S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI UPTD PANTI WERDHA
JAMBANGAN SURABAYA
Oleh :
NAMA: ALIEF NURDIANA
NIM: P27820319056
Tingkat III Reg B
DOSEN PEMBIMBING :
Bambang Heriyanto S. Kep. Ns, M. Kes
NIP : 197440811 199803 1 001
I. KONSEP LANSIA
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak berdaya
2017). Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia adalah seseorang
yang telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan kemampuan beradaptasi, dan
Batasan lansia menurut World Health Organization (WHO) meliputi usia pertengahan
(Middle age) antara 45 sampai 59 tahun, usia lanjut (Elderly) antara 60 sampai 70
tahun, dan usia lanjut tua (Old) antara 75 sampai 90 tahun, serta usia sangat tua (very
Kelompok usia dalam masa verilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut
tahun).
Kelompok yang berusia 90 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup
C. Karateristik lansia
masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, kebutuhan biopsikoisosial
D. Klasifikasi lansia
3) Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan
masalah kesehatan
4) Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
5) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
Menurut (Hurlock, 1999) usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik, dan
psikologis tertentu, pria dan wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri
secara baik atau buruk. Ciri-ciri orang lanjut usia cendrung menuju dan membawa
penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik, adapun ciri-ciri lansia sebagai
berikut:
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin
cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
Orang yang menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai sifat
bawaan yang berbeda, dan pola hidup yang berbeda di antara orang-orang mempunyai
jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan dengan wanita
karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada jenis kelamin.
Bagi usia tua, anak-anak lebih kecil dibanding dengan orang dewasa dan,
harus dirawat, sedangkan orang dewasa adalah sudah besar dan dapat merawat diri
sendiri. Dengan mengetahui bahwa hal tersebut merupakan dua kriteria yang umum
untuk menilai usia lansia yang dapat mereka sembunyikan atau samarkan yang
menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian yang biasa dipakai
gambaran orang berusia lanjut yang bersikap baik dan mempunyai pengertian, tetapi
banyak juga yang menggambarkan mereka, khususnya wanita sebagai orang yang
rewel dan jahat. Orang yang berusia lanjut sering diberi tanda dan diartikan secara
cara mereka memperlakukan orang usia lanjut sebagai pengganti penghormatan dan
penghargaan terhadap orang usia lanjut, dan sebagai ciriciri banyak kebudayaan, sikap
sosial mengakibatkan orang usia lanjut merasa bahwa mereka tidak lagi bermanfaat
bagi kelompok sosial dan dngan demikian lebih banyak menyusahkan daripada sikap
yang menyenangkan.
menua dengan usaha membatasi dan mengurangi makanan atau vitamin. Sedangkan
yang lain melakukan operasi plastik untuk menggunakan alat-alat kecantikan untuk
refleksi dari keasyikan orang muda yang berhubungan dengan sejarah peradaban
manusia.
kesehatan jiwa mereka adalah perubahan kondisi fisik, perubahan fungsi dan potensi
kondisi fisik yang bersifat patologis. Misalnya, tenaga berkurang, kulit makin keriput,
gigi makin rontok, tulang makin rapuh, berkurangnya fungsi indra pendengaran,
penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau
Perubahan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan
kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang), penggunaan obat-obatan tertentu
(anti hipertensi, golongan steroid), dan faktor psikologis yang menyertai lansia seperti
rasa malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia, sikap keluarga dan
masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan
atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya, pasangan hidup telah
meninggal dunia, dan disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah
penurunan fungsi kognitif dan fungsi psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi
seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua,
harga diri.
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.
terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang-
kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung diri,
A. Definisi
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
kematian.Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi
darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam
tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa
Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit
pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi. Hipertensi dapat
setiap lima tahun sekali. Penulisan hasil tekanan darah berupa dua angka. Angka
pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung
pengukuran selama dua hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih besar dari
140 mmHg, dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang
Pada pemeriksaan tekanan darah, yang diukur adalah tekanan sistolik dan
dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg, atau biasa ditulis dengan 120/80
mmHg.
1. Prahipertensi
Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89
lebih tinggi terkena hipertensi. Jadi jika tekanan darah seseorang 110/85 mmHg atau
130/79 mmH, maka tergolong individu yang berisiko terkena hipertensi. Pada kondisi
ini, diperlukan perubahan gaya hidup guna mengurangi risiko terkena hipertensi di
masa depan.
2. Hipertensi tingkat 1
90–99 mmHg. Jika tekanan darah sistolik atau diastolik berada pada rentang
3. Hipertensi tingkat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >
dari 100 mmHg. Pada tahap ini, penderita biasanya membutuhkan lebih dari
satu obat. Kerusakan organ tubuh mungkin sudah terjadi, begitu juga dengan
C. Etiologi
1. Hipertensi Primer
bertahun-tahun.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer. Berbagai kondisi yang dapat
b) Masalah ginjal.
d) Masalah tiroid.
g) Obat-obatan terlarang.
D. Patofiologi
riwayat perjalanan yang lama. Begitu pula dengan hipertensi. Ketika seseorang
terdiagnosis hipertensi untuk pertama kalinya, bisa jadi ia sudah mulai memiliki
Awalnya, penderita hipertensi tidak merasakan gejala. Jika pun ada gejala,
arteri dan aorta. Keduanya adalah pembuluh utama di tubuh yang berukuran besar,
salah satunya yang membawa darah menuju dan meninggalkan jantung. Kerusakan
pembuluh darah kecil juga terjadi di seluruh organ tubuh sehingga perlahan-lahan
jantung, ginjal, retina, dan sistem saraf pusat akan mengalami kerusakan.
F. Manifestasi klinis
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul,
antara lain:
Sakit kepala
Lemas
Masalah penglihatan
Nyeri dada
Sesak napas
Aritmia dan
G. Penatalaksanaan
farmakologi. Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi pola diet,
obat anti hipertensi dapat didasari ada tidaknya kondisi khusus (komorbid maupun
komplikasi).
anjuran modifikasi gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi.
Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada pasien hipertensi derajat 1 dengan
risiko komplikasi penyakit kardiovaskular rendah. Jika dalam 4-6 bulan tekanan darah
belum mencapai target atau terdapat faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya
Penyakit Jantung
Stroke
Penyakit Ginjal
Retinopati (kerusakan retina)
Penyakit pembuluh darah tepi
Gangguan saraf
Gangguan saraf
Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan
pembuluh darah pada organ besar seperti otak dan ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3547/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5035/4/BAB%202.pdf
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/925/5/118600193_file5.pdf
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi
https://www.alodokter.com/memahami-klasifikasi-hipertensi-dan-faktor-risiko-yang-
mempengaruhi
https://www.guesehat.com/kenali-patofisiologi-hipertensi
https://id.scribd.com/document/434106135/Pathway-Hipertensi
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/page/5/apa-komplikasi-berbahaya-dari-hipertensi#:~:text=Jika
%20tidak%20terkontrol%2C%20Hipertensi%20dapat,Penyakit%20Ginjal