Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH :

RINA NOPEMRIATI

NIM. 210101093

Dosen Pengampu :

Ns. Ramaita, M.Kep

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu


Wata’ala yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang
begitu banyak sehingga Makalah Keperawatan Gerontik ini berhasil
disusun. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan umat yakni Nabi Muhammad Salallahu ‘alallahi wassalam.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan
Gerontik, dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya,
oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritikan dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah keperawatan gerontik
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi saya maupun
terhadap pembaca.
.

Lubuk Basung, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................3
A. Pengertian Dan Batasan Lansia...............................................3
B. Tipologi (Tipe-Tipe Lansia).......................................................4
C. Mitos-Mitos Tentang Lansia.....................................................4
D. Teori Proses Menua.................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................13
A. Kesimpulan ..............................................................................13
B. Saran........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia akan mengalami perubahan sesuai dengan
bertambahnya umur (Sunaryo et al., 2015). Proses menua
merupakan proses menghilangnya fungsi fisiologis yang terjadi
pada organ tubuh seiring berjalannya waktu. Pada saat proses
penuaan tubuh akan rentan terhadap penyakit atau dengan kata
lain muncul berbagai penyakit degenerative. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya proses penuaan adalah secara genetik,
asupan gizi, kondisi mental, pola hidup, lingkungan, dan pekerjaan
sehari-hari (L. M. Azizah, 2011).
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun
atau lebih yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi
bukanlah suatu penyakit melainkan suatu proses natural tubuh
meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid (DNA),
ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam
tubuh. Sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan
kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang yang
mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri.
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan
berbagai macam masalah, baik masalah secara fisik, biologis,
mental maupun masalah sosial ekonomi (Nies & McEwen,
2007; Tamher & Noorkasiani, 2009).
Lansia merupakan salah satu fase hidup yang dimana akan
dialami oleh setiap manusia, meskipun umur bertambah dengan
diiringi proses penurunan fungsi organ tubuh tetapi lanjut usia akan
tetap dapat menjalani hidup sehat.
Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO (World Health
Organization) seorang disebut lansia jika berumur 60-70 tahun.
Berdasarkan pengertian lanjut usia secara umum, seseorang dapat
dikatakan lanjut usia apabila usianya telah mencapai 65 tahun
keatas (Effendi dan Makhfudli, 2009 dalam Zulfiana 2019). Proses
menua merupakan proses yang dialami tiap individu disertai
dengan adanya penurunann fisik, yaitu ditandai dengan adanya
penurunann fungsi organ tubuh indiviidu. Penurunan fungsi tubuh
juga diikuti dengan perubahan emosi seorang individ secara
psikologis, kognitif, sosial dan kondisi biologis, yang saling
berkaitan sehingga dapat memunculkan berbagai macam
gangguan.
Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang,
maka akan semakin menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat
mengakibatkan kemunduran pada peran sosialnya dan juga akan
mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan
hidupnya. Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain dengan kata lain akan menurunkan tingkat
kemandirian lansia tersebut. Maslow (1962, dikutip oleh Ambarwati
2014).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep teori keparawatan gerontik (lansia)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian dan Batasan Lansia
b. Untuk mengetahui Tipologi (tipe-tipe lansia)
c. Untuk mengetahui Mitos-mitos lansia
d. Untuk mengetahui Teori proses menua
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Batasan Lanjut Usia (Lansia)


1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan
yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis (Efendi & Makhfudli, 2010).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari (Ratnawati, 2017).
Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia
adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami
penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang diri.
2. Batasan Lansia
Di Indonesia lanjut usia adalah usia 60 tahun keatas. Hal ini
dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2,
bahwa yang disebut dengan lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita
(Nugroho, 2014).
Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah
sebagai berikut :
a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Ada empat batasan Lansia yaitu:
1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun.
b. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia
dikelompokan menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia
lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan)

B. Tipologi (tipe-tipe lansia)


Ada beberapa macam tipologi menurut (Sunaryo,2015) pada lansia
antara lain:
1. Tipe mandiri
Pada tipe ini lansia tersebut akan mencoba kegiatan-kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan.
2. Tipe tidak puas
Pada tipe ini lansia cenderung memiliki adanya konflik lahir
batin, lansia tipe ini biasanya akan menentang proses penuaan
dan tidak menerima jika adanya perubahan dalam hal
kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status, teman yang
disayangi. Pada lansia tipe ini akanmudah memiliki sifat yang
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani, dan pengkritik.
3. Tipe pasrah
Lansia dengan tipe pasrah cenderung menerima dan menunggu
akan nasib yang baik. Lansia tipe ini biasanya lebih aktif dalam
kegiatan beribadah dan suka beraktivitas.
4. Tipe bingung
Pada tipe ini lansia cenderung memiliki sifat yang mudah kaget,
menarik diri, minder, merasakan penyesalan, pasif, dan acuh.

C. Mitos-mitos tentang Lansia


Mitos-mitos yang berkaitan dengan lanjut usia menurut Mubarak,
2009, antara lain :
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Mitos kedamaian dan ketenangan Seseorang yang sudah
berada pada masa lanjut usia dapat santai
dan menikmati masa tuanya serta menikmati hasil jerih
payahnya pada masa muda, serta semua cobaan kehidupan
seakan-akan terlewati semua. Kenyataannya tidak seperti itu,
dimana seseorang yang berada pada masa lanjut usia akan
mengalami berbagai macam penyakit yang berdampak
timbulnya stres, kemiskinan berbagai keluhan dan penderitaan
lainnya.
2. Mitos konservatisme dan kemunduruan pandangan
Lanjut usia pada umumnya memang bersifat konservatis atau
mempertahankan kebiasaan dan tradisi, tidak kreatif, selalu
berorientasi pada masa silam sehingga dianggap ketinggalan
zaman. Lanjut usia juga biasanya akan merindukan masa-masa
kecil dan masa lalunya, sulit untuk berubah atau menerima
perubahan baru, keras kepala dan suka mengulang-ulang
permintaan. Kenyataannyatidak semua lanjut usia seperti hal
yang sudah dijelaskan sebelumnya, dimana sebagian lanjut usia
akan tetap kreatif, berpandangan ke depan sesuai dengan
zaman dan inovatif.
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia kenyataannya akan mengalami proses degeneratif
biologis dan akan menderita berbagai macam penyakit.
Penurunan daya tahan tubuh dan metabolisme pada lanjut usia
menyebabkan mereka mudah terkena penyakit, namun
sekarang banyak penyakit yang dapat dikontrol seperti melalui
pengobatan.
4. Mitos senilitas
Kerusakan pada bagian otak tertentu akan menyebabkan lanjut
usia mengalami demensia atau pikun, namun kenyataannya
tidak semua lanjut usia akan mengalami kerusakan otak yang
berdampak pada demensia. Mereka masih tetap memiliki daya
ingat yang baik, tetap sehat dan ada berbagai macam cara
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat yang
mereka alami. Mitos ketidak produktifan Lanjut usia dipandang
sebagai seseorang yang tidak produktif lagi, namun
kenyataannya tidak semua lanjut usia tidak produktif.
Lanjut usia banyak yang masih mencapai kematangan dari
produktifitas mental dan memiliki material yang tinggi diusia
tuanya

