DISUSUN OLEH:
WICKY BERLIN AMIRUL HIDAYAH
202014115
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,
2014). Sedangakan menurut WHO (2015) keluarga merupakan anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) dibagi menjadi 5, yaitu
sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
ini dapat ditandai dengan tampaknya kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Komponen yang harus dipenuhi oleh keluarga
dalam melaksanakan fungsi afektif, yaitu:
1) Saling mengasuh yaitu hubungan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota keluarga, mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain.
2) Saling menghargai yaitu dimana anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota
keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru. Orang tua harus mengembangkan
proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
tingkah laku positif dari kedua orang tua mereka
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan tempat individu untuk bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada
disekitarnya. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Dimana orangtua memfasilitasi sosialisasi
primer anak yang bertujuan untuk menjadikan anak sebagai anggota
masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi yaitu untuk mempertahankan kontinuitas
keluaraga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
masyarakat. Maka keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga, seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,
dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
2. Etiologi
Etiologi desminore menurut Rahmawati (2016), yaitu sebagai berikut:
a. Usia menarche kurang dari 12 tahun
b. Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
c. Menstruasi berkepanjangan (heavy or prolonged menstrual flow)
d. Merokok
e. Riwayat keluarga positif
f. Kegemukan
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya
menurut Lubis (2018), yaiitu sebagai berikut:
a. Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual,
muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadangkadangdapat
juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga
jatuh pingsan. Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan
awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang
berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul
dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di
daerah pelvis atau sensasi mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan
area lumbosakralis, Beberapa wanita mengalami mual dan muntah, sakit
kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi selama
menstruasi.
b. Dismenore Sekunder
Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan,
nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut bagian bawah yang muncul
diluar waktu haid, nyeri tekan pada panggul, ditemukan adanya cairan
yang keluar dari vagina, teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga
panggul.
4. Pathways
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan desminore menurut Saputri (2017), yaitu sebagai
berikut: a. Kompres air hangat
Pemberian pengompresan air hangat dapat membantu
merelaksasikan otot otot dan sistim saraf, dapat juga dilakukan untuk
menurunkan nyeri. Respon fisiologis yang ditimbulkan dari teknik ini
adalah vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga dapat
meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang sakit dan mampu
menurunkan viskositas yang dpat mengurangi ketegangan otot, dengan
respon tersebut dapat meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan nyeri.
b. Olahraga dan menghindari konsumsi kopi dan teh
Olahraga cukup dan teratur seperti jogging, lari dan senam serta
menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat atau tidur. Olahraga
yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin
yang berperan sebagai natural pain killer. Selain itu Kandungan kafein
dalam kopi dan teh dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang
mengakibatkan nyeri pada perut.
c. Pengobatan Herbal/ Tradisional
Penelitian menyebutkan pemberian jamu kunir asam dapat
mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan oleh dismenore. Jamu kunir
asam mengandung simplisia yang berkhasiat sebagai anti nyeri, anti
radang, dan anti kejang otot. Simplisia dapat diperoleh pada bumbu
dapur seperti kunyit, buah asam, dan kayu manis.
d. Minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3 untuk
mengurangi dismenore. Peningkatan asam lemak omega 3 dari minyak
ikan pada fosfolipid dinding sel akan mengurangi produksi
prostaglandin dan leukortien. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
pasien yang mengkonsumsi minyak ikan merasa sakitnya berkurang dan
tidak memerlukan obat obat lain.
e. Teknik Relaksasi
Kondisi rileks dapat membuat produksi hormon adrenalin berhenti
sehingga otot otot tubuh tidak dalam kondisi tegang sehingga tidak
memerlukan banyak oksigen, energi, dan denyut jantung lebih lambat.
Teknik relaksasi dapat mengurangi produksi hormon progesteron dan
estrogen yang berperan dalam munculnya nyeri haid. Teknik relaksasi
dapat dilakukan dengan cara mendengarkan musik, yoga,
hipnoterapi, dan memijat dengan minyak aroma terapi pada area rasa
tidak nyaman.
f. Pemberian penghambat sintesis prostaglandin
Pengobatan dismenore dengan analgesik dan anti inflamasi
nonsteroid (AINS) diberikan atas petunjuk dokter. Saat endometrium
meluruh prostaglandin yang memasuki aliran darah tidak dapat dicegah.
Oleh karena itu efektivitas obat akan maksimal bila diberikan 1-2 hari
menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.
1) Celebrex Dosis awal 400 mg, selanjutnya 200 mg Per 12 jam
2) Ibu Profen Dosis awal 200 mg, selanjutnya 600 mg Per 6 jam
3) Nafroksen Dosis awal 440 -550 mg, selanjutnya 220- 275 mg Per 12
jam
4) Asam mefenamat Dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg
g. Pengobatan hormonal
Tujuan diberikan terapi dengan kontrasepsi hormonal (pil
kombinasi) adalah untuk menghambat ovulasi dan pertumbuhan
jaringan endometrium.
h. Pemberian Antagonis
Kalsium Obat ini menghambat kontraksi otot polos uterus
melalui hambatan terhadap jalur kalsium. Jika pada sel sel otot dan
intraseluler terbebas dari kalsium, maka otot akan relaksasi, terjadi
vasodilatasi, dan ion yang menstimulasi produksi prostaglandin
menurun. Pemberian nifedipin 15-80 mg per hari telah mendapat respon
yang baik, tetapi obat ini belum banyak dipakai sehingga manfaat
klinisnya masih harus diteliti lebih jauh.
i. Magnesium, Vitamin BI, Vitamin B6
Magnesium yang digunakan adalah jenis magnesium pidolate.
Magnesium dapat menurunkan kadar prostaglandin. Namun, dosis
penggunaan magnesium masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Penggunaan vitamin B6 dan 100 mg vitamin B1 dapat mengurangi nyeri
dismenore. Selain itu, vitamin E juga digunakan untuk meredakan nyeri
menstruasi.
Penggunaan 100 mg vitamin E selama 5 hari saat menstruasi dapat
mengurangi nyeri dismenore. Vitamin E dapat mempengaruhi biosintesis
prostaglandin. Percobaan pada tikus menyebutkan bahwa sintesis
prostaglandin terhambat.
Pemberian gliceryl trinitrite dapat menurunkan kadar nitric.
Nitric oxide berfungsi untuk mengurangi kontraksi miometrium yang
berlebihan. Dosis yang digunakan antara 0,1-0,2 mg/jam.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek Edisi
ke 5. Jakarta: EGC.
Isnania. 2020. Tingkat Dismenore Dengan Tingkat Stres. Karya Tulis Ilmiah.
STIKES Insan Cedikia Medika Jombang.
Larasati., Alatas. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada
Remaja. Majority. 5(3).
Tsamara., dkk. 2020. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2(3).
Wahyuni. 2019. Aplikasi Terapi Kompres Hangat Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada
Remaja Dengan Dismenore. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah
Magelang.
WHO. 2015. The Global Prevalence of Anemia in 2011. Geneva: World Health
Organization.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Puskesmas: -
No. Register :-
Tanggal :-
Nama KK : Tn. B
Alamat : Surakarta
1. Struktur Keluarga
NAMA HUB.
NO. AGT. DGN. JK UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN AGAMA IMUNISASI KET.
KLG. KLG.
3. Biologis Keluarga
a. Keadaan kesehatan sekarang
Nn. F mengatakan mengatakan setiap bulan menstruasi dengan
teratur dan sering merasakan disminore (nyeri saat menstruasi), nyeri
pada bagian abdomen bagian bawah tengah tapi dapat menjalar sampai
kebagian pinggang sehingga mengganggu aktivitas, terasa tertusuk-
tusuk, skala nyeri 6, nyeri terus menerus. Nyeri bertambah jika sedang
beraktivitas. Nn. F tidak tahu bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut,
dan kurang informasi mengenai cara mengatasi nyeri.
b. Kebersihan perorangan
Tn. B mengatakan rutin membersihkan diri yaitu dengan cara
mandi, gosok, gigi, dan melakukan perawatan di daearah sensitive seperti
ketiak, kemaluan dan lain-lain. Ny. T mengatakan juga rutin melakukan
perawatan diri yaitu dengan cara mandi, gosok gigi, dan melakukan
perawatan di daerah sensitif. Nn. F mengatakan juga rutin melakukan
perawatan diri yaitu dengan cara mandi, gosok gigi, dan melakukan
perawatan di daerah sensitif. Tn. B, Ny. T, dan Nn. F mengatakan rutin
memotong kuku tangan dan kaki setiap hari jum’at sesuai sunah Rasul.
c. Penyakit sering diderita
Tn. B mengatakan jarang merasakan sakit, sakit yang dirasa kadang
pusing saat merasa kelelahan yang berlebih. Tapi tidak pernah diobati.
Tn. B mengatakan penyakit akan sembuh sendiri tanpa minum obat. Ny.
T mengatakan tidak merasakan sakit. Nn. F merasakan nyeri pada daera
pinggul karena setiap haid merasakan sakit.
d. Penyakit keturunan
Tn. B mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
ataupun penyakit menular seperti diabetes militus, hipertensi, TBC,
jantung hepatitis dan penyakit lainnya.
e. Penyakit kronis menular/ tidak menular
Tn. B, Ny. M, dan Nn. F mengatakan tidak menderita penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/ AIDS, dan lain-lain.
f. Kecacatan anggota keluarga
Tn. B mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
kecacatan.
g. Pola makan
Tn. B mengatakan pola makan 3-4 kali sehari dengan lauk yang
beragam setiap harinya. Minum air putih 2-3 L/hari, terkadang Tn. B
mengkonsumsi teh panas dipagi hari dan jarang mengkonsumsi kopi. Ny. T
mengatakan makan 3 kali/hari dengan lauk beragam, namun jarang
mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan jarang mengkonsumsi buah. Ny.
T mengatakan minum 6-8 gelas/hari dan sering mengkonsumsi es teh dan
kopi yang dibeli di warung. An. A mengatakan pola makan 3-4 kali
sehari dengan lauk yang beragam setiap harinya. Minum air putih 2-3
L/hari, terkadang Tn. B mengkonsumsi teh panas dipagi hari dan jarang
mengkonsumsi kopi.
h. Pola istirahat tidur
Tn. B mengatakan tidur 7-8 jam/hari. Tidur malam Tn. B dimulai
pukul 21.00-05.00. Tn. B mengatakan jarang tidur siang karena harus
bekerja. Ny. T mengatakan mengatakan tidur 6-7 jam/hari dengan
kondisi tidur nyenyak. Nn. F mengatakan mengatakan tidur 6-7 jam/hari
dengan kondisi tidur nyenyak, biasanya tidur siang 1-2 jam.
i. Pola eliminasi
Tn. B mengatakan BAB 1 kali/hari dengan konsistensi padat dan
bau yang khas. Untuk BAK Tn. B mengatakan bisa BAK 4-5 kali/hari,
atau bisa bertambah saat mengkonsumsi minuman yang berlebih. Ny. T
mengatakan BAB 1 kali/hari dengan konsistensi padat dan berbau khas.
Sedangkan untuk BAK Ny. T mengatakan mengatakan bisa BAK 4-5
kali/hari. Nn. F mengatakan BAB 1 kali/hari dengan konsistensi padat
dan berbau khas. Sedangkan untuk BAK Nn. F mengatakan mengatakan
bisa BAK 4-5 kali/hari.
4. Psikologi Keluarga
a. Keadaan emosi
Tn. B mengatakan masalah jangka pendek yang dialami saat ini
adalah memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi anaknya dan
biaya yang tidak terduga. Nn. F merasa pusing dengan sekolahnya
karena harus belajar online, dan takut tidak paam apa yang dipelajari
selama belajar online. Tn. B juga ingin memiliki anak lagi karena di
ruma ingin ramai karena Tn. B dan Ny. T hanya memiliki satu anak saja.
b. Kebiasaan tidak sehat
Tn. B mengatakan kebiasaan yang kurang sehat adalah seringnya
mengkonsumsi minuman kopi dan jarang mengkonsumsi buah dan
sayur, dan sering makan cemilan yang asin-asin. Ny. T mengatakan
tidak adanya kebiasaan yang tidak sehat selama ini. Nn. F mengatakan
sering belanja di warung makan-makanan ringan minuman berwarna
dan suka jajan junkfood.
c. Pengambilan keputusan
Nn. F mengatakan masalah nyeri haid pada dirinya tidak terlalu
dipikirakan selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, karena
nyerinya biasanya hanya berlangsung selama 3 hari, walaupun dalam
waktu kurang lebih 3 hari itu merasakan sakit. Dan karena keluarga
menganggap masalah tersebut bukanlah masalah yang serius dan tidak
perlu diobati ke dokter. Nn. F mengatakan tidak teralu mengkhawatirkan
kondisinya saat ini karena menurutnya hal ini pasti dialami oleh semua
orang yang mengalami menstruasi.
5. Rekreasi
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV
dan makan bersama di luar dan sesekali bertamasya ke luar kota. Kadang-
kadang berkumpul dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran.
Nn. F mengatakan jika merasa bosan dan stress karena di rumah terus sesekali
keluar di sekitar rumah main bersama temannya.
7. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah
Tn. B mengatakan tidak ada perbedaan antara Tn. B, Ny. T, dan
Nn. F semua beragama yang sama yaitu agama Islam. Tn. B mengatakan
memiliki kepercayaan dengan agama adalah sebuah hal wajib untuk
diyakini sebagai bekal kehidupan diakhirat. Tn. B mengatakan sholat
subuh biasanya dimasjid, sedangkan Ny. T dan Nn. F sholat dirumah.
Kemudian Tn. B, Ny. T, dan Nn. F sering membaca al-qur’an sama-
sama dan saling menyimak yaitu pada waktu selesai sholat magrib.
8. Kultural Keluarga
a. Suku/ bangsa
Ny. T mengatakan keluarganya adalah asli suku Jawa yang
berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan
dengan kesehatan. Ny. T Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia dan Jawa. Jika berbicara dengan tetangga biasanya
menggunakan Bahasa Indonesia, karena tetangga dikontrakan banyak
yang dari luar Jawa
b. Upaya mencari pertolongan kesehatan
Nn. F mengatakan masalah nyeri haid pada dirinya tidak terlalu
dipikirakan selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, karena
nyerinya biasanya hanya berlangsung selama 3 hari, walaupun dalam
waktu kurang lebih 3 hari itu merasakan sakit. Dan karena keluarga
menganggap masalah tersebut bukanlah masalah yang serius dan tidak
perlu diobati ke dokter. Nn. F mengatakan tidak teralu mengkhawatirkan
kondisinya saat ini karena menurutnya hal ini pasti dialami oleh semua
orang yang mengalami menstruasi. Nn. F juga tidak membeli obat
meredakan nyeri karena takut dengan efek sampingnya dan takut jika
berkegantungan.
c. Adat keyakinan yang mempengaruhi kesehatan
Ny. T mengatakan tidak ada adat atau keyakinan apapun di
dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan.
9. Keadaan Lingkungan a.
Perkarangan rumah
1) Pemanfaatan perkarangan
Keluarga Tn. B mengatakan paham tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan, tetapi keluarga belum mampu untuk
menjaga kebersihan pada perkarangan rumahnya oleh sebab itu
keluarga jarang untuk membersihkan lingkungan perkarangannya.
Keluarga juga tidak suka untuk menanam tanaman di rumah.
2) Pembuangan limbah
Ny. T mengatakan pembuang limbah atau sampah biasanya
akan diambil oleh petugas sampah setiap pagi. Namun, terkadang
sampah sering berserakan didepan rumah, karena di acak-acak oleh
kucing tetangga sebelah rumah. Ny. T mengatakan halaman jadi
kotor akibat sampah yang berserakan. Tn. B mengatakan jika
sampah sudah penuh dan petugas belum datang untuk
membersihkannya, Tn. B mengatakan sampah tersebut tanpa
membersihkannya dikarenakan sudah ada petugas kebersihan.
3) Pembuangan sampah
Tn. B mengatakan pembuang sampah dikotak sampah
didepan rumah. Sedangkan untuk sampah yang ada didapur dibuang
dikotak sampah dapur. Untuk tempat pembuang akhir sampah Tn.
B mengatakan kurang tau, karena untuk sampah sudah diangkut dan
dibersihkan oleh petugas kebersihan keliling.
b. Dalam rumah
1) Pencahayaan dan penerangan
Tn. B mengatakan pencahayaan didalam rumah sudah cukup
dari segi lampu listrik. Pencahayaan juga sudah terang karena ada
jendela yang langsung dari matahari jika di siang hari.
2) Kebersihan dan kerapian
Tn. B mengatakan rumah yang ditempati saat ini adalah rumah
pribadi. Kondisi rumah permanen dan dengan lantai keramik, luas
2
rumah ± 6x5 m dan terdiri dari 5 ruanga yaitu teras, ruang tamu, 1
kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Dinding rumah tersebut
terbuat dari batako. Penempatan barang-barang tampak kurang
teratur. Ny. T mengatakan kamar dibiarkan berantakan saja karena
hanya dipakai untuk tidur. Aktivitas sering dilakukan di ruang
tamu, karena lebih nyaman.
3) Ventilasi
Rumah memiliki ventilasi yaitu jendela sebanyak 1 diruang
tamu, 2 di rung kamar, dan 1 dibagian dapur. Sedangkan untuk pintu
sebanyak 4 pintu yaitu di kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi dan
dapur. Tn. B mengatakan kamar terlalu sempit untuk ditempati
bertiga. Rumah cukup rapat dengan rumah tetangga.
4) Jamban
Tn. B mengatakan untuk BAK dan BAB sudah memiliki
toilet jongkok dirumah. untuk aktivitas mandi juga dilakukan
dikamar mandi.
5) Sumber air minum
Tn. B mengatakan untuk sumber air berasal dari PDAM. Air
dari sumber PDAM hanya digunakan untuk mandi, mencuci
pakaian dan perabot rumah. Sedangkan untuk masak Tn. B
biasanya membeli air sendiri dari orang langganan yang biasa
mengantarkannya air. Untuk minum Ny. T mengatakan minum air
isi ulang dari depot air terdekat.
DO:
- Penempatan barang-barang tampak kurang teratur.
- Lingkungan ruma tampak kotor
2. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya informasi
KRITERIA SKOR BOBOT RUMUS MENGHITUNG
1. Sifat masalah Skor x Bobot
(Ancaman kesehatan) 2 1 Angka tertinggi
2x1=2
3 3
2. Kemungkinan masalah dapat di Skor x Bobot
ubah 2 2 Angka tertinggi
(Mudah) 2x2=2
2
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO. HARI/ DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
TGL
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1. Senin, Nyeri akut pada Setelah Setelah dilakukan Keluarga O:
25 Nn. F dilakukan tindakan mampu: Kaji skala nyeri
Januari berhubungan tindakan keperawatan 3x Psikomotorik 1. Menangani pada Nn. F
2021 dengan agen keperawatan kunjungan nyeri disaat
08.00 cidera biologis 3x rumah, dismenore N:
WIB (dismenore) kunjungan diharapkan 2. Skala nyeri Berikan kompres
rumah, keluarga mampu: dapat hangat pada Nn. F
diharapkan berkurang
keluarga 1. Menangani menjadi (2- E:
mampu nyeri disaat 1) Ajarkan teknik
mengatasi dismenore relaksasi nafas
nyeri karena 2. Skala nyeri dalam pada Nn. F
dismenore dapat
berkurang K:
menjadi (2-1) Kolaborasi
dengan keluarga
dalam mengatasi
nyeri Nn. F
dengan cara
membantu jika
Nn. F kesulitan
untuk
mengompres
hangat pada
bagian perut
2. Senin, Kurangnya Setelah Setelah dilakukan Keluarga O:
pengetahuan dilakukan mampu: Kaji
25 tindakan
tentang penyakit tindakan 1. Mengetahui pengengetahuan
Januari keperawatan 3x Kognitif
pada Nn.F keperawatan pengertian tentang
2021 kunjungan
behubungan 3x dan tanda dismenore pada
08.30 rumah,
dengan kunjungan gejala Nn. F
WIB diharapkan
kurangnya rumah, dismenore.
keluarga mampu:
informasi diharapkan
1. Mengetahui 2. Mengetahui N:
keluarga
pengertian cara Berikan menangani
mampu
dan tanda pendidikan dismenore.
mengetahui
gejala kesehatan tentang
tentang
dismenore. dismenore
dismenore.
2. Mengetahui
cara E:
menangani Ajarkan untuk
dismenore. memperbanyak
membaca buku
atau video
tentang
dismenore
K:
Kolaborasi tidak
dilakukan
P: Nyeri P:
bertambah jika Intervensi
sedangdilanjutkan:
beraktivitas. - Kaji skala nyeri
Q: Tertusuk- pada Nn. F
tusuk - Berikan kompres
R: abdomen hangat pada Nn. F
bagian bawah - Ajarkan teknik
tengah relaksasi nafas
S: skala 6 dalam pada Nn. F
T: Terus- - Kolaborasi
menerus dengan keluarga
dalam mengatasi
O: nyeri Nn. F
Nn. F tampak dengan cara
meringis membantu jika
kesakitan, Nn. F kesulitan
memegangi untuk
perut setelah mengompres
dilakukan hangat pada
kompres hangat bagian perut
P:
Intervensi
dilanjutkan:
- Kaji
pengengetahuan
tentang
dismenore pada
Nn. F
- Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
dismenore
- Ajarkan untuk
memperbanyak
membaca buku
atau video
tentang
dismenore
Nn. F tampak
nyaman, sudah
rileks saat
diberi kompres
hangat
Intervensi dihentikan
Rabu, 27 Kurangnya pengetahuan S:
Januari 2021, tentang penyakit pada Nn. Nn. F mengatakan sudah mengerti tentang cara menangani nyeri
09.30 WIB F berhubungan dengan aid (dismenore), dapat menjawab pertanyaan yang di tanyakan
kurangnya informasi oleh perawat
O:
Intervensi dihentikan
Kamis, 28 Ketidakefektifan S:
Januari 2021, memelihara lingkungan - Keluarga mengatakan ingin menjaga kebersihan lingkungan
10.30 WIB pada keluarga Tn. B bersih dan sehat di lingkungan rumahnya
berhubungan dengan - Keluarga mengerti bagaimana cara lingkungan yang bersih
ketidakmampuan dan sehat
keluarga untuk menjaga O:
kebersihan lingkungan - Keluarga tampak ikut serta dalam membersihkan
lingkungan rumahnya
- Keluarga tampak mengerti dengan lingkungan yang bersih
dan sehat
A:
Masalah lingkungan sudah teratasi
P:
Intervensi dientikan
PRE PLANNING
LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. F DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI TENTANG DISMENORE PADA
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK REMAJA
DISUSUN OLEH:
WICKY BERLIN AMIRUL HIDAYAH
202014115
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu
keluarga dengan anak remaja. Nn. F mengatakan mengatakan setiap bulan
menstruasi dengan teratur dan sering merasakan disminore (nyeri saat
menstruasi), nyeri pada bagian abdomen bagian bawah tengah tapi dapat
menjalar sampai kebagian pinggang sehingga mengganggu aktivitas, terasa
tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri terus menerus. Nyeri
bertambah jika sedang beraktivitas. Nn. F mengatakan pusing, lemas. Nn.
F tidak tahu bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut, dan kurang
informasi mengenai cara mengatasi nyeri.
Keluarga Tn. B mengatakan paham tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi keluarga belum mampu untuk menjaga
kebersihan pada perkarangan rumahnya oleh sebab itu keluarga jarang
untuk membersihkan lingkungan perkarangannya. Keluarga juga tidak
suka untuk menanam tanaman di rumah.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan
dengan kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan rumah dalam waktu 45 menit terkumpul
data yang dapat menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data subjektif dan objektif
b. Terindentifikasi masalah keperawatan
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Evaluasi Hasil
a. Didapatkan: data umum, biologis keluarga, psikologis keluarga,
rekreasi, sosial ekonomi keluarga, spiritual keluarga, kultural keluarga,
keadaan ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga.
b. Terindentifikasi masalah kesehatan
c. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
PRE PLANNING KELUARGA
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu keluarga
dengan anak remaja. Diagnosa yang telah diangkat yaitu nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Intervensi pada hari ke-1 yang dilakukan pada tanggal 26 Januari
2021 masalah keperawatan nyeri, kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
ketidakefektifan memelihara lingkungan. Pada pertemuan yang akan
dilaksanakan pada Rabu, 27 Januari 2021, dimana mahasiswa akan melakukan
implementasi pada keluarga Tn. B khususnya pada Nn. F yaitu nyeri akut pada
Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Pada implementasi ini mahasiswa akan melakukan tindakan
keperawatan sesuai TUM, TUK, dan kriteria dan standar sesuai pada
diagnosa keperawatan. Setelah dilakukan implemetasi, jika masalah
keperawatan keluarga belum teratasi, maka mahasiswa akan melakukan
implementasi di hari berikutnya.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya belum teratasi: nyeri akut pada
Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan
kurangnya informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada
keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk
menjaga kebersihan lingkungan.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan ditegagkan 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan perhitungan skoring keperawatan keluarga.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan
dengan kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
d. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan mampu:
a. Keluarga mengetahui tentang dismenore
b. Mengetahui cara menangani dismenore.
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan rumah yang bersih.
e. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu:
3. Menangani nyeri disaat dismenore
4. Skala nyeri dapat berkurang menjadi (2-1)
5. Mengetahui pengertian dan tanda gejala dismenore.
6. Mengetahui cara menangani dismenore.
7. Mengetahui cara menjaga lingkungan rumah yang bersih.
8. Mengetahui cara memodifikasi lingkungan rumah.
9. Mengetahui akibat dari lingkungan rumah tidak bersih.
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Evaluasi Hasil
a. Didapatkan: data umum, biologis keluarga, psikologis keluarga,
rekreasi, sosial ekonomi keluarga, spiritual keluarga, kultural keluarga,
keadaan ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga.
b. Terindentifikasi masalah kesehatan
c. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
PREPLANNING KELUARGA
Kunjungan : Hari ke-3
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu keluarga
dengan anak remaja. Diagnosa yang telah diangkat yaitu nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Intervensi pada hari ke-2 yang dilakukan pada tanggal 27 Januari
2021 masalah keperawatan nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen
cidera biologis (dismenore), kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn.
F behubungan dengan kurangnya informasi, ketidakefektifan memelihara
lingkungan pada keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Pada pertemuan yang akan
dilaksanakan pada Kamis, 28 Januari 2021, dimana mahasiswa akan melakukan
implementasi pada keluarga Tn. B khususnya pada Nn. F yaitu
nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore),
ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Pada implementasi ini mahasiswa akan melakukan tindakan keperawatan
sesuai TUM, TUK, dan kriteria dan standar sesuai pada diagnosa
keperawatan. Setelah dilakukan implemetasi, jika masalah keperawatan
keluarga belum teratasi, maka mahasiswa akan melakukan implementasi di
hari berikutnya.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya sudah teratasi: kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan
kurangnya informasi
c. Diagnosa keperawatan yang masalahnya belum teratasi: nyeri akut pada
Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore),
ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan ditegagkan 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan perhitungan skoring keperawatan keluarga.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan
dengan kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan mampu:
a. Keluarga mengetahui tentang dismenore
b. Mengetahui cara menangani dismenore.
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan rumah yang bersih.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu:
a. Menangani nyeri disaat dismenore
b. Skala nyeri dapat berkurang menjadi (2-1)
c. Mengetahui pengertian dan tanda gejala dismenore.
d. Mengetahui cara menangani dismenore.
e. Mengetahui cara menjaga lingkungan rumah yang bersih.
f. Mengetahui cara memodifikasi lingkungan rumah.
g. Mengetahui akibat dari lingkungan rumah tidak bersih.
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan 1 orang
b. Setting tempat teratur, saling berhadapan
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian anemia
b. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia
c. Peserta dapat menyebutkan pengaruh anemia bagi kehamilan
d. Peserta dapatmenyebutkan pencegahan anemia selama kehamilan
PREPLANNING KELUARGA
Kunjungan : Hari ke-4
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu keluarga
dengan anak remaja. Diagnosa yang telah diangkat yaitu nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Intervensi pada hari ke-3 yang dilakukan pada tanggal 28 Januari
2021 masalah keperawatan nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen
cidera biologis (dismenore), ketidakefektifan memelihara lingkungan pada
keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Pada implementasi ini mahasiswa akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai TUM, TUK, dan kriteria dan standar sesuai pada
diagnosa keperawatan. Setelah dilakukan implemetasi, jika
masalah keperawatan keluarga belum teratasi, maka mahasiswa akan
melakukan implementasi di hari berikutnya.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya sudah teratasi: nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan ditegagkan 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan perhitungan skoring keperawatan keluarga
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan
kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan mampu:
a. Keluarga mengetahui tentang dismenore
b. Mengetahui cara menangani dismenore.
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan rumah yang bersih.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu:
a. Menangani nyeri disaat dismenore
b. Skala nyeri dapat berkurang menjadi (2-1)
c. Mengetahui pengertian dan tanda gejala dismenore.
d. Mengetahui cara menangani dismenore.
e. Mengetahui cara menjaga lingkungan rumah yang bersih.
f. Mengetahui cara memodifikasi lingkungan rumah.
g. Mengetahui akibat dari lingkungan rumah tidak bersih.
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan 1 orang
b. Setting tempat teratur, saling berhadapan
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian anemia
b. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia
c. Peserta dapat menyebutkan pengaruh anemia bagi kehamilan
d. Peserta dapatmenyebutkan pencegahan anemia selama kehamilan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
CARA MENANGANI NYERI HAID (DISMINORE)
DISUSUN OLEH:
WICKY BERLIN AMIRUL HIDAYAH
202014115
A. PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu
pada umur 11-20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara
fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Masa remaja ditandai
dengan munculnya karakteristik seks primer, hal tersebut dipengaruhi oleh mulai
bekerjanya kelenjar reproduksi. Kejadian yang muncul saat pubertas adalah
pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarke,
dan perubahan psikis. Pada wanita, pubertas ditandai dengan terjadinya haid atau
menstruasi. Haid merupakan proses keluarnya darah dari Rahim melalui vagina
setiap bulan selama masa usia subur (Larasati dan Alatas, 2016).
Ciri khas keluhan nyeri haid adalah kram di perut bagian bawah dengan atau
tanpa nyeri pinggang dimulai pada awal siklus menstruasi dan berakhir 48-72 jam.
Nyeri haid umumnya timbul beberapa jam sebelum darah haid keluar, diawali
dengan rasa tidak nyaman di daerah atas pubis, paha atas, dan punggung bawah.
Rasa nyeri akan mencapai puncaknya dalam beberapa jam. Kejadian ini bisa
berlangsung selama 1-2 hari. Nyeri akan berkurang seiring dengan lancarnya
darah haid. Beberapa factor pemicu terjadinya dismenore yaitu nulipara (belum
pernah melahirkan), kegemukan, perokok, dan riwayat dismenore dalam
keluarga (Wulandari dan Kustriyani, 2019).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan peserta
mampu mengetahui tentang cara menangani nyeri haid (desminore).
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menyebutkan pengertian dismenore
b. Mampu menyebutkan penyebab dismenore
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala dismenore
d. Mampu menyebutkan komplikasi dismenore
e. Mampu menyebutkan penanganan dismenore
C. SASARAN
Keluarga Tn. B khususnya Nn. F
D. TARGET
Nn. F
E. MATERI
1. Pengertian dismenore
2. Penyebab dismenore
3. Tanda dan gejala dismenore
4. Komplikasi dismenore
5. Penanganan dismenore
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
H. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Waktu : 09.00-09.30 WIB
2. Tempat : Rumah Tn. B
I. SETTING TEMPAT
Keterangan:
P : Perawat
K: Klien
J. SUSUNAN ACARA
No. Perawat Peserta (klien) Waktu
1. Prainteraksi 5 menit
- Memberi salam - Menjawab Salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Kontrak waktu - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. Interaksi 20 menit
- Menjelaskan tentang - Mengemukakan
pengertian dismenore pendapat
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
penyebab dismenore memperhatikan
- Menjelaskan tentang tanda - Mendengarkan dan
dan gejala dismenore memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
komplikasi dismenore memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
penanganan dismenore memperhatikan
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi stuktur
a. Peserta penyuluhan 1 orang
b. Setting tempat teratur, saling berhadapan
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan.
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian dismenore
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab dismenore
c. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala dismenore
d. Peserta dapat menyebutkan komplikasi dismenore
e. Peserta dapat menyebutkan penanganan dismenore
DAFTAR PUSTAKA
Larasati., Alatas. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada
Remaja. Majority. 5(3).
Wulandari., Kustriyani. 2019. Upaya Cara Mengatasi Disminore Pada Remaja Putri.
Jurnal Peduli Masyarakat. 1(1).
MATERI
CARA MENANGANI NYERI HAID (DISMENORE)
A. DEFINISI
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang dapat
dialami wanita saat menstruasi. Dismenore adalah nyeri perut bawah saat
menstruasi yang biasanya didampingi oleh gejala lainnya seperti berkeringat,
sakit kepala, diare, dan muntah. Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa
adanya kelainan pada organ genital dan hampir selalu muncul pertama kali pada
wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus ovulasi mereka tetap.
Puncak kejadian dismenore primer adalah pada rentang usia remaja akhir menuju
dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun. Dismenore sekunder adalah nyeri
haid dengan adanya kelainan pada organ genital yang seringnya terjadi pada
wanita berusia lebih dari 30 tahun (Tsamara, et al., 2020).
B. ETIOLOGI
Etiologi desminore menurut Rahmawati (2016), yaitu sebagai berikut:
1. Usia menarche kurang dari 12 tahun
2. Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
3. Menstruasi berkepanjangan (heavy or prolonged menstrual flow)
4. Riwayat keluarga positif
5. Kegemukan
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya
menurut Lubis (2018), yaiitu sebagai berikut:
1. Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah,
diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai
vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh
pingsan. Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan
menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang berlokasi
di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan sakit.
Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang
menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis, Beberapa wanita
mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare,
serta kelabilan emosi selama menstruasi.
2. Dismenore Sekunder
Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan, nyeri
saat berhubungan seksual, nyeri perut bagian bawah yang muncul diluar
waktu haid, nyeri tekan pada panggul, ditemukan adanya cairan yang keluar
dari vagina, teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.
D. KOMPLIKASI
Dismenore tidak mengancam nyawa apabila di biarkan dapat berakibat
buruk bagi penderita seperti depresi, infertilitas, ganguan fungsi seksual
penurunan kualtas hidup (Isnania, 2020).
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan desminore menurut Saputri (2017), yaitu sebagai
berikut: 1. Kompres air hangat
Pemberian pengompresan air hangat dapat membantu merelaksasikan
otot otot dan sistim saraf, dapat juga dilakukan untuk menurunkan nyeri.
Respon fisiologis yang ditimbulkan dari teknik ini adalah vasodilatasi atau
pelebaran pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke
bagian tubuh yang sakit dan mampu menurunkan viskositas yang dpat
mengurangi ketegangan otot, dengan respon tersebut dapat meningkatkan
relaksasi otot dan menurunkan nyeri.
2. Olahraga dan menghindari konsumsi kopi dan teh
Olahraga cukup dan teratur seperti jogging, lari dan senam serta
menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat atau tidur. Olahraga yang
cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan
sebagai natural pain killer. Selain itu Kandungan kafein dalam kopi dan teh
dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang mengakibatkan nyeri pada
perut.
3. Pengobatan Herbal/ Tradisional
Penelitian menyebutkan pemberian jamu kunir asam dapat
mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan oleh dismenore. Jamu kunir asam
mengandung simplisia yang berkhasiat sebagai anti nyeri, anti radang, dan
anti kejang otot. Simplisia dapat diperoleh pada bumbu dapur seperti kunyit,
buah asam, dan kayu manis.
4. Minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3 untuk mengurangi
dismenore. Peningkatan asam lemak omega 3 dari minyak ikan pada fosfolipid
dinding sel akan mengurangi produksi prostaglandin dan leukortien.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pasien yang mengkonsumsi minyak
ikan merasa sakitnya berkurang dan tidak memerlukan obat obat lain.
5. Teknik Relaksasi
Kondisi rileks dapat membuat produksi hormon adrenalin berhenti
sehingga otot otot tubuh tidak dalam kondisi tegang sehingga tidak
memerlukan banyak oksigen, energi, dan denyut jantung lebih lambat. Teknik
relaksasi dapat mengurangi produksi hormon progesteron dan estrogen yang
berperan dalam munculnya nyeri haid. Teknik relaksasi dapat dilakukan
dengan cara mendengarkan musik, yoga, hipnoterapi, dan memijat dengan
minyak aroma terapi pada area rasa tidak nyaman.
6. Pemberian penghambat sintesis prostaglandin
Pengobatan dismenore dengan analgesik dan Anti Inflamasi
Nonsteroid (AINS) diberikan atas petunjuk dokter. Saat endometrium
meluruh prostaglandin yang memasuki aliran darah tidak dapat dicegah.
Oleh karena itu efektivitas obat akan maksimal bila diberikan 1-2 hari
menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.
a. Celebrex Dosis awal 400 mg, selanjutnya 200 mg Per 12 jam
b. Ibu Profen Dosis awal 200 mg, selanjutnya 600 mg Per 6 jam
c. Nafroksen Dosis awal 440 -550 mg, selanjutnya 220- 275 mg Per 12 jam
d. Asam mefenamat Dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg
7. Pengobatan hormonal
Tujuan diberikan terapi dengan kontrasepsi hormonal (pil kombinasi)
adalah untuk menghambat ovulasi dan pertumbuhan jaringan endometrium.
8. Pemberian Antagonis
Kalsium Obat ini menghambat kontraksi otot polos uterus melalui
hambatan terhadap jalur kalsium. Jika pada sel sel otot dan intraseluler
terbebas dari kalsium, maka otot akan relaksasi, terjadi vasodilatasi, dan ion
yang menstimulasi produksi prostaglandin menurun. Pemberian nifedipin 15-
80 mg per hari telah mendapat respon yang baik, tetapi obat ini belum
banyak dipakai sehingga manfaat klinisnya masih harus diteliti lebih jauh.
9. Magnesium, Vitamin BI, Vitamin B6
Magnesium yang digunakan adalah jenis magnesium pidolate.
Magnesium dapat menurunkan kadar prostaglandin. Namun, dosis penggunaan
magnesium masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Penggunaan vitamin B6
dan 100 mg vitamin B1 dapat mengurangi nyeri dismenore. Selain
itu, vitamin E juga digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi.
Penggunaan 100 mg vitamin E selama 5 hari saat menstruasi dapat
mengurangi nyeri dismenore. Vitamin E dapat mempengaruhi biosintesis
prostaglandin. Percobaan pada tikus menyebutkan bahwa sintesis
prostaglandin terhambat.
Pemberian gliceryl trinitrite dapat menurunkan kadar nitric. Nitric
oxide berfungsi untuk mengurangi kontraksi miometrium yang berlebihan.
Dosis yang digunakan antara 0,1-0,2 mg/jam.
DAFTAR PUSTAKA
Isnania. 2020. Tingkat Dismenore Dengan Tingkat Stres. Karya Tulis Ilmiah.
STIKES Insan Cedikia Medika Jombang.
Tsamara., dkk. 2020. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2(3).
LEMBAR BALIK
LEAFLET