Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“ TEORI PROSES KEPERAWATAN LANSIA”

DOSEN PENGAMPUH: IBU NELA PUSPITA NINGRUM ,S.KEP,.NS

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. FRANSISKA.F.YANWARIN PO 7120720046
2. FEBBY.S.KAINAMA PO 7120720045
3. CHRISTALITA.M.LAUNDE PO 7120720040
4. FALLE TOGODLY PO 7120720014
5. IRNA IRIANTI PO 7120720018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MIMIKA
TAHUN AJARAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunianya,kami dapat menyelesaikan makalah tentang Keperawatan
Gerontik .Kami berterima kasih kepada Ibu Nela Puspita Ningrum,S.Kep.,Ns selaku
koordinator mata kuliah Keperawatan gerontik ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Timika,03 Agustus 2022

Penyusun

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER/HALAMAN DEPAN ..............................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1


A. LATAR BELAKANG ................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................2
C. TUJUAN ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................3


A. PENGERTIAN LANSIA ...........................................................3
B. PENGERTIAN MENUA ...........................................................3
C. BATASAN-BATASAN LANSIA .............................................3
D. CIRI-CIRI LANSIA....................................................................4
E. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI
PADA LANSIA .........................................................................5
F. PRINSIP ETIKA PADA PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA .....................................................................................10

BAB III PENUTUP.................................................................................11


A. KESIMPULAN ..........................................................................11
B. SARAN ......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia adalah seseorang yang usianya mencapai lebih dari sama

dengan 60 tahun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia (Kemenkes, 2016).

Menurut WHO, lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu, usia lanjut
(60-70 tahun), usia tua (75-89 tahun) dan usia sangat lanjut (>90 tahun).
Seorang lansia akan mengalami kemunduran secara fisik dan psikis.
Kemunduran psikis pada lansia akan menyebabkan perubahan pada sifat dan
perilaku yang dapat memunculkan permasalahan pada lansia. Masalah yang
sering ditemukan pada lansia ialah penurunan daya ingat, pikun, depresi,
mudah marah, tersinggung, dan curiga. Hal ini bisa terjadi karena hubungan
interpersonal yang tidak adekuat.

Proses menua merupakan proses alamiah yang telah melalui tiga


tahap kehidupan diantaranya masa anak, masa dewasa, dan masa tua. Tiga
tahap ini memliki perbedaan baik biologis maupun psikologis (Mubarok dkk,
2011).

Aspek fisik dan psikis pada proses penuaan memiliki keterkaitan yang
erat.. Pada lansia, menurunnya kemampuan merespon stres dan perubahan
fisik menempatkan mereka pada resiko terkena penyakit dan perburukan
fungsional. Masalah kesehatan yang serius pada lansia membuat lansia harus
hidup bersama keluarga atau teman. Berbagai hal bisa terjadi saat lansia
hidup dalam satu keluarga seperti pergantian peran, kontrol pengambilan
keputusan, ketergantungan, konflik, rasa bersalah, dan kehilangan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian Lansia?
2. Apa itu pengertian Menua?
3. Apa saja batasan-batasan lansia?
4. Apa saja ciri-ciri lansia?
5. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?
6. Apa saja prinsip etika pada pelayanan kesehatan lansia?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu pengertia dari lansia
2. Untuk mengetahui apa itu pengertian menua
3. Untuk mengetahui apa saja batasan-batasan pada lansia
4. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri lansia
5. Untuk mengetahui apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
6. Untuk mengetahui apa saja prinsip etika pada pelayanan kesehatan lansia

2
BAB II
PENDAHULUAN

A. TEORI KONSEP KEPERAWATAN LANSIA


1. Pengertian Lansia
Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang
pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
Dimasa ini lansia akan mengalami keunduran fisik secara bertahap
(Azizah, 2011:1).
2. Pengertian Menua
Menurut Nugroho (2000) dalam Ratnawati (2017), menua adalah
proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir,
dan umum dialami pada semua makhluk hidup. Sementara itu, menurut
Tyson (1999), menua adalah suatu proses yang dimulai saat konsepsi dan
merupakan bagian normal dari masa pertumbuhan dan perkembangan
serta merupakan penurunan kemampuan dalam mengganti sel-sel yang
rusak. Dapat disimpulkan bahwa menua adalah suatu proses yang terus
menerus berlanjut secara ilmiah serta merupakan bagian normal dari
masa pertumbuhan dan perkembangan dimana terjadinya penurunan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri.
3. Batasan-batasan lanjut usia
Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) yang
dikatakan lanjut usia tersebut di bagi kedalam tiga kategori yaitu:
a. Usial lanjut ( Elderly ) : 60-74 tahun.
b. Usia tua ( Old ) : 75-89 tahun.
c. Usia sangat tua ( Very old ) : > 90 tahun.

3
4. Ciri-ciri lansia

Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :

a. Lansia merupakan periode kemunduran.

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan


faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi
yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih
lama terjadi.

b. Lansia memiliki status kelompok minoritas.

Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak


menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang
kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi
ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.

c. Menua membutuhkan perubahan peran.

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai


mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada
lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan
sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat
tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.

Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka


cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.

4
Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan
untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan,
cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.

5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia

a. Perubahan fisik

1) Sistem Keseluruhan

Berkurangnya tinggi dan berat badan, bertambahnya


fat to lean body, mass ratio, dan berkurangnya cairan tubuh.

2) Sistem integument

Kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih


kering dan keriput karena menurunnya cairan, hilangnya
jaringan adiposa, kulit pucat, dan terdapat bitnik-bintik hitam
akibat menurunnya aliran darah ke kulit, menurunnya sel-sel
yang memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi
tebal serta rapuh. Pada wanita usia lebih dari 60 tahun, rambut
wajah meningkat, rambut menipis, warna rambut kelabu, serta
kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit
sebagai proteksi sudah menurun.

3) Sistem muscular

Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal


berkurang, pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot,
namun pada otot polos tidak begitu terpengaruh.

4) Sistem kardiovaskuler

Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami


hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung berkurang
karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan
lipofusin dan klasifikasi SA note dan jaringan konduksi
berubah menjadi

5
jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal
berkurang, sehingga kapasitas paru menurun. Latihan berguna
untuk meningkatkan maksimum, mengurangi tekanan
darah, dan berat badan.

5) Sistem perkemihan

Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran darah ke


ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomelurus menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang
mampu memekatkan urine, BJ urine menurun, proteinuria,
BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat,
kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot
yang melemah, frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih
sulit dikosongkan pada pria akibat retensi urine meningkat.
Pembesaran prostat (75% usia di atas 65 tahun), bertambahnya
aliran darah renal, berkurangnya osmolalitas urine clearance,
berat ginjal menurun 30-50%, jumlah neufron menurun, dan
kemampuan memekatkan atau mengencerkan urine oleh ginjal
menurun.

6) Sistem pernafasan

Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi


kaku, menurunnya aktivitas silia, berkurangnya elastisitas
paru, alveoli ukurannya melebar dari biasanya, jumlah alveoli
berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg, pada
arteri tidak berganti, berkurangnya maximal oxygen uptake,
dan berkurangnya reflex batuk.

7) Sistem gastrointestinal

Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis,


dari selaput lender, atropi indera pengecap (80%), hilangnya
sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang
rasa asin, asam dan pahit. Pada lambung, rasa lapar menurun
(sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu

6
mengosongkan menurun. Peristaltik lemah dan biasanya
timbul konstipasi. Fungsi absobsi (daya absobsi terganggu).
Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan dan berkurangnya aliran darah.

8) Sistem penglihatan

Perubahan sistem penglihatan pada lansia erat


kaitannya dengan presbiopi. Lensa kehilangan elasitas dan
kaku. Otot penyangga lensa lemah, ketajaman penglihatan dan
daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang,
menurunya lapang pandang (berkurang luas pandang,
berkurangnya sensitivitas terhadap warna: menurunnya
kemampuan membedakan warna hijau atau biru pada skala
dan depth perception).

9) Sistem pendengaran

Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh


karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.

10) Sistem persyarafan

Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%,


berkurangnya sel kortikal, reaksi menjadi lambat, kurang
sensitive terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas sel T,
bertambahnya waktu jawaban motorik, hantaran neuron
motorik melemah, dan kemunduran fungsi saraf otonom.

7
11) Sistem endokrin

Produksi hamper semua hormone menurun, fungsi


parathyroid dan sekresinya tidak berubah, berkurangnya
ACTH, TSH, FSH, dan LH. Menurunnya aktifitas tiroid
akibatnya basal metabolism menurun, menurunnya produksi
aldosterone, menurunnya sekresi hormone gonand
(progesterone, esterogen dan aldosteron) bertambahnya
insulin, norefinefrin, parathormone, vasopressin, berkurangnya
tridotironin, dan psikomotor menjadi lambat.

12) Sistem reproduksi

Selaput lendir vagina menurun atau kering,


menciutnya ovarium dan uterus, atrofi payudara, testis masih
dapat memproduksi sperma meskipun adanya penurunan
secara berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai
diatas umur 70 tahun asalkan kondisi kesehatan baik,
penghentian produksi ovum pada saat menopause.

b. Perubahan kognitif

Menurut Emmelia Ratnawati (2017) faktor-


faktor yang mempengaruhi perubahan kongnitif antara lain:

1). Perubahan fisik, khususnya organ perasa

2). Kesehatan umum

3). Tingkat pendidikan

4). Keturunan (hereditas)

5). Lingkungan

Pada lansia, seringkali memori jangka pendek, pikiran,


kemampuan berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh. Lansia

8
akan kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang telah didapatkan
sebelumnya. Lansia cenderung mengalami demensia.

c. Perubahan Psikososial
1. Pensiun
Perubahan psikososial yang dialami lansia erat kaitannya
dengan keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, seorang
lansia yang memasuki masa-masa pensiun akan mengalami
kehilangan sebagai berikut:
a) Kehilangan finansial (pendapatan berkurang).
b) Kehilangan status atau jabatan pada posisi tertentu ketika
masih bekerja dulu.
c) Kehilangan kegiatan atau aktivitas.
2. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of
mortality).
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih cepat.
4. Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan
(economic depribation).
5. Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.
6. Timbulnya kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
7. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan
gambaran diri, perubahan konsep diri).

9
6. Prinsip etika pada pelayanan kesehatan lansia

Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada


lansia adalah (Kane et al, 1994, Reuben et al, 1996) :

a. Empati: istilah empati menyangkut pengertian “simpati atas dasar


pengertian yang dalam”artinya upaya pelayanan pada lansia harus
memandang seorang lansia yang sakit dengan pengertian, kasih
sayang dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita
tersebut. Tindakan empati harus dilaksanakan dengan wajar, tidak
berlebihan, sehingga tidak memberi kesan over protective dan belas-
kasihan. Oleh karena itu semua petugas geriatrik harus memahami
peroses fisiologis dan patologik dari penderita lansia.

b. Non maleficence dan beneficence. Pelayanan pada lansia selalu


didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus
menghindari tindakan yang menambah penderitaan (harm). Sebagai
contoh, upaya pemberian posisi baring yang tepat untuk menghindari
rasa nyeri, pemberian analgesik (kalau perlu dengan derivat morfina)
yang cukup, pengucapan kata-kata hiburan merupakan contoh
berbagai hal yang mungkin mudah dan praktis untuk dikerjakan.

c. Otonomi yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak


untuk menentukan nasibnya, dan mengemukakan keinginannya
sendiri. Tentu saja hak tersebut mempunyai batasan, akan tetapi di
bidang geriatri hal tersebut berdasar pada keadaan, apakah lansia
dapat membuat keputusan secara mandiri dan bebas. Dalam etika
ketimuran, seringakali hal ini dibantu (atau menjadi semakin rumit ?)
oleh pendapat keluarga dekat. Jadi secara hakiki, prinsip otonomi
berupaya untuk melindungi penderita yang fungsional masih kapabel
(sedangkan non-maleficence dan beneficence lebih bersifat
melindungi penderita yang inkapabel). Dalam berbagai hal aspek etik
ini seolah-olah memakai prinsip paternalisme, dimana seseorang
menjadi wakil dari orang lain untuk membuat suatu keputusan

10
(misalnya seorang ayah membuat keputusan bagi anaknya yang
belum dewasa).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan.

Lanjut Usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia


tidak secara tiba-tiba menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini
lansia akan mengalami keunduran fisik secara bertahap (Azizah, 2011:1).

Menurut Nugroho (2000) dalam Ratnawati (2017), menua adalah


proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir, dan
umum dialami pada semua makhluk hidup. Sementara itu, menurut Tyson
(1999), menua adalah suatu proses yang dimulai saat konsepsi dan
merupakan bagian normal dari masa pertumbuhan dan perkembangan serta
merupakan penurunan kemampuan dalam mengganti sel-sel yang rusak.
Dapat disimpulkan bahwa menua adalah suatu proses yang terus menerus
berlanjut secara ilmiah serta merupakan bagian normal dari masa
pertumbuhan dan perkembangan dimana terjadinya penurunan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) yang


dikatakan lanjut usia tersebut di bagi kedalam tiga kategori yaitu:

a.Usial lanjut ( Elderly ) : 60-74 tahun.

b.Usia tua ( Old ): 75-89 tahun.

c.Usia sangat tua ( Very old ): > 90 tahun.

11
B. SARAN

Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat.
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami berikutnya
agar dapat tersusun lebih baik lagi

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=Keperawtan+gerontik+kemkes&oq=kepe&aqs=chrome.2.69i57j69i59l2j6
9i60l5.3219j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://eprints.umpo.ac.id/5370/3/BAB%202.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3660/10/BAB%20I.pdf

Craven, R.F & Hirnle, C.J. 2003. Fundamental of nursing: Human health ang
function. (4th
ed.), Philadelphia: Lippincott.

Eliopoulos, C.E. 2005. Gerontological nursing. (6 th ed.), Philadelphia; Lippincott.


NANDA, 2014. North American Nursing Diagnosis Association, Nursing Diagnosis,
Definition dan Classification 2015-2017. Pondicherry, India.

Sarif La Ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC,
Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika

13
14

Anda mungkin juga menyukai