Disusun oleh :
201740138
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kemurahan-Nya laporan kegiatan praktik stase keperawatan keluarga ini dapat saya
selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam laporan makalah ini saya membahas “Laporan pendahuluan tentang lansia dan asuhan
keperawatan teoritis”, laporan ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
mahasiswa/i dalam pengkajian asuhan keperawatan yang dapat diterapkan secara langsung
kepada klien.
Dalam hal ini, tentunya kami mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan arahan. Untuk itu
rasa terimakasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan kepada:
Demikian laporan ini saya buat sebaik-baiknya, semoga bermanfaat, dan dapat terus
diaplikasikan kepada klien.
Penyusun,
A. Konsep lansia
1. Definisi lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam
Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan
pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang–undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi
sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat,
sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih
produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya
merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi
tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho dalam Kholifah, 2016:3).
2. Klasifikasi lansia
Lestari (2020) mengatakan klasifikasi menurut WHO yaitu sebagai berikut :
1) Bayi (infants) : 0-1 tahun
2) Anak – anak (children) : 2-10 tahun
3) Remaja (adolescents) : 11-19 tahun
4) Dewasa (adult) : 20-60 tahun
5) Lanjut usia (elderly) : diatas 60 tahun
Sedangkan klasifikasi menurut Depkes RI (2009) yaitu sebagai berikut :
1) Balita : 0-5 tahun
2) Anak – anak : 5-11 tahun
3) Remaja awal : 12-16 tahun
4) Remaja akhir : 17-25 tahun
5) Dewasa awal : 26-35 tahun
6) Dewasa akhir : 36-45 tahun
7) Lansia awal : 46-55 tahun
8) Lansia akhir : 56-65 tahun
9) Manula : diatas 65 tahun
3. Ciri – ciri lansia
1) Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan
kegiatan, maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada
juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada
lansia akan lebih lama terjadi.
2) Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia
yang lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di
masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang
rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
3) Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai
Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua
RW karena usianya.
4) Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal
bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena
dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang
rendah (kholifah, 2016:4).
2) Perubahan kognitif
a. Memory (Daya ingat, Ingatan)
b. IQ (Intellegent Quotient)
c. Kemampuan Belajar (Learning)
d. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
e. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
f. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
h. Kinerja (Performance)
i. Motivasi
3) Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
4) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak sehari-hari.
5) Perubahan psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama
jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit
fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan
kesehatan.
c. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.
d. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,
gangguangangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
e. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat
membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau
menarik diri dari kegiatan sosial.
f. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-
main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak
teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang
kembali (Kholifah, 2016:17-22).
Katz Keterangan
indek
s
A Kemandirian dalam semua hal
B Kemandirian dalam semua hal kecuali salah satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali MANDI dan salah satu
fungsi lain
D Kemandirian dalam semua hal kecuali MANDI,
BERPAKAIAN dan salah satu fungsi lain
E Kemandirian dalam semua hal kecuali MANDI,
BERPAKAIAN, KE KAMAR KECIL dan salah satu fungsi
lain
Analisis hasil
Score 13-17 :Mandiri
Score 0-12 : Ketergantungan
Barthel indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
bantuan
1 Makan 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
2 Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
3 Berpindah dari 5-10 15
kursi roda ke
tempat tidur,
sebaliknya
4 Personal toilet 0 5 Frekuensi :
(cuci muka,
menyisir
rambut, gosok
gigi)
5 Keluar masuk 5 10
toilet (mencuci
pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
7 Jalan di 0 5
permukaan
datar
8 Naik turun 5 10
tangga
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
bantuan
9 Mengenakan 5 10
pakaian
10 Control bowel 5 10 Frekuensi :
(BAB) Konsistensi :
11 Control bladder 5 10 Frekuensi :
(BAK) Warna :
12 Olahraga atau 5 10 Frekuensi :
latihan Jenis :
13 Rekreasi atau 5 10 Frekuensi :
pemantapan Jenis :
waktu luang
Score
Analisis hasil :
Score 126 - 130 : Mandiri
Score 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
Score < 65 : Ketergantungan Pengkajian status mental
Analisis hasil :
Score benar 8-10 : Tidak ada gangguan
Score benar 0-7 : Ada gangguan
Interpretasi hasil :
Skor Benar 22 - 30 : Tak ada kerusakan kognitif
Benar 0 – 21 : Indikasi Kerusakan kognitif
Pengkajian Keseimbangan
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Hasil observasi
No Perubahan posisi atau gerakan Ya Tidak
(1) (0)
1. Bangun dari tempat tidur
Tidak bangun dari tempat tidur
dengan sekali gerakan, akan tetapi
lansia mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu,
tidak stabil pada saat berdiri pertama
kali
2. Duduk di kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak
duduk di tengah kursi.
Catatan : kursi harus yang keras
tanpa lengan
3. Menahan dorongan pada sternum
(pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati),
klien menggerakan kakinya ,
memegang objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
Catatan : lakukan dalam keadaan
mata klien terbuka
4. Menahan dorongan pada sternum
(pemeriksa mendorong sternum
Hasil observasi
No Perubahan posisi atau gerakan Ya Tidak
(1) (0)
sebanyak 3 kali dengan hati-hati),
klien menggerakan kakinya ,
memegang objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
Catatan : lakukan dalam keadaan
mata klien tertutp
5. Perputaran leher
Klien lansia menggerakan kaki,
menggenggam objek untuk
dukungan kaki, keluhan vertigo,
pusing atau keadaan tidak stabil
Interpretasi Hasil:
0-5 resiko jatuh rendah
6-10 Resiko jatuh sedang
11.15esiko jatuh tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, Siti Nur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan:
Kementerian Kesehatan Rebuplik Indonesia.
Lestari, Karlina. (2020). Risiko penyakit berdasarkan klasifikasi umur menurut WHO.
https://www.sehatq.com/artikel/risiko-penyakit-berdasarkan-klasifikasi-umur-menurut-
who (diunduh pada tanggal 14 September 2021, pukul 22:54).
PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan keperawatan.
Edisi 1 cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indikator diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.