NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
NASKAH PUBLIKASI
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Ny.G Dengan Stroke Hemoragik di Instalasi Gawat Darurat 1
RSUD Sragen (Frisca Uly Mufattichah)
Abstrak
dengan perdarahan intra cranial, masalah Darurat RSUD Sragen” dapat ditarik
keperawatan ketidakefektifan perfusi kesimpulan sebagai berikut:
jaringan cerebral belum teratasi, hal ini 1. Dalam kasus ini pengkajian asuhan
dikarenakan belum tercapainya Kriteria keperawatan gawat darurat sudah
Hasil yang diharapkan yaitu pasien tidak dilakukan dengan hasil : pasien
gelisah, TTV dalam batas normal ((TD: mengalami penurunan kesadaran saat
sistole < 130, Diastol < 85 mmHg, S: 36,5 - dirumah bicara pasien pelo, dan
37,5 ˚C, RR: 18-24 x/menit, N: 60-100 kelemahan pada ekstremitas atas dan
x/menit), komunikasi jelas, GCS normal bawah sebelah kiri. Airway : pasien
E4V5M6, kesadaran composmentis. Hasil kesulitan bernapas, terdengar ronkhi.
evaluasi pada diagnosa keperawatan pola Breathing : RR: 28x/menit, irama napas
napas tidak efektif berhubungan dengan tidak teratur, terlihat adanya
penurunan kesadaran, masalah penggunaan otot bantu pernapasan,
keperawatan pola napas tidak efektif sudah napas cepat dan pendek.
teratasi. Hal ini dikarenakan Kriteria hasil 2. Pada tinjauan pustaka terdapat 5
yang diharapkan sudah tercapai yaitu RR diagnosa keperawatan yang muncul
24x/menit dalam batas normal (16- tetapi pada kasus nyata muncul 4
24x/menit) dan irama napas teratur. Hasil diagnosa, hal ini disebabkan pada
evaluasi pada diagnosa keperawatan saat di IGD lebih di fokuskan untuk
resiko aspirasi berhubungan dengan penanganan kegawat daruratan
penurunan tingkat kesadaran, masalah terlebih dahulu.
keperawatan resiko aspirasi teratasi 3. Intervensi pada setiap diagnosa
sebagian. Hal ini dikarenakan belum sudah dilakukan sesuai teori tetapi
tercapainya Kriteria hasil yang diharapkan tidak semua intervensi dilaksanakan
yaitu pasien dapat bernafas dengan di IGD karena mengutamakan
mudah, frekuensi pernafasan normal, penanganan kegawatdaruratannya.
mampu menelan, mengunyah tanpa terjadi 4. Pada kasus ini telah dilakukan
aspirasi. Hasil evaluasi pada diagnosa implementasi keperawatan sesuai
keperawatan hambatan mobilitas fisik dengan rencana keperawatan yang
berhubungan dengan kelemahan otot, telah di susun untuk pasien stroke
masalah keperawatan hambatan mobilitas hemoragik, namun tidak semua
fisik belum teratasi. Hal ini dikarenakan intervensi keperawatan terlaksana hal
belum tercapainya kriteria hasil yang ini terjadi karena perawatan di IGD
diharapkan yaitu sendi tidak kaku dan yang relative lebih singkat dan
dapat digerakkan, aktivitas fisik pasien diutamakan dalam penanganan
meningkat. kegawat daruratannya terlebih
dahulu.
5. Evaluasimerupakankunci
6. Dokumentasi keberhasilanpadaproses
Selanjutnya tahap terakhir keperawatan, untuk masalah
adalah melakukakan dokumentasi pada ketidakefektifan perfusi jaringan
lembar asuhan keperawatan pasien cerebral belum teratasi. Untuk
terhadap data yang didapat, intervensi masalah keperawatan pola napas
dan implementasi yang sudah dilakukan tidak efektif sudah teratasi dengan
serta evaluasi dari hasil implementasi keterangan RR= 24x/menit, irama
sudah ditulis dengan sistematika yang napas teratur. Untuk masalah
benar oleh perawat. keperawatan resiko aspirasi teratasi
sebagian dengan keterangan pasien
terpasang O2 nasal 4 lpm dan
SIMPULAN DAN SARAN terpasang NGT. Untuk masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik
SIMPULAN
belum teratasi dengan keterangan
Berdasarkan hasil penelitian
pasien masih lemah, mobilitas pasien
“Asuhan Keperawatan pada pasien Ny.G
tergantung total.
dengan diagnosa medis Stroke
Hemoragik di Ruang Instalasi Gawat
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Ny.G Dengan Stroke Hemoragik di Instalasi Gawat
Darurat11 RSUD Sragen (Frisca Uly Mufattichah)