TINJAUAN TEORI
A. Lanjut Usia
1. Pengertian lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2018). Berdasarkan defenisi secara umum,
seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia
bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2019).
2. Batasan lansia
Departemen Kesehatan RI (dalam Mubarak et all, 2018) membagi lansia
sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 tahun >) sebagai senium
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2019) batasan-batasan umur
yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas”.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua
(very old) ialah di atas 90 tahun.
PAGE \* MERGEFORMAT 47
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga
(fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup
usia. d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan
very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2019).
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Mubarak et all (2018), perubahan yang terjadi pada lansia meliputi
perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi mental, perubahan psikososial, perubahan
kognitif dan perubahan spiritual.
a. Perubahan kondisi fisik meliputi perubahan tingkat sel sampai ke semua organ
tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria,
endokrin dan integumen.
1) Keseluruhan
Berkurangnya tinggi badan dan berat badan, bertambahnya fat-to-lean body
mass ratio dan berkuranya cairan tubuh.
b. Sistem integumen
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastis
karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat dan
terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan
menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki
menjadi tebal dan rapuh, pada wanita usia > 60 tahun rambut wajah meningkat,
rambut menipis atau botak dan warna rambut kelabu, kelenjar keringat berkurang
jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit sebagai proteksi sudah menurun
1) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun,
keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak diakibatkan oleh rendahnya aktifitas otot.
PAGE \* MERGEFORMAT 47
2) Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot
akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos tidak begitu terpengaruh.
3) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardiac output, berkurangnya
heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer, bertaTn. Sanjang dan lekukan, arteria termasuk aorta, intima
bertambah tebal, fibrosis.
4) Sistem perkemiha
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurang mampu mempekatkan urin, BJ urin menurun,
proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat,
kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah,
frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada pria
akibatnya retensi urin meningkat, pembesaran prostat (75% usia di atas 65
tahun), bertambahnya glomeruli yang abnormal, berkurangnya renal blood
flow, berat ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron menurun,
kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal menurun.
5) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari
biasa dan jumlah berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg,
berkurangnya maximal oxygen uptake, berkurangnya reflek batuk.
6) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung menurun,
peristaltik melemah sehingga dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan
PAGE \* MERGEFORMAT 47
absorbsi menurun, produksi saliva menurun, produksi HCL dan pepsin
menurun pada lambung.
7) Rangka tubuh
Osteoartritis, hilangnya bone substance.
8) Sistem penglihatan
Korne lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya ambang
pengamatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat cahaya gelap), berkurangnya atau hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang (berkurangnya luas pandangan, berkurangnya
sensitivitas terhadap warna yaitu menurunnya daya membedakan warna
hijau atau biru pada skala dan depth perception).
9) Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada lansia, membran timpani
menjadi atropi menyebabkan otoklerosis, penumpukan serumen sehingga
mengeras karena meningkatnya keratin, perubahan degeneratif osikel,
bertambahnya obstruksi tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada tinggi.
10) Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikol, reaksi
menjadi lambat, kurang sensitiv terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas
sel T, hantaran neuron motorik melemah, kemunduran fungsi saraf otonom.
11) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, berkurangnya ATCH, TSH, FSH
dan LH, menurunnya aktivitas tiroid akibatnya basal metabolisme menurun,
menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads yaitu
progesteron, estrogen dan aldosteron. Bertambahnya insulin, norefinefrin,
parathormon.
12) Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie dan uterus,
atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun adanya
penurunan berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai di atas usia
PAGE \* MERGEFORMAT 47
70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat
menopause.
13) Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan pembauan,
sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu gula, garam, mentega, asam,
setelah usia 50 tahun.
c. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan
timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan karena tidak berguna lagi.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental yaitu:
1) Perubahan fisik, terutama organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8) Kehilangan hubungan dengan teman dan famili
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
d. Perubahan psikososial
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja
mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia
cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk pensiun dengan
menciptakan minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga masa pensiun
memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi banyak pekerja
pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan
disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah. Perubahan psikososial yang lain
adalah merasakan atau sadar akan kematian, kesepian akibat pengasingan diri
PAGE \* MERGEFORMAT 47
lingkungan sosial, kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga, hilangnya
kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan konsep diri dan kematian pasangan
hidup.
e. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap bila
tidak ada penyakit.
f. Perubahan spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler: universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan
cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah sistolik
(TDS) > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg.
Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis
kelamin (Soeparman dalam buku Udjianti, 2010).
1) Pria berusia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
waktu berbaring lebih dari 120/90 mmHg
3) Pria berusia 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari
145/95 mmHg.
3) Wanita, hipertensi bila tekanan darah lebih dari 150/95 mmHg
PAGE \* MERGEFORMAT 47
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi mcnurut JNC VII dan JNC VI untuk ≥ 18
tahunmengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi dan tekanan darah umur ≥ 18 tahun menurut JNC VII
versus JNC VI
JNC 7 JNC 6 Tekanan darah Dan/Atau Tekanan darah
Kategori Tekanan Kategori Tekanan Sistolik (mmHg) Sistolik (mmHg)
Normal Optimal <120 dan <80
Prehipertensi 120-129 atau 80-89
Normal <130 Dan 85-89
Normal-tinggi 130-139 Atau 90-99
Hipertensi Hipertensi
Derajat 1 Derajat 1 140-159 Atau 90-99
Derajat 2 ≥160 Atau ≥100
Derajat 2 160-179 Atau 100-109
Derajat 3 ≥180 Atau ≥110
3. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah hipertensi yang tidak
jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kerja jantung
akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi
termasuk dalam kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari
faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
sistemiklainyaitu, seperti renal arteri stenosis, hyperldosteronism, hyperthyroidis
m,pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya (Herbert
Benson, dkk, 2012).
4. Gejala Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi, yaitu: sakit kepala, mimisan, jantung berdebar-
debar, sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas, mudah lelah, wajah
memerah, telinga berdenging, vertigo, pandangan kabur. Pada orang yang
mempunyai riwayat hipertensi kontrol tekanan darah melalui barorefleks tidak
PAGE \* MERGEFORMAT 47
adekuat ataupun kecenderungan yang berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer
yang akan menyebabkan terjadinya hipertensi temporer (Kaplan N.M, 2019).
5. Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan curah jantung dapat terjadi melalui 2 cara yaitu peningkatan
volume cairan (preload) dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi kontraktilitas
jantung.
6. Pathway Hipertensi
Perubahan struktur
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
otak
Nyeri tengkuk/kepala
PAGE \* MERGEFORMAT 47
7. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan darah.
b. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna.
Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang interstisium di seluruh susunan
saraf pusat (Huda Nurarif & Kusuma H, 2019).
8. Cara Pencegahan Hipertensi
a. Penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika mempunyai riwayat hipertensi keturunan(Huda
Nurarif & Kusuma H, 2019).
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat di akibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya DM.
PAGE \* MERGEFORMAT 47
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2019).
10. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan penghambat
konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma H, 2019).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah,
dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot tegang akan meningkatkan
keseimbangan dan koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih (obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.
5) Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol (Widyastuti, 2019).
PAGE \* MERGEFORMAT 47
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian secara Umum:
1. Identitas Pasien
Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
3. Aktivitas / istirahat
d. Takipnea
4. Integritas ego
pekerjaan).
a. Mual, muntah.
d. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem :
a) Perubahan – perubahan fisik pada lansia :
1. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal , darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem persarafan
Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam
setiap harinya)
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Kurang sensitif terhadap sentuhan
Mengecilnya saraf indera
3. Sistem pendengaran
Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam
terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
Terjadiya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin
4. Sistem penglihatan
Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan
penglihatan
Hilangnya daya akomodasi
Menurunnya lapang pandang
Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau
5. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas , dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung menurun memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah brumur 20 tahun , hal ini yang menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk , bisa
menyebabkan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak)
Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meninkatnya resisten dari
pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg, diastolic normal 90
mmHg
6. Sistem repirasi
Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru paru kehilangan elastisitas , kapasitas esidu meningkat , menarik napas
lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalamn
bernapas menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75mmHg
Co2 pada arteri tidak berganti
7. Sistem gastorintestinal
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun
Indera pengecap menurun
esofagus melebar
lambung : rasa lapar menurun , asam lambung menurun
peristaltik melemah biasanya imbul konstipasi
liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan , berkurangnya
aliran darah
8. Sistem genitourinaria
Ginjal : nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria
Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapastas menurun s. ampai 200ml
menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah di
kosongkan pada pria lanjut usia sehinnga meningkat retensi urin.
9. Sistem endokrin
Produksi dari semua hromon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Menurunnya aktifitas tiroid dan daya pertukaran zat
Menurun sekresi hormon kelamin : progesteron, estrogen dan testosteron.
10. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak
Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta
perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis
Pertumbuhan kuku lebih lebar, keras dan rapuh
Kelenjar kringat berkurang jumlah dan fungsinya
11. Sistem muskuloskleletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut dan jari pergelangan terbatas
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Discus intervertabralis menipis dan enjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi kaku
Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
Atrofi serabut, sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot - otot
kram dan menjadi tremor
b) Perubahn- perubahan mental :
1. Memory
Kenangan jangka panjang : berjam – jam sampai berhari hari yang lalu
Jangka pendek : 0-10 menit
2. I.Q (Intelegentia Quantion)
Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
c) Perubahan – perubahan psikososial
Pensiun : kehilangan finansial, kehilangan status , kehilangan teman/
relasi, kehilangan kegiatan.
Marasakan atau sadar akan kematian
Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit
Ekonomi akibat pemberitahuan dari jabatan
Penyakit kronis dan ketidakmampuan
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik ,perubahan terhadap gambaran
diri dan konsep diri
d) Perkembangan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke hiduapannya
(Maslow,1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari hari (Murray dan Zanter, 1970)
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Perkembangan spiritual pada usia tahu menurut Fowler 1978,
Universalizing ,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bartindak cengan cara memberikan contoh cara mecintai dan
keadilan
Wawancara
a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
b) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
d) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
e) Kebiasaan makan minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
f) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia
g) Perubahan-perubahan fungsi, tubuh yang sangat bermakna dirasakan
h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
i) Masalah-masalah seksual yang dirasakan
Pemeriksaan fisik
PAGE \* MERGEFORMAT 47
i) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alasan
perasaan, orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
2. Sosial Ekonomi
a) Darimana sumber keuangan usia lanjut
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
g) Siapa saja yang biasa mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya
i) Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada
3. Spiritual
a) Apakah secara teratur mrlakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
Pengkajian Dasar
1. Temperatur
Mungkin serendah 36°c
Lebih diteliti diperiksa disublingual
2. Pulse ( denyut nadi )
Kecepatan, irama, volume
Apikal, radial, pedal
3. Respirasi ( pernapasan )
Kecepatan, irama, dan kedalaman
Tidak teraturnya pernapasan
PAGE \* MERGEFORMAT 47
4. Tekanan darah
Saat baring, duduk, berdiri
Hipertensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan-lahan hilang dalam tahun-tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memory ( ingatan )
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
Sistem Persarafan
Sistem Kardiovaskuler
PAGE \* MERGEFORMAT 47
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema
Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Pemasuka diet
3. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi ( sembelit ), diare dan inkontinesiaalvi
Sistem Genitourinarius
Sistem Kulit
1. Kulit
Temperatur, tingkat kelembaban
Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
Turgor ( kekenyalan kulit )
Perubahan pigmen
PAGE \* MERGEFORMAT 47
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan-gangguan umum
Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktor
Atroofi otot
Mengecilkan tendo
Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
Ambulasi dengan/tanpa bantuan peralatan
Keterbatasan gerak
Kekuatan otot
Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
Psikososial
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umun
Kesadaran
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Tekanan darah (berbaring, duduk & berdiri)
Nadi
Pernafasan
Tinggi badan
Berat badan
Suhu badan
BMI / RBW
Pengkajian Fungsional Klien
a. Katz index
b. Barthel index
KRITERIA PENILAIAN
PAGE \* MERGEFORMAT 47
9. Mengenakanpakaian
10. Kontrolbowel (BAB)...(frekuensi, konsistensi)
11. KontrolBladder (BAK)…(frekuensi, warna)
12. Olahraga/latihan…(frekuensi, jenis)
13. Rekreasi/pemanfaatanwaktu…(frekuensi, jenis)
PAGE \* MERGEFORMAT 47
PENGKAJIANSTATUSMENTAL
Interpretasihasil:
1. Tanggalberapahariini? Salah0 –3 : fungsiintelektualutuh
2. Hariapasekarang? Salah4 –5 :
3. Apanamatempatini? Kerusakanintelektualringan
4. Dimanaalamatanda? Salah6 –8 :
5. Berapaumuranda? Kerusakanintelektualsedang
6. Kapanandalahir? (minimal tahunlahir) Salah9 –10:
7. SiapapresidenIndonesia sekarang? Kerusakanintelektualberat
8. SiapapresidenIndonesia sebelumnya?
9. Siapanamaibuanda?
10. Kurangi3 dari 20 dan tetappengurangan3 dari
setiapangkabaru, semuasecaramenurun
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan imsomnia
2. Risiko jatuh berhubungan dengan proses penyakit
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
PAGE \* MERGEFORMAT 47
3. INTERVENSI
PAGE \* MERGEFORMAT 47
NO Dx.Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi
BAB III
LAPORAN KASUS
PAGE \* MERGEFORMAT 47
A. Identitas klien
a. Nama : Ny. J
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 70 Tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pendidikan terakhir : SD
g. Pekerjaan Terakhir : Ibu Rumah Tangga
h. Alamat : Tembeng Putek Timur 1
B. Riwayat Kesehatan
1. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini
a. Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Saat ini Ny. J masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin.
c. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
d. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat siang
hari.
e. Ketika bangun tengah malam untuk BAK biasanya jalan kurang seimbang
2. Masalah kesehatan keluarga
Klien mengatakan ada anggota keluarga (orang tua) yang mempunyai penyakit
hipertensi atau darah tinggi
C. Kebiasaan Sehari – hari
1. Biologis
a. Pola Makan : Klien mengatakan makan 3 kali sehari
b. Pola Minum : Klien mengatakan biasanya minum setelah makan dan jika merasa
haus, klien juga biasanya minum kopi sekali sehari
c. Pola tidur : klien mengatakan agak sulit tidur pada malam hari dan biasanya tidur di
atas jam 12 malam,dan juga biasanya terbangun untuk BAK. Klien mengatakan
kebiasaan tidur di atas jam 12 di sebabkan karena sudah terbiasa sehingga ketika di
coba untuk tidur cepat akan sulit untuk terlelap.
PAGE \* MERGEFORMAT 47
d. Pola Eliminasi (BAB/BAK) : klien mengatakan BAK 9 – 10 kali sehari dan BAB
biasanya sekali sehari
e. Aktifitas sehari-hari : klien mengatakan jarang olah raga
f. Rekreasi : klien mengatakan jarang rekreasi
2. Psikologis
a. Keadaan Emosi : Klien memiliki emosi yang stabil
3. Sosial
a. Dukungan keluarga : keluarga selalu mendukung klien untuk kegiatan -
kegiatannya
b. Hubungan antar keluarga : hubungan dengan keluarga baik – baik saja, tidak ada
masalah
c. Hubungan dengan orang lain : hubungan dengan tetangga baik – baik saja
4. Spiritual/ Kultural
a. Pelaksanaan Ibadah : klien selalu sholat jika sudah masuk waktu
b. Keyakinan tentang kesehatan : klien biasanya berobat ke puskesmas jika sakit.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran :Composmentis (E4V5M6).
c. Suhu : 36,7 °C
d. Nadi : 80 x/menit
e. Tekanan Darah : 156/90 mmHg
f. Pernapasan : 20 x/menit
g. Tinggi Badan : 152 cm
h. Berat Badan : 55 Kg
2. Kebersihan Perorangan
a. Kepala : Rambut bersih, wajah bersih
b. Leher : Bersih
c. Dada : Tidak ada kesulitan dalam bernafas
d. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan abdomen
PAGE \* MERGEFORMAT 47
e. Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan
E. Informasi Penunjang
1. Diagnosa Medis :
Hipertensi / darah tinggi
2. Laboratorium
-
3. Terapis Medis
Amlodipin 10 mg setiap malam
4. Pengkajian Geriatri
11. Apakah bapak/ibu merasa senang dengan kehidupan saat ini? Ya / tidak
PAGE \* MERGEFORMAT 47
14. Apakah bapak/ibu merasa orang lain lebih baik dari Ya / tidak
bapak/ibu?
PAGE \* MERGEFORMAT 47
pensil dan menyebut “pensil”) (2poin)
Ulangi kalimat “ TIDAK JIKA, DAN ATAU
TETAPI” (1 Poin).
Total 23
skor
Kesimpulan : Didapatkan dari Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. J. didapatkan,
dari aspek kognitif klien termasuk dalam kategori 20 - 27 (Demensia Ringan)
PAGE \* MERGEFORMAT 47
NO. Item Pertanyaan Benar Salah
Jawab:20, 19,18,17,16,15,14,13,12,11,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1
Analisis Hasil:
Skore Salah : 0 – 2 : fungsi intelektual utuh
Skore salah : 3- 4 : kerusakan intelektual ringan
Skore salah : 5 – 7 : kerusakan intelektual sedang
Skore salah : 8 – 10 : kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Quctioncre (SPMSQ) didapatkan hasil, Benar= 5,
Salah= 5.
PAGE \* MERGEFORMAT 47
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
(Indeks Kemandirian Katz)
1 Mandi
Mandiri:
Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang
tidak mampu) atau mandi sendiri
sepenuhnya
Tergantung:
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
mandi, serta tidak mandi sendiri.
2 Berpakaian
Mandiri:
Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/ mengikat pakaian
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri atau
PAGE \* MERGEFORMAT 47
hanya sebagian.
3 Ke kamar kecil
Mandiri:
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemuadian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung:
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri:
Berpindah kedaan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Tergantung:
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan
5 Kontinen
Mandiri:
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol
sendiri
Tergantung:
Inkontinensia parsial atau total:
penggunaan kateter, pispot, enema dan
pembalut (pampers)
6 Makan
Mandiri:
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Bergantung:
Bantuan dalam hal mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya, tidak makan
sama sekali, dan makan parental (NGT)
Kesimpulan: dari pengkajian setatus fungsional ( Indeks kemandirian Katz) pada klien
Ny. J didapatkan, Nilai A. yaitu kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK, BAB),
berpindah, kekamar, mandi dan berpakaian.
Keterangan:
Beri tanda () pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis hasil
NILAI B Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
NILAI C Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, dan satu fungsi
tambahan
PAGE \* MERGEFORMAT 47
SKOR NORTON
(UNTUK MENILAI POTENSI DEKUBITUS)
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Inkontinensia Alvi & urin 1
SKOR TOTAL:
Skor 15 – 20 = kecil sekali/ tak terjadi
Skor 12 – 15 = kemungkinan kecil terjadi
Skor < 12 = kemungkinan besar terjadi
Dari hasil pengkajian yang didapatkan dari Ny. J didapatkan jumlah keseluruhan dari
setiap item yaitu 18, yaitu berada pada rentang 15 – 20.
SCREENING FAAL
FUNGTIONAL REACH (FR) TEST
No. Langkah
INTERPRETASI:
USIA LEBIH 70 Tahun: kurang 6 Inchi: Resiko roboh (1 inch) = 2, 54cm
PAGE \* MERGEFORMAT 47
Kesimpulan: dari hasil pengkajian fungsional reach (FR) Test yang dilakukan pada Ny. J,
didapatkan hasil 7 inchi.
ROM
NO ASPEK YANG DI NILAI
1. Mengucapkan salam
A 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
1. Mengkaji kemampuan mentoleransi gerakan
B FASE KERJA
2. Menentukan teknik gerakan ROM: Pasif/ aktif
3. Melakukan gerakan bahu:
a. Fleksi & ekstensi
b. Abduksi & Adduksi
c. Rotasi internal & eksternal
4. Melakukan gerakan siku:
a. Fleksi & ekstensi
b. Pronasi dan supinasi siku
5. Melakukan gerakan pergelangan tangan
a. Fleksi & ekstensi
b. Fleksi urnal dan radial
6. Melakukan gerakan jari – jari
a. Fleksi & ekstensi
b. Hiperekstensi
c. Abduksi dan adduksi
d. Oposisi
FASE TERMINASI
C 1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindakan lanjut
3. Berpamitan
PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
D 1. Ketenangan
2. Melakukan komunikasi terapiutik
3. Menjaga keamanan pasien & perawat.
5. Keadaan Lingkungan
Lingkungan klien terlihat bersih, klien mengatakan selalu menyapu halaman dan
membersihkan rumah
Lantai kamar mandi licin karena sudah banyak lumutnya
PAGE \* MERGEFORMAT 47
A. ANALISA DATA
Do :
Do :
Do :
PAGE \* MERGEFORMAT 47
B. .DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan insomnia
2. Resiko Jatuh berhubungan dengan factor lingkungan
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
PAGE \* MERGEFORMAT 47
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PAGE \* MERGEFORMAT 47
cedera 2. Ajarkan gerakan latihan
2. Mampu mempraktekan keseimbangan
gerakan latihan
keseimbangan
3 17 Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan pendidikan 1. Mengetahui tentang
Agustus berhubungan dengan asuhan keperawatan selama 30 kesehatan tentang penyakit hipertensi
2023 kurang informasi menit,diharapkan Ny. J paham hipertensi
tentang penyakitnya dengan
kriteria hasil :
1. Mengetahui tentang
hipertensi
PAGE \* MERGEFORMAT 47
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Hari, Jam Implementasi Respon Hasil Paraf
tanggal
2 Resiko jatuh 19 Agustus 09.00 1. Memberikan penyuluhan tentang 1. Klien terlihat paham dengan
berhubungan 2023 apa saja bahaya lingkungan yang penyuluhan yang di berikan
dengan proses ada disekitar yang dapat
penyakit menyebabkan resiko jatuh
2. Klien mengerti dengan instruksi
09.30 2. Mengajarkan gerakan latihan yang di berikan
keseimbangan
3 Kurang 20 Agustus 10.00 1. Berikan pendidikan kesehatan 1. Klien terlihat paham dengan
Pengetahuan 2023 tentang hipertensi penyuluhan yang di berikan
berhubungan
dengan
kurang
PAGE \* MERGEFORMAT 47
informasi
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No Tgl Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
1. 21 Agustus Gangguan Pola Tidur S:Klien mengatakan masih sulit tertidur walaupun sudah
2023 berhubungan dengan Minum susu hangat tetapi tempat tidur memang sudah
insomnia Nyaman dan mungkin perlu melakukan relaksasi pikiran dan otot
O:1. Tekanan darah masih 140/90 mmHg
Mata masih tampak mengantuk
A: Masalah Tidak Teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Mengatur waktu tidur dan aktifitas
2. Melatih relaksasi
3. Menyediakan tempat tidur yang nyaman
2 21 Agustus Resiko jatuh berhubungan S:Klien mengatakan mengerti dengan resiko lingkungan yang bisa
2023 dengan proses penyakit menyebabkab jatuh terutama di kamar mandi, dan paham tentang cara
melatih keseimbangan
O: Klien terlihat mengerrti
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
1. Melatih keseimbangan secara rutin
3 21 Agustus Kurang Pengetahuan S: Klien mengatakan mulai mengerti dengan penyakitnya
berhubungan dengan O: Klien terlihat mengerti
kurang informasi A: Masalah Teratasi
P: Intervensi di hentikan
PAGE \* MERGEFORMAT 47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Insomnia pada Ny. J masala htidak teratasi karena klien masih sulit tidur walaupun
sudah dilakukan intervensi. Mungkin perlu konsultasi dokter.
2. Resiko Jatuh masalah teratasi, karena klien memahami resiko lingkungan dan
mengerti cara melatih keseimbangan
3. Klien memahami penyakitnya setelah dilakukan edukasi.
B. Saran
a. Bagi petugas kesehatan
Bagi perawat dalam memiliki tanggung jawab untuk selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya perawat juga harus memperhatikan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien khususnya lansia yang mengalami
hipertensi untuk menerapkan terapi relakasi otot progresif dan keseimbangan untuk
dilakukan sehari-hari.
b. Bagi lansia
Bagi lansia relaksasi otot progresif dan keseimbangan ini di harapkan dapat menjadi
terapi mandiri untuk lansia saat lansia mengalami hipertensi.
PAGE \* MERGEFORMAT 47
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. 2018,Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
PAGE \* MERGEFORMAT 47
PAGE \* MERGEFORMAT 47
PAGE \* MERGEFORMAT 47