1
Program Studi Kedokteran, FK UNTAN
2
SMF Neurologi, RSUD dr. Soedarso Pontianak
3
Departemen Histologi Medik , Program Studi Kedokteran, FK UNTAN
Abstrak
Latar belakang. Stroke iskemik adalah penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama disabilitas
dan kematian di dunia. Nilai Hematokrit (Ht) memiliki peran pada proses hemokonsentrasi dan
mempengaruhi tingkat keparahan stroke iskemik akibat berkurangnya aliran darah ke otak. Risiko
kematian dan gangguan fungsional pada stroke iskemik terkait dengan Early Neurological Deterioration
(END). Early neurological deterioration (END) terjadi pada 10-40% stroke iskemik akut. END adalah
penurunan skor Glasgow Coma Scale (GCS) ≥ 3 atau kematian dalam 72 jam setelah serangan stroke
muncul. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain cross
sectional. Penelitian dilakukan di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang. Nilai Hematokrit yang diteliti adalah
nilai Hematokrit saat masuk rumah sakit. Penilaian END berdasarkan skor GCS dalam 72 jam selama
perawatan. Uji statistik dengan uji-t tidak berpasangan. Hasil. Dari 68 pasien yang dilibatkan pada
penelitian, sebanyak 17 (25%) pasien mengalami END. Nilai hematokrit yang tinggi pada pasien dengan
END dan bukan END adalah 10 pasien (58,8%) dan 3 pasien (5,8%). Terdapat perbedaan bermakna nilai
Hematokrit antara END dengan yang bukan END pada stroke iskemik akut (p =0,001). Kesimpulan.
Nilai Hematokrit tinggi berhubungan secara signifikan dengan END pada stroke iskemik akut
dibandingkan dengan yang tidak mengalami END.
Kata Kunci : Stroke Iskemik Akut, Early Neurological Deterioration, level hematocrit, Glasgow Coma
Scale
Background. An Ischemic stroke is a non-communicable disease of disability and mortality in the world.
Hematocrit levels (Ht) a role in the process of haemoconcentration and affect the severity of ischemic
stroke by decreased of cerebral blood flow. The risk of mortality and functional disability for ischemic
stroke patients are related to Early Neurological Deterioration (END). Early neurological deterioration
(END) occurs in about 10-40% of ischemic stroke patients during the acute stage. END defined as a
decrease in the Glasgow Coma Scale (GCS) score of ≥ 3 or death within the first 72 hours after onset of
stroke. Method. This study is an observational analytical study which employs cross sectional design. The
study was conducted in Doctor Abdul Aziz Hospital Singkawang. Hematocrit levels at admission were
analyzed. END assessment was performed on GCS score after 72 hours hospitalization. Statistical analysis
was performed using an unpaired t-test. Result. Of the 68 patients enrolled in this study, END was
observed in 17 (25%) patients. High Hematocrit levels of patients with END and without END were 10
(58,8%) patients and 3 (5,8%) patients. There is a significant difference between the Hematocrit levels of
patients with END and without END in acute ischemic stroke (p = 0.001). Conclusion. High Hematocrit
levels was associated significant difference with the END in acute ischemic stroke than without END.
Keywords: Acute Ischemic Stroke, Early Neurological Deterioration, Hematocrit levels, Glasgow Coma
Scale
meningkatkan kejadian stroke. Dalam (END) terjadi pada 10-40% stroke iskemik
keadaan tertentu, perubahan tersebut dapat akut. END merupakan penurunan skor
berlanjut menjadi syok hipovolemik yang Glasgow Coma Scale (GCS) ≥ 3 atau
dalam 100 ml darah dan disebut dengan % Berdasarkan analisis statistik, gangguan
dari volume darah. Biasanya nilai tersebut kesadaran dan gangguan visual sering
ditentukan dengan darah vena atau darah terjadi pada pasien stroke iskemik yang
kapiler. Nilai Hematokrit (Ht) memiliki mengalami END. Sebagian besar END
peran pada proses hemokonsentrasi dan terjadi pada stroke yang progresif.
meningkatkan viskositas darah dan ada yang progresif. Oklusi pada arteri karotis
hubungan terbalik antara viskositas dengan interna dan arteri serebri media merupakan
aliran darah otak. Aliran darah otak yang variabel yang berhubungan dengan END.8
fungsional pada stroke iskemik terkait mengalami disabilitas dan kematian yang
lebih tinggi. Stroke iskemik berhubungan Dokter Abdul Aziz Singkawang. Waktu
dengan viskositas darah yang ditunjukkan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
dengan nilai Hematokrit. Peneliti ingin hingga November 2017. Sampel berjumlah
berhubungan dengan END pada stroke metode dilakukan tidak secara acak (non-
bermakna antara kadar hematokrit dan Data yang diperoleh pada penelitian
derajat keparahan stroke iskemik akut. ini berasal dari data sekunder pasien stroke
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk iskemik akut yang sesuai dengan kriteria
antara nilai Hematokrit dan Early Aziz Singkawang. Data sekunder yang
Neurological Deterioration (END) pada digunakan adalah data rekam medis pasien
pasien stroke iskemik akut di RSUD yang didapatkan selama periode penelitian.
pasien stroke iskemik akut diperoleh dari sebanyak 26,5%(18 orang) dan dengan
Dokter Abdul Aziz Singkawang periode berdasarkan skor Glasgow Coma Scale
Juni sampai November 2017. Distribusi (GCS) diperoleh skor GCS awal yang
subjek dalam penelitian ini meliputi usia, terbanyak adalah 13-15 (70,5%) dan skor
jenis kelamin, riwayat, nilai Hematokrit, GCS ≤ 72 jam yang terbanyak adalah 13-
penelitian terdapat 212 pasien dengan rendah yaitu sebesar 44,1%(30 orang).
kriteria inklusi sebanyak 68 pasien. ini adalah nilai hematokrit dalam skala
Rerata usia penelitian ini adalah ordinal dan variabel terikat adalah END
63,34 ± 10,01 tahun. Kelompok usia yang menggunakan skor Glasgow Coma
terbanyak adalah 71-76 tahun dengan Scale (GCS) dengan dua kategori yaitu
jumlah 15 subjek (22,0%). Distribusi END dan bukan END. Penelitian ini
subjek berdasarkan jenis kelamin diperoleh diperoleh sebaran data normal. Analisis
perempuan lebih banyak mengalami stroke bivariat untuk mengetahui ada atau tidak
iskemik akut dengan persentase 51,5%(35 perbedaan nilai hematokrit antara pasien
orang) sedangkan laki-laki 48,5%(33 stroke iskemik akut yang mengalami END
orang). Pasien stroke iskemik akut yang dan tidak mengalami END. Berdasarkan
terdapat perbedaan yang bermakna nilai maka makin tinggi pula resiko terjadinya
hematokrit antara END dan bukan END stroke.9 Pada saat bertambahnya usia,
0,001), dapat dilihat kejadian Early berkaitan erat dengan proses penuaan
nilai hematokrit yang tinggi dibandingkan yang terjadi pada pembuluh darah. Hal ini
dengan nilai hematokrit yang rendah dan terjadi saat seseorang memasuki usia 40
mengalami END memiliki rerata usia darah. Timbulnya plak aterosklerosis juga
64,05±9,4 tahun dan yang tidak dapat terlepas dan menyumbat pembuluh
mengalami END memiliki rerata usia darah otak sehingga terjadilah stroke
perbedaan yang bermakna rerata usia subjek dengan jenis kelamin perempuan
subjek antara END dan bukan END (p = lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu
0,69). Angka kejadian stroke iskemik akut sebanyak 35 orang (51,5%). Hal ini
meningkat dua kali lipat setiap sepuluh dikarenakan END pada perempuan
tahun setelah usia 55 tahun. Insiden stroke berkaitan dengan ataksia. Ataksia
baik stroke iskemik dan stroke hemoragik merupakan manifestasi klinis dari END
yang mempunyai korelasi positif dengan dan sering ditemukan pada perempuan.
usia, sehingga makin tinggi usia seseorang Penurunan hormon estrogen terjadi pada
pembuluh darah dari aterosklerosis dengan Hipertensi yang berlangsung lama dapat
LDL, sehingga pada keadaan menopause juga akan meningkatkan stres oksidatif
tidak ada proteksi terhadap proses terhadap pembuluh darah. Kombinasi dari
hipertensi yang mengalami stroke iskemik. plak. Lumen pembuluh darah yang
kali lipat mengalami stroke dibandingkan perfusi jaringan otak sehingga sel-sel
pasien tanpa riwayat hipertensi.12 Faktor neuron intraserebral lebih rentan terhadap
resiko ini, penting untuk diketahui agar kejadian iskemia dan adanya plak berisiko
stroke iskemik ini akan berdampak pada Berdasarkan penilaian dengan skor
uji t-tidak berpasangan menunjukkan tidak memiliki skor GCS berjumlah 13-15 pada
terdapat hubungan yang bermakna antara saat awal dan sebanyak 57,3% memiliki
riwayat hipertensi dengan END (p = skor GCS berjumlah 13-15 dalam 72 jam.
sehingga memiliki skor GCS akhir dalam yang memiliki nilai hematokrit rendah
mengalami END terutama jika masuk pasien ( 29,5%), dan tinggi 10 pasien
dengan GCS awal dengan skor GCS 13- (58,8%). Sedangkan jumlah pasien yang
15. Penelitian ini menunjukkan skor GCS bukan END memiliki nilai hematokrit
Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan Pasien END dengan nilai Hematokrit
untuk menilai tingkat keparahan pada tinggi (58,8%) lebih banyak dibandingkan
stroke dan pasien yang mengalami END dengan nilai Hematokrit rendah-normal
juga dapat diobservasi dengan GCS.14 (41,2%). Nilai Hematokrit yang tinggi
Hubungan antara Nilai Hematokrit (Ht) secara signifikan terhadap END melalui
dikelompokkan menjadi rendah, normal, tinggi pada END dan bukan END dalam
dan tinggi. Pasien yang mengalami END kejadian stroke iskemik akut.Pasien stroke
bukan END berjumlah 51 pasien (75%). neurologis dini karena peningkatan nilai
bukan END pada stroke iskemik adalah memicu terjadinya perburukan stroke
1:3. Jumlah pasien dengan END tersebut iskemik. Secara tidak langsung, hal ini
proses stroke itu sendiri. Peningkatan penurunan kadar seluler darah atau
fibrinogen menjadi faktor resiko stroke peningkatan kadar plasma darah, antara
kejadian infark miokard, stroke dan viskositas darah tidak hanya disebabkan
kejadian vascular pada pasien stroke akan menyebabkan tekanan aliran darah ke
yang tinggi dapat menyebabkan lebih kuat untuk mengalirkan darah ke sel-
perburukan neurologis dini pada kejadian sel otak dan seluruh sel tubuh.18 Selain itu,
stroke yang berhubungan langsung dengan viskositas darah yang meningkat juga akan
peningkatan viskositas darah, yang dapat mengaktifkan sel pembeku darah. Sel-sel
hematokrit akan meningkat saat terjadinya berkurang. Hal ini yang dapat
penurunan kadar plasma darah. Sebaliknya oleh pembentukan sel darah merah terlalu
terdiri atas eritrositosis absolut dan transpor oksigen dan glukosa darah
disebabkan oleh banyak hal, seperti Penurunan aliran darah ini akan
hipertensi, yang juga merupakan faktor mana tekanan darah akan meningkat kira-
risiko untuk terjadinya stroke iskemik. kira 20% dari normal. Tekanan darah
Faktor-faktor resiko ini berinteraksi secara ditentukan oleh curah jantung dan tahanan
merupakan faktor risiko minor bagi pasien volume cairan (preload) dan rangsangan
hematokrit meningkat namun tidak disertai jantung. Pada hipertensi yang menetap,
lain, maka kejadian stroke itu sendiri bisa sedangkan curah jantung normal atau
penurunan aliran darah ke otak dan serta peningkatan beban sirkulasi yang
aktifnya zat pembeku darah. Aktifnya zat dapat menyebabkan peningkatan risiko