KONSEP LANSIA
STASE KEPERAWATAN GERONTIK
DISUSUN OLEH:
Anggun Hazami
23100038
2. Batasan-Batasan Lansia
Sampai saat ini belum ada kesepakatan batas umur lanjut usia secara pasti,
karena seseorang tokoh psikologis membantah bahwa usia dapat secara tepat
menunjukkan seseorang individu tersebut lanjut usia atau belum, Menurut Badan
Kesehatan Dunia WHO yang dikatakan lanjut usia tersebut dibagi kedalam tiga
kategori yaitu;
a. Usia Lanjut : 60 – 75 tahun.
b. Usia Tua : 75- 89 tahun.
c. Usia Sangat tua : >90 tahun.
Menurutnya bahwa pada kelompok ini individu tersebut sudah terjadi proses
penuaan, di mana sudah terjadi perubahan aspek fungsi seperti pada jantung, paru-paru,
ginjal dan juga timbul proses degenerasi seperti osteoporosis (pengoprosan tulang),
gangguan system pertahanan tubuh terhadap infeksi dan timbul proses alergi dan
keganasan.
3. Klasifikasi Lansia
Lansia diklasifikasikan dalam kategori yaitu sebagai berikut (Mulyani, 2019 ) :
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59 tahun
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih
c. Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau
seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki masalah kesehatan
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau melakukan
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari nafkah
sehingga dalam kehidupannya bergantung pada orang lain
4. Ciri-ciri Lansia
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut (Siti, 2016) :
a. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan,
maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang
memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama
terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi
negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan
atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya
lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya
masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering
tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat
tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.
6. Tipe-tipe Lansia
Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya yaitu sebagai berikut (Putra, 2019) :
a. Tipe lansia bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memnuhi undangan, dan menjadi panutan
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengikuti kegiatan agama dan melakukan
pekerjaan apa saja
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja
e. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh
tak acuh.
Aspiani R.Y. 2014. Buku ajar asuhan keperawatan gerontik jilid 2. Jakarta: TIM.
Nasrullah. 2016. Buku ajar keperawatan gerontik dengan pendekatan asuhan keperawatan
NANDA NIC dan NOC Jilid 1. Jakarta: TIM.
Nasrullah. 2017. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Jilid 1. Jakarta: CV Trans Info
Media.
Kushariyadi, (2010). Efektivitas relaksasi otot progresif dlam menurunka tekanan darah
tinggi pada lansia. Jurnal URECOL
Mulyani. (2019) Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Tresna Werdha
Nirwana Puri Samarinda. (Skripsi). Samarinda : POLTEKKES Kalimantan Timur
Putra. (2019). Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ib. A dengan Pemberian Slow Deep
Breathing Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 201. (Skripsi). Padang : STIKES Perintis Padang