Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

KONSEP DASAR LANSIA

Disusun Oleh :

Bahrul Ilmi (20.004)

Westy Syafira (20.035)

Yossy Yokohana Vazlin (20.036)

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Julimar,S.Kep,M.Kep.

JENJANG DIPLOMA TIGA (D-3)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN SRI BUNGA TANJUNG (DUMAI)2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat dan karunia -Nya sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “KEPERAWATAN GERONTIK KONSEP DASAR
LANSIA” dapat diselesaikan dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang


mendukung kelancaran proses pembuatan makalah ini. Harapan kami
bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat


bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns, Julimar,S.Kep,M.Kep, selaku
pengajar mata kuliah keperawatan gerontik yang telah banyak
memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan koreksi dalam pelaksanaan
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna


dengan keterbatasan yang saya miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami
terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.

Dumai, 24 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................3

A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
C. Rumusan Masalah......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6

A. Definisi Lansia..........................................................................................6
B. Batasan Lansia...........................................................................................6
C. Ciri-ciri Lansia...........................................................................................7
D. Kondisi fisik Lansia...................................................................................7
E. Masalah Kesehatan Pada Lansia................................................................10
F. Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia........................................................15
G. Upaya permasalahan masa lanjut usia.......................................................17

BAB III PENUTUP..........................................................................................18

A. Kesimpulan..................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan


dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental
dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari lagi Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penangan segera dan terintegrasi

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.

Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat


dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan
wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia
lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua,
kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996: 439).

Mereka yang nantinya akan menjadi lansia tersebut harus diantisipasi


mulai dari sekarang, sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat. Antisipasi
tersebut salah satunya dengan membuat para lanjut usia tetap sehat, mandiri serta
produktif bagi masyarakat. Untuk mencapai menua yang sehat tersebut di
perlukan upaya peningkatan (promotion) kesehatan, pencegahan penyakit
(prevention), pengobatan penyakit (curative), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitation), sehingga keadaan patologik pun dicoba untuk disembuhkan guna
untuk mempertahankan menua yang sehat, oleh karena proses patologik akan
mempercepat jalannya proses penuaan, upaya pencegahan harus diutamakan
(Darmojo, 2003).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Batasan dikatakan lansia ?
3. Apa saja ciri-ciri dari lansia ?
4. Apa saja kondisi fisik pada lansia ?

4
5. Apa saja masalah kesehatan pada lansia?
6. Apa saja penyakit yang biasa diderita lansia ?
7. Apa upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia?
8. Apa solusi permasalahan masa lanjut usia ?
9. Bagaimana kebutuhan gizi lansia ?
10. Bagaimana Kebutuhan menu seimbang bagi lansia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia.
2. Untuk mengetahui batasan dikatakan lansia.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri lansia.
4. Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia.
5. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada lansia.
6. Untuk mengetahui penyakit yang biasa diderita lansia.
7. Untuk mengetahui upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam
Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, telah menghasilkan
kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut
usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan
budaya bangsa.

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).

B. Batasan Lansia

WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut:

1. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun


2. Usia tua (old): 75-90 tahun, dan
3. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.

Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga katagori,
yaitu:

1. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,


2. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
3. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun keatas atau usia 60 tahun keatas dengan
masalah kesehatan

6
C. Ciri-ciri Lansia

Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu:

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.

Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada
lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika
memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat pendapat klise itu
seperti : lansia lebih senang mempertahankan.pendapatnya dari pada
mendengarkan pandapat orang lain.

3. Menua membutuhkan perubahan peran.

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami


kemunduran dalam segala hal Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan
atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia.

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia


cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina
diri lansia menjadi buruk.

D. Kondisi Fisik Pada Lansia

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya


kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya
tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang
makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah
memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Ini semua
dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun
social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan
kepada orang lain.

7
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah:

1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai
terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh
hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk
jaringan ikat baru dibawahnya.
2. Rambut rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan
dengan perubahan degeneratif kulit.
3. Seks produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan
bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang
menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4. Otot jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan
ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun,
dan kekuatannya berkurang
5. Jantung dan pembuluh darah pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa
jantung berkurang Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan
otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi,
diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan
timbulnya penggumpalan darah dan trombosit.
6. Tulang ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun,
akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan
bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear.

Adapun perubahan perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain:

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya


b. Lebih besar Ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah dan hati
e. Jumlah sel otak menurun
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
g. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem persarafan :

a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap
harinya

8
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitive terhadap sentuhan.

3. Sistem pendengaran.

Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan


(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di menegerti kata-kata, 50 % terjadi
pada usia diatas 60 tahun.

a. Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.


b. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres.

4. Sistem Penglihatan

a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.


b. Komea lebih berbentuk sferis.
c. Lensa lebih suram (kekeruhanpada menyebabkan gangguan penglihatan.
lensa) menjadi katarak.
d. Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
Jelas
e. Hilangnya daya akomodasi
f. Menurunnya lapangan pandang berkurang has pandangannya.
g. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

5. Sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas didnding aorta menurun.


b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke

9
berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
(menyebabkan pusing mendadak).

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh.

Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu


termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor
yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:

a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat


metabolisme yang menurun
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot

E. Masalah Kesehatan Pada Lansia

Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada
dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-
kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.

Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 1,


immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau
mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi),
impairment of vision and hearing taste, smell, communication, convalescence,
skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit),
impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition(kurang gizi),
impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-
obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang
menurun), danimpotence (impotensi).

Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:

1. Kurang Bergerak

Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia


kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan
otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

10
2. Istabilitas.

Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang
berkaitan dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit
maupun proses ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat
obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering dari terjatuh
pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa
sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh
ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut
sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak
sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini
haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia
dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan
perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut
menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.

3. Beser

Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering
didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan
kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social Beser bak
merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada lansia,
walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut
maupun keluarganya. Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan
maupun social, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia
tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan
untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia
kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan beser buang
air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak mandi.

4. Gangguan intelektual

Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi


intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya
aktivitas kehidupan sehari-hari Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia
60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun
mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun
kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan
gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan
intelektual lainnya.

5. Infeksi

Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena
selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang
menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko

11
menjadi fatal meningkat pula. Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia
mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang
menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa
penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang
sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan
keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.

6. Depresi

Perubhan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya


kemandirian social serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah
satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala
depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak
dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang
muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal
ataupun tidak khas. Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak
bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan
tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat
badan berkurang, daya ingat berkurang sulit untuk memusatkan pikiran dan
perhatain, kurangnya minat, hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati,
menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau
bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul
depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit
kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-
lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.

7. Kurang Gizi

Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan


maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk
memilih makanan yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama
karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama
terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkan
faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur,
alkoholisme, obat obatan, dan lain-lain.

8. Daya tahan tubuh menurun.

Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi
tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak
selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena
berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun
penyakit yang baru saja diderita (aku) dapat menyebabkan penurunan daya tahan
tubuh seseorang. Demikian juga pengguan berbagai obat, keadaan gizi yang
kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-lain

12
9. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit.

Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina


juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara
dapat menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih
kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.

10. Impotensi

Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi


yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling
sedikit tiga bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa
penelitian yang dilakukan pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata
52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%
disfungsi ereksi sedang 25% dan minimal 17%. Penyebab disfungsi ereksi pada
lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya
kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses
menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat
pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap
rangsangan.

11. Tidak Punya Uang

Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental


akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh
dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat
memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak
diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang
paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat
tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa tuanya.

12. Penyakit Obat-obatan

Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit
lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi
sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian
obat-obatan yang digunakan.

Adapun pendapat lain mengenai masalah lansia menurut para ahli adalah sebagai
berikut :

1. Masalah kehidupan sexual

Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman (parke 1990). Pada kenyataannya hubungan

13
seksual pada suami istri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami
ketidakmampuuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasangan masing-masing.

2. Perubahan prilaku

Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya :


daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya
menjadi sumber banyak masalah

3. Pembatasan Fisik

Semakin lanjut usia seseorang mereka aakan mengalami kemandulan terutama


dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peran
sosialnya.

