Anda di halaman 1dari 38

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DEMENSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen pengampu : Ns. Margiyati, M.Kep

Disusun Oleh :
Siti Zahrotun Nafisa (20101440119095)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demensia adalah gejala yang disebabkan oleh penyakit otak yang biasanya
bersifat kronis dan progresif.Dimana gangguan dari beberapa fungsi
kortikal lebih tinggi,termasuk
memori,berpikir,orientasi,pemahaman,perhitungan,belajar,berbahasa,dan
penilaian.Gangguan fungsi kognitif terkadang didahului dengan
penuaan,pengendalian emosi,perilaku sosial,dan motivasi
(Wicitania,2016).Demensia adalah suatu sindrom akibat penyakit
otak,biasanya bersifat kronik atau progresif serta terdapat gangguan fungsi
luhur.Jenis demensia yang paling sering dijumpai yaitu demensia tipe
Alzheimer,termasuk daya ingat,daya pemahaman,berhitung,kemampuan
belajar,berbahasa,dan daya kemampuan menilai.Kesadaran tidak berkabut
dan biasanya disertai rendahnya fungsi kognitif,ada kalanya diawali oleh
kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi,perilaku sosial atau
motivasi,sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer,pada penyakit
serebrovaskuler,dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder
mengenai otak (Nisa,2016).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan lansia?
2. Bagaimana batasan umur pada lansia?
3. Apa saja ciri-ciri lansia?
4. Bagaimana perkembangan pada lansia?
5. Apa tujuan pelayanan kesehatan pada lansia?
6. Bagaimana pendekatan perawatan lansia?
7. Apa pengertian demensia?
8. Apa saja tipe-tipe demensia?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi demensia?
10. Bagaimana pengukuran demensia?
11. Artikel ilmiah tentang intervensi pada demensia
12. Asuhan keperawatan pada demensia
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan lansia?
2. Untuk mengetahui batasan umur pada lansia?
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri lansia?
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pada lansia?
5. Untuk mengetahui tujuan pelayanan kesehatan pada lansia?

2
6. Untuk mengetahui pendekatan perawatan lansia?
7. Untuk mengetahui pengertian demensia?
8. Untuk mengetahui tipe-tipe demensia?
9. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi demensia?
10. Untuk mengetahui pengukuran demensia?
11. Artikel ilmiah tentang intervensi pada demensia
12. Asuhan keperawatan pada demensia

3
BAB II

DASAR TEORI

I. KONSEP LANSIA
A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas.Menua bukanlah suatu penyakit,tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh,seperti di dalam Undang-
Undang No.13 Tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa
pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945,tlah mengahsilkan kondisi sosial masyarakat
yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat,sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.Banyak
diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan
aktif dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara.Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada
hakekatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan
budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang di dalam
kehidupan manusia.Proses menua merupakan proses sepanjang
hidup,tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,tetapi dimulai
sejak permulaan kehidupan.Menjadi makin tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan,yaitu anak,dewasa dan tua (Nugroho,2006).

B. Batasan Lansia
Menurut WHO,meliputi :
- Usia pertengahan (middle age),adalah kelompok usia 45-59
tahun.
- Lanjut usia (eldery) antara 60-74 tahun.
- Lanjut usia (old) antara 75-90 tahun.
- Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Menurut Sumiati Ahmad Mohammad,meliputi :
- Usia 0-1 tahun (masa bayi)
- Usia 1-6 tahun (masa prasekolah)
- Usia 6-10 tahun (masa sekolah)
- Usia 10-20 tahun (masa pubertas)

4
- Usia 40-65 tahun (masa setengah umur,prasenium)
- Usia 65 tahun ke atas (masa lanjut usia,senium)
Menurut Jos Masdani,meliputi :
- Fase iuventus,antara usia 25-40 tahun.
- Fase verilitas,antara usia 40-50 tahun
- Fase prasenium,antara usia 55-65 tahun
- Fase senium,antara usia 65 tahun hingga tutup usia
Menurut Koesoemanto Setyonegoro,meliputi :
- Usia dewasa muda (Eldery Adulthood) usia 18/20-15 tahun.
- Usia dewasa penuh (Middle years) atau maturitas usia 25-
60/65 tahun.
- Lanjut usia (Geriatric age) usia lebih dari 65/70
tahun,terbagi :
a. Usia 70-75 tahun (young old)
b. Usia 75-80 tahun (old)
c. Usia lebih dari 80 tahun (very old)
Menurut Bee (1996),meliputi:
- Usia 18-25 tahun (masa dewasa muda)
- Usia 25-40 thun (masa dewasa awal)
- Usia 40-65 tahun (masa dewasa tengah)
- Usia 65-75 tahun (masa dewasa lanjut)
- Usia >75 tahun (masa dewasa sangat lanjut)
- Advanced old age (usia 70 tahun keatas)
Menurut Burnside,meliputi :
- Young old (usia 60-69 tahun)
- Middle age old (70-79 tahun)
- Old-old (usia 80-89 tahun)
- Very old-old (usia 90 tahun keatas)

C. Ciri-ciri Lansia
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
a. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik
dan faktor psikologis.Motivasi memiliki peran yang penting
dalam kemunduran pada lansia.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat
yang kurang baik.
c. Menua membutuhkan perubahan peran

5
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai
mengalami kemunduran dalam segala hal .Perubahan peran
pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan buruk terhadap lansia membuat mereka
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk
sehingga memperlihatkan bentuk perilaku yang
buruk.Akibat dari perlakuan yang buruk yaitu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk juga.

D. Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia.Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir
kehidupan.Lansia memiliki istilahtahap akhir dari proses
penuaan.Semua orang akan mengalami proses menjadi tua (tahap
penuaan).Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir,dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik,mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan).Penuaan
merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,termasuk
tubuh,jaringan dan sel,yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional.Pada manusia,penuaan dihubungkan dengan perubahan
degeneratif pada kulit,tulang,jantung,pembuluh darah,paru-
paru,saraf dan jaringan tubuh lainnya.Dengan kemampuan
regeneratif yang terbatas mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit,sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang
dewasa lain.Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini terdapat
berbagai perbedaan teori,namun para ahli pada umumnya sepakat
bahwa proses ini lebih banyak ditemukan pada faktor genetik.

E. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia


Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam
memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
sosial,kesehatan,perawatan,dan meningkatkan mutu pelayanan bagi
lansia.Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia terdiri dari :
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf
yang setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit
atau gangguan.

6
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas
fisik dan mental.
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang
menderita suatu penyakit atau gangguan,masih dapat
mempertahankan kemandirian yang optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian
pada lansia yang berada dalam fase terminal sehingga
lansia dan pusat pengembangan pelayanan sosial lansia dan
pusat pemberdayaan lansia.

Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan


sosial lansia,pusat informasi pelayanan sosial lansia,dan pusat
pengembangan pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan
lansia.

F. Pendekatan Perawatan Lansia


a. Pendekatan Fisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan
pendekatan fisik melalui perhatian terhadap
kesehatan,kebutuhan,kejadian yang dialami klien lansia
semasa hidupnya,perubahan fisik pada organ tubuh,tingkat
kesehatan yang masih pat dicapai dan dikembangkan,dan
penyakit yang dapat di cegah atau progresifitas
penyakitnya.Pendekatan fisik secara umum bagi klien
lansia dapat dibagi 2 bagian :
1) Klien lansia yang masih aktif dan memiliki keadaan
fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain sehingga dalam kebutuhannya sehari-hari
ia masih mampu melakukannya sendiri.
2) Klien lansia yang pasif,keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit.Perawat harus mengetahui
dasar perawatan klien lansia ini,terutama yang
berkaitan dengan kebersihan perseorangan untuk
mempertahankan kesehatan.
b. Pendekatan Psikologis
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lansia.Perawat dapat
berperan sebagai pendukung terhadap segala sesuatu yang
asing,penampung rahasia pribadi dan sahabat yang
akrab.Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak

7
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar lansia
merasa puas.Perawat harus selalu memegang prinsip triple
S yaitu sabar,simpatik dan service.Bila ingin mengubah
tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan,perawat bisa melakukannya secara perlahan dan
bertahap.
c. Pendekatan Sosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan
salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan
sosial.Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien lansia berarti menciptakan
sosialisasi.Pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi
perawat bahwa lansia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain.Dalam pelaksanaannya,perawat
apat menciptakan hubungan sosial,baik antar lansia maupun
lansia dengan perawat.Perawat memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada lansia untuk mengadakan
komunikasi dan melakukan rekreasi.Lansia perlu di
motivasi untuk membaca surat kabar dan majalah.

II. KONSEP PENYAKIT DEMENSIA


A. Pengertian Demensia
Demensia adalah gejala yang disebabkan oleh penyakit otak
yang biasanya bersifat kronis dan progresif.Dimana gangguan
dari beberapa fungsi kortikal lebih tinggi,termasuk
memori,berpikir,orientasi,pemahaman,perhitungan,belajar,berb
ahasa,dan penilaian.Gangguan fungsi kognitif terkadang
didahului dengan penuaan,pengendalian emosi,perilaku
sosial,dan motivasi (Wicitania,2016).
Demensia adalah suatu sindrom akibat penyakit otak,biasanya
bersifat kronik atau progresif serta terdapat gangguan fungsi
luhur.Jenis demensia yang paling sering dijumpai yaitu
demensia tipe Alzheimer,termasuk daya ingat,daya
pemahaman,berhitung,kemampuan belajar,berbahasa,dan daya
kemampuan menilai.Kesadaran tidak berkabut dan biasanya
disertai rendahnya fungsi kognitif,ada kalanya diawali oleh
kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian
emosi,perilaku sosial atau motivasi,sindrom ini terjadi pada
penyakit Alzheimer,pada penyakit serebrovaskuler,dan pada

8
kondisi lain yang secara primer atau sekunder mengenai otak
(Nisa,2016).

B. Tipe-tipe Demensia
Aisyah (2016) membedakan tipe-tipe demensiamenjadi
beberapa jenis yaitu :
a) Demensia tipe Alzheimer
Alois Alzheimer pertama kali menggambarkan satu
kondisi yang selanjutnya dalam tahun
(1970),menggambarkan wanita berusia 51 tahun dengan
perjalanan demensia progresif 4,5 tahun.Diagnosis
akhir penyakit Alzheimer didasarkan pada pemeriksaan
neuropatologi otak.Faktor genetik dianggap berperan
sebagian dalam perkembangan penyakit demensia ini.
b) Demensia vaskuler
Penyebab pertama dari demensia vaskuler dianggap
adalah penyakit vaskuler yang multiple,yang
menyebabkan suatu pola gejala demensia.Demensia
vaskuler paling sering terjadi pada laki-laki,khususnya
mereka yang mengalami hipertensi yang telah ada
sebelumnya atau faktor resiko kardiovaskuler lainnya.
c) Demensia berhubungan dengan HIV
Infeksi dengan HIV seringkali menyebabkan demensia
dan gejala psikiatrik lainnya.Pasien yang terinfeksi
dengan HIV mengalami demensia dengan angka
tahunan 14%.Perkembangan demensia pada pasien
yang terinfeksi HIV sering disertai tampaknya kelainan
parenkimal.
d) Demensia yang berhubungan dengan trauma kepala
Demensia dapat dari trauma kepala,demikian juga
berbagai sindrom neuropsikiatrik.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Demensia
Faktor-faktor yang mempengaruhi demensia pada lansia yaitu :
1) Usia
2) Aktif merokok dan minum alkohol berlebihan
3) Mewarisi gen tertentu
4) Faktor penyakit yang diderita
5) Malas berolah-raga
6) Pola makan tidak sehat
7) Sering berfikir negatif

9
D. Pengukuran Demensia
Menurut Kaplan (2010) ada beberapa tes yang dapat membantu
mendiagnosis demensia,misalnya Mini Mental State
Examination (MMSE).Kriteria diagnostik untuk demensia yaitu
:
a) Kemampuan intelektual menurun sdemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan dan lingkungan.
b) Defisit kognitif selalu melibatkan memori,biasanya
didapatkan kemampuan berpikir abstrak,menganalisis
masalah,pertimbangan terganggu,dan perubahan
kepribadian.
c) Sadar saat melakukan wawancara dengan
mewawancarai penderita,ada beberapa yang dapat
ditelusuri seperti waktu menanyakan
nama,alamat,pekerjaan,umur,tanggal lahir dan riwayat
penyakit.Dengan pernyataan ini dapat memperoleh
kesan mengenai memori,kelancaran bahasa,dan
mengucapkan kata-kata.Dapat juga menanyakan apakah
responden merasa tidak sehat,mengalami
kekurangan,apakah responden menyadari
penderitaannya.

III. ARTIKEL ILMIAH TERKAIT SALAH SATU INTERVENSI


UNTUK MENANGANI MASALAH LANSIA DENGAN DEMENSIA

PENERAPAN ART THERAPY MEMBATIK COLET SEBAGAI UPAYA


MEMELIHARA FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI POSYANDU BAROKAH,
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM, KECAMATAN SUKOLILO, KOTA
SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR
THE APPLICATION OF ART THERAPY BATIK COLET AS AN EFFORT TO
MAINTAIN ELDERLY COGNITIVE FUNCTIONS IN POSYANDU BAROKAH,
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM, KECAMATAN SUKOLILO, KOTA
SURABAYA,
PROVINSI JAWA TIMUR
Elida Ulfiana 1 , Makhfudli 2, Kusnul Chotimah3, Zenitha Rani4
1,2,3,4Universitas
Airlangga , Surabaya
Email: elida_u@fkp.unair.ac.id

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DEMENSIA

A. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 16 oktober 2023
A. Identitas klien
Nama : Ny.H
Umur : 78 Tahun
Alamat : Semarang
Pendidikan :-
Tanggal masuk panti: -
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan :-

B. Status kesehatan saat ini


Pasien mengatakan merasa kecapekan dan merasa sering mengantuk.

C. Riwayat penyakit dahulu


Ny.H mengatakan kalau tidak pernah sakit yang berat,cukup digunakan
untuk istirahat dan sakitnya sembuh sendiri.Ny.H tidak memiliki alergi
obat.Ny.H juga tidak pernah merokok atau mengkonsumsi alkohol.

D. Riwayat kesehatan keluarga


Ny.H mengatakan tidak ingat tentang riwayat penyakit tertentu yang
dialami keluarganya.
E. Pola Kebutuhan Dasar (Bio-psiko-sosio-spiritual)
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Ny.H sadar akan sakit dan keterbatasan aktivitas yang sedang
dialami.
2. Pola Nutrisi-Metabolik

11
Antopometri (IMT)
- TB : 150 cm
- BB : 50 kg
Ny.H mengatakan makan secara rutin 3 kali sehari,memakan
masakan yang di sediakan oleh panti.Ny.H minum cukup kurang
lebih 2100 ml/hari.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Ny.H BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek berwarna
kecoklatan dan bau khas feses.
b. BAK
Ny.H BAK 2-3 kali sehari berwarna kuning jernih,dan bau khas
urin.
1) Pengkajian Inkontinensia Urine Akut
Ny.H mengatakan masih bisa BAK dengan dibantu dan
terkadang menggunakan diapers.
2) Pengkajian Inkontinensia Urine Persisten
a. Riwayat
(1) Apakah anda mengeluarkan urine padahal anda tidak
ingin BAK? (tidak)
(2) Apakah anda pernah memiliki masalh untuk ke kamar
mandi tepat pada waktunya, sehingga BAK di celana /
tempat tidur? (ya)
(3) Apakah anda pernah menggunakan bantalan/ pampers
untuk melindungi anda dari ngompol? (ya)
b. Sudah berapa lama anda memiliki masalah ngompol?
Ny.H jarang mengompol
c. Seberapa sering anda ngompol?
Jarang / < 1 mgg sekali
d. Kapan anda biasanya ngompol?
Terutama malam hari

12
e. Ketika anda ngompol, seberapa banyak urine yang keluar?
Tidak tentu
f. Apa yang menyebabkan anda ngompol?
Tidak dapat mencapai kamar mandi tepat pada waktunya
g. Seberapa sering biasanya nada secara normal ngompol?
Tidak tahu
h. Apakah anda bangun malam hari untuk BAK?
Ya, ttp frekuensi tdk tentu
i. Ketika anda merasa kandung kemih anda penuh, berapa
lama anda dapat menahannya?
Tdk dpt menahan sama sekali
j. Apakah anda mengalami hal berikut ketika BAK?
Tidak pernah
k. Apakah anda menggunakan salah satu alat dibawah ini
untuk menolong anda dari mengompol?
(1) Pengalas di tempat tidur
(2) Pampers
l. Apakah anda merasa memerlukan evaluasi/ pengobatan
lebih lanjut mengenai masalah ngompol anda (ya)
m. Riwayat medis yang berkaitan:
Demensia
n. Obat-obatan yang sedang digunakan:
Tidak ada data
o. Riwayat saluran kemih & kelamin:
Melahirkan normal

4. Pola Aktivitas dan Latihan (Activity Daily Life)


a. Indeks Katz
Termasuk kategori yang manakah klien?
F : mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah & 1 fungsi yg di atas.

13
Keterangan:
Ny.H termasuk dalam kategori F karena masih membutuhkan
bantuan saat berpakaian,ke toilet,dan berjalan dari orang lain.
b. Bartel
Termasuk yg manakah klien?
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan
1 Makan 10 Frekuensi: 3 kali sehari.
Jumlah: secukupnya.
Jenis: nasi ,sayur dan
lauk.
2 Minum 10 Frekuensi: + 2100
ml/hari.
Jumlah: 2 botol aqua
besar dan 1 botol aqua
sedang.
Jenis: air putih.
3 Berpindah, kursi roda 5-10 Membutuhkan bantuan.
ke tempat tidur
4 Personal toilet (gosok 0 Frekuensi: 2-3 kali
gigi) sehari.

5 Keluar masuk toilet 5 Membutuhkan bantuan.


(cuci pakaian)
6 Mandi 5 Membutuhkan bantuan.
7 Jalan dipermukaan 5 Frekuensi : Hanya
datar mampu berjalan
mandiri di lantai yang
datar.

8 Naik turun tangga 5 Membutuhkan bantuan.


9 Mengenakan pakaian 5 Membutuhkan bantuan.
10 Kontrol bowel (BAK) 5 Frekuensi: 2-3 kali
sehari.
Konsistensi: kuning
jernih.
11 Kontrol bladder (BAB) 5 Frekuensi: : 1 kali
sehari.
Warna: lembek
berwarna kecoklatan.
12 OR/ latihan 5 Frekuensi: 1 hari sekali
Jenis: senam lansia
13 Rekreasi/ pemanfaatan 10 Frekuensi: 1 hari sekali

14
waktu luang Jenis: hiburan di
panti.Mis.Bernyanyi

Keterangan:
130 : mandiri
65-125 : ketergantungan sebagian
60 : ketergantungan total

b. Pengkajian Risiko Jatuh


Postural Hipotensi
Ukur TD pasien dlm 3 posisi, yaitu:
1) Tidur : 120/90 mmHg
2) Duduk : 130/80 mmHg
3) Berdiri : 150/80 mmHg

5. Pola Kognitif dan Persepsi


a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual, dengan identifikasi:
Short Portable Status Mental Quesionnaire (SPSMQ)
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
B S No Pertanyaan
 1 Tanggal berapa hari ini?

 2 Hari apa sekarang ini?

 3 Apa nama tempat ini?

4 Dimana alamat anda?

5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir? (minimal tahun terakhir)

7 Siapa presiden indonesia sekarang?

8 Siapa presiden indonesia sebelumnya?

 9 Siapa nama ibu anda?

15
 10 Kurangi 3 dr 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Nilai total

Keterangan:
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan Mini


Mental Status Examination (MMSE)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Max Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar:
Tahun, musim, tanggal, hari, bulan
5 3 Dimana kita sekarang berada?
Negara, provinsi, kota, PSTW, wisma
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek.1 detik untuk
masing-masing objek. Kemudian
tanyakan kepada klien 3 objek tadi
3 Perhatian& 5 0 Minta klien untuk memulai dari angka
kalkulasi 100 kurangi 7 sampai 5X.(jawaban:93,
86, 79, 72, 65)
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi objek
pada nomor 2 td. Jika benar, 1 point
untuk masing-masing objek.
5 Bahasa 9 3  Tunjukkan pada klien suatu
benda&tanyakan nama pada klien:..
 Minta klien untuk mengulang kata
berikut: tidak ada, jika, dan, atau,
tetapi. Bila benar nilai 1 point
 Minta klien untuk mengikuti 3
langkah: ambil kertas di tangan anda,
lipat 2 dan taruh di lantai
Total nilai 30
Keterangan:
>23 : aspek kognitif dr fungsi mental baik
≤23 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental

6. Pola Persepsi-Konsep Diri

16
Ny.H tahu tentang penyakit yang dialami.
7. Pola Tidur dan Istirahat
Kaji kualitas dan kuantitas tidur lansia dengan instrument sebagai
berikut :

Kuesioner Pitssburgh Sleep Quality Index (PSQI)


