KESEHATAN LANSIA
MAKALAH
KEPERAWATAN GERONTIK
KELOMPOK 3
RISA RINGGALIH
DEWI PURBAYA SARI
WIWIK WINARTI
NANI AGUS STIAWATI
RITA MAHARANI
SUSI RATNASARI
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala rahmat
hidayah serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “ Isu
yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia” ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan Keperawatan Gerontik khususnya
yang berkaitan dengan Masalah isu yang mempengaruhi Kesehatan Lansia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak kami temui hambatan dan juga
kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, sertabantuan daribanyakpihak,akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu
yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu,kami mengharapkankritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi lebih sempurnanya makalah ini di waktumendatang.
Akhir kata, kami hanya dapat berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua
pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha kami selama ini,Aamiin
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………….. ii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………. 1
B. Tujuan ………………………………………………. 3
C. Rumusan Masalah ………………………………….. 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
(BKKBN) ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,
aspek ekonomi dan aspek social. Secara biologis penduduk lansia adalah
perubahan berbagai macam dalam struktur, fungsi, sel dan jaringan serta
beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa
dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan penuh makna. Hal ini dapat
tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh
manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu
yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang
atau mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.
Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi,
Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas
“Keperawatan Gerontik” disamping itu juga bertujuan untuk memberikan
informasi, gambaran, keterangan serta penjelasan-penjelasan mengenai “ Issu
dan Kecenderungan Keperawatan Gerontologi”.
C. Rumusan masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah isu – isu apa yang
mempengaruhi kesehatan lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LANSIA
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya,
yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya,
tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2014).
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain
1. Sosial
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu merasakan ataus
adarakan kematian, penyakit kronis dan ketidakmampuan dalam
melakukan aktifitas fisiknya. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan
sosial, dari segi ekonomi akibat dari pemberhentian jabatan atau pensiun
juga dapat mempengaruhi kesehatan lansia. Hal tersebut dapat
meningkatkan resiko lansia untuk mengalami disabilitas dan kematian
lebih awal. Dukungan social yang tidak cukup, sangat erat hubungannya
dengan peningkatan kematian, kesakitan dan depresi juga kesehatan dan
kesejahteraan secara keseluruhan.
Lansia yang tidak mendapatkan dukungan social yang cukup 1,5 kali lebih
besar kemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun kedepan
dari pada mereka yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup. Oleh
karena itu dibutuhkan dukungan sosial yang tinggi ,memiliki perasaan
yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargi. Lansia dengan
dukungan sosial yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan
membutuhkan individu tersebut, sehingga hal itu dapat mengarahkan
individu kepada gaya hidup yang sehat.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia secara
umum yang memiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan
orang lain, sedangkan lansia yang tidak memiliki pendapatan akan
menggantungkan hidupnya pada anak atau saudaranya. Lansia yang tidak
memiliki cukup pendapatan meningkatkan resiko untuk menjadi sakit dan
disabilitas.
Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak mempunyai cukup uang
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat
mempengaruhi mereka untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang
layak, dan pelayanan kesehatan. Lansia yang sangat rentan adalah yang
tidak mempunyai asset, sedikit atau tidak ada tabungan, tidak ada pensiun
dan tidak dapat membayar keamanan atau merupakan bagian dari keluarga
yang sedikit atau pendapatan yang rendah.
3. Lingkungan
Perhatian spesifik harus diberikan pada lansia yang hidup dan tinggal di
pedesaan dimana pola penyakit dapat berbeda tergantung pada kondisi
lingkungan dan keterbatasan ketersediaan pelayanan pendukung.
Urbanisasi dan migrasi untuk mencari pekerjaan membuat lansia semakin
terisolasi di pedesaan dengan keterbatasan bahkan ketiadaan akses untuk
pelayanan kesehatan.
lanjut usia.
- Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan Khusus
masyarakat individualistik.
2. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya:
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya
interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal
jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika.
Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin
mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek
samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
5. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping
obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan
usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung
diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga
mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia
dalam pengobatan adalah :
- Bingung
- Lemah ingatan
- Penglihatan berkurang
- Tidak bias memegang
- Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
- Kesehatan mental
1. Pendekatan Fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa
- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami
2. Pendekatan Psikis
3. Pendekatan Spiritual
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan
kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI
adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life,
yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan,
dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
- Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
- Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
- Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
- Lansia turut memilih kebijakan (choice)
- Memberikan perawatan di rumah (home care)
- Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
- Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging).
- Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
- Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
- Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan,
yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan
kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
- Mengurangi cedera
- Meningkatkan keamanan di tempat kerja
- Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
- Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
- Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
- Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan
nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah,
menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
- Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder:
kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining :
pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
- Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit
dan cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala
dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk
mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.
c. Rehabilitatif
dibagi 2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien
rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan
secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter. Layanan
mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk asuhan
obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan
dengan lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid
merupakan sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan
keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin
semua layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca
A. KESIMPULAN
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca dan dapat menjadi
bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan khususnya dalam
mata kuliah keperawatan gerontik.
DAFTAR PUSTAKA