D. Teori-teori Proses Menua


Menurut Patricia, 2012 bahwa proses penuaan dibagi menjadi 2
bagian yaitu teori biologi dan teory psikososial.
1. Teori biologis
Teori biologis penuaan mencoba untuk menjelaskan perubahan
fisik penuaan. Diketahui bahwa semua anggota spesies
menderita kehilangan fungsi secara bertahap dan progresif
karena struktur biologisnya. Banyak dari teori biologis penuaan
tumpang tindih karena sebagian besar berasumsi bahwa
perubahan yang menyebabkan penuaan terjadi pada tingkat sel.
Setiap teori mencoba untuk menggambarkan proses penuaan
dengan memeriksa berbagai perubahan dalam struktur sel atau
fungsi.
Beberapa teori biologi melihat penuaan
dari faktor genetic perspektif :
a. Teori Terprogram
Setiap orang memiliki "jam biologis" yang mulai berdetak
pembuahan. Dalam teori ini, setiap individu memiliki
genetic"program" yang menentukan yang tidak diketahui
tetapi telah ditentukan sebelumnya jumlah pembelahan sel.
Saat program berjalan, orang tersebut mengalami
perubahan yang dapat diprediksi seperti atrofi timus,
menopause, perubahan kulit, dan rambut beruban.
b. Teori molekuler
Penuaan dikendalikan oleh materi genetik yang dikodekan
oleh RNA (ribonukleat acid) untuk mendahului pertumbuhan
dan penurunan termin.
c. Teori kesalahan
Kesalahan dalam sintesis protein asam yang terjadi pada
sel-sel dalam tubuh, yang mengakibatkan penurunan
progresif fungsi biologis.
d. Teori mutasi somatik
Penuaan terjadi karena kerusakan asam deoksiribonukleat
(DNA) yang disebabkan oleh paparan bahan kimia atau
radiasi dan bahwa ini kerusakan menyebabkan kelainan
kromosom yang menyebabkan penyakit atau kehilangan
fungsi di kemudian hari
e. Teori seluler
penuaan adalah proses yang terjadi karena kerusakan sel.
Ketika sel cukup rusak, fungsi tubuh secara keseluruhan
menurun.
f. Teori radikal bebas
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang diproduksi
oleh tubuh selama proses normal respirasi dan metabolisme
atau setelah terpapar radiasi dan polusi. Radikal bebas ini
diduga dapat menyebabkan kerusakan pada sel, DNA, dan
sistem imun. Akumulasi radikal bebas yang berlebihan
dalam tubuh
konon berkontribusi pada perubahan logika fisiologis
penuaan dan berbagai penyakit.
g. Teori ikatan silang atau jaringan ikat
Molekul sel DNA dan jaringan ikat berinteraksi dengan free
radikal untuk menyebabkan ikatan yang menurunkan
kemampuan jaringan untuk menggantikan dirinya sendiri. Ini
menghasilkan perubahan kulit biasanya dikaitkan dengan
penuaan seperti kekeringan, kerutan, dan hilangnya
elastisitas.
h. Teori Klinker
Menggabungkan mutasi somatik, radikal bebas, dan teori
ikatan silang untuk menunjukkan bahwa bahan kimia
yangdihasilkan oleh metabolisme terakumulasi dalam sel
normal dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh,
seperti otot, jantung, saraf, dan otak.
i. Teori Keausan
Mengandaikan bahwa tubuh adalah mirip dengan mesin,
yang
kehilangan fungsi ketika bagian aus. Seiring bertambahnya
usia, sel, jaringan, dan organ rusak oleh stresor internal atau
eksternal.
j. Teori Reliabilitas
Penuaan dan umur panjang adalah model matematika yang
kompleks dari kegagalan sistem yang pertama kali
digunakan untuk menggambarkan kegagalan peralatan
elektronik yang
kompleks. Ini digunakan sebagai sebuah model untuk
menggambarkan degradasi (penyakit) dan kegagalan
(kematian) sistem tubuh manusia.
k. Teori Neuroendokrin
Berfokus pada hal- hal yang rumit interaksi kimia yang dipicu
oleh hipotalamus otak. Stimulasi atau penghambatan
berbagai kelenjar endokrin oleh hipotalamus memulai
pelepasan berbagai hormon dari hipofisis dan lainnya
kelenjar, yang, pada
gilirannya, mengatur fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan,
reproduksi, dan metabolisme. Dengan usia, hipotalamus
tampaknya kurang tepat dalam mengatur fungsi endokrin,
yang
mengarah ke terkait usia perubahan seperti penurunan
massa otot, peningkatan lemak tubuh, dan perubahan fungsi
reproduksi.
l. Teori imunologi
Penuaan adalah fungsi perubahan sistem imun. Menurut
teori ini, sistem imun mekanisme pertahanan tubuh yang
penting melemah seiring waktu, membuat orang yang
menua lebih rentan terhadap penyakit.
m. Teori hubungan penuaan dengan asupan kalori.
Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa suatu hal
efisiensi metabolisme dapat dicapai dengan mengkonsumsi
diet tinggi nutrisi tetapi rendah kalori. Ini dihipotesiskan
bahwa diet ini, bila dikombinasikan dengan olahraga teratur,
dapat memperpanjang kesehatan dan rentang hidup yang
optimal.
2. Teori Psicososial
Teori psikososial penuaan tidak menjelaskan perubahan fisik
penuaan; melainkan mereka berusaha untuk menjelaskan
mengapa orang dewasa yang lebih tua memiliki tanggapan
yang berbeda terhadap proses penuaan.
Beberapa teori psikososial penuaan yang paling menonjol
adalah :
a. Teori Pelepasan
Teori ini mengusulkan bahwa orang tua secara sistematis
dipisahkan, dikecualikan, atau terlepas dari masyarakat
