Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NORMAL Nn S

DI PUSKESMAS MUARA DELANG

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Remaja

Disusun oleh:

Nama NIM

Puji Rahayu 2115901119


ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NORMAL NN S

DI PUSKESMAS MUARA DELANG

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Remaja

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal…………………….

Disusun oleh:

Kelompok Merangin

Nama NIM

Puji Rahayu 2115901119

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(……………………………) (………………………………)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NORMAL NN S
DI PUSKESMAS MUARA DELANG

Disusun oleh :

Kelompok Merangin

Nama NIM

Puji Rahayu 2115901119

Telah diseminarkan di depan penguji

Pada tanggal……….20…...........

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademi

(……………………………) (………………………………)

Ketua Prodi Kebidanan

Universitas Fort De Kock

(.................................................)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa

dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka

harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan

kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga

menempatkan masa ini sebagai masa kritis.

Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon terutama hormon estrogen dan

progesteron mulai berperan aktif, sehingga pada diri remaja khususnya remaja putri

terjadi menarche atau menstruasi. Disamping itu remaja putri merupakan salah satu

kelompok penduduk yang termasuk kelompok wanita usia subur (WUS) (Depkes,

2010).

Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi

jaringan lemak berlebihan, obesitas merupakan suatu kelainan kompleks

pengaturan nafsu makan dan metabolisme energy yang dikendalikan oleh beberapa

faktor biologic spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu

keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan

adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sudoyo AW, Setiyohadi B &

Simadibrata M, 2014).

Salah satu indikator penentuan status gizi yaitu menggunakan Indeks

Massa Tubuh (IMT). Masalah obesitas/overweight pada anak dan remaja dapat

meningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM) tipe 2. Selain itu, juga berisiko untuk
menjadi obesitas pada saat dewasa dan berpotensi mengakibatkan gangguan

metabolisme glukosa dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan

pembuluh darah dan lain-lain. National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES) melaporkan bahwa prevalensi obesitas di Amerika pada tahun 2011-2012

adalah terdapat 8,4% pada usia 2 sampai 5 tahun 17,7% pada usia 6 sampai 11 tahun,

dan 20,5% pada usia 12 sampai 19 tahun (Syamsinar Wulandari., Hariati Lestari.,

2016).

Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan

konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik,

pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis

kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan

energi dan berujung pada kejadian obesitas (Barasi Me, 2007). Indonesia saat ini

sedang menghadapi masalah gizi ganda salah satunya adalah obesitas pada remaja

(Shrimpton, R. & Rokx, n.d.).

Salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya obesitas faktor genetik.

Dalam waktu yang telah lama para ilmuwan mengamati bahwa anak-anak obesitas

umumnya berasal dari keluarga dengan orang tua obesitas. Bila salah satu orang tua

obesitas, 40 – 50% anak-anaknya akan berisiko obesitas, sedangkan bila kedua orang

tua obesitas, 80% anak-anaknya akan berisiko obesitas (Misnadiarly, 2007).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut didapatkan rumusan masalah gambaran obesitas pada

remaja putri Nn. S diPuskesmas Muara Delang.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui factor- factor yang mempengaruhi Obesitas yang terjadi pada

Nn. S diPuskesmas Muara Delang.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui kemungkinan penyebab Obesitas yang terjadi pada Nn. S

b. Diketahui penatalaksanaan pada kasus Obesitas yang terjadi pada Nn S

D. Manfaat Penulisan

Dapat sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan di Puskesmas

muara Delang dalam memberikan asuhan pada remaja dengan Obesitas secara tepat Dan

dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk meningkatkan pengetahuan, sebagai bahan

masukan dan penambahan sumber-sumber informasi bagi instansi pendidikan mengenai

kasus Obesitas pada remaja.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

1. Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut

beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolescence. Para ahli

merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untukk menyatakan perubahan

biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-

anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi sedangkan istilah

adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang

menyertai masa pubertas (Poltekes DepKes, 2012).

Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan

reproduksi adalah sebagai berikut :

a. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting

karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering

disebut masa pubertas.

b. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secara cepat yang tidak

seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang

cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu

perlu pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan di sekitarnya agar

mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa yang sehat, baik

jasmani, sosial, maupun psikososial.

c. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap

remaja laki-laki dan wanita. Bagi laki-laki, masa remaja dulu gadis mulai
dipingit ketika merka mulai mengalami menstruasi.Walaupun dewasa ini praktik

seperti itu telah jarang dilakukan, namun perbedaan perlakuan terhadap remaja

laki-laki merupakan saat diperolehnya kebebasan, sedangkan untuk wanita

merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada zaman remaja laki-

laki dan wanita ini dapat menempatkan remaja wanita dalam posisi dirugikan).

2. Obesitas

a. Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan penyakit yang kompleks dan multifaktorial yang ditandai

dengan kelebihan berat badan karena adanya penumpukan lemak yang berlebihan di

dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah energi yang masuk

dan jumlah energi yang dikeluarkan sehingga berat badan menjadi lebih berat

dibandingkan berat badan ideal karena adanya penumpukan lemak di dalam tubuh

(Wijaksana, 2016).

b. Etiologi Obesitas

Keseimbangan energi dalam tubuh dipengaruhi oleh konsumsi kalori yang

terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan kebutuhan energi atau pemakaian energi.

Tingkat energi dalam tubuh diperoleh dari asupan zat gizi penghasil energi yaitu

karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan energi ditentukan dari energi basal,

aktifitas fisik, dan thermic, effect of food (TEF) (Soegih & Wiramihardja, 2009).

Obesitas dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh. Akumulasi lemak

dalam sel lemak menyebabkan pembesaran dan peningkatan volume sel

lemak/adiposity, perubahan jaringan preadiposit menjadi adiposity dan bertambahnya

jumlah sel jaringan lemak sehingga menyebabkan obesitas (Lestari & Helmiyati,

2018). Etiologi dari obesitas menurut Proverawati (2010) yaitu:

1) Faktor Genetik
Faktor gen atau keturunan berpengaruh terhadap bakat seseorang untuk

menjadi gemuk. Adanya mutasi pada gen menyebabkan kelainan reseptor

otak terhadap asupan makanan yang ditandai dengan kemampuan dalam

meningkatkan atau menghambat asupan makanan. Faktor transkripsi gen

dapat mempengaruhi pembentukan sel lemak terhadap status gizi

seseorang sehingga individu yang berasal dari keluarga obesitas memiliki

kemungkinan obesitas 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan keluarga

yang tidak obesitas (Soegih & Wiramihardja, 2009).

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan konsep

berpikir bahwa berat badan adalah indikator tingkat kesejahteraan hidup

dan berat badan yang berlebihan atau gemuk tidak akan menjadi masalah.

3) Faktor Psikis Faktor psikis berkaitan dengan memberikan reaksi terhadap

gangguan emosi dengan pola makan. Salah satu bentuk gangguan emosi

adalah persepsi diri yang negatif. Otak menerima sinyal (input) dari

lingkungan dalam bentuk sinyal neural dan hormonal, kemudian otak akan

memberikan respon untuk mencari atau menjauhi makanan, pemilihan

jenis makanan, porsi makanan, lama makan dan digesti, absorbsi serta

metabolisme zat gizi di dalam tubuh.

4) Faktor Kesehatan Beberapa penyakit dan kondisi dapat menyebabkan

obesitas. Penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya obesitas

seperti golongan steroid dan beberapa anti depresant yang dapat

meningkatkan berat badan.

5) Faktor Perkembangan Faktor perkembangan berpengaruh terhadap obesitas

sejak perkembangan janin. Riwayat lahir BBLR (Berat Badan Lahir


Rendah) dapat menjadi pemicu obesitas yaitu peningkatan lemak tubuh

yang lebih cepat dari masa otot walaupun asupan makanan tidak

berlebihan. Maka seseorang dengan riwayat BBLR memiliki

kemungkinan obesitas dibandingkan dengan yang normal (Soegih &

Wiramihardja, 2009).

6) Aktivitas Fisik Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih

tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Seseorang yang kurang aktif

memerlukan kalori dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan

aktivitas tinggi. Sedentary life atau tidak melakukan aktivitas fisik yang

seimbang dan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung

mengalami obesitas (Minarto, 2012).

c. Gejala Obesitas

Secara umum obesitas dapat ditandai dengan gangguan pernafasan yang

disebabkan oleh adanya penimbunan lemak di bawah diafragma dan di dalam dinding

dada yang dapat menekan paru-paru. Gangguan pernafasan dapat terjadi walaupun

melakukan aktivitas ringan dan terjadi pada saat tidur yang menyebabkan terhentinya

pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu) sehingga pada siang hari sering

mengantuk.

Menurut Irwan (2016) obesitas dapat dikenali dengan tanda dan gejala sebagai

berikut :

1) Dagu rangkap

2) Leher relatif pendek

3) Dada yang mengembung dengan payudara yang membesar mengandung lemak

4) Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat


5) Kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian

dalam saling menempel sehingga menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat

menimbulkan bau tidak sedap.

d. IMT (Indeks Masa Tubuh)

Obesitas dapat ditentukan dengan menggunakan penghitungan IMT (Indeks Masa

Tubuh) untuk melihat status gizi pada orang dewasa yang berhubungan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT dapat ditentukan melalui perhitungan

perbandingan berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam satuan meter dengan rumus

sebagai berikut (Boediman, 2009) :

Berat badan ditimbang dengan timbangan analog dan tinggi badan diukur dengan

microtoise.

Alat Ukur :

a. Timbangan Analog untuk Mengukur Berat Badan ;

b. Microtoise untuk Mengukur Tinggi Badan. Interpretasi nilai IMT (Indeks Masa

Tubuh) dikategorikan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut :

Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT

Klasifikasi IMT
Kurus <18,5
Normal 18,5 - <25
Obesitas Tingkat I 25 <30
Obesitas Tingkat II 30 - < 40
Obesitas Tingkat III  40
BAB III

LAPORAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA NN.”S“ DENGAN

OBESITAS DI PUSKESMAS MUARA DELANG KECAMATAN TABIR SELATAN

KABUPATEN MERANGIN

Tanggal Pengkajian : 4 Desember 2021


Pukul : 08.45 WIB
Tempat Pengkajian : Poli KIA/KB Puskesmas Muara Delang
8. Pola Kebiasaan yang Subjektif
1. Identitas

Nama : Nn. S tahun Umur : 14 tahun


Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl.rio jayo
No.Telp : 081377xxxxxx
2. Alasan datang
Konseling kesehatan
3. Keluhan Utama
Tidak ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 10 tahun
b. Siklus : 28 hari/bulan, teratur, lama 4-6 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali ganti pembalut
d. Disminorhea : Tidak ada.
e. Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi, tidak gatal,
tidak berbau
5. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Cara menggosok gigi yang benar dan cara cuci tangan
6. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang menderita penyakit jantung, hiprtensi
7. Riwayat Kesehatan Mempengaruhi Kesehatan
Tidak ada

9. Pola Fungsional Kesehatan


a. Nutrisi :
Makan 2 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur, daging,
jarang mengkonsumsi buah dan sayur, suka makanan ringan camilan. Minum air
putih sedikit, suka mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan
capuccino. Tidak ada pantangan/alergi makanan
b. Eliminasi:
(BAB 1-2 hari sekali, warna kuning khas, tidak ada keluhan sakit saat BAB.
BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih
c. Istirahat :
Tidur siang 1 jam dan pada malam hari tidur 6-7 jam
d. Aktivitas :
sekolah dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang
e. Hygiene :
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3 kali/hari
atau setiap kali basah. Setelah BAK atau BAB dikeringkan menggunakan tisu.
Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri :
BB : 72 Kg
TB : 148 cm
IMT : 32,9 kg/m2
LILA: 36 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetic
seperti sindrom down
(3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Dada : tidak dilakukan
(7) Abdomen : tidak dilakukan
(8) Anogenital : tidak dilakukan
3) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11,2 g/dl
HIV : -

B. ANALISIS
Nn. S usia 14 tahun dengan pranikah usia dini
C. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 4 Desember 2021 Pukul : 11.35 WIB
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa keadaan mereka baik, tanda- tanda
vital dalam batas normal dan hasil pemeriksaan laboratorium normal.
BB : 72 kg
TB : 148 cm
IMT : 32,9 kg/m2
LILA : 36 cm
Hb : 11,2 g/dl
HIV :-

2) Menjelaskan kepada pasien bahwa kelebihan berat badannya 21,3 kg


3) Memberitahukan berat badan normalnya seharusnya adalah 37.4 – 50.7 Kg
4) Melakukan  konseling dengan petugas gizi
5) Melakukan perubahan diet ( membuat meal plant)
6) Memberikan contoh gerakan yang akan dilakukan untuk latihan fisik
Tanggal 15
Desember 2021
Pukul 10.00 WIB
S : pasien mengatakan sudah menjalankan pola makan yang sudah di anjurkan dan melakukan
olah raga
O:
1. K/U : Baik,

Kesadaran : Composmentis

Status emosional : Stabil

2. TTV : TD : 110/ 70 mmHG R : 23 x/ menit

N : 78 x/ menit S : 37 o C BB :70 Kg
TB : 148 Cm

3. IMT : Obesitas (20,6 kg)

P:

 Melakukan inform concent


 Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa Nn. S mengalami
Obesitas
 Menjelaskan bahwa kelebihan berat badannya 20.6 kg
 Memberitahukan berat badan normalnya seharusnya adalah 37.4 – 50.7 Kg
 Melakukan  konseling dengan petugas gizi
 Melakukan perubahan diet ( membuat meal plant)
 Memberikan contoh gerakan yang akan dilakukan untuk latihan fisik
 Menyarankan untuk tetap melakukan olah raga rutin

Evaluasi : Nona mengerti tentang penjelasan yang di berikan dan mau melaksanakan anjuran
yang di berikan
BAB IV
ANALISIS KASUS

Pasien adalah seorang pelajar berusia 14 tahun, berasal dari Tabir Selatan, bertempat

tinggal tetap di jl Riojayo Desa Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan. Pasien beragama Islam

dan merupakan keturunan suku Jawa. Aktivitas pasien setiap harinya merupakan pelajar di pagi

hari hingga jam 2 siang. Pada saat dilakukan pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar. Ekspresi

wajah ramah, bentuk tubuh pasien gemuk dengan tinggi badan 148 cm serta memiliki berat

badan 72 kg. Pasien memiliki gerak gerik yang santai, kulit pasien cenderung kering, rambut

pasien hitam dan ikal, mata simetris, telinga simetris dan tidak sedang memakai alat bantu

pendengaran, mulut pasien simetris dan kering dengan warna bibir coklat kehitaman.

Berdasarkan observasi pada menggunakan indra penciuman dan pendengaran pada

pasien, pasien memiliki keringat yang tidak berbau, suara pasien jelas. Pasien memiliki keluhan

utama susah buang air besar sudah 3 hari ini

Pasien buang air besar tidak setiap hari dengan tekstur tidak terlalu lembek dan keras.

Buang air kecil pasien sehari dua sampai tiga kali dalam jumlah banyak, warna kekuningan.

Pasien tidak suka mengkonsumsi sayur. Suka minuman manis seperti es. Pasien adalah seseorang

yang tidak mudah haus dan sedikit minum. Pasien mudah untuk mengawali tidur, dan namun

mudah terbangun ketika tidur.

Ayah pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang menurun dan menular. Ibu pasien

tidak memiliki riwayat penyakit. Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Pola tidur

pasien teratur siang tidak tidur , malam 6 jam. Pasien juga memiliki pola makan yang tidak

teratur dan tidak suka makan sayur Suka makanan kemasan seperti mie, minuman kemasan,
minum dingin (es) dan manis. Berolahraga 1kali seminggu, hanya bila ada jam olahraga

disekolah Pengukuran tekanan darah pada pasien menunjukkan skala 110/70 mm/Hg.

Setelah berkonsultasi dengan petugas gizi pasien dianjurkan untuk defisit kalori kalori

harian 2050kkal pasien duanjurkan untuk makan banyak sayur dan buah banyak minum air putih

sehari minimal 2 liter air putih, mengurangi konsumsi manis dan jajanan luar. Pasien diajari

gerakan untuk dilakukan dirumah secara rutin. Setelah 7 hari pasien dianjurkan datang kembali.

Pola makan yang tidak seimbang dikarenakan tingginya konsumsi fast food

yang mendorong timbulnya peningkatan deposit lemak, hal ini dikarenakan kandungan dari fast

food yang mengandung lemak sekitar 40-50%10 . Faktor utama penyebab overweight

dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk ke dalam tubuh dan

energi yang dikeluarkan tubuh. ( hairi Akbar,2021 )

Orangtua perlu memperhatikan dan memantau pola konsumsi remaja dan memberikan

contoh pola konsumsi yang sehat. Bagi sekolah, disarankan untuk mencanangkan kantin sehat

dengan mengelola dan mengawasi makanan dan minuman yang disediakan. Bagi remaja,

disarankan untuk menjaga pola konsumsi seimbang dan rutin beraktivitas fisik seperti olahraga

untuk mencegah obesitas

Hasil penelitian systematic review tentang faktor risiko overweight dan obesitas pada

anak-anak dan remaja di negara-negara Asia Selatan menyatakan bahwa faktor-faktor risiko

yang secara signifikan menyebabkan obesitas pada remaja adalah kurangnya aktivitas fisik,

menonton televisi dalam waktu lama/bermain game komputer, sering mengonsumsi makanan

cepat saji/junk food, seringnya mengonsumsi makanan padat kalori, tingginya status sosial

ekonomi, dan riwayat keluarga obesitas. (tia,dkk.2021)


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu cara untuk mengurangi keluhan obesitas adalah dengan mengonsumsi

makanan yang tinggi serat banyak makan sayur dan buah banyak minum air putih.

Melakukan aktivitas fisik. Disamping itu pasien juga harus mengurangi makanan siap saji

minuman kemasan. Obesitas berpengaruh kepada kesehatan reproduksi pada remaja.

B. Saran

Setelah dilakukan penanganan obesitas, berupa meal plan dan olah raga, pasien

hendaknya tetap rutin melakukan olah raga dirumah dan tetap mengatur pola makan
DAFTAR PUSTAKA

Mellia, dkk,2016. Aktivitas fisik dan konsumsi camilan pada remaja obesitas di
pedesaan dan perkotaan Kabupaten Bantul

Hairil A, 2021. Pemberian Edukasi Mengenai Obesitas pada Remaja di Madrasah Aliyah
Negeri 1, berita kedokteran masyarakat

Imelda, 2020. Faktor resiko terjadinya obesitas pada remaja SMA,faletehan healt journal,
7 (3) (2020) 124-131.

Siti dkk,2021. Literature reviuw. Konsumsi junk food dan obesitas pada remaja. Fakultas
kesehatan masyarakat,universitas ahmad dahlan, Yogyakarta,55164

Tia dkk,2021. Factor nfaktor risiko obesitas pada remaja di asia tenggara, leteratur
review. Universitas aisyah Yogyakarta, Yogyakarta 2021

Anda mungkin juga menyukai