Anda di halaman 1dari 47

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia

1. Pengertian Lansia

Lanjut usia atau lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang,

manusia tidak tiba tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,

anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Lansia merupakan

suatu proses yang alami, semua orang akan mengalami proses

menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang

terakhir, dimana manusia akan mengalami penurunan fisik, mental

dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).

a. Proses Menjadi Tua (Menua)

Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses

sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu

tertentu tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua

merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui

tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school,

reamaja, dewasa, dan lansia. Tahap permulaan ini dimulai baik

secara biologis maupun psikologis. ( Padila, 2013 ).

1
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara

berlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhdap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita (contantanides, 1994).

Ini merupakan proses yang terus-menurus (berlajut) secara

alami. Ini dimulai sejal lahir dan umumnya dimmulai pada

semua mahkluk hidup (Bandiyah, 2009).

b. Tipe Lansia

Beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman

hidup, lingkungan fisik, kondisi fisik, mental, sosial, dan

ekonominya (Maryam dkk, 2008).

Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1) Tipe arif bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman,

menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai

kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,

dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

2) Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang

baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan

teman, dan memenuhi undangan.

3) Tipe tidak puas Konflik lahir batin menentang proses

penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah

tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

2
4) Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti

kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.

5) Tipe bingung Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan

diri, rendah diri, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

c. Tipe kepribadian Lansia

Tipe lansia berdasarkan kepribadiannya menurut Azizah (2011)

adalah sebagai berikut:

1) Tipe kepribadian konstruktif (constraction personality)

Orang ini memiliki integritas baik, menikmati hidupnya,

toleransi tinggi dan fleksibel. Biasanya tipe ini tidak banyak

mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua,

bisa menerima fakta proses menua dan menghadapi masa

pensiun dengan bijaksana dan menghadapi kematian

dengan penuh kesiapan fisik dan mental.

2) Tipe kepribadian mandiri (independent personality) Pada

tipe ini ada kecenderungan mengalami post power syndrome

atau diamana keadaan sesorang yang hidup dalam bayangan

kebesaran dimasa lalunya, apalagi jika pada masa lansia

tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan

otonomi.

3) Tipe kepribadian tergantung (dependent personality) Tipe

ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila

kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia

3
tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka

pasangan yang ditinggalkan akan menjadi sedih yang

mendalam. Tipe lansia ini senang mengalami pensiun, tidak

punya inisiatif, pasif tetapi mawas diri dan masih dapat

diterima oleh masyarakat.

4) Tipe kepribadian bermusuhan (hostile personality) Lanjut

usia pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak

puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang tidak

diperhitungkan sehingga menyebabkan kondisi ekonominya

menurun. Mereka menganggap orang lain yang

menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh dan curiga.

Menjadi tua tidak ada yang dianggap baik, takut mati dan iri

hati dengan yang muda.

5) Tipe kepribadian defensive Tipe ini selalu menolak bantuan,

emosinya tidak terkontrol, bersifat kompulsif aktif. Mereka

takut menjadi tua dan tidak menyenangi masa pensiun.

6) Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality) Pada

lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena

perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung

membuat susah dirinya. Selalu menyalahkan diri, tidak

memiliki ambisi dan merasa korban dari keadaan.

4
d. Batasan lanjut usia

1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batasan

lanjut usia meliputi:

a) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45

sampai 59 tahun.

b) Usia lanjut (elderly) usia antara 60 sampai 74 tahun.

c) Usai tua (old) antara 75 sampai 90 tahun.

d) Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun

2) Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj, usia

lanjut dapat dikelompokan sebagai berikut:

a) Usia dewasa muda (elderly adulthood), 18 atau 20

sampai 25 tahun.

b) Usia dewasa penuh (middle years), atau maturitas, 25

sampai 60 atau 65 tahun.

c) Lanjut usia (geriatric age), lebih dari 65 atau 70 tahun.

Terbagi untuk umur 70 sampai 75 tahun (young old), 75

sampai 80 tahun (old) dan lebih dari 80 tahun (very

old). (Kushariayadi, 2010)

3) Menurut Depkes RI (2003), lansia dibagi atas:

a) Pralansia : seseorang yang berusia antara 45 sampai 59

tahun.

b) Lansia : seseoorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

5
c) Lansia resiko tinggi : seseorang yang berusia 70 tahun

atau lebih.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan menurut (Nugroho,

2014) :

1) Hereditas = keturunan/genetik

2) Nutrisi = makanan

3) Status kesehatan

4) Pengalaman hidup

5) Lingkungan

6) Stress

f. Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Menurut Maryam Siti,R,dkk (2008), perubahan yang terjadi pada

lanjut usia adalah

a. Perubahan fisik:

1) Sistem persarafan

Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel

saraf otaknya dalam setiap harinya), cepatnya menurun

hubungan persyarafan, lambat dalam responden waktu

unntuk beraksi, khususnya dalam sters, mengecilnya

syaraf panca indra (berkurangnya pengelihatan, hilangnya

pendengarkan, mengecilnya syaraf pencium dan perasa,

lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya

6
ketahanan terhadap dingin), kurang sensitif terhadap

sentuhan. (Maryam Siti,R,dkk 2008)

2) Sistem muskuluskeletal

Perubahan pada kolagen merupakan penyebab turunnya

fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak

berupa nyeri, penurunan kemampuan meningkatkan otot

kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok,

berjalan dan hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-

hari. (azizah, 2011)

3) Sistem Kardiovaskuler

Elastisitas dinding aorta menurun, kutup jantung menebal

dan menjadi kaku kemampuan jantung memompa darah

menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal

ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya

kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurungnya

efektifitas pembuluhan darah perifer untuk oksigenasi,

perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)

bisa menyebabkan tekanan darah menurut menjadi 65

mmHg (mengakibatkan pusing mendadak ± 170 mmHg,

diastolis normal ± 90 mmHg). (Maryam Siti,R,dkk, 2008)