Petunjuk Pengisian : Bacalah setiap pertanyaan, kemudian
berilah jawaban dan tanda checklist ( √ ) pada salah satu dari 4
jawaban yang telah disediakan. Pilihlah jawaban:

1. Selama sebulan terakhir, Tidak 1x 2x ≥ 3x


seberapa sering Anda pernah semin seming seming
mengalami masalah tidur ggu gu gu
karena..

a. Tidak bisa tidur dalam waktu 


30 menit
b. Tidak bisa bernafas dengan 
nyaman
c. Terbangun karena sering 
batuk di tengah malam hari
d. Terbangun untuk ke kamar 
mandi
e. Terasa nyeri di bagian dada 
atau adanya luka di bagian
dada
f. Merasa kedinginan dimalam 
hari
g. Merasa kepanasan dimalam 
hari
h. Saat tidur merasakan mimpi 
buruk
2. Selama sebulan terakhir, 
seberapa sering Anda minum
obat (diresepkan) yang bisa
membantu Anda untuk tidur?
(penggunaan obat)
3. Selama sebulan terakhir, 
berapa banyak masalah yang

17
Anda dapatkan dan Anda
selesaikan permasalahan
tersebut
4. Selama sebulan terakhir, 
seberapa sering Anda
mengantuk ketika melakukan
aktivitas disiang hari
Sangat Cuku Cukup Sangat
Baik p Baik buruk Buruk
(0) (1) (2) (3)

5. Selama sebulan terakhir, 


bagaimana Anda menilai
kepuasan tidur Anda

SKORING : Masing-masing komponen memiliki kisaran nilai 0 – 3


dengan 0 = tidak pernah dalam sebulan terakhir, 1 = 1 kali seminggu,
2 = 2 kali seminggu dan 3 = lebih dari 3 kali seminggu.
Skor dari ketujuh komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu)
skor global dengan kisaran nilai 0 – 21.
Ada dua interpretasi pada PSQI versi bahasa Indonesia yaitu:
 Kualitas tidur baik jika skor ≤ 5
 Kualitas tidur buruk jika skor >5
8. Pola Peran-Hubungan
Ny.H mengatakan selama 6 tahun belakangan ini sering mengobrol
dan berhubungan baik dengan lansia lain yang ada di panti jompo.
9. Pola Seksual-Reproduksi
Tidak ada data
10. Pola Toleransi Stress-Koping
Ny.H mengatakan saat ia merasa bosan,ia mendapat hiburan dari
perawat dan lansia lain yang ada di panti jompo.

18
Geriatric Depression Scale (Skala Depresi Geriatri)
Berikan nilai 1 pada jawaban ya !
No PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan
kehidupan anda?
2 Apakah anda telah meninggalkan 
banyak kegiatan dan minat atau
kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda 
kosong?
4 Apakah anda sering merasa bosan? 
5 Apakah anda mempunyai semangat yang 
baik setiap saat?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang 
buruk akan terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk 
sebagian besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak 
berdaya?
9 Apakah anda lebih senang tinggal di 
rumah daripada keluar dan mengerjakan
sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak 
masalah dengan daya ingat dibanding
kebanyakan orang?
11 Apakah anda berpikir hidup anda 
sekarang ini menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga 
seperti perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? 
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan 
anda tidak ada harapan?
15 Apakah anda berpikir bahwa orang lain 
lebih baik keadaannya daripada anda?
TOTAL NILAI
Keterangan:
0-4 : normal

19
5-9 : berisiko depresi
10-19 : depresi ringan
20-30 : depresi berat

11. Pola Nilai dan Keyakinan


a. Identifikasi masalah psikososial
Ny.H sering berkomunikasi dan bercengkrama dengan penghuni
dan perawat panti jompo.
b. Identifikasi masalah emosional
1) Tahap 1:
a) Apakah klien mengalami kesukaran tidur? (Ya,terkadang)
b) Apakah klien sering merasa gelisah? (Tidak)
c) Ada gangguan / masalah / banyak pikiran? (Tidak)
d) Apakah klien sering was-was/ kuatir? (Tidak)
lanjutkan pertanyaan tahap ke-2, jika ≥ 1 jawaban “ya”

2) Tahap 2:
a) Keluhan > 3 bulan/ > 1 X dlm 1 bln?
b) Ada masalah/ banyak pikiran?
c) Ada gangguan/ masalah dgn keluarga lain?
d) Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter?
e) Cenderung mengurung diri?
Bila ≥ 1 jawaban “ya”

MASALAH EMOSIONAL (+)


c. Identifikasi spiritual
Saat Ny.H ingat,Ny.H terkadang tetap melakukan ibadah dengan
posisi duduk.

20
1. Pengkajian Fisik
1. Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : E4,M6,V5
d. TTV :
- TD : 120/90 mmHg
- N : 90x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,70 C
2. Keadaan Fisik
a. Kepala dan Leher
 Kepala
Bentuk : Bulat,tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada
Rambut : Dominan putih
Kebersihan : Bersih
 Mata
Kebersihan : Bersih
Konjungtiva : Anemis
Kantung mata : (+)
Ketajaman penglihatan : Penglihatan kabur
 Telinga
Serumen : Bersih,tidak ada serumen
Fungsi pendengaran : Sedikit terganggu
 Mulut & Tenggorok

21
Kebersihan : Bersih
Kondisi gigi : Sudah mulai ompong
Kemampuan menelan : Baik,normal
 Leher :
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Penojolan vena jugularis : Tidak ada
b. Payudara dan Ketiak
Kebersihan : Bersih
c. Dada
 Paru
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Bunyi sonor
Palpasi : Nyeri tekan (-),pembengkakan (-)
Auskultasi : Suara nafas tambahan (-)
 Jantung
Inspeksi : Simetris,pembengkakan (-)
Perkusi : Suara jantung redup
Palpasi : Nyeri tekan (-),pembengkakan (-)
Auskultasi : Bunyi jantung lup-dup
d. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Auskultasi : Bising usus 14x/menit

e. Genitalia
Tidak terpasang kateter
f. Integumen (Pengkajian Skala Risiko Dekubitus)
Kulit tampak bersih.
1) Menurut Norton

22
Keterangan 4 3 2 1
Kondisi fisik Baik Sedang Kurang Buruk
Kesadaran Composmentis Apatis Delirium Stupor
Aktivitas Mandiri Berjalan Dengan Bedrest
dengan kursi roda
bantuan
Mobilitas Tidak terbatas Sedikit Sangat Imobilisasi
terbatas terbatas
Inkontinensi Tidak ada Kadang- Kadang Selalu
a kadang urin keduanya

Keterangan:
< 10 : risiko sangat tinggi
10-13 : risiko tinggi
14-18 : risiko sedang
> 18 : risiko dekubitus masih rendah

g. Ekstremitas (atas dan bawah)


Kesemutan : Tidak ada
Baal : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Nyeri : bagian kaki
h. Muskuloskeletal (atas dan bawah)
Ny.H mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas
i. Neurologis
 Pengkajian saraf cranial
- N. Olfaktori (Penciuman) : Tidak ada gangguan
- N. Optikus (Penglihatan) : Penglihatan menurun
- N. Okulomotoris : Tidak ada
- N. Trochlearis : Tidak ada
- N. Trigeminus : wajah simetris,tidak ada
gangguan
- N. Abdusen : Pergerakan mata tidak
terganggu

23
- N. Fasialis : Tidak ada gangguan
pengecapan, Ny.H masih bisa mengekspresikan rasa
manis,asin,asam dengan baik.
- N. Verstibulocochlearis : Tidak ada gangguan
- N. Gosofaringeus : Tidak ada gangguan
- N. Vagus : Tidak ada gangguan
- N. Asesoris : Tidak ada gangguan
- N. Hipoglosus : Lidah simetris,tidak ada
gangguan

H. Pemeriksaan Penunjang (jika ada)


1. Data laboratorium yang berhubungan : Tidak ada data
2. Pemeriksaan radiologi : Tidak ada data

II. ANALISA DATA


No Tanggal/ Jam Data Fokus Masalah Etiologi TTD/
. Keperawatan Nama
1. 17 oktober DS : Gangguan Proses
2023 - Ny.H mengatakan tidak Memori Penuaan LITA
08.00 WIB ingat tentang usianya.
- Ny.H mengatakan
mudah lupa.
- Ny.H mengatakan tidak
mampu mengingat
informasi faktual.
DO :
- Ny.H tidak mampu
melakukan kemampuan
yang di pelajari
sebelumnya.
- Ny.H tidak mampu
melakukan apa yang
dicontohkan
sebelumnya.
- Ny.H tidak mampu
mengingat perilaku
tertentu yang pernah
dilakukan

24
2. 17 oktober DS : Defisit Kelemah LITA
2023 - Ny.H mengatakan suka Perawatan an
08.00 WIB BAK sebelum sampai Diri
di kamar mandi.

DO :
- Ny.H tidak mampu
mandi/mengenakan
pakaian/ke toilet secara
mandiri.
- Ny.H membutuhkan
bantuan saat berjalan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas) (berdasar SDKI


KOMBINASI DENGAN NANDA)
1. Gangguan memori b/d Proses Penuaan (D.0062)
2. Defisit Perawatan Diri b/d Kelemahan (D.0109)

IV. RENCANA KEPERAWATAN


No. Dx Tujuan Intervensi Rasional
Dx Kep
1. Gangg Memori (L.09079) Latihan Memori 1) Untuk
uan (I.06188) mengetah
memori Setelah dilakukan ui
b.d tindakan keperawatan Observasi masalah
Proses 3x24 jam diharapkan - Identifikasi yang
penuaa memori meningkat masalah yang dialami
n dengan kriteria hasil : dialami 2) Untuk
(D.006 1) Verbalisasi - Identifikasi mengetah
2) kemampuan kesalahan ui
mengingat terhadap orientasi kesalahan
informasi Terapeutik terhadap
faktual - Fasilitasi tugas orientasi
meningkat dari pembelajaran 3) Untuk
skala 1 (mis.mengingat memfasili
(menurun) ke informasi verbal tasi tugas
skala 5 dan gambar) pembelaja
(meningkat) Edukasi ran
2) Verbalisasi - Jelaskan tujuan 4) Untuk
mengingat dan prosedur menjelask
kemampuan latihan an tujuan
perilaku tertentu dan
yang pernah prosedur

25
dilakukan latihan
meningkat dari
skala 1
(menurun) ke
skala 5
(meningkat)
3) Melakukan
kemampuan
yang dipelajari
meningkat dari
skala 1
(menurun) ke
skala 5
(meningkat)
4) Verbalisasi
mudah lupa
meningkat dari
skala 1
(meningkat) ke
skala 5
(menurun)
2. Defisit Perawatan diri Dukungan Perawatan  Untuk
perawa (L.11103) Diri (I.11348) mengetah
tan diri Setelah dilakukan ui tingkat
b.d tindakan keperawatan Observasi : kemandiri
Kelema selama 3x24 jam - Monitor tingkat an
han diharapkan perawatan kemandirian  Untuk
(D.010 diri meningkat dengan - Identifikasi mengident
9) kriteria hasil : kebutuhan alat ifikasi alat
1) Kemampuan bantu kebersihan bantu
mandi diri,berpakaian,be kebersiha
meningkat dari rhias dan makan. n
skala 1 Terapeutik : diri,berpa
(menurun) ke - Dampingi dalam kaian,berh
skala 5 melakukan ias dan
(meningkat) perawatan diri makan
2) Kemampuan sampai mandiri  Untuk
mengenakan mendampi
pakaian Edukasi : ngi
meningkat dari - Anjurkan perawatan
skala 1 melakukan diri
(menurun) ke perawatan diri sampai
skala 5 secara konsisten mandiri
(meningkat) sesuai  Untuk
3) Kemampuan kemampuan menganju
makan rkan

26
mengingkat dari melakuka
skala 1 n
(menurun) ke perawatan
skala 5 diri secara
(meningkat) konsisten
4) Kemampuan ke
toilet
(BAB/BAK)
dari skala 1
(menurun) ke
skala 5
(meningkat)

I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl No Implementasi Respon TTD/
Dx Nama
18/10/2 1. - Mengidentifikasi S : Perawat menanyakan masalah LITA
3 masalah yang yang dialami pasien.
dialami O : Pasien tampak merasa sering
kecapekan dan mudah mengantuk.

- Mengidentifikasi S : Perawat memberikan pertanyaan


kesalahan terhadap seputar aspek kognitif (MMSE)
orientasi O : Pasien tampak menjawab
pertanyaan dengan salah

- Memfasilitasi tugas S : Perawat memberikan pertanyaan


pembelajaran tentang benda dan nama benda.
(mis.mengingat O : Pasien tampak kesusahan saat
informasi verbal menjawab pertanyaan
dan gambar)
- Menjelaskan tujuan S : Perawat menjelaskan pada
dan prosedur latihan pasien tentang tujuan dan prosedur
latihan.
O : Pasien tampak mendengarkan
penjelasan perawat.
2. - Memonitor tingkat S : Perawat memonitor tingkat LITA
kemandirian kemandirian pasien
O : Pasien tampak membutuhkan
bantuan saat melakukan kegiatan.
- Mengidentifikasi S : perawat mengidentifikasi alat
kebutuhan alat bantu yang dibutuhkan pasien
bantu kebersihan O : Pasien tampak membutuhkan
diri,berpakaian,berh bantuan dari perawat

27
ias dan makan.
- Mendampingi S : Perawat mendampingi pasien
dalam melakukan dalam perawatan diri
perawatan diri O : Pasien tampak sedikit terbantu
sampai mandiri dalam perawatan diri
- Menganjurkan S : Perawat menganjurkan pada
melakukan pasien untuk melakukan perawatan
perawatan diri diri dengan konsisten
secara konsisten O : Pasien tampak belum biasa
sesuai kemampuan merawat dirinya scara konsisten
18/10/2 1. - Mengidentifikasi S : Perawat menanyakan masalah LITA
3 masalah yang yang dialami pasien.
dialami O : Pasien tampak kecapekan dan
mudah mengantuk sudah sedikit
berkurang.

- Mengidentifikasi S : Perawat memberikan pertanyaan


kesalahan terhadap seputar aspek kognitif (MMSE)
orientasi O : Pasien tampak menjawab
beberapa pertanyaan dengan benar.

- Memfasilitasi tugas S : Perawat memberikan pertanyaan


pembelajaran tentang benda dan nama benda.
(mis.mengingat O : Pasien tampak mulai bisa
informasi verbal menjawab pertanyaan dengan tepat.
dan gambar)

- Menjelaskan tujuan S : Perawat menjelaskan pada


dan prosedur latihan pasien tentang tujuan dan prosedur
latihan.
O : Pasien tampak mendengarkan
penjelasan perawat.
2. - Memonitor tingkat S : Perawat memonitor tingkat LITA
kemandirian kemandirian pasien
O : Pasien tampak masih
membutuhkan bantuan saat
melakukan kegiatan.
- Mengidentifikasi S : perawat mengidentifikasi alat
kebutuhan alat bantu yang dibutuhkan pasien
bantu kebersihan O : Pasien tampak masih
diri,berpakaian,berh membutuhkan bantuan dari perawat
ias dan makan.
- Mendampingi S : Perawat mendampingi pasien
dalam melakukan dalam perawatan diri
perawatan diri O : Pasien tampak sedikit terbantu

28
sampai mandiri dalam perawatan diri
- Menganjurkan S : Perawat menganjurkan pada
melakukan pasien untuk melakukan perawatan
perawatan diri
diri dengan konsisten
secara konsistenO : Pasien tampak sedikit-sedikit
sesuai kemampuan merawat dirinya scara konsisten
dengan dibantu perawat
19/10/2 1. - Mengidentifikasi S : Perawat menanyakan masalah LITA
3 masalah yang yang dialami pasien.
dialami O : Pasien tampak sudah tidak
merasa sering kecapekan dan
mudah mengantuk.

- Mengidentifikasi S : Perawat memberikan pertanyaan


kesalahan terhadap seputar aspek kognitif (MMSE)
orientasi O : Pasien tampak menjawab
pertanyaan dengan benar.

- Memfasilitasi tugas S : Perawat memberikan pertanyaan


pembelajaran tentang benda dan nama benda.
(mis.mengingat O : Pasien tampak bisa mengingat
informasi verbal dan menjawab saat diberi
dan gambar) pertanyaan

- Menjelaskan tujuan S : Perawat menjelaskan pada


dan prosedur latihan pasien tentang tujuan dan prosedur
latihan.
O : Pasien tampak mendengarkan
penjelasan perawat.
2. - Memonitor tingkat S : Perawat memonitor tingkat LITA
kemandirian kemandirian pasien
O : Pasien tampak mulai berkurang
dalam membutuhkan bantuan saat
melakukan kegiatan.
- Mengidentifikasi S : perawat mengidentifikasi alat
kebutuhan alat bantu yang dibutuhkan pasien
bantu kebersihan O : Pasien tampak mulai melepas
diri,berpakaian,berh sedikit-sedikit bantuan dari perawat
ias dan makan.
- Mendampingi S : Perawat mendampingi pasien
dalam melakukan dalam perawatan diri
perawatan diri O : Pasien tampak terbantu dalam
sampai mandiri perawatan diri
- Menganjurkan S : Perawat menganjurkan pada

29
melakukan pasien untuk melakukan perawatan
perawatan diri diri dengan konsisten
secara konsisten O : Pasien tampak merawat dirinya
sesuai kemampuan scara konsisten dengan dibantu
perawat

II. CATATAN PERKEMBANGAN


No Dx Evaluasi TTD/
Nama
1. S : Pasien mengeluh sering kecapekan dan LITA
mengatakan salah saat menjawab pertanyaan dari
perawat.
O : Pasien mulai bisa menjawab pertanyaan dari
perawat dengan benar namun beberapa menjawab
dengan salah.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. S : Pasien mengatakan saat beraktivitas LITA
membutuhkan bantuan dari perawat.
O : Pasien sedikit-sedikit mulai bisa beraktivitas
dengan di bantu dan di awasi perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

30
BAB IV
PEMBAHASAN
(PERBANDINGAN ANTARA BAB II DAN BAB III)

Pada pembahasan di Bab II lebih kepada pembahasan konsep teori


demensia.dan terdapat artikel yang menjelaskan manfaat dari Art Theraphy
membatik colet yang merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah demensia jika di jalankan secara teratur dan terus menerus.Edukasi
pencegahan demensia memberikan manfaat bagi lansia untuk meningkatkan
pengetahuan lansia tentang perubahan kognitif dan upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah demensia.

Sedangkan pada pembahasan Bab III lebih kepada membahas tentang


asuhan keperawatan pasien lansia yang menderita demensia. Dalam asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
analisa data, penetapan diagnosa keperawatan terkait demensia sesuai dengan
kasus pemicu, menentukan tujuan dan kriteria hasil, menentukan intervensi
keperawatan yang akan dilakukan, menentukan implementasi keperawatan, dan
evaluasi. Pada pembahasan ini lebih kepada penerapan asuhan keperawatan yang
secara realistis ada pada penderita demensia, untuk diagnose yang diambil sesuai
dengan kasus pemicu yaitu Gangguan Memori dan Defisit Perawatan Diri.

31
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia.Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir
kehidupan.Lansia memiliki istilahtahap akhir dari proses penuaan.Semua
orang akan mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan).Masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir,dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik,mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap
penurunan).
Demensia adalah gejala yang disebabkan oleh penyakit otak yang biasanya
bersifat kronis dan progresif.Dimana gangguan dari beberapa fungsi
kortikal lebih tinggi,termasuk
memori,berpikir,orientasi,pemahaman,perhitungan,belajar,berbahasa,dan
penilaian.Gangguan fungsi kognitif terkadang didahului dengan
penuaan,pengendalian emosi,perilaku sosial,dan motivasi
(Wicitania,2016).
Menurut WHO,lansia meliputi Usia pertengahan (middle age),Lanjut usia
(eldery),Lanjut usia (old),Usia sangat tua (very old). Menurut Kaplan
(2010) ada beberapa tes yang dapat membantu mendiagnosis
demensia,misalnya Mini Mental State Examination (MMSE).

B. SARAN
Diharapkan Art Therapy membatik colet bisa diterapkan dalam upaya
memelihara kognitif lansia pada penderita demensia dan melakukan
sosialisasi terapi otak dan penyuluhan tentang pengobatan dan pencegahan
demensia pada lansia.

32
DAFTAR PUSTAKA

Kholifah,SN.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Keperawatan


Gerontik.Kebayoran Baru Jakarta Selatan.KEMENKES RI:Pusdik SDM
Kesehatan.

Tim EduNers.2021.Buku Pengayaan Uji Kompetensi:Keperawatan


Gerontik.Surabaya:Health Books Publishing.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3419/3/BAB%20II%20KAJIAN
%20PUSTAKA.pdf

PPNI,T.P.(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(SDKI):Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed).Jakarta:DPP
PPNI.

PPNI,T.P.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI):Definisi danTindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed).Jakarta:DPP
PPNI.

PPNI,T.P.(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):Definisi


dan Kritria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed).Jakarta:DPP PPNI.

33
LAMPIRAN

34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai