DISUSUN OLEH :
NAMA : YULITHA TARAKOLO, S. KEP
NIM : 113063J123095
1
I. KONSEP TEORI MENUA
1.1 Definisi
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang.
Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60
tahun. Proses menua (aging process) merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menurut Paris Constantinides, 1994
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil)
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan
struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury (termasuk infeksi) tidak
seperti pada saat kelahirannya,
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaraingan lain
sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseotang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik
dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Namun umumnya fungsi
fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20–
30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi
tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur
1.2 Batasaan umur lanjut usia
2
3. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
5. Teori Biologik
c. Autoimun
3
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan
bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini
4
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
6. Teori Sosial
a. Teori aktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial
b. Teori Pembebasan
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan
7. Teori Psikologi
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
5
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954).
Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar
manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat
selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung
1. Perubahan fisik
Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap
sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang pengamatan
sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
6
c. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku ,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya
kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan
darah meningg.
d. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan
elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.
Kedalaman pernafasan menurun.
e. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi
buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir
dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya
sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin
f. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun
sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi
meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit
diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada
vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering,
elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.
g. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak
berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
7
metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen
dan testosteron.
h. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu,
sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi
keras dan rapuh.
i. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin
rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut
discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut
erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan
tremor.
2. Perubahan Mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan
kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi lingkungan. Intelegensi
diduga secara umum makin mundur terutama faktor penolakan abstrak mulai lupa
terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak
aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut
ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan kurang mampu untuk
mandiri serta cenderung bersifat entrovert.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
8
Kenangan (memori) ada 2 :
Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam, tergantung
pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat ini orang yang telah menjalani
kehidupan nya dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya
dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk
masa pensiun dengan menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat untuk
memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk
menikmati sisa hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari
lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk dirumah
atau bermain domino di klub pria lanjut usia.
Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa
kurang melakukan kegiatan yang berguna.
a. Minat
Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam kuantitas maupun kualitas
pada masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam aktifitas fisik cendrung menurun dengan
bertambahnya usia. Kendati perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan dengan
menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
9
b. Isolasi dan Kesepian
Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia terisolasi dari yang lain.
Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti aktivitas yang melibatkan usaha. Makin
menurunnya kualitas organ indera yang mengakibatkan ketulian, penglihatan yang
makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuat orang lanjut usia merasa terputus
dari hubungan dengan orang-orang lain.
Faktor lain yang membuat isolasi makin menjadi lebih parah lagi adalah perubahan
sosial, terutama mengendornya ikatan kekeluargaan. Bila orang usia lanjut tinggal
bersama sanak saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran terhadapnya, tetapi jarang
menghormatinya. Lebih sering terjadi orang lanjut usia menjadi terisolasi dalam arti
kata yang sebenarnya, karena ia hidup sendiri.
Dengan makin lanjutnya usia, kemampuan mengendalikan perasaan dengan akal
melemah dan orang cendrung kurang dapat mengekang dari dalam prilakunya. Frustasi
kecil yang pada tahap usia yang lebih muda tidak menimbulkan masalah, pada tahap ini
membangkitkan luapan emosi dan mereka mungkin bereaksi dengan ledakan amarah
atau sangat tersinggung terhadap peristiwa-peristiwa
a. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang sudah tua
tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang akhir kehidupan dibanding
orang yang lebih muda. Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa
iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa takut terhadap
kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran religius dibangkitkan
dan diperkuat. Keyakinan iman bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan
permulaan yang baru memungkinkan individu menyongsong akhir kehidupan dengan
tenang dan tentram.
10
4. Perubahan Spritual.
C. Masalah Nutrisi
1. Pengertian
Gizi kurang adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro
1. Penyebab
j. Penyakit keganasan
11
2. Patofisiologi
Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Resiko tinggi infeksi
c. Kerusakan mobilitas fisik
d. Nyeri
e. Resiko cedera
12
BAB II
A. Pengertian
Gerotologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan dan
masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Geriatrik adalah berkaitan dengan
penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Keperawatan
gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan
kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang
holistik, ditujukan kepadd klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu, keluaraga, kelompok, dan masyarakat.
B. Lingkup Peran dan Tanggung Jawab
Fenomena yang menjadi bidang garap Keperawatan Gerontik adalah tidak terpenuhinya
KDM lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Lingkup Asuhan Keperawatan Gerontik:
3. Motivator
4. Advokasi Klien
13
5. Konselor
Model Asuhan yang sesuai masih dalam penelitian tetapi yang lebih dpt
diterima sementara ini adalah An Adaptation Model of Nursing by
Sister Callista Roy.
2. Model Manajerial
Model Manajerial yang sesuai juga masih dalam penelitian tetepi yang
1. Fisiologis/fisik
a. Stratus gizi
c. Kondisi kulit
2. Psikososial/afektif
3. Pemeriksaan
tambahan/laboratorium Analisa
darah :
Kreatinin : indekz massa otot
15
Serum protein khususnya untuk sintesa antibodi dan limfosit, dalam
kekebalan seluler, enzym, hormon, struktur sel yang luas, struktur jaringan
2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi yang tidak
adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi b/d penurunan asupan kalori dan protein
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan nutris kurang adekuat akibat
anoreksia
16
yang adekuat yang benar
sering g. Mengurangi
mengalami h. Meningkatkan
17
kering saat makanan
bangun tidur
-Hindari makanan
yang terlalu manis,
berminyak
-Minum sedikit-
sdikit melalui
sedotan
-Makan kapan saja
bila dapat toleransi
-Makan dalam porsi
kecil rendah lemak
dan makan
sering
18
4. Risiko tinggi infeksi b/d penurunan asupan kalori dan protein
lingkungan c. meningkatkan
TKTP meningkatkan
d. Perhatikan kemampuan
menyebabkan infeksi
imunosupresi
19
DAFTAR PUSTAKA
Capernito Lynda juall (2008), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa
Yasmin Asih EGC jakarta
C. Long barbara ( 2006) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV,
V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung,
IAPK Bandung
Donges Marilyn E (2001), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made
Kariasa, EGC Jakarta
20
Philadelphia: JB. Lippicott Company
Nugroho, 1995. Perawatan Usia Lanjut, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi dua. Jakarta:
EGC.
Nurviyandari, Dwi. (2010). Modul : Keperawatan Gerontik dan Geriatric
Potter,P. A & Perry, A.G. (2005). Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses dan
Praktik). Edisi 4. Volume 1. Jakarta :EGC
Stanley. Dkk. (2007). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
___________. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta. EGC
Suratun (2008). Anatomi dan Fisiologi untuk Manula. Jakarta : EGC; 2004).
WHO., 1998. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic, Geneva.
Yulia Tiya.(2013). Analisa Praktek Klinik Keperawatan Masyarakat Perkotaan
21