4) Sistem reproduksi

Menciutnya ovarium dan uterus, otovi payudara, pada

laki-laki testis masih dapat mmeemproduksi spermatozoa,

7
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur,

dorongan seksual menetap smapai usia diatas 70 tahun

(asal kondisi kesehatan baik) yaitu kehidupan seksual

dapat diupayakan sampai mas lanjut usia, hubungan

seksual secara teratur dapat membantu mempertahankan

kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena

merupakan perubahan alami, selaput lendir vagina

menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi

berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi

perubahan-perubahan warna. (azizah, 2011)

5) Sistem penganturan temperatur tubuh

Pada penganturan suhu hipotalamus dianggap bekrja

sebagai suatu thermostat yaitu menetapkan suatu suhu

tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Sebagai akibat sering ditemui

temperature tubuh menurun (hipertemia) secara fisilogik

± 35 derajat celcius ini akibat metabolisme yang

menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak

memproduksi panas yang banyak seingga terjadi

rendahnya aktifitas otot. (azizah, 2011)

6) Sistem Integumen

Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit

kering dan tidak elastik karena kurangnya cairan dan

8
kehilangan jaringan adiposa, rambut dalam hidung dan

teligan menebal, kelenjar kering mulai tidak bekerja

dengan baik, rambut memutih, vaskularisasi menurun,

kulit pucat dan terdapat bintik-bintik kehitaman akibat

menurunnya aliran darah dan sel penghasilan pigmen,

kuku kaki dan tangan rapuh dan tebal serta pertumbuhan

rambut mengalami penipisan. (Azisah, 2011)

7) Sistem Perkemihan

Ukuran ginjal akan mengecil (atropi), penyaringan di

glomerulus menurun, otot-otot urinaria melemah dimana

terjadi penuurunan kapasitas sampai 200 cc sehingga

frekuensi untuk BAK meningkat. (Azisah, 2011)

8) Sistem Pencernaan

Kehilangan gigi, esophagus melebar, asam lambung

menurun, peristaltik mulai melemah sehingga daya

obsorpsi menurun dan akan menyebabkan kontipasi,

ukuran lambung mulai mengecil serta fungsi organ

aksesori menurun akan mengakibatkan hormone dan

enzim berkurang. ( Azisah, 2011)

b. Perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu

perubahan fisik khususnya organ perasa kesehatan umum,

tingkat pendidikaan, keturunan (hereditas), dan lingkungan.

9
Kenangan (memory) terdiri dari kenangan jangka panjang

(berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup

beberapa perubahan) dan kenangan jangka pendek atau

seketika (0-10 menit, kenangan buruk). I.Q (Intellegention

Quantion) tidak berubah dengan informasi matimatika dan

perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi dan

keterampilan psikomotor (terjadi perubahan pada daya

membayangkan karena tekanan-tekanan dan faktor waktu).

Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan

structrual dan psiologis, begitu juga otak. Perubahan ini

disebabkan karena fungsi neuron di otak secara progresif.

Kehilangan fungsi ini akibat menurunnya aliran darah ke

otak, lapisan otak terlihat berkabut dan metabolisme di otak

lambat. Selanjutnya sangat sedikit yang diketahui tentang

pengaruhnya terhadap erubahan fungsi kongnitif pada lanjut

usia. (Maryam Siti,R,dkk 2008)

c. Perubahan Psikologis

Lanjut usia akan mengalami perubahan-perubahan

psikososial seperti: pensiun, nilai seseorang sering diukur

produktifitasnya, identitas dikaitkan dengan peranan dalam

pekerjaan. Lansia yang mengalami pensiun akan mengalami

rangkaian kehilangan yaitu finansial (income berkurang),

status ( dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,

10
lengkap dengan segala fasilitasnya), teman/kenalan atau

relasi, dan pekerjaan atau kegiatan:

1) Merasa atau sadar akan kematian ( sence of awarness of

mortality ).

2) Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah

peraawatan, bergerak lebih sempit.

3) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic

derivation) meningkatnya biaya hidup pada penghasilan

yang sulit, bertambahannya biaya hidup pada penghasilan

yang sulit, bertambahannya biaya pengobatan.

4) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

5) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan.

6) Ganggguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan

ketullian.

7) Gangguan gizi akibat kehilangan penghasilan atau jabatan.

(Fadila, 2013)

d. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan lansia makin berintegrasi dalam

kehidupannya. Lansia makin teratur dalam keagamaannya.

Hal ini dapat dilihat dalam berfikir bertindak sehari-hari.

Spiritualitas pada lansi bersifat universal intrinsik dan

merupakan proses individual yang berkembang sepanjang

rentang kehidupan. Karena aliran siklus kehilangan terhadap

11
pada kehidupan lansia, keseimbangan hidup tersebut

dipertahankan sebagian oleh efek positif harapan dari

kehilangan tersebut. Lansia yang telah mempelajari cara

menghadapi perubahan hidup melalui mekanisme keimanan

akhirnya dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian.

(Azisah ,2011)

B. Tinjauan Umum Tentang Interaksi Sosial

1. Pengertian

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok ataupun suatu kelompok dengan

kelompok lain yang dimana hubungan tersebut dapat mengubah,

mempergaruhi, memperbaiki antara satu individu dengan individu

lainnya. Didalam interaksi sosial terdapat kontak secara timbal balik

atau inter stimulus dan respon antara individu dan kelompok. (Siti,

mahmudah, 2011).

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau hubungan

yang saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung

sepanjang hidupnya didalam masyarakat. Interaksi sosial dapat

berdampak positif terhadap kualitas hidup karena dengan adanya

interaksi sosial maka lansia tidak merasa kesepian, oleh sebab itu

interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan dikembangkan pada

12
kelompok lansia. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin

interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya

berdasarkan kemampuannya bersosialisasi ( Fitria, 2011).