4. Palliative care

Pemberian obat pada lansia bersiifat palliative care adalah obat tersebut
dilanjutkan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat.

5. Penggunaan obat

Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan


persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Dampak praktis
dengan adanya perubahn usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil
cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka
membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalan
pengobatan adalah :

 Bingung
 Lemah ingatan
 Penglihatan berkurang
 Tidak bisa memegang
 Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan

14
6. Kesehatan Mental

Selain mengalami kemandulan fisik lansia juga mengalami kemandulan


mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang
dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi dengan lingkungannya

F. Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia

Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait


dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan
lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita usia lanjut antara lain:

1. Jantung dan serangan jantung

Untuk mencegah dari serangan jantung bisa dilakukan dengan cara-cara


berikut yaitu makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan daeah tinggi
dan kadar kolestreol dalan darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki
berat yang berlebih, berhenti merokok, kurangi stress dan cukup berolahraga.

2. Tekanan darah tinggi

Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi, lakukan aktivitas


fisik seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik, yang ringan,
jaga berat tubuh agar tetap kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan
makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan,
hindari minuman berakohol dan soft drink.

3. Arthritis (reumatik)

Untuk mencegah penyakut reumatik ini biar tidak kumat antara lain :
lakukan latihan fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang
dan gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit ini .

4. Osteoporosis (tulang rapuh)

Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat


lemah dan rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari, cukup
vitamin D setiap hari. Makan makanan yang sehat yang mengantung vitamin A,
vitamin C, magnesium,seng dan protein, yang dapat berasal dari susu, buah-
buahan dan sayuran hijau dan berdaging.

5. Diabetes

Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap hari misalnya berjalan pagi,
joging dan intensitas kecil atau sedang atau aerobik ringan, pilihan makanan-
makanan yang sehat (rebdah lemak, rendah kalori dan rendah garam).

15
6. Kanker

Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur


secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai
antioksidan), konsumsi teh hijau secangkir sehari secara teratur dapat mencegah
kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga
berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek
karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.

7. Ginjal

Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal,
menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi
minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan
produk tembakau.

8. Pembesaran Prostat

Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan,


makan makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat,
kacang kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan
sehat, tidak merokok, tidak begadang kurangi makanan pedas yang berlebihan,
memeriksakan ke dokter secara berkala.

9. TBC

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk


pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di
sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang
kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat
dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar
dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.

10. Penyakit Mata

Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang
lansia. Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin
A, C dan E

G. Upaya pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to
life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),

16
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years,
Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.Azaz.
2. Pendekatan

Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalag


sebagai berikut:

 Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development).


 Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons).
 Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence).
 Lansia turut memilih kebijakan (choice).
 Memberikan perawatan di rumah (home care).
 Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility).
 Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging).
 Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
 Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity).
 Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and
family care)

BAB III

17
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Usia 65 tahun adalah usia yang
menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara
nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Ciri-ciri lansia adalah usia lanjut
terjadi periode kemunduran, lanjut usia memiliki status kelompok minoritas,
menua membutuhkan perubahan peran, penyesuaian yang buruk, memasuki masa
lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis
berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit
mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara
umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami
penurunan secara berlipat ganda. Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan
kesehatan yang terkait dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar
seperti makanan dan lingkungan sekitar. Kecukupan gizi usia lanjut berada
dengan usia muda. Kebutuhan gizi sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
aktivitas/kegiatan, postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan)
sehari-hari, iklim/suhu udara, kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan, sedang
sakit) dan unsure lingkungan.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan penulis dan pembaca menjadi tahu
tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana
seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal
lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik-
sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat
agar tidak menyesal di masa tua.

18
DAFTAR PUSTAKA
Apandi 2002. Permasalahan Nutrisi pada Lhttp://pergemi.medindo.com/nutrisi
html.

Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia.


Jember: Bagian Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD)
Program Studi IlmuKeperawatan.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut


Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2.


Jakarta: Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.

Kurnianingsih, dkk.2007. Tugas Mata Kuliah Gizi Daur Gizi pada Lansia.
Surabaya: Universitas Airlangga.

Courtney, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi II. Melfiawati (ED).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

窗体顶端

窗体底端

19

Anda mungkin juga menyukai