Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Ny. H DENGAN MASALAH GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT)

DI RT.27 RW 07 DESA GEDONGAN MANGUHARJO KOTA MADIUN

Disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing : Dwi Sulistyawati, S.Kep., N, M.Kes

Di susun oleh:

BRILLIANT AFINA MEGA PRATAMA PUTRI

P27220019057

PRODI D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2021
KONSEP TEORI

A. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia

Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah


seseorang yang telah emasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelonpok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses penuaan yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau


lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik secara jasmani, rohani mapun sosial.

2. Batasan Lanjut Usia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan


Lansia menjadi empat, yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45-59
tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60-74 tahun. lanjut usia tua (old) adalah
75-90, usia sangat tua (very old) adalah diatas 90 tahun. Sedangkan
menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia, seseorang disebut Lansia bila telah memasuki atau mencapai
usia 60 tahun lebih (Nugroho, 2008).

3. Karakteristik Lansia

Menurut Kholifah tahun 2016, usia lanjut merupakan usia yang


mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Tahap ini dimulai
dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan istilah tahap
akhir dan proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses
menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup yang
terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental, sosial sedikit demi sedikit sehinggan tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari (tahap penuaan). Penuaan merupakan perubahan
kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang
mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan
kemampuan regenaratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap
berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dengan oranglain.

4. Tipe Lanjut Usia

Menurut Nugroho (2008) lanjut usia dapat pula dikelompokan


dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara
lain:

1) Tipe Optimis: lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup


baik, mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari
tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti kebutuhan
pasifnya.

2) Tipe Konstruktif: lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat


menikmati hidup, memiliki toleransi yang tinggi, humoristik,
fleksibel, dan tahu diri. Biasanya, sifat ini terlihat sejak muda.
Mereka dengan tenang menghadapi proses menua.

3) Tipe Ketergantungan: lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah


masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak
mempunyai inisiatif dan bila bertindak yang tidak praktis. Ia senang
pensiun, tidak suka bekerja, dan senang berlibur, banyak makan, dan
banyak minum.

4) Tipe Defensif: lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat


pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan,
emosi sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat
konpultif aktif, dan menyenangi masa pensiun.

5) Tipe Militan dan serius: lanjut usia yang tidak mudah menyerah,
serius, senang berjuang, bisa menjadi panutan.

6) Tipe Pemarah: lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah


tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan
penyesuaian yang buruk. Lanjut usia sering mengekspresikan
kepahitan hidupnya.

7) Tipe Bermusuhan: lanjut usia yang selalu menganggap orang lain


yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, dan
curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil. Menganggap
menjadi tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang
yang muda, senang mengadu masalah pekerjaan, dan aktif
menghindari masa yang buruk.

8) Tipe Putus asa, membenci dan menyalahkan diri sendiri: lanjut usia
ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai
ambisi, mengalami penurunan sosial-ekonomi, tidak dapat
menyesuaiakan diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan,
tetapi juga depresi, memandang lanjut usia sebagai tidak berguna
karena masa yang tidak menarik. Biasanya perkawinan tidak
bahagia, merasa menjadi korban keadaan, membenci diri sendiri, dan
ingin cepat mati.

5. Proses Penuaan dan Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap


kehidupan, yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat
dihindari oleh setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai
sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini
menjadi kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai
dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan kelaianan berbagai fungsi
organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi peningkatan
sensitivitas emosional, penurunan gairah, bertambahnya minat terhadap
diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatkan minat
terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya
orientasi dan subyek saja yang berbeda) (Mubarak, 2009). Namun, hal di
atas tidak menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, Lansia harus
senantiasa berada dalam kondisi sehat, yang diartikan sebagai kondisi :

1) Bebas dari penyakit fisik, mental, dan sosial.

2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3) Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.

Adapun dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan
secara sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan
pada tingkat sel, sedangkan penuaan sekunder merupakan proses penuaan
akibat faktor lingkungan fisik dan sosial, stres fisik/psikis, serta gaya
hidup dan diet dapat mempercepat proses penuaan (Mubarak, 2009).

6. Perubahan Akibat Proses Menua

a. Perubahan fisik dan fungsi pada Lansia menurut Aspiani (2014) :

1) Sel: jumlah sel menurun/lebih sedikit, ukuran sel lebih besar,


jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang, proporsi
protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun, jumlah sel
otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak menjadi
atrofi, beratnya berkurang 5-20%, lekukan otak akan menjadi
lebih dangkal dan melebar.
2) Sistem Persyarafan: menurun hubungan persarafan, berat otak
menurun 10- 20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap
harinnya, respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khusunya
terhadap stress, saraf panca indera mengecil, penglihatan,
pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil,
kurang sensitif terhadap sentuhan, defisit memori.

3) Sistem Pendengaran: membran timpani menjadi atrofi


menyebabkan otosklerosis, tinitus (bising yang bersifat
mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus menerus
atau intermiten), vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti
bergoyang atau berputar).

4) Sistem Penglihatan: sfingter pupil timbul sklerosis dan respons


terhadap sinar menghilang, kornea lebih berbentuk sferis (bola),
lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.

5) Sistem Kardiovaskular: katup jantung menebal dan menjadi kaku,


elastisitas dinding aorta menurun, curah jantung menurun,
tekanan darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer
meningkat, sistole normal ± 170 mmHg, diastole ± 90 mmHg.

6) Sistem Pernafasan: otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan


menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru-paru
kehilangan elastisitas: kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman bernafas menurun, alveoli ukurannya melebar dari
biasa dan jumlahnya berkurang, O2 pada arteri menurun menjadi
75 mmHg, CO2 pada arteri tidak berganti, kemampuan untuk
batuk berkurang, kemampuan otot pernafasan akan menurun
seiring dengan pertambahan usia.
7) Sistem Gastrointestinal

a. Kehilangan gigi

b. Indra pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dan


selaput lendir, atropi indra pengecap 80%, hilangnya
sensitivitas dari indra pengecap di lidah terutama rasa manis
dan asin, hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap tentang
rasa asin, manis ,pahit, asam.

c. Esofagus melebar.

d. Lambung : rasa lapar menurun, asam lambung menurun,


waktu mengosongkan menurun.

e. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

f. Fungsi absorpsi melemah/terganggu.

g. Liver (hati) : makin mengecil dan menurunnya tempat


penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

8) Sistem Genitourinaria

a. Ginjal

Nefron mengecil dan nefron berubah menjadi atrofi, aliran


darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangya kemampuan mengkonsentrasi
urin, berat jenis urine menurun proteinuria, nilai ambang
ginjal terhadap glukosa meningkat.

b. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Otot-otot menjadi lemah, kapasitaya menurun sampai 200 ml


atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika
urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
mengakibatkan meningkatnya retensi urine.

c. Pembesaran prostat ±75% dialami oleh pria usia diatas 65


tahun.
9) Sistem Endokrin: produksi dari hampir semua hormon menurun,
fungsi parathiroid dan sekresinya tidak berubah, pertumbuhan
hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh
darah, menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya produksi
aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya:
progesteron, esterogen dan testosteron.

10) Fungsi Integumen


Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi, dan
ekskresi. Dengan bertambahnya usia, terjadilah perubahan
intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi penampilan kulit :
kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak,
permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses
keratinisasi serta perubaan ukuran dan bentuk-bentuk sel
epidermis), produksi serum menurun, gangguan pigmentasi kulit,
kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu, kuku jari
menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurangmya jumlah
dan fungsi, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

11) Sistem Muskuloskeletal: tulang kehilangan cairan dan makin


rapuh dan osteoporosis, kifosis, pinggang, lutut, dan jari-jari
pergelangan terbatas, discus Intervertebralis menipis dan menjadi
pendek (tingginya berkurang), persendian membesar dan menjadi
kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

12) Sistem Reproduksi dan Seksualitas


a. Vagina
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan
terjadi perubahan warna.
b. Menciutnya ovari dan uterus.
c. Atrofi payudara.
d. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara ber angsur-angsur.
e. Produksi esterogen dan progesteron oleh ovarium menurun
saat menopouse.
b. Perubahan Psikososial pada Lansia menurut Aspiani (2014) :

1) Pensiun
Bila seseorang pensiun, ia akan mengalami kehiangan-kehilangan
antara lain : kehilangan finansial, kehilangan status (yang dulunya
mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan
segala fasilitasnya), kehilangan teman atau relasi, kehilangan
pekerjaan atau kegiatan.
2) Merasakan atau sadar akan kematian.
3) Perubahan dalam cara hidup.
4) Ekonomi, akibat pemberhentiandari jabatan ata pekerjaan.,
meningkatnya biaya hidup, dan bertambahnya biasa pengobatan.

5) Penyakit kronis dan ketidkamampuan.

6) Kesepian akbiat pengasingan dari lingkungan sosial.

7) Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.

8) Kehilangan teman dan keluarga

c. Perubahan terhadap gambaran diri dan kosep diri.


1. Perubahan Psikologis pada Lansia:
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental menurut
Aspiani (2014): perubahan fisik terutama organ-organ perasa,
kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, lingkungan.

Sedangkan perubahan psikologis menurut Maryam et al., (2008)


sebagai berikut :

1) Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus


bergantung kepada orang lain.

2) Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan


untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola
hidupnya.

3) Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan


status ekonomi dan kondisi fisik.

4) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang


telah meninggal atau pergi jauh

5) Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang


yang semakin bertambah.

6) Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus


direncanakan untuk orang dewasa.

7) Menjadi sarana atau dimanfaatkan oleh para penjual obat


karena mereka tidak sanggup mempertahankan diri.

7. Masalah yang dapat terjadi pada Lansia

a. Permasalahan Umum
1) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai, dan dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industri
4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia
5) Belum membudaya dan melambangkan kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan Khusus
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental, maupun sosial.
2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia
4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar, dan cacat.
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
B. Konsep Gout

1. Definisi

Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan


hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nucleoprotein),
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai
pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman
(sayur, buah, dan kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan,
ikan sarden, dan lain sebagainya) (Ode, 2012).

Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan


asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada
kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah (Aspiani, 2014).

Gout merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan artritis


inflamasi akut yang dipicu oleh kristalisasi urat dalam sendi. Gout
terjadi sebagai respon terhadap produksi berlebihan atau ekskresi asam
urat yang kurang, menyebabkan tingginya kadar asam urat dalam
darah (hiperurisemia) dan pada cairan tubuh lainnya, termasuk cairan
synovial. Gangguan progresif khas ini ditandai dengan penumpukan
urat (endapan yang tidak larut) dalam sendi dan jaringan ikat tubuh.
Gout biasanya memiliki awitan tiba-tiba, biasanya di malam hari, dan
seringkali melibatkan sendi metatarsophalangeal pertama (jari kaki
besar). Serangan akut awal biasanya diikuti oleh periode selama
beberapa bulan atau beberapa tahun tanpa manifestasi. Seiring dengan
kemajuan penyakit, urat menumpuk di berbagai jaringan ikat lain.
Penumpukan dalam cairan synovial menyebabkan inflamasi akut sendi
(artritis gout). Seiring dengan waktu, penumpukan urat dalam jaringan
subkutan menyebabkan pembentukan nodul putih kecil yang disebut
tofi. Penumpukan kristal dalam ginjal dapat membentuk batu ginjal
urat dan menyebabkan gagal ginjal (LeMone, 2015).

2. Etiologi

Penyebab utama tejadinya gout adalah karena adanya


deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam
urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat
abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal (Aspiani, 2014).

3. Faktor Resiko

Makanan yang megandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi
asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, udang,
cumi, kerang, kepiting, dan ikan teri. Jika hasil pemeriksaan
laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan
masalah makanan. Makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi
apakah merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat
biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Maka untuk
keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat badan.
Terpaling penting untuk diketahui adalah jika asam urat tinggi dalam
darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama
ginjal, karena saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan
ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, pada akhirnya dapat
mengakibatkan gagal ginjal. Asam urat juga merupakan faktor resiko
untuk penyakit jantung coroner. Diduga kristal asam urat akan
merusak endotel (lapisan dalam pembuluh darah) coroner. Karena itu,
siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk
menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh
yang lain (Ode, 2012).

Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause,


kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan
penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal
ini menyebabkan artritis gout jarang pada wanita muda (Widyanto,
2014). Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan dengan
peningkatan usia seseorang. Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki
hormon estrogen yang dapat membantu membuang asam urat
sedangkan perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu
membuang asam urat lewat urin (Untari & Wijayanti, 2017).

Menurut (LeMone, 2015) ada beberapa faktor risiko yang


mempengaruhi penyakit gout arthritis yaitu

a. Gender pria

b. Usia

c. Diet : tinggi konsumsi daging dan makanan laut

d. Asupan alkohol, bir terutama

e. Konsumsi minuman ringan pemanis gula atau fruktosa

f. Obesitas
g. Medikasi : diuretik, aspirin

4. Manifestasi Klinis

a. Stadium I

Pada sebagian besar penelitian epidemiologi disebut sebagai


hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari
7,0 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan
(Dianati, 2015). Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada
seseorang dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan
gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20%
dari pasien hiperuresemia asimtomatik yang berlanjut menjadi
serangan gout akut.

b. Stadium II

Stadium II adalah artritis gout akut. Pada tahap ini terjadi awitan
mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa , biasnya pada
sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsophalangeal. Artritis bersifat
monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal.
Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah leukosit Sendi-
sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, dan siku.
Serangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat
memakan waktu 10 sampai 14 hari. Perkembangan dari serangan
akut gout umunya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai berikut.
Mula-mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan
tubuh.Selanjutnya diikuti oleh penimbunan di dalam dan sekeliling
sendi-sendi. Mekanisme terjadinya kristalisasi urat setelah keluar
dari serum masih belum jelas dimengerti. Serangan gout seringkali
terjadi sesudah trauma lokal atau rupture tofi (timbunan natrium
urat), yang mengakibatkan peningkatan cepat konsentrasi asam
urat lokal. Tubuh mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini
dengan baik, sehingga terjadi pengendapan asam urat diluar serum.
Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan
gout. Kristal-kristal asam urat memicu respon fagositik oleh
leukosit, sehingga leukosit memakan kristal-kristal urat dan
memicu mekanisme respon peradangan lainnya. Respon
peradangan ini dapat dipengaruhi oleh lokasi dan banyaknya
timbunan kristal asam urat. Reaksi peradangan dapat meluas dan
bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan kristal serum.

c. Stadium III

Stadium III adalah serangan gout akut (gout interkritis) adalah


tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang
dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan
orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari
1 tahun jika tidak diobati.

d. Stadium IV

Stadium IV adalah gout kronik, dengan timbunan asam urat yang


terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak
dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat
mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan
penonjolan sendi yang bengkak. Serangan akut artritis gout dapat
terjadi dalam tahap ini. Tofi terbentuk pada masa gout kronik
akibat insolubilitas relative asam urat. Awitan dan ukuran tofi
secara proporsional mungkin berkaitan dengan kadar asam urat
serum. Bursa olecranon, tendon achilles, permukaan ekstensor
lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah
tempattempat yang sering dihinggapi tofi. Secara klinis tofi ini
mungkin sulit dibedakan dengan nodul reumatik. Pada masa kini
tofi jarang terlihat dan akan menghilang dengan terapi yang tepat
(Aspiani, 2014). Tofi juga dapat terjadi pada jaringan jantung dan
spinal epidural.Meskipun tofi sendiri tidak menimbulkan nyeri, tofi
dapat membatasi gerakan sendi dan menyebabkan nyeri serta
deformitas sendi yang terkena. Tofi dapat juga menekan saraf dan
merusak serta mengalir melaui kulit (LeMone, 2015). Gout dapat
merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk.
Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstitium
medulla, papilla, dan pyramid, sehingga timbul proteinuria dan
hipertensi ringan. Batu ginjal asam urat juga dapat terbentuk
sebagai sekunder.

5. Patofisiologi

Menurut Sya’diyah tahun 2018 banyak faktor yang berperan dalam


mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui
perannya adalah konsentrasi asam urat didalam darah. Mekanisme
serangan gout akut berlansung beberapa fase secara berurut.

a. Presipitasi kristal monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila


konsentrasi dalam plasma darah 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, jaringan paraartikuler misalnya bursa, tendon
dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan
dibungkus (coat) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan
dangan igG akan merangsang netrofi untuk berespon untuk
pembentukan kristal.
b. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotoksis yang
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis kristal oleh leukosit.
c. Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan
akhirnya membran vakuala disekeliling kristal bersatu dan
membran leukositik lisosom.
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukaan kristal membran lisosom,
peristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan
enzim-enzim dan oksidae radikal kedalam sitosplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan
kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas
inflamasi dan kerusakan jaringan.
6. Pathway

7. Komplikasi

Terdapat beberapa komplikasi pada penyakit gout arthritis ini yaitu:

a. Deformitas pada persendian yang terserang

b. Urolitiasis akibat deposit Kristal urat pada saluran kemih

c. Nephrophaty akibat deposit Kristal urat dalam intertisial ginjal

d. Hipertensi ringan

e. Proteinuria
f. Hyperlipidemia

g. Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal (Aspiani, 2014).

Penyakit ginjal dapat terjadi pada pasien gout yang tidak ditangani,
terutama ketika hipertensi juga ada. Kristal urat menumpuk di jaringan
interstisial ginjal. Kristal asam urat juga terbentuk dalam tubula
pengumpul, pelvis ginjal, dan ureter, membentuk batu. Batu dapat
memiliki ukuran yang beragam dari butiran pasir hingga struktur masif
yang mengisi ruang ginjal. Batu asam urat dapat berpotensi
mengobstruksi aliran urine dan menyebabkan gagal ginjal akut
(LeMone, 2015).

8. Penatalaksanaan

a. Farmakologis

1) Stadium I (Asimtomatik)

a. Biasanya tidak membutuhkan pengobatan.

b. Turunkan kadar asam urat dengan obat-obat urikosurik dan


penghambat xanthin oksidase.

2) Stadium II (Artritis Gout akut)

a. Kalkisin diberikan 1 mg (2 tablet) kemudian 0,5 mg (1


tablet) setiap 2 jam sampai serangan akut menghilang.

b. Indometasin 4 x 50 mg sehari.

c. Fenil butazon 3 x 100-200 mg selama serangan, kemudian


diturunkan.

d. Penderita ini dianjurkan untuk diet rendah purin, hindari


alkohol dan obatobatan yang menghambat ekskresi asam
urat.
3) Stadium III (Interkritis)

a. Hindari faktor pencetus timbulnya serangan seperti banyak


makan lemak, alkohol dan protein, trauma dan infeksi.

b. Berikan obat profilaktik (Kalkisin 0,5-1 mg indometasin


tiap hari).

4) Stadium IV (Gout Kronik)

a. Alopurinol 100 mg 2 kali/hari menghambat enzim xantin


oksidase sehingga mengurangi pembentukan asam urat.

b. Obat-obat urikosurik yaitu prebenesid 0,5 g/hari


dansulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan
terhadap benemid.

c. Tofi yang besar atau tidak hilang dengan pengobatan


konservatif perlu dieksisi (Aspiani, 2014).

b. Nonfarmakologis

Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola


makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah
protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini.
Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein asalkan
jumlahnya dibatasi. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi
penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam
darah. Berkaitan dengan diet tersebut, berikut ini beberapa prinsip
diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat.

1) Membatasi asupan purin atau rendah purin Pada diet normal,


asupan purin biasanya mencapai 600-1000 mg per hari. Namun
penderita asam urat harus membatasi menjadi 120-150 mg per
hari. Purin merupakan salah satu bagian dari protein.
Membatasi asupan purin berarti juga mengurangi konsumsi
makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein yang
dianjurkan bagi penderita asam urat sekitar 50-70 gram bahan
mentah per hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari

2) Asupan energi sesuai dengan kebutuhan

Jumlah asupan energi harus disesuaikan dengan kebutuhan


tubuh berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan.

3) Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat

Jenis karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita


asam urat adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong,
roti, dan ubi. Karbohidrat kompleks ini sebaiknya dikonsumsi
tidak kurang dari 100 gram per hari, yaitu sekitar 65-75% dari
kebutuhan energi total.

4) Mengurangi konsumsi lemak

Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti jeroan,


seafood, makanan yang digoreng, makanan yang bersantan,
margarin, mentega, avokad, dan durian sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya hanya 10-15% kebutuhan energi
total.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Gout

Konsep asuhan keperawatan pada pasien Gout Artritis yang meliputi


Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
keperawatan.

1. Pengkajian

A. Karakteristik Demografi

1. Identitas Klien
2. Keluarga yang bisa dihubungi (penanggungjawab)

3. Riwayat keluarga (genogram 3 generasi)

4. Riwayat Kematian dalam Keluarga 1 Tahun Terakhir

5. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

6. Aktivitas dan Rekreasi

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1. Persepsi Lansia

2. Nutris

3. Eliminasi

4. Personal Hygiene

5. Istirahat dan Tidur

6. Kebiasaan Mengisi Waktu luang

7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis/ frekuaensi/


jumlah/ lama pemakaian)
8. Kronologis kegiatan sehari-hari (mulai bangun tidur sampai tidur
lagi)

C. Status Kesehatan

1. Status Kesehatan Saat Ini

2. Riwayat kesehatan masa lalu

3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, auskultrasi, perkusi, dan palpasi)


1) B1 (Breathing)
Inspeksi : bila tidak melibatkan sistem pernapasan, biasanya
ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak
sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan.
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Perkusi :
suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit,
biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan
keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2
tunggal.
3) B3 (Brain)
a. Kesadaran biasanya compos mentis.
b. Kepala dan wajah : ada sianosis.
c. Mata : sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
pada kasus efusi pleura hemoragi kronis.
d. Leher : biasanya JVP dalam batas normal.

4) B4 (Bladder)

Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada


keluhan pada sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah
mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam
urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada sistem ini.

5) B5 (Bowel)

Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan,


tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau
feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau,
dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung, dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai
obat analgesic dan anti hiperurisemia.
6) B6 (Bone)

Look : Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama


yang mendorong klien mencari pertolongan (pertolongan
meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah
bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan
gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus)
terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki
perlahan membesar.

Feel : Ada nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak.

Move : Hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah


berat (Muttaqin, 2008).

D. Hasil Pengkajian Khusus (Format terlampir)

E. Lingkungan Tempat Tingkat

F. Riwayat Psikologis (Aspek Sosial Lansia)

G. Aspek Spiritual/ Kultural Lansia

H. Riwayat Psikososial (Aspek Psikososial Lansia)

I. Riwayat Terapi

J. Pemeriksaan Penunjang
Lampiran Format Pengkajian Khusus

A. Masalah Kesehatan Kronis

No Keluhan
Tdk
Keshatan/Gejala yg Selal Sering Jaran
pernah
dirasakan u (3) (2) g (1)
(0)
pd 3 bulan terakhir
a Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur
2 Mata berair
3 Nyeri pd mata
b Fungsi pendengaran
4 Pendengaran
berkurang
5 Telinga berdengung
c Fungsi paru (pernafasan)
6 Batuk lama disertai
keringat malam hari
7 Sesak nafas
8 Berdahak (sputum)
d Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-
debar
10 Capat lelah
11 Nyeri dada
e Fungsi pencernaan
12 Mual/ muntah
13 Nyeri ulu hati
14 Makan &minum
banyak /berlebih
15 Perubahan BAB
(diare, sembelit)
g Fungsi pergerakan
16 Nyeri kaki saat
berjalan
17 Nyeri pinggang /
tulang belakang
18 Nyeri persendian/
bengkak
h Fungsi persarafan
19 Lumpuh/ kelemahan
pd kaki/tangan
20 Kehilanagn rasa
21 Gemetar/ tremor
22 Nyeri/ pegal pd
tengkuk
i Fungsi saluran kemih
23 BAK banyak
24 Sering BAK malam
hari
25 Ngompol
JUMLAH

Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah
kesehatan kronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis Sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis Berat

B. Fungsi Intelektual dan Kognitif

1. SPMSQ (Short Portable Status Quesioner)

Benar Salah
No Item pertanyaan Jawaban
(1) (0)
1 Jam berapa sekarang
2 Tahun berapa sekarang
3 Tahun berapa Bp/Ibu lahir
4 Berapa umur Bp/ibu
5 Dimana alamat Bp/Ibu
6 Berapa Jml anggota keluarga
yg tinggal bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama anggota keluarga
yg tinggal bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia merdeka tahun
berapa
9 Siapa nama presiden RI
sekarang
10 Coba hitung terbalik dari angka
20 ke 1
JUMLAH YG BENAR

Analisis Hasil :

Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh


Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
2. MMSE (Mini Mental State Examinination)/ Deteksi kepikunan

Skor
Skor yg
No Pertanyaan Jawaban Tertingg
dicapai
i
Penilaian Orientasi
Tahun berapa sekarang 1
Musim apa sekarang 1
1
Tanggal berapa sekarang 1
Bulan apa sekarang 1
Hari apa sekarang 1
2 Dimana kita sekarang
Apa nama Negara kita 1
Apa nama propinsi kita 1
Apa nama kota kita 1
Apa nama kecamatan kita 1
Apa nama desa kita 1
3 Penilaian Registrasi Motorik
Sebutkan 3 nama benda (tiap
objek 1”, betul nilai 1)
Mangkok nilai : 1 1
Piring nilai : 1 1
Sendok nilai : 1 1
4 Perhatian & kakulasi
Hitung kurangi 7
100-7 1
93-7 1
86-7 1
79-7 1
72-7 1
Atau mengeja terbalik
“WAHYU”
U 1
Y 1
H 1
A 1
W 1
5 Pengenalan kembali (Recalling)
Tanyakan nama benda yg sudah
ditanyakan pd no.3
mangkok 1
Piring 1
Sendok 1
6 Bahasa
Pemeriksa: menunjuk pensil &
kertas bergambar, lansia diminta
menyebut 2 benda yg ditunjuk
pemeriksa (benar nilai 1) contih:
Pensil nilai : 1 1
Buku nilai : 1 1
7 Lansia diminta mengulang kata- 1
kata pemeriksa: namun, tanpa,
apabila
8 Lansia diminta utk melakukan 3
perintah:,
ambil kertas itu dg tangan kanan 1
lipatlah kertas menjadi 2 1
letakkan kertas dilantai 1
9 Lansia diminta utk membaca & 1
melakukan perintah (berikan
tulisan: pejamkan mata anda,
lansia memejamkan mata)
10 Lansia dimanita menulis kalimat 1
secara spontan, 2kata (subjek &
predikat)
11 Lansia diminta menggambar segi 1
lima & berpotongan dg segi lima
membentuk segi empat, disamping
gambar ini

Total skor 30
Interprestasi :
Skor 0 – 10 : demensia berat
Skor 11 – 17 : demensia sedang
Skor 18 – 23 : demensia ringan
Skor 24 – 30 : normal

3. Status Fungsional (Modifikasi Indeks Kemandirian Katz)

Mandir
Tergantung
No Aktifitas i (nilai
(nilai 0)
1)
1 Mandi dikamar mandi (gosok gigi, membersihkan, dan
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka & mengenakan pakaian
3 Memakan makanan yg sdh disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri utk penempilan diri (menyisir
rambut, mencuci rambut, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan & mengeringkan daerah
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses
7 BAK di kamar mandi (membersihkan & mengeringkan
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal tanpa alat bantu
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai Agama
11 Melakukan pekerjaan rumah (merapihkan tempat
tidur,memasak, mencucu dll)
12 Belanja utk kebutuhan sendiri/ keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpan, menggunakan sendiri)
14 Menggunakan transpotasi umum utk pergi
15 Menyiapkan obat & minum obat sesuai aturan (dosis,
waktu)
16 Merencanakan & mengambil keputusan utk kepentingan
penggunaan uang, aktifitasan social yg dilakukan &
kebutuhan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan keagamaan,
social, rekreasi, olah raga, & menyalurkan hoby)
Jumlah nilai mandiri

Analisa hasil :
Skor 13 – 17 : mandiri
Skor 0 – 12 : ketergantungan

Penjelasan Status Fungsional:


Pengkajian ini menggunakan indeks kemandirian utk aktivitas kehidupan
sehari-hari yg berdasarkan pd evaluasi fungsi mandiri/ tergantung dari klien
dlm hal (makan, kontinen BAB/BAK, berpindah, kekamar kecil, kamar
mandi, berpakaian).
Indeks Keterangan
kemandirian
A Kemandirian dlm hal makan, kontinen (bab/bak), berpindah,
kekamar kecil, mandi, dan berpakain
B Kemandirian dlm semua hal, kecuali 1 fungsi tsb
C Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi & 1 fungsi tambahan
D Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi, berpakaian,& 1
fungsi tambahan
E Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi, berpakaian,
kekamar kecil, & 1 fungsi tambahan
F Kemandirian dlm semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kcil, berpindah, & 1 fungsi tambahanketergantungan pd
ke6 fungsi tsb.
G Kemandirian dlm semua hal,
Lain-lain Tergantung pd sedikitnya 2fungsi, tetapi tdk dpt diklasifikasikan
sbg C, D, E, & F

Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan pribadi


aktif, kecuali secara spesifik akan digambarkan di bawah ini. Pengkajian ini
didasarkan pd kondisi actual klien dan bukan pd kemampuan. Artinya, jika
klien menolak utk melakukan sesuatu fungsi, dianggap sbg tdk melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
No Jenis kegiatan Keterangan
1 Mandi Mandi: bantuan hanya pd satu bagian mandi (seperti punggung/
ekstremitas yg tdk mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya
2 Berpakaian Mandiri: mengambil baju dari almari, memakai pakaian, melepas
pakaian, mengancing/ mengikat baju
Bergantung: tdk dpt memakai baji sendiri/ hanya sebagian
3 Ke kamar kecil Mandiri: masuk & keluar dari kamar kecil, kemudian
membersihkan genitalia sendiri.
Bergantung: menerima bantuanutk masuk kekamar kecil &
menggunakan pispot
4 Berpindah Mandiri: berpindah ke & dari tempat tidur utk duduk, bangkit dari
kursi sendiri
Bergantung: bantuan dlm naik/turun dari tempat tidur atau kursi,
tdk melakukan satu atau lebih berpindah
5 Kontinen Mandiri: BAB/BAK seluruhnya dikontrol sendiri
Bergantung: inkontinensia parsial/ total, penggunaan kateter,
pospot, enema, & pampers
6 Makan Mandiri: mengambil makanan dari piring & menyuapinya sendiri
Berganting: bantuan dlm hal mengambil makanan dari piring &
menyuapinya, tdk makan sama sekali, dan makanan parenteral
(NGT).

4. Status Psikologis (Skala Depresi Geriatrik Yasavage, 1983)

N Pertanyakan (1 minggu terakhir) Keterangan Nilai


o
1 Merasa puas dg kehidupan yg dialami Ya
2 Banyak meninggalkan kesenangan & aktifitas Tidak
anda
3 Merasa bahwa kehidupan hampa Tidak
4 Sering merasa bosan Tidak
5 Penuh penghargaan akan masa depan Ya
6 Mempunyai semangat yg baik setiap waktu Ya
7 Diganggu oleh pikiran yg tdk dpt diungkapkan Tidak
8 Merasa bahagia disebagian besar waktu ya
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda Tidak
10 Sering merasa tdk berdaya Tidak
11 Sering merasa gelisah & gugup Tidak
12 Memilih tinggal di rumah dari pada pergi Tidak
melakukan sesuatu yg bermanfaat
13 Sering merasa kawatir akan masa depan Tidak
14 Merasa mempunyai banyak masalah dg daya Tidak
ingat disbanding orang lain
15 Sekarang berfikir bahwa hidup menyenangkan Ya
16 Sering merasa merana Tidak
17 Merasa kurang bahagia Tidak
18 Sangat kawatir dg masa lalu Tidak
19 Merasa hidup ini menggairahkan Ya
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yg baru Tidak
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ya
22 Berfikir keadaan anda tdk ada harapan Tidak
23 Berfikir banyak orang yg lebih baik dari pd anda Tidak
24 Sering kesal dg hal yg sepele Tidak
25 Sering merasa ingin menangis Tidak
26 Merasa sulit berkonsentrasi Tidak
27 Menikmati tidur Ya
28 Memilih menghindar dari pd perkumpulan social Tidak
29 Mudah mengambil keputusan Ya
30 Mempunyai pikiran yg jernih Ya
Jumlah Item yg terganggu

Analisa Hasil:

: Terganggu = nilai 1 Skor 0 – 5 = normal


Skor 6 - 15 = depresi ringan s/p sedang
: Normal = nilai 0 Skor 16 - 30 = depresi berat

5. MFS (Morse Fall Scale) / Skala Jatuh dari Morse

No Pengkajian Skala Nilai Ket


1 Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh Tidak 0
Ya 25
dlm 3 bln terakhir
2 Diagnose sekunder: apakah lansia memiliki Tidak 0
lebih dari 1 penyakit Ya 15
3 Alat bantu jalan: bed rest/ dibantu perawat 0
Kruk/ tongkat/ wolker 15
Berpegangan pd benda disekitar 30
(kursi,meja)
4 Terapi IV: apakah saat ini Lansia terpasang Tidak 0
Ya 20
infus
5 Gaya berjalan/ cara berpindah: normal/ bed 0
rest/ immobile (tdk dpt bergerak sendiri)
Lemah tdk bertenaga 10
Ada gangguan/ pincang/ diseret 20
6 Status mental: lansia menyadari kondisi Tidak 0
dirinya
Lansia mengalami keterbatasan mental Ya 15
Jumlah skala

Keterangan:
Nilai
Tingkat resiko Tindakan
MFS
Tidak beresiko 0 - 24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi > 51 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi

6. Inventaris depresi Beck

No URAIAN
SKORE
1 KESEDIHAN
Saya sangat sedih tdk bahagia, dimana saya tdk dpt menghadapinya 3
Saya galau/ sedih sepanjang waktu & tdk dpt keluar darinya 2
Saya mersa sedih/ galau 1
Saya tdk merasa sedih 0
2 PESIMISME
Saya merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tdk dpt membaik 3
Saya merasa tdk punya apa-apa & memendang ke masa depan 2
Saya merasa kecil hati tentang masa depan 1
Saya tidak begitu pesimis 0
3 RASA KEGAGALAN
Saya merasa bener-bener gagal sebagai orang tua (Bapak/ Ibu) 3
Saya melihat kehidupan ke belakang, semua yg saya lihat 2
kegagalan
Saya merasa telah gagal melebuhi orang lain pd umumnya 1
Saya tdk merasa gagal 0
4 KETIDAK PUASAN
Saya tidak puas dg segalanya 3
Saya tdk lagi mendapat kepuasan dari apapun 2
Saya tdk menyukai cara yg saya gunakan 1
Saya tdk merasa tidak puas 0
5 RASA BERSALAH
Saya merasa sangat buruk tdk bahagia 3
Saya merasa sangat bersalah 2
Saya merasa buruk tdk berharga ( sebagian dari waktu yg baik) 1
Saya tdk merasa benar-benar bersalah 0
6 TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
Saya benci diri saya sendiri 3
Saya muak dg diri saya sendiri 2
Saya tdk suka dg diri saya sendiri 1
Saya tdk merasa kecewa dg diri saya sendiri 0
7 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan 3
Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri 2
Saya merasa lebih baik mati 1
Saya tdk punya pikiran ttg membahayakan diri sendiri 0
8 MENARIK DIRI DARI SOSIAL
Saya kehilangan semua minat pd orang lain & tdk peduli pd mereka 3
semua
Saya kehilangan semua minat pd orang lain, ttp mempunyai sedikit 2
perasaan pd mereka
Saya kurang berminat pd orang lain dari pd sebelumnya 1
Saya tdk kehilangan minat pd orang lain 0
9 KERAGU-RAGUAN
Saya tdk dpt membuat keputusan sama sekali 3
Saya mempunyai banyak kesulitan dlm membuat keputusan 2
Saya berusaha mengambil keputusan 1
Saya membuat keputusan yg terbaik 0
10 PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
Saya merasa jelek/ tampak menjijikan 3
Saya merasa ada perubahan yg permanen dlm penampilan 2
Saya kawatir Nampak tua/ tdk menarik 1
Saya tdk merasa Nampak lebih buruk dari sebelumnya 0
11 KESULITAN KERJA
Saya tdk melekukan pekerjaan sama sekali 3
Saya telah mendorong diri saya sendiri dg keras utk melakukan 2
sesuatu
Saya memerlukan tambahan utk memulai melakukan sesuatu 1
Saya dpt bekerja dg sebaik-baiknya 0
12 KELETIHAN
Saya sangat lelah utk melakukan sesuatu 3
Saya merasa lelah utk melakukan sesuatu 2
Saya merasa lelah dari yg biasa 1
Saya tdk merasa lebih lelah dari biasanya 0
13 ANOREKSIA
Saya tdk lagi punya nafsu makan sama sekali 3
Nafsu makan saya sangat buruk sekarang 2
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya 1
Nafsu makan saya tdk buruk dari biasanya 0
Keterangan:
0 – 4 : depresi tdk ada/ minimal
5–7 : depresi ringan
8 – 15 : depresi ringan
>16 : depresi berat
7. APGAR Keluarga

N0 FUNGSI URAIAN SKORE


Selalu Kadang Tdk
(2) 2 pernah
(1) (0)
1 ADAPTATION Saya puas bahwa saya dpt
kembali pd keluarga /teman-
teman saya utk membantu pd
waktu sesuatu menyusahkan
saya
2 PARTNERSHIP Saya puas dg cara klg/ teman-
teman saya membicarakan
sesuatu dg saya dan
mengungkapkan masalah pd
saya
3 GROWTH Saya puas dg cara keluarga/
temen-teman saya, menerima &
mendukung keininan saya utk
melakukan aktifitas/ arah baru
4 AFECTION Saya puas dg cara keluarga/
teman-teman saya,
mengekpresikan afek &
berespon thdp emosi saya seperti
: marah, sedih, mencintai
5 RESOLVE Saya puas dg cara keluarga/
temen-temen saya, dpt
menyediakan waktu bersama-
sama
Nilai Total
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan


pasti tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian, diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin
terjadi (potensial).

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (D.0077).


2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait
penyakit (D.0074).
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian
(D. 0055).
4. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot nyeri
gout (D.0143).
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi (D.0111).
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,


dengan agen cedera tindakan selama ...x 24 karakteristik, durasi,
fisiologis (D.0077). jam diharapkan nyeri frekuensi dan
berkurang dengan kualitas nyeri
kriteria hasil: 2. Fasilitas istirahat dan
tidur
1. Keluhan nyeri
3. Ajarkan teknik
menurun
relaksasi untuk
2. Nyeri saat berjalan mengurangi nyeri
menurun 4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
3. Perasaan gelisah
pemberian terapi
menurun
farmakologis
analgetik

Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkat


berhubungan dengan tindakan selama ...x 24 kecemasan
gejala terkait penyakit jam diharapkan status
2. Gunakan pendekatan
(D.0074) kenyamanan meningkat
yang menenangkan
dengan kriteria hasil:
3. Dorong klien untuk
1. Mampu
mengungkapkan
mengontrol
perasaan, ketakutan,
kecemasan
dan persepsi
2. Status
4. Ajarkan klien teknik
lingkungan aman
relaksasi
nyaman
meningkat 5. Kolaborasi
pemberian obat
3. Dapat
untuk mengurangi
mengontrol nyeri
kecamasan, jika
meningkat
perlu
4. Kualitas tidur
dan istirahat
meningkat

Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Monitor


berhubungan dengan tindakan kebutuhan tidur
nyeri pada persendian keperawatan klien setiap hari
(D. 0055) selama ...x24 jam dan jam
diharapkan jumlah 2. Jelaskan
jam tidur klien dalam pentingnya tidur
batas normal dengan yang adekuat
kriteria hasil :
3. Ciptakan
1. Jumlah jam tidur lingkungan yang
dalam batas nyaman
normal 6-8
4. Diskusi dengan
jam/hari.
klien tentang
2. Pola tidur dan
teknik tidur klien
kualitas tidur
dalam batas
normal.
3. Perasaan segar
setelah tidur
dan istirahat.
4. Mampu
mengidentifikasi
hal- hal yang
meningkatkan tidur

Resiko jatuh Setelah dilakuakn 1. Identifikasi


berhubungan dengan tindakan keperawatan faktor resiko
penurunan kekuatan otot selama ...x24 jam jatuh
(adanya gout) diharapkan tingkat jatuh
2. Latih klien untuk
menurun dengan kriteria
menggunakan
hasil:
alat bantu saat
1. Jatuh saat berjalan
berjalan menurun
3. Usahakan ada
2. Jatuh saat saat yang menemani
berdiri menurun jika berpergian.
3. Kaku pada 4. Tempatkan lansia
persendian diruangan yang
menurun mudah
dijangkau.
4. Nyeri saat
5. Gunakan tempat
berjalan menurun
tidur yang tidak
terlalu tinggi.

Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Identifikasi


berhubungan dengan tindakan keperawatan kesiapan klien
kurang terpapar selama ...x24 jam untuk terlibat
informasi diharapkan klien dalam perawatan
memiliki kecakupan
2. Sediakan materi
informasi yang berkaitan
dan media
dengan manajemen gout
pendidikan
dengan kriteria hasil:
kesehatan
1. Pengetahuan
3. Berikan
klien tentang
kesempatan
gout meningkat
untuk bertanya
2. Klien dapat
4. Jelaskan faktor
melakukan
resiko yang dapat
strategi yang
mempengaruhi
dapat digunakan
kesehatan
untuk
pencegahann
gout

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan


perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi


NANDA, NIC dan NOC- Jilid 1. Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA.

LeMone, P. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Edisi-5, Vol 4.


Jakarta: EGC.

Listyarini, A. D., & Purnamasari, S. D. (2016). Kompres Air Rendaman Jahe


Dapat Menurunkan Nyeri pada Lansia dengan Asam Urat di Desa
Cengkalsewu Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan Cendekia Utama.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Muskuloskeletal. Jakarta: EGC. Ode, S. L. (2012). Asuhan Keperawatan
Gerontik Berdasarkan Nanda, NIC, dan NOC. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, H.W., 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.

Sya’diyah, Hidayatus. 2018 Keperawatan Lanjut Usia. Sidoarjo: Indomedia


Pustaka

Untari, I., Sarifah, S. & Sulastri, 2017. Hubungan antara Penyakit Gout dengan
Jenis Kelamin dan Umur pada Lansia. The 6th University Research
Colloquium Universitas Muhammadiyah Magelang, p.267.

Widyanto, F.W., 2014. Artritis gout dan perkembangannya.E-journal


Keperawatan (e-Kep), Volume 10 No 2 Desember 2014, pp.146-51.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Ny. H DENGAN MASALAH GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT)

DI DESA GEDONGAN KELURAHAN MANGUHARJO

KOTA MADIUN

A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Cerai Mati
BB/TB/IMT : 50/160/19.5
Penampilan : Bersih, rapi, keriput
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Rt 27 Rw 07 Desa Gedongan, Manguharjo,
Kota Madiun
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2021
Orang yang Dekat : Ny. E
Umur : 42 Tahun
Hub. Dg Pasien : Anak Kandung

2. Riwayat Keperawatan
a. Genogram

Ny.H

Ny.E
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Menikah

: Keturunan

: Serumah

: Klien (Ny.H)

b. Riwayat Kematian dalam Keluarga 1 Tahun Terakhir


Tidak terdapat anggota keluarga yang meninggal dalam kurun waktu
1 tahun terakhir.

c. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


1) Pekerjaan saat ini : Pedagang
2) Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
3) Alamat pekerjaan : Desa Gedongan, Manguharjo, Kota
Madiun
4) Jarak dari rumah : Toko/Warung gabung dengan
rumah
5) Alat transportasi :-
6) Sumber pendapatan : Pendapatan berasal dari hasil
dagangannya serta sebagian dibiayai oleh anak-anaknya.
7) Jumlah Pendapatan : Sekitar 200.00/bulan dari anak-
anaknya, dan sekitar 500.000 dari hasil dagangannya.
8) Kecukupan Pendapatan : Cukup
d. Aktivitas Rekreasi
1) Hobi/minat : Bercocok tanam
2) Keanggotaan organisasi : Kelompok pengajian
3) Liburan/Perjalanan : Berkunjung ketempat anak
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Persepsi Lansia
Persepsi Lansia terhadap sehat-sakit:

Menurut klien sehat dan sakit yang dideritanya merupakan


pemberian dari Allah SWT. Apabila sehat klien sering
melakukan aktivitas diluar rumah, seperti ke pasar dsb akan
tetapi ketika sakit klien segera minum obat yang sudah dibelinya
di apotek, apabila sakitnya dirasa sudah parah klien baru mau
dibawa untuk diperiksa ke dokter atau puskesmas.

2) Nutrisi
a) Frekuensi makan : 3x/hari. Pagi, siang dan
malam hari
b) Nafsu makan : Baik
c) Jenis makanan : Klien makan nasi, sayur dan
lauk pauk seperti jeroan tahu, tempe
d) Kebiasaan sebelum makan : Sebelum makan klien
biasanya membaca doa dan minum air putih
e) Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
f) Alergi makanan : Tidak ada
g) Pantangan makanan : Mlinjo, Kacang-Kacangan
h) Keluhan yang berhubungan dengan makanan: Klien
mengeluh pergelangan kaki dan lututnya teras nyeri pada
malam hari
3) Eliminasi
a) Buang Air Besar (BAB)
 Frekuensi & Waktu : 1 hari sekali
 Konsistensi : Lembek, warna
kuning kecoklatan, bau khas feses
 Keluhan BAB : Tidak ada
 Pengalaman memakai pencahar : Tidak ada
b) Buang Air Kecil (BAK)
 Frekuensi & Waktu : Sehari 5-6 kali
 Kebiasaan BAK malam hari : Biasanya sebelum
tidur klien BAK, dan ketika tengah malam klien biasanya
terbangun untuk BAK
 Keluhan BAK : Tidak ada keluhan
4) Personal Hygiene
a) Mandi
 Frekuensi : 2x/hari
 Waktu : Pagi dan sore hari
 Pemakaian sabun : Sabun batang
b) Oral Hygiene
 Frekuensi & waktu sikat gigi : 2x sehari, sewaktu
mandi pagi dan sewaktu mandi sore
 Menggunakan pasta gigi : Ya
c) Cuci rambut
 Frekuensi : 3 hari sekali
 Penggunaan sampo : Ya
d) Kuku dan tangan
 Frekuensi gunting kuku : Tidak menentu,
terkadang bisa 1 minggu sekali
 Mencuci tangan dengan sabun : Klien sudah mencuci
tangan dengan sabun dan juga air mengalir.
5) Istirahat dan Tidur
a) Lama tidur malam : 6-7 jam
b) Terbangun tidur malam : Terkadang klien terbangun
pada tengah malam karena nyeri yang dirasakan
c) Tidur siang berapa jaam : Klien tidur siang sekitar 30
menit
d) Keluhan tidur : Klien tidur dengan nyenyak
6) Kebiasaan Mengisi Waktu Luang
a) Olahraga : Klien tidak pernah
berolahraga,
b) Lihat TV : Klien menonton tv ketika
siang hari dan malam hari
c) Berkebun/Memasak : Klien senang berkebun dan
bercocok tanam, terkadang klien sering berkebun di halaman
belakang rumah dengan menanami bibit cabai, jagung dan
terong
d) Lain-lain : Tidak ada
f. Sistem Pendukung
1) Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Dokter dan Perawat
2) Jarak dari rumah : 15 km
3) Rumah sakit : RSUD Sogaten
4) Puskesmas : Puskesmas Manguharjo 2,9
km
5) Klinik :-
6) Pelayanan Kes. Dirumah :-
7) Perawatan yang dilakukan keluarga : Jika sakit memeriksakan diri
ke Puskesmas
8) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a) Merokok : Tidak
b) Berapa banyak : -
c) Minuman keras : Tidak
d) Ketergantungan obat : Tidak
g. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini:
a) Keluhan utama : Nyeri pada pergelangan kaki dan lutut
P : Nyeri timbul saat melakukan banyak aktivitas

