Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP LANSIA
STASE KEPERAWATAN GERONTIK

DISUSUN OLEH:

Anggun Hazami

23100038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG

TAHUN AJARAN 2022


A. Konsep Lansia (Lanjut Usia)
1. Pengertian
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu
anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis, maupun psikologis.
Memasuki usia tua bearti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik, yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figure
tubuh tidak proporsional (Nasrullah, 2016 dalam mayasari 2019).
Pada haketnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa kanak-kanak, masa dewasa dan masa
tua Nugroho, (1992). Tiga tahapan ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun secara psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut putih, penurunan
pendengaran, penglihatan menurun, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ
vital, sensitivitas emosional meningkat (Aspiani, 2014).
Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang manusia. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir. Dimasa ini seseorang pada umumnya akan mengalami kemuduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011 dala Suprayitno, 2020

2. Batasan-Batasan Lansia
Sampai saat ini belum ada kesepakatan batas umur lanjut usia secara pasti,
karena seseorang tokoh psikologis membantah bahwa usia dapat secara tepat
menunjukkan seseorang individu tersebut lanjut usia atau belum, Menurut Badan
Kesehatan Dunia WHO yang dikatakan lanjut usia tersebut dibagi kedalam tiga
kategori yaitu;
a. Usia Lanjut : 60 – 75 tahun.
b. Usia Tua : 75- 89 tahun.
c. Usia Sangat tua : >90 tahun.
Menurutnya bahwa pada kelompok ini individu tersebut sudah terjadi proses
penuaan, di mana sudah terjadi perubahan aspek fungsi seperti pada jantung, paru-paru,
ginjal dan juga timbul proses degenerasi seperti osteoporosis (pengoprosan tulang),
gangguan system pertahanan tubuh terhadap infeksi dan timbul proses alergi dan
keganasan.
3. Klasifikasi Lansia
Lansia diklasifikasikan dalam kategori yaitu sebagai berikut (Mulyani, 2019 ) :
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59 tahun
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih
c. Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau
seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki masalah kesehatan
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau melakukan
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari nafkah
sehingga dalam kehidupannya bergantung pada orang lain

4. Ciri-ciri Lansia
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut (Siti, 2016) :
a. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan,
maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang
memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama
terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi
negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan
atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya
lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya
masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering
tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat
tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.

5. Kebutuhan Dasar Lansia


Kebutuhan dasar pada lansia yaitu sebagai berikut (Mulyani, 2019) :
1) Kebutuhan utama yang terdiri dari :
a. Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi, seksual, pakaian,
perumahan/tempat berteduh
b. Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai
c. Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan
d. Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan dari orang lain,
ketentraman, merasa berguna, memilki jati diri, serta status yang jelas
e. Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan dengan orang lain,
hubungan pribadi dalam keluarga, teman-teman dan organisasi sosial
2) Kebutuhan sekunder yan terdiri dari :
a. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas
b. Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi
c. Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informai dan pengetahuan
d. Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan hukum,
partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan di masyarakat dan Negara atau
pemerintah
e. Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti memahami makna akan
keberadaan diri sendiri di dunia dan memahami hal-hal yang tidak diketahui/
diluar kehidupan termasuk kematian.

6. Tipe-tipe Lansia
Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya yaitu sebagai berikut (Putra, 2019) :
a. Tipe lansia bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memnuhi undangan, dan menjadi panutan
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja
e. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh
tak acuh.

7. Proses Menua (Anging Proces)


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap inferksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Aspiani R.Y, 2014).
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamia.
Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua
setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Adakala orang belum
tergolong lanjut usia (masih muda) tapi kekurangan-kekurangannya menuolok
(Deskripanasi).
Menurut Undang-undang No. 09 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan
pasal 8 ayat 2 berbunyi: Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan dan lanjut usia.
Berdasarkan pernyataan ini lanjut usia dianggap penyakit hal ini tidak benar.
Gerontology berpendapat lain sebab lanjut usia bukan suatu penyakit, melainkan suatu
masa atau hidup manusia yaitu: Bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia
(Aspiani, 2014).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh walaupun demikian harus
diakui bahwa dihadapi berbagai penyakit yang sering menghinggapi berbagai penyakit.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa
(Aspiani, 2014). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan
jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit (Aspiani, 2014).
8. Teori Proses Menua
Proses menua bersifat individual dimana tahap proses menua terjadi pada orang
dengan usia berbeda, setiap lanjut usia mempunyai kebisaan berbeda, dan tidak ada satu
faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua. Menurut Sunaryo, dkk
(2016), teori proses penuaan terbagi menjadi :
1. Teori Biologis
a. Teori Stokastik/Stochastic theories
Teori ini mengatakan bahwa penuaan merupakan suatu kejadian yang terjadi
secara acak atau random dan akumulasi setiap waktu. teori menua dalam lingkup
proses menua biologis dan bagian dari teori stokastik/stochastic theories adalah
teori kesalahan, teori keterbatasan hayflick, teori pakai dan using ,teori imunitas,
teori radikal bebas dan teori ikatan silang.
b. Teori non stokastik/ Non stochastic theories
Termasuk teori menua dalam lingkup proses menua biologis dan bagian dari
teori Nonstokastik/Nonstochastic theories adalah programmed theory dan
immunity theory.
c. Teori menrut Menurut Horan M.
Mengemukakan bahwa teori biologis meliputi teori geneti clock, teori mutasi
somatic, teori autoimun, teori radikal bebas dan teori stress.
2. Teori psikologi
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang merespon pada tugas
perkembangannya.pada dasarnya perkembangan seseorang akan terus berjalan
meskipun seseorang akan terus berjalan meskipun orang tersebut telah menua.
a. Teori hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow
Yaitu kebutuhan biologis/fisiologis, rasa nyaman, kasih sayang, harga diri,
sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri.
b. Teori individualisme Jung
Menurut jung sifat dasar manusia terbagi menjadi dua,yaitu ekstrover dan
introvert. Individu yang telah mencapai lansia akan cenderung introvert. Dia pasti
akan suka menyendiri seperti bernostalgia tentang masa lalunya.
c. Teori tingkat perkembangan Menurut Erikson
Menurut Erikso tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai individu
adalah jika individu tersebut sukses mencapai tugas ini maka dia akan
berkembang menjadi individu yang arip dan bijaksana.
3. Teori kultural
Dipercayai bahwa kaum tua tidak dapat mengabaikan sosial budaya mereka.
Jika hal ini benar maka status tua tidak dapat mengabaikan sosial
4. Teori Sosial
Menerangkan bahwa dengan berubahnya usia seseorang, secara berangsur-
angsur orang tersebut mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.
5. Teori genetika
Proses penuaa kelihatan mempunyai komponen genetik. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan bahwa anggota keluarga sama cenderung hidup pada umur yang
sama dan mereka mempunyai umur yang sama dan mereka mempunyai umur yan
rata-rata sama,tanpa mengikut sertakan meninngal akibat kecelakaan dan penyakit.
6. Teori rusaknya sistem imun tubuh
Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan sistem imun
untuk mengenali dirinya berkurang, menurun mengakibatkan kelainan pada sel dan
dianggap sel asing sehingga dihancurkan. Perubahan ini yang disebut terjadi
peristiwa autoimun.
7. Teori menua akibat metabolisme
Lanjut usia adalah botak, mudah binggung, pendengaran sangat menurun atau
disebut “budge”. Menjadi bungkuk, dan sering dijumpai kesulitan menahan buang
air kecil.
8. Teori kejiwaan sosial
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan mengikuti banyak
kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lansia dan
mempertahankan hubungan antar sistem sosial individu agar tetap stabil dan
usiapertengahan ke lansia.

9. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia


Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia yaitu sebagai berikut (Sunaryo, dkk,
2019) :
1) Perubahan pada semua sistem
a. Sel
Saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan berubah,
seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar sehingga mekanisme
perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot, ginjal, darah
b. Perubahan pada sistem sensoris
a) Penglihatan
Perubahan yang terjadi pada penglihatan akibat proses menua yaitu,
terjadinya awitan presbiopi dengan kehilangan kemampuan akomodasi
sehingga kesulitan dalam membaca huruf-huruf kecil dan kesukaran dalam
melihat dalam jarak pandang dekat, penurunan ukuran pupil atau miosis pupil
sehingga terjadi penyempitan lapang pandang, perubahan warna dan
meningkatnya kekeruhan yang dapat menimbulkan katarak
b) Pendengaran
Terjadi penurunan dan kehilangan pendengaran pada lansia yang disebut
presbikusis
c) Perabaan
Perubahan kebutuhan akan sentuhan dan sensasi taktil karena lansia telah
kehilangan orang yang dicintai dan tidak mengundang sentuhan dari orang lain
d) Pengecapan
Perubahan yang terjadi pada pengecapan akibat proses menua yaitu
penurunan jumlah dan kerusakan papila atau kuncup-kuncup perasa lidah
sehingga sensitivitas terhadap rasa berkurang
e) Penciuman
Terjadi penurunan atau kehilangan sensasi penciuman karena penuaan dan
usia
c. Perubahan pada sistem integumen
Terjadi penurunan jaringan elastik mengakibatkan kulit lansia menajdi
keriput, penurunan aktivitas kelenjar eksokrin dan kelenjar sebasea
mengakibatkan turgor kulit lebih kering dan penurunan jumlah cairan tubuh total
mengakibatkan penurunan turgor kulit
d. Perubahan pada sistem muskuloskeletal
Otot mengalami atrofi sebagai akibat dari berkurangnya aktivitas, gangguan
metabolik atau denervasi saraf. Dengan bertambahnya usia, perusakan dan
pembentukan tulang melambat karena penurunan hormon esterogen pada wanita,
vitamin D dan beberapa hormon lainnya
e. Perubahan pada sistem neurologis
Terjadi konduksi saraf perifer yang lebih lambat, peningkatan lifosin
sepanjang neuron-neuron dan termoregulasi hipotalamus kurang efektif
f. Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Pada lansia jantung akan mengalami pompa darah yang menurun, ukuran
jantung secara keseluruhan menurun dengan tidanya penyakit klinis, denyut
jantung menurun, katup jantung pada lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari
akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik meningkat pada lansia karena hilangnya
distensibility arteri. Tekanan darah diastolic tetap sama atau meningkat
g. Perubahan pada sistem pulmonal
Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding dada
turut berperan dalam peningkatan kerja pernapasan pada lansia
h. Perubahan pada sistem endokrin
Terjadi peningkatan kadar glukosa darah, ambang batas ginjal untuk glukosa
meningkat, residu urin dalam kandung kemih meningkat dan kelenjar tiroid
menjadi lebih kecil
i. Perubahan pada sistem renal dan urinaria
Seiring bertambahnya usia, akan terdapat perubahan pada ginjal, bladder,
uretra, dan sisitem nervus yang berdampak pada proses fisiologi terkait eliminasi
urine
j. Perubahan pada sistem gastrointestinal
Pada lansia akan terjadi menurunnya selera makan, seringnya terjadi
konstipasi, menurunnya produksi air liur (saliva) dang era peristaltic usus juga
menurun
k. Perubahan pada sistem reproduksi dan kegiatan seksual
Perubahan sistem reproduksi pada lansia yaitu, selaput lendir vagina
menurun/kering, menciutnya ovarium dan uterus, atropi payudara, testis masih
dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur dan
dorongan seks menetap sampai usia 70 tahun asal kondisi kesehatan baik
2) Perubahan mental
Dari segi mental perubahan yang terjadi pada lansia yaitu, sering muncul
perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, ada kekacauan mental
akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit, takut ditelantarkan karena
merasa tidak berguna lagi, serta munculnya perasaan kurang mampu untuk mandiri
3) Perubahan psikososial
Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia yaitu, merasa atau sadar akan
kematian, perubahan dalam cara hidup, ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan,
meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, gangguan syaraf dan
pancaindra, perubahan terhadap gambaran diri dan konsep diri
4) Perubahan spritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupanya
b. Lansia makin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah universalizing, perkembangan
yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara
memberikan contoh cara mencintai keadilan
10. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lansia,
antara lain (Padila, 2013) :
1. Permasalahan umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati
c. Lahirnya kelompok masyarakat industri
d. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia
e. Belum membudaya dan dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia
2. Permasalahan khusus
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental, maupun sosial
b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia
c. Rendahnya produktivitas kerja lansia
d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani R.Y. 2014. Buku ajar asuhan keperawatan gerontik jilid 2. Jakarta: TIM.

Nasrullah. 2016. Buku ajar keperawatan gerontik dengan pendekatan asuhan keperawatan
NANDA NIC dan NOC Jilid 1. Jakarta: TIM.

Nasrullah. 2017. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Jilid 1. Jakarta: CV Trans Info
Media.

Ratnawati. 2017. Buku Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Azizah, (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta : Graha ilmu

Dewi. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 1. Yogyakarta

Kushariyadi, (2010). Efektivitas relaksasi otot progresif dlam menurunka tekanan darah
tinggi pada lansia. Jurnal URECOL

Mulyani. (2019) Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Tresna Werdha
Nirwana Puri Samarinda. (Skripsi). Samarinda : POLTEKKES Kalimantan Timur

Putra. (2019). Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ib. A dengan Pemberian Slow Deep
Breathing Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 201. (Skripsi). Padang : STIKES Perintis Padang

Siti. (2016). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta.

Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : CV.Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai