LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP LANSIA
TAHUN 2020
Disusun Oleh :
WURI HANDAYANI
1. Definisi
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,
2006).
2. Batasan Lansia
A. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
B. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi
tiga katagori, yaitu:
1. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas.
3. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun
ke atas dengan masalah kesehatan.
3. Ciri-ciri Lansia
A. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran
pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah
dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses
kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi
yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama
terjadi.
B. Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik,
misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan pendapatnya maka
sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang
mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
masyarakat menjadi positif.
C. Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat
sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan
lansia sebagai ketua RW karena usianya.
D. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan
untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno,
kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan,
cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.
4. Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan.
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan
merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada
manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit,
tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih
rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini,
terdapat berbagai perbedaan teori, namun para ahli pada umumnya sepakat
bahwa proses ini lebih banyak ditemukan pada faktor genetik.
K. Sistem Kulit
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses
keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas
akibat penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras
dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya,
perubahan pada bentuk sel epidermis.
L. Sistem Muskuloskeletal Tulang
Kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan
tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan
mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi
lamban, otot mudah kram dan
7. Perubahan Psikologis
A. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple
pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin
keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb.Seorang lansia
ansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat, perlu
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik
maupun sosial, dengan cara mengurangi kegiatan yang bersifat
melelahkan secara fisik. Seorang lansia harus mampu mengatur cara
hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja
secara seimbang.
B. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti: Gangguan
jantung, gangguan metabolism (diabetes millitus, vaginitis), baru
selesai operasi: prostatektomi), kekurangan gizi, karena pencernaan
kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-
obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
C. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah seorang lansia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
D. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun
tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua
atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan
sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.
Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari
model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di
atas. Kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang
merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-
olah acuh terhadap pensiun (pasrah). Misalnya cara berwiraswasta,
cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan macamnya.
E. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak
fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan
kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk,
pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya
sehingga sering menimbulkan keterasingan.
ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Suku
5. Agama
6. Pendidikan
7. Status perkawinan
8. Wisma
9. Tanggal masuk PSTW
10. Alasan masuk PSTW
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utana
2. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
3. Pemekrisaan fisik (observasi, auskultasi, perkusi,palpasi
a. Keadaan umum (TTV) : (TD,N,RR,S)
b. BB/TB
c. Mata
d. Telinga
e. Mulut,gigi dan bibir
f. Leher
g. Dada
h. Abdomen
4. Aspek psiko-sosial-spiritual
a. Psikologis
- Adakah orang yang terdekat dengan pasien
- Masalah masalah utama yang dialami
- Bagaimana sikap klien terhadap proses penuaan
- Bagaimana mengatasi stress yang dialami
- Apakah harapan klien padasaat ini dan akan datang
b. Sosial
- Apa kesibukan klien untuk mengisi waktu luang
- Kegiatan organisasi yang di ikuti lansia
- Siapa saja yang biasa mengunjungi
c. Spiritual
- Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agama?
- Apakah secara teratur ikut aktif dalam kegiatan agama?
- Bagaimana lansia dalam mengatasi masalah ? apa dengan
ber’doa?
- Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal ?
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan
nutrisi yang tidak adekuat akibat anoreksia
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan
3. Deficit perawatan diri : mandi b.d kelemahan
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Perubahan nutrisi Tujuan : 1. 1.Buat tujuan BB 1. Nutrisi
kurang dari Kebutuhan nutrisi ideal dan yang
kebutuhan terpenuhi secara kebutuhan nutrisi adekuat
berhubungan adekuat harian yang menghind
dengan asupan Kriteria : adekuat ari adanya
nutrisi yang - Meningkatkan 2. 2.Timbang setiap malnutrisi
tidak adekuat masukan oral hari , pantau hasil 2. Deteksi
akibat anoreksia - Menunjukkan pemeriksaan dini
peningkatan BB laborat perubahan
3. 3. Jelaskan BB dan
pentingnya nutrisi masukan
yang adekuat nutrisi
4. 4.Anjurkan makan 3. Dengan
dengan porsi yang pemaham
kecil tapi sering an yang
5. benar
6. akan
memotiva
si klien
untuk
masukan
nutrinya
4. Menguran
gi
perasaan
tegang
pada
lambung
2 K Gangguan Setelah dilakukan 1.Kaji kemampuan 1. Sebagai
mobilitas fisik tindakan mobilisasi klien acuan
b.d kelemahan keperawatan, 2.Latih ROM pasif melakuka
gangguan mobilitas 3.Posisikan kaki n tindakan
fisik berkurang lebih tinggi dari 2. ROM
Kriteria Hasil : jantung dapat
1.Oedem di kaki 4.Edukasi kepada mencegah
berkurang klien untuk tetap kekakuan
2.Ekstremitas klien mobilisasi pada otot
lems/ tidak kaku semampunyasemis 3. 3.Posisi
al miring kiri kanan yang lebih
5.Kolaborasi tinggi
dengan dokterter dapat
terkait dengan menguran
oedem pada klien gi oedem
4. Edukasi
dapat
meningkat
kan
motivasi
klien
5. Dokter
dapat
memberik
an
farmakolo
gis yang
tepat
untuk
pasien.
3 Deficit Setelah dilakukan 1.Kaji kebutuhan 1. Sebagai
perawatan diri : tindakan perawatan diri acuan
mandi b.d keperawatan, klien untuk
kelemahan Deficit perawatan 2.Bantu klien menentuk
diri : mandi teratasi memenuhi an
Kriteria Hasil : perawatan tindakan
1.Klien mandi mandinya keperawat
secara teratur 3.Edukasi klien an
2xsehari untuk melapor 2. Bantuan
2.Klien tampak kepada perawat yang
bersih apabila badan diberikan
terasa kotor dan untuk
tidak enak klien
dapat
memenuhi
kebutuhan
personal
hygine
klien
3. Edukasi
dapat
meningkat
kan diri
klien
tentang
kebersihan
nya.
DAFTAR PUSTAKA