Kelompok 2
Penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran darah ke otak secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan kerusakan neurologis
Tipe
Tipe
Okslusif/Penyumbatan
Hemografi/Pendarahan
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak. Stroke dapat terjadi karena pembentukan trombus disuatu arteri
serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain di
tubuh, atau akibat perdarahan otak (Corwin, 2001).
B. Epidemiologi
Di AS, stroke mrp penyebab kematian ke-3 setelah jantung dan kanker,
diderita oleh 500.000 orang per tahunnya
1. Stroke Hemoragik = Disebabkan adanya kenaikan darah yang akut atau penyakit
lain yang menyebabkan melemahnya pembuluh darah.
Emboli, yaitu adalah kondisi di mana benda atau zat asing seperti gumpalan darah
atau gelembung gas tersangkut dalam pembuluh darah
Ateroskelosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat
penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.
Trombosis, yaitu bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak
Faktor Risiko
Jenis Kelamin = Insidensi atau risiko pada pria 19% lebih tinggi dari
pada wanita
Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori dengan kondisi yang berbeda, yaitu :
1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik.
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum.
Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal
berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang
sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang
terutama ekspresif atau reseptif.
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil
sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
3. Gangguan persepsi
Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat
mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan
visual-spasial dan kehilangan sensori.
Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Bare (2002), antara lain: defisit
lapang pandang, defisit motorik, defisit sensorik, defisit verbal, defisit kognitif dan
defisit emosional.
2. Defisit Motorik
a. Hemiparesis (kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama).
b. Hemiplegi (Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama).
c. Ataksia (Berjalan tidak mantap, dan tidak mampu menyatukan kaki.
d. Disartria (Kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti
yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan
bicara.
e. Disfagia (Kesulitan dalam menelan)
5. Defisit Kognitif
6. Defisit Emosional
Kehilangan kontrol diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takut, bermusuhan dan marah
g. Perasaan isolasi
Terima Kasih