Anda di halaman 1dari 48

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DALAM KELUARGA


DENGAN

Oleh :
Wiwit Setyani
NIM : 1611032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DALAM KELUARGA
DENGAN

A. Konsep Lansia
a. Definisi
Lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas. Lansia bukan penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individual.
b. Klasifikasi
Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori, antara lain:
1) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
4) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut WHO, dalam Dewi (2014) lansia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1) Elderly : 60-70 tahun.
2) Old : 75-89 tahun.
3) Very Old : > 90 tahun.
c. Karakteristik lansia
Karakteristik lansia, antara lain :
1) Berusia lebih dari 60 tahun.
2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial hingga spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi
maladaptif.
3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
d. Tipe-tipe lansia
Lansia dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dam ekonominya, tipe ini
antara lain :
1) Tipe Optimis
Lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang lansia dalam bentuk
bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk meuruti kebutuhan
pasifnya.
2) Tipe Konstruktif
Mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup, mempunyai toleransi tinggi,
humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
3) Tipe Ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima ditengah masyaraka, tetapi selalu pasif, tidak
berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif dan tidak praktis dalam
bertindak.
4) Tipe Defensif
Sebelumnya mempunyai riwayat jabatan/pekerjaan yang tidak stabil, selalu menolak
bantuan. Sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat kompulsif
aktif, takut mengahadi “menjadi tua” dan menyenangi masa pensiun.
5) Tipe Militan dan Serius
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, dan bisa menjadi
panutan.
6) Tipe Pemarah dan Frustasi
Lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang
lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk, dan sering mengekspresikan kepahitan
hidupnya.
7) Tipe Bermusuhan
Lansia yang selalu mengganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu
mengeluh, bersifat agresif dan curiga. Umumnya memiliki pekerjaan yang tidak
stabil di saat muda, menganggap tua sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri hati
terhadap orang yang masuh muda, senang mengadu unruk pekerjaan, dan aktif
menghindari masa yang buruk.
8) Tipe Putus Asa, Membenci dan Menyalahkan Diri Sendiri
Bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki ambisi, mengealami
penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri, lansia tidak hanya
mengalami kemarahan, tetapi juga depresi, menganggap usia lanjut sebagai masa
yang tidak menarik dan berguna.
e. Perubahan sistem tubuh lansia
Perubahan sistem tubuh pada lansia, antara lain:
1) Perubahan Fisik
a) Sel
Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar,
cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang, proporsi protein di otak, otot,
ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak akan menurun,
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi menjadi atrofi.
b) Sistem Persarafan
Rata-rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 per detik, hubungan persarafan
cepat menurun, lambat dalam merespon baik dalam gerakan maupun jarak waktu,
khususunya dengan stres, mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang
sensitif terhadap sentuhan.
c) Sistem Pendengaran
Gangguan pada pendengaran (presbiakusis), membran timpani mengalami atrofi,
terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin,
pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau
stres.
d) Sistem Penglihatan
Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar, kornea
lebih berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat menyebabkan
katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap
kegalapan menjadi lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap, hilangnya
daya akodomosi, menurunnya lapang pandang, dan menurunnya daya untuk
membedakan antara warna biru dengan hijau pada skala pemeriksaan.
f) Sistem Kardiovaskular
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas
pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk iksigenais,
sering terjadi postural hipotensi, tekanan darah meningkat diakibatkan oleh
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
g) Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu rubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis + 35 derajat celcius, hal ini
diakibtkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan
tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas
otot.
h) Sistem Pernapasan
Otot-otot prnapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas
dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat,
menarik napas lebih berat, kapasitas pernpasan maksimum menurun. Ukuran
alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, omsigen pada arteri
menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk berkurang dan penurunan
kekuatan otot pernapasan.
i) Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan, esofagus melebar,
sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu
pengososngan lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati (liver) semakin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah.
j) Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun hingga
50%, fungsi tubulu berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan urine, berat jenis urin menurun, proteinuria biasanya +1),
blood urea nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat. Otot – otot kandung kemih (vesica urinaria)
melemah, kapasitasnya menurun hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi
buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan sehingga
meningkatkan retensi urine. Pria usia dengan 65 tahun ke atas sebagian besar
mengalami pembesaran prostat hingga + 75% dari besar normalnya.
k) Sistem Endokrin
Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, basal metabolic
rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta sekresi hormon
kelamin seperti progesteron, esterogen, dan testosteron.
l) Sistem Integumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar
dan bersisik, menurunna respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam
hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisit akibat menurunnya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat
berkurang jumlahnya dan fungsinya. Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
m) Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan kepadatannya (desity) dan semakin rapuh, kifosis, persendian
membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, atrofi
serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat.
2) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik,
kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat
kecerdasan (intellegence quotient-IQ), dan kenangan (memory). Kenangan dibagi
menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu) mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10
menit) biasanya dapat berupa kenangan buruk.
3) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami pensiun.
Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
a) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income) berkurang.
b) Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
lengkap dengan segala fasilitasnya.
c) Kehilangan teman atau relasi.
d) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
e) Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awareness of mortality).
f. Proses Menua
1) Pengertian Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai pada
satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Proses menua
merupakan kombinasi berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Sampai saat ini
banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menua yang tidak seragam.
Secara umum proses menua di definisikan sebagai perubahan yang terkait waktu,
bersifat universal, intrinsik, profresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungna untuk
dapat bertahan hidup. Proses menua yang terjadi bersifat individual, yang berarti
tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda, setiap lansia memiliki
kebiasaan yang berbeda dan tidak ada satu faktor pun yang dapat mencegah proses
menua.
2) Teori Menua
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi,
teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual :
a) Teori Biologis
 Teori genetik
Teori ini menyebutkan bahwa manusia dan hewan terlahir dengan program genetil
yang mengatur proses menua selama rentang hidupnya. Setiap spesies di dalam inti
selnya memiliki suatu jam genetik. jam biologis sendiri dan setiap spesies
mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi
tertentu sehingga bila jam ini berhenti berputar maka ia akan mati.
 Wear and Tear Theory
Menurut teori “pemakaian dan perusakan” (Wear and Tear Theory) disebutkan
bahwa proses menua terjadi akibat kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan
sel tubuh menjadi lelah dan tidak mampu meremajakan fungsinya. Proses menua
merupakan suatu proses fisiologis.
 Teori Nutrisi
Teori nutrisi menyatakan bahwa proses menua dan kualitas proses menua
dipengaruhi intake nutrisi seseorang sepanjang hidupnya. Intake nutrisi yang bauk
pada setiap tahap perkembangan akan membantu meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang. Semakin lama seseorang mengkonsumsi makanan bergizi dalam
rentang hidupnya, maka ia akan hidup lebih lama dengan sehat.
 Teori Mutasi Somatik
Menurut teori ini penuaan terjadi karena adanya mutasi omatik akibat pengarung
llingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA dan
RNA dan dalam proses translasi RNA protein / enzim. Kesalahan ini terjadi terus
menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan
sel normal menjadi sel kanker atau penyakit.
 Teori Stress
Teori stres mengungkapkan bahwa proses menua terjadi akibat hilangnya sel-sel
yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan sel yang menyebabkan sel
tubuh lelah terpakai.
 Slow Immunology Theory
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
 Teori Radikal Bebas
Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.
 Teori Rantai Silang
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi sel-sel kimia yang tua dan
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan penurunan elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel.
b) Teori Psikologis
 Teori Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut hierarki Maslow tentang kebutuhan dasar manusia, setiap manusia
memiliki kebutuhan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya itu. Dalam
pemenuhan kebutuhannya, setiap individu memiliki prioritas. Seorang individu
akan berusaha memenuhi kebutuhan di piramida lebih atas ketika kebutuhan di
tingkat piramida bawahnya telah terpenuhi. Kebutuhan pada piramida tertinggi
adalah aktualisasi diri. Ketika individu mengalami proses menua, ia akan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan di piramida tertinggi yaiitu aktualisasi diri.
 Teori Individualisme Jung
Menurut teori ini, kepribadian seseorang tidak hanya berorientasi pada dunia luar
namun juga pengalaman pribadi. Keseimbangan merupakan faktor yang sangat
penting untuk menjaga kesehatan mental. Menurut teori ini proses menua
dikatakan berhasil apabila seorang individu melihat ke dalam dan nilai dirinya
lebih dari sekedar kehilangan atau pembatasan fisiknya.
 Teori Pusat Kehidupan Manusia
Teori ini berfokus pada identifikasi dan pencapaian tujuan kehidupan seseorang
menurut 5 fase perkembangan, yaitu masa anak-anak (belum memiliki tujuan
hidup yang realistis), remaja dan dewasa muda (mulai memiliki konsep tujuan
hidup yang spesifik), dewasa tengah (mulai memiliki tujuan hidup yang lebih
kogkrit dan berusaha untuk mewujudkannnya), usia pertengahan (Usia
Pertengahan), dan lansia (saatnya berhenti untuk melakukan pencapaian tujuan
hidup).
 Teori Tugas Perkembangan
Menurut tugas tahapan perkembangan ego Ericksson, tugas perkembangan lansia
dalah integrity versus despair. Jika lansia dapat menukan arti dari hidup yang
dijalaninya, maka lansia akan memilik integritas ego untuk menyesuaikan dan
mengatur proses menua yang dialaminya. Jika lansia tidak memiliki integritas
maka ia akan marah, depresi dan merasa tidak adekuat, dengan kata lain
mengalami keputusan.
c) Teori Sosiologis
 Teori Interaksi Sosial (social exchange theory)
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan dan prestise sehingga
interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan
kemampuan nmereka untuk mengikuti pemerintah.
 Teori Penarikan Diri
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan
disekitarnya. Lansia mengalami kehilangan ganda, yang meliputi kehilangan
peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen.
 Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung pada bagaimana
seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas serta
mempertahankankan aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan
aktivitas yang dilakukan.
 Teori Berkesinambungan (Continuity Theory)
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua namun kepribadian dasar
dan pola individu tidak akan mengalami perubahan. Pengalaman hidup seseorang
pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat menjadi lansia.
 Subculture Theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian dari sub kultur. Secara
antropologis, berarti lansia memiliki norma dan standar budaya sendiri. Standar
dan norma budaya ini meliputi perilaku, keyakinan, dan harapan yang
membedakan lansia dari kelompok lainnya.
g. Tugas Perkembangan Lansia
Adapun tugas perkembangan lansia, antara lain :
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4) Mempersiapkan kehidupan baru
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial secara santai
6) Mempersiapkan diri untuk kematian dan kematian pasangannya
h. Pathway Proses Menua

Fase 1 subklinik
Fase 2 transisi Fase 3 klinik

Usia 25-35 Penurunan hormon


i. Usia 35-45 Usia 45 produksi hormon
(testosteron, growt hormon,
Penurunan hormon 25 sudah berkurang
estrogen)
% hingga akhirnya berhenti

DAFTAR
Polusi udara, diet PUSTAKA
yang tak sehat dan stres

Peningkatan radikal
bebas

Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai


terganggu spti : penglihatan
menurun, rambut beruban,
stamina & enegi berkurang,
wanita (menopause),pria
(andopause).

Penyakit degeneratif
(DM, osteoporosis,
hipertensi, penyakit
jantung koroner)

i. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk
mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum
diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1) Pemerikasaan hematologi rutin
2) Urin rutin
3) Glukosa
4) Profil lipid
5) Alkalin pospat
6) Fungsi hati
7) Fungsi ginjal
8) Fungsi tiroid
9) Pemeriksaan feses rutin

B. Konsep Nyeri Sendi


a. Pengertian Nyeri Sendi
Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan
pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri, dan terjadinya gangguan gerak.
Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang.
b. Penyebab Nyeri Sendi
Menurut Smeltzer tahun (2002) dalam setiyorini (2018), penyebab utama dari
nyeri sendi belum diketahui secara pasti, namun ada faktor risiko yang dianggap sebagai
pencetus baik itu tunggal maupun bersama-sama. Faktor tersebut biasanya adalah faktor
genetik, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor sistem reproduksi. Diantara
beberapa faktor tersebut, faktor infeksi dianggap menjadi faktor pencetus paling besar,
seperti bakteri, mikroplasma dan virus. Smeltzer juga mengemukakan adanya teori-teori
yang dianggap sebagai penyebab nyeri sendi, yaitu :
1) Faktor Mekanisme Imunitas
Penderita nyeri sendi mempunyai auto antibodi di dalam serumnya yang dikenal
sebagai faktor rematoid. Antibodi adalah suatu faktor antigama globin (IgM) yang
bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100. Hal ini biasanya
dikaitkan dengan vaskulitis dan prognosis yang buruk.

2) Faktor Metabolik
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses autoimun.
3) Faktor Genetik dan Faktor Pemicu Lingkungan
Penyakit nyeri sendi juga dapat dikaitkan dengan pertanda genetik dan masalah
lingkungan. Orang dengan riwayat keluarga nyeri sendi menjadi berisiko untuk
mengalami nyeri sendi. Persoalan perumahan dan penataan yang buruk dan lembab
juga dapat memicu nyeri sendi.
4) Faktor Usia
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan terhadap penyakit baik
yang bersifat akut maupun kronik. Sehingga degenerasi dari sistem muskuloskeletal
juga dapat menyebabkan nyeri sendi.
c. Jenis-Jenis Nyeri Sendi
Jenis-jenis nyeri sendi menurut Setiyorini (2018) antara lain :
1) Berdasarkan Lokasi Ptologis
Jenis nyeri sendi jika ditinjau dari lokasi patologis dapat dibedakan dalam 2 kelompok
besar yaitu rematik artikular dan rematik non artikular.
a) Rematik artikular atau arthritis
Arthritis merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada persendian yang
meliputi arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis.
b) Rematik non artikular atau ekstra artikular
Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu suatu gangguan rematik yang
disebabkan oleh proses diluar persendian yang meliputi bursitis, fibrositis, dan
sciatica.
2) Berdasarkan Klasifikasi yang lain
a) Osteoarthritits
Osteoarthritis adalah gangguan yang berkembang secara lambat, tidak simetris dan
noninflamasi yang terjadi pada sendi yang dapat digerakkan khususnya pada sendi
yang menahan gerak tubuh. Osteorthritis ditandai oleh degenerasi kartilago sendi
dan oleh pembentukan-pembentuksn tulang baru pada bagian pinggir sendi.
b) Arthritis rematoid
Arthritis rematoid adalah kumpulan gejala (syndrom) yang berjalan secara kronik
dengan ciri radang non spesifik sendi 9 perifer. Penyebab dari rematoid hingga saat
ini masih belum terungkap.
c) Olimialgia reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan
yang terutama menegenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul.
Terutama mengenai usia pertengahan atau usia ;anjut sekitar 50 tahun keatas.
d) Arthritis gout
Arthritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada
pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati
masa menopause.
d. Patofisiologi Nyeri Sendi
Nyeri merupakan reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik untuk
memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan 3 komponen fisiologi
berikut :

1) Resepsi
Semua kerusakan seluler yang disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi
atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri.
Pemaparan terhadap panas atau dingin tekanan friksi dari zat-zat kimia menyebabkan
pelepasan substansin, seperti histamin, bradikinin, dan kalium yang bergabung dengan
lokasi reseptor di nosiseptor impuls saraf yang dihasilkan stimulus nyeri, menyebar
disepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe saraf perifer menginduksi stimulus
nyeri.
2) Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Stimulus nyeri
ditransmisikan naik ke medula spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari talamus,
serabut menstransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk korteks sensori
dan korteks asosiasi. Pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi
reaksi yang kompleks. Faktor-faktor psikologis dan kognitif berinteraksi dengan
faktor-faktor neurofisiologis dalam mempersepsikan nyeri.
3) Reaksi
a) Respon Fisiologis
Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang otak dan talamus
sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stres. Nyeri
dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri superfisial menimbulkan reaksi
“flight atau fight” yang merupakan sindrom adaptasi umum.
b) Respon Perilaku
Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimualai suatu siklus, yang apabila
diobati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat mengubah
kualitas kehidupan individu secara bermakna. Antisipasi terhadap nyeri
memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan upaya untuk
menghilangkannya. Dengan instruksi dan dukungan yang adekuat, klien belajar
untuk memahami nyeri dan mengontrol ansietas sebelum nyeri terjadi. Perawat
berperan penting dalam membantu klien selama fase antisipatori.
e. Manifestasi Klinis
Menurut Setiyorini, dkk (2018) tanda gejala dari nyeri sendi, antara lain :
1) Nyeri, rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang sering menyebabkan
seseorang mencarai pertolongan medis.
2) Pembengkakan Sendi
3) Gerakan yang terbatas, kelemahan, dan perasaan mudah lelah
4) Deformitas, Deformitas atau kekakuan sendi dapat disebabkan oleh ketidaksejajaran
sendi yang terjadi akibat pembengkakan, destruksi sendi yang progresif atau
subluksasio yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhdap lainnya dan
menghilangkan rongga sendi
f. Penatalaksanaan Lansia dengan Nyeri Sendi
Penatalaksanaan perawatan lansia dengan nyeri sendi
1) Penatalaksanaan Medis
Penanganan medis bergantung pada tahap penyakit saat diagnosis dibuat dan
termasuk kedalam kelompok yang mana sesuai dengan kondisi tersebut.
a) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan dapat membina hubungan baik dan
menjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.

b) OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)


OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang
sering dijumpai.
c) DMARD (Desease Modifying Antirheumatid Drugs)
DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses
destruksi akibat athritis reumatoid. Keputusan penggunaannya tergantung
pertimbangan risiko manfaat oleh dokter.
d) Rehabilitasi
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas harapan hidup pasien. caranya antara lain
dengan mengistirahatkan sendi yang terllibat, latihan, pemanasan, dan sebagainya.
Fisioterapi dimulai segera setelah rasa sakit pada sendi berkkurang atau minimal.

2) Penanganan Non Medis


a) Bimbingan Antisipasi
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
Menghilangkan nyeri dan menambah efek tindakan untuk menghilangkan nyeri
yang lain. Cemas yang sedang akan bermanfaat jika klien mengantisipasi
pengalaman nyeri.
b) Distraksi
Sistem aktivasi retikuler menghambat stimulus yang menyakitkan jika seseorang
menerima masukan sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan
endorfin. Distraksi mengalihkan perhatian klien ke hal lain dengan demikian
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri.
c) Hipnosis Diri
Hipnosis dapat membantu menurunkan persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti
positif untuk pendekatan kesehatan holistik, hipnosis diri menggunakan sugesti
diri dan kesan tentang perasaan yang nyaman dan damai.
d) Relaksasi dan teknk imajinasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres.
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan dapas
dalam, napas lembut (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana cara
menghembuskan napas secara perlahan
Daftar Pustaka

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta. Deepublish.

Festi, Pipit. 2018. Buku Ajar LANSIA, Lanjut Usia, Perspektif Dan Masalah.

Muhith, Abdul. 2016. Pendidikan keperawatan gerontik. Yogyakarta. CV ANDI OFFSET.

Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic ed.8;
alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC

Setiyorini, Erni, dkk. 2018. Perawatan lansia dalam perspektif budaya. Malang. MNC
Publishing.
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Hari, tanggal : Sabtu, 16 Mei 2020 Jam : 09.00

1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Ny. S
b. Umur KK : 85 Tahun
c. Alamat dan telepon : Jl. Ciliwung No.30, Kota Blitar
d. Pekerjaan KK : -
e. Pendidikan KK : -
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :-

i. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. S merupakan extended family (keluarga besar) yang terdiri dari, Tn.
S dan istrinya serta anak, menantu dan cucu.
j. Suku bangsa
Keluarga Tn. S termasuk dalam suku bangsa jawa
k. Agama
Keluarga Tn. S semua beragam islam
l. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S dan Ny. M bekerja sebagai petani. Mereka bekerja biasanya mulai dari jam
06.30 sampai dengan jam 12.00 lalu istirahat kurang lebih 1-2 jam, lalu bekerja lagi
sampai jam 16.00. Untuk penghasilan Tn. S dan Ny. M tidak menentu karena
tergantung dari hasil panennya. Dalam 1 tahun ada 2x panen dan dalam 1x panen
penghasilannya kurang lebih Rp. 3.000.000 - Rp. 4.500.000. Anak Tn. S yaitu Tn. W
bekerja juga sebagai seorang sopir dan tinggal bersma Tn. S dan Ny. M bersama istri
dan anaknya.

m. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga Tn. S setiap sore Berkumpul untuk mengobrol atau menonton TV bersama.

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. S sekarang pada tahap perkembangan keluarga dengan lanjut usia.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga harus Mempertahankan
suasana rumah yang menyenangkan, Adaptasi dengan peruabahan kehilangan
pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan, Mempertahankan keakraban suami
istri dan saling merawat serta Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini
keluarga merasa sudah terpenuhi, walaupun terkadang ada masalah yang timbul
kadang kurang dirasakan oleh keluarga, hanya saja keluarga merasa perlu
mempertahankan apa yang sudah ada.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Baik Tn. S maupun Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dari keluarga Tn. S dan Ny. M tidak memilik suatu riwayat penyakit tertentu.

3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1) Denah rumah
U
Teras

R. Tamu
B T
K. Tidur K. Tidur

K. Tidur

Dapur K.M
2) Keadaan lingkungan dalam rumah
Lantai ubin, ruang tamu dan tempat tidur cukup bersih dan tampak beberapa
barang berserakan. Pada bagian ruang tamu memiliki jendela. Setiap kamar tidur
memiliki 1 jendela. Keadaan rumah cukup terang dan cukup luas. Posisi rumah
berada lebih tinggi dari jalan dan terhubung dengan tangga.
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Pemanfaatan halaman digunakan untuk menjemur hasil panen ketika masa
panen.
b) Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur yang letaknya kurang lebih 500 meter dari rumah.
Dan dalam mengambil air keluarga memanfaatkan pompa air/sanyo.
c) Pembuangan air koto
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga.Selokan
tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah dan dalamkeadaan terbuka
lancar.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih dahulu
semua sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah leher angsa dengan pembuangan septic
tank. Jarak antara jamban/septic tang dari sember air lebih dari 10 m.
f) Sumber pencemaran
Keluarga memilihara kambing. Kadang hewan peliharaan nya berada di
halaman belakang rumah yang agak berdekatan dengan ruang dapur.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada salah satu
tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila ada tetangga yang mempunyai
hajat mereka akan saling bantu.
c. Mobilitas geografi keluarga
Dari awal menikah sampai sekarang Tn. S dan Ny. M tetap tinggal di rumah yang
sekarang. Alat transportasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sepedamotor
dan angkutan umum.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Tetapi Tn. S dan
sudah tidak mengikuti kegaiatan yang ada di masyarakat seperti perkumpulan arisan/
yasinan yang diadakan setiap 1 minggu sekali. Sedangkan Ny. M masih mengikuti
arisan/yasinan ibu-ibu yang diadakan setiap minggu sekali.
e. Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Faktor pendukung keluarga dalam keluarga Tn. S dan Ny. M adalah keluarga
besar/saudara-saudara Ny. M yang timggal berdekatan. Dimana apabila keluarga Tn.
S dan Ny. M memerlukan bantuan maka keluarga yang lain akan membantu.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Tn. S pola komunikasi yang digunakan adalah polakomunikasi
terbuka, setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara danmenyampaikan
pendapatnya. Komunikasi yang digunakan oleh keluargaadalah komunikasi dua arah.
Dalam keluarga Ny.M mengatakan tidak  pernah terjadi suatu masalah dalam proses
komunikasi, apabila terjadi hanyahal kesalahpahaman kecil yang dapat diselesaikan
dengan membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama.
Pengambilan keputusan adalah Tn. S dengan mempertimabangkan setiap masukan
dari anggota keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. S menjalankan perannya dengan baik sebagai kepala keluarga dan seorang suami
Tn. S bekerja sebagai petani untuk menafkahi keluarga. Ny. M selain sebagai istri dan
ibu dari anak-anaknya juga bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Menurut Ny.
M tidak masalah dalam pembagian peran karena itu merupakan suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa. Dimana ketika masih sehat Tn. S
yang bertindak sebagai pencari nafkah dan Ny. K selain sebagai istri dan ibu dari
ketiga anak, juga membantu mencari nafkah.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Orang tua mampu menggambarkan
kebutuhan keluarga nya secara rinci, mulai dari kebutuhan makanan, pakaian,
pendidikan, dan kesehatan.
2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, ketika anak sakit
orang tua secepat mungkin memeriksakan ke jasa pelayanan kesehatan terdekat.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika salah
seorang anggota keluarga ada yang harus pergi keluar negeri untuk bekerja, sehingga
komunikasi dilakukan melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksisosial pada
anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu denganmembiarkan anaknya bermain
dengan teman sebayanya di sekolah dandirumah.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan oleh suami dan istri secara bersama-sama.
3) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anaki yaitu kondisi etnis dan
suku Yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih banyak ditangani ibu
karena waktu terbanyak bersama ibunya.
4) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga sudah tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, karena anak-
anak Tn. S dan Ny. M semua sudah berkeluarga dan mempunyai rumah masing-
masing, kecuali anak yang ketiga yaitu Tn.W beserta istri dan anaknya tinggal
bersama Tn. S dan Ny. M.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. M sering merasakan sakit pada bagian
sikunya, tetapi Ny. M tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Ny. M
mengatakan karena sekitar 5 bulan yang lalu pernah cek asam urat, dan nilai asam
uratnya 7,5 mg/dL. Tetapi keluarga dan klien tidak terlalu mengetahui apa itu asam
urat, mereka hanya mengetahui karena asam urat tinggi maka badan akan terasa nyeri
– nyeri. Dan akan mengobatinya dengan jamu.
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci
rambutmaksimal 3 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi.
3) Penyakit yang sering diderita
Penyakit yang sering diderita keluarga biasanya hanya flu,batu, pilek.
4) Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan.
5) Penyakit kronis atau menular
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit kronis atau menular, hanya saja Ny.
M kadar asam uratnya sedikit tinggi.
6) Kecacatan
Tidak ada yang memiliki kecacatan dalam keluarga.
7) Pola makan
Pola makan baik.
8) Pola istirahat
Pola istirahat cukup.
9) Ketergantungan obat atau bahan
Anggota keluarga tidak ada yang memiliki ketergantungan pada obat.
10) Mencari pelayanan kesehatan
Keluarga mencari pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas/dokter praktek.
d. Fungsi reproduksi
Ny. M mengatakan sudah tidak menstruasi.

6. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga mengatakan merasa tidak ada masalah yang dirasakan dalam waktukurang
dari enam bulan ini. Semua dirasakan oleh keluarga baik-baik saja
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat makamereka akan
memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan bersamakemudian dicari jalan
keluar yang terbaik.

c. Strategi koping yang digunakan


Jika terdapat masalah dalam keluarga, keluarga lebih suka berunding bersamauntuk
memecahkannya atau meminta pendapat pada orang yang lebih tahu.Apabila terdapat
keluarga yang sakit dan dirasa sakitnya cukup parah makan keluarga akan membawa
ke pelayanan kesehatan terdekat/membeli obat dari apotik.

7. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : sabtu, 16 mei 2020
TB BB LLA TD N R
No Nama S ºC Keterangan keluhan
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’
15
1 Tn. S 49 110/80 60 14 36,5 -
5
Ny. M mengatakan
14
2 Ny. M 39 100/70 62 14 36,5 sikunya nyeri terlebih
5
ketika malam hari
3 Ny. J - - - - - - - -
4 Tn. MJ - - - - - - - -
5 An. A - - - - - - - -
6 An. R - - - - - - - -
7 An. G - - - - - - - -
8 Ny. S - - - - - - - -
9 Nn. T - - - - - - - -
10 Tn. W - - - - - - - -
11 Ny. N - - - - - - - -
12 An. C - - - - - - - -

8. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN


KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah
Keluarga menganggap masalah kesehatan Ny, M adalah masalah yang wajar karena Ny.
M sudah lanjut usia. Keluarga menganggap orang yang sudah lanjut usia pasti selalu
memiliki masalah kesehatan.

b. Harapan terhadap masalah


Keluarga mengatakan ingin mendapatkan berbagai informasi mengenaikesehatan demi
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya.

9. IDENTITAS KLIEN
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 65 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Petani
f. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
g. Status marital : Married/Menikah
h. Tanggal pengkj : 16 Mei 2020
i. Ruang :
j. Alamat : Dusun Midodaren Desa dawuhan

10. STATUS KESEHATAN SAAT INI


Klien mengatakan tubuhnya terasa linu-linu, khusunya pada area siku. Klien juga
mengatakan setiap nyerinya kambuh maka digerakkan akan sakit, tapi klien tetap masih
bisa beraktivitas seperti biasa. Klien tidak pernah membawanya ke dokter, biasanya untuk
mengurangi nyerinya dengan minum jamu. Menurut keluarga mungkin nyeri yang
dialami Ny. M dikarenakan asam urat yang tinggi, karena sekitar 5 bulan yang lalu pernah
cek asam urat, dan nilai asam uratnya 7,5 mg/dL. Tetapi klien tidak terlalu mengetahui
informasi tentang asam urat, mereka hanya mengetahui karena asam urat tinggi maka
badan akan terasa nyeri – nyeri. Dan akan mengobatinya dengan jamu/obat dari apotik.

11. RIWAYAT KESEHATAN


a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Menurut klien nyeri pada
siku tersebut sudah berlangsung sejak 4 bulan yang lalu dan terjadi karena tidak sengaja
terbentur pintu. Walaupun terasa nyeri klien masih dapat melakukan aktivitas seperti
biasa termasuk bekerja di ladang.
b. Kesehatan dahulu
Tidak ada
c. Kesehatan keluarga
Tidak ada

12. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum
Keadaan Umum :✓baik  sedang lemah
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Penampilan : Rapi
Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 65x/menit
Respiratory Rate : 16x/menit
Suhu : 36,5
b. Sistem respirasi
Pola nafas irama: ✓ Teratur  Tidak teratur
Jenis - Dispnoe - Kusmaul - Ceyne Stokes Lain-lain:
Suara nafas: ✓verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas  Ya ✓ Tidak
Batuk  Ya ✓Tidak
c. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung : ✓Reguler  Ireguler
S1/S2 tunggal : ✓ Ya  Tidak
Nyeri dada :  Ya ✓ Tidak
Bunyi jantung: ✓Normal  Murmur  Gallop lain-lain
CRT: ✓< 3 dt  > 3 dt
Akral: ✓ Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah
d. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : ✓ Baik  Menurun Frekuensi: x/hari
Porsi makan : ✓ Habis  Tidak Ket: 3x/hari
Diet : -
Minum : + 1000 – 1500 cc Jenis: air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut : ✓ Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa : ✓ Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan :  Nyeri telan  Kesulitan menelan Pembesaran tonsil
 Lain-lain: tidak ada
Abdomen :  Tegang  Kembung  Ascites
 Nyeri tekan, lokasi: tidak ada
Peristaltik : 6 x/menit
Pembesaran hepar :  Ya ✓ Tidak
Pembesaran lien :  Ya ✓ Tidak
Buang air besar : 1-2 x/hari Teratur: ✓Ya  Tidak
Konsistensi : lunak Bau: cukup menyengat Warna: kuning
Lain-lain:
e. Sistem genitourinaria
Kebersihan : ✓Bersih  Kotor
Urin : Jumlah: 4-5x/hr Warna: kuning Bau: berbau khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): tidak ada
Kandung kencing : Membesar  Ya ✓ Tidak
Nyeri tekan Ya ✓Tidak
Gangguan :  Anuria  Oliguri  Retensi  Nokturia
 Inkontinensia  Lain-lain: tidak ada

f. Sistem musculoskeletal Sistem/integument


Kemampuan pergerakan sendi: ✓Bebas  Terbatas
Kekuatan otot: 4 4
4 4
Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik ✓Kemerahan Pucat
Hiperpigmentasi
Turgor: ✓Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada ✓ Tidak ada Lokasi
Luka  Ada ✓Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka  Ada ✓Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :
Tidak terkaji
g. Sistem neurosensori
Penglihatan (mata) : normal
Pupil : ✓Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : ✓Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga : normal
Gangguan pendengaran :  Ya ✓Tidak Jelaskan:
Lain-lain :
Penciuman (Hidung) : Normal
Bentuk : ✓Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya ✓ Tidak Jelaskan: Lain-lain
h. Sistem endokrin
Pembesaran Tyroid  Ya ✓Tidak
Hiperglikemia  Ya ✓Tidak Nilai GDA :
Hipoglikemia  Ya ✓Tidak
Luka gangren  Ya ✓Tidak
Pus  Ya ✓Tidak
Lain-lain :

13. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a) Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga, anak, suami dan cucu baik, klien juga mengatakan
setiap selalu berkumpul bersama untuk menonton tv. Hubungan klien dengan
teman/tetangga baik, apabila ada tetangga yang sakit klien selalu menjenguk.
b) Emosional
Klien tidak memiliki masalah emosional tertentu.

Identifikasi masalah emosional :


Pertanyaan tahap I
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
 Ya ✓Tidak

 Apakah klien sering merasa gelisah


 Ya ✓Tidak

 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?


 Ya ✓Tidak

 Apakah klien sering was-was atau khawatir ?


 Ya ✓Tidak

Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
Pertanyaan tahap II
 Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
 Ya  Tidak

 Ada masalah atau banyak pikiran ?

 Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?


 Ya  Tidak

 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?


 Ya  Tidak

 Cenderung mengurung diri ?


 Ya  Tidak
Jika ada minimal 1 jawaban “ya” maka : masalah emosional (+)
Masalah emosisonal klien : -
c) Spiritual
Klien mengatakan selalu melaksanakan sholat 5 waktu.

14. Pengkajian Fungsional Klien


a) Kartz Indeks
A. Mandiri dalam makan, kontinensia

(BAB/BAK), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan semua fungsi di atas
H. Lain-lain
b) Bartel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan
Makan Frekuensi : 3x/hari
1. 5( ) 10 (✓) Jumlah :
Jenis : nasi, lauk pauk
Minum Frekuensi :
2. 5( ) 10 (✓) Jumlah : + 1000-1500 cc/hr
Jenis :
Berpindah dari kursi roda Klien tidak menggunakan kursi
3. ke tempat tidur atau 5 – 10 ( ) 15 (✓) roda
sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, Frekuensi : 2x/hari
4. menyisir rambut, dan 0( ) 5 (✓)
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5. 5( ) 10 ( ✓)
menyeka tubuh, atau
menyiram)
6. Mandi 5( ) 15 (✓) Frekuensi : 1-2x/hari
7. Jalan di permukaan datar 0( ) 5 (✓)
8. Naik turun tangga 5( ) 10 (✓)
9. Mengenakan pakaian 5( ) 10 (✓)
10. Kontrol bowel 5( ) 10 (✓) Frekuensi : 4-5/hari
Kontrol bladder Frekuensi : (BAB 1-2X/hr)
11. Olahraga dan latihan 5( ) 10 (✓) Klien tidak pernah melakukan
olahraga
Rekreasi dan pemanfaatan Klien jarang pergi rekrasi,
waktu luang pemanfaatan waktu luang
12. 5( ) 10 (✓)
dengan menonton TV bersama
keluarga.

Total Score : 120

Klien Ketergantungan sebagian


Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :
Mandiri : 130
Ketergantungan sebagian : 65-125
Ketergantungan total : < 60

15. Pengkajian Status Mental Gerontik


a) Short Portable Mental Status Quisioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan
✓ 1 Tanggal berapa hari ini ?
✓ 2 Hari apa sekarang ?
✓ 3 Apa nama tempat ini ?
✓ 4 Dimana alamat anda ?
✓ 5 Berapa umur anda ?
✓ 6 Kapan anda lahir ?
✓ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
✓ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
✓ 9 Sebutkan nama ibu anda ?
✓ 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun

Total score : 8

Jadi klien mengalami : fungsi intelektual utuh karena klien menjawab 10 pertanyaan
dan salah1.
Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10

b) Mini Mental Status Exam


Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
kognitif Maks Klien
“Tahun berapa sekarang? Musim apa?
1 Orientasi 5 4 Tanggal berapa? Hari apa? Bulan
apa?
“Sedang ada di manakah kita
Orientasi 5 5 sekarang? Negara? Kota? Nama
tempat? Ruang apa? Lantai berapa?
Peneliti menyebutkan tiga benda yang
2 Registrasi 3 3
tidak berhubungan, tiap satu benda
disebutkan dalam waktu satu detik.
Kemudian peneliti meminta
responden menyebutkan ketiga benda
tersebut kembali. Tiap benda yang
dapat disebutkan dengan benar oleh
responden diberikan nilai satu poin.
Apabila responden tidak dapat
menyebutkan dengan benar ketiga
benda tersebut, hal ini dapat diulangi
sebanyak enam kali. Bila responden
sudah melewati tahap ini, minta
responden untuk mengingat ketiga
kata tersebut karena akan ditanyakan
kembali
“Saya ingin Anda menghitung
mundur mulai dari angka 100. Namun
Perhatian dan tiap angka yang Anda sebutkan
3 5
kalkulasi 5 tersebut harus sudah dikurangi 7.”
Alternatif lain “Mengeja kata DUNIA
dari belakang.” (A-I-N-U-D)
Minta klien untuk mengingat objek
pada nomor 2 (registrasi) dan nilai 1
4 Mengingat 3 3 poin untuk jawaban benar untuk
masing-masing objek

5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


minta pada klien menyebutkan namanya
o Jam tangan
o Pulpen
Minta klien untuk mengulang kata-kata
9 berikut “tak ada jika atau tetapi”

 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,


tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah
yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua
dan taruh dilantai”
o Ambil kertas ditangan anda
o Lipat dua
o Taruh dilantai

Perintahkan klien untuk mengikuti hal


berikut :
o “Tutup mata anda”

Perintahkan klien untuk membuat


kalimat dan suatu gambar
o Tulis satu kalimat
o Manyalin gambar
Total Nilai 30 29

Total Score : 29
Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22
Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17
mental berat
jadi fungsi kognitif dan fungsi mental klien baik

16. Pengkajian Status Mental Gerontik


Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini

Komponen Langkah Kriteria Nilai


utama dalam
bergerak
Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat duduk
posisi/gerakan Bangun dari dengan satu gerakan, tetapi mendorong
keseimbangan kursi tubuhnya keatas dengan tangan atau
bergerak ke depan kursi terlebih 0
dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali

Duduk ke Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk


kursi ditengah kursi 0

Menahan Pemeriksa mendorong sternum


dorongan pada (perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
sternum Klien menggerakkan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak 0
menyentuh sisi-sisinya

Mata ditutup Kriteria sama dengan kriteria untuk


Bangun dari mata terbuka 0
kursi

Duduk ke Kriteria sama dengan kriteria untuk


kursi mata terbuka 0

Menahan Kriteria sama dengan kriteria untuk


dorongan pada mata terbuka 0
sternum

Perputaran Menggerakkan kaki, memegang obyek


leher untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing
atau keadaan tidak stabil 0

Gerakan Tidak mampu untuk menggapai


menggapai sesuatu dengan bahu fleksi max, 1
sesuatu sementara berdiri pada ujung-ujung
jari kaki tidak stabil, memegang
sesuatu untuk dukungan
Membungkuk Tidak mampu membungkuk untuk
mengambil objek-objek kecil dari
lantai, memegang objek untuk bisa
berdiri, memerlukan usaha-usaha 0
multiple untuk bangun

Gaya berjalan Minta klien Ragu-ragu tersandung, memegang


dan gerak untuk berjalan objek untuk dukungan
ke tempat 0
yang
ditentukan

Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai secara


langkah kaki konsisten (menggeser atau menyeret
(saat berjalan) kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi 0
(>50 cm)

Kontinuitas Setelah langkah-langkah awal,


langkah kaki langkah-langkah menjadi tidak
(diobservasi konsisten, memulai mengangkat satu 0
dari sampin9 kaki sementara yang lain menyentuh
klien) tanah

Kesimetrisan Tidak berjalan pada garis lurus,


langkah bergelombang dari sisi ke sisi
(diobservasi 0
dari samping
klien)

Penyimpanga Tidak berjalan pada garis lurus,


n jalur pada bergelombang dari sisi ke sisi
saat berjalan
(diobservasi 1
dari belakang
klien)

Berbalik Berhenti sebelum berbalik, jalan


sempoyongan, bergoyang, memegang 0
obyek untuk dukungan

2
Total Score :

Klien termasuk dalam kategori risiko jatuh rendah


0-5 : Resiko jatuh rendah
6-10 : Resiko jatuh sedang
: Resiko jatuh tinggi

17. Status Depresi


Lingkari angka yang menjadi penilaian
Skor Uraian
A KESEDIHAN
3 Sayasangat sedih/tidak bahagia, dimanasayatidak dapat menghadapinya
2 Sayagalau/sedih sepanjangwaktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Sayamerasasedih/galau
0 Sayatidak merasasedih

B PESIMISME
3 Merasamasadepan adalah sia-sia&sesuatu tidakdapat membaik
2 Merasatidak punyaapa-apa&memandangkemasadepan
1 Merasakecilhatitentang masadepan
0 Tidakbegitu pesimis/ kecilhatitentangmasadepan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasabenar-benargagal sebagai orangtua (suami/istri)
2 Bilamelihat kehidupan kebelakang, semuayangdapat sayalihat kegagalan
1 Merasatelahgagal melebihiorangpadaumumnya
0 Tidakmerasagagal

D KETIDAK PUASAN
3 Tidakpuas dengan segalanya
2 Tidaklagi mendapat kepuasan dariapapun
1 Tidakmenyukai carayangsayagunakan
0 Tidakmerasatidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasaseolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasasangat bersalah
1 Merasaburuk/tidak berhargasebagai bagian dariwaktuyangbaik
0 Tidakmerasabenar-benar bersalah

F TIDAKMENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Sayabenci diri sayasendiri
2 Sayamuak dengan diri sayasendiri
1 Sayatidak sukadengan diri sayasendiri
0 Sayatidak merasakecewadengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKANDIRI SENDIRI
3 Sayaakan bunuh diri jikasayapunyakesempatan
2 Sayapunyarencanapastitentangtujuan bunuh diri
1 Sayamerasalebih baikmati
0 Sayatidak punyapikirantentangmembahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARISOSIAL


3 Sayatelahkehilangansemuaminatsayapadaoranglain&tidakperduli
padamerekasemuanya
2 Sayatelah kehilangan semuaminat sayapada oranglain &mempunyai
sedikit perasaan padamereka
1 Sayakurangberminat padaoranglain dari padasebelumnya
0 Sayatidak kehilangan minat padaoranglain

I KERAGU-RAGUAN
3 Sayatidak dapat membuat keputusan samasekali
2 Sayamempunyai banyakkesulitan dalam membuat keputusan
1 Sayaberusahamengambil keputusan
0 Sayamembuat keputusanyangbaik

J PERUBAHANGAMBARANDIRI
3 Merasabahwasayajelek/ tampak menjijikan
2 Merasabahwaadaperubahanyangpermanen dalam penampilan
1 Sayakhawatirsayatampaktua/tidakmenarik&inimembuatsayatidak
Menarik
0 Tidakmerasabahwasayatampaklebih buruk daripadasebelumnya
K KESULITANKERJA
3 Tidakmelakukan pekerjaan samasekali
2 Telah mendorongdiri sayasendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upayatambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Sayadapat berkerja± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Sayasangat lelah untukmelakukan sesuatu
2 Sayamerasalelah untukmelakukan sesuatu
1 Sayamerasalelah dariyangbiasanya
0 Sayatidak merasalebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Sayatidak lagi punyanafsu makan samasekali
2 Nafsu makan sayasangatburuk sekarang
1 Nafsu makan sayatidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan sayatidakburukdari biasanya

Keterangan : klien termasuk dalam depresi tidak ada/minimal


0–4 :Depresi Tidak Ada/ Minimal
5–7 :Depresi Ringan
8– 15 :Depresi Sedang
>16 :Depresi Berat

18. Apgar Keluarga


Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
a) Selalu : Skore 2
b) Kadang-kadang : Skore 1
c) Hampir Tidak Pernah : Skore 0
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu ADAPTATION 2
2. padawaktu sesuatucara
Saya puas dengan menyusahkan saya.
keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya & PARTNERSHIP
mengungkap-kan masalah dengan saya 2
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya menerima &mendukung keinginan saya GROWTH 2
106
untuk melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
sayamengekspresikanafek&beresponsterhadap AFFECTION 2
emosi-emosi saya seperti marah, sedih /
5. Sayapuasdengancarateman-temansaya&saya
mencintai.
menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 2
TOTAL 10

Keterangan :
Skor >6 : Tidakterjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosialmenengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi
Kesimpulan : klien tidak terjadi disfungsi sosial
Perawat yang mengkaji,
……………………………
ANALISA DATA
Data Etiologi Diagnosa Keperawatan
Ds : Faktor resiko terjadinya Nyeri Kronis
- Ny. M mengeluh sikunya terasa osteoarthritis (usia>65 tahun,
nyeri dan bertambah nyeri wanita menopouse )
ketika malam hari
- Ny. M mengatakan nyerinya
sudah berlangsung selama
kurang lebih 4 bulan yang lalu Perubahan fisiologis tubuh
(perubahan hormon, degenerasi sel
- P : Nyeri timbul ketika terlalu
karena usia)
lama melakukan suatu aktivitas
- Q : Nyeri seperti tertimpa benda
berat
- R : Nyeri di bagian siku kanan Penipisan tulang rawan sendi
- S : Skalan nyeri 4 (peradangan pada persendian)
- T : hilang timbul

Do :
- Ekspresi wajah tampak Nyeri Akut

menahan sakit
- Klien tampak memegang
sikunya yang terasa sakit
Ds : Proses penuaan Defisit Pengetahuan
- Ny. M mengatakan tidak terlalu
Proses penyakit degeneratif yang
mengatahui tentang asam urat panjang
- Ny. M mengatakan jika asam
Kurang kemampuan mengingat,
urat tinggi maka badan nyeri kesalahan interpretasi
dan akan diobati dengan minum
Defisit pengetahuan
jamu.
Ds :
- Ny. M bingung ketika ditanya
penyebab asam urat serta
informasi lain tentang asam urat
Skala Prioritas Masalah
a. Nyeri Akut
No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1 = 1 Nyeri yang dirasakan harus diatasi
Skala : aktual karena sangat menggangu aktivitas dari
Ny. M saat ini
2 Kemungkinan masalah 2/2x2 = 2 Karena apabila nyeri timbul dan sangat
dapat diubah mengganggu maka Ny. M akan segera
Skala : mudah meminum obat/jamu untuk
menghilangkan nyeri
3
Potensial masalah cukup 2/3x1 = 2/3 Jika nyerinya tidak segera diatasi maka
untuk dicegah nyeri tersebut akan sangat menggangu
Skala : cukup rasa nyaman
4 Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1 Penanganan segera akan menentukan
Skala : masalah berat hasil serta tindakan keperawatan
harus segera ditangani selanjutnya.
Jumlah 42/3

b. Defisit pengetahun
No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1 = 1 Bila informasinya tidak segera
Skala : aktual disampaikan maka akan berpengaruh
terhadap kesehatan Ny. M kedepannya
2 Kemungkinan masalah 1/2x2 = 1 Perubahan membutuhkan waktu yang
dapat diubah tidak singkat
Skala : sebagian
3 Potensial masalah cukup 2/3x1 = 2/3 Jika tidak segera diinformasikan
untuk dicegah kebiasaan yang tidak sehat akan terus
Skala : cukup berlanjut dan akan memengaruhi
kualitas hidup dari Ny. M

4 Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1 Krena terkait dengan masalah kesehatan


Skala : masalah berat harus Ny.M maka pemberian informasi harus
segera ditangani segera disampaikan
Jumlah 3 2/3

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Defisit Pengetahuan
Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI


Nyeri Kronis Tingkat Nyeri : Tingkat nyeri : pengalaman sensorik atau Manajemen nyeri : mengidentifikasi dan
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau mengelola pengalaman sensorik atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas emosional yang berkaitan dengan kerusakan
ringan hingga berat dan konstan. jaringan atau fungsional dengan onset
Ekspektasi : meningkat mendadak atau lambat dan beintensitas ringan
Kriteria Hasil : hingga berat dan konstan.
1. Diharapkan kemampuan aktivitas meningkaat (5) Tindakan :
2. Diharapkan keluhan nyeri menurun (5) 1. Observasi
3. Diharapkan meringis menurun (5) - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Diharapkan tekanan darah membaik (5) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
2. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan : kecukupan informasi kognitif yang Edukasi kesehatan : mengajarkan pengelolaan
berkaitan dengan topik tertentu. faktor risiko penyakit dan perilaku hidup
Ekspektasi : meningkat bersih serta sehat.
Kriteria hasil : Tindakan
1. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat (5) 1. Observasi
2. Pengetahuan tentang suatu topik meningkat (5) - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
3. Pertanyaan tentang suatu masalah yang dihadapi menurun (5) menerima informasi
2. Tindakan
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Implementasi
No Hari, Tanggal, jam Diagnosa Keperawatan Implementasi TTD
1 Sabtu, 16 Mei, 14.00 Nyeri Akut 1. Melakukan identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien
2. Melakukan identifikasi skala nyeri yang dirasakan klien
3. Melakukan identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup klien
4. Menjelaksan cara penanganan nyeri ketika nyeri terasa seperti dengan
teknik non farmakologis yaitu dengan kompres hangat
5. Melakukan Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri
yang dirasakan klien
6. Menjelaskan tentang penyebab nyeri, periode dan pemicu nyeri yang
dirasakan klien.

2 Minggu, 17 Mei, Defisit Pengetahuan 1. Melakukan identifikasi kesiapan dan kemampuan klien dalam
16.00
menerima informasi.
2. Menyediakan materi serta media pendidikan kesehatan seperti leaflet
atau video tentang asam urat.
3. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukannya pendidikan kesehatan
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya apa yang tidak
dimengerti.
5. Menjelaskan faktor – faktor risiko yang dapat mempenngaruhi
kesehatan klien.
Evaluasi
No Hari, Tanggal, Jam Diagnosa Keperawatan Evalusi TTD
1 Sabtu, 16 Mei, 16.00 Nyeri Kronis S : Ny. M mengatakan sudah menetahui cara untuk meredakan rasa nyeri
O : Ny. M mengatakan sudah bisa melakukan penanganan ketika nyeri
terasa.
- P : Nyeri timbul ketika terlalu lama melakukan suatu aktivitas
- Q : Nyeri seperti tertimpa benda berat
- R : Nyeri di bagian siku kanan
- S : Skalan nyeri 4
- T : hilang timbul
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

2 Minggu, 17 Mei, Defisit Pengetahuan S : Ny. M sepakat tentang jadwal pendidikan kesehatan yang akan
16.00 dilakukan
O : Ny. M dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat tentang
faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
KONTRAK PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal Tujuan Belajar Rencana Metode Alokasi Tanda


Kegiatan Waktu Tangan
Pembimbing
Sabtu/16 Mei Memberikan asuhan Pengkajian Bertemu langsung 30 menit
2020 keperawatan pada
lansia dengan nyeri
sendi
Minggu, 17 Terapi Non Melihat youtube, 30 menit
Mei 2020 farmakologis : kemudian
Teknik relaksasi dipraktekkan
dan distraksi
Senin, 18 Mei Senam lansia Melihat youtube, 30 menit
2020 kemudian
dipraktekkan

Anda mungkin juga menyukai