Dosen Pembimbing Dr. Yessy Dessy Arna, M.Kep,Sp.Kom
DISUSUN OLEH : APRILIA ARIKA LISANA SABIL P278204109010 Tingkat 1-A
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA 2019/2020 Moderator : Ners Dian Setya Rachmawati Pemateri : 1. Dra. Junaiti Sahar, Skp, M.App.Sc, PhD Materi : Resilensi Keluarga Melalui Peningkatan Fungsi Keluarga Menghadapi COVID-19 Pendahuluan : Emerging Diseases COVID-19 > WHO Pandemi COVID-19 > Indonesia 11 Maret 2020 > COVID : Penyakit akibat virus korona ditularkan melalui percikan ludah saat batuk/bersin (droplet) dengan masainkubasi 1-14 hari > Vaksin dan obat belum ditemukan > Promotif dan preventif perlu dilakukan untuk cegah penyebarluasan Kepedulian terhadap COVID-19 > Kemampuan melaksanakan fungsi keluarga > Resilensi Keluarga. Pengertian Resilensi : Kemampuan ekosistem yang telah mengalami stress pulih dan kembali pada keadaan semula (Fleming dan Ledogar, 2008). Kemampuan untuk bertahan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tak terduga dan kondisi risiko tinggi (Schipper & Langston,2015). Kapasitas system untuk menghadapi gangguan dan melakukan reorganisasi selama kondisi krisis (Neely et al, 2012). Kesimpulannya resilensi/ketahanan kelarga yaitu kapasitas/kemampuan yang memungkinkan keluarga/ masy untuk berpartisipasi penuh dalam pencegahan dan pemulihan dari kondisi wabah Covid-19. Fungsi Keluarga (Friedman, 2010) : a. Afektif (Kasih sayang) : Menanamkan nilai hidup bersih dan sehat b. Sosialisasi : Pencegahan Covid, kebijakan PSBB c. Reproduksi : Mengontrol/cegah kehamilan d. Ekonomi :Memenuhi kebutuhan keluarga (gizi seimbang) e. Perawatan Kesehatan : Kemampuan melalukan 5 tugas kesehatan keluarga
Fungsi Perawatan Kesehatan Cegah Covid-19 :
a. Mengenal masalah Covid-19 b. Memutuskan untuk cegah Covid-19 c. Merawat anggota keluarga deng resiko Covid-19 d. Memodif lingkungsn untuk cegah Covid-19 e. Memanfaatkan fasyankes untuk deteksi Covid-19 Promosi dan Prevensi Keluarga dan Masyarakat Pencegahan Covid-19 a. Peningkatan Imunitas Fisik : Makanan bergizi (sayur-sayuran,buah-buahan,menu seimbang) , Minum yang cukup (2 liter sehari), Olahraga minimal 30 menit sehari (misal, yoga. min 4-5x dalam seminggu untuk imunitas fisik), Berjemur di hari (Jam 7-9 membentuk vit E, Vit C, baik untuk kulit dan,untuk metabolisme tubuh. Setelah jam 9 lebih positif untuk lansia untuk Vit D dan kekuatan tulang) , dan Istirahat yang cukup ( Dewasa 6-8 jam). Promosi Kesehatan Psiko Sosial-Spiritual Fisik rileks (Tarik nafas panjang dan konsentrasi, dengar music, terapi humor untuk endrofen meningkat) Emosi positif (pikiran dan perilaku positif maupun dengan keluarga dan tetangga disekitar) Pikiran positif Perilaku positif Relasi positif Spiritual positif Pencegahan Covid oleh Keluarga/Masyarakat a. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir min 20 detik b. Gunakan masker c. Mandi atau langsung cuci pakaian setelah dari luar d. Hindari kontak fisik dengan orang yang memiliki gejala e. Menerapkan etika batuk (menutup mulut dengan lengan) f. Peningkatan imunitas tubuh Promotif dan Preventif Ketahanan > Kapasitas, kesadaran, dan motivasi > ( Cuci tangan, gunakan masker, jaga jarak, dan kekebalan tubuh ) u/ Budaya > New Normal
2. Dr. Nasrudin, S.Kep., Ners., S.KM., M.Kes
Materi : Penguatan Spiritual Keluarga dalam Askep Keluarga Sebagai Upaya Pencegahan dan Menghadapi Covid-19 Spiritual Keluarga Keyakinan keluarga terhadap Tuhannya atau kekuatan yang lebih besar dan mempengaruhi keluarga secara internal dan eksternal. David C. Dollahite & Loren D.Mark (2009) mengidentifikasi empat aspek keyakinan spiritual dan keterlibatan agama dalam kontek keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga memenuhi tujuan suci meliputi : 1. Keyakinan Spiritual 2. Praktik keagamaan (realigius practice) 3. Keimanan dalam kehidupan masyarakat (faith communities) 4. Dukungan keimanan keluarga besar dalam kerangka system yaitu konteks,proses dan luran (David C. Dollahite. 2009; Marks 2006) Penguatan Spiritual Keluarga Tiga domain yaitu : 1. Atribut individu anggota keluarga (personal atribut) 2. Atribut keluarga (family atribut) 3. Atribut komunitas (community atribut) Meningkatkan 5 komponen : 1. Berpratisipasi bersama dalam praktik spiritual keluarga akan meningkatkan kesadaran secara spiritual 2. Menghubungkan spiritual keluarga dengan kesadaran spiritual masyarakat 3. Hidup selalu dihubungkan dalam keimanan 4. Menikmati rasa sehat secara spiritual 5. Mengembangkan kesadaran spiritual pada diri sendiri Riwayat Alamiah penyakit > Upaya Pencegahan dan Menghadapi Covid-19 1. Masa Pre Pathogenesis > Peran keluarga menyeimbangkan host agen dan konselor 2. Masa Pathogenesis > Horizon klinis > Awal terjadi sakit > Masa sakit awal > Masa lanjut sakit > Masa Penyembuhan > Meninggal/Kronis/Cacat/Sembuh > PTT > Waktu, Tempat, Orang Masalah Keluarga dan Resilensi Keluarga Covid-19 Masalah biologis, psikologis, sosial, dan spiritual > Individu, keluarga, dan masyarakat > Keluarga rentan > Penguatan resilensi keluarga (Wals,2006) > Penilaian kembali dengan kondisi keluarga yang kuat (resilien). Reapparial with Increases Resilensi Keluarga Spiritual Keluarga ( Keperawatan keluarga berbasis spiritual : family religic coping, family support and together in spiritual, family interdependence in healing proses, dan spiritual member) > Kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan ( KMK mengenal masalah, KMK mengambil keputusan, KMK merawat, KMK memodifikasi lingkungan, KMK memanfaatkan fasilitas kesehatan) > Kesehatan keluarga ( Belief systems : Meaning-making, Positive Outlook-Hope, Trasdence-Spiritualy > Organizational processes : flexibility to adapt, Connectedness,Mutal support, Kin, Social, Economic Resourses > Comunnication processes : Clear information, Emotional sharing, Collaborative problem solving proaction) > Kesehatan keluarga (resilensi) : Adaption, partnership, growth, affection, resolve). Family Religious Coping ( Mekanisme ) 1. Health-ilnes belief system > penerimaan dan penguatan daya tahan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan a. Persepsi kerentanan (susceptibility & severity) b. Persepsi bermanfaatnya pelayanan (benefit) c. Persepsi keluarga dalam mengendalikan masalah (berries) d. Keyakinan akan kemampuan merawat (self efficacy) 2. Religius Coping > mampu mengontrol dan berpikir sehat dalam menyelesaikan stressor a. Spiritual need appraisals (connection,peace, meaning/pupose transcendence) b. Person factors ( connected to self, other, nature, and transcendence) c. Spiritual problem solving (berdoa, memaafkan,dan menghormati) Connected d. Coping behavior (berdoa, beribadah,dan aktifitas kegamaan lainnya) Connected e. Coping resourse (lingkungan, keluarga,masyarakat, atau dengan Tuhannya). (Heitzman, 2008) Family Support and Family Togetherness In Spiritual 1. Family Support > Merasa diterima dan memiliki otonom a. Keimanan yang berhubungan dengan keluarg besar atau masyarakat (faith communities) b. Pelayanan kepada masyarakat atau kelompok sosial (community service/social activism) c. Komunikasi efektif berbaasis kitab suci dalam memberikan dukungan, penguatan, dan petunjuk dalam behubungan dalam keluarga 2. Family Togetherness > Peningkatan fungsi efektif, kebersamaan, dan berjuang bersama a. Berpatisipasi bersama dalam praktek spiritual keluarga b. Menghubungkan spiritual keluarga dengan kesadaran spiritual c. Hidup selalu dihubungkan dalam keimanan d. Menikmati rasa sehat secara spiritual e. Mengembangkan kesadaran spiritual Family Independence In Helaing Process 1. Resolve 2. Penguatan fisik 3. Penguatan psikologi dan emosional 4. Peningkatan keyakinan akan kesembuhan 5. Peningkatan kesadaran diri dan kesadaran akan pengobatan Untuk meningkatkan : 1. Family generational transmission ( menjaga hubungan antar generasi ) 2. Role models for individu in family 3. Interdependence for spiritual growth Penguatan Spiritual Tingkat Individu dalam Keluarga a. Masalah : Masalah biologis, psikologis, sosial, dan spiritual b. Penguatan spiritual : (inner peace, hope,balance,forgiveness,distress, fear or relapse), (meaning in life, self-actualisation, role function), (love,belonging, alienation, partner communication), (spiritual resources,relationshio with God/Sacred,praying) c. Dimensi : mekanisme koping, dukungan positif, penerimaan positif, proses penyembuhan Mind-body-spirit, penguatan resilensi keluarga (Walsh,2013) (Penilaian kembali dengan kondisi keluarga yang kuat (resilien)
3. Sri Suhartatik, SKEP, NS, M.Kes, Ms.I
Materi : Peran Perawat Dalam Penanganan dan Penatalaksanaaan COVID-19 Di Jawa Timur Penerapan PPI Sebagai Penguatan FKTP Dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Strategi PPI : 1. Memastikan triase, diteksi dini, dan pengendalian sumber - Menerapkan kewaspadaan isolasi - Menerapkan kewaspadaan standart (hand hygiene, APD secara benar) 2. Kewaspadaan transmisi (droplet dan kontak dan airbone pada kondisi tertentu) 3. Menerapkan pengendalian administrative (manajemen KLB) 4. Menerapkan pengendalian kebersihan lingkungan dan enginerung controls Penerapan PPI : 1. Tersedia fasilitas pelaksanaan PPI - Ruangan penempatan pasien - Sarana perlindungan diri (kebersihan tangan, APD) - Sarana kebersihan lingkungan 2. SDM yang terindikasi - Petugas kesehatan - Pasien, keluarga pasien, pendamping, dan masyarakat Penerapan Pengendalian Administratif a. Membangun instruktur dan aktifitas PPI b. Edukasi pasien dan keluarga/pendamping c. Pengenalan dini infeksi pernafasan akut d. Mencegah padatnya kerumunan pasien di ruang tunggu e. Menyediakan ruang tunggu khusus dengan pembatasan jarak min 1 meter f. Isolasi dan tempatkan pasien pada ruangan tersendiri g. Pastikan APD tersedia h. Pastikan alur pengelolaan pasien Penerapkan Pengendalian Administratif Petugas Kesehatan a. Pelatihan/edukasi pada petugas kesehatan b. Ditetapkan orang yang menjadi pionir dalam pengelolaan kasus COVID-19 c. Pastikan sarana APD tersedia d. Pentingnya segera mencari bantuan perawatan medis jika didapatkan gejala yang dialami e. Memantau kepatuhan petugas terhadap kewaspadaan standar Peran Tenaga Kesehatan Saat Home Care Puskesmas : Keluarga diajarkan cara menempatkan pasien, pembersihan lingkungan, dan penggunaan alat pribadi > Berikan penjelasan cara merawat dengan benar yang sakit seaman mungkin dan berikan dukungan dan pemantauan > Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang cara paparan, etika batuk, dan kebersihan tangan. (Menggunakan masker dan kebersihan tangan) Manajemen Klinis Peran FKTP : a. Melakukan diteksi pada pengunjung yang datang ke FKTP b. Melakukan pengawasan pada pasien dengan OTG,ODP, PDP dengan form pemantauan c. Membentuk jejaring dengan RS rujukan dan koordinasi dengan Dines Kesehatan d. Terlaksananya pengobatan Penatalaksanaan COVID-19 Gejala Klinis a. Tanpa Gejala ( Pasien belum terkonfirmasi/ melakukan perjalanan) b. Gejala ringan ( Pasien belum terkonfirmasi/ melakukan perjalanan) c. Gejala sedanng dan berat ( Pasien belum terkonfirmasi/ melakukan perjalanan) d. Tanpa gejala ( Pasien terkonfirmasi ada kontak erat) e. Gejala ringan ( Pasien terkonfirmasi ada kontak erat) f. Gejala sedang dan berat ( Pasien terkonfirmasi ada kontak erat) Yang dilakukan : a. Melakukan karantina 14 hari sejak kedatangan b. Selama isolasi di kamar sendiri c. Melakukan pemeriksaan d. Apabila timbul gejala segera datangi fasilitas kesehatan terdekat Penyiapan Transportasi Untuk Rujukan 1. Petugas yang merujuk a. APD diganti setiap pergantian pasien b. Pengemudi ambulans juga dengan APD lengkap 2. Alternatif Dekontiminasi Ambulance : a. Buka pintu dan jendela b. Dekontiminasi semua permukaan dengan cairan diterjen dan densifektan Penempatan pasien : - Jarak petugas dan pasien 1 meter - Sarana kebersihan tangan dan APD sesuai paparan resiko - Kursi pasien di ruang tunggu jarak minimal 1 meter Pencatatan dan Pelaporan Dinas kesehatan > Koordinasi > Puskesmas dan Rumah Sakit Alat Pelindung Diri a. Masker petugas : masker respirator partikulat N 95 ( Dilapisi tissue) b. Gaun tahan air yang bersih, tidak steril, dan lengan panjang c. Penularan bisa melalui : - Mukosa - Kulit - Pakaian - Saluran Pernafasan