BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
dalam dan luar tubuh, seperti di dalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan
kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat,
sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif
dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seeorang telah melalui tiga tahapan kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua. Proses menua pada
2
2. Batasan Lanjut Usia
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
1) Usia lanjut presenilis atau pralansia yaitu antara usia 45-59 tahun,
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan
masalah kesehatan,
4) Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan
5) Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
a. Lansia merupakan periode kemunduran pada lansia sebagian besar datang dari faktor fisik
dan psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka
akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan terjadi lebih lama
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan
diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang
mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tatapi ada
juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
3
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
Perlakuan yang buruk pada lansia membuat mereka cenderung mengembangkan konsep
diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal
a. Tipe arif bijaksana yaitu tipe lansia yang kaya akan pengalaman, dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, dan dapat menjadi panutan
b. Tipe mandiri yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai pekerjaan
c. Tipe tidak puas yaitu tipe lansia yang memiliki konflik lahir batin, menentang proses
d. Tipe pasrah yaitu tipe lansia yang menerima dan menunggu nasib baik
e. Tipe bingung yaitu tipe lansia yang kehilangan kepribadiannya, mengasingkan diri,
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini
dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
4
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit,
tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan
lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma, dan kesakitan dibandingkan dengan orang
dewasa lain.
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degenratif yang akan
berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi
juga kognitif, perasaan, sosial, dan sexual (Azizah dan Lilik M, 2011)
a. Perubahan Fisik
1) Sel
Jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, menurunnya proporsi protein di otak,
otot, ginjal, dan hati, berkurangnya cairan intra dan extra seluler
2) Sistem persyarafan
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-
20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan
dan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap suhu, kurang
3) Sistem penglihatan
Pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinaps, lensa keruh, menurunya lapang
pandang
4) Sistem pendengaran
terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
5
d) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan/stres
e) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, dapat bernada tinggi atau rendah, dapat trus-
f) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau beputar-putar)
5) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung untuk memompa darah menurun
1% setiap tahum setelah berumur 20 tahun, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah
meninggi
Pengaturan suhu hipotalamus yang dianggap sebagai suatu thermostat (menetapkan suatu suhu
tertentu). Kemunduran terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi yang sering
ditemukan adalah temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
7) Sistem respirasi
Otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya aktivitas silia. Paru
8) Sistem integumen
Kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan
9) Sistem gastrointestinal
Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi
absorbsi menurun
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg,
frekuensi BAK meningkat, pada wanita terjadi atrofi vulva, selaput lendir mengering, elastisitas
jaringan menurun
6
Wanita :
c) Atrofi payudara
d) Atrofi vulva
e) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, sifatnya
Pria :
berangsur-angsur
b) Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik,
yaitu :
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian
membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, otot mudah kram dan tremor
Produksi hampir semua hormon meenurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan sekresi
b. Perubahan mental
1) Kesehatan umum
2) Keturunan
3) Tingkat pendidikan
7
4) Lingkungan
Intelegentia Question :
2) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya
c. Perubahan kognitif
2) IQ (Intellegent Quotient)
6) Pengambilan keputusan
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (perfomance)
9) Motivasi
d. Perubahan psiksosial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasanga hidup atau teman dekat meninggal terutama jika lansia mengalami
penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan dapat
meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut dapat memicu
3) Depresi
8
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti dengan keinginan
utuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum, gangguan stress
kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi,
efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
5) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat mengganggu. Rumah
atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main dengan feses dan urinnya, sering
menumpuk barang dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat
terulang kembali.
e. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia semakin matang
(mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan
dilewati. Kenyataanya :
1) Sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan
karena penyakit
2) Depresi
3) Kekhawatiran
4) Paranoid
5) Masalah psikotik
9
b. Mitos konservatisme dan kemunduran pandangan
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya konservatif, tidak kreatif, menolak inovatif,
berorientasi ke masa silam, meirndukan masa lalu, kembali ke masa anak-anak, susah
berubah, keras kepala, dan cerewet. Kenyataan : tidak semua lanjut usia bersikap dan
berpikiran demikian.
c. Mitos berpenyakit
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai
penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua (lanjut usia
disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap
penyakit, tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
d. Mitos senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak.
Kenyataan : banyak lanjut usia yang tetap sehat dan segar, banyak cara untuk
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta, gairah kepada lawan jenis tidak ada. Kenyataan :
Lanjut usia dipandang sebagai usia yang tidak produktif. Kenyataan : banyak lansia yang
Menurut Muhith (2016) penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Penuaan yang
terjadi sesuai dengan kronologis usia. Faktor yang mempengaruhi yaitu hereditas atau
genetik, nutrisi atau makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stress.
Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang dikaitkan denga peran DNA
10
ditentukan oleh sepasang kromosong X sedangkan laki-laki oleh satu kromosom X.
Kromosom X ini ternyata membawa umur kehidupan sehingga perempuan berumur lebih
b. Nutrisi/Makanan
c. Status kesehatan
Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya bukan
disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh faktor luar yang
d. Pengalaman hidup
1) Paparan sinar matahari : kulit yang tak terlindungi sinar matahari akan mudah ternoda
sirkulasi darah
3) Mengkonsumsi alkohol : alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit
e. Lingkungan
Proses menua secara biologis berlangsung secara alami dan tidak dapat dihindari, tetapi
f. Stres
yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan berpengaruh terhadap proses penuaan.
11
12
Pathway Proses Menua
LANSIA
MK : Defisit
MK : Gangguan Pendengaran terhadap MK:Gangguan
Perawatan diri
komunikasi kata-kata /rangsang suara persepsi sensori
verbal menurun
Penurunan fungsi sistem neurologi Penurunan fungsi sistem Penurunan fungsi sistem
kardiovaskuler gastointestinal
3
B. Konsep Dasar Perawatan Diri
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri.
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, dan toileting). Personal hygene merupakan suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar
mandi.
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan
atau mengambil potongan pakaian, mengenakan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
mempersiapkan alat makan, mengunyah makanan, mengambil makanan dari wadah lalu
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar
kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
mandi.
3. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan
fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah :
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
4) Sosial
b. Faktor presipitasi
2
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu
Menurut Depkes (2000 et Kusumawati, Farida dkk, 2010), faktor-faktor yang memperngaruhi
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya adalah
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
e. Budaya
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawar diri berkurang dan perlu
3
a. Dampak fisik
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
intregitas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, aktualisasi diri, dan gangguan
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik : badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
b. Psikologis : malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah
diri
c. Sosial : interaksi kurang, kegiatan berkurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara
makan tidak teratur, BAB dan BAK di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
1. Pengertian Demensia
Demensia adalah sindrom klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia adalah keadaan
ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain secara nyata menggangu
Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan
daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi
kehidupan sehari-hari. Kumpulan gejaa yang ditandai dengan penurunan kogntif, perubahan
4
mood dan tingkah laku sehingga memepengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari penderita
(Azizah, 2011).
2. Etiologi Demensia
Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala
demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara
sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L & Rabins, P.V, 2006). Sebagian besar
peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit
alzhaimer, penyakit vaskular (pembuluh darah), demensia lewy body, dan sepuluh persen
diantaranya disebabkan oleh penyakit lain. Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab
demensia adalah penyakit alzhaimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati
sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson,
Untuk demensia tipe alzhaimer ada beberapa penyebab yang telah dihipotesa adalah
intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara atau industri, trauma,
neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament predisposisi heriditer. Dasar kelainan patologi
penyakit alzhaimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang
mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif. Adanya
defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron.
Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan
kalsium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi dari radikal bebas atau
terdapat produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit alzhaimer adalah penyakit
genetika tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-genetika
(lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor
genetika.
Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian
selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh
5
adanya peningkatan kalsium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal
a) Faktor genetik
b) Faktor infeksi
c) Faktor lingkungan
d) Faktor imunologis
e) Faktor trauma
f) Faktor neurotransmitter
3. Klasifikasi Demensia
Dari semua pasien dengan demensia, 50-60% memiliki tipe ini. Orang yang pertama kali
mendefinisikan penyakit ini adalah Alois Alzhaimer sekitar tahun 1910. Demensia itu
2) Daya ingat terganggu, ditemukan adanya: afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi
eksekutif
5) Kehilangan inisiatif
Demensia pada penyakit alzhaimer belum diketahui secara pasti penyebabnya, walaupun
pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi post mortem telah ditemukan lose selective
neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk fungsinya juga terjadi perubahan
b. Demensia Vaskuler
Penyakit ini disebabkan adanya defisit kognitif yang sama dengan Alzhaimer tetapi
2) Respontar eksensor
6
3) Palsi pseudobulbar
Demensia vaskuler merupakan demensia kedua yang paling sering pada lansia sehingga
perlu dibedakan dengan demensia alzhaimer. Pencegahan pada demensia ini dapat
aritmia. Demensia dapat ditegakkan juga dengan MRI dan aliran darah sentral
1) Reversibel
1) Tipe Alzhaimer
2) Tipe non-Alzhaimer
3) Demensia vascular
7) Morbus parkinson
8) Morbus huntington
9) Morbus pick
7
4. Gejala Klinis Demensia
a) Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia “lupa” menjadi bagian
b) Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang
sama berkali-kali
d) Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuat drama
televisi, marah besar pada kesalaha kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup
yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan
tersebut muncul
e) Adanya perubahan perilaku, seperti acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah
5. Patofisiologi Demensia
Terdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang dijumpai pada penyakit
alzhaimer, antara lain: serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan
plak seni atau neuritis (deposit protein beta-amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein
prukesor amiloid (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer pada korteks serebri
Secara makroskopik, perubahan otak pada alzhaimer melibatkan kerusakan berat neuron
korteks dan hippocampus, serta penimbunan amiloid dalam pembuluh darah intracranial. Secara
Perubahan morfologis terdiri dari dua ciri khas lesi yang pada akhirnya berkembang menjadi
degenerasi soma dan atau akson dan atau dendrit. Satu tanda lesi pada AD adalah kekusutan
neurofibrilaris yaitu struktur intraseluler yang berisi serat kusut dan sebagian besar terdiri dari
protein “tau”. Dalam SSP, protein tau sebagian besar sebagai penghambat pembentuk structural
yang terikat dan menstabilkan mikrotubulus dan merupakan komponen penting dari sitokleton
8
sel neuron. Pada neuron AD terjadi fosforilasi abnormal dari protein tau secara kimia
menyebabkan perubahan pada tau sehingga tidak dapat terikat pada mikrotubulus secara
bersama-sama. Tau yang abnormal terpuntir masuk ke filament heliks ganda yang sekelilingnya
adalah yang pertama kali tidak berfungsi dan akhirnya diikuti kematian sel. Pembentukan neuron
Lesi khas lain adalah plak senilis, terutama terdiri dari beta amiloid (A-beta) yang terbentuk
dalam cairan jaringan di sekeliling neuron bukan dalam sel neuronal. A-beta adalah fragmen
protein prekusor amiloid (APP) yang pada keadaan normal melekat pada membrane neuronal
yang berperan dalam pertumbuhan dan pertahanan neuron. APP terbagi menjadi fragmen-
fragmen oleh protease, salah satunya A-beta, fragmen lengket yang berkembang menjadi
gumpalan yang bisa larut. Gumpalan tersebut akhirnya bercampur dengan sel-sel glia yang
akhirnya membentuk fibril-fibril plak yang membeku, padat, matang, tidak dapat larut, dan
diyakini beracun bagi neuron yang utuh. Kemungkinan lain adalah A-beta menghasilkan radikal
bebas sehingga menggangu hubungan intraseluler dan menurunkan respon pembuluh darah
sehingga mengakibatkan makin rentannya neuron terhadap stressor. Selain karena lesi,
perubahan biokimia dalam SSP juga berpengaruh pada AD. Secara neurokimia kelainan pada
otak.
6. Penatalaksanaan Demensia
Beberapa kasus demensia dianggap dapat diobati karena jaringan otak yang disfungsional
dapat menahan kemampuan untuk pemulihan jika pengobatan dilakukan tepat pada waktunya.
Riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan fisik dan tes laboraturium, termasuk pencitraan otak
yang tepat, harus dilakukan segera setelah diagnosis dicurigai. Jika pasien menderita akibat suatu
penyebab demensia yang dapat diobati, terapi diarahkan untuk mengobati gangguan dasar.
Pendekatan pengobatan umum pada pasien demensia adalah untuk memberikan perawatan
medis suportif, bantuan emosional untuk pasien dan keluarganya, dan pengobatan farmakologis
untuk gejala spesifik, termasuk gejala perilaku yang mengganggu. Pemeliharaan kesehatan fisik
9
dalam pengobatan sebagian besar jenis demensia. Pengobatan simptomatik termasuk
pemeliharaan diet gizi, latihan yang tepat, terapi rekreasi dan aktivitas, perhatian terhadap
masalah visual dan audiotoris, dan pengobatan masalah medis yang menyertai, seperti infeksi
saluran kemih, ulkus dekubitus, dan disfungsi kardiopulmonal. Perhatian khusus diberikan pada
pengasuh atau anggota keluarga yang menghadapi frustasi, kesedihan, dan masalah psikologis
Jika diagnosis demensia vaskular dibuat, faktor risiko yang berperan pada penyakit
alkohol. Pasien dengan meroko harus diminta untuk berhenti, karena penghentian merokok
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, status
b. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit dahulu yaitu penyakit apa saja yang diderita pasien,baik
penyakit yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya demensia, maupun yang
tidak. Riwayat penyakit sekarang yaitu penyakit yang diderita pasien saat ini. Riwayat
penyakit keluarga yaitu penyakit yang pernah diderita anggota keluarga yang lain, baik
yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya demensia maupun yang tidak.
c. Aktivitas istirahat
Letargi: penurunan minat atau perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi,
10
program televisi. Gangguan keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan
hal yang telah biaasa yang dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat.
d. Sirkulasi
1) Indeks katz
hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien
dengan sistem penilaian yang didasarkan pada tingkat kebutuhan bantuan dari
orang lain dalam melakukan aktivitas funsionalnya. Salah satu keuntungan dari alat
ini adalah kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi aktivitas dan latihan
2) Indeks barthel
Indeks barhel adalah alat yang cukup sederhana untuk menjalin perawatan diri, dan
mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus aktivitas sehari hari dan
mibilitas. Indeks barthel terdiri dari 10 item yaitu transfer (tidur keduduk, bergerak
dari kursi roda ketempat tidur dan kembali), mobilisasi (berjalan), penggunaan
menentukan tingkat dasar tingkat dasar dari fungsi dan dapat digunakan untuk
memantau perbaikan dalam aktivitas sehari hari dari waktu ke waktu penilaian
indeks barthel pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan akivitas sehari
11
Alat ini digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan
mandi, berpakaian, toiletting, berpindah, kontinen dan makan, yang ahsilnya untuk
memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan
MMSE digunakan untuk menguji aspek kognitif dari fungsi mental: orientasi,
bertujuan untuk melengkapi dan menilai, tetapi tidak dapat digunakan untuk tujuan
Inventaris depresi beck (IDB) adalah alat pengukur status afektif yang digunakan
untuk membedakan jenis depresi yang mempengaruhi suasana hati. Instrumen ini
gangguan selera makan, kehilangan berat badan. Selain itu, juga berisikan 13 hal
Skala depresi geriatrik yesavage atau biasa disebut dengan geriatric depression
scale (GDS) merupakan instrumen yang disusun secara khusus untuk memeriksa
12
depresi. Instrumen ini terdiri atas 30 atau15 pertanyaan dengan jawaban YA atau
TIDAK, GDS ini telah diuji kesahihan dan keandalannya. Beberapa nomer jawaban
YA dicetak tebal. Jawaban yang dicetak tebal mempunyai nilai 1 apanbila dipilih.
Instrumen GDS dengan 30 item pertanyaan ini dikatakan juga dengan GDS long
version, sedangkan yang menggunakan 15 item pertanyaan biasa disebut GDS short
version.
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Kushariyadi (2010 dalam buku Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia)
diagnosa keperawatan (SDKI 2017) pada pasien demensia yang dapat muncul antara lain :
3. Intervensi Keperawatan
Tabel. 2.1 Intervensi (Diagnosa SDKI, Kriteria Hasil SLKI, Tindakan SIKI)
13
psikologis dan/atau skala 4 (cukup kuku)
atau minat psikotik meningkat) 4. Sediakan peralatan
e. Penurunan c. Kemampuan makan mandi (misalnya sabun,
motivasi dari skala 2 (cukup sikat gigi, shampoo,
Gejala dan Tanda menurun) menjadi pelembab kulit)
Mayor skala 4 (cukup 5. Sediakan lingkungan
Subjektif: meningkat) yang aman dan nyaman
a. Menolak melakuan d. Kemampuan ke toilet 6. Fasilitasi mandi,
perawatan diri (BAB atau BAK) dari sesuai kebutuhan
Objektif : skala 2 (cukup 7. Pertahankan
a. Tidak mampu menurun) menjadi kebiasaan kebersihan
mandi atau skala 4 (cukup diri
mengenakan meningkat) 8. Berikan bantuan
pakaian atau e. Minat melakukan sesuai tingkat
makan atau ke perawatan diri dari kemandirian
toilet atau berhias skala 2 (cukup 9. Jelaskan manfaat
secara mandiri menurun) menjadi mandi dan dampak
b. Minat melakukan skala 4 (cukup tidak mandi terhadap
perawatan diri meningkat) kesehatan
kurang Keterangan :
Gejala dan tanda 1 = menurun
minor 2 = cukup menurun
Subjektif: - 3 = sedang
Objektif: - 4 = cukup meningkat
Kondisi klinis terkait: 5 = meningkat
a. Stroke
b. Cedera medula
spinalis
c. Depresi
d. Arthritis reumatoid
e. Retardasi mental
f. Delirium
g. Demensia
h. Gangguan
amnestik
i. Skizofrenia dan
gangguan psikotik
lain
j. Fungsi penilaian
terganggu
Keterangan:
Diagnosis ini
dispesifikkan menjadi
salah satu atau lebih
dari:
a. Mandi
b. Berpakaian
c. Makan
d. Toileting
e. Berhias
4. Implementasi Keperawatan
14
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam
klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah dan
Wahid, 2014).
1) Memberikan informasi
b. Menstimulus pasien untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang tersedia di Panti Werdha Hargo Dedali
Surabaya
daya perawat
e. Memotivasi pasien untuk memaanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
15
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di dalam lingkungan pasien
5. Evaluasi Keperawatan
dari hasil yang telaah diperoleh dan diamati, dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap demikian halnya dengan
S : Hal-hal yang dikemukakan pasien, misalnya klien mengatakan bahwa kualitas tidurnya
O : Hal-hal yang dapat ditemukan perawat dengan cara diukur, misalnya TTV klien
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa (misalnya masalah
16
FORMAT PENGKAJIAN
DATA DASAR LANSIA
17
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1. BIODATA
Unit/ UPT : Pasien tinggal dirumah Nama Wisma : Pasien tinggal dirumah
Nama Klien : Ny. M No Reg. :-
Umur : 130 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat asal : Ds.Ngentrong RT.07/RW.02 Kec.Karangan Kab.Trenggalek
Tanggal waktu datang :- Lama tinggal di Panti : -
Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Ny. Y (Anak Ny.M)
Alamat : Desa.Ngentrong RT.07/RW.02 Kec.Karangan Kab.Trenggalek
Telp.: 081 332 914 057
18
Mengkonsumsi tinggi purin : _____Sering __Kadang _____tidak pernah
19
3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 5
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 10
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 0 0
menyiram)
5 Mandi 0 0 0
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 0
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 5
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 5
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 5
Jumlah : 40
Interpretasi :
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
Jika skore 90 : mandiri
Kesimpulan: Ny. M memperoleh total skor 40 yang berarti Ny. M dalam kategori
memerlukan bantuan pada beberapa atau semua aktifitas atau bisa dikategorikan dalam
ketergantungan berat, terbukti bahwa Ny. M dibantu dalam semua kegiatan sehari harinya
Seperti,pakai baju dan mandi
ALAT BANTU :__ Tidak __ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain,
sebutkan___________________
Ket: ny. M mengatakan sudah tidak bisa mandi sendiri ataupun memakai baju sendiri, semua
aktifitas dan kebutuhan dibantu oleh anaknya, pispot disamping tempat tidur untuk
memudahkan anaknya membantu Ny. M untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya
20
____Mual __Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini : 50 Kg Tinggi Badan : 145 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan
terakhir:
__tidak naik/turun,tetap 50 Kg ___ naik. _____Kg
Kesukaran menelan: _Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan
Gigi palsu: _Tidak ___ Ya __ bagian atas ___bagian bawah
Gigi ompong : ___Tidak _Ya ___Bagian atas ___Bagian bawah
__sebagian besar
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri _ 1-2 ltr/hari __> 2 ltr/hari
Jenis cairan : Air putih,susu
Riwayat masalah penyembuhan kulit ___Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada
ruam _Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
Pengkajian Determinan Nutrisi : _Baik/tdk ada resiko ________ Resiko moderate
_______ Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)
5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): __ 3 kali/hari ___ kali/minggu Tgl Defekasi terakhir:
13-07-2020
Pola BAB saat ini : __dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : Kuning kecoklatan
Colostomy : __ tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : ___Ya
___Tidak
Kebiasaan BAK: 3 kali/hari Jumlah : 1500 cc/hari :_Malam sering berkemih
___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuri ___Menetes/oliguri ___Anuri
Warna Urin:_kuning jernih Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter
_____ngompol__ pispot
Kesimpulan : pasien mengatakan tidak bisa mandi sendiri,tidak mampu toileting,mandi
dibantu oleh anaknya
6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: _6 jam/malam hari (tidur jam 21.00 bangun jam 4 pagi) :2 jam /tidur sulit
tidur siang hari Nyenyak tidur : Ya _tidak Masalah tidur :__ ada ___ Ya _
terbangun malam hari __Sulit tidur/
Insomnia ___Mimpi buruk ___ Nyeri/tdk nyaman ____Gangg. Psikologis, sebutkan:
sering terbangun pada malam hari ingin kencing
21
7. KOGNITIF-PERSEPTUAL(Berdasarkan obsevasi perawat)
Keadaan mental: _stabil ___Afasia ___Sukar bercerita _Disorientasi ___Kacau
mental ___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
Saat diajak berbicara pasien terlihat bingung ketika diajak bicara, bicara agak tidak
nyambung, butuh waktu untuk memahami ucapan, bicara agak tidak jelas dan kesulitan, saat
berbincang bincang kadang juga ngeyel.
Pengkajian emosional : _____ ada masalah emosional _tidak ada masalah (Lihat
Lampiran Form 2) Berbicara: _Normal ___Bicara tidak jelas ___Berbicara
inkoheren
___Tdk dapat berkomunikasi verbal, Bahasa yang dikuasai: Bahasa Indonesia Lain-
lain : Bahasa Jawa
___________________________________________________________________________
Kemampuan memahami:_Ya ___Tidak
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ:
__Fungsi intelekrual utuh ______Kerusakan intelektual ringan _Kerusakan intelektual
sedang ______kerusakan intelektual berat (Lihat Lampiran Form 3)
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE : _______ tidak ada
gangguan kognitif
__gangguan kognitif sedang _______ gangguan kognitif berat (Lihat Lampiran Form 4 )
Kecemasan: _Ringan ___Sedang ____Berat (Lihat Lampiran Form 5 )
___Panik Ketakutan : _Tidak ____Ya ______________________________
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage :
_Tidak ada depresi _____Ada depresi (Lihat Lampiran Form 6 )
Pendengaran:_DBN ___Terganggu (__Ka __Ki) ___Tuli (___Ka ___Ki)
__Alat Bantu dengar ___Tinitus
Penglihatan: _DBN ___Kacamata ___Lensa kontak ___Mata kabur ___Kanan___Kiri
__Buta ___Kanan ___Kiri Vergito: ___Ya _Tidak
Nyeri:__Tidak ___Ya ___Akut ____Kronis Lokasi Nyeri ___________________
Nyeri berkurang dengan cara :______ _____ Tdk Dapat
22
Adakah penurunan harga diri : Tidak ____Ya
Adakah ancaman kematian : _ Tidak _____Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit : __Tidak : _ Ya
Adakah masalah keuangan : ____Tidak __ Ya
12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: _Agama islam Pantangan agama:_Tidak ___Ya(sebutkan)__
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : sudah merasa tua dan pasrah dalam
keadaan
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya _Tidak
23
Distres Spiritual : _ Tidak _____ Ya, sebutkan :-
15 . METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit:
Warna: _DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik ___Lain-
lain________________________________________________________________
24
Suhu kulit: _DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN
__Menurun
Edema: _tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)____________________________
Lesi: _Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) ____________________
Memar: _Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: _Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal: _Tidak ___Ya (jelaskan/ lokasi)____________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter : _Tidak ____Ya _______________________
Mulut:
Gusi: _DBN ____stomatitis ___perdarahan___________________________
Gigi: ___DBN ___Caries ____Berlobang _ompong
Abdomen
Bising usus: _Ada ___Tidak ada Ascites _tidak ___Ya
Nyeri tekan : _Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : _Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : _Tidak ___Ya
Regio _____________________________________________________________
16. NEURO/SENSORI
Pupil: _Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: _Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: _Ya ___Tidak sebutkan________________________________
Keseimbangan: skore _15 , kesimpulan : baik _______Kurang
Kecepatan berjalan : skore 5 , kesimpulan : _baik ____cukup ____ kurang
____ tidak mampu (Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan: _Sama Kuat ___Lemah/Paralisis ( ___Ka ___Ki)
Otot kaki: _Sama Kuat ___Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan : ____Tidak : _Ya Sebutkan : Kanan dan kiri
Anastesia : _Tidak _____Ya Sebutkan _________________________
25
Hasil - - - - - - - -
Tgl - - - - - - - -
2. Foto Rontgen : Tidak ada
3. ECG : Tidak ada
4. USG :Tidak ada
5. Lain-lain :Tidak ada
1.Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 0
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 0
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 0
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya 0
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 0
7. Lebih sering makan sendirian 0
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 0
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 0
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 0
atau makan sendiri
26
Total score 2
American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001
Interpretations:
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk 6 ≥: High nutritional risk
Kesimpulan : Good (baik/tidak ada resiko)
Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur (Ya)
(2) Ada masalah atau banyak pikiran (Tidak)
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri (Tidak)
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir (Tidak)
Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan (Tidak)
(2) Ada masalah atau banyak pikiran (Tidak)
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain (Tidak)
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter (Tidak)
(5) Cenderung mengurung diri (Tidak)
Gangguan emosional
Kesimpulan : (Pada Ny.M tidak terdapat masalah emsional (Klien hanya merasa sulit dan
mudah terbangun pada malam hari)
(Depkes RI, 2004)
27
5 Berapa umur anda ? 70 tahun
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara
menurun
JUMLAH Total kesalahan 7
Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
28
4 Perhatian 5 4 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia
dan kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
1) . 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :Dari hasil Mini Mental State Exam ( MMSE ) di dapatkan total nilai 7 ini
menunjukkan bahwah Ny. M mengalami gangguan kognitif berat. Dilihat darites tersebut
29
aspek perhatian dan kalkulasi Ny. M masih baik tetapi untuk aspek orientasi, bahasa dan
mengingat mengalami gangguan.
Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
Nilai Keterangan
No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering
Pernah (1) (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung 0
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek? 0
3. Apakah Anda mengalami gangguan 2
pencernaan?
4. Apakah Anda merasa seperti hal 0
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti 1
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh 0
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut 0
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? 3
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap 3
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung? 1
11. Apakah Anda mudah marah? 1
12. Apakah Anda mengalami kesulitan 2
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? 1
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam 0
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau 0
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti 3
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk 0
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu 1
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa 0
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, 0
tegang?
30
21. Apakah Anda merasa lelah? 0
22. Apakah Anda merasa otot-otot
tegang?
23. Apakah Anda mengalami sakit 2
punggung, sakit leher, atau otot
kram?
24. Apakah Anda merasa hidup Anda 0
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang 0
menakutkan akan terjadi?
Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara
penilaiannya adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering
Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level
kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat
Kesimpulan: dari pengkajian dengan Geriatric Anxiety Scale, didapatkan total score 20 yang
berarti masuk dalam kategori kecemasan ringan
Lampiran Form 6
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
.
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 1
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
31
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
.
Jumlah 4
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
Kesimpulan: dari pengkajian yang sudah dilakukan, Ny, M masuk dalam kategori tidak ada
depresi dengan total score <5, yaitu 4
Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
Kesimpulan: Berdasarkan penilaian Apgar Keluarga, Ny. M memperoleh skor 7 yang dapat
dikategorikan Fungsi baik
Lampiran Form 8:
32
Pengkajian Keseimbangan
5. Keseimbangan berdiri
a. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil) 0
b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua kaki > 4 inci) atau 1
menggunakan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)
2
c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat bantu/pegangan
9. Duduk ke kursi
a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan diri 0
ke kursi) 1
33
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan 2
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
TOTAL SKOR 12
34
SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006
Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah
Kesimpulan: dari hasil pengkajian keseimbangan, didapatkan skore 28 yang berarti masuk
dalam kategori resiko jatuh tinggi.
PENGKAJIAN FOKUS
Tanggal/ Data Fokus Masalah
Nama Perawat
13-07-2020
Perawat R Ds: Gangguan Memori
1
Ny. M mengatakan tidak mampu
mengingat sering lupa
Do:
35
2 Ny. M mengatakan tidak bisa mandi eliminasi)
sendiri
Do:
14-07-2020 Ds:
Perawat R
Ny. M mengatakan kesulitan tidur Gangguan pola tidur
3
Do:
2. Mata rembes
36
5. Sering terbangun pada malam hari
7. insomnia
DO :
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Memori (D.0062) berhubungan dengan proses penuaan, efek agen farmakologis,
ketidakadekuatan stimulasi intelektual ditandai dengan hilang ingatan atau memori, hilang
konsentrsi.
3. Gangguan Pola Tidur (D.0055) berhubungan dengan perubahan lingkungan dan berfikir
abstrak ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus terjaga,
tidak mampu menentukan kebutuhan/ waktu tidur.
37
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber informasi d.d
menanyakan masalah yang dihadapi
38
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny M
Ruang : -
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Diagnosa
Keperawatan/Masalah
Kolaboratif
Gangguan Memori (D.0062) Setelah diberikan tindakan Observasi:
1) untuk melakukan tindakan a. Identifikasi masalah
keperawatan selama 4x6 jam
mengurangi faktor resiko memori yang dialami
diharapkan klien mampu Hasil : hanya informasi yang
2) Menerapkan program sangat sederhana yang dapat
mengingat beberapa informasi
perawatan diterima oleh klien
atau perilaku b. Identifikasi kesalahan
3) Aktivitas hidup sehari-hari terhadap orientasi
Hasil : susah menerima dan
efektif untuk memenuhi
memproses informasi yang
tujuan kesehatan sederhana tetapi terkadang
masih ada informasi yang
dapat diterima
Terapeutik:
a. Libatkan keluarga Stimulasi
memori dengan mengulang
pikiran yang terakhir kali
diucapkan, jika perlu
Hasil : Dapat menerima dan
memproses informasi yang
bersifat sederhana
b. Ajarkan keluarga cara
Koreksi kesalahan orientasi
Hasil : Dapat menyebutkan
39
nama lengkap dan huruf
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur latihan
Hasil : pasien mampu
menerima informasi sedikit
jelas biasanya kalau
kambuh dimensianya
sedikit lupa ,bisa menjawab
sedikit-sedikit
b. Ajarkan teknik memori
yang tept (mis. Imajinasi
visual
) hasil : Dapat menerima
dan memproses informasi
dengan baik
Observasi:
a. Monitor perubahan
orientasi
Hasil : lumayan baik dapat
merima informasi daripada
sebekumnya
b. Monitor perubahan kognitif
dan perilaku
Hasil : Dapat menerima
sedikit informasi yang
sederhana
Terapeutik:
a. Perkenalkan nama saat
memulai interksi, libatkan
keluarga
Hasil : pasien mampu
40
menjawab menerima
informasi dengan baik
b. Orientasikan orang, tempat,
dan waktu
Hasil : Pasien mampu
menjawab dengan
baik,Interaksi baik
Edukasi:
a. Anjurkan keluarga dalam
perawatan orientasi realita
Hasil : Kolaborasi perawat
agar bisa mengingtakan
pada klien
1. Manajemen Dimensia
Tindakan
Observasi:
a. Identifikasi riwayat fisik,
sosial, psikologis dan
kebiasaan
Hasil : Dapat melakukan
kegiatan
b. Libatkan keluarga dalam
Identifikasi pola aktivitas
Tidur, minum obat,
eliminasi, asupan oral,
perawatan diri) hasil :Tidur
sedikit cukup ,dengan
kegiatan sehari-hari dengan
bantuan orang lain atau alat
bantu
Terapeutik:
a. Anjurkan keluarga
41
Sediakan ligkungan aman,
nyaman, konsisten dan
rendah stimulus (mis.
Musik tenang, dekorasi
sederhana, pencahayaan
memadai)
Hasil : pasien sudah
merasakan kenyamanan
setiap hari,dapat
pemenuhan sehari hari
secara maksimal.pasien
tamapk rileks
b. Libatkan keluarga dalam
merencanakan,
menyediakan, dan
mengevaluasi perawatan
Hasil : Mampu menerima
informasi dengan baik
Edukasi:
c. Anjurkan memperbanyak
istirahat
Hasil : Pasien istirahat
cukup
d. Anjurkan keluarga cara
perawatan demensia
Hasil : Pasien mampu
anjuran dari perawat apa
yang dilakukan setiap
harinya
42
Defisit Perawatan Diri Setelah diberikan tindakan
1) Kemampuan mandi Observasi:
keperawatan selama 4x6 jam
a. Libatkan keluarga dalam
diharapkan klien mampu mampu 2) Kemampuan mengenakan Identifikasi kebiasaan
pakaian aktivitas perawata diri
melakukan atau menyelesaikan
sesuai usia
aktivitas perawatan diri. 3) Kemampuan makan Hasil : Pasien dibantu
dengan keluarga saat
4) Kemampuan ke toilet melakukan mand seitap
(BAB/BAK) harinya
b. Ajarai keluarga dalam
5) Verbalisasi keinginan memonitor tingkat
melakuakn perawatan diri kemandirian
Hasil : pasien hanya mampu
Minat melakukan perawatan diri mengeringkan badan saat
mau mandi pada bagian
tangan dan kakinya saja
Terapeutik:
a. Anjurkan keluarga
Sediakan lingkungan yang
terapeutik (mis. Suasana
hangat, rileks, privasi)
Hasil : Pasien aman nyaman
dan bersih
b. Anjurkan keluarga
membantu Siapkan
keperluan pribadi
Hasil : Masih dibantu
dengan kelurga seperti
memakai baju
c. Anjurkan keluarga
mendampingi dalam
43
melakukan perawatan diri
sampai mandiri
Hasil : Tidak mampu
melakukan sendiri dan
masih dengan bantuan
d. Fasilitasi kemandirian,
anjurka keluarga bantu jika
tidak mampu melakukan
perawatan diri
Hasil : Tidak mampu
melakukan sendiri dan
masih dengan bantuan
Edukasi:
a. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan, dibantu
keluarga
Hasil : Tidak mampu
melakukan sendiri
1. Dukungan perawatan Diri:
BAB/ BAK
Observasi:
a. Identifikasi kebiasaan BAB/
BAK sesuai usia
Hasil : masih dibantu ssat
melakukanya BAB/BAK
karena tidak bisa
melakukan sendiri
b. Ajarkan keluarga cara
Monitor integritas kulit
44
pasien
Hasil : kulit pasien agak
sedikit kusut setiap harinya
diberikan hand body
Terapeutik:
a. Ajarkan keluarga cara Jaga
privasi selama eliminasi
Hasil : Pasien bisa
mengikuti instruksi yang
diberikan oleh peraway
b. Ajarkan keluarga cara Ganti
pakaian pasien setelah
eliminasi, jika perlu
Hasil : keluarga mampu
membantu setiap harinya
dan merawat pasienya
dengan baik
Edukasi:
a. Anjurkan BAK/BAB secara
rutin
Hasil : BAB/BAK rutin
setia harinya
2. Pengaturan Posisi
Tindakan
Treapeutik, libatkan keluarga
dalam:
a. Motivasi melakukan ROM
aktif atau pasif
Hasil : mampu
menggerakan saat diajarkan
ROM
Edukasi:
45
a. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
Hasil : pasiem mampu
merubah posisi intruksi
yang diberikan pada
perawat
46
Ajarkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
Hasil : perawat
menjadwalkan pasiennya
tidur yang cukup
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan perawatan -pasien dan keluarga menyatakan Observasi :
telah memahami tentang tentang -Identifikasi kesiapan dan
ketidaktahuan sumber informasi selama 2 kali kunjungan klien
penyakit yang diderita pasien kemampuan menerima informasi
d.d menanyakan masalah yang bisa mengetahui penyakityang -pasien dan keluarga mampu Hasil : Bisa menerima infromasi
melaksanakan prosedur dengan baik
dihadapi
-pasien dan keluarga mampu -identifikasi informasi bagi
keluarga tentang kemajuan
menjelaskan
kondisi pasien
Hasil : biar bisa mengingat
sesuatu apa yang kita bicarakan
Terapeutik :
-Sediakan materi dan media
kesehatan khususnya tentang
masalah kesehatan defisit
pengetahuan tentang perawatan
diri
Hasil : mampu merawat setiap
harinya
-jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai dengan kesepakatan
-berikan kesempatan untuk
bertanya
Hasil : dijadwalkan setiap 2x
47
sehari dan pasien bisa menyetujui
kesepakatan yang dibuat oleh
perawat
Edukasi :
-jelaskan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
Hasil : pasie mampu menerima
informasi dengan baik
48
FORMAT TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny W
Ruang :-
Diagnosa Tgl IMPLEMENTASI 13-07-2020 EVALUASI
Gangguan Memori 13-07-2020 Observasi: Jam 07.00 S:
-Identifikasi riwayat fisik,
(D.0062) berhubungan Jam 07.00 Ny. M mengatakan mudah
sosial, psikologis dan
dengan proses penuaan, kebiasaan lupa sesuatu, sudah
Hasil : Dapat melakukan
efek agen farmakologis, tidak ingat
kegiatan
ketidakadekuatan stimulasi -Libatkan keluarga dalam O: 1. Keadaan umum
Identifikasi pola aktivitas
intelektual ditandai dengan lemah
Tidur, minum obat,
hilang ingatan atau eliminasi, asupan oral,
perawatan diri) hasil 2. Terlihat sudah tua
memori, hilang konsentrsi.
:Tidur sedikit cukup (usia 130 tahun)
,dengan kegiatan sehari-
hari dengan bantuan orang
lain atau alat bantu 3. Terlihat bingung
ketika diajak bicara
Terapeutik:
-Anjurkan keluarga
Sediakan ligkungan aman, 4. Diajak bicara agak
nyaman, konsisten dan tidak nyambung
rendah stimulus (mis.
Musik tenang, dekorasi
5. Butuh waktu untuk
sederhana, pencahayaan
memadai) memahami ucapan
Hasil : pasien sudah
merasakan kenyamanan 6. Bicara agak tidak
setiap hari,dapat
49
pemenuhan sehari hari
secara maksimal.pasien jelas dan kesulitan
tamapk rileks
-Libatkan keluarga dalam 7. Skor MMSE 7
merencanakan,
menyediakan, dan (gangguan kognitif
mengevaluasi perawatan berat)
Hasil : Mampu menerima
informasi dengan baik
Edukasi: 8. Sudah tidak bisa
-Anjurkan memperbanyak beraktivitas secara
istirahat
Hasil : Pasien istirahat mandiri
cukup
-Anjurkan keluarga cara 9. TTV Td= 160/90
perawatan demensia
mmHg, N= 110
Hasil : Pasien mampu
anjuran dari perawat apa x/menit, Rr= 24
yang dilakukan setiap
x/menit S= 36,8 c
harinya
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Latihan memori
Defisit Perawatan Diri 13-07-2020 Observasi: 13-07-2020 Jam 15.00 S: Ny. M mengatakan
-Identifikasi kebiasaan
(D.0109) berhubungan Jam 07.00 sedikit lebih segar
BAB/ BAK sesuai usia
dengan demensia, Hasil : masih dibantu ssat O: 1. Keadaan umum
melakukanya BAB/BAK
kelemahan, gangguan lemah
karena tidak bisa
psikologis, penurunan melakukan sendiri 2. Aktivitas terbatas
50
motivasi atau minat -Ajarkan keluarga cara dan dibantu
Monitor integritas kulit
ditandai dengan tidak 3. Lingkungan bersih
pasien
mampu mandi atau Hasil : kulit pasien agak dan masih tercium
sedikit kusut setiap
menggenakan pakaian/ bau pesing
harinya diberikan hand
makan/ ketoilet/ berhias body 4. Pakaian rapi, posisi
Terapeutik:
secara mandiri, minat semifowler
-Ajarkan keluarga cara
melakukan perawatan diri Jaga privasi selama 5. Kulit kering keriput
eliminasi
kurang. 6. Indeks barthel
Hasil : Pasien bisa
mengikuti instruksi yang skore 40
diberikan oleh peraway
(Kemandirian
-Ajarkan keluarga cara
Ganti pakaian pasien dalam semua
setelah eliminasi, jika
aktivitas hidup
perlu
Hasil : keluarga mampu sehari-hari kecuali
membantu setiap harinya
mandi, berpakaian,
dan merawat pasienya
dengan baik kekemar mandi,
Edukasi:
berpindah, dan satu
-Anjurkan melakukan
perawatan diri secara fungsi tambahan).
konsisten sesuai
A: Masalah teratasi
kemampuan, dibantu
keluarga sebagian
Hasil : Tidak mampu
P: Intervensi di lanjutkan
melakukan sendiri
1. Dukungan
51
perawatan diri
2. Dukungan
perawatan diri BAK/
BAB
Pengaturan posisi
Gangguan Pola Tidur 14-07-2020 Tindakan: 14-07-2020 S: Ny. M mengatakan
-Identifikasi pola aktivitas
(D.0055) berhubungan Jam 07.00 Jam 15.00 sudah bisa tidur tetapi
dan tidur
dengan perubahan Hasil : Tidur sudah masih sering terbangun
tercukupi setiap harinya
lingkungan dan berfikir
-Identifikasi pasien dan
abstrak ditandai dengan keluarga faktor penganggu O: 1. Keadaan umum lemah
tidur (fisik dan/ atau 2. Mata rembes
keluhan verbal tentang
psikologis) 3. Wajah tidak fresh
kesulitan tidur, terus- Hasil : Untuk memberkan 4. Terdapat kantung
tehnik relaksasi paada saat mata
menerus terjaga, tidak
gangguan tidur 5. Sering terbangun
mampu menentukan -Batasi waktu tidur siang,
jika perlu A : Masalah teratasi
kebutuhan/ waktu tidur.
Hasil : tidur siang sudah
sebagian
mulai cukup setiap harinya
Edukasi
Aktivitas/ Istirahat
P : Intervensi dilanjutkan
Tindakan
-Libatkan keluarga dalam
Identifikasi kesiapan dan 1. Dukungan tidur
kemampuan menerima
informasi Edukasi aktivitas/ istirahat
Hasil : pasien mampu
52
melakukan tana disuruh
tidur pada keluarga
-Libatkan keluarga dalam
Ajarkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
Hasil : perawat
menjadwalkan pasiennya
tidur yang cukup
53
-jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai dengan
kesepakatan
-berikan kesempatan untuk
bertanya
Hasil : dijadwalkan setiap
2x sehari dan pasien bisa
menyetujui kesepakatan
yang dibuat oleh perawat
Edukasi :
-jelaskan bagi keluarga
informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
54
intelektual ditandai dengan Tidur, minum obat, lemah
eliminasi, asupan oral,
hilang ingatan atau
perawatan diri) hasil 10. Terlihat sudah tua
memori, hilang konsentrsi. :Tidur sedikit cukup
,dengan kegiatan sehari- (usia 130 tahun)
hari dengan bantuan orang
lain atau alat bantu 11. Terlihat bingung
55
cukup
-Anjurkan keluarga cara mandiri
perawatan demensia
Hasil : Pasien mampu 17. TTV Td= 160/90
anjuran dari perawat apa
yang dilakukan setiap mmHg, N= 110
harinya x/menit, Rr= 24
x/menit S= 36,8 c
1. Latihan memori
2. Orientasi Realita
3. Manajemen
demensia
Defisit Perawatan Diri 13-07-2020 Observasi: 13-07-2020 Jam 15.00 S: Ny. M mengatakan
-Identifikasi kebiasaan posisinya lebih nyaman
(D.0109) berhubungan Jam 07.00
BAB/ BAK sesuai usia O: 1. Keadaan umum
dengan demensia, Hasil : masih dibantu ssat lemah
melakukanya BAB/BAK
kelemahan, gangguan 2. Aktivitas terbatas
karena tidak bisa
56
psikologis, penurunan melakukan sendiri
-Ajarkan keluarga cara 3. Tidak mampu
motivasi atau minat mandi, toileting,
Monitor integritas kulit
ditandai dengan tidak pasien berhias, berpakaian
Hasil : kulit pasien agak secara mandiri
mampu mandi atau
sedikit kusut setiap
menggenakan pakaian/ harinya diberikan hand 4. Minat melakukan
body perawatan diri
makan/ ketoilet/ berhias kurang
Terapeutik:
secara mandiri, minat -Ajarkan keluarga cara
Jaga privasi selama 5. Masih tercium
melakukan perawatan diri aroma agak pesing
eliminasi
kurang. Hasil : Pasien bisa
6. Pakaian sedikit
mengikuti instruksi yang
tidak rapi
diberikan oleh peraway
-Ajarkan keluarga cara 7. Posisi semifowler
Ganti pakaian pasien
setelah eliminasi, jika 8. Kulit kering keriput
perlu
Hasil : keluarga mampu 9. Indeks Barthel 40
membantu setiap harinya (Ketergantungan
dan merawat pasienya berat)
dengan baik
Edukasi: A: Masalah belum teratasi
-Anjurkan melakukan P: Intervensi di lanjutkan
perawatan diri secara
konsisten sesuai 1. Dukungan
kemampuan, dibantu perawatan diri
keluarga 2. Dukungan
Hasil : Tidak mampu perawatan diri BAK/
melakukan sendiri BAB
Pengaturan posisi
57
S: Ny. M mengatakan
masih sulit tidur
O: 1. Keadaan umum lemah
2. Mata rembes
3. Wajah tidak fresh
4. Terdapat kantung
mata
5. Sering terbangun
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Dukungan tidur
58
keluhan verbal tentang tidur (fisik dan/ atau 6. Mata rembes
psikologis) 7. Wajah tidak fresh
kesulitan tidur, terus-
Hasil : Untuk memberkan 8. Terdapat kantung
menerus terjaga, tidak tehnik relaksasi paada saat mata
gangguan tidur 9. Sering terbangun
mampu menentukan
-Batasi waktu tidur siang,
kebutuhan/ waktu tidur. jika perlu A : Masalah teratasi
Hasil : tidur siang sudah
sebagian
mulai cukup setiap harinya
Edukasi
Aktivitas/ Istirahat
P:ntervensi dilanjutkan
Tindakan
-Libatkan keluarga dalam I :Dukungan tidur
Identifikasi kesiapan dan
Edukasi aktivitas/ istirahat
kemampuan menerima
informasi E : Sudah teratasi
Hasil : pasien mampu
melakukan tana disuruh
tidur pada keluarga
-Libatkan keluarga dalam
Ajarkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
Hasil : perawat
menjadwalkan pasiennya
tidur yang cukup
59
-identifikasi informasi bagi perawat
keluarga tentang kemajuan
O : pasien belum bisa
kondisi pasien
Hasil : biar bisa mengingat menjelaskan
sesuatu apa yang kita
- Pasien masih bingung
bicarakan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Terapeutik :
-Sediakan materi dan I : Observasi:
media kesehatan -Identifikasi riwayat fisik,
khususnya tentang sosial, psikologis dan
masalah kesehatan defisit kebiasaan
pengetahuan tentang Hasil : Dapat melakukan
perawatan diri kegiatan
Hasil : mampu merawat -Libatkan keluarga dalam
setiap harinya Identifikasi pola aktivitas
-jadwalkan pendidikan Tidur, minum obat,
kesehatan sesuai dengan eliminasi, asupan oral,
kesepakatan perawatan diri) hasil
-berikan kesempatan untuk :Tidur sedikit cukup
bertanya ,dengan kegiatan sehari-
Hasil : dijadwalkan setiap hari dengan bantuan orang
2x sehari dan pasien bisa lain atau alat bantu
menyetujui kesepakatan
yang dibuat oleh perawat Terapeutik:
-Anjurkan keluarga
Edukasi : Sediakan ligkungan aman,
-jelaskan bagi keluarga nyaman, konsisten dan
informasi tentang rendah stimulus (mis.
kemajuan pasien dengan Musik tenang, dekorasi
cara yang tepat sederhana, pencahayaan
60
memadai)
Hasil : pasien sudah
merasakan kenyamanan
setiap hari,dapat
pemenuhan sehari hari
secara maksimal.pasien
tamapk rileks
-Libatkan keluarga dalam
merencanakan,
menyediakan, dan
mengevaluasi perawatan
Hasil : Mampu menerima
informasi dengan baik
Edukasi:
-Anjurkan memperbanyak
istirahat
Hasil : Pasien istirahat
cukup
-Anjurkan keluarga cara
perawatan demensia
Hasil : Pasien mampu
anjuran dari perawat apa
yang dilakukan setiap
harinya
E : Evaluasi dilanjutkan
S: - pasien mengatakan
sudah jelas dan faham
O : pasien sudah
menjelaskan dengan
61
baik dan benar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
62