STROKE HEMORAGIK
i. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan jenis serangan
stroke, letak sumbatan atau penyempitan pembuluh darah, letak
perdarahan, serta luas jaringan otak yang mengalami kerusakan (Tarwoto,
2013) :
1) CT-Scan
Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark
2) Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI)
Pemeriksaan MRI menunjukkan daerah yang mengalami infark atau
hemoragik (Oktavianus, 2014). MRI mempunyai banyak keunggulan
dibanding CT dalam mengevaluasi stroke, MRI lebih sensitif dalam
mendeteksi infark, terutama yang berlokasi dibatang otak dan
serebelum
3) Pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA) Merupakan
metode non-infasif yang memperlihatkan arteri karotis dan sirkulasi
serebral serta dapat menunjukan adanya oklusi
1) Identitas pasien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, diagnose medis.
2) Keluhan utama
Keluhan yang didapatkan biasanya gangguan motorik kelemahan
anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik, kejang, penurunan
kesadaran.
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke infark biasanya didahului dengan serangan awal yang
tidak disadari oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal sering
kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak. Pada serangan
stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
pasien melakukan aktifitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan
separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-
obat
anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
diabetes mellitus.
6) Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan
keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi
dan pikiran pasien dan keluarga
7) Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran
j) Thorak
Paru-paru
Respon Nilai
Tidak dapat sedikitpun kontraksi otot, 0
lumpuh total
Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak 1
didapatkan gerakan pada persendian yang
harus digerakkan
oleh otot tersebut
Didapatkan gerakan , tapi gerakan 2
tidak mampu melawan gaya berat (gravitasi)
gaya berat
Disamping dapat melawan gaya berat 4
ia dapat pula mengatasi sedikit
tahanan yang diberikan
Tidak ada kelumpuhan (normal) 5
n) Pola kebiasaan sehari-hari
Pola kebiasaan
Biasanya pada pasien yang pria, adanya kebiasaan merokok
dan penggunaan minumana beralkhohol
Pola makan
Biasanya terjadi gangguan nutrisi karena adanya gangguan
menelan pada pasien stroke hemoragik sehingga menyebabkan
penurunan berat badan.
Pola tidur dan istirahat
Biasanya pasien mengalami kesukaran untuk istirahat karena
adanya kejang otot/ nyeri otot
Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pasien tidak dapat beraktifitas karena mengalami
kelemahan, kehilangan sensori , hemiplegi atau kelumpuhan
Pola eliminasi
Biasanya terjadi inkontinensia urin dan pada pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus
Pola hubungan dan peran
Biasanya adanya perubahan hubungan dan peran karena pasien
mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan
bicara
Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya pasien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan,
mudah marah, dan tidak kooperatif
(Batticaca, 2008)
k. Diagnosa keperawatan secara teori
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
obstruksi jalan napas, reflek batuk yang tidak adekuat
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark
jaringan otak, vasospasme serebral, edema serebral
3) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler, kelemahan anggota gerak
5) Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan ekstremitas
bawah
6) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kardiak output
7) Risiko aspirasiberhubungan dengan penurunan kesadaran,
disfungsi otak global
8) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan Tekanan Intra Kranial
(TIK)
9) Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fungsi
bicara, afasia
10) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan depresi pusat pencernaan
11) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
l. Intervensi
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
a) Batuk yang tidak efektif
b) Dispnea
c) Gelisah
d) Perubahan frekuensi nafas
Intervention :
Manajemen jalan nafas
Monitor pernafasan
Adib, M. 2009. Cara mudah memahami & menghindari hipertensi jantung dan
stroke. Yogyakarta: Dianloka
Aminoff, M.J., & Josephson, S.A. 2014. Aminoff’s Neurology and General
Medicine. Elsevier
Arum, S.P. 2015. Stroke kenali, cegah dan obati. Yogyakarta: EGC
Corwin, E.J. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC
Ghani, L., Mihardja, L.K., & Delima. 2015. Faktor Risiko Dominan Penderita
Stroke di Indonesia. Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan
Kesehatan. http://ejournal.litbang.depkes.go.id. Diakses pada tanggal
10 mei 2021 pukul 16.00 wib
Yudha, Fajar. 2014. Pengaruh range of motion (rom) terhadap kekuatan otot
dan rentang gerak pasien pasca perawatan stroke.
https://www.academia.edu/8462846/Pengaruh_Range_Of_Motion_RO
M_t erhadap_kekuatan_otot_dan_rentang_gerak_pasien_pasca_stroke.
Diakses pada tanggal 11 mei 2021 pukul 05.00 WIB
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
PADA PASIEN NY.Y DENGAN STROKE HEMORAGIK
RR : 24 x/m HR : 64x/m
TD : 163/92 mmHg
Dx : Dx Dx : Dx Dx
a. Infus RL 20 tpm
b. Injeksi :
Tamoliv infus 4 x 500mg/IV (bila panas)
Plasminex 4 x 1gr/IV
Brainact 3 x 250mg/IV
Neurotam 12gr/IV (selama 3 hari)
Ranitidine 2 x 50mg/IV
Ceftriaxone 2 x 1gr/IV
c. Oral
Amlodipin 1 x 10mg
Captopril 3 x 25mg
TTD PERAWAT
ANALISIS DATA
- Hasil CT – scan
ICH ganglia
basalis sinistra
- GSC = E4 M6V2
2 Ds : - Stroke Hemoragik Gangguan mobilitas
Do : fisik
- Pasien mengalami
kelemahan pada Tekanan Sistemik
ekstrimitas kanan
- Hanya bisa
beraktifitas Pendarahan
ditempat tidur
- Kemampuan Arachnoid/ventrikel
pergerakan sendi
terbatas
- Kekuatan otot Hematama serebral
- 0 5
3 5
Vasopasme arteri serebral/saraf
serebral
Iskemik/infark
Defisit neurologi
Hemister kiri
Hemiparase/plegi kanan
Defisit neurologi
Hemistes kiri
hemiparase/plegi kanan
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
GCS : E4 M6 V5
- Memonitor TTV Ds : -
Pasien
Do : TD = 163/92 mmhg
N = 64 x / menit
RR = 24 x / menit
S = 362 0C
- Memposisikan klien
supinasi
Ds : -
- Inj. piracetam 1gr
Do : pasien dalam posisi
supinasi
- Memonitor adanya
tanda-tanda PTIK - Obat masuk
Ds : -
Do : Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- Pasien
mengalami
kesulitan bicara
- Kelemahan
ekstremitas
tangan kanan
2 24 mei 2021 II - Memonitor TIV Ds : - Rengga
09.00 Do : Pasien mengalami
kelemahan ekstreminitas
- Mengkaji
tangan kanan
kemampuan pasien
dalam mobilisasi - Aktivitas hanya
ditempat tidur
- Mengkaji kekuatan
otot pasien
Ds : -
Do : Kekuatan otot
- Melatih gerak rom
0 5
3 5
- Mengubah posisi
klien
Ds : -
Do : Ekstremitas tangan
kanan mengalami
kelemahan
Ds : -
Do : Pasien posisi
supinasi pada tepi bed
3 24 mei 2021 III - Mengkaji Ds : - Rengga
kemampuan klien
09.00 Do : Pasien tampak
dalam perawatan
lemah
diri
- Pasien
mengalami
penurunan
kesadaran
- Pasien tidak
dapat melakukan
PH
Ds : -
- Membantu klien
Do : Pasien tampak
dalam personal
bersih dan rajin
hygiene
- Merapikan tempat Ds : -
tidur
Do : Tempat tidur
tampak rapih dan bersih
EVALUASI
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
2 Senin 24 mei S=- Rengga
2021
O=
Jam 09.30
- Pasien mengalami kelemahan ekstremitas
tangan sebelah kanan
- Gerakan terbatas, hanya tidur ditempat tidur
- Kekuatan otot 0 5
- 3 5
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
3 Senin 24 mei S= Rengga
2021
O = Pasien tampak lemah, mengalami penurunan
Jam 09.30 kesadaran, tidak melakukan PH sendiri. Seluruh
aktivitas bergantung pada perawat. Lemah ekstremitas
kanan
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4