Anda di halaman 1dari 59

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I PATOLOGIS

G1P0000A0 UK 12 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum


Di PMB Harapan Mulya Ponorogo

DOSEN PEMBIMBING :
SUMINI, S.SiT., M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 1 Semester IV A

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA


PONOROGO
Tahun 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Manajemen Kebidanan Pada Ny. H G1P0000A0 UK 12 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum


Telah diteliti dan disetujui oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Direktur Akademi Kebidanan Pembimbing Institusi


Harapan Mulya Ponorogo

(Sumini, S.Si.T., M.Kes) (Hj. Murniati, S.S.T, M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyusun “ Manajemen Kebidanan Pada Ny. H G1P0000A0 UK 12 Minggu
Dengan Hiperemesis Gravidarum.”
Dalam menyusun Askeb ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan saran dari
pembimbing Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Sumini, S.SiT., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
2 Ibu Sumini, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing institusi
3. Teman-teman mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo yang sangat mendukung
penulis.
Penulis menyadari dalam penyusunan Askeb ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.
Semoga Askeb ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Ponorogo , 07 Mei 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


• Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI
menjadi 102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras
dari seluruh pihak baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. Angka Kematian
Ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. AKI menjadi salah satu
indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyabab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilam
per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas,2013).
• Salah satu penyakit yang dialami ibu hamil adalah Hiperemesis Gravidarum. Hiperemesis
gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti
appendisitis,pielititis,dan sebagainya (Nugroho,2012)
• Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic
Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang
merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro, 2010).
1.3 Tujuan Khusus
• Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data secara komprehensif pada pasien.
• Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada ibu hamil.
• Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi.
• Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera untuk mencegah hal-hal yang dapat mengancam
keselamatan jiwa ibu dan janin.
• Mahasiswa dapat menentukan rencana tindakan yang akan diberikan dan melaksanakan tindakan
yang direncanakan.
• Mahasiswa dapat menilai kembali atau mengevaluasi dari tindakan yang telah diberikan.

1.4 Manfaat
 Bagi Ibu Hamil
Untuk mengetahui kondisi kesehatan diri sendiri
 Bagi Institusi
Untuk menjadikan Akbid Harapan Mulya Ponorogo sebagai wadah bagi calon bidan yang
profesional dan memberikan informasi serta motivasi bagi mahasiswa
 Mahasiswa
Sebagai bahan dalam menjadi calon bidan yang profesional.
 Masyarakat
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

1.5 Tempat dan Waktu


 Tempat atau lokasi pelaksanaan : PMB Harapan Mulya Ponorogo
 Tanggal pelaksanaan : 7 Mei 2018
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1 Definisi
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional adalah fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Ilmu Kebidanan, 2014: 213). Lama
kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester), yaitu:
 Kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu
 Kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu
 Kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu (Sinopsis edisi 2: 43)
2.1.2 Proses Permulaan Kehamilan
• Ovulasi. Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari indung telur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan
datang.
• Konsepsi (Fertilisasi). Konsepsi (Fertilisasi) adalah proses pembuahan antara sperma dan ovum yang
menjadi satu.
• Nidasi (Implantasi). Nidasi (Implantasi) adalah peristiwa melekatnya ovum yang sudah dibuahi oleh sperma
dan membelah diri kemudian bergerak menuju ruang rahim.
• Plasentasi. Plasentasi adalah proses pembuahan struktur dan jenis plasenta yang berlangsung 12-18 minggu
setelah fertilisasi. (Sinopsis edisi 2: 16-21)
2.1.3 Tanda Dan Gejala Hamil
 Tanda-Tanda Presumptif:
• Amenorea (tidak dapat haid). Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari
Naegele: HPL = hari +7, bulan -3, dan tahun +1
• Mual dan muntah. Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi), bila mual dan muntah terlalu
sering disebut hiperemesis.
• Mengidam (ingin makanan khusus). Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama.
• Tidak tahan bau-bauan.
• Pingsan. Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
• Tidak ada selera makan (anoreksia). Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian
nafsu makan timbul kembali.
• Lelah.
• Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.
• Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
• Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
• Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum),
areola mamae, leher, dan dinding perut (linea nigra).
• Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan
akhir.

 Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil:


• Perut membesar.
• Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim
• Tanda Hegar (isthmus rahim bertambah panjang dan bila diraba lebih lunak).
• Tanda Chadwick (vagina berwarna kebiruan)
• Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton-Hicks)
• Reaksi kehamilan positif
 Tanda Pasti (Tanda Positif):
• Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, diraba, dan bagian-bagian janin
• Denyut jantung janin dengan vunandoscop, doppler, dan USG
• Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
(Sinopsis edisi 2: 43-45)

2.1.4 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. (Sinopsis
edisi 2: )
 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan
 1 kali pada usia kandungan 4-6 bulan
 2 kali pada usia kandungan 7-9 bulan
(Buku KIA: 5)

2.1.5 Perubahan Fisiologis Wanita Hamil


• Uterus. Ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm, kapasitas lebih dari 4000 cc, berat dari
30 gram menjadi 1000 gram, dan serviks lunak.
• Ovarium. Ovulasi berhenti.
• Vagina dan vulva. Vagina dan vulva berwarna kebiruan (tanda chadwick).
• Dinding perut. Akibat pembesaran rahim dan robeknya selabut elastis dibawah kulit, sehingga timbul striae
gravidarum serta terdapat linea nigra yang menghitam diantara pusat sampai simpisis.
• Kulit. Terjadi hiperpigmentasi pada muka (chloasma gravidarum) dan payudara dibagian puting susu dan
aerola mamae.
• Berat badan. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5 – 16,5 kg.
(Sinopsis edisi 2: 35-40)
2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
• Makanan. Makan makanan 4 sehat 5 sempurna dengan teratur. TM1: makan sedikit tapi sering, TM 2: makan
sudah mulai sedikit banyak, TM 3: nafsu makan bertambah dari TM 1 dan TM 2.
• Minuman. Wanita hamil paling sedikit minum air putih 2-3 liter perhari.
• Lingkungan. Hindari tempat-tempat yang berpolusi, seperti tempat orang merokok atau bau sampah yang
dibakar.
• Gerak badan
- TM 1: gerakan badan yang ringan dapat membantu menghilangkan rasa lelah tapi jangan berlebihan.
- TM 2: senam hamil mulai boleh dilakukan.
- TM 3: senam hamil dan belajar mengejan untuk bersalin.
• Kerja. Selama hamil pekerjaan boleh dilakukan seperti biasa, tetapi jangan sampai kekelahan.
• Pakaian. Setiap hari harus berganti baju dan pakaian dalam minimal 2x sehari
• Istirahat
- TM 1: pola istirahat masih terganggu
- TM 2: pola istirahat sudah mulai teratur
- TM 3: pola istirahat teratur
• Personal hygine. Mandi minimal 2x sehari, keramas minimal 2x seminggu, menjaga kebersihan alat
genetalia.
• Koitus (Seksual). Boleh bersenggama tetapi tetap berhati-hati terutama pada TM 1 dan TM 3.
• Obat-obatan
- TM 1: Vit.C, tablet Fe, kalex
- TM 2: Vit.C, tablet Fe, kalex
- TM 3: Vit.C, tablet Fe, B1
(Sinopsis edisi 2: 59-62)
2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan Pada Trimester III
• Perdarahan pervaginam. Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda bahaya
sehingga ibu hamil harus waspada.
• Batuk lama. Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut
• Sesak nafas. Pada TM III ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru
ibu. Namun, apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
• Gerakan janin. Apabila gerakan janin kurang dari 10 kali dalam sehari atau gerakan yang semakin berkurang
atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada.
• Keluarnya ketuban sebelum waktunya. Ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung.
• Sakit kepala dan penglihatan kabur. Sakit kepala yang hebat dan penglihaatan kabur merupakan tanda bahaya
harus waspada
• Anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan HB dibawah normal 12-15 garm%.

Fisiologi pertumbuhan janin


Minggu ke-12 panjang janin 9 cm, beratnya 15 gr, pembentukan daun telinga lebih jelas, kelopak mata
melekat, leher mulai terbentuk, alat kandungan luar terbentuk namun belum berdiferensiasi, ginjal
janin mulai terbentuk, dimana dalam dalam kandung kemih telah ada air kemih yang diekskresi
kedalam air ketuban (Rustam, 1998). Sudah ada pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada, janin sudah
bergerak tapi sedemikian halusnya pergerakan ini hingga belum dapat dirasakan ibu (Obstetri
Fisiologi).
Hiperemesis Gravidarum
2.2.1 Definisi
Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada kehamilan 20
minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi
dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan sebagainya
Etiologi
• Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000
kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan Mochtar ( 2010) adalah sebagai berikut:
• Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
• Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-
perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
• Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
• Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
• Sedangkan menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan Hiperemesis Gravidarum
adalah: primigravida, overdistensi uterus. faktor Alergi, faktor Psikologis, kehamilan yang tidak
diinginkan, takut hamil, dan Masalah keluarga.
Patofisiologi
Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan mual dan muntah yang berlebihan
sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi
kejaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan
metabolisme menuju arah anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih
dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi
• Tanda dan Gejala
• Tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah: muntah yang tidak dapat
dikontrol dengan pengobatan morning sickness, muntah pernisiosa, nafsu makan buruk, penurunan berat badan,
dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, asidosis akibat kelaparan, alkalosis karena asam hidroklorida berkurang
ketika muntah, dan hipokalemia (Varney,2010).
• Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah:
• Tingkat 1
• Muntah terus menerus.
• Turgor kulit berkurang.
• Lidah kering.
• Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
• Tingkat 2
• Dehidrasi bertambah.
• Turgor kulit makin berkurang.
• Lidah kering dan kotor.
• Mata cekung.
• Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.
• Urin berkurang.
• Napas berbau aseton.
• Tingkat 3
• Dehidrasi berat.
• Mual dan muntah berhenti.
• Perdarahan esofagus,lambung dan retina.
• Gangguan fungsi hati bertambah .
• Ikterus meningkat.
• Gangguan kesadaran.
Diagnosa
Menurut Nugroho (2012) Amenore yang disertai muntah hebat, atau segala yang dimakan dan
diminum akan dimuntahkan, pekerjaan sehari-hari terganggu dan haus hebat. Fungsi fital nadi
meningkat, TD menurun dan gangguan kesadaran.
2. Komplikasi
1. Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Lockhart ( 2014) adalah sebagai berikut Penurunun berat
badan yang cukup banyak.
2. Starvasi dengan ketosis dan ketonuria.
3. Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (hipokalemia).
4. Gangguan keseimbangan asam basa.
5. Kerusakan retina, saraf, dan renal.
• Penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
• Menurut Manuaba (2010) penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
adalah:
• Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis.
• Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
• Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
• Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti
kering atau biscuit dengan teh hangat.
• Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.
• Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
• Defekasi yang teratur.
• Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
• Obat-obatan
• Penghentian kehamilan
• Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan
keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung
2.3 Asuhan Antenatal
2.3.1 Definisi
Asuhan antenatal adalah uapaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran
maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan .
(Ilmu Kebidanan, 2014: 278)

2.3.2 Alasan Asuhan Antenatal Penting


Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
• Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
• Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
• Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
• Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi
• Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi
• Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi
yang dikandungnya.
(Ilmu Kebidanan, 2014: 278)

2.3.3 Langkah-langkah Asuhan Antenatal


I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengatasi penanganannya
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta
rujukan berdasarkan kondisi klien
V. Menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada
langkah-langkah sebelumnya
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek
asuhan yang tidak efektif
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Klien : Ny.H Nama Suami : Tn. T

Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Ponorogo Alamat : Ponorogo


• Alasan Kunjungan:
• Kunjungan pertama
• Keluhan Utama:
• Ibu mengeluh mual muntah sejak 2 hari lalu± 10×sehari setelah
makan dan minum, berupa cairan dan ibu mengeluh badan terasa
lemas kepala pusing, kadang susah tidur, bekerja tidak bisa, nyeri
uluh hati
• Riwayat menstruasi
• Menarche : 13tahun Siklus : 28
hari
• Lama : 6 hari Teratur : ya
• Sifat darah : cair Keluhan : tidak
ada
• Banyak darah : ± 3 x ganti pembalut/hari
•Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu :

Jenis Tempat Komplikasi Bayi Nifas


Tgl Lahir/
Anak ke UK Persalina Persalina Peno-long
Umur Bayi Ibu PB/BB JK Kea-daan Kea-daan Lak-tasi
n n

1 H A M I L I N I

Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 13-02-2018 HPL: 20-11-2018
UK : 12 minggu
Kunjungan ANC : ini kunjungan pertama
Tempat ANC : PMB Harapan Mulya Ponorogo
Obat yang biasa dikonsumsi selama hamil : tidak ada
Gerakan Janin : belum terasa
Imunisasi Tetanus Toxoid : sebanyak 1 kali, yaitu :
T5 : TT Calon Pengantin terakhir Oktober 2017
Tanda-tanda bahaya :
Tidak ada tanda bahaya kehamilan
Tanda-tanda persalinan:
Belum ada tanda persalinan
• Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang/yang lalu :
• Penyakit menular yang pernah/sedang diderita :
• Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis
B, TBC
• Penyakit menurun yang pernah/sedang diderita :
• Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi
• Penyakit menahun yang pernah/sedang diderita :
• Ibu tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal,
paru-paru
• Riwayat operasi
• Ibu tidak pernah menjalani operasi apapun seperti seksio sesaria
• Riwayat alergi obat
• Ibu tidak memiliki alergi obat apapun
• Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga :
• Keluarga ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis B,
TBC
• Keluarga ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan Hipertensi
• Keluarga ibu tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-
paru
• Riwayat keturunan kembar
• Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar
• Riwayat KB

Jenis Pasang Lepas


No
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan

1. Belum penah - - - - - - - -
memakai kontrasepsi

Riwayat Sosial Ekonomi & Psikologi :


Status perkawinan : sah Menikah ke :1
Lama nikah :7 bulan Usia menikah pertama kali : 22
Kehamilan ini Direncanakan / Tidak direncanakan
Perasaan Ibu dan Keluarga terhadap Kehamilan :
Ibu, suami, dan keluarga menerima dan menginginkan kehamilan ini
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah :
Ibu dan suami
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan: Ibu ingin bersalin di PMB
Harapan Mulya Ponorogodan dibantu oleh bidan
Tempat rujukan jika terjadi komplikasi :
RSUD Hardjono Ponorogo
Persiapan menjelang persalinan :
Ibu mengikuti program BPJS
• Activity Daily Living :
• Pola makan & minum :
Sebelum Hamil Saat Hamil

Makan

Frekuensi 3 x sehari 2 x sehari

Jenis Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur

Porsi 1 piring ½ - 1 piring

Keluhan Tidak ada Mual muntah setelah makan

Pantangan Tidak ada Tidak ada

Minum

Frekuensi 5 x sehari 5 x sehari

Jenis Air putih, the Air putih

Porsi 1 gelas 1 gelas

Keluhan Tidak ada Tidak ada

Pantangan Tidak ada Tidak ada


Pola Istirahat
Sebelum Hamil Saat Hamil

Tidur Siang

Lama 1-2 jam 1 jam

Keluhan Tidak ada Tidak ada

Tidur Malam

Lama 8 jam 7-8 jam

Keluhan Tidak ada Terkadang sulit tidur


Pola Eliminasi
Sebelum Hamil Saat Hamil

BAK

Frekuensi 6 x sehari 5 x sehari

Warna Kuning Kuning jernih

Bau Khas Amonia Khas Amonia

Konsistensi Cair Cair

Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB

Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari

Warna Kuning Kuning

Bau Khas tinja Khas tinja

Konsistensi Lembek Lembek

Keluhan Tidak ada Tidak ada


Personal Hygiene

Sebelum Hamil Saat Hamil

Mandi 2 x sehari 2 x sehari

Ganti Pakaian 3 x sehari 3 x sehari

Gosok Gigi 3 x sehari 3 x sehari

Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu

•Pola Aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)


Ibu pusing dan lemas sehingga tidak bisa beraktivitas.
Pola Seksualitas
Sebelum Hamil Saat Hamil

Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu

Keluhan Tidak ada Tidak ada

•Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)


Baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti
merokok, minum jamu, minuman beralkohol.

•Data psikososial, spiritual dan ekonomi


Hubungan ibu dengan suami/keluarga dan tetangga baik
Kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah

•Pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan, nifas


Ibu belum mengetahui tentang nutrisi ibu hamil tentang persalinan dan nifas.

Lingkungan
Lingkungan rumah ibu bersih dan nyaman, ibu tidak memelihara binatang seperti kucing di
dalam rumah.
– Data Objektif
• Pemeriksaa Umum
• Keadaan umum : lemah
• Kesadaran : composmentis
• Status emosional : stabil
• Tanda vital
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• Pernafasan : 20 x/menit
• Suhu : 37 oC
• Pengukuran tinggi dan berat badan
• BB sebelum hamil : 50 kg TB :155 cm
• BB saat hamil : 52 kg
• LILA : 24 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala :simetris,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri
tekan
Wajah :sedikit pucat, tidak terdapat odema, tidak ada cloasma,dan
tidak ada bekas luka
Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva pucat
Hidung : hidung tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih
Mulut : bibir pucat, lidah kering, tidak ada stomatis, tidak ada
karies gigi
Telinga :simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : datar, tidak ada tarikan intercostae, tidak bunyi nafas
tambahan, nyeri tekan epigastric
Payudara :simetris, puting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,
tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran kolostrum
Abdomen: pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada striae, tidak ada bekas
operasi, terdapat linea nigra menghitam
Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari atas simpisis
Leopold II : belum dikerjakan
Leopold III : belum dikerjakan
Leopold IV : belum dikerjakan
Auskultasi
Djj :120 x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada odema
Ekstremitas Bawah : simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada odema, tidak ada
varises, turgor kulit buruk
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini dan skene
Pemeriksaan dalam: belum dikerjakan
Pemeriksaan Panggul :
Distancia spinarum : 25 cm
Distancia cristarum : 29 cm
Conjugata bourdeloque : 19 cm
Lingkar panggul : 85 cm
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal: 7-2-2017 pukul: 09.20 WIB
Jenis Pemeriksaan :
HB, Hasil : 12 gr%
Protein Urin: belum dilakukan
Reduksi Urin: belum dilakukan
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Hari/tanggal : Sabtu, 04 November 2017
Jam : 09.30 WIB

DS DO DIAGNOSA

Ny.H hamil Keadaan umum: lemah G1P0000A0 UK


Kesadaran: composmentis
pertama, 12 minggu
Status emosional: stabil
belum pernah TTV kesan jalan lahir
keguguran, TD :90/60 mmHg normal, dengan
N :90 x/menit
usia Hiperemesis
R :20 x/menit
kehamilan 3 S :37 oC Gravidarum
bulan, BB sebelum hamil:55 kg Grade I
mengeluh BB saat hamil : 57 kg
Pemeriksaan fisik
mual muntah Payudara: membesar, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, hiperpigmentasi pada areola, putting menonjol
sejak 2 hari Abdomen: pembesaran sesuai usia kehamilan, linea nigra menghitam, tidak ada lesi
lalu Palpasi Leopold
Leopold I: TFU 2 jari atas simpisis
±10×sehari
Leopold II :-
setelah makan Leopold III :-
dan minum, Leopold IV :-
Genetalia: bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada jaringan parut, tidak ada tanda dan gejala PMS
berupa cairan
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada odema
Pemeriksaan Panggul
DS : 25 cm DC : 29 cm CB: 19 cm LP : 85 cm
TB: 155 cm
DS DO MASALAH

Ibu mengeluh Keadaan umum: Masalah:


Pemeriksaan fisik
mual muntah sejak Mual dan
a. Wajah : sedikit pucat, tidak terdapat odema, tidak ada
2 hari lalu muntah terus
cloasma,dan tidak ada bekas luka
±10×sehari setelah menerus dan
makan dan minum, b. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva pucat mengganggu
berupa cairan, c. Mulut : bibir pucat, lidah kering, tidak ada stomatis, tidak ada aktivitas,
badan terasa lemas karies gigi nafsu makan
kepala pusing, d. Dada : datar, tidak ada tarikan intercostae, tidak bunyi nafas tidak ada,ibu
kadang susah tidur, tambahan, nyeri tekan epigastric lemas dan
bekerja tidak bisa, lesu.
e. Ekstremitas Bawah: simetris, jari lengkap, tidak ada odema, tidak ada varises, turgor
nyeri di uluh hati
kulit jelek
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
– Identifikasi Diagnosa Potensial
• Hiperemesis Grade II
– Identifikasi Masalah Potensial
• Dehidrasi berat
IV. TINDAKAN SEGERA
• Memenuhi kebutuhan cairan untuk mencegah dehidrasi
• Memberikan konseling pemenuhan nutrisi untuk pencegahan
anemia selama kehamilan dan memperbaiki kondisi umum ibu
• Memberikan obat anti mual
INTERVENSI Tanggal: 7-5-2018 pukul: 09.35 WIB
N Dx/Ma Intervensi
Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
o salah
1 G1P0000 Tujuan:
1. Bina hubungan baik 1. Mempermudah dalam
A0 UK Setelah dilakukan asuhan kebidanan ± 1 jam
. pemberian asuhan
12 diharapkan kondisi ibu dan janin baik dan tidak
dengan ibu dan
minggu 2. Mengetahui hasil
terjadi hiperemesis gravidarum grade II keluarga
dengan pemeriksaan
Kriteria Hasil: 2. Beritahukan hasil
hipere
3. Alih pengetahuan dan
mesis KU: baik
pemeriksaan pada ibu menimbulkan sikap
gravida Kesadaran: composmentis
rum dan keluarga kooperatif
TTV
grade I
TD: 120/80 mmHg 3. Informasikan penyebab 4. Pemenuhan nutrisi selama
hamil
N: 80-100 x/menit mual dan muntah terus
5. Deteksi dini penyulit dan
R: 16-24 x/menit menerus
komplikasi
S: 36,5-37,5oC
4. Jelaskan ibu tentang
6. Mengetahui perkembangan
Pemeriksaan Fisik
kebutuhan nutrisi pada penyakit dan efektifitas
Mata: konjungtiva merah muda, sclera putih
ibu hamil TM I terapi pengobatan
Muka: bersih, tidak pucat, tidak ada lesi
Mulut: bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies 5. Jelaskan ibu tentang
gigi tanda bahaya TM I
Payudara: membesar, puting menonjol, tidak ada
6. Anjurkan ibu kunjungan
benjolan
Abdomen: pembesaran sesuai umur kehamilan, ulang 1 minggu lagi atau
linea nigra menghitam sewaktu-waktu jika ada
keluhan
Genetalia: bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada 7. Berikan ibu Suplemen
jaringan parut, tidak ada tanda dan gejala PMS suplemen makanan salah
Ekstremitas atas dan bawah: simetris, tidak ada polidaktil makanan, satu cara untuk
dan sindaktil, reflek bisep dan trisep positif, reflek
vitamin B6, tablet perbaikan gizi,
patella positif.
Reflek patella: positif/positif
Fe dan vitamin C B6 sebagai obat
beserta petunjuk anti emesis, tablet
Palpasi Abdomen:
cara Fe sebagai
Leopold I : TFU 2 jari diatas simpisis
mengkonsumsi pencegahan
Leopold II : -
Leopold III : -
obat anemia, dan vit c
Leopold IV : - membantu
DJJ: 120-160x/menit mempercepat
Pemeriksaan Panggul: penyerapan Fe
DS: 24-26 cm
DC: 26-30cm
Bourdelog: 18-20 cm
LP: 80-90 cm
Pemeriksaan Penunjang
HB: >12 gr%
Protein urin: negative
Reduksi urin: negative
Hiperemesis gravidarum teratasi
IMPLEMENTASI
Hari/tanggal : Sabtu, 04 November 2017
Jam : 10.30 WIB

No. Diagnosa/Masalah Implementasi Tanda


Tangan

1. Diagnosa : 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga. Agar
G1P00000 UK 34 memudahkan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
minggu, 1 hari, 2. Jelaskan hasil pemeriksaan
janin hidup, - TD : 120/80 mmHg
tunggal, intrauteri, - N : 84 x/m
letak membujur, - S: 36,5 0C
punggung kanan, - RR: 20 x/m
presentasi kepala, - Batuk sudah 3 minggu
kepala sudah - Skor Pujie Rohyati : 6
masuk PAP 2/5 3. Memberikan oksigen
bagian, keadaan 4. Memberikan masker kepada pasien dan keluarga
umum ibu: cukup 5. Menjelaskan tentang tuberkulosis
dan keadaan 6. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna
janin: baik, kesan 7. Memberikan tablet Fe
jalan lahir normal 8. Menjelaskan tanda bahaya pada ibu hamil TM III
dengan 9. Jelaskan kepada ibu dan keluarga akan dilakukan rujukan ke RS. Darmayu
tuberkulosis. Ponorogo
EVALUASI
• Hari/ tanggal : Sabtu, 04 Desember 2017
• Jam : 11.00 WIB
No. Diagnosa/Masalah Evaluasi

1. Diagnosa : S : ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan batuk sudah 3 minggu
G1P00000 UK 34 O : KU cukup, kesadaran komposmetis, TD 120/80 mmHg, N 84 x/m, S 36,5 0C, RR
minggu, 1 hari, 20 x/m, BB (sebelum hamil): 45 kg, BB sekarang: 50 kg, TB 150 cm, LILA 23,5 cm,
janin hidup, tunggal, Mc Donald TFU 30 cm, TBJ 2.945 gram, kontraksi 2 x/10 mnt, selama 10 dtk,
intrauteri, letak kandung kemih kosong, DJJ 140 x/m, puntum maksimum disebelah kanan perut.
membujur, A : G1P00000 UK 34 minggu, 1 hari, janin hidup, tunggal, intrauteri, letak membujur,
punggung kanan, punggung kanan, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP 2/5 bagian, keadaan
presentasi kepala, umum ibu: cukup dan keadaan janin: baik, kesan jalan lahir normal dengan
kepala sudah masuk tuberkulosis.
PAP 2/5 bagian, P :
keadaan umum ibu: -Memberikan oksigen
cukup dan keadaan -Memberikan masker kepada pasien dan keluarga
janin: baik, kesan -Menjelaskan tentang tuberkulosis
jalan lahir normal -Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna
dengan tuberkulosis. -Memberikan tablet Fe
-Menjelaskan tanda bahaya pada ibu hamil TM III
-Jelaskan kepada ibu dan keluarga akan dilakukan rujukan ke RS. Darmayu Ponorogo
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang kasusu yang diangkat dikaitkan dengan teori dari BAB II, apakah langkah-
langkah dalam intervensi sesuai dengan teori.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan. Perubahan fisiologis pada ibu
hamil, yaitu uterus, ovarium, vagina, dinding perut, kulit, berat badan meningkat. Kebutuhan dasar ibu
hamil, yaitu makan minum, lingkungan, gerak badan, pakaian, seksual, personal hygiene. Tanda bahaya
pada TM III adalah perdarahan pervaginam, batuk lama, sesak nafas, gerakan janin, KPD, sakit kepala dan
penglihatan kabur, anemia. Penyakit yang menyertai kehamilan salah satunya TBC. Apabila ibu hamil
terkena TBC, lakukan pemberian masker pada pasien dan keluarga, oksigen segera, periksa lab, dan
lakukan rujukan ke RS dengan dokter paru.

5.2 Saran

• Untuk Petugas Kesehatan


Peran aktif petugas kesehatan sangat diharapkan sehingga masalah-masalah yang terjadi dapat dideteksi
secara dini dan petugas kesehatan mampu memecahkan masalah yang timbul dalam proses kehamilan.

• Untuk Keluarga
Peran serta anggota keluarga sangat besar untuk memberikan dukungan dan semangat kepada klien maka
hendaknya keluarga lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.
Daftar Pustaka

• Prof.Dr.Rustam.Muchtar,MPH,1998,sinopsis obstetri edisi 2 jilid 1, penerbit buku kedokteran (EGC),


Jakarta
• Sarwono Prawirohardjo,2014, ilmu kebidanan, edisi 4, penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
• Muhammad Ardiansyah, 2012, medikal bedah, penerbit DIVA Press, Yogyakarta
• Arita Murwani, S.Kep, 2009, perawatan pasien penyakit dalam, penerbit Mitra Cendikia, Yogyakarta
LAMPIRAN
1. Cek List Pemeriksaan Reduksi Urin (Glukosa)
Tujuan: untuk mengetahui glukosa dalam urin
a. Persiapan alat:
• 2 buah Tabung reaksi - Bengkok dan Pengalas
• Rak tabung reaksi - Tempat sampah medis dan non medis
• Penjepit tabung reaksi - Tempat urin
• Pipet dan Spuit - Celemek
• Headcup dan Masker - Sepatu boat
• Lampu spirtus - Kacamata Google
• Korek api - Sarung tangan
• Pengalas - Waskom berisi larutan klorin 0,5%
b. Bahan:
• Urin dan Reagent benedict
c. Persiapan tempat:
• Bersih, Rapi , Nyaman
• Ventilasi udara cukup
• Penerangan cukup
• Menutup tirai untuk menjaga privasi pasien
d. Persiapan pasien
• Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari pasien.
• Menganjurkan pasien untuk buang akir kecil dan ditampung dalam wadah urin.
e. Persiapan petugas
• Memakai alat perlindungan diri. Dari headcup, kacamata google, masker, celemek, dan sepatu boat.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseeptik dan dikeringkan dengan tisu.
f. Prosedur kerja
• Dekatkan peralatan yang akan digunakan.
• Nyalakan lampu spirtus dengan korek api.
• Dekatkan bengkok
• Pasang pengalas
• Memakai handscoon pada tangan yang dominan (tangan kanan)
• Ambil handscoon dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan (tangan kanan), sedangkan tangan kiri
menutup tempat handscoon dan kemudian memakai handscoon.
• Isi dua tabung reaksi dengan masing-masing benedict 5 ml. Satu tabung untuk dimelihat reaksi dan tabung yang
lain menjadi pembanding.
• Tambahkan 5-8 tetes urin pada salah satu tabung reaksi yang sudah diisi urin.
• Jepit tabung reaksi dengan penjepit tabung dan panaskan urin diatas lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari ujung
lampu sampai mendidih dengan posisi miring.
• Perhatikan perubahan warna yang terjadi dan bandingkan dengan tabung pembanding.
• Cara membaca hasil:
• Negatif : tetap biru jernih
• Positif 1 (+) : hijau kekuningan dan agak keruh
• Positif 2 (++) : kuning keruh
• Positif 3 (+++) : jingga keruh
• Positif 4 (++++) : merah keruh
• Bereskan peralatan yang telah digunakan.
• Rendam handscoon pada larutan klorin 0,5% dicelupkan, digosok-gosok, celupkan kembali, dan lepas secara
terbalik.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik serta keringkan dengan tisu.
• Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasil kepada pasien.
2. Cek List Pemeriksaan Protein Urin
Tujuan: untuk mengetahui protein dalam urin
a. Persiapan alat:
• 2 buah Tabung reaksi - Bengkok dan Pengalas
• Rak tabung reaksi - Tempat sampah medis dan non medis
• Penjepit tabung reaksi - Tempat urin
• Pipet dan Spuit - Celemek
• Sepatu boat - Headcup dan Masker
• Lampu spirtus - Kacamata Google
• Korek api - Sarung tangan
• Pengalas - Waskom berisi larutan klorin 0,5%
b. Bahan:
• Urin dan Asam asetat 5%
c. Persiapan tempat:
• Bersih, Rapi, Nyaman
• Ventilasi udara cukup
• Penerangan cukup
• Menutup tirai untuk menjaga privasi pasien
d. Persiapan pasien
• Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari pasien.
• Menganjurkan pasien untuk buang air kecil dan ditampung dalam wadah urin.
e. Persiapan petugas
• Memakai alat perlindungan diri. Dari headcup, kacamata google, masker, celemek, dan sepatu boat.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseeptik dan dikeringkan dengan tisu.
f. Prosedur kerja
• Dekatkan peralatan yang akan digunakan.
• Nyalakan lampu spirtus dengan korek api.
• Dekatkan bengkok
• Pasang pengalas
• Memakai handscoon pada tangan yang dominan (tangan kanan)
• Ambil handscoon dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan (tangan kanan), sedangkan tangan kiri
menutup tempat handscoon dan kemudian memakai handscoon.
• Isi dua tabung reaksi dengan masing-masing urin 5 ml. Satu tabung untuk dimelihat reaksi dan tabung yang lain
menjadi pembanding.
• Jepit tabung reaksi dengan penjepit tabung dan panaskan urin diatas lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari ujung
lampu sampai mendidih dengan posisi miring.
• Bandingkan dengan tabung pembanding, adakah kekeruhan, bila tidak ada berarti negatif. Bila ada kekeruhan
lanjutkan langkah selanjutnya.
• Tambahkan 3-5 tetes asam asetat 5% pada tabung reaksi yang telah dipanaskan
• Jepit tabung reaksi dengan penjepit tabung dan panaskan urin diatas lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari ujung
lampu sampai mendidih dengan posisi miring.
• Perhatikan perubahan warna yang terjadi dan bandingkan dengan tabung pembanding.
• Cara membaca hasil:
Negatif (-) : urine tidak keruh
Positif 1 (+) : ada keruhan
Positif 2 (++) : urin keruh mudah dilihat dan ada endapan halus
Positif 3 (+++) : urin lebih keruh dan ada endapan yang lebih jelas dilihat.
Positif 4 (++++) : urin sangat keruh dan ada endapan yang menggumpal.
• Bereskan peralatan yang telah digunakan.
• Rendam handscoon pada larutan klorin 0,5% dicelupkan, digosok-gosok, celupkan kembali, dan lepas secara
terbalik.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik serta keringkan dengan tisu.
• Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasil kepada pasien.
3. Cek List Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
Tujuan : untuk mengetahui kadar hemoglobin pada darah.
a. Persiapan alat:
• Pipet sahli - Bengkok
• Selang karet - Tempat sampah medis dan non medis
• Tabung sahli - Pengalas
• Standart pembanding - Celemek
• Pengaduk - Headcup dan Masker
• Kapas dtt - Kacamata Google
• Alkohol - Sepatu boat
• Blood lancet - Sarung tangan
• Pengalas - Waskom berisi larutan klorin 0,5%
b. Bahan:
• Darah
• HCL 1% (asam klorida)
• Aquadest
c. Persiapan tempat:
• Bersih
• Rapi
• Nyaman
• Ventilasi udara cukup
• Penerangan cukup
• Menutup tirai untuk menjaga privasi pasien
d. Persiapan pasien
• Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari pasien.
e. Persiapan petugas
• Memakai alat perlindungan diri. Dari headcup, kacamata google, masker, celemek, dan sepatu boat.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseeptik dan dikeringkan dengan tisu.
f. Prosedur kerja
• Dekatkan peralatan yang akan digunakan.
• Buka peralatan yang akan digunakan.
• Pasang pipet dengan saluran penghisap dan pastikan berfungsi dengan baik.
• Basahi kapas dtt dengan alkohol.
• Dekatkan bengkok.
• Pasang pengalas.
• Isilah tabung dengan HCL 1% sampai angka 2 menggunakan pipet tetes.
• Memakai handscoon pada tangan yang dominan (tangan kanan)
• Ambil handscoon dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan (tangan kanan), sedangkan tangan kiri
menutup tempat handscoon dan kemudian memakai handscoon.
• Letakkan pipet dengan saluran penghisap di mulut petugas kesehatan.
• Ambil kapas dtt dan kapas alkohol.
• Desinfeksi pada ujung jari manis, kemudian tusuk dengan blood lancet, bersihkan darah yang pertama keluar
dengan kapas kering, tekan jari supaya darah lebih banyak keluar.
• Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai garis biru pada tabung (tube) atau 20 mm
• Masukkan darah ke dalam tabung sahli sampai semua darah keluar dari pipet.
• Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar tercampur.
• Bersihkan pipet dan penghisapnya dari darah.
• Masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, diaduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama
dengan warna standar.
• Lihat ujung paling atas dan baca angka diujung tersebut. Itulah kadar hemoglobinnya.
• Bereskan peralatan yang telah digunakan.
• Rendam handscoon pada larutan klorin 0,5% dicelupkan, digosok-gosok, celupkan kembali, dan lepas secara
terbalik.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik serta keringkan dengan tisu.
• Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasil kepada pasien.
4. Cek List Suntik TT (Tetanus Toxoid)
a. Persiapan alat :
• Spuit - Waskom
• Jarum suntik - Tempat sampah medis dan non medis
• Bak instrumen - Celemek
• Lemari pendingin - Headcup dan Masker
• Kapas - Kacamata Google
• Air bersih - Sepatu boat
• Handuk - Sarung tangan
• Bengkok - Waskom berisi larutan klorin 0,5%
• Alkohol
b. Bahan :
• Vaksin TT (suhu 1-8 oC)
c. Persiapan tempat:
• Bersih
• Rapi
• Nyaman
• Ventilasi udara cukup
• Penerangan cukup
• Menutup tirai untuk menjaga privasi pasien
d. Persiapan pasien
• Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari pasien.
• Menyarankan kepada pasien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.
• Menyarankan pasien untuk membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian.
e. Persiapan petugas
• Memakai alat perlindungan diri. Dari headcup, kacamata google, masker, celemek, dan sepatu boat.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseeptik dan dikeringkan dengan tisu.
f. Prosedur kerja
• Dekatkan peralatan yang akan digunakan.
• Buka peralatan yang akan digunakan.
• Basahi kapas dtt dengan alkohol.
• Setelah pasien membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian, yaitu tempat penyuntikan:
• Pada lengan atas sebelah luar 1/3 bagian dari bahu atau lengan kiri ibu.
• Pada paha sebelah luar 1/3 bagian dari sendi panggul ibu.
• Memakai handscoon pada tangan yang dominan (tangan kanan).
• Ambil spuit dan aspirasi vaksin TT dan letakkan di bak instrumen.
• Ambil handscoon dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan (tangan kanan), sedangkan tangan kiri
menutup tempat handscoon dan kemudian memakai handscoon.
• Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
• Angkat sedikit kulit dengan telunjuk dan ibu jari, kemudian tusukkan jarum dengan lubang jarum
menghadap ke atas dengan 45 derajat.
• Aspirasi spuit ada darah atau tidak, jika tidak ada darah masukkan vaksin secara perlahan.
• Ambil kapas kering, letakkan pada atas jarum dan tarik secara perlahan.
• Bereskan peralatan yang telah digunakan.
• Rendam handscoon pada larutan klorin 0,5% dicelupkan, digosok-gosok, celupkan kembali, dan lepas
secara terbalik.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik serta keringkan dengan
tisu.
• Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasil kepada pasien.
5. Cek list Leopold
a. Persiapan alat:
• Headcup dan Masker - Selimut
• Celemek - Mathlyn
• Kacamata Google - Waskom berisi larutan klorin 0,5%
• Sepatu boat - Methlyn
• Sarung tangan - Tempat sampah medis dan non medis
b. Persiapan tempat:
• Bersih
• Rapi
• Nyaman
• Ventilasi udara cukup
• Penerangan cukup
• Menutup tirai untuk menjaga privasi pasien
c. Persiapan pasien
• Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari pasien.
