Anda di halaman 1dari 17

Stroke

Kelompok 2

1. Erina Naaf’iu Fadhillah (203333105)


2. Mochamad Luqni Maulana (203333106)
3. Uswatun Hasanah (203333107)
A. Definsi

Penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran darah ke otak secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan kerusakan neurologis

Tipe
Tipe
Okslusif/Penyumbatan
Hemografi/Pendarahan

Yaitu stroke yang


disebabkan adanya Yaitu stroke yang
penyumbatan disebabkan pendarahan
pembuluh darah intrakranial
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal
maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan
peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat
pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan
pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf
(neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke
(Junaidi, 2011).

Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi


otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak
(Smeltzer & Bare, 2002).

Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak. Stroke dapat terjadi karena pembentukan trombus disuatu arteri
serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain di
tubuh, atau akibat perdarahan otak (Corwin, 2001).
B. Epidemiologi

Di AS, stroke mrp penyebab kematian ke-3 setelah jantung dan kanker,
diderita oleh 500.000 orang per tahunnya

Di Indonesia, menurut SKRT th 1995, stroke termasuk penyebab


kematian utama, dengan 3 per 1000 penduduk menderita penyakit
stroke dan jantung iskemik.

Di dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit


serebrovaskuler seperti jantung koroner dan stroke berada di urutan
kedua penyebab kematian tertinggi di dunia.

Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15 % adalah


stroke hemoragik
C. ETIOLOGI

1. Stroke Hemoragik = Disebabkan adanya kenaikan darah yang akut atau penyakit
lain yang menyebabkan melemahnya pembuluh darah.

2. Stroke oklusif atau stroke istemik = Disebabkan penyumbatan pembuluh akibat


dari :

Emboli, yaitu adalah kondisi di mana benda atau zat asing seperti gumpalan darah
atau gelembung gas tersangkut dalam pembuluh darah
Ateroskelosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat
penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.
Trombosis, yaitu bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak
Faktor Risiko

Usia = Risiko terkena stroke akan meningkat sebanding dengan


meningkatnya usia (Usia>55, risikonya meningkat 2 kali lipat)

Hipertensi = Terdapat hubungan antara tingginya tekanan darah


dengan risiko terjadinya stroke

Jenis Kelamin = Insidensi atau risiko pada pria 19% lebih tinggi dari
pada wanita

TIA (Transient Istemic Attack) = 60% kasus istemik didahului


dengan TIA, jika makin sering terjadi maka risiko terjadinya stroke
semakin besar
D. Klasifikasi Stroke

Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori dengan kondisi yang berbeda, yaitu :

Stroke hemorhagic terdapat timbunan Stroke iskemik terjadi karena


darah di subarahchnoid atau kurangnya suplai darah
intraserebral. ke otak sehingga kebutuhan oksigen
dan nutrisi kurang mencukupi.
1. Stroke Isemik atau Non Hemoragi

a. Transient Ischemic Attack (TIA)


Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang gejalanya
berlangsung kurang dari 24 jam atau serangan sementara dan
disebabkan oleh thrombus atau emboli. Satu sampai dua jam biasanya
TIA dapat ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga belum bisa
teratasi sekitar 50 % pasien sudah terkena infark.

b. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)


Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih 24 jam,
biasanya RIND akan membaik dalam waktu 24–48 jam.

c. Stroke In Evolution (SIE)


Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang
dimana terlihat semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit
neurologis yang timbul berlangsung bertahap dari ringan sampai
menjadi berat.

d. Complete Stroke Non Hemorrhagic


Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen tidak
berkembang lagi bergantung daerah bagian otak mana yang mengalami
infark.
2. Stroke Hemoragi
a. Hemoragi ekstradural (hemoragi epidural) adalah kedaruratan bedah
neuro yang memerlukan perawatan segera. Stroke ini biasanya diikutidengan fraktur
tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri
meningens lainnya. Pasien harus diatasi beberapa jam setelah
mengalami cedera untuk dapat mempertahankan hidup.

b. Hemoragi subdural (termasuk subdural akut) yaitu hematoma subdural


yang robek adalah bagian vena sehingga pembentukan hematomanya
lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak.

c. Hemoragi subaraknoid (hemoragi yang terjadi di ruang subaraknoid)


dapat terjadi sebagai akibat dari trauma atau hipertensi tetapi penyebab
paling sering adalah kebocoran aneurisma.

d. Hemoragi interaserebral, yaitu hemoragi atau perdarahan di substansi


dalam otak yang paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi
dan aterosklerosis serebral karena perubahan degeneratif karena
penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah.
E. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal
(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena
gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).
Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap otak.
Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi
pembuluh darah.

Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan


menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika
sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat revensibel
untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih
dari 10 menit. Anoksia serebtal dapat terjadi oleh karena gangguan yang
bervariasi, salah satunya cardiac arrest.
F. Gejala dan Tanda

1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik.

2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum.
Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal
berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang
sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang
terutama ekspresif atau reseptif.
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil
sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
3. Gangguan persepsi
Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat
mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan
visual-spasial dan kehilangan sensori.

4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik


Disfungsi ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan dalam pemahaman,
lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi
masalah frustasi dalam program rehabilitasi mereka.

5. Disfungsi kandung kemih


Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius
sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal/bedpan.
G. Manifestasi Klinis dari Komplikasi Penyakit

Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Bare (2002), antara lain: defisit
lapang pandang, defisit motorik, defisit sensorik, defisit verbal, defisit kognitif dan
defisit emosional.

1. Defisit Lapang Pandangan


a. Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan penglihatan
b. Kesulitan menilai jarak
c. Diplopia

2. Defisit Motorik
a. Hemiparesis (kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama).
b. Hemiplegi (Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama).
c. Ataksia (Berjalan tidak mantap, dan tidak mampu menyatukan kaki.
d. Disartria (Kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti
yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan
bicara.
e. Disfagia (Kesulitan dalam menelan)

3. Defisit Sensorik : kebas dan kesemutan pada bagian tubuh


4. Defisit Verbal
a. Afasia ekspresif (Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami)
b. Afasia reseptif (Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan)
c. Afasia global (kombinal baik afasia reseptif dan ekspresif)

5. Defisit Kognitif

a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang


b. Penurunan lapang perhatian
c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
d. Perubahan penilaian

6. Defisit Emosional
Kehilangan kontrol diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takut, bermusuhan dan marah
g. Perasaan isolasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai