Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.

“E” G3P2A0H2
UK 17 MINGGU DI PUSKESMAS MUARA DELANG
KABUPATEN MERANGIN

LAPORAN KELOLAAN INDIVIDU PRAKTIK KLINIK


KEBIDANAN KEHAMILAN

Disusun oleh:

FADZILATUL RAHMAWATI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN NY. “E”
DI PUSKEMAS MUARA DELANG

Disusun oleh:

Fadzilatul Rahmawati 2115901112

Telah diseminarkan di depan penguji

Pada tanggal……….2022

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(……………………………) (………………………………)

Ketua Prodi Kebidanan


Universitas Fort De Kock

(.................................................)
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kelolaan individu yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. E 40 Tahun di Puskesmas Muara Delang”, dalam

kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar– besarnya

kepada dosen pengampu yang telah membimbing selama ini.

Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis telah berupaya

dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

Penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan kritik dan saran

yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan laporan ini dikemudian hari. Akhirnya

penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Dan dapat memberikan

kontribusi yang positif serta bermakna dalam proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan.

Amin

Merangin, Januari 2022

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sekitar 85% sampai 90% kehamilan adalah fisiologis namun setiap fase dalam

kehamilan mempunyai risiko. Menghindari terjadinya risiko pada kehamilan dapat

melakukan deteksi dini. Melakukan ANC sesuai anjuran WHO yaitu kunjungan sebanyak

minimal 4 kali. Selain itu untuk menghindari risiko pada masa nifas dan masa neonatal

dapat dilakukan pemantauan selanjutnya dengan dilakukan kunjungan nifas (KF)

sebanyak 4 kali dan kunjungan neonatal (KN) sebanyak 3 kali.

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam derajat

kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu

penyebab kematian terkait dengan gangguan selama masa kehamilan sehingga hal ini

menjadi masalah yang besar di Indonesia menurut Survey Data Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 disebutkan bahwa angka kematian ibu. Di Indonesia

mencapai 228 per 100.000 dari jumlah kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Salah satu

faktor tidak langsung yang sangat berperan besar dalam komplikasi pada ibu hamil

maupun persalinan adalah kekurangan energy kronis (KEK). Menurut data Profil

Kesehatan Indonesia, diketahui bahwa 53,9% ibu hamil mengalami deficit energi < 70%

angka kecukupan energy (AKE) dan 13,1% mengalami deficit ringan (70-90% AKE).

Untuk kecukupan protein 51,9% ibu hamil mengalami defisit protein < 80% angka

kecukupan protein (AKP) dan 18,8% mengalami defisit ringan 80-99% (Kemenkes RI,

2017).
Beberapa permasalahan yang terjadi pada kehamilan yang berhubungan dengan

gizi adalah gangguan metabolik seperti obesitas, gangguan sistem endokrin seperti

Diabetes tipe II yang dapat mengakibatkan resiko keguguran, koma bahkan kematian, dan

hipertensi pada kehamilan, telah dilaporkan fatalitas kasusnya 1,8% sampai dengan 35%

ibu mengalami komplikasi mayor, sedangkan pada hematologi atau anemia yang

dikarenakan karena kekurangan zat besi, terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dan

kejadian pada ibu hamil mencapai 51% di seluruh dunia (Elizabet dan Jason, 2012).

Kekurangan energi kronis merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil

menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung dalam jangka waktu lama

(menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan, sehingga

peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (Kemenkes,

2015). Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya

adalah gizi kurang seperti kurang energi kronik dan anemia gizi (Mochtar, 2007). Lingkar

lengan atas (LILA) adalah jenis pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk

mengukur risiko KEK pada wanita usia subur yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu

menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Sedangkan ambang batas LILA pada WUS

dengan resiko KEK adalah 23,5 cm dan apabila kurang dari 23,5 cm wanita tersebut

mengalami KEK (Supriasa, 2012).

Ibu hamil yang mengalami resiko KEK akan menimbulkan beberapa

permasalahan, baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan

risiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal, dan serangan penyakit infeksi. Sedangkan pengaruh KEK

terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,

cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Sandjaja, 2005).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil diantaranya adalah

keadaan sosial ekonomi yang mengakibatkan rendahnya pendidikan, jarak kelahiran yang

terlalu dekat menyebabkan buruknya status gizi pada ibu hamil, banyaknya bayi yang

dilahirkan (paritas), usia kehamilan pertama yang terlalu muda atau masih remaja dan

pekerjaan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak diimbangi dengan

asupan makanan dalam jumlah yang cukup (Ary dan Rusilanti, 2013)

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas diadapatkan rumusan masalah Bagaimana asuhan

Kebidanan berkesinambungan kehamilan pada ibu dengan faktor resiko umur >35 tahun

dan KEK?

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami dan mampu melakasanakan asuhan kebidanan pada

kehamilan dengan menggunakan manajamen kebidanan dan mendokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari laporan ini yaitu:

a. Melaksanakan pengkajian data pada kehamilan


b. Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa

c. Mengidentifikasi masalah potensial

d. Mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Menentukan perencanaan

f. Melakukan penatalaksanaan

g. Mengevaluasi tindakan

h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan dari laporan ini yaitu:

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan mengamati suatu permasalahan

sehingga mendapatkan pengalaman yang nyata bagi penulis dalam proses pembuatan

laporan.

2. Bagi klien dan keluarga

Klien dan keluarga dapat mencegah dan mendeteksi secara dini serta dapat segera

mengambil keputusan yang tepat untuk datang ke fasilitas kesehatan.

3. Bagi pusat pelayanan kesehatan

Sebagai bahan masukan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan

terutama mengenai pendekatan manajemen kebidanan pada pra nikah dengan usia

dini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

terakhir (Saifuddin, 2009).

2. Perubahan fisiologis kehamilan

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi

hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan tidak

hamil uterus mempunyai berat 70g dan kapasitas 10ml atau kurang. Selama

kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,

plasenta dan cairan amnion yang volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat

mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100g. Pembesaran uterus meliputi

peregangan dan penebalan selsel otot sementara. Pada akhir kehamilan 12 minggu

uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya,

uterus akan menyentuh dinding abdominalmendorong usus kesamping, dan keatas, terus

tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester pertama kehamilan uterusakan

mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri. Pada trimester

kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Fenomena ini disebut

Braxton Hicks. Pada bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan

meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan (Prawirohardjo, 2010).
2) Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunak.

Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks bertambah, timbulnya

oedema dari serviks dan hyperplasia serviks. Pada akhir kehamilan serviks menjadi

sangatlunak dan portio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat

dimasuki dengan mudah oleh satu jari (Prawirohardjo, 2010).

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru

juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini

akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan

berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal

(Prawirohardjo, 2010).

4) Vagina dan vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan

mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos. Peningkatan volume

sekresi vagina juga terjadi, sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara

3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang

dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus

(Prawirohardjo, 2010).

5) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lunak.

Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit
akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah

bulan pertama cairan kuning bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal

dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air

susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting

hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen menurun sehingga

pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan

prolaktin akan merangsangsintesis laktosa dan pada akhirnya akan meningkatkan

produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).

6) Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke

placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar

darah pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.

Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi

penurunan dalam perifer vaskuler resistensi yang disebabkan oleh pengaruh pergangan

otot halus oleh progesteron.

Selama kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-50% dan

mencapai level maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi

selama persalinan. Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi.

Setelah 24 minggu tekanandarah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah

sebelum aterm. Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak

pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada

minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).


B. TANDA DAN GEJALA

Tanda-tanda pasti hamil yaitu teraba gerakan janin didalam rahim, terdengar bunyi

jantung, pada pemeriksaan rotgen dan ultrasonografi terlihat kerangka janin, kantong

kehamilan (Manuaba,2012).

C. PENYEBAB

Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat mempengaruhi

keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang

dilakukan pada kasus normal (Manuaba,2007). Risiko kehamilan adalah keadaan

menyimpang dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian

ibu maupun bayi (Meilani, 2009). Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko

berdasarkan karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun (2009),

meliputi:

a. Ibu hamil risiko rendah

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak

memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko

tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.

b. Ibu hamil risiko sedang

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat

sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,

tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya akan

mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit

pada waktu persalinan.


c. Ibu hamil risiko tinggi

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko

tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan

menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada

saat hamil maupun persalinan nanti.

Faktor risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan

kemungkinan risiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat

menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya (Rochjati, 2011).

Puji Rochjati mengemukakan batasan faktor risiko pada ibu hamil ada 3

kelompok yaitu sebagai berikut,

1) Kelompok Faktor risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO) Deteksi ibu

hamil berisiko Ada potensi Gawat Obstetri artinya adalah masalah kehamilan

yang perlu diwaspadai. Kelompok risiko ini digambarkan dalam tabel berikut,
Tabel 1. Faktor risiko yang terdapat dalam kelompok I

Factor risiko I Batasan – batasan kondisi ibu


Primi Muda Terlalu muda, hamil pertama umur ≤16 tahun

Primi Tua

1) Terlalu tua, hamil pertama ≥35 tahun

2) Terlalu lambat hamil, setelah kawin ≥4 tahun

Primi tua sekunder Terlalu lama punya anak lagi,


terkecil ≥10 tahun
Anak terkecil < 2 tahun Terlalu cepat punya anak lagi,
terkecil ≤ 2 tahun
Grande Multi Terlalu banyak punya anak, 4 atau lebih

Umur > 35 tahun Terlalu tua, hamil umur 35 tahun atau lebih

Tinggi badan < 145 cm Terlalu pendek pada ibu dengan hamil pertama, hamil kedua atau
lebih, tetapi belum pernah melahirkan normal/spontandengan bayi
cukup bulan dan hidup

Pernah gagal
kehamilan (abortus)
1) Hamil kedua yang pertama gagal

2) Hamil keiga/lebih mengalami gagal (abortus, lahir mati) 2 kali.

Pernah melahirkan dengan

1) Vakum

2) Manual plasenta

3) Perdarahan hingga diinfus/transfuse pasca persalinan

Pernah operasi sesar Pernah melahirkan secara sesar

sumber : rochjati 2011


2) Faktor Risiko II ( Ada Gawat Obstetri/AGO)

Ibu hamil dengan penyakit, Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau

gemeli, kembar air atau hidramnion, bayi mati dalam kandungan, Kehamilan

dengan kelainan letak, hamil lewat bulan.

3) Kelompok Faktor Risiko III ( Ada Gawat Darurat Obstetri/ADGO),

Perdarahan sebelum bayi lahir dan pre eklamsia berat atau eklampsia.

Pada kelempok faktor risiko III, ini harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum

kondisi ibu dan janin bertambah buruk/jelek yang membutuhkan penanganan

dan tindakan pada waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan

bayinya.

D. ANTENATAL CARE (ANC)

a. Pengertian

Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,

persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi (Manuaba dkk., 2010).

b. Jadwal pelaksanaan anc

Kontak minimal 4 kali dilakukan trimester I satu kali, trimester II satu kali dan

trimester III dua kali. Kunjungan ulang yang dilakukan tiap 4 minggu sampai umur

kehamilan 28 minggu, tiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu, dan tiap

minggu sampai persalinan (Siswosudarno dan Emilia 2010)

c. Pelayanan ANC

Menurut Kemenkes RI (2010) dalam melakukan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:


1). Timbang berat badan

Rendah <19,8 12,5–18


Normal
Tinggi
Obesitas
Gemelli
19,8–26 11,5–16
26–29 7–11,5
>29 ≥7
16–20,5

2) Ukur lingkar lengan atas (LILA)

3) Ukur tekanan darah

4) Ukur tinggi fundus uteri

Tabel 3. Ukuran fundus uteri

Usia kehamilan Tinggi Fundus dalam cm Menggunakan penunjuk


penunjuk badan

12 minggu - Teraba diatas simfisis


16 minggu - Antara simfisis pubis dan
umbilikus
20 minggu 20 cm (+2 cm) Pada umbilikus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (+2 cm)
28 minggu 28 cm (+2 cm) Ditengah,antara umbilikus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (+2 cm)
36 minggu 36 cm (+2 cm) Pada prosesus sifoideus
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Detak jantung janin normal antara 120-160 kali per menit. Pemeriksaan ini

digunakan untuk menentukan frekuensi denyut jantung janin per menit, teratur atau tidak,

dimana letak punctum maksimum (Manuaba dkk., 2010).

6) Tentukan presentasi janin

7) Beri imunisasi tetanus toksoid (TT)

8) Beri tablet tambah darah (tablet besi)

9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

10)Pemeriksaan kadar hemoglobin (HB)

11) KIE

Tatalaksana atau penanganan kasus KIE efektif Pada data tingkat pengetahuan

yang masih kurang juga dapat diatasi dengan memberikan penjelasan dan konseling

tentang permasalahan yang belum diketahui (Saifuddin, 2009).

E. PATOFISIOLOGI TERJADINYA PENYAKIT

Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu: pertama,

ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung lama maka

persediaan/ cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu.

Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan, yang

ditandai dengan penurunan berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang dapat

dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Keempat, terjadi perubahan fungsi yang

ditandai dengan tanda yang khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat

dari munculnya tanda klasik. Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor

lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini

berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan

jaringan.

F. PEMERIKSAAN FISIK YANG DILAKUKAN SESUAI TEORI

Metode untuk Penilaian Status Gizi dibagi ke dalam tiga kelompok. Pertama,

metode secara langsung yang terdiri dari penilaian tanda klinis, tes laboratorium, metode

biofisik, dan antropometri. Kedua, penilaian dengan statistik kesehatan (tidak langsung).

Kelompok terakhir adalah penilaian dengan melihat variabel ekologi. Dari sekian banyak

metode PSG, metode langsung yang paling sering digunakan adalah antropometri

(Arisman, 2010). Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan

menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Lingkar Lengan Atas

(LILA), Lingkar Kepala, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Indeks Massa Tubuh menurut

Umur (IMT/U). Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah.

TB/U, BB/U, dan BB/TB direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk

menentukan status gizi balita (Gibney, Barrie, John et al., 2008 dalam Adriani, 2012).

Sedangkan untuk indeks antropometri yang umum digunakan pada orang dewasa (usia 18

tahun ke atas) adalah indeks massa tubuh (IMT). IMT tidak dapat digunakan pada bayi,

anak, remaja, ibu hamil, olahragawan, dan orang dengan keadaan khusus seperti edema,

asites, dan hepatomegali (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2013).

Menurut Kristiyanasari (2010) yang dikutip dalam buku Gizi Ibu Hamil, ada

beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain

(1) memantau penambahan berat badan selama hamil, (2) mengukur LILA untuk

mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan (3) mengukur kadar Hb untuk
mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia yang merupkakan faktor resiko

kekurang gizi.

G. TERAPI/ TINDAKAN PENANGANAN SESUAI TEORI

Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar pelayanan antenatal terpadu

yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggibadan, nilai status gizi (ukur LILA),

memberikan tablet tambah darah (TTD), tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling

(Direktorat Bina Gizi, 2015).

1) Penapisan Penapisan dilakukan pengukuran LILA, hasil laboratorium dan ada

tidaknya penyakit (Direktorat Bina Gizi, 2015).

