ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH)
DI RUANG RAJAWALI 2A RSUP DR. KARIADI SEMARANG
DISUSUN OLEH
ARUMDA KURNIASIH AZIZAH
NIM. P1337420619005
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau mengembangkan
ilmu keperawatan medikal bedah khususnya asuhan keperawatan pada pasien
Stroke Non-Hemoragik (SNH)
b) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data bagi peneliti
berikutnya khususnya yang terkait dengan asuhan keperawatan pada pasien
Stroke Non-Hemoragik
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat diharapakan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
pedoman untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien Stroke
Non-Hemoragik (SNH).
b. Bagi management diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bagan
bagi kepala ruangan dalam melakukan monitoring atau suvervisi tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Stroke Non-Hemoragik
(SNH)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Angiografi Serebri
Angiografi serebri adalah prosedur yang melibatkan pencintraan sinar-x
untuk menghasilkan gambar pembuluh darah otak. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi adanya gangguan atau penyakit pada pembuluh darah otak,
seperti aneurisma dan arterosklerosis (plak) (Windi, 2018).
2) Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi adalah pengambilan cairan serebrospinal untuk
pemeriksaan adanya penyakit pada otak dan tulang belakang (Suharsono,
2014).
3) CT Scan
CT scan adalah suatu teknik pemeriksaan diagnostik imaging atau
pencitraan yang menggunakan teknologi computer berbasis x-ray untuk
memdeteksi adanya kerusakan otak (Ardiyanto, 2014).
4) Magnetic Imaging Resonance (MRI)
Magnetic Imaging Resonance (MRI) adalah suatu teknik pemeriksaan
diagnostik imaging atau pencitraan yang menggunakan teknologi magnet
dan gelombang radio untuk mendapatkan hasil gambar organ lebih rinci
(Felayani, 2019).
5) USG Doppler
USG doppler adalah alat pemeriksaan kesehatan menggunakan
gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memantau kondisi aliran darah
dan pembuluh darah (Rodiani, 2019).
6) EEG
Elektroensefalografi adalah alat untuk merekam elektrik disepanjang kulit
kepala yang dihasilkan dari arus ion didalam neuro otak (Multajam, 2016).
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Gula Darah Sewaktu
Pemeriksaan gula darah bertujuan untuk memeriksa kadar glukosa pada
tubuh yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis dan memantau
penyakit diabetes (Kustaria, 2017)
2) Kreatinin Fosfokinase
Kreatinin fosfokinase (CPK) merupakan enzim yang ditemukan dalam
konsentrasi tinggi pada otot jantung dan otot rangka, dan dalam
konsentrasi rendah dalam pembuluh darah, jika konsentrasi CPK tinggi
dalam darah maka mengindikasikan ada cedera pada otak (Sari, 2018)
3) Kolesterol
Tes kolestrol disebut juka pemeriksaan profil lipid adalah pemeriksaan
medis berupa tes darah untuk mengukur jumlah total zat lemak(kolestrol
dan trigliserida) dalam darah (Listyaningrum, 2019)
4) Hematokrit
Hematokrit adalah kadar sel darah merah dalam darah yang dapat menjadi
pertanda ada tidaknya penyakit tertentu (Mayangsari, 2017).
F. Penatalaksanaan
a. Pengobatan Farmakologis
Penatalaksanaan stroke non hemoragik dapat dilakukan dengan pengobatan
konservatif dan pengobatan pembedahan (Muttaqin, 2008)
1) Pengobatan Konservatif
- Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intraarterial.
- Pemberian antitrombosit karena trombosit memainkan peran
sangat penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
Antiagregasi thrombosis seperti aspirin dapat diberikan untuk
digunakan sebagai penghambat reaksi pelepasan agregasi
thrombosis yang terjadi setelah ulserasi atheroma.
- Antikoagulan dapat diberikan untuk mencegah terjadinya atau
memberatnya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam
system kardiovaskular.
2) Pengobatan Pembedahan
- Endosteroktomi karotis dilakukan dengan tujuan untuk membentuk
kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.
- Revaskularisasi merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki aliran darah arteri coroner yang
tersumbat atau menyempit sehingga darah bisa mengalir lancer
kembali.
- Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
b. Pengobatan Nonfarmakologis
G. PROGRAM TERAPI
Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi &
Kandungan Farmakologi
Terapi Interna
Sub KGH :
Bic- Nat 500 mg/ 8 Golongan elektrolit Mengatasi asidosis
jam metabolic, urine
yang terlalu asam
dan asam lambung
berlebih
Asam Folat 1 mg/24 Vitamin Pembentukan sel
jam darah merah
Kandesartan 4 mg/ Obat resep Untuk pengobatan
24jam tekanan darah
tinggi
Terapi Interna Untuk
Sub endokrin : menurunkan kadar
- Insulin sc gula darah dalam
(Lantus)
- Glikuidon 15 mg/12
jam
IV. IMPLEMENTASI
Dx. 3 1.Mengidentifikasi DS :
lokasi, karakteristikk, Pasien
durasi, frekuensi, mengatakan
kualitas, intensitas nyeri di bagian
nyeri kepala
2. Mengidentifikasi DO :
skala nyeri Pasien tampak
meringis
kesakitan
Skala Nyeri : 4
3. 10/9/2021 Dx.1 Mempertahankan DS :
05.36 suhu tetap normal Pasien
mengatakan
bahwa suhu
badannya tidak
panas
DO :
Suhu : 36 ℃
V. EVALUASI
TGL/ JAM MASALAH KEPERAWATAN CATATAN PERKEBANGAN TTD
11/09/2021 Risiko perfungsi serebral S:
Pukul 11.00 tidak efektif (D.0017-SDKI) Pasien mengatakan sudah bisa
b.d hipertensi berbicara sedikit-sedikit
O:
- KU : sedang
- Kesadaran : composmentis
- TD : 149/90 mmHg
- N : 90x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,40C
- spO2 : 98%
- GDS : 205
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
11/09/2021 Gangguan mobilitas fisik S:
Pukul 11.00 b.d penurunan kekuatan Pasien mengatakan aktivitasnya
WIB otot masih dibantu oleh keluarga dan alat
bantu
O:
- Kelemahan fisik cukup
menurun.
- Nyeri menurun
- TD : 149/90 mmHg
- N : 90x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,40C
- spO2 : 98%
- GDS : 205
A:
Masalah keperawatan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
11/09/2021 Nyeri akut b.d agen S:
pencedera fisiologis - Pasien mengatakan nyeri
pada kepala berkurang
P : Nyeri dirasakan ketika
berdiri
Q : Nyeri seperti digigit
semut
R : Nyeri dibagian kepala
S : Skala 2
T : Nyeri hilang timbul
O:
- KU : sedang
- TD : 149/90 mmHg
- N : 90x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,40C
- spO2 : 98
- Terpasang inf RL 20 tpm
- GDS : 205
- keluhan nyeri menurun
- meringis menurun
- gelisah menurun
P : Lanjutkan intervensi
- identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri non
verbal
- Identifikasi factor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri