Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA TN. S DENGAN HIPERTENSI

Disusun oleh :

Christina Sitompul, S.Kep


21501009

PRESEPTOR :
Ns.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2022
Konsep Dasar Lansia
A. Definisi Lansia
Menurut Kementerian Kesehatan RI Tahun 2016, lansia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Banyak diantara lanjut
usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan
sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai
keagamaan dan budaya bangsa. Menua atau menjadi tua adalah suatu
keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan
proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa
dan tua.
B. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut menurut Depkes RI (2015)
1. Usia lanjut presenilis yaitu abtara usia 45-59 tahun
2. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
3. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan
umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
1. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1
ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas”.
2. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-
55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase
senium) ialah 65 hingga tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri
dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-
80 tahun), dan very old ( > 80 tahun)

C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


Menurut Azizah dan Lilik M, (2011), perubahan yang terjadi pada lansia
meliputi perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi mental, perubahan
psikososial, perubahan kognitif dan perubahan spiritual.
1. Perubahan kondisi fisik
Meliputi perubahan tingkat sel sampai ke semua organ tubuh,
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria,
endokrin dan integumen. Berkurangnya tinggi badan dan berat badan,
bertambahnya fat-to-lean body mass ratio dan berkuranya cairan tubuh.
2. Sistem integumen
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan
kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa,
kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran
darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku
pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh, pada wanita usia > 60
tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis atau botak dan warna
rambut kelabu, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya. Fungsi
kulit sebagai proteksi sudah menurun.
a. Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak diakibatkan oleh rendahnya aktifitas otot.
b. Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang,
pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos tidak
begitu terpengaruh.
c. Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardiac output,
berkurangnya heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, tekanan darah meningkat akibat meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer, bertaTn. Sanjang dan lekukan,
arteria termasuk aorta, intima bertambah tebal, fibrosis.
d. Sistem perkemihan
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%,
fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mampu mempekatkan urin,
BJ urin menurun, proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal
terhadap glukosa meningkat, kapasitas kandung kemih menurun 200
ml karena otot-otot yang melemah, frekuensi berkemih meningkat,
kandung kemih sulit dikosongkan pada pria akibatnya retensi urin
meningkat, pembesaran prostat (75% usia di atas 65 tahun),
bertambahnya glomeruli yang abnormal, berkurangnya renal blood
flow, berat ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron menurun,
kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal menurun.
e. Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli
ukurannya melebar dari biasa dan jumlah berkurang, oksigen arteri
menurun menjadi 75 mmHg, berkurangnya maximal oxygen uptake,
berkurangnya reflek batuk.
f. Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa
lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung
menurun, peristaltik melemah sehingga dapat mengakibatkan
konstipasi, kemampuan absorbsi menurun, produksi saliva menurun,
produksi HCL dan pepsin menurun pada lambung.
g. Rangka tubuh
Osteoartritis, hilangnya bone substance.
h. Sistem penglihatan
Kornea lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya
ambang pengamatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat, susah melihat cahaya gelap), berkurangnya atau hilangnya
daya akomodasi, menurunnya lapang pandang (berkurangnya luas
pandangan, berkurangnya sensitivitas terhadap warna yaitu
menurunnya daya membedakan warna hijau atau biru pada skala dan
depth perception).
i. Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada lansia, membran
timpani menjadi atropi menyebabkan otoklerosis, penumpukan
serumen sehingga mengeras karena meningkatnya keratin, perubahan
degeneratif osikel, bertambahnya obstruksi tuba eustachii,
berkurangnya persepsi nada tinggi.
j. Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel
kortikol, reaksi menjadi lambat, kurang sensitiv terhadap sentuhan,
berkurangnya aktifitas sel T, hantaran neuron motorik melemah,
kemunduran fungsi saraf otonom.
k. Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, berkurangnya ATCH,
TSH, FSH dan LH, menurunnya aktivitas tiroid akibatnya basal
metabolisme menurun, menurunnya produksi aldosteron, menurunnya
sekresi hormon gonads yaitu progesteron, estrogen dan aldosteron.
Bertambahnya insulin, norefinefrin, parathormon. 10
l. Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie dan
uterus, atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun
adanya penurunan berangsur-angsur dan dorongan seks menetap
sampai di atas usia 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian
produksi ovum pada saat menopause.
m. Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan
pembauan, sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu gula,
garam, mentega, asam, setelah usia 50 tahun.
3. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis,
timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut,
merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan
karena tidak berguna lagi. Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi
mental yaitu:
a. Perubahan fisik, terutama organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan
f. Gangguan syaraf panca indera
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Kehilangan hubungan dengan teman dan famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
4. Perubahan psikososial
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan
bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa
pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk
pensiun dengan menciptakan minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga
masa pensiun memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya.
Tetapi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-
teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah.
Perubahan psikososial yang lain adalah merasakan atau sadar akan
kematian, kesepian akibat pengasingan diri lingkungan sosial, kehilangan
hubungan dengan teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketegangan
fisik, perubahan konsep diri dan kematian pasangan hidup
5. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:
a. Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
b. Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
c. Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap
bila tidak ada penyakit.
6. Perubahan spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastolik diatas
90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

B. KLASIFIKASI
a. Ringan: 140/90 – 159/99 mmHg
b. Sedang: 160/100 – 179/109 mmHg
c. Berat: 180/110 – 209/119 mmHg

C. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hipertensi pada orang lanjut usia adalah :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Hipertensi juga disebabkan beberapa faktor :
a. Faktor keturunan (Genetik)
b. Pola Hidup, seperti konsumsi garam berlebih (melebihi dari 30 gr),
kegemukan atau obesitas, stress, merokok, minum alkohol, minum
obat-obatan(ephedrine, prednison, epineprin).

D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada tanda gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah.
b. Dengan tanda gejala
Tanda dan gejala klinis beberapa pasien hipertensi ialah, mengeluh
sakit kepala, pusing, pandangan buram, lemas, sesak napas, tigelisah,
mual, muntah, rasa berat ditengkuk, jantung berdebar-debar, nyeri
dada hingga kesadaran menurun.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hemoglobin / hematokrit
b. BUN : Untuk memeriksa perfusi ginjal.
c. Glukosa
Hiperglikemi dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan tensi).
c. Kolesterol dan trigliserid serum
d. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
e. Foto dada
Menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katub, pembesaran jantung
f. CT SCAN
Untuk mengkaji ensefalopati, tumor serebral.
g. EKG
Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.

F. PENATALAKSANAAN
a. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Seperti :
- Diet : Rendah garam dan rendah lemak jenuh, Menghentikan
merokok, penurunan asupan etanol, penurunan berat badan
- Latihan Fisik : olahrga seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dll.
- Tehnik Relaksasi : Yang bertujuan mengurangi kecemasan dengan
cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks.
b. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja, namun mengurangi dan mencegah komplikasi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan
seumur hidup penderita. obat pada pasien hipertensi ialah diuretik,
penghambat simpatetik (metildopa, klonidin, reserpin), betabloker,
vasodilator, angiotensin dll.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi adalah :
a. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient
ischemic attack (TIA).
b. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard
acut (IMA).
c. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
d. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, edema pupil.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK

Jadwal Kunjungan : 07 Juni 2022


Peretemuan : ke-1 (satu)
Kegiatan : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) dan
pengkajian

A. Latar Belakang
Pertemuan dengan Tn. S dirumah Tn. S pada tanggal 07 Juni 2022
dengan tujuan memperkenalkan diri dan meminta izin kepada Tn. S dan
keluarganya untuk mengkaji kondisi kesehatan Tn. S dan membantu
menyelesaikan maslah kesehatannya. Selanjutnya menjelaskan kepada Tn.
S bahwa dalam beberapa hari kedepan saya akan mengunjungi Tn. S untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami.

B. Data Yang Perlu Dikaji


1. Data umum
2. Riwayat kesehatan keluarga
3. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
4. Pengkajian lingkungan
5. Struktur keluarga
6. Fungsi keluarga
7. Tugas keperwatan keluarga
8. Aktivitas sehari – hari (Barthel Index)
9. Indeks KATZ
10. Pengkajian Short Portable Mental Questionnere (SPMSQ)
11. Pengkajian Mini Mental State Exam (MMSE)
12. Depresi (Beek/ Yesavage)
13. Geriatric Depression Scale (GDS)
14. Keadaan emosi
15. Konsep diri
16. APGAR Keluarga
17. Pengkajian Resiko Jatuh
18. Pemeriksaan Fisik

C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum dirumuskan karena pengkajian baru
mulai dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 1x30 menit terbinanya hubungan saling percaya pada
keluarga gerontik.
3. Tujuan Khusus
Keluarga binaan menerima kunjungan mahasiswa Profesi NERS.

D. Rencana Kegiatan
2. Topik
Peekenalan dan pemeriksaan kesehatan
3. Metode
Wawancara dan tanya jawab
4. Waktu
Hari/Tanggal : 07 Juni 2022
Pukul : 16.00 WIB
5. Tempat
Rumah Pasien binaan gerontik Tn.. S

E. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan berkunjung
4. Mengevaluasi keadaan pasien binaan
b. Fase Kerja
Melakukan kontrak waktu dan tempat yang disepakati bersama dengan
klien.
c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengakhiri pertemuan bersama pasien binaan
3. Mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan, kontrak dengan pasien binaan
gerontik, dan mengucapkan salam.
b. Proses
Pelaksanan sesuai dengan startegi pelaksanaan, respon baik
keluarga menerima mahasiswa, dan keluarga kooperatif.
c. Hasil
Terbinanya hubungan saling percaya antara keluarga binaan
gerontik dan mahasiswa, serta keluarga bersedia menjadi pasien
binaan.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FORMAT PENGKAJIAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU Nama Mahasiswa
KEPERAWATAN GERONTIK
TA. 2021/2022
: Christina
Sitompul
Tgl pengkajian : 07 Juni 2022

NIM : 21501009

PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Identitas keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Usia : 74 Tahun
c. Alamat : Jl. Toman
d. Telpon :-
e. Pekerjaan : Tidak Bekerja
f. Pendidikan : SLTP
g. Komposisi : 1 orang
Hub.
Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan
Dng KK

Ny. A P Istri 65 SD Buruh

2. Genogram

3. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah tipe keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
4. Suku Bangsa
Suku keluarga Tn.S adalah suku jawa, tidak ada adat istiadat yang bertentangan dengan
kesehatan pada keluarga Tn. S
5. Agama
Agama yang dianut Tn. S dan keluarganya adalah agama islam. Keluarga Tn. S menjalankan
ibadah-ibadah wajib dan sunnah dirumah maupun dimesjid.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga Tn. S adalah menengah kebawah, penghasilan keluarga
didapatkan dari pekerjaan istri sebagai pemulung.penghasilan yang diterima keluarga Tn. S
tergolong pas-pasan karena hanya cukup untuk keperluan sehari-hari saja dan tidak bisa
ditabung untuk keperluan mendatang.
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa mereka jarang sekali melakukan rekreasi keluar, karena
keterbatasan biaya.keluarga Tn.S mengisi waktu luang atau waktu libur dengan berkumpul
dirumah. Sesekali anaknya berkunjung kerumahnya.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap VIII yaitu keluarga lanjut usia.
Tugas perkembangan keluarga saat ini yaitu:
a) Mempertahankan susana rumah yang menyenangkan
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
e) Melakukan file review
f) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan eluarga yang belum terpenuhi pada keluarga Tn. S adalah adaptasi
kehilangan pasangan dan menerima kematian pasangan, karena Tn. S masis memiliki pasangan
(Ny. A).
3. Riwayat keluarga inti
a) Tn. S sebagai keluarga mempunyai penyakit hipertensi, dan dianjurkan untuk mengkonsumsi
obat hipertensi oleh pihak puskesmas. Tn. S mempunyai kebiasaan merokok dan gaangguan
pendengaran.
b) Ny. A sebagai istri dari Tn. S mempunyai penyakit hipotensi.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. S menderita hipertensi, tetapi keluarga dari pihak Tn. S (Bapak atau ibu) tidak ada yang
mmenderita hipertensi.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Tn. S dan keluarganya menempati rumah milik anaknya. Tipe rumah Tn. S yaitu permanen yang
terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 1 kamar mandi,
serta 1 dapur.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Mayorittas tetangga atau masyarakat disekitar rumah Tn. S berasal dari suku minang dan jawa.
Hubungan antar tetangga terjalin dengan baik.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. S sudah menempati rumah yang ditempatinya lebih dari 20 tahun.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S dan keluarganya mengatakan mereka sering berkumpul dengan anak-anaknya pada libur
lebaran. Interaksi dengan masyarakat terbina dengan baik. Akan tetapi rumah Tn. S tergolong
jauh dari ruma tetangga.

5. Sistem pendukung keluarga


Menurut Tn. S sistem pendukung dalam keluarganya adalah istrinya (Ny. A), anak-anak dan
cucu-cucunya.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan keluarga adalah komunikasi dua arah, bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa sunda dan bahasa indonesia. Akan tetapi komunikasi dirasakan sedikit
sulit, karena Tn. S mengalami gangguan pendengaran.
2. Struktur kekuatan keluarga
Struktur kekuatan keluarga Tn. S adalah keluarga yang saling membantu satu sama lain,
mendukung serta menghargai pendapat. Saling merawat ketika ada yang sakit.
3. Struktur peran
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga serta sebagai pencari nafkah
tambahan.
Ny. A berperan sebagai istri dari Tn. A yang mengurus rumah tangga dan sebagai pencari
nafkah utama.
4. Norma keluarga
Keluarga Tn. S menganut norma dan budaya saling mendukung dan menghargai satu sama lain.
Keluarga Tn. S menerapkan aturan sesuai agama islam.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Hubungan antar keluarga baik. Mendukung satu sama lain serta saling menyayangi.
2. Fungsi sosialisasi
Setiap hari Tn. S berkumpul dengan istrinya dirumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu
mentaati norma yang berlaku.

3. Fungsi perawatan kesehatan


Tn. S mengatakan memiliki riwayat hipertensi. Tn. S mengatakan keluhan yang ia rasakan
pusing sertaa nyeri pada bagian tengkuk dan leher.
4. Fungsi reproduksi.
Tn. S dan Ny. A memiliki 6 orang anak, semua anak sudah menikah dan Ny. A sudah
menopause, sehingga tidak menggunakan KB.
5. Fungsi ekonomi
Tn. S mengatakan penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan istrinya sebagai pemulung hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja.
F. TUGAS PERAWATAN KELUARGA
1. Mengenal masalah keluarga
Tn. S dan keluarga mengatakan tidak mengetahui secara rinci tentang hipertensi yang diderita
Tn. S. Keluarga mengetahui bahwa Tn. S menderita hipertensi, akan tetapi keluarga belum
mengetahui penyebab, tanda dan gejala hipertensi. Tn. S adalah seorang perokok.
2. Mengambil keputusan
Setelah Tn. S merasakan gejala-gejala hipertensi, Tn. S sempat dibawa anaknya kepuskesmas
untuk berobat, namun tidak dilanjutkan lagi karena tidak ada yang mengantar. Tn. S dan
keluarga juga belum mengetahui komplikasi hipertensi jika tidak diobati.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. S mengatakan selalu membantu anggota keluarga yang sakit dalam pemenuhan
aktivitasnya, dan jika penyakit Tn. S kambuh, Tn. S beristirahat dan dinjurkan makan mentimun.
4. Memelihara lingkungan
Keluarga Tn. S masih kurang mampu dalam memodifikasi lingkungan. Tampak ruangan rumah
yang agak gelap, terdapat jendela, tetapi jarang dibuka.
5. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Keluarga jarang memeriksakan kondisi Tn. S ke pelayanan kesehatan karena tidak ada yang
mengantar kepuskesmas.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stress jangka pendek dan panjang
stressor jangka pendek adalah Tn. S sering mengeluh pusing dan nyeri dibagian pundak dan
leher, penghasilan yang pas-pasan.
Stressor jangka panjang adalah khawatir tekanan darahnya semakin tinggi dan karena umurnya
sudah tua.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga Tn. S selalu berfikir positif terhadap masalah yang datang dan mengganggap setiap
masalah sudah ditakdirkan dan ada jalan keluarnya.
3. Strategi koping
Keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
4. Strategi adaptasi
5. Harapan keluarga
Keluarga berharap tetap diberikan kesehatan agar bisa beribadah dan beraktifitas sehari-hari.
H. KEBIASAAN SEHARI – HARI
1. Biologis
a. Pola makan
Tn. S mengatakan pola makannya 3 kali sehari, nafsu makan baik, Tn. S menghindari
makan-makanan yang harus dihindari untuk penderita hipertensi seperti makanan yang asin-
asin agar hipertensinya tidak kambuh.
b. Pola minum
Tn. S mengatakan ia minum sedikit tapi sering, dalam 1 hari ia menghabiskan 2-3 liter.
c. Pola tidur
Tn. S mengatakan mudah untuk memulai tidur pada malam hari, akan tetapi jika terbangun
susah untuk memulai tidur kembali.

d. Pola eliminasi (BAB/BAK)


Tn. S mengatakan jika BAB ia rutin setiap pagi, dan jika BAK tergantung ia minum air
perharinya.
e. Aktivitas sehari – hari (Barthel Index)
Dengan
Aktivitas (ADL) Mandiri
Bantuan
Makan 10
Aktifitas ke Toilet 10
Berpindah dari kursi roda atau sebaliknya, 15
termasuk duduk di tempat tidur
Kebersihan diri mencuci muka, menyisir 5
rambut dan menggosok gigi
Mandi 5
Berjalan dipermukaan datar 25
Naik turun tangga 10
Berpakaian 10
Mengontrol defekasi 10
Mengontrol berkemih 10
Total 110

Penlilaian:
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Kesimpulan
Dari hasil barthel index didapatkan bahwa Tn. S dalam skor 110 yaitu dalam kategori
MANDIRI.
f. Rekreasi
TN. S mengatakan ia sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan jauh, karena tubuhnya
terasa cepat lelah, sehingga ia memutuskan untuk selalu dirumah sambil membantu
pekerjaan istri.
g. Indeks KATZ
Indek Keterangan
Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK),
A menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan
mandi.
B Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
C Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi
D
yang lain.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah
F
dan satu fungsi yang lain.
G Ketergantungan untuk enam fungsi tersebut
Lain – Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak
lain dapat diklasifikasi sebagai C, D, E, F dan G

Kesimpulan :
Berdasarkan penilain Indeks KATZ didapatkan Tn. S masuk ke dalam kategori A yaitu
mampu melakukan semua aktivitas secara mandiri seperti makan, BAK / BAB,
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
2. Psikologis
a. Mental (SPMSQ)
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore
N0 Pertanyaan
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini?
√ 2. Hari apa sekarang ini?
√ 3. Apa nama tempat ini?
4. Berapa nomer telepon anda?
√ 4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien tidak
mempunyai telepon
√ 5 Berapa umur anda?
√ 6 Kapan anda lahir?
√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang?
√ 8 Siapa presiden sebelumnya?
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dam tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total 1

Penilaian SPMSQ :

 Kesalahan 8 - 10 fungsi intelektual berat


 Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
 Kesalahan 3 - 4 fungsi intelektual ringan
 Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
Kesimpulan :
Penilaian Kesalahan klien 1: Fungsi Intelektual Utuh
Pengkajian Mini Mental State Exam (MMSE)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
kognitif maksimal klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2. Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada?
registrasi 3  Negara
 Propinsi
 Kabupaten
Sebutkan 3 objek (kursi, meja, kertas)
kemudian ditanyakan kepada klien,
menjawab
a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
3. Perhatian 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100,
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat
kalkulasi 100, 93. 86, 79, 72
4. Mengingat 3 3 Meminta klien menyebutkan objek pada
point 2:
a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
5. Bahasa 9 Menanyakan kepada klien tentang benda
(sambil menunjuk benda tersebut)
a. Jendela
b. Jam dinding
Meminta klien untuk mengulangi kata
berikut “tak ada jika, dan, atau, tetapi”
Klien menjawab -, dan atau tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah.
Ambil ballpoint ditangan anda, ambil
kertas, menulis saya mau tidur
a. Ambil bolpen
b. Ambil kertas
c. –
Perintahkan klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai 1 point)
“tutup mata anda”
Klien menutup mata
Perintahkan klien untuk menulis kalimat
atau menyalin gambar.

Skor
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : Probable Gangguan Kognitif
Nilai 0-16 : Definitif Gangguan Kognitif

Kesimpulan :
Untuk MMSE (Mini Mental State Exam) didapatkan skor yaitu 30, yang artinya TIDAK ADA
KERUSAKAN KOGNITIF pada Tn. S
Depresi (Beek/ Yesavage)

Penilaian dengan menggunakan skala Inventaris Depresi Beck (IDB)


No Uraian Depresi Beck Skore
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat
menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih √
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak
dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1 Saya merasa terkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pasimis atau kecil hati tentang masa depan √
C.Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagi seseorang (orang tua,
suami, Istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal √
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas √
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah √
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri √
sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri √
sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minta pada orang lain √
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik √
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanet dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya √
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya √
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya √
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya √
Penilaian:
 0-4 = Derpresi tidak ada atau minimal
 5-7= Depresi ringan
 8-15= Depresi sedang
 >15 =depresi berat

Kesimpulan :
Untuk penilain Depresi (BEEK / YESAVAGE) didapatkan nilainya yaitu 0, yang artinya Tn. S TIDAK
DEPRESI.

Geriatric Depression Scale (GDS)


No Pertanyaan Jawaba Score
n
1 Apa anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya 0
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan Tidak 0
minat atau kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak 0
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya 1
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap Ya 0
saat?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan Ya 1
terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup Ya 0
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya 1
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada Ya 1
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah Tidak 0
dengan daya ingat anda di bandingkan kebanyakan
orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang Ya 0
menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti seperti Tidak 0
perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya 0
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Tidak 0
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik Tidak 0
keadaannya daripada anda?
Interpretasi:
Skor 0-4 : not depressed (tidak depresi/normal)
Skor 5-9 : mild depression (depresi ringan)
Skor 10-15 : severe depression (depresi sedang/berat)
Kesimpulan :
Untuk penilaian GDS (Geriatric Depression Scale) didapatkan skor 4, yang artinya Tn. S TIDAK
DEPRESI.

b. Keadaan emosi
Keadaan emosi Tn. S sangat stabil. Tn. S mengatakan dirinya jarang tersinggung dengan
perkataan orang sekitar. Jika ada yang menyinggung akan didiamkan saja dan mencoba
memahami sikap dan sifat yang dimiliki setiap orang.

c. Konsep diri
1) Identitas diri
Tn. S mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang sudah tua, seorang suami dan kepala
keluarga bagi istrinya, ayah dari anak-anaknya dan kakek bagi cucu-cucunya.
2) Gambaran diri
Tn. S mengatakan mengatakan bahwa ia menyadari kalau ia sudah lanjut usia dan
kesehatannya mulai menurun karena proses penuaan.
3) Ideal diri
Tn. S berharap ia sehat selalu, mampu mengerjakan aktivitas sehari – hari seperti biasa,
dan bisa menikmati masa tua dengan tenang bersama anak – anak dan cucu – cucunya.
4) Peran diri
Saat ini Tn. S berperan sebagai seorang suami dan kepala keluarga bagi istrinya, ayah
dari anak-anaknya dan kakek bagi cucu-cucunya.
5) Harga diri
Tn. S mengatakan tidak malu dengan keadaannya saat ini, meskipun keadaannya mulai
menurun karenaa proses penuaan.

8. APGAR Keluarga
APGAR Keluarga
Skore
No Fungsi Uraian Keterangan
1 Saya puas bahwa dapat kembali pada Selalu 2
Adaptasi keluarga saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga saya Selalu 2
Hubungan membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga saya menerima Selalu 2
Pertumbuhan dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru.
4 Saya puas dengan cara keluarga saya Selalu 2
mengespresikan afek dan berespon terhadap
Afeksi
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya Kadang- 1
Pemecahan dan saya menyediakan waktu bersama-sama kadang
Keterangan :
Skor 2 jika selalu
Skor 1 jika kadang-kadang
Skor 0 jika hampir tidak pernah
Skor : 8-10 : fungsi sosial normal
Skor : 5-7   : fungsi sosial cukup
Skor : 0-4   : fungsi sosial kurang/suka menyendiri

Kesimpulan :
Dalam penilaian APGAR didapatkan skor 9 yang artinya keluarga Tn. S FUNGSI SOSIAL
NORMAL

9. Pengkajian Resiko Jatuh : Test Skala Kesimbangan Berg


a. Pengkajian Skala Resiko Jatuh dengan Postural Hypotensi
Reach Test (FR Test) Hasil
Mengukur tekanan darah lansia Diperoleh hasil pengukuran dalam
dalam tiga posisi yaitu : tiga posisi yaitu:
a. Tidur a. Tidur : 160 / 100 mmHg
b. Duduk b. Duduk : 170 / 100 mmHg
c. Berdiri c. Berdiri : 170 / 110 mmHg
Catatan : Jarak antara posisi
pengukuran kurang lebih 5- 10 Catatan : Resiko jatuh apabila hasil
menit. Skoring total nilai diastole terdapat
perbedaan 20 mmHg.
Kesimpulan
Tidak Ada resiko jatuh, karena hasil skoring total nilai diastole tidak
terdapat perbedaan 20 mmHg.

b. Fungsional Reach Test (FR Test)


Reach Test (FR Test) Hasil
1. Minta pasien berdiri disisi tembok
dengan tangan direntangkan kedepan
2. Beri tanda letak tangan ke I
3. Minta pasien condong kedepan tanpa
melangkah selama 1-2 menit dengan
tangan direntangkan kedepan
Catatan : Resiko jatuh apabila
4. Beri tanda letak tangan ke II pada
hasil ukur dibawah 15 cm.
posisi condong
5. Ukur jarak antara tanda tangan I dan II

Catatan : Hasil ukur


Umur 41- 69: laki- laki 38 cm, wanita 35
cm
Umur 70- 87; laki- laki 33 cm dan wanita
27 cm
Kesimpulan
Kesimpulan Tn.S Tidak Beresiko Jatuh. Hasil ukur Tn. 35 cm.

b. The Time Up And GO Test (TUG Test)


TUG Test Hasil
1. Minta pasien untuk duduk dikursi
terlebih dahulu
2. Minta pasien untuk berdiri dari kursi
dan berjalan 10 langkah (3 meter), dan
kembali lagi ke kursi
3. Ukur waktu dalam detik

Catatan : Hasil ukur


O Jika lama waktu yang dibutuhkan Lama waktu yang dibutuhkan Tn.
pasien ≤ 10 detik : Resiko Jatuh S adalah 9 detik.
Rendah
O Jika lama waktu yang dibutuhkan
pasien 11-19 detik : Resiko Jatuh
Sedang
O Jika lama waktu yang dibutuhkan 20-
29 detik : Resiko Jatuh Tinggi
O Jika lama waktu yang dibutuhkan ≥ 30
detik : Gangguan Mobilitas (Resiko
Jatuh Sangat Tinggi)

Kesimpulan
O Lama waktu yang dibutuhkan pasien (Tn. S) adalah ≤ 10 detik : Resiko
Jatuh Rendah

c. Sosial
1. Dukungan keluarga
Keluarga Tn. S mengatakan selalu mendapat dukungan positif dari istri dan anaknya.
2. Hubungan dengan keluarga
Hubungan keluarga Tn. S baik dan terbuka, tidak ada yang ditutupi.
3. Hubungan dengan orang lain
Tn. S jarang berkumpul dengan tetangga, dikarenakan jarak rumah dengan tetangga
berjauhan, akan teapi, interaksi dan hubungan sosialisasi dengan orang lain cukup baik.
d. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah
Tn. S melaksanakan ibadah wajib dirumah dan dimusollah dekat rumah, sedangkan untuk
solat jumat Tn. S melaksanakan ibadahnya dimesjid.
2. Keyakinan tentang kesehatan
Tn. S percaya penyakit bisa disembuhkan dengan obat-obatan tradisional, jika sakit Tn. S
jarang dibawa berobat ke pelayanan kesehatan.

e. Pemeriksaan Fisik
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umun : Baik.
2. GCS : V4 M5 E6
3. Tingkat kesedaran : Compos mentis.
4. Suhu : 36,3oC Nadi : 95 x/menit
Tekanan Darah : 180//100 mmHg Pernafasan : 22 x/menit
Tinggi Badan : 150 cm Berat Badan : 55 Kg
Ya Tidak
Umum

Kelelahan ( ) (√)

Perubahan BB setahun yg lalu (√ ) ( )


Perubahan nafsu makan ( ) (√ )

Demam ( ) (√ )

Keringat malam ( ) (√ )

Kesulitan tidur (√) ( )

Sering pilek, infeksi

Penilaian diri terhadap status kesehatan


 Tn. S mengatakan kepala pusing dan sakit pada tengkuk dan pundak. Jika gejala
hipertensi dirasakan, Tn. S beristirahat.
 Tidur dimalam hari terganggu, Tn. S tidak susah untuk memulai tidur, tetapi jika
terbangun akan susah tidur lagi.
Integumen ya tidak
Lesi/ luka ( ) (√ )
Pruritus ( ) (√ )
Perubahan pigmentasi ( ) (√ )
Perubahan tekstur (√ ) ( )
Perubahan nevi ( ) (√ )
Sering memar ( ) (√ )
Perubahan rambut (√) ( )
Perubahan kuku ( ) (√ )
Pemajanan lama terhadap matahari ( ) (√ )
Pola penyembuhan lesi, memar TIDAK ADA

Hemoopoetik ya tidak
Perdarahan/memar abnormal ( ) (√)
Pembengkakan kelenjar limfa ( ) (√ )
Anemia ( ) (√ )
Riwayat tranfusi darah ( ) (√ )
Kepala ya tidak
Sakit kepala (√ ) ( )
Trauma berarti pada masa lalu ( ) (√)
Pusing (√ ) ( )
Gatal pada kulit kepala ( ) (√ )
Mata ya tidak
Air mata berlebihan ( ) (√)
Pruritus ( ) (√ )
Diplopia ( ) (√ )
Kabur (√ ) ( )
Fotofobia ( ) (√ )
Riwayat infeksi ( ) (√ )

Tanggal pemeriksaan paling akhir : TIDAK ADA


Dampak pada penampilan AKS :
 Tn. S sering mengatakan sering pusing jika tekanan darahnya tinggi. Tn. S
menghentikan aktivitasnya sementara waktu dan beristirahat.
Telinga ya tidak
Perubahan pendengaran (√ ) ()
Rabas ( ) (√ )
Tinitus () (√)
Vertigo ( ) (√)
Sensivitas pendengaran ( ) (√ )
Riwayat infeksi ( ) (√ )
Tanggal pemeriksaan paling akhir : TIDAK ADA
Kebiasaan perawatan telinga
Tn. S mampu dan terbiasa membersihkan dengan sendirinya
Dampak pada penampilan AKS : TIDAK ADA
Hidung dan sinus ya tidak
Rabas ( ) (√)
Epistaksis ( ) (√)
Obstruksi ( ) (√)
Mendengkr ( ) (√)
Nyeri pada sinus ( ) (√)
Alergi ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Penilaian diri pada kemampuan olfaktori : BAIK
Mulut dan tenggorokan ya tidak
Sakit tenggorok ( ) (√)
Lesi /ulkus ( ) (√)
Serak ( ) (√)
Perubahan suara ( ) (√)
Kesulitan menelan ( ) (√)
Perdarahan gusi ( ) (√)
Karies (√ ) ( )
Kesulitan menelan ( ) (√ )
Alat-alat prostesa ( ) (√)
Riwayat infeksi ( ) (√)
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir : Tidak ada
Pola menggosok gigi : teratur dua kali sehari.
Pola flossing : Tn. S mengatakan sudah cukup dengan menggosok gigi saja.

Leher ya tidak
Kekakuan ( ) (√ )
Nyeri/ tekan (√ ) ( )
Benjolan/massa ( ) (√ )
Keterbatasan gerak ( ) (√ )

Payudara ya tidak
Benjolan/ massa ( ) (√)
Nyeri/ nyeri tekan ( ) (√)
Bengkak ( ) (√)
Keluar cairan dari putting susu ( ) (√)
Perubahan pada putting susu ( ) (√)
Perubahan pada payudara sendiri : TIDAK ADA

Pernafasan ya tidak
Batuk ( ) (√)
Sesak nafas ( ) (√)
Hemoptisis ( ) (√)
Sputum ( ) (√)
Mengi ( ) (√)
Asma/ alergi pernafasan ( ) (√)
Tanggal dan hasil pemeriksaan sinar X dada terakhir : TIDAK ADA

Kardiovaskular ya tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada ( ) (√)
Palpitasi ( ) (√)
Sesak nafas ( ) (√)
Dispnea pada aktivitas ( ) (√)
Ortopnea ( ) (√)
Murmur ( ) (√)
Edema ( ) (√)
Varises ( ) (√)
Kaki tipang ( ) (√)
Parestesia ( ) (√ )
Perubahan warna kaki ( ) (√ )

Gastrointestinal ya tidak
Disfagia ( ) (√)
Tak dapat mencerna ( ) (√)
Nyeri ulu hati ( ) (√)
Mual/ muntah ( ) (√)
Hematemesis ( ) (√)
Perubahan nafsu makan ( ) (√)
Intoleran makanan ( ) (√)
Ulkus ( ) (√)
Nyeri ( ) (√)
Ikterik ( ) (√)
Benjolan/ massa ( ) (√)
Perubahan kebiasaan defekasi ( ) (√)

Sistem saraf pusat ya tidak


Sakit kepala (√) ( )
Kejang ( ) (√)
Sinkope/serangan jatuh ( ) (√)
Paralisis ( ) (√)
Paresis ( ) (√)
Masalah koordinasi ( ) (√)
Tic/tremor/spasme (√ ) ( )
Paretesia ( ) (√ )
Cedera kepala ( ) (√)
Masalah memori ( ) (√)

Sistem endokrin ya tidak


Intoleran panas ( ) (√)
Intoleran dingin ( ) (√)
Goiter ( ) (√)
Pigmentasi kulit ( ) (√)
Perubahan rambut (√) ( )
Polifagia ( ) (√)
Polidipsi ( ) (√)
Poliuria ( ) (√)
DOKUMENTASI
ANALISA DATA

DATA MASALAH
Data Subjektif :
 Tn. S mengatakan terasa nyeri di leher
 Tn. S mengatakan nyeri yang dirasakan
terkadang mengganggu aktivitasnya.
 Tn. S mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu
banyak melakukan aktivitas (P)
 Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
 Tn. S mengatakan nyeri di tengkuk (R) Gangguan Rasa Nyaman b.d Gejala
Penyakit
 Tn. S mengatakan skala nyeri 3 (S)
 Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)

Data Objektif :
 TD : 180/100 mmHg
 Nadi : 95 x/menit
 RR : 22 x/menit
 Suhu : 36,3 ̊C
Data Subjektif :
 Tn. S mengatakan tidak tahu tentang
penyakit yang dialami secara rinci.
 Pasien mengatakan bingung dengan cara
mengatasi penyakit dideritanya
 Pasien merasa khawatir dengan penyakit
yang dideritanya
Data objektif
 Tn. S tampak gelisah Defisit pengetahuan berhubungan
 Tn. S tampak kebingungan saat ditanya dengan kurang terpapar informasi
mengenai hipertensi secara sederhana
 Tn. S banyak bertanya mengenai
hipertensi.
 TD : 170/100 mmHg
 Nadi : 95 x/menit
 RR : 22 x/menit
 Suhu : 36,3 ̊C
SKORING
NO KRITERI SKOR PEMBENARAN
A
1 Sifat Masalah 3/3 x Tn. S mengetahui jika
- Tidak/Kurang Sehat 1
1 ia mengalami tensi
tinggi.
2 Kemungkinanan Masalah Untuk 2/2 x Tn. S mengatakan jika
2
Diubah 2 keluahan yang ia
- Mudah rasakan mulai
memberat, ia segera ke
puskesmas.
3 Potensial Masalah Untuk 3/3 x Tn.S mengatakan jika
Dicegah 1
- Tinggi 1 sakit kepalanya tidak
hilang, ia akan minum
obat.
4 Menonjolnya Masalah 2/2 x Tn.S mengatakan jika
- Harus Segera Ditangani 1
1 tensinya tinggi, maka ia
akan merasakan sakit
kepal
a. Namun jika nyeri
berlebih, ia baru akan
meminum obat.
TOTAL 5
RENCANA KEPERAWATAN
Dx. Tujuan & Kriteria Hasil
No Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)
1. TUK 1 : Diskusi Bersama Keluarga
Gangguan Setelah dilakukan :
kunjungan dan dilakukan 1. Tentang pengertian
Rasa Nyaman
tindakan keperawatan, hipertensi
b.d Gejala keluarga mampu 2. Tentang psikososial dan
Penyakit mengenal masalah. perubahan gaya hidup
- Menyebutkan pengertian 3. Pendidikan kesehatan
hipertensi. pengajaran proses
- Menyebutkan penyebab penyakit yang dialami.
terjadinya hipertensi. 4. Pendidikan proses
- Menyebutkan tanda dan penyakit.
gejala hipertensi. 5. Pendidikan tentang diet
- Menyebutkan yang tepat.
pengaturan diet yang 6. Pendidikan tentang
dianjurkan. pengobatan.

TUK 2 : 1. Jelaskan kepada


Setelah dilakukan keluarga komplikasi
kunjungan dan dilakukan dari hipertensi.
tindakan keperawatan, 2. Diskusikan kepada
keluarga mampu keluarga untuk
mengambil keputusan. memutuskan untuk
- Keluarga mampu membantu diri sendiri
mengambil keputusan membangun kekuatan,
untuk meningkatkan atau beradaptasi dengan
memperbaiki kesehatan. perubahan fungsi,
- Kepatuhan perilaku : atau mencapai fungsi
penyedian diet yang lebih tinggi.
- Berpatisipasi dalam 3. Motivasi keluarga

perawatan kesehatan untuk membuat


keputusan.
TUK 3 : Keluarga mampu merawat
Setelah dilakukan anggota keluarga yang
kunjungan dan dilakukan sakit dan memberikan
tindakan keperawatan, dukungan terhadap :
keluarga mampu merawat 1. Manajemen nutrisi
anggota keluarga yang yang tepat untuk pasien
sakit atau memperbaiki hipertensi.
kesehatan. 2. Dukungan pemberi
- Perilaku kepatuhan : perawatan
menyiapkan diet dengan 3. Proses pemeliharaan
tepat keluarga
- Perilaku kepatuhan :
melakukan aktivitas
dengan tepat.
TUK 4 : Keluarga mampu
Setelah dilakukan memodifikasi
kunjungan dan dilakukan lingkungannya dalam hal :
tindakan keperawatan, 1. Pencegahan jatuh
keluarga mampu 2. Manajemen lingkungan
memodifikasi lingkungan. : rumah yang aman
- Keluarga mampu 3. Bantuan pemeliharaan
memodifikasi rumah (seperti :
lingkungan : control ventilasi, pencahayaan,
resiko dan keamanan lantai licin, menanam
- Pengetahuan tentang tanaman obat).
pencegahan jatuh
- Perilaku pencegahan
jatuh
- Menyiapkan lingkungan
rumah yang aman
TUK 5 : Keluarga mampu
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
memanfaatkan fasilitas kesehatan :
kesehatan : 1. Panduan pelayanan
- Pengetahuan tentang kesehatan
sumber sumber 2. Mengunjungi fasilitas
kesehatan kesehatan, manajemen
- Perilaku mencari informasi
pelayanan kesehatan
- Partisipasi keluarga
dalam perawatan
keluarga
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN GERONTIK

Jadwal Kunjungan : 10 Juni 2022


Peretemuan : ke-2 (dua)
Kegiatan : Implementasi TUK 1 dan TUK 2

A. Latar Belakang
Implementasi keperawatan adalah serangkaian strategi yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien mengatasi masalah status kesehatan yang dihadapi keluarga untuk mencapai
kriteria hasil yang diharapkan. Tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya
bahaya- bahaya fisik dan pelindungan pada lansia, teknik komunikasi, kemampuan dalam
prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari lansia dan memahami tingkat
perkembangan lansia. Pelaksanaan tindakan gerontik diarahkan untuk mengoptimalkan kondisi
lansia agar mampu mandiri dan produktif.
B. Data Yang Perlu Dikaji
1. Kesiapan penerimaan materi
2. Pengetahuan Tn. S
C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Rasa nyaman dan defisit pengetahuan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga diharapkan keluarga mampu
mengenal dan mengetahui penyebab, tanda dan gejala serta pencegahannya, keluarga
diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan untuk anggota keluarga yang sakit Tn. S

3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mengetahui dan
menjelaskan :
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Cara mengatasi Hipertensi
e. Cara pengobatan Hipertensi
f. keluarga mampu menyebutkan akibat lanjutan/ komplikasi hipertensi.
D. Rencana Kegiatan
1. Topik
Implementaasi keperawatan
2. Metode
Wawancara dan tanya jawab
3. Waktu
Hari/Tanggal : 10 juni 2022
Pukul : 16.00 WIB
4. Tempat
Rumah Pasien binaan gerontik Tn.. S

E. Strategi Pelaksanaan
a) Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan berkunjung
4. Mengevaluasi keadaan pasien binaan
b) Fase Kerja
Melakukan kontrak waktu dan tempat yang disepakati bersama dengan
klien.
c) Fase Terminasi
1. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengakhiri pertemuan bersama pasien binaan
3. Mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan, kontrak waktu dengan keluarga
binaan gerontik, menyiapkan alat dan bahan untuk menjelaskan
tentang hipertensi, dan mengucapkan salam.
2. Proses
Melaksanan sesuai dengan startegi pelaksanaan, respon baik keluarga
menerima mahasiswa, dan keluarga kooperatif.
3. Hasil
Terbinanya hubungan saling percaya antara keluarga binaan gerontik
dan mahasiswa, serta keluarga bersedia menjadi pasien binaan dan
TUK 1 (Mengenal Masalah) dan TUK 2 dapat terlaksana.
CATATAN PERKEMBANGAN
Dx. Hari / Tgl, Nama &
Implementasi Evaluasi
Keperawatan Jam Paraf
Hari/Tanggal TUK 1 S:

Nyeri kronis - Hipertensi adalah

berhubungan Jum’at, 10 1. Mendiskusikan terjadinya


tekanan
dengan agen Juni 2022 Bersama Tn. darah yang
S
pencedera tentang meningkat
pengertian lebih
Fisiologis Hipertensi dari yang normal.

Pukul 2. Mendiskusikan - Tn. S mengatakan ia

16:00 WIB bersama merasakan


Tn. S tensinya
tentang tinggi jika
penyebab makan
dari hipertensi yang tidak
diatur
3. Mendiskusikan atau makan
yang
bersama asin.
Tn. S
tentang tanda - Tn. S mengatakan ia
dan
gejala hipertensi sudah
mengurangi
4. Mendiskusikan Menggunakan

bersama garam dan


Tn. S
tentang cara penyedap makanan.

Penanganan - Tn. S mengatakan

Hipertensi tanda dan


gejala
5. Mendiskusikan hipertensi
yaitu
bersama sakit kepala,
Tn.S pusing,
tentang penglihatan
pengobatan buram
untuk hipertensi dan tubuh
terasa
lemah dan tegang.

O:
- Tn. S
kooperatif
saat
diberikan
Pengetahuan

tentang hipertensi

- Tn. S dapat
secara
perlahan
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan.

A:
- Tn. S dapat

Menyebutkan

kembali
pengertian,
penyebab, tanda
dan
gejala, cara

Dx. Hari / Tgl, Nama &


Implementasi Evaluasi
Keperawatan Jam Paraf
Hari/Tanggal TUK 2 S:
Jumat, 10 1. Mengevaluasi - Tn. S
kembali TUK 1 mengatakan
Nyeri kronis Juni 2022 2. Mendiskusikan tensinya ingin
berhubungan kembali bersama normal dan
keluarga Tn. S tidak
dengan agen Pukul Tinggi
pencedera 17:00 Wib untuk merawat - Tn. S
Tn. S mengatakan
Fisiologis 3. Mendiskusikan agar sakit kepala
akibat lanjutan dari dan
hipetrensi seperti kakinya
segera
stroke, gangguan sembuh agar
jantung, gagal bisa
ginjal, Mencari
4. Memotivasi berkebun lagi
keluarga untuk dan membantu
menyebutkan sang istri
kembali komplikasi Membersihkan kara-
dari hipertensi. kara.
O:
- Tn. S dapat
secara
Perlahan
menyebutkan
kembali
TUK 1
yang telah
dilaksanakan.
- Tn. S mampu
menyebutkan
kembali komplikasi
hipertensi.

A:
- Tn. S dapat
menyebutkan
kembali
komplikasi
Hipertensi

P:
-

Melanjutkan
TUK
3
- Mengevaluasi
Intervensi
keperawatan.
Dokumentasi
LEAFLET HIPERTENSI
PRE PLANNING UJIAN SUPERVISI

Jadwal Kunjungan : 21 Mei 2022


Peretemuan : ke- 3
Kegiatan : Implementasi TUK 3

A. Latar Belakan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 07 Juni 2022 didapatkan
bahwa Tn. S menderita hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg. Tn.
S juga merasakan pusing dan nyeri pada pundak dan leher. Berdasarkan data,
didapatkan diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman dan defisit
pengetahuan.
Pada pertemuan kali ini mahasiswa akan melakukan implementasi
berdasarkan intervensi yang telah dibuat yaitu terapi SEFT.
B. Data Yang Perlu Dikaji
1. Kesiapan penerimaan materi
2. TTV Tn. S
C. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman dan deficit pengetahuan
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 1x30 menit terjadi peningkatan pengetahuan Tn. S mengenai
cara melakukan pencegahan dan menurunkan tekanan darah dengan cara
terapi SEFT.
3. Tujuan Khusus
Pasien kelolan mampu mempraktekkan cara melakukan pencegahan dan
menurunkan tekanan darah dengan cara terapi SEFT.
D. Rencana Kegiatan
1. Topik
Implementaasi keperawatan
2. Metode
Wawancara dan tanya jawab
3. Waktu
Hari/Tanggal : 18 Juni 2022
Pukul : 14.00 WIB
4. Tempat
Rumah Pasien binaan gerontik Tn. S
E. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan berkunjung
d. Mengevaluasi keadaan pasien binaan
2. Fase Kerja
Melakukan kontrak waktu dan tempat yang disepakati bersama dengan
klien.
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengakhiri pertemuan bersama pasien binaan
c. Mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
Menyiapkan laporan pendahuluan, kontrak dengan pasien binaan gerontik,
dan mengucapkan salam.
2. Proses
Pelaksanan sesuai dengan startegi pelaksanaan, respon baik keluarga
menerima mahasiswa, dan keluarga kooperatif.
3. Hasil
Terbinanya hubungan saling percaya antara keluarga binaan gerontik dan
mahasiswa, serta keluarga bersedia menjadi pasien binaan.
No Dx Tanggal Implementasi Evaluasi
1 21 Mei 2022 1. Mengidentifikasi S:
penurunan tingkat 1. Tn. S mengatakan
energi, bersedia diajarkan cara
ketidakmampuan mengatasi nyeri
berkonsentrasi, atau dengan teknik relaksasi
gejala lain yang nafas dalam.
mengganggu kognitif. 2. Tn. S mengatakan
2. Mengidentifikasi sudah memahami cara
teknik relaksasi yang pengurangan nyeri
pernah efektif dengan teknik relaksasi
digunakan nafas dalam.
3. Mengidentifikasi 3. Tn. S mengatakan
kesediaan, kemampuan merasa lebih tenang
dan penggunaan teknik setelah melakukan
sebelumnya. teknik relaksasi yang
4. Memeriksa ketegangan diajarkan.
otot, dan ttv sebelum O:
dan sesudah latihan 1. Tn. S kooperatif
5. Memonitor respons mempraktekkan cara
terhadap terapi melakukan teknik
relaksasi. relaksasi nafas dalam.
6. Menciptakan 2. Pasien tampak rileks.
lingkungan tenang dan 3. Pasien tampak mampu
tanpa gangguan mempraktekkan teknik
dengan pengcahayaan relaksasi nafas dalam.
dan suhu ruang 4. TD: 170/100mmHg.
nyaman. A:
7. Memberikan informasi Masalah teratasi
tertulis tentang P:
persiapan dan prosedur Intervensi dihentikan.
teknik relaksasi.
8. Menggunakan pakaian
longgar.
9. Menggunakan nada
suara lembut dengan
nada lambat dan
berirama
10. Menjelaskan tujuan,
manfaat batasan, dan
jenis relaksasi nafas
dalam.
Lampiran Jurnal
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. R
DENGAN MASALAH PERILAKU KESEHATAN

CENDERUNG BERESIKO

DISUSUN OLEH:
METRA FIASALINA, S. Kep

PRESEPTOR:
Ns. EKA MALFASARI, M. Kep, Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2022
RESUME
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu 18 Mei 2022 pada pukul 16.00
WIB di RT 2 RW 6, Kelurahan Rumbai Bukit kepada Tn. R sebagai
kepala keluarga berusia 60 tahun dan kondisi sehat, tetapi mempunyai
kebiasaan merokok dan minum teh meskipun sudah memasuki usia lansia.
Pemeriksaan TTV didapatkan TD: 130/80 mmHg, Nadi: 87 x/menit, RR:
22x/menit, Suhu: 36,2℃ . Berdasarkan hasil wawancara didapatkan Tn. R
sudah merokok sejak usia muda, belum mengetahui zat berbahaya yang
terkandung dalam rokok dan bahaya asap rokok bagi perokok pasif,
dibuktikan dengan beberapa pertanyaan yang ditanyakan tentang zat
berbahaya yang terkandung dalam rokok dan bahaya asap rokok bagi
perokok pasif, Tn. R terlihat bingung atau belum mengerti. Tn. R
mengatakan ada keinginan untuk berhenti merokok, namun belum bisa
berhenti merokok, dan pada saat dilakukan pengkajian Tn. R tampak
sedang merokok. Sehingga muncul batasan karakteristik menurut SDKI
yang mengarah pada diagnosa yaitu gagal melakukan tindakan pencegahan
masalah kesehatan, menunjukkan upaya peningkatan pencegahan
masalaah dan menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang
minimal, sehingga muncul diagnosa keperawatan Perilaku kesehatan
cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup (merokok).
Setelah dilakukan pengkajian dan didapatkan diagnosa keperawatan
maka disusun intervensi edukasi kesehatan dengan Pengidentifikasian
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, Pengidentifikasian faktor-
faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat. Penyediaan materi dan media pendidikan kesehatan,
penjadwalan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, pemberian
kesempatan untuk bertanya, penjelasan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan, pengajaran perilaku hidup bersih dan sehat,
pengajaran strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat. Pada intervensi edukasi kesehatan ini diharapkan
perilaku kesehatan membaik dengan kriteria hasil penerimaan terhadap
perubahan status kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan
pencegahan masalah kesehatan meningkat, kemampuan peningkatan
kesehatan meningkat, dan pencapaian pengendalian kesehatan meningkat.
Pada hari jumat 19 Mei 2022 dilakukan implementasi berdasarkan
intervensi yang telah disusun. Implementasinya adalah menjelaskan
tentang bahaya merokok pada kesehatan lansia. Evaluasi keperawatan
yang didapat setelah tindakan keperawatan pada Tn. R yaitu mampu
mengikuti arahan dari mahasiswa, Tn. R juga mengatakan sudah
memahami tentang bahaya rokok, penyakit yang ditimbulkan akibat
merokok, tips berhenti merokok dan upaya pencegahan merokok.
Dibuktikan dengan Tn. R mampu menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan mahasiswa kepada Tn. R. Tn. R juga mengatakan motivasi untuk
berhenti merokok semakin kuat. Jika dibandiingkan dengan kriteria hasil,
evaluasi yang didapatkan telah banyak tercapai.

Anda mungkin juga menyukai