2) Penentuan Status Gizi a) Normal jika LILA ≥ 23,5 cm b) KEK jika LILA <

23,5 cm Selain status gizi perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang berisiko. Disebut Ibu

Hamil Risiko Tinggi bila (Direktorat Bina Gizi, 2015) :

(a) TB < 145 cm dan atau

(b) BB < 45 kg pada seluruh usia kehamilan

(c) Anemia bila Hb < 11 g/dl

3) Pelayanan Antenatal Terpadu Ibu Hamil dengan KEK Setiap ibu hamil

mempunyai risiko mengalami masalah gizi terutama KEK, oleh karena itu semua ibu

hamil harus menerima pelayanan antenatal yang komprehensif dan terpadu. Tujuan

pelayanan antenatal terpadu meliputi: deteksi dini, pengobatan dan penanganan gizi yang

tepat terhadap gangguan kesehatan ibu hamil termasuk masalah gizi terutama KEK;

Persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi akibat masalahkesehatan

terutama masalah gizi pada ibu hamil KEK; pencegahan terhadap penyakit dan

komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan konseling (Direktorat Bina
Gizi, 2015). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan antropometri,

LILA < 23,5 cm dan harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga

kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

Secara umum pelayanan gizi pada ibu hamil KEK di fasilitas pelayanan kesehatan

dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah (epidemiologis dan/atau sosial budaya dan

kemampuan local). Pelayanan gizi dapat dilakukan oleh tenaga gizi dan bidan (Direktorat

Bina Gizi, 2015).

H. KOMPLIKASI YANG TERJADI SESUAI TEORI

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin

dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat

bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan

berat badan lahir rendah (BBLR). Gizi yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun

pada waktu sedang hamil, lebih sering mengakibatkan abortus, BBLR (bayi berat lahir

rendah), hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi lahir

mudah terkena infeksi, lahir mati, dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Kurang gizi

yang kronis pada masa anak-anak, dengan/tanpa sakit yang berulang, akan menyebabkan

bentuk tubuh yang stunting/kuntet pada masa dewasa. Ibu-ibu yang mengalami kondisi

ini sering melahirkan bayi BBLR.

Berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu, baik sebelum

hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam

pencapaian gizi ibu saat hamil. Pada penelitian Rosemeri ( dalam Weni, 2010:68)

menunjukan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna

terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan LILA kurang dari 23,5cm sebelum hamil
mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu

dengan LILA >23,5cm. Kamariyah da Musyarofah mengatakan bahwa gizi ibu sebelum

dan saat hamil juga dapat mempengaruhi berat lahir bayi, misalnya defisiensi zat gizi

makro karena kekurangan energi kronis (LILA <23,5 cm). Apabila ibu hamil mengalami

KEK, maka janin tidak mendapatkan asupan gizi optimal, sehingga pertumbuhan dan

perkembangan janin terganggu. LILA diikuti dengan pertambahan berat badan selama

kehamilan adalah faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi saat lahir.

I. KEWENANGAN BIDAN

Bidan dapat melakukan pelayanan gizi untuk ibu hamil KEK jika tidak ada tenaga

gizi. Kegiatan tatalaksana gizi yang dilakukan bidan yaitu (Direktorat Bina Gizi, 2015):

(1) Edukasi pola makan. (2) Pemberian makanan tambahan ±500 kkal, 15 gr protein per

hari dan pantau perkembangan janin oleh bidan. (3) Apabila tidak terjadi kenaikan BB 1

kg/bulan (Trimester I) dan 2 kg/bulan (Trimester II dan III) segera merujuk ke dokter dan

tenaga gizi.
BAB III
LAPORAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.”E“


G3P2A0H2 USIA KEHAMILAN 17 MINGGU DI PUSKESMAS MUARA DELANG
KABUPATEN MERANGIN

Hari/Tanggal : Sabtu, 01-01-2022


Pukul : 09.00 Wib

A. SUBJEKTIF

1. Biodata

Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. T

Umur : 40 tahun Umur : 45 tahun

Agama : islam Agama : islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Jl. Bisma Desa Bunga antoi Alamat : Jl. Bisma Desa Bunga Antoi

Gol.Darah : - Gol.Darah : -

2. Alasan datang berkunjung

Ibu mengatakan ingin periksa kehamilannya.

3. Keluhan Utama

Ibu mengeluh mudah merasa lelah, nafsu makan berkurang dan kadang – kadang

kepala terasa pusing.

4. Riwayat Menstruasi

Umur Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada usia 15 tahun

Lamanya Haid : Ibu mengatakan lamanya haid 6 hari


Jumlah Darah Haid : Ibu mengatakan saat haid dalam sehari 2-3x ganti pembalut

Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya kadang teratur setiap bulan

Keluhan : Tidak ada

5. Riwayat Perkawinan

Status Pernikahan : Sah

Kawin Ke : 1 kali

Umur Menikah : 24 tahun

Lama Menikah : 5 tahun

Jarak menikah dengan kehamilan I : 3 bulan

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak Thn Usia Jenis Penolong Penyulit BBL Keadaan

ke partus ibu persalinan persalina anak skrg

1 Normal Dukun Tdk ada Sehat

2 Normal Bidan Tdk ada Sehat

Ini

7. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPHT : Lupa

b. TP : -

c. Usia Kehamilan : 17 minggu


8. Riwayat Ginekologi

Tidak menderita penyakit seperti infertilitas, cervisitis cronis, polip serviks, infeksi

virus, endometriosis, kanker kandungan, penyakit menular seksual (PMS), myoma

serta tidak pernah mengalami operasi kandungan.

9. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan ibu tidak menggunakan Metode KB apapun.

10. Riwayat kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang pernah diderita seperti Jantung,

Hipertensi, Diabetes Melitus, TBC, Asma, Hepatitis serta tidak ada riwayat operasi

abdomen/SC.

b. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan seperti

Hipertensi, Pre Eklamsi, dan Eklamsi.

c. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita seperti

Jantung, Hipertensi, Diabetes Melitus, TBC, Asma, dan Hepatitis.

d. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada

e. Riwayat alergi : Tidak ada

11. Pola kegiatan sehari-hari

a. Nutrisi

Makan : Frekuensi : 1-2x sehari


Menu : Nasi, Sayur, lauk.

Porsi : 1 piring

Keluhan : Ibu mengatakan sudah tidak mual muntah

Minum :Frekuensi : 5-6 sehari/gelas

Jenis : Air putih

Keluhan : Tidak ada

b. Eliminasi

BAB :Frekuensi : 1x sehari

Konsistensi : Lunak dan terkadang encer

Keluhan : Ibu mengatakan akhir-akhir ini mengalami diare

BAK : Frekuensi : 6-7 x sehari

Warna : Kuning jernih

Keluhan : Tidak ada

c. Personal hygiene

Mandi : 2x sehari

Keramas : 1x seminggu

Gosok Gigi : Setiap mandi

Ganti Pakaian Dalam : Setiap habis mandi dan jika basah

Ganti Pakaian Luar : Setiap habis mandi

Genetalia : Bersih

d. Istirahat dan tidur

Tidur siang : 1 – 2 jam

Tidur malam : 9 jam


Keluhan : tidak ada

e. Olahraga

Jenis : jalan pagi

Frekuensi : 2x seminggu

Keluhan : tidak ada

f. Hubungan seksual

Frekuensi sebelum hamil : 2x seminggu

Frekuensi selama hamil : 1x seminggu

Keluhan : tidak ada

g. Kebiasaan hidup

Merokok : tidak ada

Minumam Keras : tidak ada

Obat-obatan : Bidan

Jamu : tidak ada

h. Pola aktivitas pekerjaan sehari-hari: melakukan pekerjaan rumah dan istirahat

12. Riwayat Psikososial, ekonomi, kultural dan spiritual

1). Psikososial

- Ibu mengatakan hubungan Ibu dengan Keluarga Baik

- Ibu mengatakan perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan yang ketiga ini

yaitu biasa saja dan merupakan kehamilan yang tidak diinginkan

- Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu suami

- Ibu mengatakan tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan

yaitu Rumah Sakit atau BPM


- Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : Rumah Sakit

2). Ekonomi : Cukup

3). Kultural : Baik

4). Spiritual : Baik

B. OBJEKTIF

1. Data umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Keadaan Emosional : Stabil

d. Pengukuran tinggi badan, berat badan, LILA

1). Berat Badan : 55 Kg Berat Badan Sebelum Hamil: 53 Kg

2). Tinggi Badan : 151 cm

3). LILA : 23 cm

e. Tanda-tanda vital

1). TD : 92/51 mmhg

2). Nadi : 88 x/i

3). Pernafasan : 22 x/i

4). Suhu : 36,5 ˚C

f. Postur tubuh : Normal

2. Data khusus

a. Kepala

Rambut : Rambut bersih, hitam dan tidak rontok

Muka : Pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum


Mata : Cekung, Simetris, congjungtiva pucat, sklera putih, tidak oedema

Telinga : Simetris, normal, bersih, tidak ada serumen

Hidung : Normal, bersih, tidak ada secret, dan tidak ada polip

Mulut : Bibir sedikit pucat, gigi tidak ada caries dan

tidak ada stomatitis

b. Leher : Tidak ada pembengkakan kalenjar tiroid dan limfe

c. Payudara

1) Inspeksi : Payudara simetris, putting menonjol, areola hiperpigmentasi

2) Palpasi : Tidak ada pembengkakan

d. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, linea alba, tidak ada strie, pembesaran

perut sesuai umur kehamilan

2) Palpasi : sesuai umur kehamilan

Leopold I : Konsistensi uterus keras, teraba balotement

Leopold II : Kanan: tidak dilakukan, Kiri: tidak dilakukan

Leopold III : Tidak dilakukan

Leopold IV : Tidak dilakukan

3) Auskultasi

DJJ: Punctum Max : Tidak dilakukan

Frekuensi : Tidak dilakukan

Teratur/tidak : Tidak dilakukan

e. Ekstremitas

Atas : Kuku bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices.


Bawah : Kuku bersih, tidak ada oedema, terlihat tulang kering, tidak ada varises

Perkusi :

Reflek patela : Tidak Dilakukan

f. Kulit

Turgor kulit baik

g. Pemeriksaan Penunjang

1) Golongan Darah :

2) HB : gr%

3) Urin :

Protein Urin : Tidak dilakukan

Glukosa Urin : Tidak di lakukan

4) Pemeriksaan Penunjang lain : Tidak dilakukan

C. ASSESMENT

Ibu hamil G3 P2 A0 H2, usia kehamilan 17 minggu, dengan Kekurangan Energi Kronik

D. PLANNING

1. informasi hasil pemeriksaan

2. Anjurkan ibu untuk menambah asupan nutrisi dengan cara sering ngemil dan

meningkatkan porsi makannya, sedikit tapi sering.

3. Ajarkan ibu cara menyusun menu gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung

4. Berikan suplemen / vitamin

5. Berikan ibu makanan tambahan / PMT

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi beban kerja

7. Anjurkan ibu untuk periksa tripel eliminasi dan cek HB


8. Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya 1 bulan kemudian saat jadwal ANC
selanjutnya atau jika ada keluhan
9. Beritahu ibu bahwa akan dlakukan kunjunggan rumah 4 minggu kemudian

E. PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, TTV : TD : 92/51 mmHg, N: 88 x/i, P: 22x/i, S:36,5 ˚C, dari

periksaan didapatkan ibu hamil 17 minggu, teraba ballotemen 1 jari dibawah pusat.,.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan keadaannya

2. Menganjurkan ibu untuk menambah asupan nutrisi dengan cara sering ngemil dan

meningkatkan porsi makannya, sedikit tapi sering

Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan sedikit tapi sering

3. Mengajarkan ibu cara menyusun menu gizi seimbang yaitu dengan mendemokan isi

piringku (1/3 makanan pokok, 1/3 sayuran, 1/3 untuk lauk dan buah)

Evaluasi : Ibu bersedia menyiapkan menu sesuai anjuran

4. Memberikan suplemen tambah darah 30 tablet, sehari sekali waktu malam atau disaat

makan.

Evaluasi : Ibu bersedia meminum TTD yang diberikan

5. Memberikan makanan tambahan berupa roti ( menganjurkan ibu untuk makan 2

keping 3x sehari)

Evaluasi : Ibu bersedia memakan PMT yang diberikan

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang ± 2 – 3 jam serta

tidur malam tidak terlalu larut ± 8 jam dan mengurangi aktivitas rumah tangga untuk

sementara waktu agar ibu bisa istirahat secara maksimal

Evaluasi : Ibu bersedia untuk istirahat sesuai anjuran


7. Menganjurkan ibu untuk periksa tripel eliminasi dan cek HB

Evaluasi : Ibu bersedia untuk cek tripel eliminasi dan cek HB

8. Menganjurkan ibu untuk periksa 1 bulan kemudian atau jika ada keluhan

Evaluasi : Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya bulan depan atau jika ada

keluhan

9. Memberitahu ibu bahwa akan dilaksanakan kunjungan rumah 4 minggu kemudian.

Evaluasi : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ruamah


CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ Tanggal : Minggu, 23 - Januari - 2022

Pukul : 16.00 WIB

A. SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan dengan kehamilannya

2. Ibu mengatakan sudah meminun TTD yang diberikan tetapi kadang lupa

3. Ibu mengatakan sudah memakan PMT yang diberikan tetapi tidak rutin karena terlalu

eneg

4. Ibu mengatakan bisa istirahat siang secara teratur

5. Ibu mengatakn sudah periksa tripel eliminasi dan cek HB

B. OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda Vital: TD : 100/60mmHg Nadi : 80x / mnt R.24x/mnt S.36,5

4. Lila : 23,5 cm

5. Hasil pemeriksaan Tripel Eliminasi : Hepatitis (Negatif), Sifilis (Negatif), HIV AIDS

(Non Reaktif)

6. HB : 10,5

C. ASSESMENT

Ibu hamil G3P2A0H2 hamil 21 minggu


D. PLANNING

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2. Anjurkan ibu untuk rutin meminum TTD setiap hari karena HB dibawah normal

3. Anjurkan ibu untuk memakan PMT yang diberikan seseuai anjuran

4. Anjurkan ibu untuk lebih banyak makan sayuran hijau dan buah

5. Anjurkan Ibu untuk cek Hb lagi bulan depan

E. EVALUASI

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD : 100/60mmHg Nadi : 80x / mnt R.24x/mnt

S.36,5, Lila : 23,5 Hb: 10,5

2. Ibu bersedia meminum TTD secara rutin

3. Ibu bersedia memakan PMT sesuai anjuran

4. Ibu bersedia untuk lebih banyak makann buah dan sayur

5. Ibu bersedia cek Hb lagi bulan depan


BAB IV
ANALISIS KASUS

Analisis kasus merupakan bagian dari laporan kasus yang akan membahas

kesenjangan dan hambatan selama penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. E

dengan factor resiko. Kesenjangan tersebut menyangkut antara teori dan praktek langsung

dilapangan.

Pengumpulan data dasar dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pasien. Pada

pengkajian data kasus ny. E G3P2A0H2 umur 40 tahun ditemukan data subjektif berupa keluhan

utama sering lemas,nafsu makan menurun, cepat lelah dan kadang pusing. Hal ini sesuai dengan

teori menurut Varney (2006) disebutkan bahwa keluhan pada penderita KEK dan anemia antara

lain : lemah, mengantuk, pusing, lelah, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang

dan nafas pendek. Selain itu didapatkan juga paritas Ny.E yang lebih dari 2x. Hal ini tidak

sesuai dengan teori bahwa ibu yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih,

kemungkinan banyak akan mengalami masalah gizi seperti gizi kurang dan anemia (Supriyanto,

2011). Sehingga disini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata. Selain itu

didapatkan pula data objektif dalam kasus Ny.E G3P2A0H2 hamil dengan KEK berupa hasil

pengukuran LILA 23 cm, hal ini sesuai dengan teori yaitu ibu yang memiliki LILA kurang 23,5

cm memiliki resiko KEK (Supariasa, 2011). Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan

hanyalah pengukuran kadar Hb saja, hal ini tidak sesuai dengan teori Supariasa (2012) yang

seharusnya dilakukan pemeriksaan kadar serum protein dan serum protein albumin untuk menilai

kadar protein dalam darah yang dapat memperkuat diagnosa KEK, sehingga terdapat
kesenjangan pemeriksaan penunjang antara teori dengan kasus nyata, yaitu tidak dilakukannya

pemeriksaan kadar protein albumin dan protein dalam darah.

Pada kasus ini diagnosa yang dapat ditegakkan adalah 17 minggu janin tunggal hidup

intra uterin, preskep, puka dengan KEK dan anemia ringan. Dengan data dasar subjektif

didapatkan ibu sering mengalami lemas, pusing, pucat pada muka dan kuku jari tangan serta

merasa cepat lelah saat beraktifitas. Hal ini sesuai dengan teori yaitu pada penderita anemia

biasanya didapatkan keadaan umum lemas, muka, conjungtiva, ekstremitas atas pada ujung jari

terlihat dan ekstremitas bawah pada telapak tampak pucat, cepat leleh saat beraktifitas (Varney,

2007). Pada data dasar objektif didapatkan hasil pengukuran LILA 23 cm, hal ini sesuai pada

teori batas ambang LILA normal untuk ibu hamil adalah 23,5 cm (Supariasa, 2012). Kemudian

didapatkan pula hasil pemeriksaan Hb untuk Ny.E adalah 10,5 gr/dl yangberarti ny.E mengalami

anemia, hal ini sesuai dengan teori bahwa kadar Hb normal untuk seorang wanita yang hamil

pada usia kehamilan trimester 2 adalah 10,5 gr/dl (Supariasa, 2011). Sehingga tidak terdapat

kesenjangan diagnosa antara teori dan kasus nyata.

Pada kasus Ny.E hamil dengan KEK masalah yang terjadi adalah ibu mengalami

anemia ringan, hal ini dikarenakan hasil pemeriksaan Hb yang hanya 10,3 gr/dl. Hal ini sesuai

dengan teori Sandjaja (2009) yang mengatakan bahwa komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu

hamil dengan KEK adalah anemia. Sedangkan menurut Waryana (2010) kadar Hb yang normal

untuk ibu hamil trimester 1 dan 3 adalah11,0 gr/dl, sedangkan untuk trimester 2 yaitu 10,5.

Sehingga tidak terdapat kesenjangan masalah antara teori dengan kasus nyata.

Kebutuhan yang ditetapkam untuk Ny.E G3P2A0 hamil dengan KEK adalah

memberikan konseling tentang pemenuhan nutrisi bergizi seimbang. Hal ini sesuai dengan teori

kebutuhan ibu hamil KEK adalah dengan memberikan konseling tentang kebutuhan pemenuhan
nutrisi dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi seimbang (Kristiyanasari, Proverawati dan

Siti, 2009). Sedangkan untuk kasus anemia sedang, ibu diberika terapi tablet SF 200 mg/hari. Hal

ini sesuai dengan teori Manuaba (2009) untuk penanganan kasus anemia pada kehamilan

diberikan terapi SF 200 mg. Didapatkan pula hasil pemeriksaan Hb untuk Ny.E adalah 10,3 gr/dl

yang berarti ny.E mengalami anemia, hal ini sesuai dengan teori bahwa kadar Hb normal untuk

seorang wanita yang hamil pada usia kehamilan trimester 2 adalah 10,5 gr/dl (Supariasa, 2011).

Sehingga tidak terdapat kesenjangan diagnosa antara teori dan kasus nyata.

Perencanaan penaganan pada kasus Ny.E G3P2A0 hamil dengan KEK adalah dengan

melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan terapi. Hal ini sudah sesuai dengan

teori bahwa pada kasus KEK perencanaan asuhan yang diberikan adalah dengan memberikan

penyuluhan kepada Ny. E untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman gizi seimbang dan

peningkatan variasi dan jumlah makanan (Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2011). Selain itu,

bidan juga memberikan PMT Pemulihan bagi ibu hamil. Hal ini sesuai dengan teori yang diambil

dari program Kementrian Kesehatan RI yang menyediakan anggaran untuk kegiatan pemberian

PMT pemulihan bagi ibu hamil yang memiliki LILA <23,5 cm. Sedangkan untuk kasus anemia

ringan, perencanaan terapi yang diberikan adalah pemberian tablet sulfat ferosus dan konseling

mengenai kebutuhan nutrisi dan zat besi selama proses kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa pada anemia diberikan terapi 200 mg (Robson, 2011) dan memberikan konseling

mengenai tablet zat besi pada ibu (Sulistyawati, 2009). Selain itu perencanaan yang perlu

dilakukan adalah pemantauan kadar Hb dan BB pada pemeriksaan berikutnya. Hal ini sesuai

dengan teori, yaitu perlu dilakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan ibu dan kadar Hb

setiap kali ANC. (Yuni, 2010 ; Kristyanasari, 2011). Sehingga tidak ditemukan adanya

kesenjangan perencanaan tindakan asuhan antara teori dengan kasus nyata.


