PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah gangguan fungsi system saraf pusat yang terjadi secara
mendadak berupa sumbatan pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah
diotak dan biasanya disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Gejala ini
berlangsung cepat berkembang dalam 24 jam atau lebih yang dapat menyebabkan
kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak non traumatic
(Rizaldy,2010)
merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang paling umum dari
cacat. Sekitar 15 juta orang menderita stroke yang pertama kali setiap tahun, dengan
1/3 dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan kematian. Stroke adalah
berpenghasilan tinggi.
Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 533,895 orang
Berdasarkan data yang diperoleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung
di Ruang Flamboyan pada tahun 2019 terhitung selama bulan juni dan juli stroke
1
Flamboyan terhitung 135 pasien dengan stroke yang terdiri dari rentang usia yang
ekstremitas maupun pada anggota tubuh yang lain, kehilangan sensasi rasa pada kulit
atau kebas, kesulitan dalam berkomunikasi, gangguan pengelihatan, posisi mulut yang
tidak simetris, gangguan daya ingat, nyeri kepala hebat, vertigo, kesadaran yang
Pengobatan pada klien dengan stroke dapat dibagi menjadi 2 yakni terafi
farmakologi dan terapi non farmakologi. Sebagai terapi non farmakologi dikenal juga
dengan nama terapi komplementer yang mana terapi komplementer sendiri memiliki
pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan lain diluar dari pengobatan
Salah satu terapi yang kini popular di masyarakat adalah terapi akupresure.
Terapi akupresure adalah perkembangan terapi pijat yang berlangsung siring dengan
perkembangan ilmu akupuntur karena teknik pemijatan akupresur adalah turunan dari
ilmu akupuntur. Teknik dalam pelaksanaan terapi ini menggunakan tangan sebagai
pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan
2
B. Tujuan
Tujuan dari tugas dan laporan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana terapi
akupresure dapat diaplikasikan pada klien dengan gangguan rentang otot stroke serta
untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah yakni Evidence
Base Practice.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari tugas Evidence Base Practic ini adalah sebagai berikut :
1. Memperluas cakrawala berfikir mahasiswa tentang praktik asuhan keperawatan
yang dapat diaplikasikan di berbagai lingkup dalam hal ini berkaitan dengan
terapi komplementer
2. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan terutama dalam profesi
keperawatan
3. Hasil dari laporan ini dapat dijadikan sebagai data tambahan yang dapat
dikembangkan oleh instansi terkait sebagai pertimbangan dalam inovasi asuhan
keperawatan.
3
BAB II
TIANJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Stroke
Stroke adalah penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah
otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Arif Mutaqqin, 2008).
Stroke adalah defisit dopler (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. (Pinzon,
Asanti, 2010).
2. Klasifikasi
a. Stroke Haemorhagi
2. Stroke Involusi
2. Stroke Komplit
5
3. Etiologi
a. Tromosis Serebi
b. Emboli Serebri
c. Hemoragi
4. Patofisiologi
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja didalam
arteri arteri yang membentuk sirkulasi Willisi: arteria karotis interna dan
system vertebrobasilar dan semua cabang cabangnya. Secara umum, apabila
aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 samapi 20 menit, akan
terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu
arteri tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak yang diperdarahi oleh
arteri tersebut.
c. Gangguan aliran darah akibat bukuan atau embolus infeksi yang berasal
dari jantung atau pembuluh ekstrakranium
7
5. Manifestasi Klinis
8
6. Penatalaksanaan Stroke
a. Penatalaksanaan umum
f) Kontrol kejang jika ada dengan pemberian anti konvulsan dan cegah resiko
injuri
2) Fase rehabilitasi
9
b. Pembedahan
1) Stroke iskemia
2) Stroke haemoragik
7. Komplikasi
1) Infeksi pernafasan
3) Konstipasi
4) Tromboflebitis
2) Dislokasi sendi
2) Sakit kepala
3) Kraniotomi
d. Hidrosefalus
B. Akupresur
1. Pengertian
Akupresur merupakan suatu metode tusuk jari yang didasarkan pada
pengetahuan bahwa semua organ tubuh manusia dihubungkan satu sama lain
oleh suatu saluran (meridian) yang menjelajahi seluruh permukaan tubuh
untuk menghantarkan energi ke seluruh tubuh (Sunetra, 2010). Akupresur
adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan tradisional jenis keterampilan
dengan cara merangsang titik tertentu melalui penekanan pada permukaan
tubuh dengan menggunakan jari maupun benda tumpul untuk tujuan
kebugaran atau membantu mengatasi masalah kesehatan (Kemenkes, 2011).
Menurut Wong, (2011), menjelaskan perbedaan akupresur dengan
akupunktur, akupresur dilakukan dengan menggunakan jari tangan
sedangkan akupunktur dengan menggunakan jarum, namun menggunakan
titik tekan yang sama pada meridian organnya. Meridian merupakan
jalur-jalur aliran energi vital yang ada pada tubuh manusia yang
menghubungkan masing-masing bagian tubuh membentuk sebuah kesatuan
yang utuh dalam tubuh.
11
3. Mekanisme kerja
Menurut Saputra, (2000) menjelaskan bahwa mekanisme kerja dari
akupunktur/akupresur masih belum bisa dijelaskan secara tuntas oleh para
peneliti. Hal tersebut juga didukung oleh Sunetra, (2004) yang menjelaskan
bahwa berbagai penelitian yang dilakukan oleh peneliti di negara China dan
negara-negara barat, belum dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang
mekanisme kerja dari akupuntur/akupresur. Teori (endorfin) dan teori
kekebalan tubuh menjelaskan bahwa penekanan pada permukaan tubuh akan
merangsang keluarnya zat-zat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
4. Cara penekanan
Penekanan atau pemijatan pada titik akupresur dilakukan dengan
mempertimbangkan reaksi “yang“ yaitu reaksi yang menguatkan energi (qi)
sedang yang melemahkan energi (qi) disebut reaksi “yin”. Reaksi “yang dan
yin” dipengaruhi oleh lamanya penekanan atau arah penekanan. Penekanan
yang bereaksi menguatkan “yang”, dilakukan sebanyak 30 kali tekanan
dengan putaran mengikuti arah jarum jam atau searah dengan jalannya
meridian. Sedangkan penekanan untuk melemahkan atau menguatkan “yin”
dilakukan sebanyak 50 kali, putaran yang berlawanan dengan jarum jam,
berlawanan arah dengan meridiannya (Sunetra, 2004).
5. Manfaat
6. Larangan pemijatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lalu Hersika dkk (2018) yang
13
ekstremitas atas dan bawah pada pasien dengan stroke non haemoragic. Diperkuat
dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke dengan hasil akhir
kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas. Mustopa (2017) juga menjelaskan
pada klien pasca stroke, dengan hasil akupresure dapat meningkatkan kemampuan
pergerakan tangan, aktifitas tangan lanjutan dan fungsi lanjutan pergerakan rentang
14
Terkait pelaksanaan akupresure itu sendiri dapat dilakukan sesering mungkin
beberapa kali 1 hari atau beberapa kali dalam 1 jam. Dari beberapa penelitian
menyarankan akupresure dilakukan setiap hari dengan intensitas 2x hingga 3x
sehari. (Michael, Reed 1981)
Tidak melakukan akupresure saat kondisi badan sedang panas karena aktifitas
fisik atau 30 menit setelah mandi saat kondisi badan sedang rilekx (Kevin T,
Boyd 2011)
15
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu
Waktu pelaksaan dilakukan pada 2x dalam 1 hari
B. Sasaran
Klien pasca stroke iskemik atau dalam kondisi kelemahan otot
C. Tempat
Ruang Flamboyan Kelas II dan III RSUD Kota Bandung
D. Setting
a. Persiapan Pelaksanaan
1) Menentukan rencana kegiatan
2) Mengajukan proposal kegiatan
3) Melakukan konsultasi, perbaikan proposal, dan kegiatan yang akan dilaksanakan
4) Menentukan waktu kegiatan dan mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam
pelaksanaan
5) Mengumpulan data tentang pasien dengan pasien post stroke
b. Pelaksanaan
1) Meminta izin kepada kepala ruangan ataupun CI sebelum melaksanakan intervensi
pada pasien
2) Mahasiswa menemui pasien dan keluaga, mengucapkan salam, mengevaluasi
keadaan pasien, menjelaskan tentang tujuan, manfaat terapi akupresure kemudian
memberikan informed consent.
3) Pasien atau keluarga yang menyetujui dijadikan responden diminta untuk
menandatangani lembar informed consent.
4) Melakukan pengkajian data fokus
5) Mengimplementasikan terapi akupresure sesuai dengan SOP
6) Melakukan evaluasi tindakan
7) Catat pada pelaporan tindakan / catatan perkembangan
16
A. Instrument
1. Alat dan bahan pengumpulan data
a. Alat yang dibutuhkan sesuai dengan SOP.
b. Rekam medis pasien
c. Format evaluasi tindakan
2. Alat dan bahan pelaksanaan
a. Alas bantu pemijatan
b. Sarung tangan (bila perlu)
c. Kapas alcohol
d. Bengkok
B. Prosedur
Persiapan pasien
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Posisikan klien senyaman mungkin
6. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi yang nyaman
Persiapan alat
1. Alas bantu pemijatan
2. Sarung tangan (bila perlu)
3. Kapas alcohol
4. Bengkok
Cara kerja
Tahap orientasi
17
1. Jaga privasi klien dengan menutup tirai
2. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang (supinasi),
duduk, duduk dengan tangan bertumpu di meja, berbaring miring, atau tengkurap
dan berikan alas
3. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat tindakan
akupresur yang akan dilakukan, jika perlu
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Cari titik-titik rangsangan yang ada di tubuh, menekannya hingga masuk ke sistern
saraf. Bila penerapan akupuntur memakai jarum, akupresur hanya memakai gerakan
dan tekanan jari, yaitu jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus.
6. Kemudian lakukan penekanan pada 12 titik atau jalur meridian utama tubuh dan 2
titik meridian tubuh tambahan. Meridian tubuh adalah saluran untuk menyebarkan
chi (energi vital) ke seluruh tubuh.
7. Penekanan dilakukan sekitar 10-15 menit atau sampai rasa sakitnya mulai
berkurang.
Terminasi
C. Pengelolaan Pasien
1. Pengkajian Fokus
Tanggal/ Pasien Kelolaan Data Fokus
Jam
18
2. Implementasi & Evaluasi
No. Pasien Tanggal Skala Otot Pre Skala Otot Post
Kelolaan Implementasi Terapi Akupresure Terapi Akupresure
3. Evaluasi Tindakan
Skala Hasil
No Evaluasi yang di Nilai
0 1 2 3 4 5
19
DAFTAR PUSTAKA
Andra Saferi & Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Ii Keperawatan Dewasa Teori
Dan Contoh Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Dharmojono. 2010. Kapita Seleksa Kedokteran Veteriner. Pustaka Populer Obor : Jakarta
Lalu Hersika Dkk (2018). Effect Of 14 Point Acupressure On Upper And Lower Extremityu
Muscle Strength Level In Patients With Non Haemorrhagic Stroke. Belitung Nursing
Journal
M Adam (2014) Akupresure Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Dan Rentang Gerak
Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke. Jurnal Keperawatan Indonesia
Medical Research Council. Aids To The Examination Of The Peripheral Nervous System,
Memorandum No. 45, Her Majesty’s Stationery Office, London, 1981.
Mubarak, Wahid Iqbal 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi Jakarta :
Salemba Medika
Mukhoirotin 2016. Pengaruh Akupresure Pada Titik Sanyinjiao Dan Slow Stroke Back
Massage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid. Skripsi Keperawatan 2016
Mustopa (2017) Peningkatan Fungsi Motoric Melalui Akupresur Pada Klien Pasca Stroke.
Jurnal Keperawatan BSI
Muttaqin, Arif 2009. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta Salemba Medika
R, Reza 2010. Pengaruh Akupresre Terhadap Kualitas Tidur Pada Usia Lanjut. Airlangga
University Press: Surabaya
Rizaldy, Pinzon , Asanti 2010. Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan Dan
Pencegahan. Yogyakarta: Andi
Saputra. 2000. Akupuntur Dalam Pendekatan Ilmu Kedokteran. Airlangga University Press.
Surabaya
Standar Operasional Prosedur. RSCM. 2014. Departemen Akupunktur Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo.
20
Wong, Ferry. 2011. ACUYOGA: Kobinasi Akupresur Dan Yoga. Penebar Swadaya Group.
Depok
Michael, Reed (1981). How to apply Pressure to Accupresure Point. Tokyo; Japan
Publication Page 121-247
Kevin T, Boyd (2011). Pointfinder Classic For Accupresure Guide. Publishing ; Shaman
21