2. Ciri-ciri interaksi sosial

a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu

b. Ada komunikasi antara pelaku dengan menggunakan simbo-

simbol

c. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa

mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung

Ada tujuan-tujuan tertnentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirkan oleh pengamat semua tindakan

merupakan interaksi. Hakikat interaksi terletak pada kesadaran

mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada orientas timbal-

balik antara pihak-pihak yang bersangkutan tanpa menghiraukan

isi perbuatannya: cinta atau benci, kesetian ataau pengkhiataan,

maksud melukai atau menolog. ( Sanjaya, 2012).

3. Jenis-jenis interaksi sosial

Menurut sianipar (2013) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam,

yaitu:

a. Interaksi antara individu dan individu

Dalam hubungan ini bisa saja terjadi interaksi positif atau negatif.

Interaksi positif jika hubungan yang terjadi salig menguntungkan.

13
Interkasi negatif jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak

atau keduannnya (bermusuhan).

b. Interaksi antara individu dan kelompok

Interaksi ini pun dapat berlangsungan secara positif maupun

negativ. Bentuk interaksi sosial individu ddan kelomppok

bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.

c. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok

Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu

kesatuan bukan kehendak kepribadian. Misalnya kerja sama antara

dua perusahaan untuk membicara suatu proyek. (Sianipar, 2013)

4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin tterjadi apabila tidak

memenuhi dua syarat ( Soerjono, 2010) yaitu: adanya kontak sosial,

dan adanya komunikasi.

a. Kontak sosial

Kontak sosial berasal dari bahasa latincon atau cum yang berarti

bersama-sama dan tango yang berarti menyentu. Jadi secara

harfiah kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik,

kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai

gejala sosial itu tidak perlu berarti suatua hubungan badaniah,

karena orang dapat mengadakan hubungan tanpa harus

menyentuh, seperti misalnya dengan cara berbicara dengan orang

yang bersangkutan. Dengan berkembangan teknologi dewasa ini,

14
orang-orang dapat berhubungan satu sama lain dengan melalui

telepon, telgrafi, radio, dan yang lainnya yang tidak memerlukan

sentuhan badaniah. Kontak sosial dilihat dari bentuknya yang

berupa kontak sosial postif apabila bentuk hubungan tersebut lebih

mengarah pada pola-pola kerjasama. Sedangakan kontak sosial

negatif yaitu apaila hubungan yang terjadi mengarah pada

pertentengan yang bisa mengakibatkan pada putusnya suatu

interaksi ( Soerjono, 2010)

Kontak sosial dapat berlangsung dengan tiga bentuk yaitu sebagai

berikut:

1) Antara orang perorangan

Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil memperlajari

kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian

terjadi melakukan komunikasi, yaitu suatu proses dimana

anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan

nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.

2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau

sebaliknya. Kontak sosial ini misalnya adalah apabila

seseorang merasakan bahwa tindak-tindaknya berlawan

dengan norma-norma masyarakat.

3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia

lainnya. Umpunya adalah dua partai politik yang bekerjasama

untuk mengalahkan partai politik lainya.

15
b. Komunikasi

Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran

kepada orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak

badaniah atau sikap, perasan-perasan apa saja yang inngin

disampaikan oelh orang tersebut. Orang yang bersangkutan

kemudian memberi reaksi terhadap perasan yang innngim

disampaikan, dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan

kelompok dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lain. Hal

ini kemudian merupakan bahan untuk menentukkan reaksi apa

yang akan dilakukannya ( Soerjono, 2010).

5. Macam-macam Interaksi Sosial

a. Dilihat dari sudut subjeknya, ada tiga macam interaksi sosial

yaitu:

1) Interaksi antara orang perorangan

2) Interaksi antara orang dengan sekelompoknya, dan sebaliknya

3) Interaksi antara kelompok.

b. Dilihat dari segi caranya, ada dua macam interaksi sosial, yaitu:

1) Interaksi langsung (direct intection), yaitu interaksi fisik,

seperti berkelahi, hubungan seks, dan sebagainya.

2) Interaksi simbolik (symbolic intecation), yaitu interaksi yang

mempergunakan bahasa (lisan/tulisan) dan simbol-simbol lain

(isyarat), dan sebagainya.

c. Menurut bentuknya, interaksi menjadi empat bagian yaitu:

16
1) Kerja sama (cooperation)

2) Persaingan (competition)

3) Pertikaian (conflick)

4) Akomodasi (ppenyelesaian dari permasalahan).

6. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki beberapa bentuk yang dapat saja terjadi

dalam sebuah situasi sosial ataupun kelompok sosial. Menurut

Santoso (2010) bentuk-bentuk interaksi sosial meliputi:

a. Kerjasama (cooperation)

kerja sama adalah usaha yang dikoordinasikan yang ditujukan

kepada tujuan yang dapat dipisahkan. Pengertian ini memperkuat

pandangan bahwa kerja sama sebagai akibat kekurangmampuan

individu untuk memenuhi kebutuhan dengan usaha sendiri,

sehingga individu yang bersangkutan memerlukan bantuan

individu lain. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa kerja

sama merupakan bentuk interaksi sosial yang positif, dimana

dibutuhkan rasa saling memahami dan kekompakan dalam

melakukan sebuah kerja sama.

b. Persaingan (competition)

Santoso (2010) mengatakan bahwa “persaingan adalah bentuk

interaksi sosial di mana seseorang mencapai tujuan, sehingga

individu lain akan dipengaruhi untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam persaingan, setiap individu dapat mencari keuntungan

17
sebesar-besarnya dengan cara mereka masing-masing tanpa lepas

dari pengaruh individu lain.” Suatu persaingan pasti terjadi dalam

interaksi sosial, karena setiap individu yang berada dalam suatu

situasi sosial itu pasti memiliki tujuan yang ingin mereka capai,

dimana tujuan individu itu bias saja sama dengan individu lain

yang berada dalam kelompok sosial yang sama. Misalnya,

persaingan dalam memperebutkan juara kelas, tentu saja siswa

akan bersaing baik melalui nilai-nilai tugas, ujian dan kegiatan-

kegiatan belajar yang diadakan di kelasnya untuk menjadi yang

terbaik, dan dalam hal itu tentu saja tidak terlepas dari interaksi

siswa itu baik dengan teman maupun gurunya.

c. Pertentangan (conflict)

Santoso (2010) memberi pengertian bahwa, “konflik adalah

proses yang berselang-seling dan terus-menerus serta mungkin

timbul pada beberapa waktu, lebih stabil berlangsung dalam

proses interaksi sosial. Lebih lanjut, konflik dapat mengarah pada

proses penyerangan karena adanya beberapa sebab seperti

kekecewaan dan kemarahan.” Dari uraian diatas dapat diketahui

bahwa sebuah konflik itu bisa saja muncul dalam suatu

hubungan, maka individu diharapkan dapat mengatasi konflik

tersebut agar tidak berkepanjangan dan menyebabkan

pertengkaran sehingga proses interaksi sosial dapat

berjalan dengan baik.

18
d. Persesuaian (accomodation)

Persesuaian adalah suatu proses peningkatan untuk saling

beradaptasi atau penyesuaian. Tujuan persesuaian menurut

Santoso (2010) antara lain:

1. Untuk mengurangi pertentangan antarindividu/kelompok

karena adanya perbedaan.

2. Untuk mencegah meledaknya pertentangan yang bersifat

sementara.

3. Untuk memungkinkan adanya kerja sama antarkelompok.

4. Untuk mengadakan integrasi antar kelompok sosial yang

saling terpisah.

Dari uraian tersebut maka persesuaian itu sangat penting

untuk disadari dan dilakukan dalam sebuah interaksi agar

interaksi dapat berjalan dengan baik dengan adanya rasa

saling pengertian dan memahami serta menimbulkan suatu

kerja sama yang baik antarindividu maupun antar kelompok.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Interaksi sosial akan berlangsung apabila terjadi saling aksi dan

reaksi antara kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan terjadi

jika manusia mengadakan hubungan yang berlangsnung dengan

sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruhterhdap sistem syarafnya

sebagai akibat hubungannya tersebut. Berlangsungannya suatu proses

19
interaksi terutama antara individu dan kelompok didasari oleh

beberapa faktor, antara lain faktor :

a. Imitasi

Imitasi sangat kuat perannnya dalam interaksi sosial. Tampak jelas

dalam dunia mode, adat istiadat, dunia usaha, perilaku kejahatan

dan lain sebagainya. Faktor ini sangat berperan dalam pergaulan

masyarakat.

b. Sugesti

Faktor sugesti yang dimaksudkan, sugesti dalam psikologi dimana

seorang individu menerima cara penglihatan atau pedoman

tingkah laku dari orang lain tampak kritik. Sugesti ini merupakan

proses pengoperan atau penerimaan sesuatu hal yang dilakukan

seseorang atau masyarakat tampak kritik atau penelitian lebih

cermat.

c. Identifikasi

Factor identifikasi dimaksudnya adalah dorongan untuk yang

berproses tidak saja lahiriah, tetapi juga meliputi batiniah. Pada

tahap proses ini terjadi berlangsung tidak sadar, irasional untuk

melengkapi norma yang berlangsung mulai dari lingkungan

terkecil sampai pada masyarakat umum yang saling mengambil

norma-norma, sikap perilaku, nilai-nilai dan lain sebagainya dari

sekelilingnya yang secara umum dapat merubah masyarakat.

20
d. Simpati

Faktor yang dimaksudkan adanya perasaan yang terdapat didalam

diri seseorang dimanapun ia berada yang merasa tertarik kepada

orang lain. Prosesnya berdasarkan persaan semata-mata dan tidak

melalui penilaian berdasarkan rasio.

e. Empati

Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan

secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam kondisi yang

sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan

oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan

bahagia. Empati hampir mirip dengan sikap simpati.

Perbedaannya sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat

secara emosional. ( Dewi wulandari, 2009)

C. Tinjauan Umum Media Sosial

1. Pengertian media sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para

penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia

virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk

media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di

seluruh dunia. (Hope, 2014).

21
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial

dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang

mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Media sosial

sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang

membangun diatas dasar ideology dan teknologi Web 2.0 dan

yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user- generated

content”. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang

biasa membuat web page pribadi, kemudian terhubung

dengan teman teman untuk berbagi informasi dan

berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain

Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional

menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media

sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja

yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan

feedback secara terbuka, member komentar, serta membagi

informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. ( Kaplan Andreas

M, 2010 )

2. Sejarah Media Sosial

Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan

dari tahun ke tahun, Jika pada tahun 2002 Friendster merajai

sosial media karena hanya Friendster yang mendominasi sosial

media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media

dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.

22
Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya

sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat

berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik

ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini

dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang

terhubung dengaan modem. Pada tahun 1995 lahirlah situs

GeoCities, GeoCities melayani web hosting (layanan penyewaan

penyimpanan data-data website agar website dapat diakses dari

manapun). GeoCities merupakan tonggak awal berdirnya

websitewebsite. ( Kaplan Andreas M, 2010 ).

Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media

pertama yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu di

tahun tersebut muncul juga situs untuk membuat blog pribadi, yaitu

Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat

halaman situsnya sendiri. Sehingga pengguna dari Blogger ini bias

memuat hal tentang apapun. Pada tahun 2002 Friendster menjadi

sosial media yang sangat booming dan kehadirannya sempat menjadi

fenomenal. Setelah itu pada tahu 2003 sampai saat inibermunculan

berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan

masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter,

Wiser, Google+ dan lain sebagainya. Sosial Media juga kini menjadi

sarana atau aktivitas digital marketing, Oleh karena itu, Sosial

23
Media kini menjadi salah satu servis yang

ditawarkan oleh Digital Agency. ( Kaplan Andreas M, 2010 ).

3.Klasifikasi Media Sosial

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk

televisi, radio, Hendpon, Sms, dan WhatsApp. Dengan menerapkan

satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran

sosial, media kekayaan) dan proses sosial (selfpresentasi, self-

disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi

untuk berbagai jenis media sosial.

a. Televisi

Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele yang berarti jauh dan

visie berarti penglihatan. Jadi televisi berarti peglihatan jarak jauh

atau penyiaran gambar gambar melalui gelombang radio. Televisi

sama halnya media massa lainya yang mudah dijumpai dimana

mana dan dimiliki oleh manusia pada umumnya. Televisi sebagai

media sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari

stasiun pemancar tv kepada penonton atau pemirsa di rumah.

Rekaman rekaman tersebut dapat berupa berita, pendidikan,

hiburan dan lain lain. Yang dimaksud dengan TV adalah system

elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup

hidup bersama suara melalui kabel. Pada dasarnya Tv merupakan

media elektronik yang digunakan pemiliknya untuk mendapatkan

informasi, pendidikan, hiburan dan sebagainya. Pada dasarnya tv

24
memberikan hiburan yang sehat kepada pemirsanya karena

manusia adalah mahluk yang membutuhkan hiburan.

( Pramadiyansa, 2014)

b. Radio

Radio adalah media elektronik dengan teknologi yang digunakan

untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi

elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Dengan demikian

yang dimaksud dengan istilah radio bukan hanya bentuk fisiknya

saja, tetapi antara bentuk fisik dengan kegiatan radio adalah saling

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu

apabila pengertian radio tersebut dipisahkan satu persatu ataupun

diperinci secara fisik, maka yang dimaksud dengan radio adalah

keseluruhan daripada pemancar, studio, dan pesawat penerima

sekaligus. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan

dengan menggunakan bahasa lisan kalaupun ada lambang-

lambang non verbal, yang dipergunakan jumlahnya sangat minim,

umpamanya tanda pada saat akan memulai acara warta berita

dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik.

Produksi siaran merupakan keterampilan memadukan wawasan,

kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi.

Program dapat diperoleh dengan cara membeli atau

memproduksinya sendiri (in-house production). Membeli program

25
dilakukan apabila stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan

produksi memadai namun memiliki ide untuk dikembangkan.

Program siaran di radio sangat banyak dan beragam kemasannya

lima diantaranya adalah, produksi siaran berita dan informasi,

iklan, jinggel, talk show, interaktif, info-hiburan (Masduki,

2005).

Memproduksi suatu program siaran membutuhkan unsur-unsur

daya tarik. Radio memiliki tiga unsur daya tarik yang

melekatpadanya, yakni: kata-kata lisan (spoken words), musik

(music), efek suara (sound effect). Dengan dihiasi musik dan

didukung efek suara, seperti suara binatang, hujan atau badai,

mobil atau pesawat terbang, dan lain-lain, suatu acara yang

membuat radio menjadi hidup. ( Effendy,2004 ).

c. Handphone

Hendphone merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah

yang bias dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk

mengirimkan pesan berupa suara. Dalam keseharian kini manusia

hampir tidak bias lepas dari handphone. Apalagi dengan semakin

berkembangnya handphone sehingga memiliki berbagai fungsi

lainnya seperti sebagai media pendidikan, hiburan, media bisnis,

dan lain-lain. Fungsi utama dari hendphone adalah sebagai alat

komunikasi melalui suara dan pesan singkat ( SMS). Slanjutnya

26
hendphone berfungsi untuk menangkap siaran radio, televisi. Juga

dilengkapi dengan fungsi audio, kamera, video, game, serta

layanan internet. (Pramadiyansa, 2014)

d. Short Message Service (SMS)

SMS adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan

dalam bentuk teks dari dan kepada perangkat mobile ponsel. Teks

tersebut bias terdiri dari kata-kata atau nomor kombinasi alpha

numeric. SMS diciptakan sebagai staandar pesan (message) oleh

ETSI ( European Telecommunication Standar Institute) yang juga

membuat standar GSM yang diimplementasikan oleh semua

operator GSM. Panjang setiap dalam SMS maksimal terdiri dari

160 karakter jika menggunkan alphabet latin dan 70 karakter jika

menggunakan alphabet non-latin seperti hurup arab atau china.

(Pramadiyansa, 2014)

e. WhatsApp

WhatsApp adalah pesan untuk posel cerdas (smartphone) dengan

basic mirip blackberry Massengger. Whatsaap merupakan aplikasi

pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan

tanpa biaya SMS, karena whatsapp menggunakan paket data

internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain.

Aplikasi whatsapp menggunnakan koneksi internet 3G, 4G atau

Wifi untuk komunikasi data. Dengan menggunakann whatsapp,

27
kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto,

daan lain-lain. (Pramadiyansa, 2014)

D. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Hidup

1. Pengertian Kualitas Hidup

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL),

kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi

kesehatan fisik yaitu aktivitas sehari – hari, ketergantungan pada

bantuan medis, kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit,

energi dan kelelahan, mobilitas, aktivitas sehari-hari, kapasitas

pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu perasaan positif, penampilan

dan gambaran jasmani, perasaan negatif, berfikir, belajar,

konsentrasi, mengingat, self esteem dan kepercayaan individu,

hubungan sosial lansia yaitu dukungan sosial, hubungan pribadi,

serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan yaitu lingkungan

rumah, kebebasan, keselamatan fisik, aktivitas di lingkungan,

kendaraan, keamanan, sumber keuangan, kesehatan dan kepedulian

sosial. Kualitas hidup dipengaruhi oleh tingkat kemandirian, kondisi

fisik dan psikologis, aktifitas sosial, interaksi sosial dan fungsi

keluarga. Pada umumnya lanjut usia mengalami keterbatasan,

sehingga kualitas hidup pada lanjut usia menjadi mengalami

penurunan. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat

sehingga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lanjut

28
usia untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (Yuliati dkk,

2014).

Menurut Cohen & Lazarus dalam ( Larasati, 2011), kualitas hidup

adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu

yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu

tersebut biasanya dilihat dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya,

hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan

kondisi. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya

adalah mengenali diri sendiri, adaptasi, merasakan penderitaan orang

lain, perasaan kaih dan sayang, bersikap optimis, mengembangkan

sikap empati.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Menurut Ghozally dalam ( Larasati, 2011) faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas hidup diantaranya mngenali diri sendiri,

adaptasi, merasakan penderita orang lain, perasaan kasih dan sayang,

bersikap optimis, mengembangkan sikap empati.

Raeburn dan Rootman (Angriyani, 2008) mengemukakan bahwa

terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

seseorang, yaitu:

29
a. Kontrol, berkaitan dengan kontrol terhadap perilaku yang

dilakukan oleh seseorang, seperti pembatasan terhadap kegiatan

untuk menjaga kondisi tubuh.

b. Kesempatan yang potensial, berkaitan dengan seberapa besar

seseorang dapat melihat peluang yang dimilikinya.

c. Sistem dukungan, termasuk didalamnya dukungan yang berasal

dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sarana-sarana fisik

seperti tempat tinggal atau rumah yang layak dan fasilitas-fasilitas

yang memadai sehingga dapat menunjang kehidupan.

d. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seorang untuk

melakukan ketrampilan lain yang mengakibatkan ia dapat

mengembangkan dirinya, seperti mengikuti suatu kegiatan atau

kurus tertentu.

e. Kejadian dalam hidup, hal ini terkait dengan tugas perkembangan

dan stres yang diakibatkan oleh tugas tersebut. Kejadian dalam

hidup sangat berhubungan erat dengan tugas perkembangan yang

harus dijalani, dan terkadang kemampuan seseorang untuk

menjalani tugas tersebut mengakibatkan tekanan sendiri.

f. Sumber daya, terkait dengan kemampuan dan kondisi fisik

seorang. Sumber daya pada dasarnya adalah apa yang dimiliki

oleh seseorang sebagai individu.

30
g. Perubahan lingkungaan, berkaitan denga perubahan yang terjadi

pada lingkungan sekitar seperti rusaknya tempat tinggal akibat

bencana.

h. Perubahan politik, berkaitan dengan masalah negara seperti krisis

moneter sehingga menyebabkan orang kehilangan pekerjaan/ mata

pencaharian.

3. Dimensi Kualitas Hidup

kualitas hidup dibagi menjadi 4 dimensi yaitu :

a. Dimensi kesehatan fisik

Kesehatan fisik dapat memppengaruhi kemampuan individu

unutuk melakukan aktivitas. Modal aktivitas yang dilakukan

individu akan memberikan pengalaman-pengalaman baru yang

merupakan modaal perkembangan ke tahap selanjutnya.

Kesehatan fisik mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan

pada obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan,

mobilitas (kesadaran mudah bergerak), sakit dan

ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas kerja.

b. Aspek psikologi

Aspek psikologi yaitu terkait dengan keadaan mental individu.

Keadaan mental mengarah ada mampu atau tidaknya individu

menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan

sesuai dengan kemampuannya, baik tunntutan dari dalam diri

maupun dari luar dirinya, aspek psikologi juga terkait dengan

31
aspek fisik, dimana individu dapat melakukan suatu aktivitas

dengan baik bila individu tersebut sehat secara mental.

Kesejahtraan psikologis mencakup bodily image dan apperance,

perasaan positif, perasaan negatif, self esteem, spritual/ agama/

keyakinan pribadi, berpikir belajar, memori dan konsentrasi.

c. Aspek hubungan sosial

Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau

lebih dimana tingkah laku individu tersebut akan saling

mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tngkah laku

individu lainnya. Mengingat manusia adalah mahkluk sosial

maka dalam hubungan sosial ini, manusia dapat merealisasikan

kehidupan serta dapat berkembang jadi manusia seutuhnya.

Hubungan sosial mencakup hubungan pribadi, dukungan sosial,

aktivitas seksual.

d. Aspek lingkungan

Aspek lingkungan yaitu tempat tinggal individu, termasuk di

dalamnya keadaan, ketersediaan tempat tinggal untuk

melakukan segala aktivitas kehidupan, termasuk di dalamnya

adalah saran dan prasaranan yang dapat menunjang kehidupan.

Hubungan dengan lingkungan mencakup sumber financial,

kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan

kesehatan dan social care termasuk aksebilitas kualitas;

lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapat berbagai

32
informasi baru maupun keterampilan (skill), partisipasi dan

mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan

yang menyenangkan di waktu luang, lingkungan fisik termasuk

polusi/kebisingan/keadaan air/klim, serta transportasi.

( Sekarwiri, 2008 )

4. Cara Pengukuran Kualitas Hidup pada Lansia

Bagian kesehatan jiwa WHO memulai proyek organisasi kualitas

kehidupan dunia (WHOQOL). Tujuan dari proyek ini adalah untuk

memgembangkan suatu instrumen penilaian kualitas hidup yang

dapat dipakai secara nasional dan secara budaya. Instrumen Quality

Of Life (WHO)-BREF ini telah dikembangkan secara kolaborasi

dalam sejumlah pusat dunia dan telah dilakukan uji validitas dan

reabilitas. Instrumen Quality Of Life (WHO)-BREF terdiri atas 4

dominal ( Supraba 2015) :

a. Kesehatan fisik

Penyakit, kegelisahan tidur dan beristirahat, energi dan

kelelahan,mobilitas, akitivitas sehari-hari, ketergantungan pada

obat dan bantuan medis, kapasitas pekerjaan.

b. Psikologi

Perasaan positif, negatif, belajar, mengingat dan konsentrasi, self

esteem, penampilan dan gambaran jasmani, perasaan negatif,

kepercayaan individu.

33
c. Hubungan sosial

Hubungan pribadi, dukuungan sosial, aktivitas sosial.

d. Lingkungan

Keselamatan fisik dan keamanan, lingkungan rumah, sumber

keuangan, kesehatan dann kepedulian sosial, peluang untuk

memperoleh ketrampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan

peluang untuk berekreasi, aktivitas dilingkungan, transportasi.

Instrumen Quality Of Life (WHO)-BREF merupakan suatu

instrumen yang sesuai untuk mengukur kualitas hidup dari segi

kesehatan terhadap lansia dengan jumlah responden yang keciil,

mendekati distribusi normal, dan mudah untuk penggunaannya

( Supraba, 2015).

5. Alat Ukur Kualitas Hidup Lansia

Bagian kesehatan mental WHO mempunyai proyek organisasi

kualitasn kehidupan dunia (WHOQOL). Proyek ini bertujuan

mengembangkan suatu instrumen penilaian kualitas hidup.

Instrumen WHOQOL-BREF ini telah dikembangkan secara

kolaborasi di berbagai belahan dunia. Instrumen ini terdiri dari 26

item pertanyaan dimana 2 pertanyaan tentang kualitas hidup lansia

secara umum dan 24 pertanyaan lainnya mencakup 4 domain. 4

domain tersebut adalah:

a. Kesehatan Fisik yaitu pada pertanyaan nomer 3, 4, 10, 15, 16,17

dan 18

34
b. Psikologis yaitu pada pertanyaan nomer 5, 6, 7, 11, 19 dan 26

c. Hubungan sosial yaitu pada pertanyaan nomer 20, 21, dan 22

d. Lingkungan yaitu pada pertanyaan nomer 8, 9, 12, 13, 14, 23,

24 dan 25 (WHO, 2004).

World Health Organization (WHO) telah mengembangkan sebuah

instrumen untuk mengukur kualitas hidup seseorang yaitu WHO

Quality of Life -BREF (WHOQOL-BREF). Distribusi ke-26

pertanyaan dari WHOQOL-BREF adalah simetris dan hasil

penelitian menunjukkan instrumen WHOQOL-BREF valid dan

reliable untuk mengukur kualitas hidup pada lansia. Kemampuan

crosscultural dari instrumen WHOQOL-BREF merupakan

suatu keunggulan dan mendukung premis yang menyatakan

instrumen ini dapat digunakan sebagai alat screening. WHOQOL-

BREF merupakan suatu instrument yang valid dan reliable untuk

digunakan baik pada populasi lansia maupun populasi dengan

penyakit tertentu. Instrumen ini telah banyak digunakan di

berbagai negara industri maupun berkembang pada populasi

penderita hati dan paru-paru yang kronik sebagai alat screening.

Instrumen WHOQOL-BREF merupakan instrumen yang sesuai

untuk mengukur kualitas hidup dari segi kesehatan terhadap lansia

dengan jumlah responden yang kecil, mendekati distribusi normal,

dan mudah untuk digunakan. ( Nurrohma, 2012)

35
E. Usia

Variabel umur berperan dalam interaksi sosial yang dialakukan

seseorang sehingga dapat melakukan hubungan yang timbalbalik antara

individu yang satu dengan yang lainnya. Umur atau usia adalah suatu

waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk ,

baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, Umur manusia dikatakan

lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.

Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga

tarikhn semasa (masakini). Jenis perhitungan usia adalah usia kronologi,

usia mental, usia biologis. ( Supraba 2015)

F. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan perbedaan antara perempuan dengan laki laki

secara biologi sejak seseorang lahir. Jenis Kelamin berkaitan dengan

tubuh laki laki dan perempuan. Berdasarkan teori yang ada, pada

umumnya lansia yang berjenis kelamin wanita lebih cenderung

mengalami keluhan sakit akut dan kronik dibandingkan lansia yang

berjenis kelamin laki- laki sehingga dapat mempengaruhi kualitas

hidupnya. Pada proses penelitian ini jenis kelamin tidak mempengaruhi

kualitas hidup dikarenakan responden yang hadir pada saat dilakukan

penelitian sebagian besar berjenis kelamin perempuan. (Supraba, 2015)

36
G. Pendidikan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan tersendiri. Pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi terhadap obyek. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan

seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak

aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap

makin positif terhadap obyek tersebut. (Notoatmodjo, 2012).

37
H. Status Ekonomi

Status ekonomi adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam

masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan

sesorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya.

Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentukan gaya

hidup keluarga. Pendapatan keluarga memandai akan menunjang

tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyedikan semua

kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetijiningsih, 2004).

I. Konsep Teori Imogene M.King

Imogen M.King lahir pada tanggal 30 januari 1923 di west poin, lowa.

Karir keperawatan imogen dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari

St Johns Hospital Scool Of Nursing, St Louis, Missouri. Pada tahun

1971 Kim memperkenalkan suatu model konseptual yang saling

berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari king memadukan tiga

system interaksi yang dinamis –personal, interpersonal, dan sosial yang

mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan ( King, 1981

dalam Christensen J.P, 2009)

Konsep yang ditempatkan dalam system personal karena mereka

terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang

ditempat dalam system interfersonal karena menekankan pada interaksi

38
antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam system

sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar

berfungsi didalam system yang lebih besar. Menurut King, intensitas

dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan

pencapaian tujuan keperawatan. Adapun beberapa karakteristik teori

Imogene King (Christensen &Kenney,1995):

1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai

sistemterbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi

denganlingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,

mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,

menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai

dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada

tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan

memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri,

gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.

2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang

berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh

konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress,

koping.

3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga

keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat

mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan

kesehatan. Sistem sosial dapat mengantarkan organisasi kesehatan

39
dengan memahami konsep organisasi, kekuatan, wewenang, dan

pengambilan keputusan.

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja

konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai

sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan

lingkungannya. Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya

(Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol,

tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari

keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi

tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:

1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan

klienmempengaruhi interaksi

3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya

sendiri.

4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan.

5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap

pertukaran informasi.

6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan

kesehatan.

40
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima

pelayanan kesehatan dapat berbeda.

Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan

sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut

saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan

(Christensen J.P,2009), meliputi:

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari

persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu

dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang

dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam

mencapai tujuan.

2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita,

persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri,

sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.

3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi

dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak

langsung.

4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud

tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi

adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan

lingkungannya.

41
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari

posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah

hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya.

6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat

interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan

pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan

lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.

7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri

individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat

aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu

mencapai kematangan.

8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa

yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa

dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari

setiap manusia.

9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

Kerangka Konsep Keperawatan Menurut Imogene M.King

42
J. Kerangka Teori Dalam Model Keperawatan

Karakteristik lansia Interaksi sosial Media Sosial

1. Umur 1.Bentuk Interaksi 1. Televisi


2. Jenis Kelamin Sosial
3. Tingkat Pendidikan 2. Radio
4. Status Ekonomi 2. Kerjasama
(Comperation) 3. Handphone

3. Persaingan 4. SMS
(Competetion) 5. WhatsApp
4. Pertentangan
(Comflict)

5. Persesuaian
(Accommodation)

Interkasi Sosial
Terganggu

Isolasi Sosial
Depresi, Kesepian

Kualitas Hidup Lansia

1. Kesehatan Fisik
2. Psikologis
3. Hubungan Sosial
4. Lingkungan

43
K. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Judul Variabel Hasil Penelitian


Tahun Penelitian
1 Nurrohma Kualitas Hidup Variabel Dari hasil
Anis Ika, Lanjut Usia bebasnya penelitian,
Purwningsi, Quality of adalah sebagian besar
Bariyah Life Elderly kualitas responden
Khoridatul, Hidup dan memiliki kualitas
( 2012 ) variabel hidup
terkait sedang. Perolehan
adalah nilai responden
lanjut Usia dengan kategori
kurang baik
didapatkan pada
faktor fisik dan
faktor sosial,
kategori cukup
didapatkan
pada faktor
lingkungan, dan
kategori baik
didapatkan pada
faktor psikologis
2 Trisnawati Hubungan Variabel Menurut peneliti
P.Samper Interaksi Sosial indeveden sesuai fakta
Odi R. Dengan Kualitas dari dilapangan
Pinontoan Hidup Lansia Di penelitian didapatkan bahwa
Mario E. Bplu Senja Cerah ini adalah lansia yang berada
Katuuk Provinsi Sulawesi Interaksi di BPLU Senja

44
(2017) Utara sosoial Cerah Provinsi
danvaribel Sulawesi Utara
devenden masih bisa
kualitas melakukan
hidup aktivitas sehari-
hari dengan baik
sehingga setiap
kegiatan yang di
buat oleh pihak
panti mereka dapat
ikut serta seperti
kegiatan ibadah
bersama setiap
hari rabu pagi dan
juga kegiatan
senam pagi
setiap hari jumat
pagi.
3 Sekarwiri, Hubungan antara Variabel penelitian
Kualitas Hidup bebasnya menunjukkan
Edesia (2008)
dengan sense adalah pola bahwa
of community hidup dan ada hubungan
pada Warga DKI kebiasaan positif sense of
Jakarta yang buang community
Tinggal Di sampah dengan kualitas
Daerah disembaran hidup, semakin
Rawan Banjir, tempat tinggi sense of
community maka
semakin tinggi
pula kualitas hidup
lanjut usia

45
4 Sianipar, A. F. Hubungan Variabel Hasil penelitian
Interaksi Sosial bebasnya menunjukkan
(2013)
Dengan Kualitas adalah terdapat
hubungan yang
Hidup Pada pendidikan,
signifkan antara
Lansia Dia Panti fisik, sosial
interaksi sosial
Werdha Budhi dan
dengan kualitas
Dharma psikologi
hidup lanjut usia
5 Cahyono Pengaruh Media Variabel Dari hasil
Anang Sugeng Sosial Terhadap bebasnya penelitian
(2016) Perubahan Sosial adalah yang dilakukan,
Masyarakat Di pengaruh media sosial
Indonesia media memiliki dampak
sosial dan positif dan negatif.
variabel Dampak positif
terkaitnya penggunaan media
adalah sosial secara nyata
perubahan telah membawa
sosial pengaruh terhadap
masyarakat perubahan sosial
masyarakat
6 Samper, Hubungan Variabel Hasil penelitian
T.P,Pinontoan, Intraksi Sosial bebasnya menunjukan
O. R., & Dengan Kualitas adalah bahwa kualitas
Katuuk, M. E. Hidup Lansia Di interakasi hidup lansia
(2017). BPLU Senja sosial dan di Balai
Cerah Provinsi variabel Penyantunan
Sulawesi Utara. pendukung Lanjut Usia Senja
adalah Cerah Provinsi
kualaitas Sulawesi Utara
hidup ansia didapatkan

46
bahwa kualitas
hidup terbanyak
yaitu kualitas
hidup tinggi yakni
19 orang (59,4%)
dan sisanya yaitu
kualitas hidup
cukup 13 orang
(40,6%).

47

Anda mungkin juga menyukai