OLEH
213111029
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis
diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka
akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau rupture Perdarahan pada otak disebabkan oleh
ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.
Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering menyebabkan kematian
dibandingkan keseluruhan penyakit serebro vaskuler, karena perdarahan yang luas terjadi
destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falk serebei atau lewat foramen magnum. Kematian dapat
disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder
atau ekstensi perdarahan ke batang otak.Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada
sepertiga kasus peradarahan otak di nekleus kaudatus, talamus, dan pons.Jika sirkulasi
serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral.Perubahan yang disebabkan oleh
anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit.Perubahan inversibel jika anoksia
lebih dari 10 menit.Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
satunya henti jantung. Selain kerusakan perenkim otak, akibat volume perdarahan yang
relatif banyak akan mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan
perfusi otak serta gangguan drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar dan
kaskade iskemik akibatmenurunyatekananperfusi, menyebabkansaraf di area yang
terkenadansekitarnyatertekanlagi. (ArifMutaqin, 2013)
5. Penatalaksanaan Stroke Non Hemoragik
Terapi pada penderita stroke non hemoragik menurut Esther (2010)
dalam Setyadi (2014) bertujuan untuk meningkatkan perfusi darah ke
otak, membantu lisis bekuan darah dan mencegah trombosis lanjutan,
melindungi jaringan otak yang masih aktif dan mencegah cedera
sekunder lain, beberapa terapinya adalah :
Intrvensikeperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Planning/
O keperawata kriteria hasil Intervensi (SIKI
n (SDKI) (SLKI)
Gangguan Setelah dilakukan Manajemen
MobilitasFi tindakan Nyeri (1.08238)
sikb.dgang keperawatan
guanneuro diharapkan - Identifikasi lokasi,
moskuler Mobilitas Fisik durasi, frekuensi ,
(D.0054) klien kualitas intesitas nyeri
meningkatkan - Idantifikasi skala nyeri
KH: - Identifikasipengaruh
1. Pergerakan nyeri pada kualitas
ekstremitas hidup
meningkat Edukasi
2. Kecemasan Mobilisasi (I.12394)
menurun - Ajarkan mobilisasi
3. Kekuatan otot ditempat tidur
meningkat - Anjurkan
4. Nyeri pasien/keluarga
menurun mendemostrasik an
5. Kaku sendi mobilisasi, miring
menurrun kanan miring kiri
6. Gerakan tidak - Demonstrasikan cara
terkoordinasi melatih rentang gerak
menurun
7. Gerakan Dukungan mibilisasi
terbatas (I.05173
menurun - Ajarkan mobilisasi
Kelemahan fisik sederhana
menurun
Deficit Setelah dilakukan SIKI (1.11348)
perawat diri tindakan Observasi;
b.d keperawatan - Identifikasi
gangguan diharapkan kebiasaan aktivitas
neumuskul perawatan perawatan diri
er diriklien Sesuai usia
(D.0109) meningkat - Monitor tingkat
dengan kriteria kemandirian
hasil (L.09069) - Identifikasi kebutuha
1.kemampuan alat bantu kebersihan
melakukan diri ,berpakaian,
perawatan diri berhias, dan makan
meningkat Terapeutik :
2.
mempertahank - Sediakan lingkungan
an diri yang terapeutik (mis;
meningkat suasana hangat,rileks
3. kemampuan privasi
toileting - Siapkan keperluan
meningkat pribadi (mis farfum,
4.kemampuan sikat gigi, dan sabun
makan mandi)
meingkat - Dampingi dalam
5.kemampuan melakukan
mandi perawatan diri
meningkat sampai mandri
- Fasilitas utuk
keadaan
ketergantungan
- Fasilitas
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan diri
Edukasi;
- Anjurkan melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andra.S dan Yessie M. Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika