelli dikarenakan semakin berkembangnya ART
seperti in vitro fertilization atau bayi tabung. Kehamilan gemelli dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti usia, paritas, riwayat gemelli dan penggunaan terapi bantuan
reproduksi. Menurut penelitian sebelumnya, insidensi kehamilan gemelli meningkat
sesuai dengan bertambahnya usia Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun
2015 sebesar 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Menurut WHO diperkirakan
sekitar 17 juta bayi lahir BBLR setiap tahun dan 16% diantaranya lahir di negara
berkembang. Dari jumlah tersebut sekitar 80% lahir di Asia (amiruddin, 2018).
Faktor Umur yatu kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan
wanita yg berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih, factor
Paritas, faktor ras dan faktor keturunan atau gen adalah potongan
DNA(deoksiribonukleat acid) yang diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya
yang menentukan siapa kita dan bagaimana kita berfungsi pada tingkat selular dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Provinsi Bali. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Bali 2018.


Dinkes Provinsi Bali.

Donsu, J.D.T., 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Pres.

Dewi, Nurani, Edy Sucipto, dan Istichomah. 2015. Gambaran


Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Pagedangan.

Hasanah, Aan. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Tanda Bahaya Kehamilan Trimester Tiga Dengan Keteraturan
Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas mergangsan Yogyakarta.

Kurniasari, Lia. 2017. Buku KIA dan Pemanfaatan Untuk


Peningkatan Kesehatan
Ibu dan Anak.
Masrul. 2019. Profil Kepemilikan dan Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu
Tentang Buku
KIA di Kabupaten Padang Pariaman. Majalah Kedokteran Andalas
42(2):50.

Anda mungkin juga menyukai