Evaluasi yang dilakukan pada kasus Ny.E G3P2A0 hamil dengan KEK adalah telah

dilakukannya pemantauan pada kenaikan BB, LILA, TFU dan gerakan janin. Hal ini sesuai

dengan teori yaitu dalam kasus hamil dengan KEK perlu dilakukan pemantauan kenaikan berat

badan, yaitu ada tidaknya pertambahan berat badan, pertambahan ukuran LILA dan pertambahan

TFU (Halimatussakdiah, 2010). Sedangkam untuk kasus anemia ringan, telah dilakukan

pemeriksaan kadar Hb setiap kunjungan ANC. Hal ini sesuai dengan teori menurut teori

Saifuddin (2006), evaluasi dari kasus ibu hamil dengan anemia adalah naiknya kadar Hb

sehingga kondisi ibu membaik atau menurunnya kadar Hb sehingga ibu mengalami tingkat

anemia yang lebih lanjut. pada kasus ini, dari hasil evaluasi tindakan dan pemantauan selama

kurang lebih 1 bulan, yang dilakukan secara teliti dan cermat pada Ny. E G3P2A0 dengan KEK

dan anemia defisiensi besi ringan mendapatkan hasil kondisi ibu membaik. keluhan pusing,

lemas dan cepat lelah berkurang. Peningkatan berat badan ibu lumayan baik yaitu dari 55 kg

menjadi 588 kg, ukuran LILA juga mengalami peningkatan yaitu dari 23 cm menjadi 23,5 cm

dan TFU Ibu juga mengalami peningkatan yang sebelumnya 1 jari dibawah pusat menjadi

sepusat. Selain itu kadar Hb ibu meningkat dari 10,3 g/dl menjadi 11 g/dl sehingga ibu

mengalami perbaikan keadaan dari anemia defisiensi besi ringan menjadi tidak anemia. Sehingga

tidak terdapat kesenjangan tindakan evaluasi antara teori dengan kasus nyata.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan Kekurangan Energi

kronis di Puskesmas Muara Delang, Kabupaten Merangin pada tahun 2022, penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengkajian pada NY. E didapatkan, Ny E mengalami KEK. Saat ini Ny. E

mengeluhkan kadang kepala pusing,, badan terasa lemah dan mudah lelah saat

melakukan aktfitas fisik.

2. Dalam teori bahwa pada pengkajian data ibu hamil dengan KEK didapatkan

tanda dan gejala yaitu: lemah, mengantuk, pusing, lelah, nafsu makan turun, mual dan

muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek . Pada kasus Ny E juga ditemukan tanda

dan gejala yang dikemukakan pada teori

3. Dari pengkajian data menunjukkan bahwa penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan kenyataan.

4. Evaluasi dari asuhan yang dilakukan yaitu dilakukan kunjungan rumah, dimana

pada kunjungan rumah yang dilakukan pada tanggal 23 Januari 2021, mendapatkan hasil

kondisi ibu membaik. keluhan pusing, lemas dan cepat lelah berkurang. Peningkatan

berat badan ibu lumayan baik yaitu dari 55 kg menjadi 588 kg, ukuran LILA juga

mengalami peningkatan yaitu dari 23 cm menjadi 23,5 cm dan TFU Ibu juga mengalami

peningkatan yang sebelumnya 1 jari dibawah pusat menjadi sepusat. Selain itu kadar Hb
ibu meningkat dari 10,3 g/dl menjadi 11 g/dl sehingga ibu mengalami perbaikan keadaan

dari anemia defisiensi besi ringan menjadi tidak anemia. Sehingga tidak terdapat

kesenjangan tindakan evaluasi antara teori dengan kasus nyata.

B. SARAN

Bagi penulis laporan kasus asuhan kebidanan kehamilan selanjutnya melakukan

pengkajian komprehensif dan mengambil diagnosis kebidanan yang tepat menurut

pengkajian yang didapatkan, melaksanakan tindakan kebidanan dengan lebih dahulu

memahami masalah dengan baik, melakukan asuhan dengan tepat sehingga tercapai

tujuan dari asuhan yang komprehensif dan mendokumentasikan hasil tindakan yang telah

dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, S. 2011. Bandung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wedi Klaten.

Kemenkes RI, 2012. Kekurangan Energi Kronik dan Wanita Usia Subur

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia

Kementrian Kesehatan. (2015). Profil Kesehatan Indonesia

L, Rahmi. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik pada ibu
hamil di Puskesmas Belimbing Padang. vol 8 No. 1

Supariasa, dkk. 2012. “Penilaian status Gizi“. Jakarta : EGC.

Usman, A. 2019. Hubungan Sosial Ekonomi Dan Asupan Gizi Ibu Dengan Kejadian Kekurangan
Energi Kronik Pada Ibu Hamil. VOL.

Utami, dkk. 2020. Kekurangan Energi Kronis pada Ibu hamil Trimester 1 Berdasarkan Usia dan
graviditas. Vol.5. No.1. pp (18-25)

Anda mungkin juga menyukai