• Menyarankan kepada pasien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.
d. Persiapan petugas
• Memakai alat perlindungan diri. Dari headcup, kacamata google, masker, celemek, dan sepatu boat.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseeptik dan dikeringkan
dengan tisu.
e. Prosedur kerja
• Menyisihkan pakaian ibu hingga seluruh bagian ibu tampak jelas, kemudian meminta ibu untuk meletakkan kedua
telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha dan lutut, untuk mengurangi ketegangan
dinding perut. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut yang sudah disediakan.
• Memakai handscoon pada tangan yang dominan (tangan kanan).
• Ambil handscoon dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan (tangan kanan), sedangkan tangan kiri
menutup tempat handscoon dan kemudian memakai handscoon.
• Pemeriksa berada disisi kanan ibu, menghadap bagian lateral kanan.
• Memberitahukan kepada ibu bahwa pemeriksaan akan memulai proses pemeriksaan.
• Leopold I: meletakkan ujung telapak tangan kanan dan kiri pada fundus uteri kemudian diketengahan dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan
kanan dan kiri secara bergantian. Kemudian menentukan tinggi fundus uteri (diukut dari tepi atas simpisis ke
gundus uteri).
• Leopold II: meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak kanan pada dinding perut
lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama. Kemudian memulai dari bagian atas, tekan secara
bergantian atau bersamaan (simultan) telapak kanan dan kiri, kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
• Leopold III: meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kanan bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kiri bawah perut ibu, tekan secara lembut secara bersamaan/bergantian untuk menentukan, bagian
bawah janin. (bagian keras, bulat, dan melenting adalah kepala).
• Leopold IV: petugas menghadap kearah kaki pasien, kaki pasien diluruskan. Meletakkan ujung telapak tangan
kanan dan kiri pada lateral kanan dan kiri uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri berada pada tepi
atas simpisis. Menemukan kedua ibu jari kanan dan kiri, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang berada
dinding bawah uterus. Memperhatikan sudut yang dibentuk oleh jari tangan (konvergen atau divergen). Setelah itu,
pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi bila presentasi kepala, menguyapakan
memegang bagian kepala didekat leher, bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi.
Memfiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simpisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah masuk pintu atas panggul.
• Rapikan pasien seperti sebelumnya.
• Bereskan peralatan yang telah digunakan.
• Rendam handscoon pada larutan klorin 0,5% dicelupkan, digosok-gosok, celupkan kembali, dan lepas
secara terbalik.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik serta keringkan dengan
tisu.
• Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasil kepada pasien.
6. Cek List Pemeriksaan Inspikulo
a. Persiapan alat :
• Spekulum cocor bebek - Tempat sampah medis dan non medis
• Bak instrumen - Celemek
• Kapas lisol/sublimat - Headcup dan Masker
• Kapas dtt dan air dtt dalam kom - Kacamata Google
• Lampu sorot - Sepatu boat
• Meja ginekologi - Sarung tangan
• Bengkok - Waskom berisi larutan klorin 0,5%
b. Persiapan tempat:
• Bersih
• Rapi
• Nyaman
• Ventilasi udara cukup
• Penerangan cukup
• Menutup tirai untuk menjaga privasi pasien
c. Persiapan pasien
• Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari pasien.
• Menyarankan kepada pasien untuk mengosongkan kandung kemih
d. Persiapan petugas
• Memakai alat perlindungan diri. Dari headcup, kacamata google, masker, celemek, dan sepatu boat.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseeptik dan dikeringkan dengan
tisu.
e. Prosedur kerja
• Dekatkan peralatan yang akan digunakan.
• Buka peralatan yang akan digunakan.
• Atur posisi pasien dengan posisi litotomi. Ibu berbaring diatas meja ginekologik, lipatan lututnya diletakkan
pada penyangga dan tungkainya dala keadaan fleksi santai, sehingga pasien dalam posisi mengkakang.
• Pasang lampu sorot ke arah vulva pasien.
• Memakai handscoon pada tangan yang dominan (tangan kanan).
• Ambil handscoon dengan tangan yang sudah memakai sarung tangan (tangan kanan), sedangkan tangan kiri
menutup tempat handscoon dan kemudian memakai handscoon.
• Lakukan vulva hygiene
• Masukkan ujung spekulum dengan posisi miring dan jari kelingking berada di perineum. Masukkan
perlahan sampai puncak vagina di fornik posterior. Kemudian putar 900 buka spekulum dan kunci
spekulum.
• Periksa dinding vagina dan porsio vagina servik uteri (bulat, terbelah, melintang, mudah berdarah,
erosi(stomatitis), peradangan, tumor).
• Membuka sekrup spekulum vagina, tutup spekulum, putar 900, dan keluarkan perlahan-lahan.
• Rapikan pasien seperti sebelumnya.
• Bereskan peralatan yang telah digunakan.
• Rendam handscoon pada larutan klorin 0,5% dicelupkan, digosok-gosok, celupkan kembali, dan lepas
secara terbalik.
• Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik serta keringkan dengan
tisu.
• Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan hasil kepada pasien.
7. Skor Poedji Rochyati
8. Leaflet Pemberian Nutrisi
9. Leaflet Senam Hamil
10. Leaflet TBC
11. Leaflet Tanda Bahaya Pada Kehamilan
12. Leaflet KB Pasca Bersalin
13. Leaflet Anemia
THANKYOUUU!!!

Anda mungkin juga menyukai