Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 5

Paper Konsep Dasar Keperawatan Anestesiologi 2

Konsep Dasar Keperawatan Gerontik dan

Efek Penuaan pada Kesehatan

Dosen Pengampu :

Wilis Sukmaningtyas, SST., S.Kep, Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

Muhammad Dicky Pratama (230106124)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

SARJANA TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA 2024


Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998
yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi
sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak
diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan
pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Menua atau
menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho, 2006).

a. BATASAN LANSIA

WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut : Usia


lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun, Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.

Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga


katagori, yaitu: Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun, Usia
lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun
ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan.

Pendapat lain menjelaskan bahwa lansia mengalami perubahan


dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah.
Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :

a. Masalah fisik

Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai


melemah, sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas
yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra
pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang
menurun, sehingga seringsakit.

b. Masalah kognitif ( intelektual )

Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan


kognitif, adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun),
dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.

c. Masalah emosional

Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional,


adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga
tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain itu,
lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan
kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang kurang
terpenuhi.

d. Masalah spiritual
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual,
adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang
mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika
menemui permasalahan hidup yang cukup serius.

b. PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA

1. Pendekatan Fisik

Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan


fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadian yang
dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh,
tingkat kesehatan yang masih dapat dicapai dan dikembangkan, dan
penyakit yang dapat dicegah atau progresifitas penyakitnya. Pendekatan
fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi 2 bagian:

 Klien lansia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang
masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam
kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri.
 Klien lansia yang pasif, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan
atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia
ini, terutama yang berkaitan dengan kebersihan perseorangan
untuk mempertahankan kesehatan.

2. Pendekatan Psikologis

Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan


pendekatan edukatif pada klien lansia. Perawat dapat berperan sebagai
pendukung terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia
pribadi dan sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran
dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar lansia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik dan
service. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka
terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan
bertahap.

3. Pendekatan Sosial

Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu


upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien lansia berarti
menciptakan sosialisasi. Pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi
perawat bahwa lansia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang
lain. Dalam pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan
sosial, baik antar lania maupun lansia dengan perawat. Perawat memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada lansia untuk mengadakan komunikasi
dan melakukan rekreasi. Lansia perlu dimotivasi untuk membaca surat
kabar dan majalah

c. Perubahan Fisik Pada Lanjut Usia

Menurut Stockslager & Schaeffer(2008), Banyak perubahan


terjadi pada lanjut usia, diantaranya perubahan komposisi tubuh, otot,
tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, serta respirasi. Penuaan dicirikan
dengan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolisme
di sel lainnya. Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan
perubahan komposisi tubuh. Sistem tubuh yang mengalami perubahan
terkait usia diantaranya nutrisi, kulit, rambut, mata dan
penglihatan,telinga dan pendengaran, sistem pernapasan, sistem
kardiovaskuler, sistem GI, sistem ginjal, sistem reproduksi (pria maupun
wanita), sistem saraf, sistem imun, sistem muskuloskeletal, dan sistem
endokrin.

Secara umum menurut Mubarak (2006), perubahan fisiologis proses


menua adalah sebagai berikut :

1. Perubahan mikro yaitu perubahan yang terjadi dalam sel seperti


:Berkurangnya cairan dalam sel, berkurangnya besarnya sel,
berkurangnnya jumlah sel

2. Perubahan makro yaitu perubahan yang jelas dapat diamati atau


terlihat seperti:Mengecilnya kelenjar mandibular, menipisnya diskus
ivertebralis, Erosi pada permukaan sendi-sendi, terjadinya osteoporosis,
otot-otot mengalami atropi, sering dijumpai emphysema polmnum,
presbiopi, adanya arteriosclerosis, menopouse pada wanitaj. Adanya
dementia senilis, kulit tidak elastis lagi, rambut memutih, secara umum
sering dijumpai

 Menua menurut Constantinides (1994) dalam Setiadi (2005)


adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri
dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses alami yang disertai
dengan penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial akan
saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yangterjadi pada
lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan (impaiment), keterbatasan fungsional (functional
limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan
(handicap)yang akan dialami bersamaan dengan proses
kemunduran (Watson, 2006).
 Menurut Mubarak (2009), Pertambahan usia akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai
sel atau jaringan atau organ dab sistem yang ada pada tubuh
manusia. Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis.
ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan
pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan
kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran
psikis terjadi penigkatan sensitivitas emosional, menurunnya
gairah, bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat
terhadap penampilan, menigkatnya minat terhadap material dan
minat kegiatan rekreasi tidak berubah hanya orientasi dan hanya
subjek saja yang berbeda (Rahman dkk, 2013).

Anda mungkin juga menyukai