Anda di halaman 1dari 51

 Lansia bukan penyakit tahap

lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai

dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi dengan stress lingkungan (pudjiastuti)


Puncak perkembangan ini dapat digambarkan
sebagai berikut
1. Sistem biologis: mencapai puncak pada usia 20-30
tahun, kemudian secara perlahan/lambat
melemah.
2. Sistem sensori: mencapai puncak pada usia 40
tahun lebih, selanjutnya mulai menurun.
3. Kebijaksanaan: mencapai puncaknya pada usia
65-70 tahun, kemudian kemudian mulai menurun.
4. Kepribadian: aspek sosial dan spiritual senantiasa
meningkat denagn berlanjutnya usia serta
mencapai puncak pada usia 75-80 tahun.
 Proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri dan mempertahankan anatomis dan
fungsi normal.
 Tidak ada kemampuan untuk bertahan
terhadap jejas, antigenik dan tidak mampu
memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994)
 Senescence berarti menjadi tua karena aspek fisiologis
atau faali
 Senility adalah orang tua yang tampak agak bingung /
kacau / confused.  Senium
 Istilah Lanjut usia sering disebut dengan manula
(=Manusia usia lanjut) atau juga disebut Glamur
(=Golongan lanjut umur) sebenarnya kurang tepat kata-
kata atau kalimat tersebut, karena sering dihubungkan
dengan orang tua yang bungkuk, pakai tongkat,
menggunakan syal, suaranya lemah / gemetar bahkan
duduk dikursi roda.
1. Mempertahankan derajat kesh setinggi-tingginya
sehingga terhindar dari penyakit
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas-
aktivitas fisik dan mental
3. Mencari upaya semaksimal mungkin agar Lansia
sakit masih dapat mempertahankan kebebasan
yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan
4. Memberikan bantuan simpatik dan penuh perhatian
sehingga lansia meninggal dengan tenang
Menurut WHO
Menurut Badan Kesehatan Dunia kedalam tiga kategori yaitu :
1. Usia Pertengahan (middle age) : 45 -59 tahun
2. Usia lanjut (elderly) :60 - 74 tahun
3. Usia tua (old) :75 - 90 tahun
4. Usia sangat lanjut (very old) : > 90 tahun

Menurut Dep.Kes. RI
Departemen Kesehatan RI membaginya lanjut usia menjadi sebagai berikut ;
1). Kel menjelang usia lanjut ( 45 - 54 tahun ), keadaan ini
sbg masa Virilitas.
2). Kelompok usia lanjut (55 - 64 tahun) sebagai masa
presenium.
3). Kelompok usia lanjut ( > 65 tahun ) yang
dikatakan sebagai masa senium.
 Menurut prof.Dr.Ny Sumiati Ahmad M.:
 Masa dewasa : 20 – 40 th
 Masa setengah umur (prasenium): 40 – 65 th
 Masa lanjut usia (senium) : > 65 th
 Menurut Prof.Dr.Koesoemato Setyonegoro:
 Geriatric age (lanjut usia) : >70 th dibagi
dalam 3 batasan umur: Young old (70-75 th), Old
(75-80 th), very old (>80 th)
 UU no 4 thn 1065 psl 1  seseorang dapat

dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut


usia setelah yang bersangkutan mencapai umur
55 thn, tidak mempunyai / tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-
hari dan menerima nafkah dari orang lain
Bab 1 Pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan
Lanjut usia
Lanjut usia : seseorang yang mencapai usia 60
th keatas, baik pria maupun wanita
Birren dan Jenner mengusulkan untuk membedakan
antara :
1).Usia biologis, yang menunjuk pada jangka waktu
seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan
hidup, tidak mati.
2).Usia psikologis, yang menunjuk kepada
kemampuan seseorang untuk mengadakan
penyesuaian-penyesuian kepada situasi yang
dihadapinya.
3).Usia social, yang menunjuk kepada peran yang
diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang
No Tahun Jumlah Persen (%)

1 2000 *** 158.828 7.6

2 2005 182.831 8.2

3 2010 *** 173.039 7,4

4 2015 *** 244.463 10,0

5 2020 *** 290.211 11,4


 Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS)
terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di
Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase
populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat
menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan
persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada
tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan
persentase populasi lansia adalah 7,58%).
 Meningkatnya umur harapan hidup ini
dipengaruhi oleh :
 Majunya pelayanan kesehatan
 Menurunnya angka kematian bayi dan anak
 Perbaikan gizi dan sanitasi
 Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit
infeksi
Berbagai kebijakan dan program yang dijalankan
pemerintah di antaranya Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang
antara lain meliputi:
1) Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
seperti pembangunan sarana ibadah dengan
pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia
2) Pelayanan kesehatan melalui peningkatan
upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada
bidang pelayanan geriatrik/gerontologik;
3) Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu
mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan
biaya, kemudahan dalam melakukan
perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan
olahraga khusus;
4) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum :
pelayanan administrasi pemerintah (Kartu Tanda
Penduduk seumur hidup), pelayanan kesehatan
pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan
dan keringanan biaya untuk pembelian tiket
perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak,
pembelian tiket rekreasi, penyediaan tempat duduk
khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu
wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia.
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan
fisik dan kesehatan.
(tidak dikaitkan penyakit  normal 
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
2. Menyesuaikan dengan masa pensiun dan
penurunan pendapatan
 membuat perubahan karena hilangnya
peran bekerja  “Stepwise employment plan”
mengurangi jam dinas sambil menyiapkan
macam pekerjaan untuk masa pensiun,
sehingga lansia dapat beradaptasi dengan
masa pensiun dengan lebih mudah
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
(Perlu mendampingi lansia melewati proses
berduka sehingga dapat membantu melewati
rasa kehilangan.)
4. Menerima diri sebagai lansia
(Lansia menyangkal tehadap penurunan
fungsinya, menolak meminta bantuan dalam
tugas yang menempatkan keamanan mereka
pada resiko yang besar.)
5. Mempertahankan Kepuasaan pengaturan
hidup
Perubahan rencana hidup bagi lansia
membutuhkan periode penyesuaian
sehingga lansia memerlukan bantuan dan
dukungan professional perawatan kesehatan
dan keluarga
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan
anak yang dewasa
Masalah keterbalikan peran, ketergantungan,
konflik, perasaan bersalah dan kehilangan
memerlukan pengenalan  lansia perlu
penetapan hubungan kembali dengan anak-
anak yang dewasa.
7. Menentukan cara mempertahankan hidup
Lansia belajar menerima aktifitas dan minat
baru untuk mempertahankan kualitas hidup.
Lansia extrovert lebih mudah beradaptasi
daripada introvert dalam beradaptasi dgn
orang baru dan minat baru
1. Masalah 5. Penggunaan obat
kehidupan seksual 6. Kesehatan mental
2. Perubahan 7. Hukum dan etik
perilaku 8. JPKM lansia
3. Pembatasan
aktivitas fisik
4. Paliative care
 Semua ketertarikan seks pada lansia telah
hilang  mitos / kesalahpahaman

 Kenyataan hub suami istri lanjut


bertahun-tahun (klien sakit  berimajinasi/
menyesuaikan diri dengan pasangan masing2
 bukti ketertarikan hub intim dapat terulang
dalam membentuk ikatan fisik dan emosional
selama masih mampu melakukan
 Pelupa, penurunan perawatan diri, cemas

karena tidak menarik lagi sering


menyebabkan sensitivitas emosional
seseorang  sumber banyaknya masalah
 Kemunduran kemampuan secara fisik 

penurunan peranan-peranan sosial


gangguan2 dalam mencukupi keb hidup 
ketergantungan pada orang lain
 Tujuan obat yang bersifat paliative care
adalah untuk mengurangi rasa sakit yang
dirasakan lansia.
 Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan
masalah  interaksi obat dan efek samping
obat
 Contoh : Klien depresi  antidepresan  efek
samping : retensi urine  lansia tidak nyaman
 Perhatian yang khusus dalam pemberian medikasi
lansia
 Persoalan utama dan terapi obat  terjadi
perubahan fisiologis akibat efek obat yang luas
termasuk efek samping obat
 Respon obat :
 penurunan absorbsi obat  menurunnya HCL/ asam
lambung, dan perubahan pergerakan gastrointestinal
 perubahan distrisbusi obat menurunnya serum
albumin yang mengikat obat dan tersimpannya obat
pada jaringan lemak
 perubahan metabolisme obat  menurunnya
aktivitas enzim hati
 ekskresi obat ↓  aliran darah ke ginjal ↓, kecepatan
filtrasi glomerulus ↓, fungsi tubulus ginjal↓
Dampak praktis dari adanya perubahan usia : pemberian obat
dengan dosis lebih kecil
tetap bermasalah  lansia sering menderita bermacam-
macam penyakit untuk diobati  butuh beberapa jenis
obat
Persoalannya : lansia bingung, lemah ingatan, penglihatan
berkurang, tidak bisa pegang obat, kurang paham
pentingnya program pengobatan
 Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan

sosial akan semakin berkurang dan dapat


mengakibatkan berkurangnya interaksi
dengan lingkungan
 Salah satu program pokok perawatan kesehatan
masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya
adalah keluarga dengan lansia
 Perkembangan jumlah keluarga yang terus
meningkat dan banyaknya keluarga beresiko
membutuhkan perhatian khusus
 Perawat perlu memberi perawatan secara profesional
 JPKM salah satu strategi pemerintah diharapkan
lansia mendapatkan perawatan yang baik dan
perhatian yang layak
Nana_Stikvinc 41
1. Perawata harus memberikan rasa hormat
kepada klien tanpa memerhatikan suku, ras,
golongan, pangkat, jabatan, status social,
dan masalah kesehatan.
2. Menjaga rahasia klien.
3. Melindungi klien dari campur tangan pihak
yang tidak kompeten, tidak etis, dan praltik
illegal.

Nana_Stikvinc 42
4. Perawat berhak menerima jasa dari hasil
konsultasi dan pekerjaannya.
5. Perawat menjaga kompetensi keperawatan.

Nana_Stikvinc 43
6. Perawat memberikan pendapat dan
menggunakan kompetensi individu serta
kualifikasi dalam memberikan konsultasi.
7. Berpartisipasi aktif dalam kelanjutan
perkembangan body of knoeledge.
8. Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan standar
pemberian asuhan yang professional.
9. Berpartisipasi dalam usaha mencegah
masyarakat dari informasi yang salah,
misinterpretasi, dan menjaga integritas perawat.
10. Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi
kesehatan lain atau para ahli dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan lansia.
Nana_Stikvinc 45
1. pemberi asuhan keperawatan
2. melaksanakan advokasi
3. bekerja untuk meningkatkan kemampuan
kemandirian lansia
4. pencegahan dan meminimalkan kecacatan
menunjang proses kematian yang
bermartabat

Nana_Stikvinc 46
1. Sebagai care giver atau pemberi asuhan
keperawatan secara langsung
Sebagai pelaku/pemberi asuhan
keperawatan, perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan
tidak langsung kepada klien, menggunakan
pendekatan proses keperawatan.

Nana_Stikvinc 47
Melalui pemberian pengetahuan yang terkait
dengan keperawatan yang . Sebagai
pendidik, perawat juga dapat memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien lansia
yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dan
lain sebagainya
Bentuk: penyuluhan kesehatan, desiminasi
ilmu kepada klien

Nana_Stikvinc 48
Memberikan konseling/bimbingan kepada klien,
keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan
kepada individu/keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman yang lalu, pemecahan
masalah difokuskan pada masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah
perilaku hidup sehat.

Nana_Stikvinc 49
1. Membantu klien lansia memperoleh
kesehatan secara optimal
2. Membantu klien lansia memelihara
kesehatannya
3. Membantu klien lansia memelihara
kondisinya
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal
dengan diperlakukan secara manusiawi
sampai meninggal
Nana_Stikvinc 50

Anda mungkin juga menyukai