Anda di halaman 1dari 18

ISU YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN LANSIA
MAKALAH
KEPERAWATAN GERONTIK

KELOMPOK 3

RISA RINGGALIH
DEWI PURBAYA SARI
WIWIK WINARTI
NANI AGUS STIAWATI
RITA MAHARANI
SUSI RATNASARI

FAKULTAS KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala rahmat
hidayah serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul “ Isu
yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia” ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.

Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan Keperawatan Gerontik khususnya
yang berkaitan dengan Masalah isu yang mempengaruhi Kesehatan Lansia.

Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak kami temui hambatan dan juga
kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, sertabantuan daribanyakpihak,akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu
yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu,kami mengharapkankritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi lebih sempurnanya makalah ini di waktumendatang.
Akhir kata, kami hanya dapat berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua
pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha kami selama ini,Aamiin

Pringsewu, Desember 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………….. ii

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………. 1
B. Tujuan ………………………………………………. 3
C. Rumusan Masalah ………………………………….. 3

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Lansia ……………………………………. 4
B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia 4
C. Permasalahan Pada Lansia …………………………… 6
D. Masalah Kesehatan Lansia …………………………… 8
E. Pendekatan Perawatan Gerontik (Lanjut Usia)………. 10
F. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia ……….. 12
G. Program Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesehatan
Lansia ………………………………………………… 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………….. 16
B. Saran ………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam

mendefinisikan menurut badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,

aspek ekonomi dan aspek social. Secara biologis penduduk lansia adalah

penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang

ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap

penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena

perubahan berbagai macam dalam struktur, fungsi, sel dan jaringan serta

sistem organ. Secara ekonomi penduduk lansia lebih dipandang sebagai

beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa

tidak lagi memberikan banyak manfaat bahkan ada yang sampai

beranggapan bahwa kehidupan masa tua sering sekali dipersepsikan secara

negative sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek social,

penduduk lansia merupakan satu kelompok social sendiri.

Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa

dihindarkan. Keinginan semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar 

dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan penuh makna. Hal ini dapat

dipertimbangkan mengingat usia harapan hidup penduduk yang semakin

meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang

tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh

manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu
yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang

universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan

atau mengapa  manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.

Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi,

anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia

kronologis 70 tahun mungkin dapat memiliki usia fisiologis seperti orang

usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun mungkin

memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun.

Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu

proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam

menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun

demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering

menghinggapi kaum lanjut usia dengan penurunan kualitas hidup sehingga

status lansia dalam kondisi sehat atau sakit.

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya

pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan

pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia,

keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan

tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan,

(tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia  yang


diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah
satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di
puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga  lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan
pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya
membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini
diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas
“Keperawatan Gerontik” disamping itu juga bertujuan untuk memberikan
informasi, gambaran, keterangan serta penjelasan-penjelasan mengenai “ Issu
dan Kecenderungan Keperawatan Gerontologi”.

C. Rumusan masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah isu – isu apa yang
mempengaruhi kesehatan lansia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LANSIA
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya,
yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya,
tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2014).

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain

B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


LANSIA
Jumlah penduduk Ianjut usia (Iansia) pada dasawarsa ini mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Fakta yang terjadi di masa kini yaitu Usia
Harapan Hidup (UHH) kaum wanita melampaui kaum Iaki-Iaki
(patmonodewo et aI. 2010).
Wanita Iansia beresiko tinggi mengalami masaIah gizi, hal ini terjadi karena
kondisi tubuh Iansia mulai mengalami penurunan sebagai bagian dari proses
penuaan. Masalah gizi dan kesehatan Iansia adalah hal yang penting untuk
diperhatikan. Melalui gizi yang baik, usia produktif dapat ditingkatkan
sehingga wanita Iansia tetap dapat ikut serta berperan daIam pembangunan
(Astawan dan Wahyuni 1, 2014)
Berikut factor – factor yang mempengaruhi kesehatan lansia yaitu :

1. Sosial
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu merasakan ataus
adarakan kematian, penyakit kronis dan ketidakmampuan dalam
melakukan aktifitas fisiknya. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan
sosial, dari segi ekonomi akibat dari pemberhentian jabatan atau pensiun
juga dapat mempengaruhi kesehatan lansia. Hal tersebut dapat
meningkatkan resiko lansia untuk mengalami disabilitas dan kematian
lebih awal. Dukungan social yang tidak cukup, sangat erat hubungannya
dengan peningkatan kematian, kesakitan dan depresi juga kesehatan dan
kesejahteraan secara keseluruhan.

Lansia yang tidak mendapatkan dukungan social yang cukup 1,5 kali lebih
besar kemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun kedepan
dari pada mereka yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup. Oleh
karena itu dibutuhkan dukungan sosial yang tinggi ,memiliki perasaan
yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargi. Lansia dengan
dukungan sosial yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan
membutuhkan individu tersebut, sehingga hal itu dapat mengarahkan
individu kepada gaya hidup yang sehat.

2. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia secara
umum yang memiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan
orang lain, sedangkan lansia yang tidak memiliki pendapatan akan
menggantungkan hidupnya pada anak atau saudaranya. Lansia yang tidak
memiliki cukup pendapatan meningkatkan resiko untuk menjadi sakit dan
disabilitas.

Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak mempunyai cukup uang
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat
mempengaruhi mereka untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang
layak, dan pelayanan kesehatan. Lansia yang sangat rentan adalah yang
tidak mempunyai asset, sedikit atau tidak ada tabungan, tidak ada pensiun
dan tidak dapat membayar keamanan atau merupakan bagian dari keluarga
yang sedikit atau pendapatan yang rendah.

3. Lingkungan
Perhatian spesifik harus diberikan pada lansia yang hidup dan tinggal di
pedesaan dimana pola penyakit dapat berbeda tergantung pada kondisi
lingkungan dan keterbatasan ketersediaan pelayanan pendukung.
Urbanisasi dan migrasi untuk mencari pekerjaan membuat lansia semakin
terisolasi di pedesaan dengan keterbatasan bahkan ketiadaan akses untuk
pelayanan kesehatan.

Akses dan ketersediaan transportasi umum dibutuhkan baik di kota


maupun di pedesaan sehingga orang dengan segala usia dapat
berpartisipasi secara penuh di keluarga dan kehidupan masyarakat. Ini
sangat penting untuk lansia yang memiliki masalah mobilitas. Resiko-
resiko pada lingkungan fisik menyebabkan kelemahan dan cidera yang
menyakitkan di antara lanjut usia. Cidera dari jatuh, terbakar, kecelakaan
lalu lintas adalah yang paling sering. Air yang bersih, udara yang bersih
dan makanan yang aman terutama sangat penting untuk sebagian besar
kelompok usia rentan dan mereka yang mempunyai penyakit kronisdan
system kekebalan yang menurun. (WHO, 2002)
.
C. PERMASALAHAN PADA LANSIA
1. Permasalahan Umum
- Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

- Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang

berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.

- Lahirnya kelompok masyarakat industry.

- Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan

lanjut usia.
- Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2. Permasalahan Khusus

‐ Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik

fisik,mental maupun sosial.

‐ Rendahnya produktifitas kerja lansia.

‐ Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat

‐ Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik.

‐ Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia

D. MASALAH KESEHATAN LANSIA


1. Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya
hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut
sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat
klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi
tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam
selama masih mampu melaksanakan.

2. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya:
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.

3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.

4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya
interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal
jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika.
Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin
mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek
samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.

5.   Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping
obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan
usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung
diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga
mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia
dalam pengobatan adalah :
- Bingung
- Lemah ingatan
- Penglihatan berkurang
- Tidak bias memegang
- Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
- Kesehatan mental

E. PENDEKATAN PERAWATAN GERONTIK (LANJUT USIA)

1. Pendekatan Fisik

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :

- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa

bantuan orang lain.

- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami

kelumpuhan atau sakit.

2. Pendekatan Psikis

Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan

pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat berperan sebagai

supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai

penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

3. Pendekatan Spiritual

Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam

hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika

klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian

F. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP LANSIA


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas

Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan
kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI
adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life,
yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan,
dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
- Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
- Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
- Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
- Lansia turut memilih kebijakan (choice)
- Memberikan perawatan di rumah (home care)
- Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
- Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging).
- Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
- Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
- Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan,
yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan
kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :

- Mengurangi cedera
- Meningkatkan keamanan di tempat kerja
- Meningkatkan perlindungan  dari kualitas udara yang buruk
- Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
- Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut

b. Preventif
- Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan
nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah,
menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
- Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder:
kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining :
pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
- Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit
dan cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala
dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk
mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.
c. Rehabilitatif

4. Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia


a.    Pertahankan lingkungan aman
b.    Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
c.    Pertahankan kecukupan gizi
d.   Pertahankan fungsi pernafasan
e.    Pertahankan aliran darah
f.     Pertahankan kulit
g.    Pertahankan fungsi pencernaan
h.    Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
i.      Meningkatkan fungsi psikososial
j.      Pertahankan komunikasi
k.    Mendorong pelaksanaan tugas

G. PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN


KESEHATAN LANSIA

Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan

masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah

program asuransi social federal yang dirancang untu menyediakan perawatan

kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare

dibagi 2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien

berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk perawatan

rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan

kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Bagian B merupakan program

sukarela dengan penambhan sedikit premi perbulan, bagian B menyantuni

secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan dokter. Layanan

mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut termasuk asuhan

keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang berkelanjutan

obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar

sekitar biyaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on Aging, 1991).

Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan

bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini beredar antara satu Negara

dengan lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid
merupakan sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan

keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin

semua layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca

mata dan perawatan gigi

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia  yang


diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu
program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas
sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga  lansia. Perkembangan
jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang
berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada keluarga
secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010
“ yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan
Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang
baik dan perhatian yang layak
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya

tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia

perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai

upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan

kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai

tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti

Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar

(primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca dan dapat menjadi
bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan khususnya dalam
mata kuliah keperawatan gerontik.
DAFTAR PUSTAKA

Setiabudhi, Tony. (2013). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek


Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia . Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Nugroho, Wahjudi SKM. (2005). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC
Sahar juniati (2001) keperawatan gerontik, coordinator keperawatan komunitas,
fakultas ilmu keperawatan UI, Jakarta
Maryam, R siti. (2018). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba
medika
Situart dan Sundart. (2001) Keperawatan Medikal Bedah 1. Jakarta: EGC
Qie30, (2009). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia. diakses 28 November
2020 darihttp://qie30.wordpress.com/2009/05/07/tren-dan-isu-pelayanan-
kesehatan-lansia/
Stikes (2019). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia  diakses 28 November
2020 darihttp://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/01/trend-dan-
issue-keperawatan - lansia/

Anda mungkin juga menyukai