Q : Pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk

R : Nyeri di pergelangan kaki dan lutut

S : Skala nyeri 5 dari 10

T : Hilang timbul

b) Gejala yang dirasakan : Nyeri


c) Faktor pencetus : Penumpukan Kristal asam
urat
d) Waktu timbulnya keluhan : Kadang-kadang, hilang
timbul kalau malam hari mudah terbangun karena nyeri yang
dirasakan
e) Upaya mengatasi penyakit : Minum obat dari
Puskesmas, menggunakan cream oles neo rheumacyl. Tetapi
pada saat dikaji sedang tidak melakukan pengobatan
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a) Penyakit yg pernah di derita : Asam Urat

b) Mulainya kapan : Sejak umur 50 tahun

c) Pengobatan & tindakan medis : ke Puskesmas, minum


Allopurinol 10 mg 1x perhari

d) Riwayat alergi : Tidak ada

e) Riwayat kecelakaan : Tidak ada

f) Riwayat dirawat di RS : Tidak ada


g) Riwayat pemakaian obat : Tidak ada

3) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Sedang
Tingkat kesadaran : Composmetis

GCS :

 Verbal: 5
 Psikomotor: 6
 Mata: 4
Tanda-tanda Vital :

 TD : 140/80 mmHg

 Nadi : 90x/menit

 Suhu : 36,7 ̊ C

 RR : 20 x/menit

b) Keadaan fisik

 Sistem Pernafasan (B1)

Inspeksi : Bentuk dada simetris, pasien mengeluh


sesak saat kecapekan, irama teratur, tidak
ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan
intercostal, tidak ada jejas, respiratory rate
(RR) = 20x/menit

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada polip.

Perkusi : Suara terdengar sonor

Auskultasi : Tidak terdapat suara nafas tambahan

 Sistem Kardiovaskuler (B2)

Inspeksi : Tidak ada keluhan nyeri dada,


konjungtiva pucat.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Terdengar suara jantung normal, S1


lup, S2 dup

 Sistem Pernapasan (B3)

Inspeksi :Kesadaran composmetis, pupil isokor,


tidak ada keluhan pusing

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Vesikuler diseluruh lapang paru

Auskultasi : Tidak ada suara napas tambahan

 Sistem Perkemihan (B4)

Inspeksi : Produksi urine = 500cc/hari, warna =


kuning, bau = khas,

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba


pembesaran kandung kemih

 Sistem Pencernaan (B5)

Inspeksi : Mukosa bibir lembab, tidak ada


keluhan susah menelan, 3 gigi tanggal.

Auskultasi : Bising usus 12x/menit

Palpasi : Tidak terdapat nyeri

Perkusi : Terdengar suara tympani

 Sistem Muskuloskeletal dan Integumen

Inspeksi : Kulit terlihat kering dan keriput, tidak


terdapat kelainan pada bagian ekstremitas dan tulang
belakang, kulit sawo matang, kulit bersih

Palpasi : Turgor kulit kurang, akral hangat, CRT


> 2 detik
 Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan


kelenjar getah bening.

h. Lingkungan Tempat Tinggal


1) Type tempat tinggal : Rumah permanen
2) Jenis lantai rumah : Ubin
3) Kondisi lantai : Kering
4) Tangga rumah : Tidak ada
5) Penerangan : Cukup, menggunakan lampu
6) Sirkulasi udara : Terdapat 4 ventilasi
7) Tempat tidur : Menggunakan kasur lantai
8) Alat dapur : Bersih dan sedikit berserakan
9) WC : Bersih
10) Jarak sumber air dg WC : 3meter
11) Kebersihan lingkungan : Bersih dan rapi
12) Jumlah keluarga serumah : 4 orang (Ny. S, Anak Kandung,
Menantu, Cucu)
13) Pembuangan sampah : Di depan rumah disediakan tempat
sampah dan sampah setiap seminggu sekali akan dibuang ke TPA
oleh petugas kebersihan di lingkungan Rt
14) Tetangga terdekat : Ada
15) Alamat : Desa Gedongan, Manguharjo, Kota
Madiun
i. Riwayat Psikologis (Aspek Sosial Lansia)
Hubungan klien dengan keluarga, anak, sanak saudara dan tetangga
sangat baik

j. Aspek Spiritual
1) Kebiasaan Ritual : Klien rajin shalat 5 waktu
2) Yang Lainnya : Terkadang mengaji setelah shalat
maghrib
k. Riwayat Terapi
Tidak terdapat riwayat terapi

l. Pemeriksaan Penunjang
1) Diagnose medis : Gout
2) Laboratorium : Asam urat 6,6 mg/dl
3) Rontgen : Tidak ada
4) Perubahan Kognitif
Konsep diri : Klien merasa kehidupannya cukup
terpenuhi
Emosi : Stabil
Adaptasi : Baik
Dimensia : Tidak
Tingkat kesadaran : Composmentis
Afasia : Tidak ada
Orientasi : Normal bisa menyebutkan keadaan
saat dikaji, hari tanggal waktu dan
tahun

Bicara : Normal bicara lancar tidak gagap


Bahasa : Bahasa jawa
Kemampuan membaca : Dalam membaca normal tidak
terbata-bata
Kemampuan interaksi : Sesuai
Penyalahgunaan zat : Tidak
LAMPIRAN FORMAT PENGKAJIAN KHUSUS

A. Masalah Kesehatan Kronis

No Keluhan Keshatan/Gejala Selal Sering Jaran Tidak


yg dirasakan pada 3 u (2) g Pernah
bulan terakhir (3) (1) (0)

1 Fungsi Penglihatan

Penglihatan Kabur √
Mata Berair √
Nyeri pada Mata √
2 Fungsi Pendengaran
Pendengaran berkurang √
Telinga Berdengung √
3 Fungsi Pernafasan (Paru)
Batuk lama disertai √
keringat malam hari
Sesak Nafas √
Berdahak (Sputum) √
4 Fungsi Jantung
Jantung Berdebar-debar √
Cepat Lelah √
Nyeri dada √
5 Fungsi Pencernaan
Mual/Muntah √
Nyeri Ulu Hati √
Makan dan Minum √
banyak/berlebih
Perubahan BAB (diare, √
sembelit)
6 Fungsi Pergerakan
Nyeri saat Kaki berjalan √
Nyeri pinggang/tulang √
belakang
Nyeri persendian/bengkak √
7 Fungsi Persyarafan
Lumpuh/ kelemahan pada √
kaki/tangan
Kehilangan rasa √
Gemetar/Tremor √
Nyeri/pegal pada tengkuk √
8 Fungsi Saluran Kemih
BAK banyak √
Sering BAK di malam hari √
Mengompol √
Jumlah 0 x 3 3 x 2 5x1 0
=0 =6 =5
Analisis Hasil:
Skor < 25: masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatan
kronis)
Skor 26-50: masalah kesehatan kronis
Sedang Skor > 51: masalah kesehatan kronis Berat

B. Fungsi Intelektual dan Kognitif

Pengkajian fungsional kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji


kemempuan Lansia berdasarkan daya orientasi terhadap: waktu, orang,
tempat, dan daya ingat
1. SPMSQ (Short Portable Status Quesioner)

Petunjuk isian pernyataan dibawah ini sesuai respon lansia


No Item Pertanyaan Jawaban Benar (1) Salah (0)
1 Jam berapa 14.00 √
sekarang
2 Tahun berapa 2021 √
sekarang
3 Tahun berapa 1967 √
Bp/Ibu lahir
4 Berapa umur 54 tahun √
Bp/ibu
5 Dimana alamat Gedongan √
Bp/Ibu
6 Berapa Jml Tiga (3) √
anggota keluarga
yg tinggal
bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama Endah √
anggota keluarga
yg tinggal
bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia 1945 √
merdeka tahun
berapa
9 Siapa nama Joko √
presiden RI Widodo
sekarang
10 Coba hitung 20,19,18,17, √
terbalik dari 16,15,14,13,
angka 20 ke 1 12,11,10,9,8
,
7,6,5,4,3,2,1
JUMLAH YG BENAR 10

Analisis Hasil: Pasien menyebutkan jawaban yang benar dari semua


pertanyaan yang diajukan. Fungsi kognitif pasien masih baik
Skor 0-3: Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Skor 4-5: Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 6-8: Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 9-10: Fungsi Intelektual Utuh

2. MMSE (Mini Mental State Examinination)/ Deteksi kepikunan

No Pertanyaan Jawaban Skor Skor


Tertinggi Yang
Dicapai
1 Penilaian Orientasi
Tahun berapa 2021 1 1
sekarang
Musim apa sekarang Kemarau 1 1
Tanggal berapa 17 1 1
sekarang
Bulan apa sekarang Mei 1 1
Hari apa sekarang Senin 1 1
2 Dimana kita sekarang
Apa nama Negara kita Indonesia 1 1
Apa nama provinsi Jawa Timur 1 1
kita
Apa nama kota kita Madiun 1 1
Apa nama kecamatan Manguharjo 1 1
kita
Apa nama desa kita Gedongan 1 1
3 Penilaian Registrasi Motorik
Sebutkan 3 nama 1 1
benda (tiap objek 1”,
betul nilai 1)
Mangkok nilai : 1 Mangkok 1 1
Piring nilai : 1 Piring 1 1
Sendok nilai : 1 Sendok 1 1
4 Perhatian & kakulasi
Hitung kurangi 7 1 1
100-7 93 1 1
93-7 86 1 1
86-7 79 1 1
79-7 72 1 1
72-7 65 1 1
Atau mengeja terbalik “LILI”
I I 1 1
L L 1 1
I I 1 1
L L 1 1

5 Pengenalan kembali (Recalling)


Tanyakan nama benda 1 1
yg sudah ditanyakan
pd no.3
Mangkok Mangkok 1 1
Piring Piring 1 1
Sendok Sendok 1 1
6 Bahasa
Pemeriksa: menunjuk 1 1
pensil & kertas
bergambar, lansia
diminta menyebut 2
benda yg ditunjuk
pemeriksa (benar nilai
1) contoh:
Pensil nilai: 1 Kursi 1 1
Buku nilai: 1 Sepeda 1 1
Motor
7 Lansia diminta Namun, 1 1
mengulang katakata tanpa, apabila
pemeriksa: namun,
tanpa, apabila
8 Lansia diminta utk melakukan 3 perintah:
Ambil kertas itu dg Mengambil 1 1
tangan kanan kertas dengan
tangan kanan
lipatlah kertas menjadi Melipat 1 1
2 kertas
menjadi 2
letakkan kertas Meletakkan 1 1
dilantai kertas
dilantai
9 Lansia diminta utk Memejamkan 1 1
membaca & mata
melakukan perintah
(berikan tulisan:
pejamkan mata anda,
lansia memejamkan
mata)
10 Lansia dimanita Saya bahagia 1 1
menulis kalimat
secara spontan, 2kata
(subjek & predikat)
11 Lansia diminta Bisa 1 1
menggambar segi lima menggunting
& berpotongan dg segi sesuai garis
lima membentuk segi bidang
empat, disamping
gambar ini

Total skor 34 34
Interprestasi:
Skor 0 – 10: demensia berat
Skor 11 – 17: demensia sedang
Skor 18 – 23: demensia ringan
Skor 24 – 30: normal

3. Status Fungsional (Modifikasi Indeks Kemandirian Katz)

Modifikasi Indeks kemandirian Katz Pengkajian status fungsional


berdasarkan kemandirian lansia dlm menjalankan aktifitas sehari-hari.
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan/ bantuan orang
lain.
Pengkajian ini berdasarkan pada kondisi aktual lansia dan bukan
pada kemampuan (artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu
fungsi dianggap tidak melakukan fungsi meskipun sebenarnya
mampu).

No Aktivitas Mandiri Tergantung


(1) (0)
1 Mandi dikamar mandi (gosok 1
gigi, membersihkan, dan
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, 1
membuka & mengenakan
pakaian
3 Memakan makanan yg sdh 1
disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri 1
utk penempilan diri (menyisir
rambut, mencuci rambut,
mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan 1
& mengeringkan daerah
bokong)
6 Dapat mengontrol 1
pengeluaran feses
7 BAK di kamar mandi 1
(membersihkan &
mengeringkan daerah
kemaluan)
8 Dapat mengontrol 1
pengeluaran air kemih
9 Berjalan dilingkungan tempat 1
tinggal tanpa alat bantu
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai 1
Agama
11 Melakukan pekerjaan rumah 1
(merapihkan tempat
tidur,memasak, mencuci dll)
12 Belanja utk kebutuhan 1
sendiri/ keluarga
13 Mengelola keuangan 1
(menyimpan, menggunakan
sendiri)
14 Menggunakan transpotasi 1
umum utk pergi
15 Menyiapkan obat & minum 1
obat sesuai aturan (dosis,
waktu)
16 Merencanakan & mengambil 1
keputusan utk kepentingan
penggunaan uang, aktifitasan
social yg dilakukan &
kebutuhan pelayanan
kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu 1
luang (kegiatan keagamaan,
social, rekreasi, olah raga, &
menyalurkan hoby)
Jumlah Nilai Mandiri 15
Analisa hasil:
Skor 13 – 17: mandiri
Skor 0 – 12: ketergantungan

Penjelasan Status Fungsional:


Pengkajian ini menggunakan indeks kemandirian utk aktivitas
kehidupan sehari-hari yg berdasarkan pd evaluasi fungsi mandiri/
tergantung dari klien dlm hal (makan, kontinen BAB/BAK,
berpindah, kekamar kecil, kamar mandi, berpakaian).
Indeks Keterangan
Kemandiria
n
A Kemandirian dlm hal makan, kontinen (bab/bak),
berpindah, kekamar kecil, mandi, dan berpakain
B Kemandirian dlm semua hal, kecuali 1 fungsi tsb
C Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi & 1
fungsi tambahan
D Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi,
berpakaian,& 1 fungsi tambahan
E Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, & 1 fungsi tambahan
F Kemandirian dlm semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kcil, berpindah, & 1 fungsi
tambahan ketergantungan pd ke6 fungsi tsb
G Kemandirian dlm semua hal,
Lain-Lain Tergantung pd sedikitnya 2fungsi, tetapi tdk dpt
diklasifikasikan sbg C, D, E, & F
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau
bantuan pribadi aktif, kecuali secara spesifik akan digambarkan di
bawah ini. Pengkajian ini didasarkan pd kondisi actual klien dan
bukan pd kemampuan. Artinya, jika klien menolak utk melakukan
sesuatu fungsi, dianggap sbg tdk melakukan fungsi meskipun ia
sebenarnya mampu.
No Jenis Kegiatan Keterangan
1 Mandi Mandiri: bantuan hanya pd satu bagian
mandi (seperti punggung/ ekstremitas yg
tdk mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya
2 Berpakaian Mandiri: mengambil baju dari almari,
memakai pakaian, melepas pakaian,
mengancing/ mengikat baju Bergantung:
tdk dpt memakai baji sendiri/ hanya
sebagian
3 Ke kamar kecil Mandiri: masuk & keluar dari kamar
kecil, kemudian membersihkan genitalia
sendiri. Bergantung: menerima
bantuanutk masuk kekamar kecil &
menggunakan pispot
4 Berpindah Mandiri: berpindah ke & dari tempat
tidur utk duduk, bangkit dari kursi
sendiri
5 Kontinen Mandiri: BAB/BAK seluruhnya
dikontrol sendiri Bergantung:
inkontinensia parsial/ total, penggunaan
kateter, pospot, enema, & pampers
6 Makan Mandiri: mengambil makanan dari
piring & menyuapinya sendiri

4. Status psikologis (Skala Depresi Geriatrik Yasavage, 1983)

No Pertanyaan (1 Keterangan Nilai


Minggu
Terakhir)
1 Merasa puas dg Ya 0
kehidupan yg
dialami
2 Banyak Tidak 0
meninggalkan
kesenangan &
aktifitas anda
3 Merasa bahwa Tidak 0
kehidupan hampa
4 Sering merasa Ya 1
bosan
5 Penuh Ya 0
penghargaan
akan masa depan
6 Mempunyai Ya 0
semangat yg baik
setiap waktu
7 Diganggu oleh Tidak 0
pikiran yg tdk dpt
diungkapkan
8 Merasa bahagia Ya 0
disebagian besar
waktu
9 Merasa takut Tidak 0
sesuatu akan
terjadi pada anda
10 Sering merasa Tidak 0
tdk berdaya
11 Sering merasa Tidak 0
gelisah & gugup
12 Memilih tinggal Ya 0
di rumah dari
pada pergi
melakukan
sesuatu yg
bermanfaat
13 Sering merasa Tidak 0
kawatir akan
masa depan
14 Merasa Tidak 0
mempunyai
banyak masalah
dg daya ingat
disbanding orang
lain
15 Sekarang berfikir Ya 0
bahwa hidup
menyenangkan
16 Sering merasa Tidak 0
merana
17 Merasa kurang Tidak 0
bahagia
18 Sangat kawatir Tidak 0
dg masa lalu
19 Merasa hidup ini Ya 0
menggairahkan
20 Merasa berat Tidak 0
untuk memulai
sesuatu hal yg
baru
21 Merasa dalam Ya 0
keadaan penuh
semangat
22 Berfikir keadaan Tidak 0
anda tdk ada
harapan
23 Berfikir banyak Tidak 0
orang yg lebih
baik dari pd anda
24 Sering kesal dg Tidak 0
hal yg sepele
25 Sering merasa Tidak 0
ingin menangis
26 Merasa sulit Tidak 0
berkonsentrasi
27 Menikmati tidur Ya 0
28 Memilih Tidak 0
menghindar dari
pd perkumpulan
social
29 Mudah mengambil Ya 0
keputusan
30 Mempunyai Ya 0
pikiran yg jernih
Jumlah 1
Item Yang
Terganggu
Analisa
Hasil:
5. MFS (Morse Fall Scale) / Skala Jatuh dari Morse

No Pengkajian Skala Nilai Ket


1 Riwayat jatuh: apakah Tidak 0 0
lansia pernah jatuh
dlm 3 bln terakhir Ya 25

2 Diagnose sekunder: Tidak 0 0


apakah lansia
Ya 15
memiliki lebih dari 1
penyakit
3 Alat bantu jalan: bed 0 0
rest/ dibantu perawat
Kruk/ tongkat/ wolker 15
Berpegangan pd 30
benda disekitar
(kursi,meja)
4 Terapi IV: apakah Tidak 0 0
saat ini Lansia
terpasang infus Ya 20

5 Gaya berjalan/ cara 0 0


berpindah: normal/
bed rest/ immobile
(tdk dpt bergerak
sendiri)
Lemah tdk bertenaga 10
Ada gangguan/ 20
pincang/ diseret

6 Status mental: lansia Tidak 0 0


menyadari kondisi
dirinya
Lansia mengalami Ya 15
keterbatasan mental
Jumlah Skala 0

Keterangan:
Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan
Tidak beresiko 0-24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25-50 Pelaksanaan Intervensi
pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi >51 Pelaksanaan Intervensi
pencegahan jatuh resiko
tinggi

6. Intervensi Depresi Beck

No Uraian Skor
1 KESEDIHAN
Saya sangat sedih tdk bahagia, dimana 3
saya tdk dpt menghadapinya
Saya galau/ sedih sepanjang waktu & tdk 2
dpt keluar darinya
Saya mersa sedih/ galau 1
Saya tdk merasa sedih 0 (V)
2 PESIMISME
Saya merasa masa depan adalah sia-sia & 3
sesuatu tdk dpt membaik
Saya merasa tdk punya apa-apa & 2
memendang ke masa depan
Saya merasa kecil hati tentang masa depan 1
Saya tidak begitu pesimis 0 (V)
3 RASA KEGAGALAN
Saya merasa bener-bener gagal sebagai 3
orang tua (Bapak/ Ibu)
Saya melihat kehidupan ke belakang, 2
semua yg saya lihat kegagalan
Saya merasa telah gagal melebuhi orang 1
lain pd umumnya
Saya tdk merasa gagal 0 (V)
4 KETIDAK PUASAN
Saya tidak puas dg segalanya 3
Saya tdk lagi mendapat kepuasan dari 2
apapun
Saya tdk menyukai cara yg saya gunakan 1
Saya tdk merasa tidak puas 0 (V)
5 RASA BERSALAH
Saya merasa sangat buruk tdk bahagia 3
Saya merasa sangat bersalah 2
Saya merasa buruk tdk berharga (sebagian 1
dari waktu yg baik)
Saya tdk merasa benar-benar bersalah 0 (V)
6 TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
Saya benci diri saya sendiri 3
Saya muak dg diri saya sendiri 2
Saya tdk suka dg diri saya sendiri 1
Saya tdk merasa kecewa dg diri saya 0 (V)
sendiri
7 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
Saya akan bunuh diri jika saya punya 3
kesempatan
Saya punya rencana pasti tentang tujuan 2
bunuh diri
Saya merasa lebih baik mati 1
Saya tdk punya pikiran ttg membahayakan 0 (V)
diri sendiri
8 MENARIK DIRI DARI SOSIAL
Saya kehilangan semua minat pd orang lain 3
& tdk peduli pd mereka semua
Saya kehilangan semua minat pd orang 2
lain, ttp mempunyai sedikit perasaan pd
mereka
Saya kurang berminat pd orang lain dari pd 1
sebelumnya
Saya tdk kehilangan minat pd orang lain 0 (V)
9 KERAGU-RAGUAN
Saya tdk dpt membuat keputusan sama 3
sekali
Saya mempunyai banyak kesulitan dlm 2
membuat keputusan
Saya berusaha mengambil keputusan 1
Saya membuat keputusan yg terbaik 0 (V)
10 PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
Saya merasa jelek/ tampak menjijikan 3
Saya merasa ada perubahan yg permanen 2
dlm penampilan
Saya kawatir Nampak tua/ tdk menarik 1
Saya tdk merasa Nampak lebih buruk dari 0 (V)
sebelumnya
11 KESULITAN KERJA
Saya tdk melekukan pekerjaan sama sekali 3
Saya telah mendorong diri saya sendiri dg 2
keras utk melakukan sesuatu
Saya memerlukan tambahan utk memulai 1
melakukan sesuatu
Saya dpt bekerja dg sebaik-baiknya 0 (V)
12 KELETIHAN
Saya sangat lelah utk melakukan sesuatu 3
Saya merasa lelah utk melakukan sesuatu 2
Saya merasa lelah dari yg biasa 1(V)
Saya tdk merasa lebih lelah dari biasanya 0
13 ANOREKSIA
Saya tdk lagi punya nafsu makan sama 3
sekali
Nafsu makan saya sangat buruk sekarang 2 (V)
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya 1
Nafsu makan saya tdk buruk dari biasanya 0
Keterangan:
0 – 4: depresi tdk ada/ minimal
5 – 7: depresi ringan
8 – 15: depresi ringan
>16: depresi berat

7. APGAR Keluarga

No Fungsi Uraian Skor


Selalu Kadang Tidak
(2) (1) Pernah
(0)
1 ADAPTATION Saya puas √
bahwa saya
dpt kembali
pd keluarga
/temanteman
saya utk
membantu pd
waktu
sesuatu
menyusahkan
saya
2 PARTNERSHI Saya puas dg √
P cara klg/
temanteman
saya
membicaraka
n sesuatu dg
saya dan
mengungkap
kan masalah
pd saya
3 GROWTH Saya puas dg √
cara
keluarga/
temen-teman
saya,
menerima &
mendukung
keininan saya
utk
melakukan
aktifitas/ arah
baru
4 AFECTION Saya puas dg √
cara
keluarga/
teman-teman
saya,
mengekpresi
kan afek &
berespon
thdp emosi
saya seperti:
marah, sedih,
mencintai
5 RESOLVE Saya puas dg √
cara
keluarga/
temen-temen
saya, dpt
menyediakan
waktu
bersamasama
Nilai Total 10

8. Mini Nutritional Assessment (Nutrisi Mini)

No Pertanyaan Keterangan Skor Nilai


Creenin
1 Apakah anda mengalami 0: Mengalami 2
penurunan asupan penurunan
makanan selama tiga bulan asupan makanan
terakhir dikarenakan yang parah
hilangnya selera makan, 1: Mengalami
masalah pencernaan, penurunan
kesulitan mengunyah atau asupan makanan
menelan? sedang
2: Tidak
mengalami
penurunan
asupan makanan
2 Apakah anda kehilangan 0: Kehilangan 3
berat badan selama 3 bulan berat badan lebih
terakhir? dari 3 kg
1: Tidak tahu
2: Kehilangan
berat badan
antara 1 sampai
3 kg
3: Tidak
kehilangan berat
badan
3 Bagaimana mobilisasi atau 0: Hanya di 2
pergerakan anda? tempat tidur atau
kursi roda
1: Dapat turun
dari tempat tidur
namum tidak
dapat jalan-jalan
2: Dapat pergi
keluar/jalan-
jalan
4 Apakah anda mengalami 0: Ya 2
stres psikologis atau 2: Tidak
penyakit akut selama 3
bulan terakhir?
5 Apakah anda memilki 0: Demensia 2
masalah neuropsikologi? atau depresi
berat
1: Demensia
ringan
2: Tidak
mengalami
masalah
Neuropsikologi
6 Bagaimana hasil BMI 0: BMI kurang 2
(Body Mass Indeks) anda? dari 19
(berat badan (kg)/tinggi 1: BMI antara
badan(m2 )) 19-21
2: BMI antara
21-23
3: BMI lebih
dari 23
Nilai Skrining (total nilai ≥12: 14
maksimal 14) normal/tidak
berisiko, tidak
membutuhkan
pengkajian
lebih lanjut
≤ 11: mungkin
malnutrisi,
membutuhkan
pengkajian
lebih lanjut
Pengkajian
7 Apakah anda hidup secara 0: Tidak 1
mandiri? (tidak di rumah 1: Ya
perawatan, panti atau
rumah sakit)
8 Apakah anda diberi obat 0: Ya 1
lebih dari 3 jenis obat per 1: Tidak
hari?
9 Apakah anda memiliki 0: Ya 1
luka tekan/ulserasi kulit? 1: Tidak
10 Berapa kali anda makan 0: 1 kali dalam 2
dalam sehari? sehari
1: 2 kali dalam
sehari
2: 3 kali dalam
sehari
11 Pilih salah satu jenis 0: Jika tidak ada 1
asupan protein yang biasa atau hanya 1
anda konsumsi? jawaban
a. Setidaknya salah diatas 0.5: Jika
terdapat 2
satu produk dari
jawaban ya
susu (susu, keju, 1: Jika semua
jawaban ya
yoghurt per hari)
b. Dua porsi atau
lebih kacang-
kacangan/telur
perminggu
c. Daging, ikan atau
unggas Setiap Hari
12 Apakah anda 0: Tidak 0
mengkonsumsi sayur atau 1: Ya
buah 2 porsi atau lebih
setiap hari?
13 Seberapa banyak asupan 0: kurang dari 3 1
cairan yang anda minum gelas
per hari (air putih, jus, 0,5: 3-5 gelas
kopi, the, susu, dsb) 1: Lebih dari 5
gelas
14 Bagaimana cara anda 0: Makan tanpa 2
makan? dibantu
1: Dapat makan
sendiri namun
mengalami
kesulitan
2: Makan sendiri
tanpa ada
masalah
15 Bagaimana persepsi anda 0: Ada masalah 1
tentang status gizi anda? gizi pada dirinya
1: Ragu/tidak
tahu terhadap
masalah gizi
dirinya
2: Tidak ada
masalah status
gizi dirinya
16 Jika dibandingkan dengan 0: Tidak lebih 1
orang lain, bagaimana baik dari orang
pandangan anda tentang lain
status kesehatan anda? 0,5: Tidak tahu
1: Sama baiknya
dengan orang
lain
2: Lebih baik
dari orang lain
17 Bagaimana hasil lingkar 0: LILA kurang 0,5
lengan atas (LILA) anda dari 21 cm
(cm)? 0.5: LILA antara
21-22 cm
1: LILA lebih
dari 22 cm
18 Bagaimana hasil Lingkar 0: jika LB 0
betis (LB) anda (cm)? kurang dari 31
1: jika LB lebih
dari 31
Nilai pengkajian: Nilai 13
maksimal 16 Nilai
Skrining; Nilai maksimal
14
Total nilai skring dan Indikasi nilai 27
pengkajian malnutrisi
(nilai maksimal 30) ≥ 24: Nutrisi
Baik
17-23,5: dalam
risiko
manlnutrisi
<17: Malnutrisi
Guigoz,Y.;J ensen, G.; Thomas, D.; Vellas, B.;et al. 2006. The mini
nutritional assessment (MNA®) review of the literature-what does it
tell us? The Journal of nutrition, Health & Aging ,Vol. 10, Pg 466.
B. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah

1 DS: Agen pencedera Nyeri Akut


fisiologis
 Ny.H mengatakan
nyeri pada
pergelangan kaki
kiri dan lutut kiri

P: Nyeri timbul saat


melakukan banyak
aktivitas

Q: Pasien mengatakan
nyerinya seperti ditusuk-
tusuk

R: Nyeri di pergelangan
kaki dan lutut

S: Skala nyeri 5 dari 10

T: Hilang timbul

DO:

 KU: Sedang
 Tingkat kesadaran:
Composmetis
 Pasien tampak
gelisah
 Tanda-tanda Vital:
- TD : 140/80
mmHg
- Nadi :
90x/menit
- Suhu : 36,7o C
- RR : 20
x/menit
- Asam urat 6,6
mg/dl

2. DS: Kurang terpapar Defisit


informasi pengetahuan:
- Pasien penatalaksanaan
mengatakan gout
belum
sepenuhnya
memahami
tentang
penyakitnya
(gout)
- Pasien
mengatakan
masih suka
makan dengan
lauk jeroan dan
oseng daun
mlinjo

DO:

- Klien
kebingungan
dalam
menjelaskan
tentang
penyakitnya
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis.
2. Defisit pengetahuan: penatalaksanaan gout berhubungan dengan
Kurang Terpapar Informasi.
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Dx Hasil

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi:


berhubungan tindakan keperawatan
dengan agen selama 2x24 jam a. Identifikasi lokasi,
pencedera diharapkan nyeri akut karakteristik, durasi,
fisiologis dapat teratasi dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil:
intensitas nyeri
- Mampu
b. Identifikasi skala
mengontrol
nyeri
nyeri (tahu
c. Identifikasi respon
penyebab nyeri,
nyeri nonverbal
mampu
d. Identifikasi faktor
menggunakan
yang memperberat
teknik
dan memperingan
nonfarmakologi
nyeri
untuk
e. Identifikasi
mengurangi
pengetahuan dan
nyeri, mencari
keyakinan tentang
bantuan)
nyeri
- Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang Nursing care:
dengan a. Berikan kompres
menggunakan hangat untuk
menajemen mengurangi rasa
nyeri nyeri
b. Kontrol lingkungan
- Nyeri di
yang memperberat
pergelangan
rasa nyeri
kaki dan lutut
c. Pertimbangkan jenis
menurun
dan sumber nyeri
- Skala nyeri dalam pemilihan
menurun dari 5 strategi meredakan
menjadi 2 nyeri

- Perasaan Edukasi:
gelisah a. Jelaskan periode,
menurun pemicu dan
penyebab nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri (kompres
air hangat)

Kolaborasi

a. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu

2. Defisit Setelah dilakukan Observasi:


pengetahuan tindakan keperawatan
berhubungan selama 2x24 jam 1. Identifik
dengan kurang diharapkan klien asi kesiapan klien
terpapar memiliki kecakupan untuk terlibat
informasi informasi yang
berkaitan dengan dalam perawatan
manajemen gout 2. Identifik
dengan kriteria hasil:
asi kemungkinan
3. Pengetahuan penyebab dengan
tentang gout
cara yang tepat
meningkat

4. Klien dapat
Terapeutik:
melakukan
strategi yang 1. Sediakan materi

dapat digunakan dan media

untuk pendidikan

pencegahann kesehatan

gout 2. Jadwalkan
pendidikan
5. Klien mampu kesehatan sesuai
menjelaskan kesepakatan
kembali 3. Berikan
informasi yang kesempatan
diberikan untuk bertanya

Edukasi:

1. Jelaskan
patofisiologi
dari penyakit
dan bagaimana
hal ini
berhubungan
dengan anatomi
dan fisiologi
dengan cara
yang tepat
2. Gambarkan
tanda dan gejala
yang bisa
muncul pada
penyakit,
dengan cara
yang tepat.
3. Jelaskan dan
evaluasi
pengetahuan
klien dan
keluarga
mengenai
penyakit,
dengan cara
yang tepat.

E. Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal No. Tindakan TTD
Dx
Senin 17-05- 1 1) Mengkaji skala nyeri dan
2021
lokasi nyeri Ny. H
09.00 WIB
Respon: skala nyeri klien 5
lokasinya pergelangan kaki
kiri dan lutut kiri

P : Ny. H mengatakan
nyeri bertambah
saat melakukan
banyak aktivitas

Q : Nyeri yang
dirasakan Ny. H
seperti ditusuk-
tusuk

R : Pada daerah
pergelangan kaki
kiri dan lutut kiri

S : Skala nyeri 5

T : Nyeri yang
dirasakan hilang
timbul

2) Mengobservasi TTV

- T :140/80 mmHg

- N: 90x/menit

- S :37,2˚C

- RR: 24x/menit

- Nilai Asam Urat 6,6


mg/dl

3) Memberikan lingkungan
yang tenang dan nyaman

Respon: klien merasa


nyaman saat diberikan
posisi nyaman

2 1) Identifikasi kesiapan
keluarga untuk terlibat
dalam perawatan

Respon: Keluarga dan Ny.


H tampak siap menerima
pendidikan kesehatan
mengenai gout.
2) Identifikasi kemungkinan
penyebab dengan cara
yang tepat

Respon: Ny. H dan


keluarga memperhatikan
dengan baik
3) Berikan kesempatan
untuk bertanya

Respon: Keluarga
bertanya mengenai gout

Selasa 18-05- 1 1) Melakukan kompres


2021
hangat pada bagian nyeri
09.00 WIB
Respon: Ny. H
mengatakan nyeri sedikit
berkurang, skala nyeri 4

2) Mengkaji skala nyeri dan


lokasi nyeri Ny. H

Respon: skala nyeri klien 4


lokasinya di pergelangan
kaki kiri dan lutut kiri

P : Nyeri bertambah
saat banyak
melakukan aktivitas

Q : Nyeri yang
dirasakan Ny. H
seperti ditusuk-
tusuk

R : Nyeri pada
pergelangan kaki
kiri dan lutut kiri

S : Skala nyeri 4

T : Nyeri hilang
timbul
3) Kolaborasi dengan
keluarga tentang kompres
hangat untuk mengurangi
rasa nyeri

Respon: keluarga dan Ny.


H tampak kooperatif

2 1) Menggambarkan tanda dan


gejala yang bisa muncul
pada penyakit, dengan cara
yang tepat.

Respon: Ny. H dapat


menyebutkan kembali
tanda dan gejala yang bisa
muncul pada penyakit gout
2) Menjelaskan dan
mengevaluasi pengetahuan
Ny. H dan keluarga
mengenai gout
Respon: Ny. H dan
keluarga mampu
menjelaskan dan
menghindari makanan yang
tidak boleh dikonsumsi
untuk penderita gout

F. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal No. Evaluasi TTD
Dx
Rabu 19-05- 1 S:
2021 - Ny. H mengatakan
09.00 WIB
nyeri sudah
berkurang
- Pengkajian nyeri
P : Nyeri bertambah
saat melakukan
banyak aktivitas

Q : Nyeri yang
dirasakan Ny. H
seperti ditusuk-tusuk

R : Pada daerah
pergelangan kaki
kiri dan lutut kiri

S : Skala nyeri 2

T : Hilang timbul

O:

- Ny. H tampak lebih


rileks
- Ny. H tampak lebih
tenang
- Kadar Asam Urat :
6 mg/dL
A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Berikan kompres hangat untuk


mengurangi rasa nyeri
2 S:
- Ny. H dan keluarga
mengatakan
memahami tentang
penyakit gout
- Ny. H mengatakan
sudah menghindari
makanan yang
menyebabkan gout
seperti jeroan, daun
mlinjo dan kacang-
kacangan
O:

- Ny. H tampak
menyimak dan
memahami
pendidikan
kesehatan tentang
gout
- Ny. H dan keluarga
dapat menyebutkan
makanan yang harus
dihindari bagi
penderita gout
A = Masalah teratasi sebagian

P= Lanjutkan intervensi
Bukti Pengkajian dan Implementasi

Link video implementasi


https://drive.google.com/file/d/1Ac3gYTNZ_AQNw1cTqCoXSUcIN
AcqDhdX/view?usp=sharing
SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok Bahasan : Asam Urat

Sasaran : Lansia

Tempat : Rumah Ny. H Desa Gedongan, Manguharjo, Kota Madiun

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Mei 2021

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. H mampu


memahami tentang penyakit asam urat.

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Menjelaskan pengetian Asam Urat (Gout)

2. Menjelaskan tentang penyebab Asam Urat (Gout)

3. Menjelaskan tentang gejala Asam Urat (Gout)

4. Menjelaskan tentang pencegahan Asam Urat (Gout)

5. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Asam Urat (Gout)

C. Sasaran

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditunjukkan khususnya kepada klien


Ny. H

D. Materi

Terlampir
E. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. Media

Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam Menjawab salam
 Menjelaskan nama Mendengarkan
dan akademi
 Menjelaskan Mendengarkan

tujuan
penyuluhan
 Menyebutkan materi
yang diberikan Menjawab
 Menanyakan
kesiapan peserta
2. 10 menit Pelaksanaan :
Penyampaian
materi Mendengarkan
 Menjelaskan
pengetian Asam
Urat (Gout)
 Menjelaskan
tentang penyebab
Asam Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
gejala Asam Urat
(Gout)
 Menjelaskan tentang
pencegahan Asam
Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
penatalaksanaan
Asam Urat (Gout).
Tanya Jawab
Bertanya
 Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kembali Menjawab
hal- hal yang dijelaskan Menjelaska
mengenai Asam Urat n
(Gout)
4. 5 menit Penutup :
 Menutup pertemuan Mendengarkan
dengan menyimpulkan
materi yang telah di
bahas Menjawab salam
 Memberikan
salam penutup
H. Evaluasi

1. Proses : selama penyuluhan berlangsung

2. Hasil : Dapat secara subyektif (lisan) menyebutkan

a. Mengetahui tentang pengertian asam urat

b. Mengetahui penyebab asam urat

c. Mengetahui tentang gejala asam urat

d. Mengetahui pencegahan asam urat

e. Mengetahui penatalaksanaan asam urat

I. Daftar Pustaka

Nuratif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, Ns., S. Kep. 2015. Aplikasi
NANDA NIC-NOC (Edisi Revisi). Yogyakarta : ANDY OFFSET

http://jurnal. JIMKESKAS.2018
http://jurnal. KEMENKES, Vol. 7 No. 6, 2018
http://jurnal. Kementrian Kesehatan RI. 2017
http://jurnal. Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi
Kematian.
2017
http://jurnal. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Asam Urat
(Gout) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Penderita Asam Urat
(Gout) di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo, 2015
MATERI GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT)

A. Pengertian

Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan


hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nucleoprotein), yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,
buah, dan kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan
sarden, dan lain sebagainya) (Ode, 2012).
B. Penyebab Asam Urat

Penyebab utama tejadinya gout adalah karena adanya


deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam
urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat
abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan
ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal (Aspiani, 2014).
C. Gelaja Asam Urat
 Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada sendi, biasanya di tengah
malam atau dini hari.
 Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan
terlihat merah atau ungu.
 Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
 Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki,
pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari
tangan.
D. Pencegahan Asam Urat
- Minum banyak cairan. Jaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan
baik, dengan minum banyak air. Batasi berapa banyak minuman
manis yang diminum, terutama yang dimaniskan dengan sirup
jagung fruktosa tinggi.
- Batasi atau hindari alkohol. Diskusikan dengan dokter tentang
apakah jumlah atau jenis alkohol apa pun yang aman untuk
diminum. Berdasarkan penelitian, risiko gejala asam urat bisa
meningkat karena konsumsi bir yang berlebihan, terutama pada
pria.
- Dapatkan protein dari produk susu rendah lemak. Produk susu
rendah lemak sebenarnya memiliki efek perlindungan terhadap
asam urat adalah sumber protein terbaik.
- Batasi asupan daging, ikan, dan unggas. Sejumlah kecil
mungkin dapat ditolerir, tetapi perhatikan jenis apa saja dan
seberapa banyak yang dampaknya menimbulkan masalah
kesehatan.
- Pertahankan berat badan yang diinginkan. Pilih porsi yang
memungkinkan untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
Menurunkan berat badan dapat menurunkan kadar asam urat dalam
tubuh. Namun, hindari penurunan berat badan cepat atau cepat
karena hal itu dapat meningkatkan kadar asam urat untuk
sementara.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Akut

Penatalaksanaan fase akut gout dapat menggunakan obat antiinflamasi


nonsteroid, kolkisin, dan kortikosteroid.
2. Modifikasi Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup yang diperlukan pada pasien gout meliputi diet
dan aktivitas fisik. Karena asam urat merupakan hasil pemecahan
senyawa purin, maka konsumsi makanan tinggi purin harus dibatasi
atau dihilangkan sama sekali. Makanan tinggi purin misalnya jeroan,
sarden, kerang, alkohol, dan minuman bersoda.
3. Persiapan Rujukan

Pasien dengan tofus yang terlalu besar dan gagal dengan pengobatan
oral sebaiknya dirujuk ke spesialis rheumatologi.
4. Pembedahan

Penelitian oleh Andrey et al pada pasien dengan tofus pada tulang


belakang dan menimbulkan gangguan neurologis diindikasikan untuk
tindakan pembedahan yaitu laminektomi.

Media
KONTRAK BELAJAR
PRAKTIK KEPERAWATAN GERONTIK

Nama : Brilliant Afina Mega Pratama Putri


NIM : P27220019057
Tempat Praktik : Rt.27 Rw.07 Desa Gedongan, Manguharjo, Kota Madiun
Periode Praktik : 17-22 Mei 2021

Tanda
Tanggal / Tangan Realisasi
No Kasus Unjuk Kerja Ket
Jam (C I/ Waktu
Dosen)
1 Senin, Asuhan - Preconference Senin,
17-05-2021 Keperawatan dengan dosen 17-05-2021
07.30- lansia dengan pembimbing 07.30-
Selesai gangguan - Pembuatan kontrak Selesai
kebutuhan belajar
aktivitas - Melakukan
pengkajian pada
lansia
- Menyusun Laporan
Asuhan
Pendahuluan
Selasa, Keperawatan Selasa
- Menyusun
18-05-2021 lansia dengan 18-05-2021
2 Pengkajian dan
07.30- gangguan 07.30-
diagnosa
Selesai kebutuhan Selesai
- Menyusun
aktivitas
intervensi Askep
Asuhan
Rabu, Keperawatan Rabu
- Melakukan
19-05-2021 lansia dengan 19-05-2021
3 Implementasi
07.30- gangguan 07.30-
Askep dan video
Selesai kebutuhan selesai
aktivitas
Asuhan
Kamis, Keperawatan Kamis
20-05-2021 lansia dengan - Menyusun evaluasi 20-05-2021
4
07.30- gangguan Askep 07.30-
Selesai kebutuhan selesai
aktivitas
Asuhan
- Mengumpulkan
Jum`at, Keperawatan Jumat
video tindakan,
21-05-2021 lansia dengan 21-05-2021
5 Laporan
07.30- gangguan 07.30-
pendahuluan dan
Selesai kebutuhan selesai
Askep
aktivitas
Asuhan
Sabtu, Keperawatan
Sabtu
22-05-2021 lansia dengan
6 - Evaluasi dengan CI 22-05-2021
07.30- gangguan
Selesai kebutuhan
aktivitas
TARGET PENCAPAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN GERONTIK

N DENGAN
KETRAMPILAN MELIHAT MANDIRI
O BIMBINGAN
Membantu pemenuhan kebutuhan √
1
nutrisi pada lansia
17/5/
21
Membantu pemenuhan kebutuhan √
2
personal hygiene pada lansia
17/5/
21
Membantu pemenuhan kebutuhan
3 eliminasi (BAB dan BAK) pada
lansia
Membantu pemenuhan kebutuhan
4
mobilisasi pada lansia
Membantu pemenuhan kebutuhan
5 cairan dan elektrolit pada lansia
(intake, output, dan monitoring)
Membantu pemenuhan kebutuhan √
6 rasa aman dan kenyamanan pada
17/5/
lansia 21
Membantu pemenuhan kebutuhan
7
psikososial pada lansia
Melakukan Pengkajian sistem √
8
pernafasan pada lansia
17/5/
21
Melakukan Pengkajian sistem √
9
kardiovaskuler pada lansia
17/5/
21
10 Melakukan ROM pasif pada lansia
Mobilisasi / Melatih ROM aktif
11
pada lansia
12 Melakukan pengkajian Katz √

17/5/
21
13 Melakukan pengkajian MMSE √

17/5/
21
14 Melakukan pengkajian SPMSQ √

17/5/
21
15 Melakukan penilaian Lawton Scale √

17/5/
21
16 Melakukan APGAR gerontik √

17/5/
21
17 Melakukan penyuluhan kesehatan √

18/5/
21
18 Melakukan pengecekan kadar asam √ √ √
urat
17/5/ 18/5/2 19/5/
21 1 21
19 Melakukan kompres air hangat untuk √ √
mengurangi nyeri
18/5/ 19/5/2
21 1

Kesimpulan :
1. Pencapaian Target Ketrampilan

Tercapai

Tidak Tercapai

2. Perlu Tindak Lanjut

Tidak

Ya Laboratorium KliniK
Madiun, 22 Mei 2021

Clinical Teacher

Dwi Sulistyowati, SKp.Ns.M.Kes

NIP. 196310221985112001

Anda mungkin juga menyukai