Anda di halaman 1dari 9

Efektifitas Pemberian Posisi Head Up 15° Terhadap Perubahan MAP Pada

Pasien Stroke di Ruang Neurologi RSUD Koja Jakarta

Diawati*, Erwan**, Atih***, Masmun****


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Emai : Diawati.dd@gmail.com

Abstrak

Stroke merupakan penyakit neurologis kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang diakibatkan karena terputusnya aliran darah ke otak, tersumbatnya pembuluh
darah ke otak sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke otak berkurang. Gambaran
patologik menunjukan ekstravasasi darah karena robeknya pembuluh darah otak.
Diikuti pembentukan edema dalam jaringan otak disekitar hematoma. Akibatnya,
terjadi diskontinuitas jaringan dan kompresi oleh hematoma dan edema pada struktur
sekitar termasuk pembuluh darah otak dan menyempitkan/menyumbatnya, sehingga
terjadi pula iskemi pada jaringan yang dilayaninya. Maka gejala klinis yang timbul
bersumber dari destruksi jaringan otak. Hal tersebut akan menyebabkan berbagai
macam gangguan neurologis, salah satu dampak yang ditimbulkan yaitu peningkatan
TIK. Dampak dari peningkatan TIK tersebut menyebabkan terjadinya nyeri kepala
yang hebat, muntah proyektil, hipertensi, bradikardi, pupil anisokor, dan penurunan
kesadaran.Dalam hal ini perawat memiliki peranan penting dalam mengatasi
perubahan MAP pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas pemberian posisi head up 15º terhadap perubahan MAP pada pasien stroke.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment pretest and posttest one group
design. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan kuesioner dan lembar observasi
MAP (Mean Arterial Pressure). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 35
responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi penurunan nilai Pvalue 0,005
sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi head up 15º efektif terhadap perubahan MAP
pada pasien stroke. Diharapkan head up 15º dapat dijadikan acuan dalam penanganan
TIK pada pasien stroke dan diharapkan kepada peneliti lanjutan agar dapat melanjutkan
penelitian ini dengan menggunakan rancangan penelitian yang berbeda tidak hanya
dinilai dari MAP saja.

Kata Kunci : Stroke, MAP , Posisi head up 15º


Effectiveness of Head Up Position 15° Upon Attachment to Mean Atrial Pressure
(MAP) Changes in Stroke Patients in Neurology Room of Koja Hospital Jakarta

Abstract

Stroke is a neurological disease of sudden brain abnormalities caused by the


breakdown of blood flow to the brain, blockage of blood vessels to the supply of
nutrients and oxygen to the brain is reduced. Pathological features show extravasation
of blood due to tearing of the blood vessels brain. Followed by the formation of edema
in brain tissue around the hematoma. As a result, there is tissue discontinuity and
compression by hematoma and edema in surrounding structures including the cerebral
vessels and narrowing / blockage, resulting in ischemia in another tissue of the brain.
So the clinical symptoms that arise comes from the destruction of brain tissue. This will
cause various kinds of neurological disorders, one of the impacts of ICP improvement.
The impact of this increase in ICT causes severe headache, projectile vomiting,
hypertension, bradycardia, anisokor pupil, and decreased awareness. In this case
nurses have an important role in addressing ICT changes in stroke patients. The
purpose of this study was to determine the effectiveness of providing 15º head up
position to MAP changes in stroke patients. This research uses quasi experimental
pretest and posttest one group design method. The researcher collected data with
questionnaires and MAP (Mean Arterial Pressure) observation sheet. The number of
samples in this study were 35 respondents. The results showed that there was a
decrease in Pvalue value 0.005 so it can be concluded that the 15º head up position is
effective against MAP changes in stroke patients. It is expected that heads up to 15º
can be used as a reference in the treatment of ICT in stroke patients and is expected to
further researchers in order to continue this research using different research designs
not only judged from the MAP.

Keywords : Stroke, MAP, Head Up Position 15°


Pendahuluan 2012). Di pusat-pusat pelayanan
neurologi Indonesia jumlah penderita
Angka kejadian stroke terus gangguan peredaran darah otak
meningkat dengan tajam, jika tidak ada (GPDO) selalu menempati urutan
upaya penanggulangan stroke yang pertama dari seluruh penderita rawat
lebih baik maka jumlah penderita inap (Harsono.2015).
stroke pada tahun 2020 diprediksikan Berdasarkan survey data pasien
akan meningkat 2 kali lipat. Bahkan yang dirawat inap di sub instalasi rawat
saat ini Indonesia merupakan salah satu inap A RSUD Koja Jakarta, dari awal
negara dengan jumlah penderita stroke dibukanya instalasi rawat inap A
terbesar di Asia dan keempat didunia, terhitung Mei 2016 hingga September
setelah India, Cina, dan Amerika 2017, sebanyak 873 pasien dirawat
(World Health Organization, 2014). karena stroke. Dan data tiga bulan
American Heart Association terakhir (Juli-September 2017)
(2014), menyebutkan bahwa stroke mencapai 132 pasien yang mengalami
merupakan penyebab ketiga di dunia stroke. Setiap bulan, jumlah pasien
setelah penyakit jantung koroner dan yang dirawat karena stroke RSUD Koja
kanker baik di negara maju maupun Jakarta terus mengalami peningkatan
negara berkembang. Secara global, 15 (Medical Record RSUD Koja
juta orang terserang stroke setiap Jakarta,2017).
tahunnya, satu pertiga meninggal dan Menurut World Health
sisanya mengalami kecacatan Organization (WHO.2014), Stroke
permanen (American Stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak,
Association, 2015). umumnya akibat pecahnya pembuluh
Berdasarkan data Riskesdas darah ke otak atau karena tersumbatnya
(2013), prevalensi stroke di Indonesia pembuluh darah ke otak sehingga
mencapai 12,1%. Sedangkan pada pasokan nutrisi dan oksigen ke otak
tahun 2014 persentase penderita stroke berkurang. Stroke dibedakan menjadi 2
meningkat menjadi 21,1%. Prevalensi jenis yaitu stroke hemoragik dan non
tertinggi dimiliki oleh Provinsi hemoragik (Sudoyo, 2013).
Sulawesi Utara mencapai angka Menurut Sudoyo (2013), Stroke
(10,8%). Untuk DKI Jakarta nonhemoragik merupakan jenis stroke
menempati urutan ke 3 yaitu 8,7%. yang pada dasarnya disebabkan oleh
Menurut Muhammad (2009), kejadian oklusi pembuluh darah otak yang
tertinggi stroke terjadi pada usia diatas kemudian menyebabkan terhentinya
50 tahun ( 69,7% ), dan sisanya terjadi pasokan oksigen dan glukosa ke otak.
pada usia dibawah 50 tahun, dengan Stroke hemoragic merupakan
puncaknya pada usia 51-60 tahun. perdarahan serebri/subaraknoid yang
Terutama mengenai populasi usia > 75 disebabkan oleh pecahnya pembuluh
tahun yaitu sebesar 43,1% (Riskesdas, darah otak pada daerah tertentu
2013). Angka kejadian stroke (Mutaqqin.2011). Stroke merupakan
meningkat seiring dengan penyakit yang memerlukan perawatan
bertambahnya usia, semakin tinggi usia jangka panjang, sehingga untuk
seseorang semakin tinggi kemungkinan mendapatkan therapeutic outcome
stroke (Yayasan Stroke Indonesia, yang baik perlu kerjasama antara
berbagai tenaga kesehatan jaringan otak karena supply darah ke
(dokter,perawat, apoteker, pasien dan otak menurun. Serta dapat terbentuk
keluarga pasien). hematom di otak yang bisa
Pada pasien dengan stroke dapat mengakibatkan penekanan. Proses ini
ditemukan beberapa gambaran klinis memacu peningkatan tekanan
yang terjadi yaitu : defisit lokal, nyeri intracranial sehingga terjadi perubahan
kepala, muntah proyektil, hipertensi, dan herniasi jaringan otak yang dapat
penurunan kesadaran, kaku kuduk, mengakibatkan kompresi pada batang
hemiparesis, deviasi mata, gangguan otak (Caplan, 2006). Peningkatan
bicara, likuor, gangguan sirkulasi tekanan intrakranial merupakan kondisi
darah, dan paresis/gangguan N.III yang harus di tangani NCCU adalah
(Harsono,2009). Nyeri Akut, sakit positioning, hipervenitilation, kontrol
kepala seperti migrain akan suhu : hipotermi, kontrol tekanan darah,
menyebabkan peningkatan tekanan kontrol kejang, kolaborasi pemberian
intrakranial. Gejala akibat komplikasi diuretik, dan kontrol kebutuhan
akut menyebabkan kematian 5 kali metabolik (Deni, 2015).
lebih banyak dibandingkan akibat lesi, Penanganan kegawatdaruratan
dan bersama-sama keduanya pada pasien stroke salah satunya adalah
menyebabkan sekitar 20% kematian melakukan pengontrolan peningkatan
pada hari pertama. TIK yaitu dengan memberikan head up
Komplikasi akut yang terjadi posisi. Teori yang mendasari elevasi
adalah : Kenaikan tekanan darah, kepala ini adalah peninggian anggota
keadaan ini biasanya merupakan tubuh diatas jantung dengan vertikal
mekanisme kompensasi sebagai upaya axis , akan menyebabkan cairan serebro
mengejar kekurangan pasokan darah di spinal terdistribusi dari kranial ke ruang
tempat lesi. Kadar gula darah, pasien subarachnoid spinal dan memfasilitasi
stroke seringkali merupakan pasien DM venus return serebral Sunardi (2011,
sehingga kadar gula darah pasca stroke dalam Afif 2015).
tinggi. Gangguan jantung, baik sebagai Menurut Arafat (2016), terdapat
penyebab maupun sebagai komplikasi 85% pasien mengalami komplikasi
keadaan ini memerlukan perhatian setelah stroke dan 51% diantaranya
khusus karena sering kali memperburuk meninggal 30 hari pertama pasca stroke
keadaan stroke bahkan sering karena imobilitas. Mobilisasi dan
merupakan penyebab kematian. perubahan head up yang baik
Gangguan respirasi, baik akibat infeksi merupakan aspek utama dalam
maupun akibat penekanan di pusat perawatan pasien stroke. Jika posisi
napas. Infeksi dan sepsis merupakan yang diberikan kepada pasien stroke
komplikasi stroke yang serius. Ulcer pada fase akut dengan tepat maka akan
stress, yang sering menyebabkan memperbaiki pemulihan dan
terjadinya hematemesis dan melena mengurangi kecacatan yang signifikan
(Sudoyo,2010) . menurut hasil penelitian yang
Adanya perdarahan ini pada dilakukan oleh Munoz pada tahun 2015
jaringan otak menyebabkan di Acute Stroke Unite, Study hospital.
terganggunya sirkulasi di otak yang Hasil penelitian yang dilakukan
mengakibatkan terjadinya iskemik pada oleh Siti (2014), dalam judulnya yaitu
perbandingan posisi head up 15° dan Tujuan dari penelitian ini adalah
30° terhadap tekanan darah, nadi dan untuk mengetahui efektifitas pemberian
respirasi pada pasien yang mengalami posisi head up 15° terhadap perubahan
perubahan TIK di Ruang Neurologi MAP pada pasien stroke di ruang
RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung neurologi RSUD Koja Jakarta.
menyebutkan bahwa terdapat
perubahan yang signifikan pada Metode Penelitian
tekanan darah dan nadi pada pasien
yang mengalami peningkatan TIK. Jenis desain penelitian yang
Selain itu, Afif (2015) juga melakukan digunakan adalah quasi experimental,
penelitian mengenai pemberian posisi yang digunakan untuk mengungkap
kepala terhadap TIK pada pasien stroke hubungan sebab-akibat hanya dengan
di RS. Dr. Moewardi Surakarta bahwa cara melibatkan satu kelompok subjek,
setelah dilakukan tindakan posisi head sehingga tidak ada kontrol yang ketat
up dapat menurunkan peningkatan TIK, terhadap variabel.
hal tersebut dapat dibuktikan dengan Jenis rancangan penelitian ini
penurunan tekanan darah, penurunan yaitu pretest and posttest one group
MAP, keluhan nyeri berkurang, tidak design dimana kelompok intervensi
ada mual dan muntah proyektil. Posisi diberikan posisi head up 15°.
head up yang dapat mengontrol TIK Skema 1
yaitu menaikkan kepala dari tempat Rancangan Penelitian
tidur sekitar 15° – 30°. Tujuannya
untuk menurunkan TIK, jika posisi O1 X O2
kepala lebih tinggi dari 30° maka
tekanan perfusi otak akan turun
(Sunardi, 2010).
Hasil wawancara dengan 7 Keterangan
perawat yang bertugas di ruang O : MAP sebelum diberikan intervensi
neurologi RSUD Koja Jakarta, X : Intervensi head up posisi 15°
informasi yang diperoleh bahwa 4 OI : MAP setelah diberikan intervensi
perawat mengatakan kegiatan yang
biasa dilakukan pada penatalaksanaan Dalam penelitian ini rumus
pasien stroke adalah melakukan sample yang digunakan adalah slovin
observasi GCS, Memberikan diit cair dengan tekhnik perposive sampling.
atau sonde, mengukur TTV, Instrumen yang digunakan untuk
memberikan posisi 30°-45° dan 3 pengumpulan data adalah kuesioner
perawat mengatakan melakukan yang terdiri dari data demografi yaitu
pemberian head up 30°, memberikan usia, jenis kelamin pendidikan, dan
diit cair atau sonde, pemantauan GCS, pekerjaan. Selain itu, peneliti juga
dan pengukuran tanda-tanda vital. menggunakan lembar observasi MAP.
Tentunya masing-masing tindakan Pengumpulan data dilakukan setelah
tersebut disesuaikan kembali pada melalui uji sidang proposal dan
kondisi tiap pasien. Selain itu, belum mendapatkan surat ijin dari FIK UMJ,
adanya SOP untuk mengatur posisi PTPS Wali Kota, dan RSUD Koja
kepala pada pasien dengan stroke. Jakarta.
Hasil Penelitian Tabel 2.
Variabel Mean SD SE N
Efektifitas pemberian posisi
MAP Sebelum 119,05 15,4 2,60 35
head up 15° terhadap perubahan MAP
Posisi Head 3
pada pasien stroke di ruang neurologi Up 15º
RSUD Koja Jakarta.

Tabel 1 Dari tabel 2. berdasarkan


Kategori Frekuensi %
distribusi MAP sebelum diberikan
posisi head up 15º pada pasien stroke
Usia 6 17,3 pada 35 responden didapatkan rata-rata
26-45 tahun 29 82,7 sebesar 119,05 dengan standar deviasi
46-65 tahun 35 100
Total
sebesar 15,43 dan standar error sebesar
Jenis Kelamin 2,60.
Laki - laki 23 65,7
Perempuan 12 34,3 Tabel 3.
Total 35 100 Variabel Mean SD SE N
Pekerjaan
PNS / TNI / 2 5,7 MAP Setelah 108,71 12,3 2,08 35
POLRI Posisi Head 4
Swasta 12 34,3 Up 15º
Ibu Rumah 11 31,4
Tangga
Tidak Bekerja 10 28,6
Dari tabel 3. berdasarkan
Total 35 100 distribusi MAP setelah diberikan posisi
Berdasarkan hasil analisis pada head up 15º pada pasien stroke pada 35
tabel 1 distribusi responden responden didapatkan rata-rata sebesar
berdasarkan usia didapat bahwa 108,71 dengan standar deviasi sebesar
sebagian besar responden 29 (82,7%) 12,34 dan standar error sebesar 2,08.
berusia antara 46-65 tahun dan 6
responden (17,3%) berusia 26-45 Tabel 4.
tahun. Distribusi responden Variabel Mean SD SE P value N
berdasarkan jenis kelamin menunjukan MAP Sebelum 119,05 15,43 2,60 0,005 35
bahwa 23 responden (65,7%) laki laki Posisi Head
dan 12 responden (34,3%) berjenis Up 15º
kelamin perempuan. Distribusi
responden berdasarkan pekerjaan MAP Setelah 108,71 12,34 2,08
Posisi Head
menunjukan bahwa 2 responden (5,7%) Up 15º
bekerja sebagai PNS, 12 responden Total 10,34 10,54 0,52
(34,3%) berkerja sebagai swasta, 11 Perbedaan
responden (31,4%) bekerja sebagai ibu
rumah tangga, dan 10 responden Pada tabel 4 rata-rata MAP
(28,6%) tidak bekerja. (Mean Arterial Pressure) sebelum
diberikan posisi head up 15º adalah
119,05 dengan standar deviasi 15,43.
Sesudah diberikan posisi head up
adalah 108,71 dengan standar deviasi dengan persentase masing-masingnya
12,34. Nilai perbedaan mean antara 59,5% laki-laki dan 40.5%.
sebelum dan sesudah diberikan posisi Berdasarkan hasil data
head up 15º adalah 10,34 dengan pekerjaan yang didapat, bahwa
standar deviasi 10,53. Hasil uji statistik mayoritas responden bekerja sebagai
didapatkan nilai Pvalue 0,005 yang swasta dengan jumlah 12 responden
artinya <0,05 (alfa) maka dapat (34,3%). Pekerjaan merupakan
disimpulkan terjadi perubahan yang aktivitas/sesuatu yang dilakukan oleh
efektif pada pemberian posisi head up seseorang untuk tujuan tertentu.
15º terhadap perubahan MAP. Aktivitas pekerjaan seseorang dapat
mempengaruhi kerja otot dan peredaran
Pembahasan darah. Begitu juga bila terjadi pada
pasien stroke. Hal ini berpengaruh
Berdasarkan hasil data yang kepada kerja jantung yang dapat
didapat, berdasarkan usia menunjukan meningkatkan TIK.
bahwa pasien stroke yang mengalami Efektivitas pemberian posisi
peningkatan TIK lebih banyak terjadi head up 15º terhadap perubahan MAP
pada usia 46-65 tahun yaitu sebanyak pada pasien stroke di ruang neurologi
29 responden (82,7%). Hasil penelitian RSUD Koja Jakarta. Berdasarkan hasil
ini didukung dengan latar belakang uji statistik t-test perubahan TIK yang
yang menurut Yayasan Stroke dilihat dari nilai MAP (Mean Arterial
Indonesia (2012), bahwa. angka Pressure) pasien diperoleh nilai rata-
kejadian stroke meningkat seiring rata sebesar 119,05 menjadi 108,71
dengan bertambahnya usia, semakin setelah dilakukan pemb
tinggi usia seseorang semakin tinggi erian head up posisi 15º.
kemungkinan stroke, selain itu hasil Hasil uji statistik diperoleh nilai
penelitian yang dilakukan oleh Pvalue 0,005 yang artinya Pvalue ≤
Mochammad Bahrudin pada tahun 0,05, sehingga disimpulkan efektif
2009 di RSU Haji Surabaya, yang mana pemberian posisi head up 15º terhadap
didapatkan kejadian tertinggi stroke perubahan MAP pada pasien stroke.
terjadi pada usia diatas 50 tahun ( Berdasarkan hasil di atas dapat
69,7% ), dan sisanya terjadi pada usia dinyatakan bahwa penurunan MAP
dibawah 50 tahun, dengan puncaknya ditentukan dari adanya pemberian
pada usia 51-60 tahun. posisi head up 15º yang diberikan oleh
Berdasarkan hasil data yang peneliti kepada responden. Teori yang
didapat, berdasarkan jenis kelamin mendasari posisi head ini adalah
menunjukan bahwa TIK pada pasien peninggian anggota tubuh diatas
stroke lebih banyak tejadi pada laki-laki jantung dengan vertical axis, akan
yaitu sebanyak 23 responden (65,7%). menyebabkan cairan serebro spinal
Hal ini juga sesuai dengan penelitian (CSS) terdistribusi dari kranial ke ruang
yang dilakukan oleh Supadi (2011) di subarachnoid spinal dan memfasilitasi
Semarang, didapatkan angka kejadian venus return serebral (Sunardi, 2011).
TIK pada pasien stroke yaitu laki-laki Hal tersebut juga didukung oleh
lebih tinggi dibandingkan perempuan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siti (2014), dalam judulnya yaitu
perbandingan posisi head up 15° dan terhadap perubahan MAP pada pasien
30° terhadap tekanan darah, nadi dan stroke.
respirasi pada pasien yang mengalami Hasil penelitian ini diharapkan
perubahan TIK di Ruang Neurologi dapat menjadi bahan masukan untuk
RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung mutu pelayanan kesehatan sehingga
menyebutkan bahwa terdapat dibuatkan SOP dan sebagai bahan
perubahan yang signifikan pada pengembangan keilmuan, keterampilan
tekanan darah dan nadi pada pasien dalam bidang keperawatan medikal
yang mengalami peningkatan TIK dan bedah (KMB) serta kepada peneliti lain
pada pasien dengan peningkatan TIK dapat mengembangkan penelitian ini
sebaiknya diatur posisi tidur head up dengan variabel yang lain.
15º.
Selain itu, Afif (2015) juga Daftar Pustaka
melakukan penelitian mengenai Alexander, Sheila A. (2013). Evidance-
pemberian posisi kepala terhadap TIK Based Nursing Care for Stroke
pada pasien stroke di RS. Dr. Moewardi and Neurovascular Conditions.
Surakarta bahwa setelah dilakukan Library of Congress Cataloging
tindakan posisi head up dapat
menurunkan peningkatan TIK, hal American Heart Assosiation. (2014).
tersebut dapat dibuktikan dengan Kejadian Stroke di Dunia
penurunan tekanan darah, penurunan
MAP, keluhan nyeri berkurang, tidak
ada mual dan muntah proyektil. Goldszmidth & Caplan. (2013). Stroke
Hal tersebut dikarenakan esensial. Jakarta: Permata Puri
pemberian posisi head up 15º mampu Media
menjaga agar MAP tidak meningkat
dan memperbaiki aliran balik jantung, Harsono. (2015). Kapita Selekta
selain itu juga pemberian posisi head up Neurologi. Yogyakarta : Gajah
15º pada pasien stroke akan
Mada University
memperbaiki pemulihan dan
mengurangi kecacatan yang signifikan.
Kementrian kesehatan RI. (2013). Riset
Kesimpulan dan Saran Kesehatan Dasar. Jakarta :
Depkes RI
Berdasarkan hasil uji statistik t-
test MAP (Mean Arterial Pressure) Kozier & Erb’s. (2012). Fundamental
yang menunjukan perubahan MAP
of Nursing Volume 2. Pearson
pasien diperoleh nilai rata-rata sebesar
119,05 menjadi 108,71 setelah Education
dilakukan pemberian head up posisi
15º. Hasil uji statistik diperoleh nilai Kowalski, Mary T. (2017). Buku Ajar
Pvalue 0,005 yang artinya Pvalue ≤ Keperawatan Dasar edisi 10.
0,05, sehingga disimpulkan bahwa Jakarta : EGC
pemberian posisi head up 15º efektif
Muttaqin, Arif. (2011). Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Nurarif Amir H. (2015). Aplikasi


Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis,
Nanda Nic-Noc.Jogjakarta :
Mediaction

Nursalam. (2014). Metodologi


Penelitian Ilmu Keperawatan
Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika

Potter & Perry. (2013). Fundamental of


Nursing book 2. Singapore :
Elsevier

Rosdahl, Caroline Bunker. (2014).


Buku Ajar Keperawatan Dasar.
Jakarta : EGC

Sudoyo, Aru W. (2013). Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam. Interna
Publishing

Supriyadi. (2014). Statistik Kesehatan.


Jakarta : Salemba Medika

Wahyudi, Deni. (2015). Head Up in


Management Intracranial for
Head Injury.

http://www.Peningkatan Nilai Saturasi


Oksigen pada Pasien Stroke
Menggunkan Model Elevasi
Kepala

http://download.portalgaruda.org/articl
e

Anda mungkin juga menyukai