PENDAHULUAN
cepat akibat gangguan funsi otak fokal ( global ) dengan gejala- gejala
tanpa ada penyebab lain yang jelas selain vaskuler. ( Hendro Susilo, 2008).
stroke sebesar 51% diseluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
kadar glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh
glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak (Rico dkk, 2008).
kesehatan sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis
2007 prevalensinya berkisar pada angka 8,3% sementara pada tahun 2013
dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%
penyakit stroke pada umur ≥15tahun 2013 di Sumatera Barat naik dari
7,4% menjadi 12,2% diamana juga terjadi peningkatan pada usia 15-24
tahun (0,2 % menjadi 2,6%) usia 25-34 tahun (0,6% menjadi 3,9%) usia
laki laki dan wanita hamper tidak berbeda. Laki laki yang berumur 45
25%. Sedangkan resiko wanita terkena stroke 20%. Pada laki laki
Stroke adalah cedera vascular akut pada otak. Ini berarti stroke adalah
suatu cidera mendadak dan berat pada pembuluh darah otak. Cidera dapat
Faktor risiko yang dapat di modifikasi sama untuk kelompok usia muda
dan tua namun prevalensi faktor risiko ini tidak sama pada kedua usia ini.
yang paling umum pada kalangan orang tua. Sebaliknya pasien stroke
pada usia muda memiliki aktor risiko dislipidemia (60%) merokok (44%)
dan hipertensi (39%). Dalam penelitian lain tiga faktor risiko yang paling
banyak terajadi pada pasien stroke usia muda adalah merokok (49%)
dimana faktor risiko pada usia muda yaitu dislipidemia (52.7%), merokok
laki laki dan wanita hamper tidak berbeda. Laki laki yang berumur 45
25%. Sedangkan resiko wanita terkena stroke 20%. Pada laki laki
Dari data yang diperoleh oleh penulis pada hari kamis tanggal 07-06-2018
Stroke Hemoragik.
Mochtar Bukittinggi.
Mochtar Bukittinggi.
Keperawatan.
peneliti selanjutnya.
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
ini dikenal dengan nama apoplexy, kata ini berasal dari bahasa
2.1.3 Etiologi
diantaranya :
keturunan).
a) Kebiasaan merokok.
b) Penyakit jantung
c) Diabetes mellitus
e) Obesitas
bagi wanita.
f) Merokok
a) Usia
b) Jenis kelamin
tubuh.
c) Riwayat keluarga
d) Perbedaan ras
1) Afasia motorik
mengungkapkan bicara.
2) Sensorik
3) Afasia global
VI.
g) Disfagia
esophagus.
h) Inkontinensia.
bowel.
Lokasi Syndrome
Arteri Karotis Interna a. Kelumpuhan pada tangan, kaki
(ICA) dan wajah yang berlawanan
dengan kerusakan otak.
b. Gangguan sensori pada kaki,
wajah, dan tangan yang
berlawanan dengan kerusakan
otak.
c. Afasia, apraksia, agnosia
Middle Cerebral Arteri a. Hemiplegi kontralateral .
(MCA) b. Gangguan sensori kontralateral.
c. Afasia .
Anterior Cerebral a. Paralisis kontralateral
Arteri (ACA) b. Gangguan berjalan
c. Kehilangan sensoris
d. Kerusakan kognitif
e. Inkontinensia urine
Arteri Vertebra a. Pusing
b. Nistagmus
c. Dispagia
d. Disatria
e. Nyeri pada muka, hidung, atau
mata
f. Kelemahan pada wajah
g. Gangguan pergerakan
Arteri basiler a. Quadriplegia
b. Kelemahan otot wajah, lidah,
dan faringeal
(Tarwoto, 2013).
1) Mekanisme anastomis
vertebralis :
a) Arteri Karotis
b) Arteri Vertebralis
dramatis.
2) Mekanisme autoregulasi
menit anoksia.
WOC
Faktor- faktor resiko
Aterosklerosis, hiperkoagulasi,
Katup jantung rusak, miokard infark, Aneurisma, malformasi,
artetis
endokarditis, fibrilasi arteriovenous
Emboli serebral
Perembesan darah ke
parenkim otak, penekanan
Pembuluh darah oklusi, jar otak, infark otak,
Stroke edema, hemiasi otak
iskemik jar otak, edema
dan kongesti jar sekitar
Defisit neurologis
Infark serebral Kehilangan kontrol Risiko peningkatan Kerusakan lobus frontal Disfungsi bahasa,
volunter TIK kapasitas, memori/fungs dan komunikasi
Depresi saraf
4. Defisit kardiovaskuler dan
perawatan diri Kehilangan pernapasan
tonus otot
koma
Kegagalan
Intake nutrisi Kelemahan fisik kardiovaskuler
tidak adekuat umum dan pernapasan
5. Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari Penurunan kematian
tingkat
kesadaran
Penekanan
jaringan
setempat
6. Resiko
kerusakan
integritas
WOC stroke 36
hemoragik
Nanda ( 2015 –
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral
malformasi vaskuler
2. CT scan
3. Lumbal pungsi
5. USG Doppler
37
6. EEG
otak
7. Sinar tengkorak
2008)
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Medis
a) Pembedahan
b) Terapi obat-obatan
hemoragik.
3) Antikonvulsan : fenitolin
38
2. Keperawatan
penggunaan ventilator
EKG.
antikoagulan.
b) Fase rehabilitasi
39
5) Pertahankan komunikasi yang efektif.
2.1.8 Komplikasi
1. Hipoksia serebral
3. Embolisme serebral
(Suddarth, 2010).
40
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sering kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak. Pada
5.2 Saran
maka penulis dapat memberikan saran yang mungkin berguna bagi para
DAFTAR PUSTAKA
43
Adib, M.,2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi
Jantung, danStroke. Yogyakarta: Dianloka Printika.
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.Jakarta:
Interna Publishing.
Badan pusat statistic, (2013, juli) bps. go. Id. [online], http:// sp 2010. Bps. go. Id
/index. Php / siti/ table? Tid = 321
EGC
44
Rico JS, Suharyo H, dan Endang K. 2008. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Stroke pada Usia Muda Kurang dari 40
Tahun. Jurnal Epidemiologi.2008:1-13.
45
46
47