Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MIOMA UTERI

Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan Post Histerektomi Atas Indikasi


Mioma Uteri di Ruang Zaitun 3 Kebidanan Kamar 2A

Laporan Pendahuluan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Daring Minggu Ke Lima
Departemen Maternitas Daring Profesi Ners

Dosen Fasilitator : Amita Audilla, S.Kep,. Ners., M. Kep

Disusun Oleh:
Wakhidatun Nur Riani
NIM. A3R21055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“ HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
MIOMA UTERI

A. DEFINISI MIOMA UTERI


Mioma uteri yaitu tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih sering
muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya tidak hanya
satu. Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot rahimnya, atau bisa juga
dibagian dinding dalam rahim sendiri. Rata-rata pada wanita di atas usia 30 tahun
(Irianto, 2015).
Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot polos yang
ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen. Mioma uteri
berbentuk padat, relatif bulat, kenyal, berdinding licin, dan apabila dibelah
bagian dalamnya akan menonjol keluar sehingga mengesankan bahwa permukaan
luarnya adalah kapsul (Prawirohardjo, Sarwono. 2011).
ANATOMI FISIOLOGI

Gambar lokasi mioma dalam uterus


Keterangan :

a. Miom bertangkai dangkal dibawah selaput lender


rahim (submucosa miom)
b. Miom bertangkai di lapisan luar dinding rahim
(pedunculated subserous miom)
c. Miom diantara lapisan otot rahim (intramural miom)
d. Miom di bawah lapisan dinding rahim (subserous miom)

Mioma uteri berdasarkan lokasinya yaitu :

1. Mioma submukosa
Mioma submukosa menempati lapisan dibawah endometrium dan
menonjol kedalam rongga uterus (kavum uteri) (Wiknjosastro,
2016),. Tumor memperluas permukaan ruangan rahim, area
permukaan endometrium yang meluas menyebabkan peningkatan
perdarahan menstruasi dan dapat menyebabkan infertilitas dan
abortus spontan (Sinclair, 2019).
2. Mioma intramural
Mioma yang berkembang diantara miometrium, disebut juga
mioma itraephithelial biasanya multiple apabila masih kecil; tidak
menambah bentuk uterus tetapi bisa besar akan menyebabkan uterus
berbenjol-benjol
(Llewellyn, 2014)

3. Mioma subserosa
Terjadi apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus yang diliputi oleh serosa. Mioma suberosa dapat tumbuh
bertangkai menjadi polip yang kemudian dilahirkan melalui saluran
serviks (myomgeburi). Mioma suberosa dapat tumbuh diantara kedua
lapisan ligamentum menjadi mioma ligamenter (Wiknjosastro,2017).

B. ETIOLOGI MIOMA UTERI


Penyebab pasti mioma tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali
ditemukan sebelum pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi
dan hanya manifestasi selama usia reproduktif (Anwar dkk, 2014)
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada mioma,
disamping faktor predisposisi genetik :
1. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali, pertumbuhan
tumor yang cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen.
Mioma uteri mengecil pada saat menopause dan oleh pengangkatan
ovarium (Setiati, 2019).
2. Progesteron
Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron
menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan
hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor
(Seti Hormon pertumbuhan (growth hormone)
3. Hormon pertumbuhan (growth hormone)
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi
hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa, yaitu HPL
(Human Placenta Lactogen), terlihat pada periode ini dan memberi kesan
bahwa pertumbuhan yang cepat dari leymioma selama kehamilan mungkin
merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen (Setiati,
2019).
Faktor Risiko terjadinya mioma uteri yaitu:

1. Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan
sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007).
Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan
haid). Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan
sebesar 10% (Joedosaputro, 2015).
2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada
jaringan miometrium normal. (Djuwantono, 2015)
3. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma
uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma
uteri. (Parker, 2017)
4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. (Parker, 2017)
5. Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan
daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau
menurunkan insiden mioma uteri (Parker, 2017).
6. Kehamilan
dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen
dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mempercepat pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2013).
7. Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara
dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi
melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 2012).

Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :


a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan
rahim/uterus (Rayburn, 2011). Miomektomi lebih sering di lakukan pada
penderita mioma uteri secara umum. Penatalaksanaan ini paling disarankan
kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah penyebab lain
disingkirkan (Chelmow, 2015).
b. Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya
(total) berikut serviks uteri (Prawirohardjo, 2001). Histerektomi dapat
dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita
yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada
dua cara histerektomi, yaitu :
1. Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma
intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi
2. Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus
gravid 12 minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya
rektokel, sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists
(ACOG) untuk histerektomi adalah sebagai berikut :
1. Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat
teraba dari luar dan dikeluhkan oleh pasien.
2. Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak
dan bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8
hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
3. Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri
hebat dan akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian
bawah yang kronis dan penekanan pada vesika urinaria
mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2015).
4. Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring,
analgesia dan observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan
konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur. Seksio sesarea
merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri
menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteri atau obstruksi
mekanik.

C. KLASIFIKASI MIOMA UTERI


Mioma dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan lapisan uterus
yang terkena (Setiati. 2019) :
1. Berdasarkan Lokasi
a. Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina dan
menyebabkan infeksi.
b. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan
traktus urinaria.
c. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim dan sering kali tanpa
gejala.
2. Berdasarkan Lapisan Uterus
a. Mioma Uteri Subserosum
Tumor yang muncul tepat dari bawah permukaan peritonium
(serosa) uterus, tampak sebagai masa kecil sampai besar atau benjolan
yang menonjol dari permukaan uterus. Tumor ini dapat bertangkai.
Tumor subserosum dapat memperoleh pendarahan tambahan dari
omentum yang melekat dipermukaan uterus. Jika demikian, tumor
memberikan gambaran seolah-olah berasal dari omentum. Tumor jenis
ini dapat menjadi tumor parasitik, yang bergerak sesuai aliran darah
yang memasoknya (Norman F.Gant & F.Gary Cunningham,2012)

b. Mioma Uteri Intramural


Tumor didalam dinding uterus disebut sebagai tumor intramural
atau interstisial. Jika kecil, tumor ini mungkin tidak menyebabkan
perubahan bentuk uterus. Namun, jika membesar bentuk uterus menjadi
asimetrik dan nodular. Jika menjadi sangat besar tumor ini akan menjadi
atau akan tampak sebagai tumor subserosum dan submukosum
sekaligus. Misalnya tumor berada tepat dibawah peritonium serosa dan
endometrium untuk masing- masing jenis tumor (Norman F.Gant &
F.Gary Cunningham, 2013).
c. Mioma servical
Mioma servical paling sering timbul di bagian posterior dan
biasanya asimtomik. Mioma servical anterior sering menimbulkan
gejala dini karena penekanannya pada kandung kemih. Gejala yang
paling sering dilaporkan adalah poliuria, dan sebagian perempuan
mengeluhkan adanya inkontinensia stres. Jika tumor terlalu besar,
dapat terjadi retensi urin (Norman F.Gant & F.Gary Cunningham,
2012)
D. PATOFISIOLOGI MIOMA UTERI
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak
menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor
didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya
banyak, Bila ada satu mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan
dan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan
keluhan miksi (Aspiani 2017).
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah
pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga
menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika
terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi
anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh
lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu
dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan
operasi atau pembedahan maka akan terjadi perlukaan sehingga dapat
menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit (Price, 2012)
Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas
jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri
akut. Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi
dan pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan
jaringan mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi
resiko tinggi infeksi. Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat
anestesi yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan
kesadaran sehingga pola nafas tidak efektif (Sarwono, 2010).

E. MANIFESTASI MIOMA UTERI


Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan pelvis rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan
apa – apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam
uterus. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala
1. Besarnya mioma uteri
2. Lokalisasi mioma uteri
3. Perubahan – perubahan pada mioma uteri klinik meliputi
Menurut (Nurafif & Hardi, 2013) tanda dan gejala mioma uteri
yaitu
a. Perdarahan abnormal : Hipermenore, menoragia, metroragia.
Disebabkan oleh :
1. Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasi endometrium.
2. Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya.
3. Atrofi enddometrium yang lebih luas dari biasanya.
4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya
sarang mioma diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
b. Nyeri
Nyeri panggul karena tekanan, muncul karena sebagian besar miom
menekan struktur di daerah panggul. Pada mioma submukosum yang
dilahirkan dapat menyempitkan canalis servikalis sehingga
menimbulkan dismenore

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG MIOMA UTERI


Menurut (Nurafif & Hardhi, 2013) pemerikasaan diagnostik mioma
uteri meliputi :
1. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya
kadar hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan
darah yang kronik.
2. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersamaan dengan
kehamilan.
3. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat
membantu.
4. Pielogram intravena
a. Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum
histerektomi.
b. Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian hari
untuk mengevaluasi distorsi rongga uterus dan kelangsungan tuba
falopi (Nurarif & Kusuma, 2013).
Menurut (Marmi, 2010) deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan
cara:
1. Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit
turun atau meningkat, Eritrosit turun.
2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal toucher (VT) : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba
massa, konsistensi dan ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang
dapat menghambat tindakan operasi
6. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat
mempengaruhi tindakan operasi
Menurut (Setyorini, 2014) pemeriksaan fisik mioma uteri meliputi :
a. Pemeriksan abdomen : teraba massa didaerah pubis atau abdomen
bagian bawah dengan konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas,
sering berbenjol atau bertangkai, mudah digerakan, tidak nyeri.
b. Pemeriksaan bimanual : didapatkan tumor tersebut menyatu atau
berhubungan dengan uterus, ikut bergerak pada pergerakan serviks.

G. PENATALAKSANAAN MIOMA UTERI


1. Pengobatan Konservatif
Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus
dengan Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis.
Pengobatan GnRH agonis selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus
menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonis dihentikan mioma
yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen
oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam
konsentrasi tinggi.
2. Pengobatan Operatif
Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang
menimbulkan gejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan
operatif, tindakan operatif yang dilakukan antara lain
a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Miomektomi dilakukan pada wanita yang
ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Tindakan ini dapat
dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstir
b. Histerektomi
adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan
terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdomen atau
pervaginum. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah
prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan
dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma serviks uteri
(Wiknjosastro, 2008:345).

Menurut (Yatim, 2018) obat-obatan yang biasa diberikan kepada


penderita mioma uteri yang mengalami perdarahan melalui
vagina yang tidak normal antara lain :
a. Obat anti inflamasi yang nonsteroid (Nonsteroid
Antiinflamation = NSAID)
b. Vitamin
c. Dikerok (kuretase)
d. Obat-obat hormonal (misalnya pil KB)
e. Operasi penyayatan jaringan myom ataupun mengangkat
rahim keseluruhan (Histerektomi)
f. Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada
keluhan, tidak memerlukan pengobatan khusus.

H. KOMPLIKASI MIOMA UTERI


1. Perdarahan sampai terjadi anemia
2. Degenerasi ganas mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma
ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma; serta
merupakan 50- 75% dari semua sarkoma uterus.
3. Torsi atau putaran tangkai mioma bertangkai dapat terjadi torsi
atau terputarnya tumor 24 (Prawirohardjo, 2011). Hal itu dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami
nekrosis.
I. PATHWAY MIOMA UTERI

Sel-sel imatur Estrogen

MIOMA UTERI

Sub mukosum Intramural Sub serosum

Pecahnya pembuluh darah


Gangguan kontraksi otot uterus Pembesaran urat

MK :Risiko Perdarahan
(D.0012) Penekanan pada Operasi
organ lain
Gangguan sirkulasi darah
Risiko Kekurangan cairan Mual dan muntah

Nekrosis dan peradangan Histerektomi


Miomektomi
setempat

MK: Nyeri Akut Post operasi


(D.0077)

Terpaparnya Terputusnya jaringan


infeksius integritas kulit Anestesi

MK: Risiko Infeksi


(D.0142)
Depresi pusat
Robekan pada jaringan Gastrointestinal pernafasan
saraf perifer

Peristaltik Pengembangan
paru tidak
MK: Nyeri Akut maksimal
(D.0077) Mual, muntah

Sesak Nafas
Anoreksia

MK: Defisit Nutrisi MK: Pola nafas


(D.0019) tidak efektif
(D.0005)
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas
Hal yang berkaitan dengan identitas klien untuk penderita myoma
uteri yang perlu diperhatikan dalam mengkaji adalah umur klien, karena
kasus myoma uteri banyak terjadi pada wanita dengan usia 35 - 45 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keadaan yang dirasakan oleh klien yang paling utama. Untuk masalah
post operasi myoma uteri yang paling banyak adalah nyeri di sekitar
luka .
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang
telah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini. Kaji dengan pendekatan
PQRST. P adalah paliatif (faktor pencetus), Q adalah

quality of pain (kualitas nyeri), R adalah region (lokasi), S adalah


skala of pain (skala nyeri), T adalah time (waktu).
c. Riwayat kesehatan dahulu
1. Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT tidak teratur,
terdapat sakit waktu haid atau tidak. Pada riwayat haid ini
perlu dikaji karena pada kasus myoma uteri, perdarahan
yang terjadi kebanyakan perdarahan diluar siklus haid.
Maka dengan kita mengetahui siklus haid klien, maka
kita dapat membedakan dengan jenis perdarahan yang lain
sebagai akibat perjalanan myoma uteri.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati,
usia, sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
Pada riwayat ini perlu dikaji karena myoma uteri lebih
sering terjadi pada wanita nulipara
3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang dipakai oleh klien
apakah menggunakan KB hormonal. Jika memakai KB jenis
hormonal khususnya estrogen mempengaruhi perkembangan
myoma tersebut menjadi lebih berbahaya.

d. Riwayat kesehatan keluarga


Pengkajian riwayat penyakit keluarga untuk kasus myoma
uteri submukosum yang perlu dikaji adalah keluarga yang
pernah atau sedang menderita penyakit yang sama (myoma),
karena kasus myoma uteri submukosum dapat terjadi karena
faktor keturunan.
e. Faktor Psikososial
1. Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya,
faktor-faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat
pengetahuan yang dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan
mengenai seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan
oleh pasien mioma uteri.
f. Pola Kebiasaan sehari hari
Pola-Pola Sebelum Sakit Saat Sakit
Nutrisi
Makan Makan 3x sehari habis Makan 2x sehari setengah porsi
dengan komposisi nasi, dengan komposisi nasi, sayur
sayur dan lauk. dan lauk.
Minum Minum sehari 8 gelas atau Minum sehari 4 gelas atau
1800cc . 960cc.
Eliminasi
BAK Sehari 3-4x atau 1080cc Saat sakit pasien mengalami
BAB dengan warna kuning poliuria/retensi urine.
jernih, bau khas urine .
Pasien BAB 1x sehari Selama di rumah sakit pasien
pada pagi hari. Konsitensi mengalami konstipasi.
lembek dan bau khas
feses.
Personal Pasien mandi 2x sehari, Pasien mandi 1x sehari dengan
hygiene keramas seminggu 3x, disibin, belum keramas selama
gosok gigi 2x yaitu setelah di rumah sakit, gosok gigi tidak
mandi, ganti baju 2x pernah , ganti baju 2x sehari.
sehari.
Istirahat tidur Sebelum sakit pasien tidur Saat sakit pasien hanya tidur 5
8 jam sehari. jam sehari.
Aktifitas Pasien melakukan aktifitas Pasien melakukan aktifitas
dirumah secara mandiri. dirumah sakit terkadang
dilakukan sendiri jika mampu
dan kadang juga dibantu oleh
keluarga atau perawat.

a.Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan (Latief, 2009:22)
a) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) , apatis (tidak
peduli dengan lingkungan sekitarnya), delirium (kekacauan
motorik), somnolen (kondisi mengantuk yang cukup dalam
hanya dapat dibangunkan melalui rangsangan), sopor ( kondisi
mengantuk yang lebih dalam hanya dapat dibangunkan melalui
rangsangan yang kuat),

semi-coma (penurunan kesadaran) dan koma (penurunan


keadaan sadar yang sangat dalam) (Latief, 2019). Kaji tingkat
kesadaran GCS yaitu EVM (Eye,Verbal,Motorik)
b) Vital sign
Kaji apakah ada peningkatan tekanan dara, suhu, nadi dan
respirasi.
2) Pemeriksaan kepala dan muka
Inspeksi : mengamati ekpresi muka, amati warna dan
keadaan rambut mengenai kebersihan, amati
apakah terdapat edema atau bekas luka di muka,
ekspresi wajah meringis menahan nyeri muka
tampak pucat.
Palpasi : kaji kerontokan dan kebersihan rambut, kaji
pembengkakan pada muka, lihat apakah ada benjolan
(masa).
3) Mata
Inspeksi : mengamati kelopak mata mengalami peradangan atau
tidak, simetris kanan dan kiri, reflek kedip baik/tidak,
konjungtiva (merah/konjungtivitis atau anemis atau
tidak) dan scela (ikterik/tidak), pupil (isokor kanan dan
kiri/normal), reflek pupil terhadap cahaya
miosis/mengecil.

Palpasi : mengkaji adanya nyeri tekan atau peningkatan tekanan


intraokuler pada kedua bola mata. Lihat pergerakan bola
mata searah/tidak.
4) Hidung
Inspeksi : mengamati keberadaan septum apakah tepat di tengah,
kaji adanya masa abnormal dalam hidung dan adanya
sekret.
Palpasi : mengkaji adanya nyeri tekan pada hidung, mengkaji
adanya sinusitis, raba dorsumnasi apakah ada
pembengkakan.
5) Telinga
Inspeksi : mengamati kesimetrisan telinga kanan dan kiri, warna
telinga dengan daerah sekitar, ada atau tidaknya luka,
kebersihan telinga amati ada tidaknya serumen dan
otitis media.
Palpasi : mengkaji apakah ada nyeri tekan pada tulang mastoid.
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : mengamati bibir apa ada kelainan kongenital (bibir
sumbing), warna, kesimetrisan, sianosis atau tidak,
pembengkakan, lesi, amati adanya stomatitis pada
mulut, amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang,
warna, plak dan kebersihan gigi.

Palpasi : mengkaji terdapat nyeri tekan pada gigi dan mulut


bagian dalam.
7) Leher
Inspeksi :mengamati adanya luka, kesimetrisan, masa
abnormal.
Palpasi :mengkaji adanya distensi vena jugularis,
pembesaran kelenjar tiroid, ada nyeri telan/tidak.
8) Thorak :
a. Paru-paru
Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas
(frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
pernafasan/penggunaan otot-otot bantu
pernafasan), lesi, edema, pembengkakan.
Palpasi :simetris, pergerakan dada, masa dan lesi, nyeri,
vocal vremitus apakah normal kanan dan kiri.
Perkusi :normalnya berbunyi sonor.
Auskultasi : normalnya terdengar vesikuler pada kedua paru.
b. Jantung
Inspeksi : mengamati pulsasi ictus cordis.
Palpasi : teraba atau tidaknya pulsasi.
Perkusi : normalnya terdengar pekak .
Auskultasi : normalnya terdengar tunggal suara jantung
9) Abdomen
Inspeksi : Pada post operasi tampak luka operasi tertutup kasa
steril, kulit disekitar luka nampak kemerahan, terdapat
darah/tidak pada kasa steril, apakah ada peradangan
pada umbilikus/tidak.
Auskultasi : dengarkan bising usus apakah normal 5-20x/menit.
Palpasi : pada post operasi terdapat nyeri tekan disekitar
area luka.
Perkusi : kaji suara apakah timpani atau hipertimpani.
10) Payudara
Inspeksi : mengamati kesimetrisan payudara, hiperpigmentasi pada
areola, kemerahan pada puting, bentuk puting apakah
terbenam menjadi rata, amati kulit apakah mengkilap
dan memerah pada payudara,
Palpasi : kaji apakah ada nyeri pada mamae.
11) Ekstremitas
a) Atas
Inspeksi : mengkaji kesimetrisan dan pergerakan ekstremitas
atas, intregitas ROM (Range Of Motion), kekuatan
dan tonus otot.
Palpasi :terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas.

b) Bawah

Inspeksi :mengkaji kesimetrisan dan pergerakan ekstremitas

bawah, intregitas ROM (Range Of Motion),

kekuatan dan tonus otot.

Palpasi :terjadi pembengkakan pada ekstremitas bawah

pasien mioma uteri.

Mengukur tonus otot menurut Manual Muscle Testing (MMT) :


Nilai 0 : Tidak ada kontraksi atau tonus otot sama sekali
Nilai 1 : Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan sama
sekali
Nilai 2 : Mampu melakukan gerakan namun belum bisa melawan gravitasi
Nilai 3 : mampu bergerak dengan lingkup gerak sendi secara penuh dan
melawan gravitasi tetapi belum bisa melawan tahanan minimal
Nilai 4 : mampu bergerak dengan melawan gravitasi dan dapat melawan
tahanan sedang
Nilai 5 : mampu melawan gravitasi dan mampu melawan tahan maksimal

K. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat
(D.0077)
2. Risiko infeksi d.d dengan keadaan luka mioma uteri (mis. terputusnya jaringan
integritas kulit (D.0142)
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan d.d berat
badan menurun 10% di bawah rentang ideal, kram/nyeri badomen, nafsu makan
menurun, membram mukosa tampak pucat (D.0019)
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan (mis. Nyeri
saat bernafas, kelemahan otot pernafasan), d.d mengatakan sesak nafas,
penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi memanjang, pola nafas
abnormal, ortopnea, pernafasan cuping hidung, ekskursi dada berubah (D. 0005).
5. Risiko Perdarahan d.d kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
(D.0012)

L. INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
O KEPERAWATAN
1 Nyeri akut Tingkat nyeri(L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan dengan Setelah dilakukan 3x24 jam Observasi:
agen cedera fisik maka tingkat nyeri membaik - Identifikasi lokasi, karakteristik,
 Kriteria hasil durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Keluhan nyeri menurun nyeri
Meringis menurun - Identifikasi skala nyeri
Sikap protektif - Identifikasi respon nyeri
menurun - Monitor keberhasilan terapi
Gelisah menurun komplementer yang sudah diberikan
Kesulitan tidur - Monitor efek samping penggunaan
menurun algesik
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyari (mis. Suhu
ruangan,pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
2. ( D.0142) Tingkat Infeksi L. (14137) Pencegahan Infeksi .(14539)
Risiko infeksi d.d setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan keadaan luka keperawatan 3x24 jam -Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
mioma uteri (mis. diharapkan tingkat infeksi dan sistemik
menurun dengan kriteria
terputusnya jaringan hasil sbb : Terapeutik
integritas kulit) - Nafsu makan - Batasi jumlah pengunjung
meningkat
- Nyeri menurun -Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cairan berbau busuk
menurun - Pertahankan teknik aseptik pada px
- Kadar sel darah putih
membaik beresiko tinggi
- Kultur darah membaik
Kultur area luka membaik Edukasi
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. (D.0019) Status Nutrisi ( L. 03030) Manajemen Nutrisi
Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan diharapkan 3x- - Identifikasi status nutrisi
ketidak mampuan 24 jam diharapkan status
- - Identifikasi alergi dan intoleransi
mencerna makanan nutrisi terpenuhi dengan
makanan
kriteria hasil :
- - Identifikasi makanan yang disukai
- Porsi makan yang
dihabiskan - -Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
meningkat nutrient
- Berat badan - - Identifikasi perlunya penggunaan selang
meningkat
nasogastrik
- Frekuensi makan
- - Monitor asupan makanan
meningakat
- - Monitor berat badan

- - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

-
Terapeutik
- - Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Edukasi
- - Anjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi
- - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
4. (D. 0005). Pola Napas (L.01004) Terapi Oksigen (I.01026)
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3x24 jam - Monitor kecepatan aliran oksigen
berhubungan dengan
diharapkan pola napas pada - Monitor posisi alat terapi oksigen
depresi pusat pasien membaik dengan - Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
oksimetri, analisa gas darah ), jika perlu
pernafasan (mis. Nyeri kriteria hasil sbb :
-Monitor kemampuan melepaskan
- Dispnea menurun oksigen saat makan
saat bernafas,
- Penggunaan otot bantu - Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
kelemahan otot napas menurun oksigen
pernafasan) - Pemanjangan fase Terapeutik
ekspirasi menurun - Bersihkan secret pada mulut,
- Frekuensi napas hidung dan trachea, jika perlu
- -Pertahankan kepatenan jalan
membaik
nafas-
- Kedalaman napas - Berikan oksigen tambahan, jika
membaik perlu
Pernapasan cuping hidung - Tetap berikan oksigen saat pasien
menurun ditransportasi
- Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien

Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
- Kolaborasi penggunaan oksigen
saat aktivitas dan/atau tidur
5. (D.0012) Tingkat Perdarahan Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Risiko Perdarahan d.d ( L.02017) Observasi
Setelah dilakukan tindakan - Monitor tanda-tanda perdarahan
kurang terpapar
keperawatan 3x24 jam - Monitor nilai hematokrit/hemoglobin
informasi tentang diharapkan tingkat sebelum dan setelah kehiangan darah
pencegahan perdarahan pada pasien Terapeutik
menurun dengan kriteria - Pertahankan bes rest selama perdarahan
perdarahan
hasil sbb : - Gunakan kasur pencegahan dekubitus
-kelembapan membran - Hindari pengukuran suhu rektal
mukosa meningkat
- kelembapan kulit Edukasi
meningkat - Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- perdarahan vagina - Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
menurun ambulasi
- hemoglobin membaik - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- hematokrit membaik untuk menghindari konstipasi
- tekanan darah membaik -Anjurkan menghindari aspirin atau
- suhu tubuh membaik antikoagulan
-Anjurkan meningkatkan asupan makanan
dan vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan jika perlu

M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus pada intervensi
keperawatan antara lain : mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah
komplikasi, menemukan perubahan sistem tubuh, menetapkan

hubungan klien dengan lingkungan, implementasi pada dokter


(Wahyuni,2016).
N. EVALUASI KEPERAWATAN

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan


terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan
tenaga kesehatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada perencanaan
(Wahyuni,2016).
Teknik penulisan SOAP menurut (Zaidin Ali, 2010) adalah sebagai
berikut:
1. S (Subjektif) : Perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang di
rasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien. Pada masalah keperawatan
defisit perawatan diri data subjektif dapat berupa pernyataan pasien mandi
berapa kali dalam sehari.

2. O (Objektif) : informasi yang didapatkan berdasarkan hasil pengamatan,


penilaian, pengukuran yang dilakukan perawat setelah tindakan. Misalnya
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, observasi atau hasil radiologi.
3. A (Assesment) : membandingkan antara informasi subjektif & objektif
dengan tujuan & kriteria hasil yang kemmudian dapat ditarik kesimpulan
bahwa masalah teratasi, masalah teratasi sebagai, atau masalah tidak
teratasi.

4. P (Planning) : perencanaan bergantung pada pengkajian situasi yang


dilakukan oleh tenaga kesehatan. Rencana dapat meliputi instruksi untuk
mengatasi masalah klien, mengumpulkan data tambahan tentang masalah
klien, pendidikan bagi individu atau keluarga, dan tujuan asuhan. Rencana
yang terdapat dalam evaluasi atau catatan SOAP dibandingkan dengan
rencana pada catatan terdahulu, kemudian dapat ditarik keputusan untuk
merevisi, memodifikasi atau meneruskan tindakan yang lalu.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta :
Mediaction.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Hasil Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”

Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro HusodoTelp./Fax: 0355-322738

Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KELAINAN GINEKOLOGI

Tanggal masuk : 22 November 2021


No. Register : 028732
Dx Medis : Mioma Uteri

I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny. R Nama Suami : Tn. Y
Umur : 40 Tahun Umur : 45 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : TKW (Pembantu Rumah Pekerjaan : Pedagang sayur
Tangga Alamat : RT.007/RW.002 Dsn Soko,
Berapa kali Desa Ngentrong Kec. Karangan,
kawin : 1 kali seumur hidup Kab. Trenggalek. Jawa Timur
Berapa lama :
kawin : 18 Tahun
Alamat Rumah : RT.007/RW.002 Dsn
Soko, Desa Ngentrong Kec.
Karangan, Kab.
Trenggalek. Jawa Timur

II. ANAMNESA
1. Anamnesa pada tanggal : 22 November 2021 jam : 10.00 WIB

Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri di bagian luka bekas operasi

Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :

Pada bulan September tahun 2021 saat di Hongkong klien merasakan perdarahan yang hebat di
vagina hingga klien harus di larikan ke Rumah Sakit terdekat. Di RS tersebut klien hanya
mendapatkan pengobatan tranfusi. Klien didiagnosa polip pada vagine dan anemia. Di RS
tersebut klien mendapat 6 labu darah, tranfusi pertama 4 labu dan tranfusi ke dua diberi dua labu,
lalu di bolehkan untuk pulang. Saat pulang ke Indonesia, perdarahan pun terjadi kembali selama
3 bulan terus menerus tanpa disertai nyeri perut bagian bawah, lalu klien langsung
memeriksakannya ke RSUD DR Iskak Tulungagung, Poli obgyn/ginekologi dan didiagnosa
Mioma Uteri. Pada tanggal 20 November 2021, pasien kontrol pemeriksaan kembali dan dokter
menyarankan rencana operasi untuk satu minggu kemudian.
Pada tanggal 22 November 2021 pukul 10.00 WIB dirawat di ruang rawat inap dari poli
kebidanan obgyn untuk rencana operasi. Pasien datang mengeluh pendarahan banyak sejak 3
bulan sampai saat dirawat sekarang tanpa disertai nyeri perut bagian bawah dengan kondisi
umum cukup, GCS 4-5-6 (Compos Mentis) E4M6V5, TTV (TD 90/80 mm Hg, Nadi 87 ×/menit,
RR 25 ×/menit, suhu 37, 0o C). Pasien segera dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk tes
darah lengkap dan rencana diberikan tranfusi PRC 1 labu karena hasil menunjukan nilai Hb 8,6
g/dl dan setelahnya diberikan terapi cairan NaCl 0,9%. Pasien dipuasakan pukul 00.00 WIB
untuk rencana operasi dan pada tanggal 23 November 2021 pukul 10.00 WIB pasien rencana
operasi dan terpasang Dower Cateter (DC), dilakukan skin test dan diberikan obat ceptriaxone 1
gram intra vena untuk persiapan operasi. Pasien dilakukan operasi pada pukul 13.00 WIB.

2. Riwayat Obstetri Ginekologi:


A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 10 Tahun Teratur / tdkteratur : Teratur
Siklus : Teratur 28 hari Lamanya : 4-5 hari
Banyaknya : selama 2 hari HPHT : 20-01-2021
batas normal darah TP : 27-10-2021
yang keluar 30-70
mililiter
Dismenorhea : pernah/ kadang-
kadang saat
menstruasi

B. Riwayat kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Partus Anak Placenta Nifas Ket
Perkawina
No Tgl / Th Hamil Jenis Ditol
n BB PB AS
Partus ong
1. 22 Tahun 22 Di 37000 48 - Lengkap - Lengkap
Agustus Spontan Sponta RS kg cm
2002 G1 P0 n
A0

C. Riwayat Seksual
(Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung pada keluhan
utama dan situasi klinis tertentu).
o Usia hubungan seksual pertama kali
Umur 22 Tahun
o Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral, anal, manual).
Akitivitas seksual vaginal
o Frekuensi aktivitas seksual
Tidak terkaji
o aktivitas seksual terahir.
Tidak terkaji
o Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual.
Tidak terkaji
o Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang)
Tidak terkaji
o Preferensi Sexual (laki atau wanita saja, laki dan wanita)
Laki dan wanita
o Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat, nyeri lubrikasi, orgasmus).
Rasa nyeri lubrikasi dan terus menerus
o Perhatian pasien terhadap masalah seksual.
Tidak terkaji
D. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
o Apakah memakai Kontrasepsi : Ya
o Jika ya, sebutkan: Riwayat kontrasepsi sebelumnya menggunakan KB suntik, dengan keluhan
obesitas. sejak kapan : sejak umur 30 Tahun
o jika “tidak”, perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa hal itu terjadi:
 Pasien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
Tidak terkaji
 Pasien mencari kepuasan dengan gaya hidup atau cara yang berbeda.
Tidak terkaji
 Pasien menginginkan kehamilan.
Tidak terkaji
 Pasien tidak menghendaki kehamilan tanpa alasan yang jelas.
Tidak terkaji
 Terdapat masalah disfungsi seksual pada pasien atau suaminya.
Tidak terkaji

E. Riwayat Penyakit
Nyeri dirasakan pada bagian perut, nyeri apabila bergerak serta berbicara dan berkurang apabila
diistirahatkan. Nyeri seperti ditususk-tusuk, dirasakan hilang timbul dan menyebar ke bagian
punggung dengan dengan skala nyeri 6

3. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok, minum alkohol, clubbing , olah raga, hobby

4. Kebutuhan Dasar :

No. Aktivitas Saat sehat Saat Sakit


1 Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 2-3 ×/hari 2 ×/hari
- Jenis Lauk Pauk, Nasi, Sayur
Sayur, Nasi, Mayur, Lauk
Daging Pauk

- Makanan pantangan terkadang


/alergi menggunakan Tidak ada
- Nafsu Makan penyedap rasa Baik
- Porsi Makan Tidak ada 1 porsi
Baik
1 porsi

b. Minum
- Jumlah Tidak menentu 4-5 gelas/hari
- Jenis Air Putih, Teh Air Putih
Manis
2 Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 2 hari sekali 1 ×/hari
- Konsistensi Padat Padat
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan

b. BAK Terpasang DC
- Frekuensi 4-5 ×/hari Kuning pekat
- Konsistensi Kuning jernih Tidak ada
- Keluhan Tidak ada keluhan
keluhan

3 Personal Higiene
a. Mandi 1-2 ×/hari 2 ×/hari
b. Gosok gigi 1-2 ×/hari 1 ×/hari
c. Keramas 2 hari sekali Tidak keramas
d. Pakaian 1-2 ×/hari 1 ×/hari
e. Kuku Kuku bersih Kuku bersih
pendek pendek

4 Istirahat Tidur
a. Waktu tidur Pagi –Siang Tidak menentu
b. Lama tidur/hari 7 jam per hari Tidak menentu
c. Kesulitan dalam hal tidur Tidak ada Nyeri luka post
keluhan operasi
5 Gaya Hidup
1. Kegiat Tenaga Kerja IRT
an dalam pekerjaan Wanita
Jarang Olahraga Tidak Olahraga
2. Olahra
ga

6. Ketergantungan Fisik
a. Merokok Tidak Tidak
b. Minuman keras Tidak Tidak
c. Obat-obatan Tidak ada Cyklokapron
d. Lain-lain 500 mg, obat
hormone, zat
besi
5. Data Spiritual : Pada saat pengkajian klien dapat menerima sakitnya sebagai ujian dan kasih sayang
Allah SWT. Klien selalu berdo’a akan keyakinannya untuk sehat dan sembuh. Saat ini klien sedang
tidak melaksanakan shalat 5 waktu. Klien selalu sabar dan ikhlas dalam menghadapi penyakitnya.

6. Genogram :

··

Ket:

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien
------------ = Tinggal serumah
_ = Menikah

III. DATA FISIK ( PEMERIKSAAN )


1. Umum
A. Keadaan Umum : Cukup, GCS 4-5-6
B. Tanda vital : TD 90/80 mm Hg
Nadi 87 ×/menit
RR 25 ×/menit
Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
TB : 154 cm
BMI 22,76 (kategori ideal)
2. Khusus
A. Mata
 Conjungtiva : Konjungtiva pucat
B. Sclera : Sclera tidak Icterus
C. Leher
 Bendungan vena jugularis : Tidak ada benjolan/ bendungan vena jagularis
 Lain - lain : Tidak ada
D. Mulut : Mukosa bibir tampak kering
E. Hidung : Normal pada tempatnya , lengkap dan simetris
F. Buah dada
 Konsistensi : Normal dan simetris antara kanan dan kiri, padat
 Puting susu : Warna kecoklatan seperti warna kulit
 Kebersihan : Bersih, dan tidak ada kelainan
 Kelainan lain : Tidak ada kelainan
G. Keadaan perut
 Pembesaran perut : ada / tidak
 Striae : ada / tidak
 jaringan parut : ada / tidak
 defance muscular : ada / tidak
 rasa nyeri tekan atau nyeri lepas : ada / tidak
 masa tumor : Tumbuh benjolan kecil-kecil di bagian mioma uteri
 Perkusi abdomen : Suara abdomen tympani
 Auskultasi abdomen : 38 x/ menit

H. Genitalia Eksterna
 Keadaan vulva bagian luar : bersih tidak ada luka, terpasang DC
 Keadaan rambut pubis : Normal
 ulkus : ada / tidak
 pembengkakan. : ada / tidak
 Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe
 Keadaan hymen : Normal, Tidak ada kelainan
 Keadaan introitus vaginae. : Normal. Tidak ada kelainan
 Keadaan dinding vagina. : Normal, berwarna kemerahan, tidak ada kelainan
 Perabaan pada cavum Douglassi. : Normal
 keadaan servik : Normal

I. Keadaan anus
 Hemoroid : Terdapat lubang pada anus, normal, kelainan tidak ada
 Nyeri : Tidak nyeri, dan tidak ada kelainan
J. Ekstrimitas : Keadaan otot simetris, Tidak ada oedema, kekuatan
otot 5,4 tangan 5,5

IV. PEMERIKSAAN LAIN ( Bilamanaperlu )


c. Laboratorium :

1. Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal : 23 November 2021 13.00 WIB
No Medrec : 023782
Nama : Ny.R
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Test Hasil Flag Unit Nilai Normal
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 8.6 - g/dl 12.0-16.0
Leukosit 5900 - sel/ul 3800-10600
Eritrosit 3.36 - juta/ul 3.6-5.8
Hematokrit 27.3 - % 35-47
Trombosit 479000 - sel/ul 150000-440000
Kimia Klinik
AST (SGOT) 15 - U/L 10-31
ALT (SGPT 16 - U/L 9-36
Ureum 13 - mg/dl 10-50
Kreatinin 0.49 - mg/dl 0.7-1.13
Glukosa Darah Sewaktu 94 - mg/dl 70-200
2. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal : 23 November 2021 13:00 WIB
No. Medrec : 028732
Nama : Ny.R
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan

Cor tidak membesar


Sinuses dan diafragma normal
Pulmo : Hili normal
Corakan bronkovaskular normal
Tidak tampak infiltrate

Kesimpulan :
Tidak tampak gambaran TB paru aktif bronkopneumonia
Tidak tampak kardiomegali

3. U S G :

Menyebutkan bahwa diduga terdapat mioma uteri diameter 25x35 cm

4. Pap smear : .
Tidak ada

Mahasiswa

WAKHIDATUN NUR RIANI


NIM. A3R21055
ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. R


Umur : 42 Tahun
No. Register : 028242

N MASALAH
KELOMPOK DATA PENYEBAB
O KEPERAWATAN
1. Mayor MIOMA UTERI (Kode: D.0077)
DS :
Nyeri akut berhubungan
- Mengeluh nyeri pada bagian
Sub mukosum dengan agen cedera fisik
abdoment, nyeri apabila saat
Pecahnya pembuluh darah
bergerak, skala nyeri 6
DO : Risiko Perdarahan
- Tampak meringis
- Tampak Gelisah Risiko kekurangan cairan
- Frekuensi nadi meningkat
Mual dan muntah
- Pasien Sulit tidur
Operasi
Minor :
DS : Tidak tersedia Histerektomi
DO :
Post Operasi
- Tekanan darah meningkat
Terputusnya jaringan integritas
- Pola napas berubah
kulit
- Nafsu makan berubah
Robekan pada jaringan saraf perifer
- Proses berpikir terganggu
P: pasien tampak lemah nyeri pada
MK: Nyeri Akut
bagian abdomen kanan bawah
(Kode: D.0077)
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri pada luka mioma uteri
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang timbul, k/u cukup,
px tampak meringis
TD 90/80 mm Hg
Nadi 87 ×/menit
RR 25 ×/menit
Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
TB : 154 cm
2. DS: MIOMA UTERI ( D.0142)
- pasien pendarahan secara terus Risiko infeksi d.d dengan
menerus meningkat Intramural keadaan luka mioma uteri
- pecahnya pembuluh darah pada Gangguan kontraksi otot uterus
luka mioma uteri, dan terjadi
pendarahan Risiko perdarahan
- terputusnya jaringan integritas kulit
DO: Resiko kekurangan cairan
- pasien tampak lemah Mual dan muntah
- terpasang kateter Miomektomi
Rubor: Kemerahan sedikit
Dolor: Nyeri luka sakala 6 Post operasi
Tumor: Ada pembengkakan di Terputusnya jaringan integritas
mioma uteri kulit

TD 90/80 mm Hg Terpaparnya infeksius


Nadi 87 ×/menit
MK: Resiko Infeksi
RR 25 ×/menit ( D.0142)
Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
TB : 154 cm
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. R


Umur : 42 Tahun
No. Register : 024832

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1. 22 November 2021 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik d.d mengeluh nyeri,
tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat (D.0077)
2. 22 November 2021 2. Risiko infeksi d.d dengan keadaan luka mioma uteri (mis.
terputusnya jaringan integritas kulit (D.0142)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. R


Umur : 42 Tahun
No. Register : 028742

N DIAGNOSA
LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
O KEPERAWATAN
1 (Kode: D.0077) Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
Nyeri akut Setelah dilakukan 3x24 jam Observasi:
berhubungan dengan maka tingkat nyeri membaik - Identifikasi lokasi, karakteristik,
agen cedera fisik  Kriteria hasil durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Keluhan nyeri menurun nyeri
Meringis menurun - Identifikasi skala nyeri
Sikap protektif - Identifikasi respon nyeri
menurun - Monitor keberhasilan terapi
Gelisah menurun komplementer yang sudah diberikan
Kesulitan tidur - Monitor efek samping penggunaan
menurun algesik
Terapeutik:
RASIONAL - Berikan teknik nonfarmakologis
-Untuk mengevaluasi untuk mengurangi rasa nyeri
penurunan rasa nyeri yang - Kontrol lingkungan yang
dirasakan klien memperberat rasa nyari (mis. Suhu
- Ekspresi wajah dapat ruangan,pencahayaan, kebisingan)
melihat keadaan umum klien - Fasilitasi istirahat dan tidur
dan obseravasi keluhan klien Edukasi :
untuk melihat tingkat - Jelaskan penyebab, periode, dan
keadaan klien. pemicu nyeri
- Komunikasi terapeutik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
dapat melihat ekspresi nyeri - Anjurkan monitor nyeri secara
yang dirasakan klien mandiri
-Evaluasi rasa nyeri untuk - Anjurkan menggunakan analgesik
melihat keadaan nyeri yang secara tepat
dirasakan Kolaborasi
-Teknik relaksasi dan napas Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
dalam dapat membatu
relaksasi otot-otot dan
mengurangi rasa nyeri
-Dukungan dari keluarga
dapat meningkatkan rasa
percaya diri dan
meningkatkan diri untuk
sehat
-Pemberian analgetik harus
memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : prinsip
pemberian obat 6 benar
(benar nama, benar obat,
benar dosis, benar cara,
benar waktu pemberian, dan
benar dokumentasi).
Analgetik untuk mengurangi
rasa nyeri
2. ( D.0142) Tingkat Infeksi L. (14137) Pencegahan Infeksi .(14539)
Risiko infeksi d.d setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan keadaan luka keperawatan 3x24 jam -Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
mioma uteri (mis. diharapkan tingkat infeksi dan sistemik
menurun dengan kriteria
terputusnya jaringan hasil sbb : Terapeutik
integritas kulit) - Nafsu makan - Batasi jumlah pengunjung
meningkat
- Nyeri menurun -Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cairan berbau busuk
menurun - Pertahankan teknik aseptik pada px
- Kadar sel darah putih
membaik beresiko tinggi
- Kultur darah membaik
Kultur area luka membaik Edukasi
RASIONAL -Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Penanda proses infeksi Ajarkan cara mencuci tangan dengan
- Untuk menghindari infeksi benar
- Mencegah infeksi
- Meningkatkan daya tahan
tubuh
-Membantu relaksasi dan
membantu proses infeksi
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kasus : MIOMA UTERI
Nama Pasien : Ny. R Umur :42 Tahun No. Register :024862
N TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O JAM TANGAN JAM TANGAN
1. 1. 22 November
2021 Manajemen nyeri (I.08238) 22 November S:- Klien mengatakan nyeri pada bagian
2021
Observasi: abdoment, nyeri apabila saat bergerak,
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, skala nyeri 6
08.00 08.00
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas -Klien mengatakan masih mengalami
nyeri sulit tidur
Hasil : Pendarahan secara terus menerus,
09.00 luka terasa sakit, aktitvitas tidak teratur 09.00 O: -Klien tamak gelisah
- Mengidentifikasi skala nyeri -Klien Tampak meringis menurun
Hasil : Skala nyeri pada bagian luka 6 - Gelisah menurun
- Mengidentifikasi respon nyeri - Frekuensi nadi meningkat
10.00 Hasil : Nyeri hilang timbul, seperti 10.00 - Sulit tidur menurun
ditusuk-tusuk P: pasien tampak lemah
Terapeutik: Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Memberikan teknik nonfarmakologis R: Nyeri pada luka mioma uteri
untuk mengurangi rasa nyeri S: Skala nyeri 6
Hasil: Mengajarkan kepada pasien T: Nyeri hilang timbul, k/u cukup, px
dengan teknik distraksi dan relaksasi, tampak meringis menurun
12.00 12.00
untuk mengurangi rasa nyeri
- Mengontrol lingkungan yang TD 90/80 mm Hg
Nadi 87 ×/menit
memperberat rasa nyari (mis. Suhu
RR 25 ×/menit
ruangan,pencahayaan, kebisingan) Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
Hasil: Memberikan suasa aman dan
TB : 154 cm
nyaman, suasana tenang, pencahayaan
A: Masalah Keperawatan belum terasi
cukup
sebagian
- Memfasilitasi istirahat dan tidur P: Intervendi lanjutkan
1,2,3,4,5,6
Hasil : Istirahat yang cukup, pasien
tidur pulas
Edukasi :
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Klien mengikuti terapi
imajinasi terbimbing dan kolaborasi,
dengan teknik relaksasi
- Menganjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
Hasil: Ketorolac 10 mg
Cefodraxil 1 g oral 2 kali sehari.

Kolaborasi
Mengkolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
-ketorolac untuk mengurangi rasa nyeri
- Dosis cefadroxil untuk infeksi kulit atau
jaringan lunak pada orang dewasa: 1 g/hari
oral terbagi dalam 1-2 dosis
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kasus : MIOMA UTERI
Nama Pasien : Ny. R Umur :42 Tahun No. Register :024862
N TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O JAM TANGAN JAM TANGAN
2 2 22 November Pencegahan Infeksi .(14539)
2021 22 November S: pasien masih mengalami pendarahan
Observasi
2021 berkurang
08.00 -Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal - terputusnya jaringan integritas kulit
08.00
dan sistemik O:
Hasil: Kemerahan pada luka berkurang - pasien tampak lemah menurun
Terapeutik - terpasang kateter
09.00
- Membatasi jumlah pengunjung 09.00 Rubor: Kemerahan sedikit
Dolor: Nyeri luka sakala 6
-Memberikan perawatan kulit pada area
Tumor: Ada pembengkakan di mioma
edema
10.00 uteri
10.00 TD 90/80 mm Hg
-Mempertahankan teknik aseptik pada px
Nadi 87 ×/menit
beresiko tinggi RR 25 ×/menit
Suhu 37, 0o C
Hasil: Perawat memperhatikan tindakan BB : 54 kg
TB : 154 cm
aseptic dan menguunakan APD setiap BMI 22,76 (kategori ideal
tindakan
A: Masalah Keperawatan Belum teratasi
12.00
Edukasi 12.00 P: Intervensi dilanjutkan
-Menjelaskan tanda dan gejala infeksi 1,2,3,4,5,6
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Hasil: Perawat mencuci tangan dengan 6
langkah
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kasus : MIOMA UTERI
Nama Pasien : Ny. R Umur :42 Tahun No. Register :024862
N TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O JAM TANGAN JAM TANGAN
1. 1. 23 November
2021 Manajemen nyeri (I.08238) 23 November S:- Klien mengatakan nyeri berkurang
2021
Observasi: pada bagian abdoment, , skala nyeri 5
08.00
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, -Klien mengatakan masih mengalami
08.00
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas sulit tidur
nyeri
09.00
Hasil : Pendarahan secara terus menerus, O: -Klien tamak gelisah menurun
luka terasa sakit, aktitvitas tidak teratur 09.00 -Klien Tampak meringis menurun
- Mengidentifikasi skala nyeri - Gelisah menurun
Hasil : Skala nyeri pada bagian luka 6 - Frekuensi nadi meningkat
10.00
- Mengidentifikasi respon nyeri - Sulit tidur menurun
Hasil : Nyeri hilang timbul, seperti 10.00 P: pasien tampak k/u cukup
ditusuk-tusuk Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
Terapeutik: R: Nyeri pada berkurang pada luka
- Memberikan teknik nonfarmakologis mioma uteri
untuk mengurangi rasa nyeri S: Skala nyeri 5
Hasil: Mengajarkan kepada pasien T: Nyeri hilang timbul, k/u cukup, px
12.00
dengan teknik distraksi dan relaksasi, tampak meringis berkurang
12.00
untuk mengurangi rasa nyeri
- Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyari (mis. Suhu
ruangan,pencahayaan, kebisingan) Diaforesis
Hasil: Memberikan suasa aman dan TD 110/80 mm Hg
Nadi 87 ×/menit
nyaman, suasana tenang, pencahayaan
RR 25 ×/menit
cukup Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
TB : 154 cm
Hasil : Istirahat yang cukup, pasien A: Masalah Keperawatan belum terasi
sebagian
tidur pulas
P: Intervendi lanjutkan 1,2,3,4,5,6
Edukasi :
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Klien mengikuti terapi
imajinasi terbimbing dan kolaborasi,
dengan teknik relaksasi
- Menganjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
Hasil: Ketorolac 10 mg
Cefodraxil 1 g oral 2 kali sehari.

Kolaborasi
Mengkolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
-ketorolac untuk mengurangi rasa nyeri
- Dosis cefadroxil untuk infeksi kulit atau
jaringan lunak pada orang dewasa: 1 g/hari
oral terbagi dalam 1-2 dosis
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kasus : MIOMA UTERI
Nama Pasien : Ny. R Umur :42 Tahun No. Register :024862
N TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O JAM TANGAN JAM TANGAN
2 2 23 November Pencegahan Infeksi .(14539)
2021 23 November S: pasien masih mengalami pendarahan
Observasi
2021 berkurang
08.00 -Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal - terputusnya jaringan integritas kulit
dan sistemik O:
08.00
Hasil: Kemerahan pada luka berkurang - pasien tampak lemah menurun
Terapeutik - terpasang kateter
09.00
- Membatasi jumlah pengunjung Rubor: Kemerahan sedikit
09.00
Dolor: Nyeri luka sakala 5
-Memberikan perawatan kulit pada area
Tumor: Ada pembengkakan di mioma
edema
10.00 uteri
-Mempertahankan teknik aseptik pada px TD 110/80 mm Hg
10.00 Nadi 87 ×/menit
beresiko tinggi RR 25 ×/menit
Suhu 37, 0o C
Hasil: Perawat memperhatikan tindakan BB : 90 kg
TB : 154 cm
aseptic dan menguunakan APD setiap A: Masalah Keperawatan belum teratasi
tindakan sebagian

12.00 P: Intervensi dilanjutkan


Edukasi
1,2,3,4,5,6
-Menjelaskan tanda dan gejala infeksi 12.00
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Hasil: Perawat mencuci tangan dengan 6
langkah
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kasus : MIOMA UTERI
Nama Pasien : Ny. R Umur :42 Tahun No. Register :024862
N TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O JAM TANGAN JAM TANGAN
1. 1. 24 November
2021 Manajemen nyeri (I.08238) 24 November S:- Klien mengatakan nyeri berkurang
2021
Observasi: pada bagian abdoment, , skala nyeri 4
08.00
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
08.00
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas O: -Klien tamak gelisah berkurang
nyeri -Klien Tampak meringis berkurang
09.00
Hasil : Pendarahan secara terus menerus, - Gelisah menurun
luka terasa sakit, aktitvitas tidak teratur 09.00 - Frekuensi nadi meningkat
- Mengidentifikasi skala nyeri - Sulit tidur menurun
Hasil : Skala nyeri pada bagian luka 6 P: pasien tampak k/u cukup
10.00
- Mengidentifikasi respon nyeri Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
Hasil : Nyeri hilang timbul, seperti 10.00 R: Nyeri pada berkurang pada luka
ditusuk-tusuk mioma uteri
Terapeutik: S: Skala nyeri 4
- Memberikan teknik nonfarmakologis T: Nyeri hilang timbul, k/u cukup, px
untuk mengurangi rasa nyeri tampak meringis berkurang
Hasil: Mengajarkan kepada pasien
12.00
dengan teknik distraksi dan relaksasi,
untuk mengurangi rasa nyeri 12.00
- Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyari (mis. Suhu
ruangan,pencahayaan, kebisingan) Diaforesis
Hasil: Memberikan suasa aman dan TD 110/80 mm Hg
Nadi 87 ×/menit
nyaman, suasana tenang, pencahayaan
RR 25 ×/menit
cukup Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
TB : 154 cm
Hasil : Istirahat yang cukup, pasien
A: Masalah Keperawatan sudah teratasi
tidur pulas
P: Intervendi dihentikan, pasien pulang
Edukasi :
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Klien mengikuti terapi
imajinasi terbimbing dan kolaborasi,
dengan teknik relaksasi
- Menganjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
Hasil: Ketorolac 10 mg
Cefodraxil 1 g oral 2 kali sehari.

Kolaborasi
Mengkolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
-ketorolac untuk mengurangi rasa nyeri
- Dosis cefadroxil untuk infeksi kulit atau
jaringan lunak pada orang dewasa: 1 g/hari
oral terbagi dalam 1-2 dosis
EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kasus : MIOMA UTERI
Nama Pasien : Ny. R Umur :42 Tahun No. Register :024862
N TANGGAL / TANDA TANGGGAL / TANDA
NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
O JAM TANGAN JAM TANGAN
2 2 23 November Pencegahan Infeksi .(14539)
2021 23 November S: pasien masih mengalami pendarahan
Observasi
2021 berkurang
08.00 -Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal - terputusnya jaringan integritas kulit
dan sistemik O:
08.00
Hasil: Kemerahan pada luka berkurang - pasien tampak lemah menurun
Terapeutik - terpasang kateter
09.00
- Membatasi jumlah pengunjung Rubor: Kemerahan sedikit
09.00
Dolor: Nyeri luka sakala 5
-Memberikan perawatan kulit pada area
Tumor: Ada pembengkakan di mioma
edema
10.00 uteri
-Mempertahankan teknik aseptik pada px TD 110/80 mm Hg
10.00 Nadi 87 ×/menit
beresiko tinggi RR 25 ×/menit
Hasil: Perawat memperhatikan tindakan Suhu 37, 0o C
BB : 90 kg
aseptic dan menguunakan APD setiap
TB : 154 cm
tindakan BMI 22,76 (kategori ideal
A: Masalah Keperawatan sudah terasi
Edukasi
12.00 P: Intervensi dihentikan, pasien pulang
-Menjelaskan tanda dan gejala infeksi 12.00
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Hasil: Perawat mencuci tangan dengan 6
langkah

Anda mungkin juga menyukai