PENDAHULUAN
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga juga
mental/kognitif dan sosial, dapat dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan bangsa.
Sebagai aset bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka masih didalam
bertambahnya jumlah zat interseluler , sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
atau tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada satu tahun
dalam kandungan. Tiga tahun pertama usia anak merupakan periode emas atau masa
fungsi yang komplek. Pada fase awal, perkembangan dibagi menjadi 4 aspek
kemampuan fungsional, yaitu (1) motorik kasar, (2) motorik halus dan penglihatan,
(3) berbicara, bahasa dan pendengaran, (4) sosial emosi dan perilaku (Hudaya, 2014).
Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang sangat riskan bagi setiap daur
kehidupan seorang anak, maka dari itu sangatlah penting untuk kita memperhatikan
1
2
perkembangan seorang anak. Masalah tumbuh kembang anak yang sering di jumpai
salah satunya adalah development delay. Development delay adalah bagian dari
sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau lebih perkembangan motorik kasar atau
motorik halus bicara atau berbahasa, personal sosial dan aktivitas sehari – hari
berdasarkan data National Health Interview Surveys tahun 1997-2008 adalah 13,87
%. Survei ini juga menemukan sebanyak 15 % anak usia 3-17 tahun atau hampir 10
juta anak pada tahun 2006-2008 mengalami cacat perkembangan. Sedangkan menurut
data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010, prevalensi balita
kota kudus sebesar 1,15%. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten kudus tahun 2015
delay cukup komplek, antara lain pada : (1) motorik kasar yaitu kemampuan
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot – otot besar, seperti
duduk, berdiri dan sebagainya, (2) motorik halus yaitu kemampuan melakukan
pergerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot –
3
otot kecil, tapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti, mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis dan sebagainya, (3) berbicara dan bahasa yaitu kemampuan untuk
sebagainya, (4) sosial emosi dan perilaku kemandirian yaitu kemampuan makan
2014).
bidang keahlian yang meliputi dokter anak, dokter saraf anak, fisioterapi dan berbagai
dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan
Tahun 2015). Fisioterapi diharapkan dapat berperan aktif dengan tujuan untuk
motorik. Modalitas yang dipilih penulis adalah neuro development treatment. Neuro
pola koordinasi dan tidak hanya dengan masalah fungsi otot individu. Ini melibatkan
B. Rumusan Masalah
masalah pada karya tulis ilmiah ini yaitu bagaimanakah penatalaksanaan neuro
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan fisioterapi dalam
delay.
5
Karya tulis ini dapat bermanfaat untuk sarana dan media pembelajaran
Karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan informasi pada masyarakat tentang
development delay.