Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. F DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN NYERI TENTANG DISMENORE PADA
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK REMAJA

DISUSUN OLEH:
WICKY BERLIN AMIRUL HIDAYAH
202014115

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,
2014). Sedangakan menurut WHO (2015) keluarga merupakan anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).

2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) dibagi menjadi 5, yaitu
sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
ini dapat ditandai dengan tampaknya kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Komponen yang harus dipenuhi oleh keluarga
dalam melaksanakan fungsi afektif, yaitu:
1) Saling mengasuh yaitu hubungan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota keluarga, mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain.
2) Saling menghargai yaitu dimana anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota
keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru. Orang tua harus mengembangkan
proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
tingkah laku positif dari kedua orang tua mereka
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan tempat individu untuk bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada
disekitarnya. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Dimana orangtua memfasilitasi sosialisasi
primer anak yang bertujuan untuk menjadikan anak sebagai anggota
masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi yaitu untuk mempertahankan kontinuitas
keluaraga selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
masyarakat. Maka keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga, seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,
dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.

3. Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas perkembangan keluarga dalam kesehatan keluarga menurut
Friedman (2010) adalah, sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara
tidak langsung harus menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga.
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tindakan ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa yang dinatara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan dapat teratasi.
c. Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama atau ke
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah sehat
Mempertahankan suasana ruah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan masyarakat.
B. KONSEP DASAR
1. Definisi
Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa,
yaitu pada umur 11-20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang
secara fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Masa remaja
ditandai dengan munculnya karakteristik seks primer, hal tersebut
dipengaruhi oleh mulai bekerjanya kelenjar reproduksi. Kejadian yang
muncul saat pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-
ciri kelamin sekunder, menarke, dan perubahan psikis. Pada wanita, pubertas
ditandai dengan terjadinya haid atau menstruasi. Haid merupakan proses
keluarnya darah dari Rahim melalui vagina setiap bulan selama masa usia
subur (Larasati dan Alatas, 2016).
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang dapat
dialami wanita saat menstruasi. Dismenore adalah nyeri perut bawah saat
menstruasi yang biasanya didampingi oleh gejala lainnya seperti berkeringat,
sakit kepala, diare, dan muntah. Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa
adanya kelainan pada organ genital dan hampir selalu muncul pertama kali
pada wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus ovulasi mereka
tetap. Puncak kejadian dismenore primer adalah pada rentang usia remaja
akhir menuju dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun. Dismenore
sekunder adalah nyeri haid dengan adanya kelainan pada organ genital yang
seringnya terjadi pada wanita berusia lebih dari 30 tahun (Tsamara, et al.,
2020).

2. Etiologi
Etiologi desminore menurut Rahmawati (2016), yaitu sebagai berikut:
a. Usia menarche kurang dari 12 tahun
b. Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
c. Menstruasi berkepanjangan (heavy or prolonged menstrual flow)
d. Merokok
e. Riwayat keluarga positif
f. Kegemukan

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya
menurut Lubis (2018), yaiitu sebagai berikut:
a. Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual,
muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadangkadangdapat
juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga
jatuh pingsan. Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan
awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang
berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul
dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di
daerah pelvis atau sensasi mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan
area lumbosakralis, Beberapa wanita mengalami mual dan muntah, sakit
kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi selama
menstruasi.
b. Dismenore Sekunder
Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan,
nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut bagian bawah yang muncul
diluar waktu haid, nyeri tekan pada panggul, ditemukan adanya cairan
yang keluar dari vagina, teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga
panggul.
4. Pathways

Sumber: Wahyuni, 2019


5. Komplikasi
Dismenore tidak mengancam nyawa apabila di biarkan dapat
berakibat buruk bagi penderita seperti depresi, infertilitas, ganguan fungsi
seksual penurunan kualtas hidup (Isnania, 2020).

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan desminore menurut Saputri (2017), yaitu sebagai
berikut: a. Kompres air hangat
Pemberian pengompresan air hangat dapat membantu
merelaksasikan otot otot dan sistim saraf, dapat juga dilakukan untuk
menurunkan nyeri. Respon fisiologis yang ditimbulkan dari teknik ini
adalah vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga dapat
meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang sakit dan mampu
menurunkan viskositas yang dpat mengurangi ketegangan otot, dengan
respon tersebut dapat meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan nyeri.
b. Olahraga dan menghindari konsumsi kopi dan teh
Olahraga cukup dan teratur seperti jogging, lari dan senam serta
menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat atau tidur. Olahraga
yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin
yang berperan sebagai natural pain killer. Selain itu Kandungan kafein
dalam kopi dan teh dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang
mengakibatkan nyeri pada perut.
c. Pengobatan Herbal/ Tradisional
Penelitian menyebutkan pemberian jamu kunir asam dapat
mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan oleh dismenore. Jamu kunir
asam mengandung simplisia yang berkhasiat sebagai anti nyeri, anti
radang, dan anti kejang otot. Simplisia dapat diperoleh pada bumbu
dapur seperti kunyit, buah asam, dan kayu manis.
d. Minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3 untuk
mengurangi dismenore. Peningkatan asam lemak omega 3 dari minyak
ikan pada fosfolipid dinding sel akan mengurangi produksi
prostaglandin dan leukortien. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
pasien yang mengkonsumsi minyak ikan merasa sakitnya berkurang dan
tidak memerlukan obat obat lain.
e. Teknik Relaksasi
Kondisi rileks dapat membuat produksi hormon adrenalin berhenti
sehingga otot otot tubuh tidak dalam kondisi tegang sehingga tidak
memerlukan banyak oksigen, energi, dan denyut jantung lebih lambat.
Teknik relaksasi dapat mengurangi produksi hormon progesteron dan
estrogen yang berperan dalam munculnya nyeri haid. Teknik relaksasi
dapat dilakukan dengan cara mendengarkan musik, yoga,
hipnoterapi, dan memijat dengan minyak aroma terapi pada area rasa
tidak nyaman.
f. Pemberian penghambat sintesis prostaglandin
Pengobatan dismenore dengan analgesik dan anti inflamasi
nonsteroid (AINS) diberikan atas petunjuk dokter. Saat endometrium
meluruh prostaglandin yang memasuki aliran darah tidak dapat dicegah.
Oleh karena itu efektivitas obat akan maksimal bila diberikan 1-2 hari
menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.
1) Celebrex Dosis awal 400 mg, selanjutnya 200 mg Per 12 jam
2) Ibu Profen Dosis awal 200 mg, selanjutnya 600 mg Per 6 jam
3) Nafroksen Dosis awal 440 -550 mg, selanjutnya 220- 275 mg Per 12
jam
4) Asam mefenamat Dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg
g. Pengobatan hormonal
Tujuan diberikan terapi dengan kontrasepsi hormonal (pil
kombinasi) adalah untuk menghambat ovulasi dan pertumbuhan
jaringan endometrium.
h. Pemberian Antagonis
Kalsium Obat ini menghambat kontraksi otot polos uterus
melalui hambatan terhadap jalur kalsium. Jika pada sel sel otot dan
intraseluler terbebas dari kalsium, maka otot akan relaksasi, terjadi
vasodilatasi, dan ion yang menstimulasi produksi prostaglandin
menurun. Pemberian nifedipin 15-80 mg per hari telah mendapat respon
yang baik, tetapi obat ini belum banyak dipakai sehingga manfaat
klinisnya masih harus diteliti lebih jauh.
i. Magnesium, Vitamin BI, Vitamin B6
Magnesium yang digunakan adalah jenis magnesium pidolate.
Magnesium dapat menurunkan kadar prostaglandin. Namun, dosis
penggunaan magnesium masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Penggunaan vitamin B6 dan 100 mg vitamin B1 dapat mengurangi nyeri
dismenore. Selain itu, vitamin E juga digunakan untuk meredakan nyeri
menstruasi.
Penggunaan 100 mg vitamin E selama 5 hari saat menstruasi dapat
mengurangi nyeri dismenore. Vitamin E dapat mempengaruhi biosintesis
prostaglandin. Percobaan pada tikus menyebutkan bahwa sintesis
prostaglandin terhambat.
Pemberian gliceryl trinitrite dapat menurunkan kadar nitric.
Nitric oxide berfungsi untuk mengurangi kontraksi miometrium yang
berlebihan. Dosis yang digunakan antara 0,1-0,2 mg/jam.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2014. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada


Wanita Usia Subur (WUS). Diakses tanggal 18 Januari 2021.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek Edisi
ke 5. Jakarta: EGC.

Isnania. 2020. Tingkat Dismenore Dengan Tingkat Stres. Karya Tulis Ilmiah.
STIKES Insan Cedikia Medika Jombang.

Larasati., Alatas. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada
Remaja. Majority. 5(3).

Lubis. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore Primer


Pada Remaja Siswi Sma Dharma Sakti Medan Tahun 2018. Skripsi. Politeknik
Keseatan Medan.

Rahmawati. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dismenorea Mahasiswi


Pendidikan Biologi Uin Walisongo Semarang Terhadap Sikap Mengatasi
Dismenorea Primer. Skripsi. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Saputri. 2017. Pengaruh Peer Education Terhadap Sikap Menghadapi Kejadian


Dismenore Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Islamic Centre Binbaz
Yogyakarta. Skripsi. Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Tsamara., dkk. 2020. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2(3).

Wahyuni. 2019. Aplikasi Terapi Kompres Hangat Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada
Remaja Dengan Dismenore. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah
Magelang.

WHO. 2015. The Global Prevalence of Anemia in 2011. Geneva: World Health
Organization.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Puskesmas: -
No. Register :-
Tanggal :-
Nama KK : Tn. B
Alamat : Surakarta

1. Struktur Keluarga
NAMA HUB.
NO. AGT. DGN. JK UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN AGAMA IMUNISASI KET.
KLG. KLG.

1. Tn. B Kepala L 42 Tahun SMA Karyawan Islam Lengkap -


Keluarga Swasta

2. Ny. T Istri P 37 Tahun SMA IRT Islam Lengkap -


3. Nn. F Anak P 17 Tahun SMA Pelajar Islam Lengkap -
2. Jarak Untuk Mencapai Pelayanan Kesehatan Terdekat
a. Puskesmas :-
b. Puskesmas pembantu :-
c. Posyandu :-
d. Lain-lain :-
Cara Tempuh :

(1) Jalan kaki


(2) Sepeda
(3) Motor roda 2
(4) Motor roda 4
(5) Perahu

3. Biologis Keluarga
a. Keadaan kesehatan sekarang
Nn. F mengatakan mengatakan setiap bulan menstruasi dengan
teratur dan sering merasakan disminore (nyeri saat menstruasi), nyeri
pada bagian abdomen bagian bawah tengah tapi dapat menjalar sampai
kebagian pinggang sehingga mengganggu aktivitas, terasa tertusuk-
tusuk, skala nyeri 6, nyeri terus menerus. Nyeri bertambah jika sedang
beraktivitas. Nn. F tidak tahu bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut,
dan kurang informasi mengenai cara mengatasi nyeri.
b. Kebersihan perorangan
Tn. B mengatakan rutin membersihkan diri yaitu dengan cara
mandi, gosok, gigi, dan melakukan perawatan di daearah sensitive seperti
ketiak, kemaluan dan lain-lain. Ny. T mengatakan juga rutin melakukan
perawatan diri yaitu dengan cara mandi, gosok gigi, dan melakukan
perawatan di daerah sensitif. Nn. F mengatakan juga rutin melakukan
perawatan diri yaitu dengan cara mandi, gosok gigi, dan melakukan
perawatan di daerah sensitif. Tn. B, Ny. T, dan Nn. F mengatakan rutin
memotong kuku tangan dan kaki setiap hari jum’at sesuai sunah Rasul.
c. Penyakit sering diderita
Tn. B mengatakan jarang merasakan sakit, sakit yang dirasa kadang
pusing saat merasa kelelahan yang berlebih. Tapi tidak pernah diobati.
Tn. B mengatakan penyakit akan sembuh sendiri tanpa minum obat. Ny.
T mengatakan tidak merasakan sakit. Nn. F merasakan nyeri pada daera
pinggul karena setiap haid merasakan sakit.
d. Penyakit keturunan
Tn. B mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
ataupun penyakit menular seperti diabetes militus, hipertensi, TBC,
jantung hepatitis dan penyakit lainnya.
e. Penyakit kronis menular/ tidak menular
Tn. B, Ny. M, dan Nn. F mengatakan tidak menderita penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/ AIDS, dan lain-lain.
f. Kecacatan anggota keluarga
Tn. B mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
kecacatan.
g. Pola makan
Tn. B mengatakan pola makan 3-4 kali sehari dengan lauk yang
beragam setiap harinya. Minum air putih 2-3 L/hari, terkadang Tn. B
mengkonsumsi teh panas dipagi hari dan jarang mengkonsumsi kopi. Ny. T
mengatakan makan 3 kali/hari dengan lauk beragam, namun jarang
mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan jarang mengkonsumsi buah. Ny.
T mengatakan minum 6-8 gelas/hari dan sering mengkonsumsi es teh dan
kopi yang dibeli di warung. An. A mengatakan pola makan 3-4 kali
sehari dengan lauk yang beragam setiap harinya. Minum air putih 2-3
L/hari, terkadang Tn. B mengkonsumsi teh panas dipagi hari dan jarang
mengkonsumsi kopi.
h. Pola istirahat tidur
Tn. B mengatakan tidur 7-8 jam/hari. Tidur malam Tn. B dimulai
pukul 21.00-05.00. Tn. B mengatakan jarang tidur siang karena harus
bekerja. Ny. T mengatakan mengatakan tidur 6-7 jam/hari dengan
kondisi tidur nyenyak. Nn. F mengatakan mengatakan tidur 6-7 jam/hari
dengan kondisi tidur nyenyak, biasanya tidur siang 1-2 jam.
i. Pola eliminasi
Tn. B mengatakan BAB 1 kali/hari dengan konsistensi padat dan
bau yang khas. Untuk BAK Tn. B mengatakan bisa BAK 4-5 kali/hari,
atau bisa bertambah saat mengkonsumsi minuman yang berlebih. Ny. T
mengatakan BAB 1 kali/hari dengan konsistensi padat dan berbau khas.
Sedangkan untuk BAK Ny. T mengatakan mengatakan bisa BAK 4-5
kali/hari. Nn. F mengatakan BAB 1 kali/hari dengan konsistensi padat
dan berbau khas. Sedangkan untuk BAK Nn. F mengatakan mengatakan
bisa BAK 4-5 kali/hari.

4. Psikologi Keluarga
a. Keadaan emosi
Tn. B mengatakan masalah jangka pendek yang dialami saat ini
adalah memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi anaknya dan
biaya yang tidak terduga. Nn. F merasa pusing dengan sekolahnya
karena harus belajar online, dan takut tidak paam apa yang dipelajari
selama belajar online. Tn. B juga ingin memiliki anak lagi karena di
ruma ingin ramai karena Tn. B dan Ny. T hanya memiliki satu anak saja.
b. Kebiasaan tidak sehat
Tn. B mengatakan kebiasaan yang kurang sehat adalah seringnya
mengkonsumsi minuman kopi dan jarang mengkonsumsi buah dan
sayur, dan sering makan cemilan yang asin-asin. Ny. T mengatakan
tidak adanya kebiasaan yang tidak sehat selama ini. Nn. F mengatakan
sering belanja di warung makan-makanan ringan minuman berwarna
dan suka jajan junkfood.
c. Pengambilan keputusan
Nn. F mengatakan masalah nyeri haid pada dirinya tidak terlalu
dipikirakan selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, karena
nyerinya biasanya hanya berlangsung selama 3 hari, walaupun dalam
waktu kurang lebih 3 hari itu merasakan sakit. Dan karena keluarga
menganggap masalah tersebut bukanlah masalah yang serius dan tidak
perlu diobati ke dokter. Nn. F mengatakan tidak teralu mengkhawatirkan
kondisinya saat ini karena menurutnya hal ini pasti dialami oleh semua
orang yang mengalami menstruasi.

5. Rekreasi
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV
dan makan bersama di luar dan sesekali bertamasya ke luar kota. Kadang-
kadang berkumpul dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran.
Nn. F mengatakan jika merasa bosan dan stress karena di rumah terus sesekali
keluar di sekitar rumah main bersama temannya.

6. Sosial Ekonomi Keluarga


a. Hubungan antar anggota keluarga
Tn. B mengatakan keluarganya sering berkumpul dan berinteraksi
dengan istri dan anaknya pada saat malam hari setalah makan sambil
menonton TV. Karena pada siang hari Tn. B menggunakan waktunya
untuk bekerja. Tn. B mengatakan dalam keluarga tidak adanya konflik
dalam berinterkasi dan berkomunikasi.
b. Hubungan dengan orang lain
Tn. B mengatakan bahwa hubungan keluarga dan masyarakat
sekitar cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan seperti
membersihkan lingkungan sekitar dilakukan gotong royong saat hari
minggu pagi. Jarak rumah dengan tetangga sangat dekat. Tn. B mengatakan
ada 1 warga dekat rumahnya yang sering membuang sampah
sembarangan dekat rumah Tn. B, sehingga bau sampah tercium sangat
menyengat dari dalam rumah. Tn. B mengatakan tidak memiliki budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Kegiatan organisasi sosial
Biasanya Ny. T ikut arisan RT sebulan sekali, dan arisan
kelurahan sebulan sekali sedangkan Tn. B juga ikut serta bila ada ada
acara bakti RT maupun RW. Nn. F menatakan mengikuti beberapa
organisasi disekolahan. Nn. F mengatakan bawa dia memiliki banyak
teman disekolahan maupun di lingkungan rumah, dan teman-temannya
baik-baik dan suka membantu Nn. F.
d. Penghasilan keluarga/bulan
Tn. B mengatakan sebagai karyawan swasta dengan penghasilan
±2.500.000/bulan. Ny. T adala ibu rumah tangga. Penghasilan Tn. B
digunakan untuk kebutuan sehari-ari yaitu untuk makan, bayar tagian
listrik, PDAM, arisan, biaya sekolah, dll.

7. Spiritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah
Tn. B mengatakan tidak ada perbedaan antara Tn. B, Ny. T, dan
Nn. F semua beragama yang sama yaitu agama Islam. Tn. B mengatakan
memiliki kepercayaan dengan agama adalah sebuah hal wajib untuk
diyakini sebagai bekal kehidupan diakhirat. Tn. B mengatakan sholat
subuh biasanya dimasjid, sedangkan Ny. T dan Nn. F sholat dirumah.
Kemudian Tn. B, Ny. T, dan Nn. F sering membaca al-qur’an sama-
sama dan saling menyimak yaitu pada waktu selesai sholat magrib.

8. Kultural Keluarga
a. Suku/ bangsa
Ny. T mengatakan keluarganya adalah asli suku Jawa yang
berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan
dengan kesehatan. Ny. T Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia dan Jawa. Jika berbicara dengan tetangga biasanya
menggunakan Bahasa Indonesia, karena tetangga dikontrakan banyak
yang dari luar Jawa
b. Upaya mencari pertolongan kesehatan
Nn. F mengatakan masalah nyeri haid pada dirinya tidak terlalu
dipikirakan selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, karena
nyerinya biasanya hanya berlangsung selama 3 hari, walaupun dalam
waktu kurang lebih 3 hari itu merasakan sakit. Dan karena keluarga
menganggap masalah tersebut bukanlah masalah yang serius dan tidak
perlu diobati ke dokter. Nn. F mengatakan tidak teralu mengkhawatirkan
kondisinya saat ini karena menurutnya hal ini pasti dialami oleh semua
orang yang mengalami menstruasi. Nn. F juga tidak membeli obat
meredakan nyeri karena takut dengan efek sampingnya dan takut jika
berkegantungan.
c. Adat keyakinan yang mempengaruhi kesehatan
Ny. T mengatakan tidak ada adat atau keyakinan apapun di
dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan.

9. Keadaan Lingkungan a.
Perkarangan rumah
1) Pemanfaatan perkarangan
Keluarga Tn. B mengatakan paham tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan, tetapi keluarga belum mampu untuk
menjaga kebersihan pada perkarangan rumahnya oleh sebab itu
keluarga jarang untuk membersihkan lingkungan perkarangannya.
Keluarga juga tidak suka untuk menanam tanaman di rumah.
2) Pembuangan limbah
Ny. T mengatakan pembuang limbah atau sampah biasanya
akan diambil oleh petugas sampah setiap pagi. Namun, terkadang
sampah sering berserakan didepan rumah, karena di acak-acak oleh
kucing tetangga sebelah rumah. Ny. T mengatakan halaman jadi
kotor akibat sampah yang berserakan. Tn. B mengatakan jika
sampah sudah penuh dan petugas belum datang untuk
membersihkannya, Tn. B mengatakan sampah tersebut tanpa
membersihkannya dikarenakan sudah ada petugas kebersihan.
3) Pembuangan sampah
Tn. B mengatakan pembuang sampah dikotak sampah
didepan rumah. Sedangkan untuk sampah yang ada didapur dibuang
dikotak sampah dapur. Untuk tempat pembuang akhir sampah Tn.
B mengatakan kurang tau, karena untuk sampah sudah diangkut dan
dibersihkan oleh petugas kebersihan keliling.
b. Dalam rumah
1) Pencahayaan dan penerangan
Tn. B mengatakan pencahayaan didalam rumah sudah cukup
dari segi lampu listrik. Pencahayaan juga sudah terang karena ada
jendela yang langsung dari matahari jika di siang hari.
2) Kebersihan dan kerapian
Tn. B mengatakan rumah yang ditempati saat ini adalah rumah
pribadi. Kondisi rumah permanen dan dengan lantai keramik, luas
2
rumah ± 6x5 m dan terdiri dari 5 ruanga yaitu teras, ruang tamu, 1
kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Dinding rumah tersebut
terbuat dari batako. Penempatan barang-barang tampak kurang
teratur. Ny. T mengatakan kamar dibiarkan berantakan saja karena
hanya dipakai untuk tidur. Aktivitas sering dilakukan di ruang
tamu, karena lebih nyaman.
3) Ventilasi
Rumah memiliki ventilasi yaitu jendela sebanyak 1 diruang
tamu, 2 di rung kamar, dan 1 dibagian dapur. Sedangkan untuk pintu
sebanyak 4 pintu yaitu di kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi dan
dapur. Tn. B mengatakan kamar terlalu sempit untuk ditempati
bertiga. Rumah cukup rapat dengan rumah tetangga.
4) Jamban
Tn. B mengatakan untuk BAK dan BAB sudah memiliki
toilet jongkok dirumah. untuk aktivitas mandi juga dilakukan
dikamar mandi.
5) Sumber air minum
Tn. B mengatakan untuk sumber air berasal dari PDAM. Air
dari sumber PDAM hanya digunakan untuk mandi, mencuci
pakaian dan perabot rumah. Sedangkan untuk masak Tn. B
biasanya membeli air sendiri dari orang langganan yang biasa
mengantarkannya air. Untuk minum Ny. T mengatakan minum air
isi ulang dari depot air terdekat.

10. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


a. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan?
Nn. F mengatakan mengatakan setiap bulan menstruasi dengan
teratur dan sering merasakan disminore (nyeri saat menstruasi), nyeri
pada bagian abdomen bagian bawah tengah tapi dapat menjalar sampai
kebagian pinggang sehingga mengganggu aktivitas, terasa tertusuk-
tusuk, skala nyeri 6, nyeri terus menerus. Nyeri bertambah jika sedang
beraktivitas. Nn. F mengatakan pusing, lemas. Nn. F tidak tahu
bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut, dan kurang informasi mengenai
cara mengatasi nyeri.
Keluarga Tn. B mengatakan paham tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi keluarga belum mampu untuk menjaga
kebersihan pada perkarangan rumahnya oleh sebab itu keluarga jarang
untuk membersihkan lingkungan perkarangannya. Keluarga juga tidak
suka untuk menanam tanaman di rumah.
b. Keputusan apa yang telah diambil keluarga mengatasi masalah?
Tn. B mengatakan belum ada keputusan mengenai masalah
pemenuhan untuk membersihkan perkarangan rumah agar terlihat bagus
di pandang. Nn. F juga belum mengerti bagaimana cara menangani rasa
nyeri saat haid.
c. Tindakan perawatan apa yang dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi
masalah?
Jika anggota keluarga merasa kecapekan atau merasa lelah Tn. B
biasanya memijit.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk menata lingkuangan yang
dapat menunjang kesehatan?
Tn. B mengatakan tindakan yang dilakukan untuk menata
lingkungan yang dapat menunjang kesehatan adalah menyapu dan
membersihkan rumah setiap hari yaitu di pagi dan sore hari, namun itu
jarang dilakukan. Tn. B tidak menyebutkan pentingnya membuka
jendela rumah sebagai masuknya udara. Ny. T mengatakan mungkin
sampah yang berserakan segera dibersihkan, untuk menghindari sampah
dibawa kesana-sini oleh hewan. Ny. T tidak menyebutkan bahaya
pembuangan limbah cair yang dialiri ke kebun, dan sampah yang
menumpuk di belakang rumah.
e. Apakah keluarga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan bila
mempunyai masalah kesehatan?
Keluarga mengatakan jarang menggunakan fasilitas kesehatan
seperti BPJS dan KIS. Karena memang tidak memiliki kartu kesehatan.
Tn. B mengatakan lebih sering membeli obat diwarung dan apotek
terdekat saja.
11. Masalah Kesehatan Spesifik
a. Anak remaja dengan dismenore
Nn. F mengatakan setiap bulan menstruasi dengan teratur dan
sering merasakan disminore (nyeri saat menstruasi), merasakan nyeri
pada bagian abdomen bagian bawah tengah tapi dapat menjalar sampai
kebagian pinggang sehingga mengganggu aktivitas, terasa tertusuk-
tusuk, skala nyeri 6, nyeri terus menerus. Nyeri bertambah jika sedang
beraktivitas. Nn. F mengatakan pusing, lemas. Nn. F tidak tahu
bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut, dan kurang informasi
mengenai cara mengatasi nyeri. Biasanya
Berikut pemeriksaan lanjutan untuk menunjang data ibu hamil,
yaitu:
1) Inspkesi wajah dan mata
Tidak ada edema pada wajah skrela anikterik, tidak
ditemukan chalosma gravidarum, konjungtiva anemis, sklera tampak
merah, mata kanan dan kiri simetris, pupil isokor, penglihatan baik.
2) Pemeriksaan leher
Leher tidak ada lesi, bersih, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid dan jugularis, tidak ada nyeri tekan.
3) Pemeriksaan TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 22x/menit
Suhu :36,5˚C.
B. ANALISA DATA
NO. DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS: Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera
Nn. F mengatakan mengatakan setiap bulan menstruasi biologis (dismenore)
dengan teratur dan sering merasakan disminore (nyeri
saat menstruasi)
P: Nyeri bertambah jika sedang beraktivitas.
Q: Tertusuk-tusuk
R: abdomen bagian bawah tengah
S: skala 6
T: Terus-menerus
DO:

Nn. F tampak pucat, lemas, meringis kesakitan, tampak


memegangi perut.
TTV:
a. TD : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. RR : 22x/menit
d. Suhu :36,5˚C.
2. DS: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F
Nn. F tidak tahu bagaimana cara mengatasi nyeri behubungan dengan kurangnya informasi
tersebut, dan kurang informasi mengenai cara
mengatasi nyeri.
DO:

Nn. F tampak bingung dan gelisah

3. DS: Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga


- Keluarga Tn. B mengatakan keluarga belum Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mampu untuk menjaga kebersihan pada untuk menjaga kebersihan lingkungan
perkarangan rumahnya oleh sebab itu keluarga
jarang untuk membersihkan lingkungan
perkarangannya. Keluarga juga tidak suka untuk
menanam tanaman di rumah.

- Tn. B mengatakan kamar terlalu sempit untuk


ditempati bertiga. Rumah cukup rapat dengan
rumah tetangga.
- Ny. T mengatakan kamar dibiarkan berantakan
saja karena hanya dipakai untuk tidur. Aktivitas
sering dilakukan di ruang tamu, karena lebih
nyaman.

DO:
- Penempatan barang-barang tampak kurang teratur.
- Lingkungan ruma tampak kotor

SKORING PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore)
KRITERIA SKOR BOBOT RUMUS MENGHITUNG
1. Sifat masalah Skor x Bobot
(Aktual) Angka tertinggi
3 1 3x1=1
3

2. Kemungkinan masalah dapat di 2 2 Skor x Bobot


ubah Angka tertinggi
(Mudah) 2x2=2
2

3. Kemungkinan masalah dapat di Skor x Bobot


cegah 2 1 Angka tertinggi
(Cukup) 2x1=2
3 3

4. Menonjolnya masalah Skor x Bobot


(Masalah dirasakan dan harus 2 1 Angka tertinggi
segera ditangani) 2x1=1
2

JUMLAH SKOR 4 2/3

2. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya informasi
KRITERIA SKOR BOBOT RUMUS MENGHITUNG
1. Sifat masalah Skor x Bobot
(Ancaman kesehatan) 2 1 Angka tertinggi
2x1=2
3 3
2. Kemungkinan masalah dapat di Skor x Bobot
ubah 2 2 Angka tertinggi
(Mudah) 2x2=2
2

3. Kemungkinan masalah dapat di Skor x Bobot


cegah 3 1 Angka tertinggi
(Tinggi) 3x1=1
3

4. Menonjolnya masalah Skor x Bobot


(Masalah tidak dirasakan) 0 1 Angka tertinggi
0 x 1 =0
2

JUMLAH SKOR 3 2/3


3. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
KRITERIA SKOR BOBOT RUMUS MENGHITUNG
1. Sifat masalah Skor x Bobot
(Ancaman kesehatan) 2 1 Angka tertinggi
2x1=2
3 3

2. Kemungkinan masalah dapat di Skor x Bobot


ubah 1 2 Angka tertinggi
(Sebagian) 1x2=1
2

3. Kemungkinan masalah dapat di Skor x Bobot


cegah 2 1 Angka tertinggi
(Cukup) 3x1=1
3

4. Menonjolnya masalah Skor x Bobot


(Masalah tidak dirasakan) 0 1 Angka tertinggi
0x2=0
2
JUMLAH SKOR 2 2/3

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN SKORING


1. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore)
2. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya informasi
3. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan

C. RENCANA KEPERAWATAN
NO. HARI/ DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI
TGL
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1. Senin, Nyeri akut pada Setelah Setelah dilakukan Keluarga O:
25 Nn. F dilakukan tindakan mampu: Kaji skala nyeri
Januari berhubungan tindakan keperawatan 3x Psikomotorik 1. Menangani pada Nn. F
2021 dengan agen keperawatan kunjungan nyeri disaat
08.00 cidera biologis 3x rumah, dismenore N:
WIB (dismenore) kunjungan diharapkan 2. Skala nyeri Berikan kompres
rumah, keluarga mampu: dapat hangat pada Nn. F
diharapkan berkurang
keluarga 1. Menangani menjadi (2- E:
mampu nyeri disaat 1) Ajarkan teknik
mengatasi dismenore relaksasi nafas
nyeri karena 2. Skala nyeri dalam pada Nn. F
dismenore dapat
berkurang K:
menjadi (2-1) Kolaborasi
dengan keluarga
dalam mengatasi
nyeri Nn. F
dengan cara
membantu jika
Nn. F kesulitan
untuk
mengompres
hangat pada
bagian perut
2. Senin, Kurangnya Setelah Setelah dilakukan Keluarga O:
pengetahuan dilakukan mampu: Kaji
25 tindakan
tentang penyakit tindakan 1. Mengetahui pengengetahuan
Januari keperawatan 3x Kognitif
pada Nn.F keperawatan pengertian tentang
2021 kunjungan
behubungan 3x dan tanda dismenore pada
08.30 rumah,
dengan kunjungan gejala Nn. F
WIB diharapkan
kurangnya rumah, dismenore.
keluarga mampu:
informasi diharapkan
1. Mengetahui 2. Mengetahui N:
keluarga
pengertian cara Berikan menangani
mampu
dan tanda pendidikan dismenore.
mengetahui
gejala kesehatan tentang
tentang
dismenore. dismenore
dismenore.
2. Mengetahui
cara E:
menangani Ajarkan untuk
dismenore. memperbanyak
membaca buku
atau video
tentang
dismenore
K:

Kolaborasi tidak
dilakukan

3. Senin, Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Keluarga O:


25 memelihara dilakukan tindakan mampu: Kaji lingkungan
Januari lingkungan pada tindakan keperawatan 3x Kognitif 1. Mengetahui rumah Tn. B
2021 keluarga Tn. B keperawatan kunjungan cara
09.00 berhubungan 3x rumah, menjaga N:
WIB dengan kunjungan diharapkan kingkungan Berikan cara
ketidakmampua rumah, keluarga mampu: rumah yang kepada keluarga
n keluarga untuk diharapkan 1. Mengetahui bersih. tentang
menjaga keluarga cara menjaga 2. Mengetahui lingkungan yang
kebersihan mampu lingkungan cara bersih dan sehat
lingkungan menjaga rumah yang memodifik
kebersihan bersih. asi
lingkungan 2. Mengetahui lingkungan E:
rumah. Ajarkan cara
rumah cara
memodifikas 3. Mengetahui memodifikasi
i lingkungan akibat dari lingkungan
rumah. lingkungan rumah rumah
3. Mengetahui tidak
akibat dari bersih.K: Kolaborasi dengan
lingkungan keluarga dalam
rumah tidak menjaga
bersih. kebersihan
lingkungan yang
bersih dan sehat
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF
HARI/ DIAGNOSA TUK IMPLEMENTASI RESPON EVALUASI PARAF
TGL

Selasa, Nyeri akut pada Setelah dilakukan Mengkaji skala S: S:


26 Nn. F tindakan nyeri pada Nn. F Nn. F Nn. F mengatakan
Januari berhubungan keperawatan 3x mengatakan masih merasakan
2021 dengan agen kunjungan rumah, skala nyeri 6 nyeri, belum nyaman
08.00 cidera biologis diharapkan saat di kompres,
WIB (dismenore) keluarga mampu: O: P: Nyeri bertambah
1. Menangani An. F tampak jika sedang
nyeridisaat meringis beraktivitas.
dismenore kesakitan, Q: Tertusuk-tusuk
2. P: Tidak ada tampak R: abdomen bagian
Q: Tidak ada memegangi bawah tengah
R: Tidak ada perut S: skala 5
S: skala 2-1 T: Terus-menerus
T: Tidak ada
8. 30 Memberikan S: O:
kompres hangat Nn. F Nn. F tampak
WIB
pada Nn. F mengatakan meringis kesakitan,
masih memegangi perut
merasakan
nyeri setelah A:
dberikan Masalah nyeri belum
kompres teratasi
hangat,

P: Nyeri P:
bertambah jika Intervensi
sedangdilanjutkan:
beraktivitas. - Kaji skala nyeri
Q: Tertusuk- pada Nn. F
tusuk - Berikan kompres
R: abdomen hangat pada Nn. F
bagian bawah - Ajarkan teknik
tengah relaksasi nafas
S: skala 6 dalam pada Nn. F
T: Terus- - Kolaborasi
menerus dengan keluarga
dalam mengatasi
O: nyeri Nn. F
Nn. F tampak dengan cara
meringis membantu jika
kesakitan, Nn. F kesulitan
memegangi untuk
perut setelah mengompres
dilakukan hangat pada
kompres hangat bagian perut

09.00 Kurangnya Setelah dilakukan Kurangnya S: S:


WIB pengetahuan tindakan pengetahuan Nn. F Nn. F megatakan
tentang penyakit keperawatan 3x tentang penyakit megatakan masih belum terlalu
pada Nn.F kunjungan rumah, masih belum paham tentang cara
berhubungan diharapkan terlalu paham menangani nyeri haid
dengan keluarga mampu: tentang cara (dismenore)
kurangnya 1. Mengetahui menangani
informasi pengertian
dan tanda nyeri haid O:
(dismenore) Nn. F tampak bingung
gejala
O: A:
dismenore.
2. Mengetahui
Nn. F tampak Masala pengetahuan
cara
bingung tentang penyakit
menangani
belum teratasi
dismenore.

P:
Intervensi
dilanjutkan:
- Kaji
pengengetahuan
tentang
dismenore pada
Nn. F
- Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
dismenore
- Ajarkan untuk
memperbanyak
membaca buku
atau video
tentang
dismenore

09.30 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Mengkaji S: S:


WIB memelihara tindakan lingkungan rumah Keluarga Keluarga mengatakan
lingkungan pada keperawatan 3x Tn. B mengatakan jarang untuk
keluarga Tn. B kunjungan rumah, jarang untuk membersihkan
berhubungan diharapkan membersihkan lingkungan
dengan keluarga mampu: lingkungan perkarangannya
ketidakmampuan 1. Mengetahui perkarangannya
keluarga untuk cara menjaga O:
menjaga kingkungan O: Lingkungan rumah,
kebersihan rumah yang Lingkungan penempatan barang-
lingkungan bersih. rumah,
2. Mengetahui penempatan barang tampak kurang
cara barang-barang teratur
memodifikasi tampak kurang
lingkungan teratur A:
rumah. Masalah lingkungan
3. Mengetahui belum teratasi
akibat dari
lingkungan P:
rumah tidak Intervensi
bersih. dilanjutkan:
- Kaji lingkungan
rumah Tn. B
- Berikan cara
kepada keluarga
tentang
lingkungan yang
bersih dan sehat
- Ajarkan cara
memodifikasi
lingkungan rumah
- Kolaborasi
dengan keluarga
dalam menjaga
kebersihan
lingkungan yang
bersih dan sehat

Rabu, Nyeri akut pada Setelah dilakukan Mengajarkan S: S:


27 Nn. F tindakan teknik relaksasi Nn. F - Nn. F mengatakan
Januari berhubungan keperawatan 3x nafas dalam pada mengatakan masih merasakan
2021 dengan agen kunjungan rumah, Nn. F masih nyeri, belum
08.00 cidera biologis diharapkan merasakan nyaman saat
WIB (dismenore) keluarga mampu: nyeri, belum melakukan teknik
1. Menangani nyaman saat relaksasi nafas
nyeri disaat melakukan dalam,
dismenore teknik relaksasi P: Nyeri
2. P: Tidak ada nafas dalam, bertambah jika
Q: Tidak ada sudah sedang
R: Tidak ada melakukan beraktivitas.
S: skala 2-1 teknik relaksasi Q: Tertusuk-
T: Tidak ada nafas dalam tusuk
P: Nyeri R: abdomen
bertambah jika bagian bawah
sedang tengah
beraktivitas. S: skala 4
Q: Tertusuk- T: Hilang timbul
tusuk - Keluarga
R: abdomen mengatakan Nn. F
bagian bawah suda bisa
tengah melakukan
S: skala 4 kompres hangat
T: Hilang pada bagian perut
timbul
O: O:
Nn. F tampak - Nn. F tampak
meringis meringis
kesakitan, kesakitan,
memegangi memegangi perut
perut saat - Keluarga tampak
melakukan membantu Nn. F
relaksasi nafas untuk
dalam mengompres
hangat pada
09.00 Berkolaborasi S:
dengan keluarga Keluarga bagian perut Nn. F
WIB
dalam mengatasi mengatakan
nyeri Nn. F dengan Nn. F suda bisa A:
cara membantu jika melakukan Masalah nyeri belum
Nn. F kesulitan kompres hangat teratasi
untuk mengompres pada bagian
hangat pada pagian perut P:
perut Intervensi
O: dilanjutkan:
Keluarga - Kaji skala nyeri
tampak pada Nn. F
membantu Nn.
F untuk - Berikan kompres
mengompres hangat pada Nn. F
hangat pada - Ajarkan teknik
bagian perut relaksasi nafas
Nn. F dalam pada Nn. F
- Kolaborasi
dengan keluarga
dalam mengatasi
nyeri Nn. F
dengan cara
membantu jika
Nn. F kesulitan
untuk
mengompres
hangat pada
bagian perut

09.30 Kurangnya Setelah dilakukan Mengajarkan untuk S: S:


WIB pengetahuan tindakan memperbanyak Nn. F Nn. F mengatakan
tentang penyakit keperawatan 3x membaca buku atau mengatakan sudah mengerti
pada Nn. F kunjungan rumah, video tentang saat melihat tentang cara
dismenore video sedikit menangani nyeri aid
berhubungan diharapkan
kurang paham (dismenore), dapat
dengan keluarga mampu:
menjawab pertanyaan
kurangnya 1. Mengetahui
O: yang di tanyakan oleh
informasi pengertian dan
Nn. F tampak perawat
tanda gejala
masih bingung
dismenore.
O:
10.00 2. Mengetahui Memberikan S:
pendidikan Nn. F Nn. F tampak
WIB cara
kesehatan tentang mengatakan mengerti dan tidak
menangani
dismenore sudah mengerti bingung
dismenore.
tentang cara
menangani A:
nyeri aid Masalah pengetahuan
(dismenore). tentang penyakit Nn.
F sudah teratasi
O:
Nn. F tampak P:
mengerti, tidak Intervensi dihentikan
bingung, dan
dapat
menjawab
pertanyaan
yang di
tanyakan oleh
perawat

10.30 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Mengajarkan cara S: S:


WIB memelihara tindakan memodifikasi Keluarga Keluarga mengatakan
lingkungan pada keperawatan 3x lingkungan rumah mengatakan belum terlalu tahu
keluarga Tn. B kunjungan rumah, belum terlalu bagaimana cara
berhubungan diharapkan tahu bagaimana memodifikasi
dengan keluarga mampu: cara lingkungan rumahnya
ketidakmampuan 1. Mengetahui memodifikasi
keluarga untuk cara menjaga lingkungan O:
menjaga kingkungan rumahnya Lingkungan rumah,
kebersihan rumah yang penempatan barang-
lingkungan bersih. barang tampak
kurang teratur
2. Mengetahui O: A:
cara Lingkungan Masalah lingkungan
memodifikasi rumah, belum teratasi
lingkungan penempatan
rumah. barang-barang P:
3. Mengetahui tampak kurang Intervensi
akibat dari teratur dilanjutkan:
lingkungan - Kaji lingkungan
rumah tidak rumah Tn. B
bersih. - Berikan cara
kepada keluarga
tentang
lingkungan yang
bersih dan sehat
- Ajarkan cara
memodifikasi
lingkungan rumah
- Kolaborasi
dengan keluarga
dalam menjaga
kebersihan
lingkungan yang
bersih dan sehat

Kamis, Nyeri akut pada Setelah dilakukan Mengajarkan S: S:


28 Nn. F tindakan teknik relaksasi Nn. F Nn. F mengatakan
Januari berhubungan keperawatan 3x nafas dalam pada mengatakan merasakan nyaman
2021 dengan agen kunjungan rumah, Nn. F masih saat melakukan
08.00 cidera biologis diharapkan merasakan kompres air hangat,
WIB (dismenore) keluarga mampu: sedikit nyeri, P: Tidak ada
1. Menangani belum nyaman Q: Tidak ada
nyeri disaat saat melakukan R: Tidak ada
dismenore relaksasi nafas S: skala 2
2. P: Tidak ada dalam, T: Tidak ada
Q: Tidak ada P: Nyeri
R: Tidak ada bertambah jika O:
S: skala 2-1 sedang Nn. F tampak
T: Tidak ada beraktivitas. nyaman, sudah rileks
Q: Tertusuk- saat diberi kompres
tusuk hangat
R: abdomen
bagian bawah A:
tengah Masala nyeri sudah
S: skala 3 teratasi
T: Hilang
timbul P:
Intervensi dihentikan
O:
Nn. F tampak
meringis
kesakitan,
memegangi
perut, belum
rilekas saat
relaksasi nafas
dalam
09.30 Memberikan S:
kompres hangat Nn. F
WIB
pada Nn. F mengatakan
merasakan
nyaman saat
melakukan
kompres air
hangat,
P: Tidak ada
Q: Tidak ada
R: Tidak ada
S: skala 2
T: Tidak ada
O:

Nn. F tampak
nyaman, sudah
rileks saat
diberi kompres
hangat

10.00 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Berkolaborasi S: S:


WIB memelihara tindakan dengan keluarga Keluarga - Keluarga
lingkungan pada keperawatan 3x dalam menjaga mengatakan mengatakan ingin
keluarga Tn. B kunjungan rumah, kebersihan ingin menjaga menjaga
berhubungan diharapkan lingkungan yang kebersihan kebersihan
dengan keluarga mampu: bersih dan sehat lingkungan lingkungan bersih
ketidakmampuan 1. Mengetahui bersih dan sehat dan sehat di
keluarga untuk cara menjaga di lingkungan lingkungan
menjaga kingkungan rumahnya rumahnya
kebersihan rumah yang - Keluarga
bersih. O: mengerti
2. Mengetahui Keluarga bagaimana cara
cara tampak ikut lingkungan yang
memodifikasi serta dalam bersih dan sehat
lingkungan membersihkan
rumah. lingkungan
rumahnya
10.30 3. Mengetahui Memberikan cara S: O:
akibat dari kepada keluarga Keluarga
WIB - Keluarga tampak
lingkungan tentang lingkungan mengerti
ikut serta dalam
rumah tidak yang bersih dan bagaimana cara
membersihkan
bersih. sehat lingkungan
lingkungan
yang bersih dan
rumahnya
sehat
- Keluarga tampak
O:
mengerti dengan
lingkungan yang
Keluarga bersih dan sehat
tampak
mengerti
A:
dengan Masalah lingkungan
lingkungan sudah teratasi
yang bersih dan
sehat
P:
Intervensi dientikan
E. EVALUASI SUMATIF
HARI/ TGL DIGNOSA EVALUASI PARAF
Kamis,28 Nyeri akut pada Nn. F S:
Januari 2021, berhubungan dengan Nn. F mengatakan merasakan nyaman saat melakukan kompres
09.30 WIB agen cidera biologis air hangat,
(dismenore) P: Tidak ada
Q: Tidak ada
R: Tidak ada
S: skala 2
T: Tidak ada
O:

Nn. F tampak nyaman dan sudah rileks


A:

Masala nyeri sudah teratasi


P:

Intervensi dihentikan
Rabu, 27 Kurangnya pengetahuan S:
Januari 2021, tentang penyakit pada Nn. Nn. F mengatakan sudah mengerti tentang cara menangani nyeri
09.30 WIB F berhubungan dengan aid (dismenore), dapat menjawab pertanyaan yang di tanyakan
kurangnya informasi oleh perawat
O:

Nn. F tampak mengerti dan tidak bingung


A:

Masalah pengetahuan tentang penyakit Nn. F sudah teratasi


P:

Intervensi dihentikan

Kamis, 28 Ketidakefektifan S:
Januari 2021, memelihara lingkungan - Keluarga mengatakan ingin menjaga kebersihan lingkungan
10.30 WIB pada keluarga Tn. B bersih dan sehat di lingkungan rumahnya
berhubungan dengan - Keluarga mengerti bagaimana cara lingkungan yang bersih
ketidakmampuan dan sehat
keluarga untuk menjaga O:
kebersihan lingkungan - Keluarga tampak ikut serta dalam membersihkan
lingkungan rumahnya
- Keluarga tampak mengerti dengan lingkungan yang bersih
dan sehat

A:
Masalah lingkungan sudah teratasi

P:
Intervensi dientikan
PRE PLANNING
LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. F DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI TENTANG DISMENORE PADA
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK REMAJA

DISUSUN OLEH:
WICKY BERLIN AMIRUL HIDAYAH
202014115

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
PRE PLANNING KELUARGA

Kunjungan : Hari ke-1


Hari/ Tanggal/ Bulan : Senin, 25 Januari 2021

A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu
keluarga dengan anak remaja. Nn. F mengatakan mengatakan setiap bulan
menstruasi dengan teratur dan sering merasakan disminore (nyeri saat
menstruasi), nyeri pada bagian abdomen bagian bawah tengah tapi dapat
menjalar sampai kebagian pinggang sehingga mengganggu aktivitas, terasa
tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri terus menerus. Nyeri
bertambah jika sedang beraktivitas. Nn. F mengatakan pusing, lemas. Nn.
F tidak tahu bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut, dan kurang
informasi mengenai cara mengatasi nyeri.
Keluarga Tn. B mengatakan paham tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi keluarga belum mampu untuk menjaga
kebersihan pada perkarangan rumahnya oleh sebab itu keluarga jarang
untuk membersihkan lingkungan perkarangannya. Keluarga juga tidak
suka untuk menanam tanaman di rumah.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya belum teratasi: semua diagnosa
belum teratasi.
3. Masalah keperawatan
Belum ditegakkan masalah keperawatan karena pengkajian Analisa
data belum dilakukan.

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan
dengan kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan rumah dalam waktu 45 menit terkumpul
data yang dapat menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data subjektif dan objektif
b. Terindentifikasi masalah keperawatan

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
2. Media dan Alat
a. Format pengkajian
b. Alat tulis
c. Alat pemeriksaan fisik
d. Format asuhan keperawatan
3. Waktu dan Tempat
Jam : 08.00 - Selesai
Tempat : Rumah Tn. B

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Evaluasi Hasil
a. Didapatkan: data umum, biologis keluarga, psikologis keluarga,
rekreasi, sosial ekonomi keluarga, spiritual keluarga, kultural keluarga,
keadaan ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga.
b. Terindentifikasi masalah kesehatan
c. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
PRE PLANNING KELUARGA

Kunjungan : Hari ke-2


Hari/ Tanggal/ Bulan : Selasa, 26 Januari 2021

A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu keluarga
dengan anak remaja. Diagnosa yang telah diangkat yaitu nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Intervensi pada hari ke-1 yang dilakukan pada tanggal 26 Januari
2021 masalah keperawatan nyeri, kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
ketidakefektifan memelihara lingkungan. Pada pertemuan yang akan
dilaksanakan pada Rabu, 27 Januari 2021, dimana mahasiswa akan melakukan
implementasi pada keluarga Tn. B khususnya pada Nn. F yaitu nyeri akut pada
Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Pada implementasi ini mahasiswa akan melakukan tindakan
keperawatan sesuai TUM, TUK, dan kriteria dan standar sesuai pada
diagnosa keperawatan. Setelah dilakukan implemetasi, jika masalah
keperawatan keluarga belum teratasi, maka mahasiswa akan melakukan
implementasi di hari berikutnya.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya belum teratasi: nyeri akut pada
Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan
kurangnya informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada
keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk
menjaga kebersihan lingkungan.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan ditegagkan 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan perhitungan skoring keperawatan keluarga.

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan
dengan kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
d. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan mampu:
a. Keluarga mengetahui tentang dismenore
b. Mengetahui cara menangani dismenore.
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan rumah yang bersih.
e. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu:
3. Menangani nyeri disaat dismenore
4. Skala nyeri dapat berkurang menjadi (2-1)
5. Mengetahui pengertian dan tanda gejala dismenore.
6. Mengetahui cara menangani dismenore.
7. Mengetahui cara menjaga lingkungan rumah yang bersih.
8. Mengetahui cara memodifikasi lingkungan rumah.
9. Mengetahui akibat dari lingkungan rumah tidak bersih.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
2. Media dan Alat
a. Format pengkajian
b. Alat tulis
c. Alat pemeriksaan fisik
d. Format asuhan keperawatan
3. Waktu dan Tempat
Jam : 08.00 - Selesai
Tempat : Rumah Tn. B

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan disiapkan
b. Alat bantu atau media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Evaluasi Hasil
a. Didapatkan: data umum, biologis keluarga, psikologis keluarga,
rekreasi, sosial ekonomi keluarga, spiritual keluarga, kultural keluarga,
keadaan ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga.
b. Terindentifikasi masalah kesehatan
c. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
PREPLANNING KELUARGA
Kunjungan : Hari ke-3

Hari/Tgl/Bulan : Rabu, 27 Januari 2021

A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu keluarga
dengan anak remaja. Diagnosa yang telah diangkat yaitu nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Intervensi pada hari ke-2 yang dilakukan pada tanggal 27 Januari
2021 masalah keperawatan nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen
cidera biologis (dismenore), kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn.
F behubungan dengan kurangnya informasi, ketidakefektifan memelihara
lingkungan pada keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Pada pertemuan yang akan
dilaksanakan pada Kamis, 28 Januari 2021, dimana mahasiswa akan melakukan
implementasi pada keluarga Tn. B khususnya pada Nn. F yaitu
nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore),
ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Pada implementasi ini mahasiswa akan melakukan tindakan keperawatan
sesuai TUM, TUK, dan kriteria dan standar sesuai pada diagnosa
keperawatan. Setelah dilakukan implemetasi, jika masalah keperawatan
keluarga belum teratasi, maka mahasiswa akan melakukan implementasi di
hari berikutnya.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya sudah teratasi: kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan
kurangnya informasi
c. Diagnosa keperawatan yang masalahnya belum teratasi: nyeri akut pada
Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore),
ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan ditegagkan 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan perhitungan skoring keperawatan keluarga.

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan
dengan kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan mampu:
a. Keluarga mengetahui tentang dismenore
b. Mengetahui cara menangani dismenore.
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan rumah yang bersih.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu:
a. Menangani nyeri disaat dismenore
b. Skala nyeri dapat berkurang menjadi (2-1)
c. Mengetahui pengertian dan tanda gejala dismenore.
d. Mengetahui cara menangani dismenore.
e. Mengetahui cara menjaga lingkungan rumah yang bersih.
f. Mengetahui cara memodifikasi lingkungan rumah.
g. Mengetahui akibat dari lingkungan rumah tidak bersih.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
2. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Lembar balik
3. Waktu dan Tempat
Waktu : 30 menit
Jam : 08.00-selesai
Tempat : Rumah Tn. B

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan 1 orang
b. Setting tempat teratur, saling berhadapan
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian anemia
b. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia
c. Peserta dapat menyebutkan pengaruh anemia bagi kehamilan
d. Peserta dapatmenyebutkan pencegahan anemia selama kehamilan
PREPLANNING KELUARGA
Kunjungan : Hari ke-4

Hari/Tgl/Bulan : Kamis, 28 Januari 2021

A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian pada kunjungan pertama pada tanggal
25 Januari 2021. Didapatkan hasil yaitu karakteristik keluarga yaitu keluarga
dengan anak remaja. Diagnosa yang telah diangkat yaitu nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga kebersihan
lingkungan. Intervensi pada hari ke-3 yang dilakukan pada tanggal 28 Januari
2021 masalah keperawatan nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen
cidera biologis (dismenore), ketidakefektifan memelihara lingkungan pada
keluarga Tn. B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Pada implementasi ini mahasiswa akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai TUM, TUK, dan kriteria dan standar sesuai pada
diagnosa keperawatan. Setelah dilakukan implemetasi, jika
masalah keperawatan keluarga belum teratasi, maka mahasiswa akan
melakukan implementasi di hari berikutnya.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Keluhan utama yang dirasakan setelah dilakukan implementasi
b. Diagnosa keperawatan yang masalahnya sudah teratasi: nyeri akut pada Nn.
F berhubungan dengan agen cidera biologis (dismenore), kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan kurangnya
informasi, ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan ditegagkan 3 diagnosa keperawatan
berdasarkan perhitungan skoring keperawatan keluarga

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Nyeri akut pada Nn. F berhubungan dengan agen cidera biologis
(dismenore)
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada Nn. F behubungan dengan
kurangnya informasi
c. Ketidakefektifan memelihara lingkungan pada keluarga Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan mampu:
a. Keluarga mengetahui tentang dismenore
b. Mengetahui cara menangani dismenore.
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan rumah yang bersih.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan rumah
diharapkan keluarga mampu:
a. Menangani nyeri disaat dismenore
b. Skala nyeri dapat berkurang menjadi (2-1)
c. Mengetahui pengertian dan tanda gejala dismenore.
d. Mengetahui cara menangani dismenore.
e. Mengetahui cara menjaga lingkungan rumah yang bersih.
f. Mengetahui cara memodifikasi lingkungan rumah.
g. Mengetahui akibat dari lingkungan rumah tidak bersih.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
2. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Lembar balik
3. Waktu dan Tempat
Waktu : 30 menit
Jam : 08.00-selesai
Tempat : Rumah Tn. B

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan 1 orang
b. Setting tempat teratur, saling berhadapan
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian anemia
b. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala anemia
c. Peserta dapat menyebutkan pengaruh anemia bagi kehamilan
d. Peserta dapatmenyebutkan pencegahan anemia selama kehamilan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
CARA MENANGANI NYERI HAID (DISMINORE)

DISUSUN OLEH:
WICKY BERLIN AMIRUL HIDAYAH
202014115

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
‘AISYIYAH SURAKARTA 2020/2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Pokok Bahasan : Cara Menangani Nyeri Haid (Disminore)

Sasaran : Keluarga Tn. B


Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Rumah Tn. B
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 26 Januari 2021
Jam Pelaksanaan : 30 menit

A. PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu
pada umur 11-20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara
fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Masa remaja ditandai
dengan munculnya karakteristik seks primer, hal tersebut dipengaruhi oleh mulai
bekerjanya kelenjar reproduksi. Kejadian yang muncul saat pubertas adalah
pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarke,
dan perubahan psikis. Pada wanita, pubertas ditandai dengan terjadinya haid atau
menstruasi. Haid merupakan proses keluarnya darah dari Rahim melalui vagina
setiap bulan selama masa usia subur (Larasati dan Alatas, 2016).
Ciri khas keluhan nyeri haid adalah kram di perut bagian bawah dengan atau
tanpa nyeri pinggang dimulai pada awal siklus menstruasi dan berakhir 48-72 jam.
Nyeri haid umumnya timbul beberapa jam sebelum darah haid keluar, diawali
dengan rasa tidak nyaman di daerah atas pubis, paha atas, dan punggung bawah.
Rasa nyeri akan mencapai puncaknya dalam beberapa jam. Kejadian ini bisa
berlangsung selama 1-2 hari. Nyeri akan berkurang seiring dengan lancarnya
darah haid. Beberapa factor pemicu terjadinya dismenore yaitu nulipara (belum
pernah melahirkan), kegemukan, perokok, dan riwayat dismenore dalam
keluarga (Wulandari dan Kustriyani, 2019).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan peserta
mampu mengetahui tentang cara menangani nyeri haid (desminore).
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menyebutkan pengertian dismenore
b. Mampu menyebutkan penyebab dismenore
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala dismenore
d. Mampu menyebutkan komplikasi dismenore
e. Mampu menyebutkan penanganan dismenore

C. SASARAN
Keluarga Tn. B khususnya Nn. F

D. TARGET
Nn. F

E. MATERI
1. Pengertian dismenore
2. Penyebab dismenore
3. Tanda dan gejala dismenore
4. Komplikasi dismenore
5. Penanganan dismenore

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik

H. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Waktu : 09.00-09.30 WIB
2. Tempat : Rumah Tn. B

I. SETTING TEMPAT

Keterangan:
P : Perawat
K: Klien

J. SUSUNAN ACARA
No. Perawat Peserta (klien) Waktu
1. Prainteraksi 5 menit
- Memberi salam - Menjawab Salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Kontrak waktu - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. Interaksi 20 menit
- Menjelaskan tentang - Mengemukakan
pengertian dismenore pendapat
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
penyebab dismenore memperhatikan
- Menjelaskan tentang tanda - Mendengarkan dan
dan gejala dismenore memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
komplikasi dismenore memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
penanganan dismenore memperhatikan

- Memberikan kesempatan - Mendengarkandan


pada peserta untuk memperhatikan bertanya

- Memberikan reinformen - Mengajukan


( danmenjawabpertanyaan
pertanyaan - Mendengarkandan
memperhatikan

3. Post interaksi 5 menit


- Menyimpulkan materi - Menyimak
- Mengadakan evaluasi - Menjawab pertanyaan
- Mengucapakn salam - Menjawab salam

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi stuktur
a. Peserta penyuluhan 1 orang
b. Setting tempat teratur, saling berhadapan
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan.
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian dismenore
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab dismenore
c. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala dismenore
d. Peserta dapat menyebutkan komplikasi dismenore
e. Peserta dapat menyebutkan penanganan dismenore

DAFTAR PUSTAKA

Larasati., Alatas. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada
Remaja. Majority. 5(3).

Wulandari., Kustriyani. 2019. Upaya Cara Mengatasi Disminore Pada Remaja Putri.
Jurnal Peduli Masyarakat. 1(1).
MATERI
CARA MENANGANI NYERI HAID (DISMENORE)

A. DEFINISI
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang dapat
dialami wanita saat menstruasi. Dismenore adalah nyeri perut bawah saat
menstruasi yang biasanya didampingi oleh gejala lainnya seperti berkeringat,
sakit kepala, diare, dan muntah. Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa
adanya kelainan pada organ genital dan hampir selalu muncul pertama kali pada
wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah siklus ovulasi mereka tetap.
Puncak kejadian dismenore primer adalah pada rentang usia remaja akhir menuju
dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun. Dismenore sekunder adalah nyeri
haid dengan adanya kelainan pada organ genital yang seringnya terjadi pada
wanita berusia lebih dari 30 tahun (Tsamara, et al., 2020).

B. ETIOLOGI
Etiologi desminore menurut Rahmawati (2016), yaitu sebagai berikut:
1. Usia menarche kurang dari 12 tahun
2. Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)
3. Menstruasi berkepanjangan (heavy or prolonged menstrual flow)
4. Riwayat keluarga positif
5. Kegemukan

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya
menurut Lubis (2018), yaiitu sebagai berikut:
1. Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah,
diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai
vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh
pingsan. Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan
menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang berlokasi
di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan sakit.
Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang
menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis, Beberapa wanita
mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare,
serta kelabilan emosi selama menstruasi.
2. Dismenore Sekunder
Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan, nyeri
saat berhubungan seksual, nyeri perut bagian bawah yang muncul diluar
waktu haid, nyeri tekan pada panggul, ditemukan adanya cairan yang keluar
dari vagina, teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.

D. KOMPLIKASI
Dismenore tidak mengancam nyawa apabila di biarkan dapat berakibat
buruk bagi penderita seperti depresi, infertilitas, ganguan fungsi seksual
penurunan kualtas hidup (Isnania, 2020).

E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan desminore menurut Saputri (2017), yaitu sebagai
berikut: 1. Kompres air hangat
Pemberian pengompresan air hangat dapat membantu merelaksasikan
otot otot dan sistim saraf, dapat juga dilakukan untuk menurunkan nyeri.
Respon fisiologis yang ditimbulkan dari teknik ini adalah vasodilatasi atau
pelebaran pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke
bagian tubuh yang sakit dan mampu menurunkan viskositas yang dpat
mengurangi ketegangan otot, dengan respon tersebut dapat meningkatkan
relaksasi otot dan menurunkan nyeri.
2. Olahraga dan menghindari konsumsi kopi dan teh
Olahraga cukup dan teratur seperti jogging, lari dan senam serta
menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat atau tidur. Olahraga yang
cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan
sebagai natural pain killer. Selain itu Kandungan kafein dalam kopi dan teh
dapat meningkatkan produksi prostaglandin yang mengakibatkan nyeri pada
perut.
3. Pengobatan Herbal/ Tradisional
Penelitian menyebutkan pemberian jamu kunir asam dapat
mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan oleh dismenore. Jamu kunir asam
mengandung simplisia yang berkhasiat sebagai anti nyeri, anti radang, dan
anti kejang otot. Simplisia dapat diperoleh pada bumbu dapur seperti kunyit,
buah asam, dan kayu manis.
4. Minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3 untuk mengurangi
dismenore. Peningkatan asam lemak omega 3 dari minyak ikan pada fosfolipid
dinding sel akan mengurangi produksi prostaglandin dan leukortien.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pasien yang mengkonsumsi minyak
ikan merasa sakitnya berkurang dan tidak memerlukan obat obat lain.
5. Teknik Relaksasi
Kondisi rileks dapat membuat produksi hormon adrenalin berhenti
sehingga otot otot tubuh tidak dalam kondisi tegang sehingga tidak
memerlukan banyak oksigen, energi, dan denyut jantung lebih lambat. Teknik
relaksasi dapat mengurangi produksi hormon progesteron dan estrogen yang
berperan dalam munculnya nyeri haid. Teknik relaksasi dapat dilakukan
dengan cara mendengarkan musik, yoga, hipnoterapi, dan memijat dengan
minyak aroma terapi pada area rasa tidak nyaman.
6. Pemberian penghambat sintesis prostaglandin
Pengobatan dismenore dengan analgesik dan Anti Inflamasi
Nonsteroid (AINS) diberikan atas petunjuk dokter. Saat endometrium
meluruh prostaglandin yang memasuki aliran darah tidak dapat dicegah.
Oleh karena itu efektivitas obat akan maksimal bila diberikan 1-2 hari
menjelang haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.
a. Celebrex Dosis awal 400 mg, selanjutnya 200 mg Per 12 jam
b. Ibu Profen Dosis awal 200 mg, selanjutnya 600 mg Per 6 jam
c. Nafroksen Dosis awal 440 -550 mg, selanjutnya 220- 275 mg Per 12 jam
d. Asam mefenamat Dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg
7. Pengobatan hormonal
Tujuan diberikan terapi dengan kontrasepsi hormonal (pil kombinasi)
adalah untuk menghambat ovulasi dan pertumbuhan jaringan endometrium.
8. Pemberian Antagonis
Kalsium Obat ini menghambat kontraksi otot polos uterus melalui
hambatan terhadap jalur kalsium. Jika pada sel sel otot dan intraseluler
terbebas dari kalsium, maka otot akan relaksasi, terjadi vasodilatasi, dan ion
yang menstimulasi produksi prostaglandin menurun. Pemberian nifedipin 15-
80 mg per hari telah mendapat respon yang baik, tetapi obat ini belum
banyak dipakai sehingga manfaat klinisnya masih harus diteliti lebih jauh.
9. Magnesium, Vitamin BI, Vitamin B6
Magnesium yang digunakan adalah jenis magnesium pidolate.
Magnesium dapat menurunkan kadar prostaglandin. Namun, dosis penggunaan
magnesium masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Penggunaan vitamin B6
dan 100 mg vitamin B1 dapat mengurangi nyeri dismenore. Selain
itu, vitamin E juga digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi.
Penggunaan 100 mg vitamin E selama 5 hari saat menstruasi dapat
mengurangi nyeri dismenore. Vitamin E dapat mempengaruhi biosintesis
prostaglandin. Percobaan pada tikus menyebutkan bahwa sintesis
prostaglandin terhambat.
Pemberian gliceryl trinitrite dapat menurunkan kadar nitric. Nitric
oxide berfungsi untuk mengurangi kontraksi miometrium yang berlebihan.
Dosis yang digunakan antara 0,1-0,2 mg/jam.
DAFTAR PUSTAKA

Isnania. 2020. Tingkat Dismenore Dengan Tingkat Stres. Karya Tulis Ilmiah.
STIKES Insan Cedikia Medika Jombang.

Lubis. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore Primer


Pada Remaja Siswi Sma Dharma Sakti Medan Tahun 2018. Skripsi. Politeknik
Keseatan Medan.

Rahmawati. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dismenorea Mahasiswi


Pendidikan Biologi Uin Walisongo Semarang Terhadap Sikap Mengatasi
Dismenorea Primer. Skripsi. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Saputri. 2017. Pengaruh Peer Education Terhadap Sikap Menghadapi Kejadian


Dismenore Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Islamic Centre Binbaz
Yogyakarta. Skripsi. Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Tsamara., dkk. 2020. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2(3).
LEMBAR BALIK
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai