Anda di halaman 1dari 52

Praktek Profesi Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Stroke adalah gangguan suplay darah pada bagian otak yang dapat mematikan. Tidak

ada bagian tubuh yang dapat bertahan hidup bila ada gangguan pada suplay darah dalam

jangka waktu yang lama karena darah mengeluarkan oksigen dan bahan bakar yang lain

untuk kehidupan. Otak adalah pusat bpengontrolan badan, mengarahkan setiap pikiran dan

gerakan fisik. Bila terjadi gangguan fungsi otak, maka fungsi tubuh akan terganggu (Prince,

Efelyn,2014).

Stroke terbagi 2 yaitu Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik, stroke Hemoragik

disebut juga stroke pendarahan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak dan darah

yang keluar akan masuk ke dalam jaringan otak dan menyebabkan terjadinya pembengkakan

otak atau hematom yang akhirnya meningkatkan tekanan di dalam otak

(Ir.B.Mahendra,2013).

Pada stroke Non Hemoragik perlu diperhatikan faktor risiko yang dapat menimbulkan

stroke, diantaranya seperti : stres, hipertensi, hipotensi, hiperkolesterol, diabetes mellitus,

merokok, aktivitas fisik rendah (jarang olahraga) dan obesitas. Faktor risiko lain, seperti

homosisteinemia dan fibrinogen (Junaidi Iskandar,2012).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) pertukaran penyakit dari tahun

2000 sampai tahun 2012 banyak meningkat untuk penyakit tidak menular (PTM). Stroke

Muhyi Urfani, S.Kep 1


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

merupakan penyakit top ketiga ditahun 2012 dengan angka 6,8% setelah ischemic heart

disease 7,8% dan lower respiratory infections 7,3% (WHO,2013).

Di Amerika Serikat untuk 2011 menujukkan rata-rata kematian akbiat stroke adalah

41,4% dari 100.000 penderita. Selain itu, kejadian stroke memiliki tingkat mordibitas yang

tinggi dalam menyebabkan kecacatan (NVSR,2012).

Di Indonesia prevelansi stroke mencapai angka 8,3% per 1.000 penduduk

berdasarkan hasil Sukesnas 2014, daerah yang memiliki prevelansi stroke tertinggi adalah

Nanggro Aceh Darussalam (3,8 per 1.000 penduduk), dari 8,3 per 1.000 penderita stroke, 6

diantaranya telah di diagnosis oleh tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan 72,3% kasus

stroke di masyarakat telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan, namun angka kematian akibat

stroke tetap tinggi. Data menunjukkan bahawa stroke menempati urutan pertama sebagai

penyebab kematian utama semua umur di Indonesia. Stroke, bersama-sama dengan

hipertensi, penyakit jantung iskemik, dan penyakit jantung lainnya, juga merupakan penyakit

tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Di Sumatera Barat prevelansi penyait stroke iskemik pada umur diatas 15 tahun dari

tahun 2007 sampai tahun 2013 juga mengalami peingkatan. Dengan data dari tahun 2007

sebanyak 7,4% meningkat menjadi 12,2% di tahun 2013 (Kemenkes, 2013

Dampak dari stroke yaiu kelumpuhan (hemiplegic), perubahan status mental,

gangguan emosional, dan gangguan komunikasi. Kelumpuhan Adalah cacat yang paling umu

terjadi setelah seseorang mengalami stroke, bila stroke menyerang otak kanan maka

Muhyi Urfani, S.Kep 2


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

kelumpuhan akan terjadi pada bagian kanan tubuh, termasuk tenggorokan dan lidah (Junaidi,

2011).

Tingginya akan kejadian stroke dan akibat lanjut yang dapat di alami oleh penderita,

kehilangan fungsi otakyang disebabkan oleh terhentinya suplay darah kebagian otak.

Meninjau berbagai kegawatan diatas yang berkaitan dengan strok, dibutuhkan peran perawat

sangat penting untuk memonitor perubahan fisiologis pasien stroke khususnya 72 jam

pertama. Serta dapat memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan komprehensif,

tidak hanya dalam preventif seperti pencegahan terjadinya dengan mengurangi faktor resiko,

tetapi juga dalam hal promotif yakni memberikan pengetahuan kepada klien tentang penyakit

stroke, pencegahan beserta perawatannya yang diberikan dirumah sakit, serta rehabilitatif

dengan cara perbaikan kondisi klien pasca serangan stroke (Hidayat A,2012).

Muhyi Urfani, S.Kep 3


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

B. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum :

Dapat mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada pasien

dengan stroke Infark di ruangan rawat inap neurologi RSUP Dr.M.Djamil Padang.

2. Tujuan khusus :

Diharapkan mahasiswa mampu:

a. Mampu melaksanakan pengkajian lengkap pasien dengan stroke infark di

ruangan rawat inap non bedah neurologi RSUP. Dr.M.Djamil Padang.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan kepada pasien dengan stroke

infark di ruangan rawat inap non bedah neurologi RSUP. Dr.M.Djamil

Padang.

c. Mampu menyusun intervensi secara menyeluruh pada pasien stroke infark di

ruangan rawat inap non bedah neurologi RSUP. Dr.M.Djamil Padang.

d. Mampu menerapkan implementasi keperawatan pada pasien dengan stroke

infark di ruangan rawat inap non bedah neurologi RSUP. Dr.M.Djamil

Padang.

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke

infark di ruangan rawat inap non bedah neurologi RSUP. Dr.M.Djamil

Padang.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke

infark di ruangan rawat inap non bedah neurologi RSUP. Dr.M.Djamil

Padang.

Muhyi Urfani, S.Kep 4


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

Stroke non hemoragik atau disebut dengan stroke iskemik atau stroke infark

biasanya terjadi setelah berisitirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Namun

menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul fungsi edema sekunder (Wijaya,

2014).

Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan

trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di

pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan

hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder (Arif Muttaqin, 2008).

Stroke non hemoragik merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi

otak secara fokal dan global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih serta dapat

mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab

lain kecuali gangguan pembuluh darah otak (Tarwoto,2013)

Stroke non hemoragik adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa

kelumpuhan saraf (deficit neurogic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi,

2012).

Muhyi Urfani, S.Kep 5


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2. ETIOLOGI

Menurut Tarwoto, 2013 penyebab dari stroke non hemoragik, antara lai :

a. Ateroma

Pada stroke infark, penyumbatan bisa terjadi disepanjang jalur arteri yang menuju

ke otak. Misalnya suatu ateroma ( endapan lemak) bisa terbentuk dalam arteri

karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat

serius karena setiap arteri karotis jaur utama memberikan darah kesebagian besar

otak.

b. Emboli

Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah,

kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis dan arteri vertebralis

beserta percabangan bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang

berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau katupnya. Emboli lemak

terbentuk jika lemak dari sum sum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran

darah dan akhirnya tersumbat didalam sebuah arteri (kecil). Stroke karena

sumbatan emboli jarang terjadi.

c. Infeksi

Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan

menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Selain peradangan umum

oleh bakteri, peradangan juga dipicu dari asam urat (penyebab reumatic gout)

yang berlebih dalam darah.

Muhyi Urfani, S.Kep 6


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

d. Obat-obatan

Obat-obatan pun juga dapat menyebabkan stroke, seperti : kokain, amfetamin,

epinefrin, adrenalin, dan sebagainya dengan jalan mempersempit diameter

pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Fungsi obat – obat diatas

menyebakan kontraksi arteri sehingga diameternya mengecil.

e. Hipotensi

Penurunan tekanan darah tiba –tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah

ke otak yang biasanya menyebabkan seseoarng pingsan. Stroke bisa terjadi jika

tekanan darah rendahnya berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang

mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan,

serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

Beberapa faktor risiko terjadinya stroke non hemoragik (Iskemik atau infark),

antara lain :

1. Tidak dapat diubah

a) Jenis kelamin

b) Usia

c) Keturunan

2. Dapat diubah (reversible)

a) Hipertensi

b) Diabetes Mellitus

c) Penyakit jantung

d) Aneurisma pembuluh darah serebral

e) Hiperkolesterolemi

Muhyi Urfani, S.Kep 7


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

f) Obesitas

g) Merokok

h) Kelainan pembuluh darah otak

i) Homosisteinemia

j) Fibrinogen

3. ANATOMI FISIOLOGI

Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang dikenal

sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Semua orang memiliki jumlah

neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara berbagi neuron berbeda-

beda. Pada orang dewasa, otak membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat

tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di

dalam darah arterial.

Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar 15%

dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi normal. Otak

mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri karotis interna yang terdiri dari

arteri karotis (kanan dan kiri), yang menyalurkan darah ke bagian depan otak disebut

sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior. Yang kedua adalah vertebrobasiler, yang

memasok darah ke bagian belakang otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum

posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior bertemu dengan sirkulasi arteri

serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi.

Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi

dari otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat sensibilitas,

Muhyi Urfani, S.Kep 8


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

sebagai area broca atau pusat bicara motorik, sebagai area wernicke atau pusat bicara

sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi sebagai pusat

koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan serabutserabut saraf ke target

organ

Gambar. Sel gilia pada otak

Gambar. Pembuluh darah di otak

Muhyi Urfani, S.Kep 9


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

4. PATOFISIOLOGI

Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen.

Jika aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena thrombus dan embolus, maka

mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan oksigen (hiposia)

selama 1 menit dapat mengarah pada gejala yang dapat pulih seperti kehilangan

kesadaran. Keadaan iskemik yang relatif pendek atau cepat dan bahkan dapat pulih

embali disebut transien ischemic attacks (TIA). Selanjutnya kekurangan dalam

waktu yang lebih lama dapa menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron disebut

INFRAK. Stroke karen embolus dapat merupakan akibat dari bekuan darah, udara

dan ateroma fragmen lemak (Wijaya, 2014)

Ganguan pasokan aliran darah ke otak dapat terjadi dimana sajadi dalam arteri

yang membentuk sirkulas willi. Arteri krotis internal dan sistem vertebrobasiliar dan

semua cabang-cabang. Secara umum apabila aliran darah ke jaringan otak terputus

selama 15 sampai 30 menit. Akan terjadi infark atau kematian jaringan. Sebut dengan

stroke non hemoragik.

Ateroskilosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Thrombus

dapat berasal dari plak aterosklerotik atau darah dapat beku. Ada area yang stenosis ,

tempat aliran darah mengalami pelambatan dan turbulensi.

Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli

dalam aliran darah. Trombus mengkibatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh

pebuluh darah. Dengan berkurangnya edeme pasien mulai menunjukkan perbaikan.

Oleh karena rombosisi biasanya tidak fatal, jka tidk terjdi pendarahan masif.

Muhyi Urfani, S.Kep 10


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Akibat dari stroke iskemik adalah kelemahan atau kelumpuhan pada agnggota

gerak yang mengakibatkan aktivitas menjadi terganggu. Serangan stroke tidak

berakhir dengan kelemahan atau kelumpuhan saja tapi juga gangguan emosional dan

fisik akibat terbaring lama dan tanpa banyak bergerak ditempat tidur adalah bnus yng

tidak bisa dihindari. Beberapap akibat dari sroke iskemik adalah depresi, darah beku,

memar, otot mengerut, dan sendi kaku, pneumonia, nyeri pundak dan kehilangan

indra rasa.

5. TANDA DAN GEJALA

Jika terjadi peningkatan TIK (transient ischemic attack), maka di jumpai tanda

dan gejala,:

a. Gejala TIA yang disebabkan terserangnya sistem karatosis adalah gangguan

penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri, terutama bila disertai dengan

a) Kelumpuhan lengan, tungkai atau keduanya pada sisi yang sama

b) Defisit motorik dan sensorik pada wajah. Wajah dan lengan tau tungkai

secara unilateral

c) Kesulitan untuk berbahasa, sulit mengerti atau berbicara. Pemakaian kata-

kata yang salah atau diubah.

b. Gejala TIA yang disebabkan terserangnya sistem vertebrobasilaris sebagai berikut

a) Vertigo dengan atau tanpa nausea dan atau muntah, terutama bila disertai

dengan diplopia, disfagia dan disartri.

Muhyi Urfani, S.Kep 11


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

b) Mendadak tidak stabil

c) Gangguan visual, motorik, ensorik, unilateral atau bilateral.

d) Hemianopsia homonim

e) Srangan drop atau drop attack

(Wijaya, 2014)
6. MANIFESTASI KLINIS
1. Kehilangan motorik

Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)

dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia

2. Kehilangan komunikasi

Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara)

atau afasia (kehilangan berbicara).

3. Gangguan persepsi

Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan

penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan

kehilangan sensori.

4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).

5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia

urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak

bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi yang berlanjut (dapat

mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).

Muhyi Urfani, S.Kep 12


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut wijaya, 2014 beberapa pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan, antara

lain:

a. CT Scan

Pemeriksaan yang umum digunakan adalah CT-scan yang mampu untuk

membedakan stroke infark atau stroke pendarahan dan biasanya pada

stroke infark memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi

hematoma, ada jaringan otak yang infark atau iskemik dan posisi secara

pasti.

b. MRI

MRI dengan modifikasi “diffusion dan perfussion” imaging sangat

bermanfaat dan dapat memperlihatkan area iskemik atau mendiagnosis

stroke infark lebih dini. Pada stroke infark biasanya area yang didapatkan

area yang mengalami lesi. Cara ini mampu mendeteksi adanya kelainan

otak dalam waktu 6 jam

c. DWI

Cara DWI bekerja dengan mendeteksi gerakan proton dari molekul air

dalam sel-sel otak yaitu dengan memanfatkan brownian movement

molekul air. Cara ini bisa mendeteksi iskemia otak fokal dalm waktu

kurang dari 2 jam pada manusia. Gambaran infark alat ini cocok dengan

hasil otopsi.

Muhyi Urfani, S.Kep 13


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

d. MRS

MRS berguna dalam pengobatan pasien dengan stroke infark dan dapat

menentukan keadaan perfusi dengan cepat. Bahkan dapat digunakan untuk

membedakan daerah infark.

e. Doppler

Doppler mampu melihat dengan progesi penyempitan atau vasospasme

arteri penspulai darah ke otak, intra maupun ektrakranial.

f. PET

PET dapat juga dipakai untuk mengukur dan membedakan daerah iskemik

yang masih reveribel dan irreversibel.

g. ECG

Harus dibuat pada saat pasien datang dan apabila ada aritmia keadaan

serius mungkin terjadi karena itu diperlukan penilaian lebih lanjut dan

cermat.

h. Pemeriksaan Penunjang / Laboraatorium

Sukses pengobatan bagi suatu penyakit ssring kali bukan hanya

tergantungdengan pada peralatan yang super canggih. Untuk penyakit

stroke sukses terapi juga tergantung pada adanya fasilitas sederhana yang

mampu berfungsi selama 24 jam penuh dengan kecermatan yang

memadai.

Hal-hal yang perlu diperiksa, antara lain :

a. Darah pasien diperiksa untuk mengukur saturasi oksigen. Apabila

saturasi oksigen menurun perlu untuk dilakukan koreksi

Muhyi Urfani, S.Kep 14


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

b. Tekanan darah diukur pada kedua lengan. Perbedaan yang mencolok

anatara kedua sisi mungkin menandakan adanya kelainan pembuluh

darah seperti aorta diseccans.

c. Nadi pasien perlu diperiksa, sebab nadi yang terlalu cepat dan atau

tidak teratur mungkin menandakan adanya stroke embolik.

(Wijaya , 2014)

8. PENATALAKSANAAN
a. Terapi kombinasi obat (medis)

Untuk mendapatkan hasil optimal maka sebaiknya terapi stroke yang dilakukan

secara kombinasi. Kombinasi terapi antara lain obat trombolik dan obat yang

bersifaPt neuroprotektif telah terbukti leboh efektif dibandingkan dengan terapi

tunggal atau monoterapi.

1) Memperbaiki perfusi

2) Neuroprotektan

3) Penanganan faktor risiko dan komplikasi

b. Terapi khusus stroke non hemoragik

Secara implisit dianggap bahwa bila area infark setelah dilakukan terapi. Secara

implisit dianggap bahwa bila area infark bisa diperkecil maka tentunya hasil

terapi akan baik.

Prinsip penanganan :

1) Membatasi daerah yang rusak/infark

2) Mengatasi penyakit dasarnya

Muhyi Urfani, S.Kep 15


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

3) Meningkatkan aliran darah ke otak

4) Mencegah terjadinya edema otak dengan memberikan zat

hiperosmolar/kortikosteroid

5) Memperbaiki aliran darah didaerah iskemik

Upaya yang dilakukan dengan memperbaiki mikrosirkulasi dan melakukan

usaha untuk melindungi saraf otak sehingga terhindar dari kerusakan

permanen atau infark.

c. Tindakan keperawatan (Non Medis)

a. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha

memperbaiki hipotensi dan hipertensi

b. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung

c. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat

mungkin pasien harus diubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan

gerak pasif.

d. Meninggikan posisi kepala 20-30 derajata dari tempat tidur.

(Tarwoto, 2013)

9. KOMPLIKASI

Serangan stroke ni tidak berakhir dengan akibat pada otak saja. Gangguan

emosional dan fisik akibta terbaring lama tanpa dapat bergerak ditempat tidur adalah

bonus yang tidak dapat dihindari. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain :

a. Depresi

Muhyi Urfani, S.Kep 16


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Inilah dampak yang paling menyulitkan penderita dan orang-orang yang berada

disekitarnya. Penderita stroke sering mengalami depresi.

b. Darah beku

Darah beku mudah terbentuk pada jaringan yang lumpuh terutama pada kaki

sehingga menyebabkan pembengkakan yang mengganggu. Selain itu, pembekuan

darah juga dapat terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke paru-paru (emboli

paru-paru) sehingga penderita sulit bernafas dan dalam beberapa kasus

mengalami kematian.

c. Memar

Jika penderita stroke menjadi lumpuh, tidak masalah seberapa parahnya, penderita

harus sering dipindahkan dan digerakkan secara teratur agar bagian pinggul,

pantat, sendi kaki dan tumit tidak terluka akibat terhimpit alas tempat tidur. Bila

luka-luka tidak dirawat, bisa terjadi infeksi. Keadaan ini akan menjadi semakin

buruk bila penderita dibiarkan terbaring ditempat tidur yang basah karena

keringat.

d. Otot mengerut dan sendi kaku

Kurang gerak dapat menyebabkan sendi menjadi kaku dan yeri. Misalnya, jika

otot-otot betis mengerut, kaki terasa sakit ketika harus bediri dengan tumit

menyentuh lantai, hal ini biasanya ditangani dengan fisioterapi.

e. Penumonia (radang paru-paru)

Ketidakmampuan untuk bergerak setelah mengalami stroke membuat pasien

mungkin mengalami kesulitan menelan dengan sempurna atau sering batuk-batuk

Muhyi Urfani, S.Kep 17


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

sehingga cairan terkumpul di paru-parunya dan selanjutnya dapat terjadi

penumonia.

f. Nyeri pundak

Otot-otot disekitar pundak yang mengontrol sendi-sendi pundak akan mudah

cedera pada waktu penderita diganti pakaiannya, diangkat atau ditolong untuk

berdiri. Untuk mencegahnya, biasanya tangan yang terkulai ditahan dengan

sebilah papan atau kain khusus yang dikaitkan ke pundak atau leher agar bertahan

pada posisi yang benar. jadi, bila anda menolong penderita stroke untuk berdiri

lakukan dengan cara yang benar agar tidak membuat otot-otot daerah tersebut

terbebani terlalu berat.

(Wijaya, 2014)

Akibat stroke ditentukan oleh bagian otak mana yang cedera, tetapi perubahan-

perubahan yang terjadi setelah stroke, baik yang mempengaruhi bagian kanan

atau kiri otak, pada umumnya adalah sebagai berikut :

a. Lumpuh

Kelumpuhan sebelah bagian tubuh adalah cacat yang paling umum akibat

stroke.

b. Perubahan mental

Stroke tidak selalu membuat mental penderita menjadi merosot dan beberapa

perubahan biasanya bersifat sementara. Setelah stroke memang dapat terjadi

gangguan pada daya pikir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar dan

fungsi intelektual lainnya.

Muhyi Urfani, S.Kep 18


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

a) Agnosis

b) Anosonia

c) Ataksia

d) Apraksia

e) Distosi spasial

c. Gangguan komunikasi

Paling tidak seperempat diri dari semua pasien stroke mengalami gangguan

komunikasi yang berhubungan dengan mendengar, berbicara, membaca,

menulis dan bahkan bahasa isyarat dengan gerakan tangan. Ketidakberdayaan

ini sangat membingungkan orang yang merawatnya.

(Wijaya, 2014)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor

register, diagnose medis.

b. Keluhan utama

Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan

tidak dapat berkomunikasi.

c. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Muhyi Urfani, S.Kep 19


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien

sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah

bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh

badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

b) Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat

trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti

koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes

militus.

d. Pemeriksaan fisik

Gambaran

Tanda Vital Biasanya tekanan darah menurun

Tinggi badan Biasanya nrmal

Berat badan Berat badan biasanya menurun atau naik

LILA

Kepala :

Rambut Biasanya rambut beruban atau hitam dan tidak


rontok, rambut bersih dari ketombe dan tidak
ditemukan benjolan.
Mata Biasanya mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva
anemis, skelra tidak ikterik, diameter pupil tidak

Muhyi Urfani, S.Kep 20


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

normal, kesulitan untuk melihat objek ada, alis


mata simetris kiri dan kanan dan refleks cahaya
kadang-kadang ada kadang tidak

Biasanya hidung simetris, tidak terdapat cuping


Hidung hidung, tidak ada edemaan lesi, keadaan septum
ditengah serta sekret kadang-kadang ada atau tidak
ada.

Biasanya bibir kering agak miring atau tidak,


mukosa oral warna merah muda, kemmpuan
Mulut
berbicara kadang terganggu.

Biasanya simetris kiri dan kanan.


Telinga

Leher Biasanya leher mengalami kaku kuduk, tidak dapat


pembengkakan, tidak ditemukan pembesaran
kelenjar getah bening.

Dada I : biasanya pernapasan teratur, pergerakan rongga


dada simetris kiri dan kanan serta tidak ada retraksi
Paru iga.

P: biasanya premitus kiri dan kanan sama

P:biasanya terdengar sonor

A:biasanya bunyi nafas vesikuler dan tidak


ditemukan bunyi tambahan

Jantung I: biasanya ictus ordis tidak terlihat

P: biasanya ictus cordis teraba

P: biasanya batas-batas jantung terdengar

A: biasanya terdengar bunyi jantung beraturan


tanpa adanya bunyi tambahan

Muhyi Urfani, S.Kep 21


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Abdomen I: biasanya abdomen tidak ascites, keadaan kulit


bersih, tidak ada luk operasi dan tidak terlihat ada
massa

A: biasanya terdengar bunyi bising usus

P: biasanya hepar dan limfe tidak teraba, tidak ada


nyeri tekan, kulit perut masih kencang atau tegang

P: biasanya terdengar bunyi tympani

Ekstremitas Biasanya terjadi kelemahan, kehilangan sensai,


nyeri otot, perubahan tonus otot.
Muskuloskeletal/Sendi

Integumen Biasanya kulit dan membran mukosa baik, terdapat


gangguan berespon terhadap panas, neuropati,
gangguan regulasi suhu tubuh tidak ada dan warna
kulit sawo matang atau kuning langsat.

Neurologi Menurut Wijaya 2014

Status mental/GCS a). Saraf I (Olfaktorius)

Saraf cranial biasanya tidak ditemukan kelainan pada indera


penciuman
Reflek fisiologi
b). Saraf II (Optikus)
Reflek patologis
biasanya disfungsi persepsi visual karena gangguan
jarak sensoris primer diantara matabdan korteks
visual.

c). Saraf III (okulomotoris), saraf IV (Troklearis),


saraf VI(Abdusen)

biasaya terjadinya paralisiss pada satu sisi otot


okularis, didapatkan penurunan kemampuan
gerakan konjungtiva unilateral disisi yang sakit.

d.) saraf IV

biasanya ditemukan penurunan kemampuan


koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan

Muhyi Urfani, S.Kep 22


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

rahang bawah kesisi ipsilateral serta kelumpuhan


satu sisi otot

e). Saraf VII (fasialis)

biasanya wajah tidak sismetris dan otot wajah


tertarik kebagian sisi yang sehat

f). Saraf VIII (vestibulokoklearis)

biasanya tidak ditemukan tuli konduktif atau atau


tuli persepsi

g). Saraf IX (Glosofaringeus)

biasanya ditemukan kemampuan menelan kurang


baik dan kesulitan membuka mulut

h). Saraf XI (Accessorius)

biasanya ditemukan tidak ada atrofi otot


sternokleisomastoideus dan trapezius

i). Saraf XII (hipoglosus)

biasanya terdapat deviasi pada satu sisi dan


fasikulasi serta indra pengecapan normal. Lidah
simetris.

Biasanya pada fase akut refleks fisiologis sisi yang


lumpuh akan mnghilang. Setelah beberapa hari
refleks fisiologis akan muncul kembali dan
didahului dengan refleks patologis.

Payudara Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada


benjolan

Genitalia Biasanya Tidak ada kelainan

Rectal Biasanya tidak ada kelainan

Muhyi Urfani, S.Kep 23


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

e. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

 Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang

dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Kaji apakah klien

merokok atau minum alkohol?

 Pada pasien dengan stroke biasanya menderita obesitas,dan hipertensi.

2. Pola nutrisi metabolic

 Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola

makan setelah sakit? Apakah ada perubahan pola makan klien? Kaji apa

makanan kesukaan klien?kaji riwayat alergi klien.

 Pada pasien dengan penyakit stroke non hemoragik biasanya terjadi

penurunan nafsu makan, mual dan muntah selama fase akut (peningkatan

tekanan intracranial), kehilangan sensori (rasa kecap) pada lidah, pipi dan

tenggorokan, peningkatan lemak dalam darah.

3. Pola eliminasi

 Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien? Apakah mengalami

gangguan? Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi

nya?

 Pada pasien dengan penyakit stroke biasanya terjadi perubahan pola

berkemih seperti inkontinensia urine, distensi abdomen (distensi kandung

kemih berlebihan), dan bising usus negative.

4. Pola aktivas latihan

Muhyi Urfani, S.Kep 24


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

 Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien

dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?

 Pada pasien dengan penyakit stroke biasanya merasa kesulitan untuk

melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis

(hemilegia), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri / kejang

otot) serta kaku pada tengkuk.

5. Pola istirahat tidur

 Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien

tidur dalam sehari? Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur,

seperti nyeri dan lain lain.

 Selama fase akut (peningkatan tekanan intracranial), pasien dengan

penyakit stroke mengalami ketergangguan, kenyamanan tidur dan istirahat

karena nyeri dan sakit kepala.

6. Pola kognitif persepsi

 Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan

penglihatan,pendengaran, dan kaji bagaimana klien dalam

berkomunikasi?atau lakukan pengkajian nervus cranial.

 Pasien dengan penyakit stroke terjadi gangguan pada fungsi kognitif,

penglihatan, sensasi rasa, dan gangguan keseimbangan.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Muhyi Urfani, S.Kep 25


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

 Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang

dideritanya? Apakah klien merasa renddah diri?

 Pada pasien dengan penyakit stroke akan terjadi pada peningkatan rasa

kekhawatiran klien tentang penyakit yng dideritanya serta pada pasien

juga akan mengalami harga diri rendah.

8. Pola peran hubugan

 Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama

dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan social klien dengan

masyarakat sekitarnya?

 Pada pasien dengan penyakit stroke peran hubungannya akan terganggu

karena pasien mengalami masalah bicara dan ketidakmampuan untuk

berkomunikasi secara efektif.

9. Pola reproduksi dan seksualitas

 Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada

perubahan kepuasan pada klien?

 Pada pasien dengan penyakit stroke akan terjadi masalah pada pola

reproduksi dan seksualitasnya karena kelemahan fisik dan gangguan

fungsi kognitif.

10. Pola koping dan toleransi stress

 Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien

menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

Muhyi Urfani, S.Kep 26


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

 Dengan adanya proses penyembuhan penyakit yang lama, akan

menyebabkan meningkatnya rasa kekhawatiran dan beban pikiran bagi

pasien.

11. Pola nilai dan kepercayaan

 Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya?

Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien?

 Karena nyeri kepala,pusing,kaku tengkuk,kelemahan,

gangguan sensorik dan motorik menyebabkan terganggunya aktivitas

ibadah pasien.

f. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

 Hematologi

 Kimia klinik

b. Radiologi

 CT scan

Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan infark

 MRI

Menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

 Sinar X tengkorak

Muhyi Urfani, S.Kep 27


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark serebri

b. Ketidakmampuan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,

ketidakmampuan dalam persepsi kognitif

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan

menelan (disfagia), hemiparese dan hemiplegi

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan anggota gerak

3. Intervensi Keperawatan
Dx NOC NIC Aktifitas Keperawatan
keperawatan
Ketidak -perfusi -manajemen -manajemen sensasi perifer
efektifan perfusi jaringan sensasi perifer -monitor adanya daerah tertentu
jaringan serebral perifer -peningkatan yag hanya peka terhadap panas/
berhubungan -tidak ada perfusi serebral dingin tajam dan tumpul
dengan infark tanda-tanda -instruksikan keluarga untuk
serebri peningkatan mengobservasi kulit jika ada lesi
TIK atau laserasi
- batasi gerakan pada kepala, leher,
punggung
-kolaborasi pemberian analgetik
- peningkatan perfusi serebral
-monitor TTV
-monitor ukuran, bentuk, simetris,
-monitor tingkat kesadaran
-monitor ketegangan otot,
pergerakan motorik

Muhyi Urfani, S.Kep 28


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Gangguan Tingkat Managemen Nutrisi Manjemen Nutrisi


nutrisi kurang keparahan :Kaji status nutrisi 1.Pengkajian penting dilakukan
untuk mengetahui status nutrisi
dari kebutuhan Mual dan pasien pasien sehingga dapat
tubuh muntah 1.Jaga kebersihan menentukan intervensi yang
berhubungan mulut, anjurkan untuk diberikan.
-Penurunan
intensitas selalu melalukan oral
dengan 2.Mulut yang bersih dapat
terjadinya hygiene.
kesulitan meningkatkan nafsu makan
mual muntah
2.Delegatif pemberian
menelan 3.Untuk membantu memenuhi
-Penurunan nutrisi yang sesuai
(disfagia), dengan kebuthan kebutuhan nutrisi yang
frekuensi dibutuhkan pasien.
hemiparese dan terjadinya pasien : diet pasien
mual muntah. diabetes mellitus.
hemiplegi 4.Informasi yang diberikan dapat
1.Berian informasi memotivasi pasien untuk
Weight : yang tepat terhadap meningkatkan intake nutrisi.
Body mass pasien tentang
5.Zat besi dapat membantu tubuh
kebutuhan nutrisi
sebagai zat penambah darah
yang tepat dan sesuai.
sehingga mencegah terjadinya
- Pasien
2.Anjurkan pasien anemia atau kekurangan darah
mengalami untuk mengkonsumsi
peningkatan makanan tinggi zat NIC Label >> Manajemen Mual
besi seperti sayuran
berat badan
hijau 1.Penting untuk mengetahui
karakteristik mual dan faktor-
Manajemen Mual faktor yang menyebabkan mual.
Apabila karakteristik mual dan
1Kaji frekuensi mual, faktor penyebab mual diketahui
durasi, tingkat maka dapat menetukan intervensi
keparahan, faktor yang diberikan.
frekuensi, presipitasi
2.Makan sedikit demi sedikit
yang menyebabkan
dapat meningkatkn intake nutrisi.
mual.
3.Makanan dalam kondisi hangat
2.Anjurkan pasien
dapat menurunkan rasa mual
makan sedikit demi
sehingga intake nutrisi dapat

Muhyi Urfani, S.Kep 29


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

sedikit tapi sering. ditingkatkan.

3.Anjurkan pasien 4.Antiemetik dapat digunakan


untuk makan selagi sebagai terapi farmakologis dalam
hangat manajemen mual dengan
menghamabat sekres asam
4.Delegatif pemberian lambung.
terapi antiemetik :

-Ondansentron 2×4 NIC Label >> Manajemen


(k/p) Berat 1.Membantu memilih
alternatif pemenuhan nutrisi yang
-Sucralfat 3×1 CI
adekuat.
NIC Label >>
manajemen berat 2.Dengan menimbang berat badan
1.Diskusikan dengan dapat memantau peningkatan dan
keluarga dan pasien penrunan status gizi.
pentingnya intake
nutrisi dan hal-hal
yang menyebabkan
penurunan berat
badan.

2.Timbang berat
badan pasien jika
memungkinan dengan
teratur.

Muhyi Urfani, S.Kep 30


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Ny.N

Umur : 59 th

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Status perkawinan : Kawin

Tanggal masuk : 28/08/18

Yang mengirim :RS Ibnu Sina Padang

Cara masuk : IGD

Diagnosa medis : Stroke Infark

Muhyi Urfani, S.Kep 31


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2. Keluhan Utama

Klien masuk IGD dengan keluhan kelemahan angota gerak bagian kanan

3. Riwayat Kesehatan:

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dilakukan pengkajian 03 september 2018 keluarga pasien mengatakan

klien mengalami kelemhan anggota gerak kanan pada saat istirahat sejak satu

hari sebelum masuk rumah sakit, klien masih merasakan kelemahan anggota

gerak sebelah kanan terasa berat untuk digerakkan.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Saat dilakukan pengkajian 03 September 2018, Keluarga klien mengatakan

klien ada riwayat stroke kurang lebih 6 bulan yang lalu dengan lemah anggota

gerak kiri, keluarga mengatakan klien ada riwayat DM 4 tahun yang lalu

dengan gula darah terakhir 550 mg/dL, keluarga mengatakan klien tidak ada

riwayat hipertensi dan jantung.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga mengatakan bahwa tidak ada keluarga Ny.N yang memiliki riwayat

Stroke infark, hipertensi, Diabetes Mellitus dan jantung sebelumnya.

4. Pemeriksaan Fisik
Gambaran
Kesadaran Kompos Mentis
TB & BB 156 cm / 80 kg
Tanda-tanda Vital TD: 152/83 mmHg
N: 146x/i
P: 22x/i
S: 36,8 C
Kepala : Elevasi kepala 30⁰

Muhyi Urfani, S.Kep Page 32


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidau berbau


Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor
Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada
nafas cuping hidung
Telinga : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada serumen
Mulut : simetris, mukosa bibir kering, kemampuan bicara
kadang terganggu
Leher Biasanya normal, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Dada I : simetris kiri & kanan, irama nafas teratur, tidak ada
penggunaan otot bantu pernafasan
P : tidak terdapat nyeri tekan
P: sonor
A: tidak ada bunyi tambahan
Jantung I : ictus kordis terlihat
P: ictus cordis teraba pada intercostal V 2cm line
mid clavicula sinistra
P: pekak
A: bunyi jantung teratur
Abdomen I: normal, tidak ada pembesaran organ
A:bising usus normal (15x/i)
P: timpani di sebagian besar lapangan abdomen
P: tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas akral teraba hangat, tidak ada sianosis, tidak ada
edema, ada lesi
Integument kulit dan membran mukosa baik, terdapat gangguan
respon terhadap panas, warna kulit kuning langsat
atau sawo matang
Neurologis a). Saraf I (Olfaktorius)
Klien dapt mencium aroma kopi dengan normal

Muhyi Urfani, S.Kep Page 33


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

b). Saraf II (Optikus)


klien tidak mampu melihat dengan jelas benda-
benda disekitar, pandangan klien kosong
c). Saraf III (okulomotoris), saraf IV (Troklearis),
saraf VI(Abdusen)
kelemahan atau paralysis pada bagian tubuh kanan
dan tidak terdapat penurunan kemampuan gerakan
konungtiva unilateral disisi yang sakit
d.) saraf V
klien mengalami penurunan kemampuan koordinasi
gerakan mengunyah karena mulut mencong ke
kanan
e). Saraf VII (fasialis)
wajah tidak simetris kiri dan kanan, ada penarikan
wajah yang terlalu jelas ke bagian sisi kanan
f). Saraf VIII (vestibulokoklearis)
klien tidak dapat mendengar suara pemeriksa
dengan jelas apabila nada suara pelan
g). Saraf IX (Glosofaringeus)
klien kurang mampu membuka mulut dan ada
kesulitan dalam menelan
h). Saraf X(Vagus)
klien kurang mampu menelan dengan baik dan
refleks muntah ada
i). Saraf XI (Accessorius)
pada pergerakan kepala teraba m.
Sternokleidomastoideus tidak menegang dan ampak
bahu klien yang sakit lebih rendah dari yang sehat.
j). Saraf XII (Hipoglosus)
dalam keadaan diam lidah tidak simetris tampak
bergeser ke arah kanan, klien tidak mampu

Muhyi Urfani, S.Kep Page 34


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

mennjulurkan lidah dengan sempurna dan lidah


berdeviasi kesisi yang sakit.
Refleks fisiologis - Refleks biceps : sedikit meningkat ada fleksi
sebagian pronasi
-refleks triceps : sedikit meningkay bila ada ekstensi
ringan
-Refleks patella : (+)
-Refleks achilles : (+)
Refleks Patologis (-)
GCS
Payudara simetris kiri dan kanan
Genetalia Terpasang cateter, tidak ada tanda –tanda infeksi
Anus Normal

5. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Sebelum MRS Saat MRS
Makan Keluarga mengatakan Klien makan 3x sehari,
klien makan 3x sehari. makan cair sebanyak
Makan nasi biasa, lauk 300cc/hari lewat oral
pauk, tempe dan sayur-
sayur. Klien sering
mengkonsumsi
makanan yang manis-
manis.
Minum Keluarga mengatakan Klien minum air putih
klien minum air putih 7- sebanyak 300cc
8 gelas sehari

b. Pola presepsi dan penanganan kesehatan


Klien memiliki presepsi kurang baik mengenai kesehatannya dengan patuh
pada setiap aturan makan dan minum

Muhyi Urfani, S.Kep Page 35


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

c. Pola eliminasi
Sehat Sakit
BAB Keluarga mengatakan klien BAB 1-2x Klien BAB dengan
sehariwarna kuning, konsistensi lunak, pampers, konsistensi
tidak ada keluhan. lunaak, tidak ada
keluhan.
BAK Keluarga mengatakan klien BAK 6-7x Klien BAK melalui
sehari, warna urine kekuningan, bau kateter dengan urine
khas. warna kuning berbau.

d. Pola aktifitas/latihan

Sehat Keluarga mengatakan klien mandi 2x sehari, klien mandi dengan


sendiri.
Sakit Klien mandi dibantu perawat dan keluarga

e. Pola istirahat tidur


Sehat Sakit
Siang Keluarga klien mengatakan 1 jam Biasanya 1 jam
tidur
Malam Keluarga mengatakan klien tidur 7-8 Keluarga mengatakan
jam sehari. klien lebih sebentar

f. Pola seksualitas/reproduksi
Tidak terdapat gangguan pada seksualitas klien
g. Pola presepsi/konsep diri
Klien tidak memiliki presepsi yang buruk terhadap dirinya katrna
penyakitnya
h. Pola koping stress
Klien memiliki koping stress yang buruk dikarenakan penyakitnya
i. Pola keyakinan nilai
Keluarga mengatakan klien sering melaksanakn kegiatan ibadah mesjid dekat
rumah. Tapi kalau sakit klien melakukan kegiatan ibadah hanya dirumah.

Muhyi Urfani, S.Kep Page 36


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

6. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah puasa : 223 mg/dl
Gula darah 2 jam PP : 160 mg/dl
Albumin : 2,7 g/dl
Globulin : 2,4 g/dl

7. Penatalaksanaan
 Infus Asering 12 jam/kolf
 Citicolin 2x250 (iv) mg
 Paracetamol 3x250
 Ceftriaxon

Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DO : Hambatan mobilitas fisik Gangguan neuromoskuler
 Kekuatan otot
ektermitas kanan
nilainya 0 dan
ektremitas kiri
nilainya 5
 Ektremitas kanan
tampak lemah
 Aktifitas klien
tampak dibantu
keluarga
DS :
 Keluarga
mengatakan klien
mengalami
kelemahan anggota
gerak sebelah kanan

Muhyi Urfani, S.Kep Page 37


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

 Keluarga
mengatakan klien
tidak bisa apa-apa
 Keluarga
mengatakan klien
hanya bisa tiduran
saja
 Keluarga
mengatakan aktifitas
klien dibantu
keluarga dan
perawat
DO : Resiko gangguan nutrisi Intake yang tidak adekuat
 Klien tidak bisa kurang dari kebutuhan
menelan makanan tubuh
 BB : Sehat : 80 kg
Sakit : 75 kg
 Klien tampak
makanan cair tidak
habis
DS :
 Keluarga klien
mengatakan klien
tidak bisa
mengunyah dan
menelan makanan
 Klien mengatakan
berat badan klien
menurun
 Klien mengatakan
makan hanya sedikit

Muhyi Urfani, S.Kep Page 38


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

DO : Resiko ingtegritas kulit Faktor mekanik


 Tampak memerah (imobilitas fisik)
didaerah bokong
dan punggung
 Turgor kulit jelek
 Klien tidak bisa
miring kiri dan
kanan sendiri
DS :
 Keluarga
mengatakan klien
hanya berbaring
ditempat tidur
karena anggota
gerak klien sebelah
kanan lemah
 Keluarga
mengatakan daerah
bokong dan
punggung klien
sudah mulai
memerah dan ada
luka

1. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskuler
2. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat
3. Resiko integritas kulit b/d imobilisasasi fisik

Muhyi Urfani, S.Kep Page 39


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2. Intervensi Keperawatan
N DX NOC NIC Aktifitas Keperawatan
O Keperawatan
1. Hambatan Pergerakan Manajemen 1. kaji kemampuan klien
mobilitas fisik 1.peningkatan fungsi imobilisasi dalam melakukan
b/d gangguan dan kekuatan otot mobilitas fisik
neuromuskuler 2. tidak terjadi 2. jelaskan kepada klien
kontratur sendi dan keluarga keuntungan
3. klien latihan
menunjukkan 3.kaji lokasi
tindakan untuk nyeri/ketidaknyamanan
meningkatkan selama latihan
imobilitas 4. jaga keamanan klien
4. gerakan otot 5. ajarkan latihan ROM
5. gerakan sendi 6. bantu klien untuk
mengoptimalkan gerak
sendi pasif maupun aktif

Muhyi Urfani, S.Kep Page 40


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2. Resiko Status Nutrisi : Manajemen 1. instruksikan pasien


ketidakseimbang 1. asupan kalori nutrisi mengenai kebutuhan
an nutrisi kurang 2. asupan protein Bantuan nutrisi
dari kebutuhan 3. asupan lemak 2. ciptakan lingkungan
tubuh b.d intake 4.asupan karbohidrat yang optimal pada saat
nutrisi kurang 5. Asupan serat mengkonsumsi makanan
adekuat, 6. asupan vitamin 3. lakukan atau bantu
kelemahan otot 7. asupan mineral pasien terkait dengan
mengunyah dan 8. asupan zat besi perawatan mulut sebelum
menelan. 9. asupan kalsium makan
10. asupan natrium 4. pastikan diet mencakup
makanan tinggi kandungan
serat untuk mencegah
konstipasi
5. Monitor kalori dan
asupan makanan
6. monitor kecendrungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan.

3. Kerusakan Integritas jaringan : Manajemen 1. berikan pakaian yang


integritas kulit kulit dan membran tekanan tidak ketat pada pasien
b.d faktor mukosa 2.berikan pijatan
mekanik 1. suhu kulit punggung, leher dengan
(imobilitas fisik) 2. sensasi cara yang tepat
3. elastisitas 3. monitor mobilisasi dan
4. hidrasi aktifitas pasien
5. integritas kulit 4. gunakan alat yang tepat
6.pertumbuha untuk membuat tumit dan
rambut pada kulit tulang yang menonjol
7.pigmentasi tidak menyentuh kasur
abnormal 5. monitor sumber tekanan

Muhyi Urfani, S.Kep Page 41


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

8. lesi mukosa dan gesekan


membran Pencegahan 6. monitor ketat area yang
9. lesi pada kulit luka tekan mengalami kemerahan
10. wajah pucat 7. hindari kulit dari
11. nekrosis kelembapan berlebihan
yang berasal dari keringat,
cairan luka, dan
inkontinensia fecal atau
BAK
8. berikan perlindungan
pada klien seperti krim
pelembab atau penyerap
cairan untuk mengatasi
basah berlebihan
9. ubah posisi pasien
setiap 1-2 jam sekali
10. gunakan bantal untuk
meninggikan area yang
tertekan
11.gunakan kasur kusus
anti dekubitus
12. pasang perlak dari
bahan nyaman

Muhyi Urfani, S.Kep Page 42


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

3. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No Diagnosa Hari / Implementasi Evaluasi
keperawatan tanggal
1. Hambatan Senin, 03 1 mengkaji kemampuan S :
mobilitas fisik september klien dalam melakukan  Keluarga
b/d gangguan 2018 mobilitas fisik mengatakan klien
neuromuskuler 10.00 wib masih mengalami
2. menjelaskan kepada klien
kelemahan aggota
dan keluarga keuntungan
gerak sebelah kanan
latihan mobilisasi
 Keluarga

3. mengkaji lokasi mengatakan klien

nyeri/ketidaknyamanan tidak bisa apa apa

selama latihan  Keluarga


mengatakan klien
4. menjaga keamanan klien hanya bisa tiduran
saja
5. mengajarkan latihan ROM
 Keluarga
aktif dan pasif
mengatakan aktfitas

6. membantu klien untuk klien dibantu oleh

mengoptimalkan gerak sendi keluarga n perawat

pasif maupun aktif


O:

7. memberi reionforcement
 Kekuatan otot
positif setiap kemajuan
ekstremitas nilainya
0 dan ekstremitas
kanan nilainya 5
 Ektremitas kanan
tampak lemah
 Aktifitas klien
tampak dibantu

Muhyi Urfani, S.Kep Page 43


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

keluarga

A :Masalah belum
teratasi

P :Intervensi dilanjutkan
2. Resiko Senin, 03 1. mengkaji kesulitan klien S :
gangguan september dalam mengunyah dan  Keluarga
nutrisi kurang 2018 menelan mengatakan klien
dari kebutuhan susah mengunyah
2. meletakkan posisi kepala
tubuh b/d intake makanan karena
lebih tinggi pada waktu dan
yang tidak terpasang NGT
selama dan sesudah makan
adekuat  Keluarga

3. meletakkan makanan pada mengatakan klien

daerah mulut yang tidak makan hanya sedikit

tergannggu  Keluarga
mengatakan berat
4. memberikan makanan badan klien menurun
perlahan pada lingkungan
yang nyaman O:

5. memberikan makanan  Klien tampak sulit

setengah cair klien dapat menelan makanan

menelan air  BB menurun


 Klien tampak tidak
6. mengajurkan klien bisa menelan
menggunakan sedotan makanan
meminum air
A : masalah belum teratasi
7. memberikan informasi
kepada keluarga tentng P : intervensi dilanjutkan
kebutuhan nutrisi

Muhyi Urfani, S.Kep Page 44


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

8. memantau nilai
laboratorium

9. berkolaborasi dengan ahli


gizi tentang makanan klien
3. Resiko Senin, 03 1. mengobservasi adanya S :
integritas kulit September dekubitus  Keluarga
b/d imobilisasi 2018 2. Mengkaji tingkat mengatakan
fisik keterbatasan kemampuan klien lemah
untuk pindah untuk bergerak
3. mengganti titik berat klien  Keluarga
setiap 15 menit mengatakan
4. meninggikan bagian pindah posisi
kepala tempat tidur jarang
5. menggunakan  Keluarga
kasur/tempat tidur mengatakan
6. menggunakan teknik yang klien susah untuk
benar dalam mengubah mikamiki
posisi O:
7. memberikan penkes mika  Klien tampak
dan miki setiap 15 menit susah dalam
kepada keluarga dan klien bergerak
 Klien tampak
lemah
 Miki miki
tampak jarang
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Muhyi Urfani, S.Kep Page 45


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

No Diagnosa Hari / Implementasi Evaluasi


keperawatan tanggal
1. Hambatan Selasa, 04 1 mengkaji kemampuan S :
mobilitas fisik september klien dalam melakukan  Keluarga
b/d gangguan 2018 mobilitas fisik mengatakan klien
neuromuskuler 10.00 wib masih mengalami
2. menjelaskan kepada klien
kelemahan aggota
dan keluarga keuntungan
gerak sebelah kanan
latihan mobilisasi
 Keluarga

3. mengkaji lokasi mengatakan klien

nyeri/ketidaknyamanan tidak bisa apa apa

selama latihan  Keluarga


mengatakan klien
4. menjaga keamanan klien hanya bisa tiduran
saja
5. mengajarkan latihan ROM
 Keluarga
aktif dan pasif
mengatakan aktfitas

6. membantu klien untuk klien dibantu oleh

mengoptimalkan gerak sendi keluarga n perawat

pasif maupun aktif


O:

7. memberi reionforcement
 Kekuatan otot
positif setiap kemajuan
ekstremitas nilainya
0 dan ekstremitas
kanan nilainya 5
 Ektremitas kanan
tampak lemah
 Aktifitas klien
tampak dibantu
keluarga

Muhyi Urfani, S.Kep Page 46


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

A :Masalah belum
teratasi

P:Intervensi Dilanjutkan
2. Resiko Selasa, 04 1. mengkaji kesulitan klien S :
gangguan september dalam mengunyah dan  Keluarga
nutrisi kurang 2018 menelan mengatakan klien
dari kebutuhan susah mengunyah
2. meletakkan posisi kepala
tubuh b/d intake makanan karena
lebih tinggi pada waktu dan
yang tidak terpasang NGT
selama dan sesudah makan
adekuat  Keluarga

3. meletakkan makanan pada mengatakan klien

daerah mulut yang tidak makan hanya sedikit

tergannggu  Keluarga
mengatakan berat
4. memberikan makanan badan klien menurun
perlahan pada lingkungan
yang nyaman O:

5. memberikan makanan  Klien tampak sulit

setengah cair klien dapat menelan makanan

menelan air  BB menurun


 Klien tampak tidak
6. mengajurkan klien bisa menelan
menggunakan sedotan makanan
meminum air
A : masalah belum teratasi
7. memberikan informasi
kepada keluarga tentng P : intervensi dilanjutkan
kebutuhan nutrisi

8. memantau nilai

Muhyi Urfani, S.Kep Page 47


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

laboratorium

9. berkolaborasi dengan ahli


gizi tentang makanan klien

3. Resiko Selasa, 04 1. mengobservasi adanya S :


integritas kulit September dekubitus  Keluarga
b/d imobilisasi 2018 2. Mengkaji tingkat mengatakan
fisik keterbatasan kemampuan klien lemah
untuk pindah untuk bergerak
3. mengganti titik berat klien  Keluarga
setiap 15 menit mengatakan
4. meninggikan bagian pindah posisi
kepala tempat tidur jarang
5. menggunakan  Keluarga
kasur/tempat tidur mengatakan
6. menggunakan teknik yang klien susah untuk
benar dalam mengubah mikamiki
posisi O:
7. memberikan penkes mika  Klien tampak
dan miki setiap 15 menit susah dalam
kepada keluarga dan klien bergerak
 Klien tampak
lemah
 Miki miki
tampak jarang
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Muhyi Urfani, S.Kep Page 48


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

No Diagnosa Hari / Implementasi Evaluasi


keperawatan tanggal
1. Hambatan Rabu, 05 1 mengkaji kemampuan S :
mobilitas fisik september klien dalam melakukan  Keluarga
b/d gangguan 2018 mobilitas fisik mengatakan klien
neuromuskuler 10.00 wib masih mengalami
2. menjelaskan kepada klien
kelemahan aggota
dan keluarga keuntungan
gerak sebelah kanan
latihan mobilisasi
 Keluarga

3. mengkaji lokasi mengatakan klien

nyeri/ketidaknyamanan tidak bisa apa apa

selama latihan  Keluarga


mengatakan klien
4. menjaga keamanan klien hanya bisa tiduran
saja
5. mengajarkan latihan ROM
 Keluarga
aktif dan pasif
mengatakan aktfitas

6. membantu klien untuk klien dibantu oleh

mengoptimalkan gerak sendi keluarga n perawat

pasif maupun aktif


O:

7. memberi reionforcement
 Kekuatan otot
positif setiap kemajuan
ekstremitas nilainya
0 dan ekstremitas
kanan nilainya 5
 Ektremitas kanan
tampak lemah
 Aktifitas klien
tampak dibantu
keluarga

Muhyi Urfani, S.Kep Page 49


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

A :Masalah belum
teratasi

P :intervensi dilanjutkan
2. Resiko Rabu, 05 1. mengkaji kesulitan klien S :
gangguan september dalam mengunyah dan  Keluarga
nutrisi kurang 2018 menelan mengatakan klien
dari kebutuhan susah mengunyah
2. meletakkan posisi kepala
tubuh b/d intake makanan karena
lebih tinggi pada waktu dan
yang tidak terpasang NGT
selama dan sesudah makan
adekuat  Keluarga

3. meletakkan makanan pada mengatakan klien

daerah mulut yang tidak makan hanya sedikit

tergannggu  Keluarga
mengatakan berat
4. memberikan makanan badan klien menurun
perlahan pada lingkungan
yang nyaman O:

5. memberikan makanan  Klien tampak sulit

setengah cair klien dapat menelan makanan

menelan air  BB menurun


 Klien tampak tidak
6. mengajurkan klien bisa menelan
menggunakan sedotan makanan
meminum air
A : masalah belum teratasi
7. memberikan informasi
kepada keluarga tentng P : intervensi dilanjutkan
kebutuhan nutrisi

8. memantau nilai

Muhyi Urfani, S.Kep Page 50


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

laboratorium

9. berkolaborasi dengan ahli


gizi tentang makanan klien

3. Resiko Rabu, 05 1. mengobservasi adanya S :


integritas kulit September dekubitus  Keluarga
b/d imobilisasi 2018 2. Mengkaji tingkat mengatakan
fisik keterbatasan kemampuan klien lemah
untuk pindah untuk bergerak
3. mengganti titik berat klien  Keluarga
setiap 15 menit mengatakan
4. meninggikan bagian pindah posisi
kepala tempat tidur jarang
5. menggunakan  Keluarga
kasur/tempat tidur mengatakan
6. menggunakan teknik yang klien susah untuk
benar dalam mengubah mikamiki
posisi O:
7. memberikan penkes mika  Klien tampak
dan miki setiap 15 menit susah dalam
kepada keluarga dan klien bergerak
 Klien tampak
lemah
 Miki miki
tampak jarang
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Muhyi Urfani, S.Kep Page 51


Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

DAFTAR PUSTAKA

Andra Saferi Wijaya. 2014. Keperawatan Medika Bedah 2 (Keperawatan Dewasa).

Yogyakarta : Nuha Medika

Muttaqin,Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persyarafan.

Jakarta : Salemba Medika

Iskandar Junaidi. 2012. STROKE “Waspadai Ancamannya”. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Nuhamedika

NVR Improvement 2011. Psycologycal care after stroke. Leicester NHSI

Thinyurly.Com/NHSI- Stroke - Recovery

WHO, UNICEF,2013. Progress ON Sanitaton And Dringking Water 2013 Update.

WHO Press Geneva. Hal 1-38.

Muhyi Urfani, S.Kep Page 52

Anda mungkin juga menyukai