karena dianggap tidak bermanfaat bagi masyarakat. Teori
ini lebih lanjut mengusulkan bahwa orang dewasa yang lebih
tua ingin menarik diri dari masyarakat seiring bertambahnya
usia.
b. Teori Aktivitas
Partisipasi aktif dalam aktivitas fisik dan mental membantu
mempertahankan fungsi dengan baik hingga usia tua.
Kegiatan yang bertujuan dan interaksi yang meningkatkan
harga diri meningkat kepuasan keseluruhan dengan hidup,
bahkan pada usia yang lebih tua. Aktivitas “pekerjaan yang
sibuk” dan interaksi santai dengan orang lain tidak terbukti
meningkatkan harga diri orang tua.
Empat dari teori aktivitas yang paling umum: Erikson,
Havighurst, Newman, dan Jung.
1) Teori Erikson
Mengidentifikasi delapan tahap mengembangkan tugas
mental yang harus dihadapi individu sepanjang hidupnya:
a) kepercayaan versus ketidakpercayaan
b) Otonomi versus rasa malu dan keraguan
c) Inisiatif versus rasa bersalah
d) industri versus inferioritas
e) Identitas versus kebingungan identitas
f) Keintiman versus isolasi
g) Generativitas versus stagnasi
h) Integritas versus putus asa.
Yang terakhir dari tahapan ini adalah domain akhir
dewasa, tetapi kegagalan untuk mencapai keberhasilan
dalam tugas sebelumnya dalam kehidupan dapat
menyebabkan masalah di kemudian hari. Terlambat
dewasa adalah waktu ketika orang biasanya meninjau
hidup mereka dan menentukan apakah mereka negatif
atau positif secara keseluruhan. Hasil paling positif dari
tinjauan hidup ini adalah kebijaksanaan, pengertian, dan
penerimaan; hasil yang paling negatif adalah keraguan,
suram, dan putus asa.
2) Teori Havighurst
Merinci proses penuaan dan mendefinisikan tugas-tugas
khusus untuk kehidupan lanjut, yaitu :
a) Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik
dan kesehatan
b) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan
penurunan pendapatan
c) Menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan
d) Mendirikan hubungan dengan kelompok usia
seseorang
e) Beradaptasi dengan peran sosial dengan cara yang
fleksibel
f) Menetapkan pengaturan tempat tinggal satisfactory.
3) Teori Newman
Mengidentifikasi tugas penuaan sebagai:
a) Mengatasi perubahan fisik penuaan
b) Mengalihkan energi ke aktivitas dan peran baru,
termasuk pensiun, kakek- nenek, dan janda
c) Menerima hidupsendiri
d) Mengembangkan sudut pandang tentang kematian.
4) Teori Jung
Perkembangan terus berlanjut sepanjang hidup melalui
proses mencari, mempertanyakan, dan menetapkan
tujuan yang konsisten dengan kepribadian individu.
Dengan demikian, hidup menjadi berkelanjutan mencari
"diri sejati". Seiring bertambahnya usia individu, mereka
melewati tahap evaluasi ulang di usia paruh baya, di
mana titik mereka menyadari ada banyak hal yang
mereka miliki belum selesai. Pada tahap ini, mereka
mulai mempertanyakan apakah keputusan dan pilihan
yang telah mereka buat adalah pilihan yang tepat untuk
mereka Inilah yang disebut paruh baya krisis, yang dapat
mengarah pada karier atau gaya hidup yang radikal
perubahan atau penerimaan diri apa adanya. Seiring
bertambahnya usia melanjutkan, Jung mengusulkan
bahwa individu itu mungkin untuk beralih dari fokus luar
(dengan kekhawatiran tentang kesuksesan dan posisi
sosial) ke fokus yang lebih kedalam. Penuaan yang
sukses menurut Jung, termasuk penerimaan dan
penilaian diri tanpa memperhatikan pandangan orang lain
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadi tua adalah suatu proses yang alamiah dimana
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan tubuh
dalam memperbaiki diri. Angka harapan hidup disetiap Negara
berbeda-beda dan dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang
disediakan oleh Negara tersebut yang meliputi factor pengetahuan,
tehknologi, sarana kesehatan dan social ekonomi. Teori tentang
proses penuaan terbagi menjadi 2 bagian yaitu teori biologi dan
teori psikososial Seseorang dengan garis keturunan dengan usia
kakek neneknya diatas 100 tahun, belum tentu generasi berikutnya
mempunyai usia yang sama dengan leluhurnya karena hal ini
dipengaruhi teori biologi dan teori psikososialnya.

B. Saran
Bagi tenaga kesehatan khususya di indonesia, di harapkan
lebih mementingkan lagi serta meningkatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat, khususnya pada lansia karena populasi lansia di
indonesia sangat banyak, sehingga mampu meningkatkan derajat
kesehatan pada lansia tersebut Demikianlah makalah ini penulis
susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Dalam
penulisan ini penulis sadari masih banyak kekurangan, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah kami ini. Terimakasih.
Daftar Pustaka

Darmojo, 2000. Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi 2.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indoneisa.

Gallo, 1998. Buku Saku Gerontologi Edisi 2. EGC. Jakarta

Kholifah, 2016. Keperawatan Gerontik. Modul Bahan Ajar Cetak


Keperawatan. Kemenkes RI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai