Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai
usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60
tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut
lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan
dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui
kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam
menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau
menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan
menurun. Padahal meskipun aktivitasnya  menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi
fisiologis tubuhnya. 

1
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan perubahan fisik atau biologis (fisiologis) yang lazim pada lansia
2. Sebutkan perubahan fisik atau biologis patologis yang lazim pada lansia

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan fisik atau biologis (fisiologis) yang lazim pada lansia
2. Untuk mengetahui perubahan fisik atau biologis patologis yang lazim pada lansia

D. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui perubahan fisik atau biologis (fisiologis) yang lazim pada
lansia
2. Pembaca dapat mengetahui perubahan fisik atau biologis patologis yang lazim pada
lansia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan Fisik/Biologis (Fisiologis) Yang Lazim Pada Lansia
Menjadi tua atau menua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik
fisik,social,mental,dan moral spiritual,yang keseluruhannya saling kait mengait antara
satu bagian dengan bagian yang lainnya. Dan perlu kita ingat bahwa tiap-tiap perubahan
memerlukan penyesuaian diri,padahal dalam kenyataan semakin menua usia kita
kebanyakan semakin kurang fleksible untuk menyesuaikan terhadap berbagai perubahan
yang terjadi dan disinilah terjadi berbagai gejolak yang harus dihadapi oleh setiap kita
yang mulai menjadi manula. Gejolak-gejolak itu antara lain perubahan fisik dan
perubahan social.
Menurut badan kesehatan dunia atau WHO,2002 penggolongan dewasa lanjut
atau lansia dibagi menjadi 4 kelompok yakni usia pertengahan (middle age) ialah
kelompok usia 45 sampai 59 tahun,lanjut usia (elderly) antara 60 dan 74 tahun,lanjut
usia tua (old) antara 75 dan 90 tahun,dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi dari sistem integumentary, sistem otot,
sistem saraf, sistem endokrin, sistem sensori,sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan,
sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem reproduksi wanita dan pria.
Secara umum,menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain:
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
2. Rambut kepela mulai memutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas (ompong)
4. Penglihata dan pendengaran mulai berkurang
5. Mudah lelah dan mudah jatuh
6. Mudah terserang penyakit
7. Nafsu makan menurun
8. Penciuman mulai bekurang
9. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
10. Pola tidur berubah

3
1. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut pada sistem kardiovaskuler:
a. elastic dinding aorta menurun
b. perubahan miokard; atrofi menurun
c. lemak sub endoicard menurun; fibrosis,menebal,sclerosis
d. katup-katup jantung mudah fibrosis dan klasifikasi (kaku)
e. peningkatan jaringan ikat pada SA node
f. penurunan denyut jantung maksimal pada latihan
g. cardiac output menurun
h. penurunan jumlah sel pada pace maker
i. jaringan kolagen bertambah dan jaringan elastic berkurang pada otot jantung
j. penurunan elastis pada dinding vena
k. respon baroreseptor menurun

2. Perubahan dan konsekuensi fisiologis pada usia lanjut sistem gastrointestinal:


a. terjadi artropi mukosa
b. artropi sel kelenjar,sel parietal dan sel chief akan menyebabkan sekresi asam
lambung,pepsin dan factor intrinsic berkurang
c. ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil,sehingga daya tampung
makanan menjadi lebih berkurang
d. proses perubahan protein menjadi pepton terganggu,karena sekresi asam
lambung berkurang dan rasa lapar juga berkurang

3. Perubahan dan konsekuensi fisiologis pada usia lanjut sistem respiratori:


a. perubahan seperti hilangnya silia dan mempunyai refleks batuk dan muntah
mengubah keterbatasan fisiologi dan kemampuan perlindungan pada sistem
pulmonal
b. perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding dada turut
berperan dalam peningkatan kerja pernapasan sekitar 20% pada usia 60 tahun

4
c. atrofi otot-otot pernapasan dan penurunan kekuatan otot-otot pernapasan dapat
meningkatkan risiko berkembangnya keletihan otot-otot pernapasan pada lansia
d. perubahan fisiologis yang ditemukan pada lansia yaitu alveoli menjadi kurang
elastic dan lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang berfungsi
sehingga kapasitas penggunaan menurun karena penurunan kapasitas difusi pau-
paru untuk oksigen tidak dapat memenuhi permintaan tubuh

4. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistem muskuloskletal:


a. penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot (atropi
otot)
b. ukuran otot mengecil dan penurunan massa otot lebih banyak terjadi pada
ekstremitas bawah
c. sel otot yang mati digantikan oleh jaringan ikat dan lemak
d. kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot menurun dengan
bertambahnya usia
e. kekuatan ekstremitas bawah berkurang sebesar 40% anatara usia 30 sampai 80
tahun

5. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistem endokrin


Sistem endokrin mempunyai fungsi yaitu sebagai sistem yang utama dalam
mengontrol seluruh sistem tubuh. Melalui hormon,sistem endokrin menstimulus
seperti proses yang berkesinambungan dalam tubuh sebagai pertumbuhan dan
perkembangan,metabolisme dalam tubuh,reproduksi,dan pertahanan tubuh terhadap
berbagai serangan-serangan penyakit atau virus
Hormon-hormon yang terdapat pada sistem endokrin yaitu kelenjar
pituitary,kelenjar tiroid,kelenjar paratiroid,kelenjar adrenal,pancreatic islet,kelenjar
pineal,kelenjar timus,dan gonad. Hormon-hormon tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda disetiap tubuh manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
sistem endokrin yang dialami oleh dewasa lanjut atau lanjut usia yaitu produksi
hormon hampir semua menurun,fungsi paratiroid dan sekresinya tak

5
berubah,pertumbuhan hormon pituitary ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di
pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH,TSH,FSH dan
LH,menurunnya produksi aldosteron,menurunnya sekresi hormon gonads,
progesterone, estrogen, dan testosterondan defisiensi hormonal dapat menyebabkan
hipotirodism.

6. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistem integument:


Perubahan pada sistem integumentary yang terjadi pada usia dewasa lanjut
yaitu kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak,kulit kering dan kurang
keelastisannya karena menurunnya cairan dan hilangya jaringan adipose,kelenjar-
kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehngga tidak begitu tahan
terhadap panas dengan temperature yang tinggi,kulit pucat dan terdapat bintik-
bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel-sel yang
memproduksi pigmen,menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan
penyembuhan luka-luka kurang baik,kuku pada jari tangan dan kaki menjadi
tebaldan rapuh dan tempratur tubuh menurun akibat keccepatan metabolisme yang
menurun

7. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistem neurologi:


Perubahan-perubahan yang terjadi pada system saraf pada dewasa lanjut
atau lansia yaitu berat otak menurun,hubungan cepat persyarafan menurun,lambat
dalam respon dan waktu untuk berpikir,berkurangnya penglihatan,kurangnya
pendengaran,mengecilnya saraf penciuman dan perasa lebih sensitive terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin,kurang sensitive
terhadap sentuhan,cepatnya menurunkan hubungan persyarafan,reflek tubuh akan
semakin berkurang serta terjadi kurang koordinasi tubuh,dan membuat dewasa
lanjut menjadi cepat pikun dalam mengingat sesuatu.

6
8. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistem genetourinari:
Dengan bertambahnya usia,ginjal akan kurang efisien dalam memindahkan
kotoran dari saluran darah, kondisi kronik,seperti diabetes atau tekanan darah
tinggi,dan beberapa pengobatan dapat merusak ginjal. Dewasa lanjut yang berusia
65 tahun akan mengalami kelemahan dalam control kandung kemih (urinary
incontinence). Incontinence dapat disebabkan oleh beragam masalah kesehatan
seperti obesitas,konstipasi,dan batuk kronik.
Perubahan yang terjadi pada sistem perkemihan pada dewasa lanjut yaitu
otot-otot pengatur fungsi saluran kencing menjadi lemah,frekuensi buang air kecil
meningkat,terkadang terjadi ngompol,dan aliran darah ke ginjal menurun sampai
50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang kemampuan mengkonsentrasi
urin.

9. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistem sensori (panca indera):
Pada hakekatnya panca indera merupakan suatu organ yang tersusun dari
jaringan,sedangkan jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang mempunyai
fungsi yang sama. Karena mengalami proses penuaan (aging) sel telah mengalami
perubahan bentuk maupun komposisi sel tidak normal. Maka secara otomatis fungsi
indera pun akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada orang tua yang
secara berangsur-angsur mengalami penurunan kemampuan pendengarannya dan
mata kurang kesanggupan melihat secara fokus objek yang dekat bahkan ada yang
menjadi rabun,demikian juga indera pengecap, perasa,penciuman berkurang
sensitivitasnya.

B. Perubahan Dan Konsekuensi Patologis Pada Lansia


Dengan bertambahnya usia,wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh kita pun
makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut,semakin banyak keluhan yang
dilontarkan karena tubuh tidak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda
dulu. Nina Kemala Sari dari divisi geriatric,departemen ilmu penyakit dalam RS Cipto
Mangunkusumo,fakultas kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan

7
dikalangan kelompok peduli lansia,menyampaikan beberapa masalah yang kerap
muncul pada usia lanjut,yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility
(imobilisasi),instability (instabilitas dan jatuh),incontinencia (inkontinensia),intellectual
impairment (gangguan intelektual),infection (infeksi), impairment of vision and hearing
(gangguan penglihatan dan pendengaran),isolation (depresi),inanition
(malnutrisi),insomnia (gangguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya
kekebalan tubuh).
Sumber lain menyebutkan,penyakit utama yang menyerang lansia ialah
hipertensi,gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung,diabetes
mellitus,gangguan fungsi ginjal dan hati. Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan
sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif,keseimbangan
badan,penglihatan dan pendengaran. Secara umum,menjadi tua ditandai oleh
kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik,antara lain:
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas (ompong)
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang
5. Mudah lelah dan mudah jatuh
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

Disamping itu juga terjadi kemunduran kognitif antara lain:


1. Suka lupa,ingatan tidak berfungsi dengan baik
2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik dibandingkan hal-hal yang baru
saja terjadi
3. Seiring adanya disorientasi terhadap waktu,tempat dan orang
4. Sulit menerima ide-ide baru

1. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut pada system


kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler yang sering terjadi pada lansia:

8
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih
tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg,yang
terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak
ditangani hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah
(arteriosclerosis),serangan/gagal jantung,dan gagal ginjal.
b. Penyakit jantung koroner
Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung
terganggu. gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada,sesak
napas,pingsan,hingga kebingungan.
c. Disritmia
Insidensi disritmia atrial dan ventrikuler meningkat pada lansia karena perubahan
structural dan fungsional pada penuaan.masalah dipicu oleh disritmia dan
terkoordinasinya jantung sering dimanfestasikan sebagai perubahan
perilaku,palpitasi,sesak napas,keletihan,dan jatuh.
d. Penyakit vaskuler perifer
Gejala yang paling sering adalah rasa terbakar,kram atau nyeri sangat terjadi pada
saat aktivitas fisik dan menghilang pada saat istirahat. Ketika penyakit semakin
berkembang nyeri tidak lagi dapat hilang dengan istirahat. Jika klien
mempertahankan gaya hidup yang kurang gerak,penyakit ini mungkin telah
berlanjut ketika nyeri pertama muncul. Tanda dan gejala lain yaitu ekstremitas
dingin,perubahan trofik (misalnya kehilangan rambut yang tidak
seimbang,deformitas kuku,artrofi jari-jari dari anggota gerak yang terkena,tidak
terabanya denyut nadi,dan mati rasa.
e. Penyakit katup jantung
1) Manifestasi klinis dari penyakit katup jantung bervariasi dan fase kompensasi
sampai pada fase pasca kompensasi tubuh menyesuaikan perubahan pada
struktur dan fungsi katup,menghasilkan sedikit tanda dan gejala yang muncul.
Lansia dapat turut berperan dalam fase ini melalui peningkatan gaya hidup
yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan kurang gerak yang

9
menenmpatkan tuntutan kebutuhan yang lebih kecil pada jantung untuk curah
jantungnya.
2) Bila fase pasca kompensasi dicapai,biasanya mengindikasikan disfungsi yang
berat pada katup yang terpengaruh. Gejalanya bervariasi bergantung pada
katup yang terlibat tetapi secara umum terdiri atas dispnea pada saat
beraktivitas,nyeri dada tipe angina,dan gejala-gejala jantunng kanan atau kiri
atau keduanya. murmur secara khas terdengar pada saat auskultasi.

2. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system respiratori


a. Gerakan pernapasan : dangkal,sesak napas,otot lemah
b. Distribusi gas: penumpukan udara dalam alveoli
c. Volume dan kapasitas paru menurun
d. Gangguan transportasi gas
e. Imobilisasi: efusi pleura,pneumothorak,tumor paru
f. Penyakit yang terjadi adalah:pneumoni,TBC,PPOM,Ca paru.
Ada beberapa penyakit paru yang menyertai usia lanjut yaitu
pneumonia,tuberculosis paru,penyakit paru obstruksi menahun (PPOM),dan
karsinoma paru
a. Pneumonia
Kejadian pneumonia pada usia lanjut tergantung pada tiga hal yaitu:
1) kondisi fisik penderita
2) lingkungaan dimana mereka berada
3) kuman penyebabnya atau virulensinya
Pneumonia pada usia lanjut mempunyai angka kematian yang tinggi kira-
kira 40%,penyebabnya ada tiga hal:
1) karena pneumonianya sendiri
2) pada penderita yang sering disertai berbagai kondisi atau penyakit penyerta
3) pada kenyataanya penderia pneumonia usia lanjut sulit diobati
Penyebab pneumonia usia lanjut bermacam-macam, yang paling sering
penyebabnya adalah kombinasi kuman.pada usia lanjut,pneumonia kiomunitas

10
yang disebabkan oleh bakteri gram positif,sebagian besar adalah kuman strep.
pneumonia. gambaran klinik penderita pneumonia pada usia lanjut serinng-sering
tidak menunjukan gambaran yang nyata. Dilaporkan terdapat penurunan
kesadaran pada 20% kasus,distensi abdomen pada 5% kasus ,tanda dehidrasi 50%
pada kasus
b. Tuberculosis paru
Tuberculosis pada usia lanjut sering dilupakan,karena beberapa hal antara
lain keluhan,gejala klinik maupun gambaran radiologic tidak khas. Seperti
lazimnya,penyebab infeksi adalah kuman tahan asam, M.tuberculosis.
Gejala tersering yang dikeluhkan oleh para penderita tuberculosis usia lanjut
adalah sesak napas,penurunan berat badan dan gangguan mental. Bila tuberculosis
reaktivitas dari focus interaksi sebelumnya,daerah paru yang sering terserang
adalah bagian daerah apeks paru dengan atau penyebaran kedaerah-daerah lain.
c. Penyakit paru obstruksi menahun
PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru
berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya
penyemptan saluran napas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa
observasi beberapa waktu yang termasuk PPOM adalah bronchitis
kronis,emfisema paru dan penyakit saluran napas perifer.
Timbulnya penyakit ini dikaitkan dengan factor-faktor resiko yang terdapat
pada penderita,antara lain merokok sigaret yang berlangsung lama,polusi udara,
infeksi paru berulang,umur,jenis kelamin,ras,difisiensi alfa-1 antitripsin,defisiensi
antioksidan. Gambaran klinis yang ditemukan adalah gambaran penyakit paru
yang mendasari ditambah tanda-tanda klinik akibat terjadinya obstruksi bronkus.
d. Karsinoma paru
Beberapa factor yang telah diketahui berpengaruh terhadap timbulnya
karsinoma paru antara lain,merokok,polusi udara dan bahan industry yang bersifat
karsinogenik. Perkiraan penyebabnya adalah iritasi bahan-bahan yang bersifat
karsinogenik dan berlangsung kronis.

11
Bisanya karsinoma paru tidak memberikan keluhan-keluhan,dan penyakit
ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan umum (general chek up).
Karsinoma paru akan memberikan gejala klinik biasanya kalau sudah
lanjut,menimbulkan komplikasi misalnya memberikan tekanan pada organ
disekitarnya,metastasis jauh dan sebagainya,sehingga mengganggu fungsi organ
lain. kadang-kadang gejala yang mencolok yaitu munculnya rasa nyeri pada
daerah dada,sesak napas,hemotisis,timbul benjolan di dada.

3. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system gastrointestinal


a. produksi saliva menurun,proses perubahankompleks karbohidrat menjadi
disakarida
b. fungsi ludah sebagai pelican berkurang,proses menelan lebih sukar
c. penurunan fungsi kelenjar pencernaan,keluhan kembung,perasaan tidak enak di
perut
d. intoleransi terhadap makanan terutama lemak
e. kadar selulosa menurun,sembelit (konstipasi)
f. gangguan motilitas otot polos esophagus atau refluks disease (refluks isi
lambunng ke esophagus) pada usia 60-70 tahun
g. penyakit yang sering diderita: gastritis,ulkus peptikum
h. gejala: biasanya tiddak spesifik,penurunan berat badan,mual-mual dan perasaan
tidak enak pada perut
i. tingkat kompliksai (perforasi), cukup tinggi ± 50% pada usia diatas 70 tahun

4. Mejelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system muskuloskletal


a. penyakit sendi degenerative (PSD).
b. nyeri leher dan pnggung
c. nyeri bahu
d. nyeri bokong
e. nyeri tungkai dan lutut
f. nyeri pada kaki

12
5. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system penglihatan
dan pendengaran
a. lensa mata kehilangan elastisitas dan kaku,otot lensa lemah dan kehilangan tonus
b. ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak dekat atau jauh berkurang
c. pada lansia sering terjadi presbiopi
d. gangguan pendengaran biasanya disebabkan oleh koagulasi cairan yang terjadi
selama otitis media atau tumor seperti kolesteatoma
e. penyebab gangguan pendengaran yang lain seperti sindrom meniere dengan gejala
vertigo,mual,muntah,telinga terasa penuh, tinnitus,dan hilangnya daya
pendengaran.

6. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system integument


a. kulit mengalami atrofi,kendur,tidak elastic,kring dan berkerut
b. atrofi glandula sebasea dan sudorifera,kekurangan cairan,kekeringan pada
kulit,menjadi tipis dan berbecak
c. pada lapisan dermis,perubahan jaringan kolagen dan jaringan elastisitas
d. timbul pigmen berwarna coklat pada kulit,liver spot

7. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system neurologi


Perubahan dari system persyarafan dapat dipicu oleh gangguan dari stimulasi
dan inisiasi terhadap respondan pertambahan usia. Pada lansia dapat diasumsikan
terjadi respon yang lambat yang dapat mengganggu performance dalam beraktivitas.
Lansia mengalami kemunduran dalam kemampuan mempertahankan posisi mereka
dan menghindari kemungkinan jatuh. Gangguan syaraf yang sering muncul pada
lansia antara lain dizziness,lightheadedness dan vertigo.

8. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut genetourinari


a. tonus otot pada vesika berkurang,terganggunya fungsi eliminasi/miksi,peradangan
pada saluran kemih atau ginjal.
b. hipertrofi prostat pada lansia pria diatas usia 50 tahun.

13
9. Menjelaskan perubahan dan konsekuensi patologis usia lanjut system endokrin
Sekitar 50% lansia menunjukan intoleransi glukosa,dengan kadar gula puasa
yang normal di samping factor diet,obesitas ddan kurangnya olahraga serta penuaan
menyebabkan terjadinya penurunan toleransi glukosa. Dalam system endokrin
terdapat hormon yang diproduksi dalam jumlah besar pada saat stress dan berperaan
penting dalam reaksi mengatasi stress, oleh karena itu kemunduran produksi
hormone inilah yang membuat para lansia kurang mampu dalam menghadapi stress.
Menurunnya hormone tiroid menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang bergairah.
kemunduran kelenjar endokrin lainnya ialah adanya menopause pada wanita dan
terjadinya penurunan sekresi kelenjar testis pada pria
Osteoporosis sering terjadi pada usia lanjut baik jenis primer ataupun sekunder.
Terutama pada wanita yang pasca menopause oleh karena penurunan mendadak
hormone estrogen. Pada usia lebih tua,kejadian pada pria juga meningkat karena
factor inaktivitas,asupan kalsium yang kurang,prooduksi vitamin D yang menurun
dan juga factor hormonal.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjadi tua atau menua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik
fisik,social,mental,dan moral spiritual,yang keseluruhannya saling kait mengait antara
satu bagian dengan bagian yang lainnya. Dan perlu kita ingat bahwa tiap-tiap perubahan
memerlukan penyesuaian diri,padahal dalam kenyataan semakin menua usia kita
kebanyakan semakin kurang fleksible untuk menyesuaikan terhadap berbagai perubahan
yang terjadi dan disinilah terjadi berbagai gejolak yang harus dihadapi oleh setiap kita
yang mulai menjadi manula. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi dari sistem
integumentary, sistem rangka, sistem otot, sistem saraf, sistem endokrin, sistem
kardiovaskuler, sistem imunitas, sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem
perkemihan, sistem reproduksi wanita dan pria.

B. Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk
menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda.
Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui
prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancer. Maka, perawat yang
melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan usia harus dan wajib
tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia lanjut. Semoga
makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya. Baik sebagai acuan dalam
pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien
usia lanjut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Dep Kes R.I.

Padila,2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Nuha Medika. Yogyakarta.

Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta.


Sagung Seto.

Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.

16

Anda mungkin juga menyukai