Kunjungan : I
Tanggal : 25 April 2022
PENDAHULUAN
Latar belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses yang terdiri
dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan
data tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap
pengkajian merupakan hal yang penting dan menjadi dasar untuk merumuskan
intervensi, implementasi, dan evaluasi.sasaran dalam asuhan keperawatan keluarga ini
yakni keluarga Tn. A, yang memiliki penyakit hipertensi di kelurahan
Purwodiningratan Rt 01/07.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data umum
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Lingkungan
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
Stress dan koping keluarga
Harapan keluarga
Masalah keperawatan
Belum ada karena pengkajian belum dilakukan
B. PROSES KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan
Tujuan umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah keperawatan
Tujuan khusus
Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik, dan
harapan keluarga.
Teridentifikasinnya masalah kesehatan keluarga.
Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
Orientasi :
Mengucapkan salam
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
Kerja:
Melakukan pengkajian keluarga dan observasi
Mengidentifikasi masalah kesehatan
Memberikan penghargaan pada hal – hal positif yang dilakukan
Mengidentifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah kesehatan
Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah
Terminasi:
Mengucapkan salam
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
D. KRITERIA EVALUASI
Struktur :
LP (Laporan Pendahuluan) disiapkan
Alat bantu atau media disiapkan
Proses :
Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
Keluarga aktif dalam kegiatan
Hasil :
Didapatkan : data umum lingkungn, fungsi keluarga, harapan keluarga
pemahaman klien terhadap masalah kesehatan yang dihadapi, dan kemampuan
keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan yang ada.
Teridentifikasinnya masalah kesehatan.
Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak selanjutnya.
Pembimbing Mahasiswa
Kunjungan : II
Tanggal :28 April 2022
PENDAHULUAN
Latar belakang
Berdasarkan hasil Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 April 2022 data
bahwa Ny P telah mengalami penyakit Hipertensi sejak tahun 2015, tetapi Ny. P tidak
mengerti tentang komplikasi penyakit hipertensi,dan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang makanan yang harusnya tidak dikonsumsi serta dampak tidak kontrol dan
minum obat tidak teratur. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat. Tindakan
yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan dan memberikan sarana pendukung
terlaksananya rencana tindakan keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan
masalah kesehatan kepada klien kemudian bersama – sama dengan keluarga
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif untuk kegiatan selanjutnya.
Masalah keperawatan :
Nyeri akut
Defisiensi pengetahuan tentang penyakit hipertensi
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
B. PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut pada Ny. P faktor resiko hipertensi
Defisiensi pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada Ny. P
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ny. P dan Tn. A
Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,
memahami dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang pola hidup bersih dan
sehat pada penderita hipertensi dan diit yang benar
Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit keluarga dapat : Mengerti
dan memahami tentang kosep hipertensi, penyebab hipertensi, tanda, gejala dan akibat
hipertensi, cara penanganan dan pencegahan hipertensi serta nutrisi / diet hipertensi.
Orientasi :
Mengucapkan Salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaaan keluarga
Mengingatkan kembali kontrak dan membuat kontrak baru
Kerja
Menyampaikan informasi mengenai hipertensidan diit
Feedback dari materi yang telah disampaikan
c. Memotivasi dan memberikan reinforcement positif atas usaha yang telah dilakukan
oleh keluarga.
Terminasi
Menanyakan perasan keluarga setelah diberikan penyuluhan
Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan perasaan setelah diberikan penyuluhan
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
Mengucapkan salam
D. KRITERIA EVALUASI
Struktur :
Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan
Media sudah dipersiapkan
Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya
Proses:
Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan stratei pelaksanaan
Keluarga aktif dalam Kegiatan
Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
Hasil :
Keluarga dapat memahami tentang kosep hipertensi, penyebab hipertensi, tanda, gejala
dan akibat hipertensi, cara penanganan dan pencegahan hipertensi
Pembimbing Mahasiswa
DISUSUN OLEH :
Pendahuluan
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap tiap anggotan keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011).
Tahap perkembangan keluarga lansia dimulai saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usialanjut dan
pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses
stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,kehilangan
pekerjaan serta perasaan menurunya produktifitasa dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas
utama pada tahap keluarga ini. Usia lanjut umumnya lebh dapat beradaptasi
tinggal dirumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut (Mubarak dkk, 2011) adalah sebagai berikut:
Fungsi biologis, yaitu fungsi meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian, memberikan kedewasaan kepribadian
anggota keluarga, serta meberikan identitas pada keluarga.
Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing masing,
dan meneruskan nilai nilai budaya.
Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan saat ini dan menabung untuk keluarga dimasa yang
akan datang.
Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, ketrampilan, memberikan perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai
orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi denganperubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,
dan pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat
Melakukan life review
Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian
(harmoko, 2012)
Konsep Dasar :
Definisi
Menurut Masriyadi (2016), hipertensi adalah penyakit dengan tanda
adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas
tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang
tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui
arteri. Takanan darah diastolik diamail tekanan darah jatuh ketitik terndah
saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara
terus-menerus lebih dari satu periode (Irianto, 2014). Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan
kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering
juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).
b. Etiologi
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah tidak dapat diketahui penyebabnya.
Hipertesi primer biasanya dimulai sebagau proses labil pada
individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap
“menetap” pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak da berat,
perjalanannya dipercepat atau “maligna” yang menyebabkan
kondisi pasien memburuk dengan cepat. Penyebab hipertensi
primer adalah gangguan emosi, obesitas, konsusmsi alkohol yang
berlebihan, kopi, obat-obatan, faktor keturunan (Brunner dan
Suddart, 2015).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penempitan arteri, penyakit parenkim
ginjal, obat-obatan, disfungsi organ, tumor dan kehamilan
(Brunner dan Suddarrt, 2015). Sedangkan menurut Wijaya dan
Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa
kelainan ginjal seperti tumor, diabates, kelainan adrenal, kelainan
aorta, kelainan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,
hipertiroidisme dan pemakaian obat- obatan seperti kontrasepsi
oral dan kartikosteroid.
Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus
optikus ) (Brunner & Suddart, 2015).
Menurut Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul :
Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan
muntah akibat peningkatan tekana intracranial.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat,
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus.
Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler.
Pathways
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KELUARGA
1. Puskesmas : Ngoresan
2. No. Register : -
4. Nama KK : Tn. A
5. Alamat : Ngasinan RT 03 RW
13
A. STRUKTUR KELUARGA
(5) Perahu
C. BIOLOGIS KELUARGA
Keadaan Kesehatan Sekarang : Ny. P mengatakan pusing pada daerah tengkuk dan
kepala. Ny. P mengatakan seperti ditusuk-tusuk
dan hilang timbul. Ny. P mengatakan sering
mengkonsumsi makanan tinggi garam
Penyakit kronis menular/tidak menular : Tidak ada yang menderita penyakit kronis
lauk pauk
8. Pola istirahat tidur : Ny. P mengatakan tidur 6- 8jam perhari.
D. PSIKOLOGI KELUARGA
Keadaan Emosi : Ny. P seorang yang mudah marah dan tersinggung, Tn. A tampak
sabar dan pengertian
E. REKREASI : Menonton tv
G. SPIRITUAL KELUARGA
H. KULTURAL KELUARGA
Suku/bangsa : Jawa
Upaya mencari pertolongan kesehatan : Keluarga mengatakan jika ada salah satu
keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas terdekat
Adat keyakinan yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada budaya khusus yang
mempengaruhi kesehatan.
KEADAAN LINGKUNGAN
Pekarangan rumah
Dalam rumah
Pencahayaan & Penerangan : Pencahayaan dengan lampu terang pada malam hari.
Kebersihan & Kerapihan : Rumah terlihat berantakan dan kotor, banyak debu dan
daun berserakan di depan rumah.
Ventilasi : Keluarga mengatakan jarang membuka ventilasi rumah dan tidak tau
pentingnya tentang ventilasi rumah
d. Jamban : Terdapat Jamban jongkok
Keputusan yang telah diambil Ny.P adalah membeli obat di apotik ketika pusing
dan periksa ke Puskesmas.
Tindakan perawatan apa yang dilakukan oleh keluaga untuk mengatasi masalah
?
Keluarga mengatakan kerokan jika sakit dan menganjurkan untuk istirahat yang
cukup dan makan banyak
Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk menata lingkungan yang dapat
menunjang kesehatannya ?
Data objektif:
- Ny.P terlihat bingung
penyakitnya
Data objektif:
Tujuan
No Dx.Kep Intervensi keperawatan
Umum Khusus
orang terdekat
mengikut sertakan
keluarga atau orang
terdekat
kepada keluarga
untuk selalu
membuka jendela
rumah dan pintu
kesempatan
keluarga untuk
bertanya
Menganjurkan
kepada keluarga
untuk selalu
membuka jendela
rumah dan pintu
kesempatan
keluarga untuk
bertanya
Menganjurkan
kepada keluarga
untuk selalu
membuka jendela
rumah dan pintu
EVALUASI SUMATIF
P : hentikan intervensi
(SAP)
Waktu : 30 menit
A. Pendahuluan
Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam
Pelaksanaan
1. penegertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi.
2 15 menit 3. Tanda dan gejalah hipertensi.
Evaluasi 1. Bertanya
1. Memberikan kesempatan dan
3 5 menit untuk bertanya mendengar
2. Meminta keluarga jawaban
menjelaskan tentang materi 2. Menjelaska
hipertensi. n materi
Terminasi
5 menit 1. Mengucapkan terima kasih
G. Materi (terlampir)
Evaluasi
Evaluasi Struktur
Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
Kontrak dengan keluarga
Kegemukan (obesitas)
Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang kegemukan mudah
terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun
mempunyai resiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan
wanita langsing pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi volume
darah penderita hipertensi yang obesitas. Meskipun belum diketahui
secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti
bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas
dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi dengan berat
badan normal.
Kurang olahraga
Orang yang kurang aktif melakkukan olahraga pada umumnya cenderung
mengalami kegemukan dan akan menaikan tekanan darah. Dengan
olahraga kita dapat meningkatkan kerja jantung. Sehingga darah bisa
dipompadengan baik keseluruh tubuh.
Konsumsi garam berlebihan
Sebagian masyarakat kita sering menghubungkan antara konsumsi garam
berlebihan dengan kemungkinan mengidap hipertensi. Garam merupakan
hal yang penting dalam mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan
garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau
cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada kondisi
keadaan sistem hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi
primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, disamping kemungkinan
ada faktor lain yang berpengaruh.
Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mengonsumsi
garam, tetapi masih menderita hipertensi. Ternyata
setelah ditelusuri, banyak orang yang mengartikan konsumsi garam
adalah garam meja atau garam yang ditambahkan dalam makanan
saja. Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena hampir disemua
makanan mengandung garam natrium termasuk didalam bahanbahan
pengawet makanan yang digunakan.
Natrium dan klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi
natrium yang berlebih menyebabkan konsetrasi natrium didalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya kembali,
cairan intreseluler harus ditarik keluar sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga
berdampak pada timbulnya hipertensi.
Merokok dan mengonsumsi alcohol
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan
selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah,
nikotin dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah.
Mengonsumsi alkohol juga dapat membahayakan kesehatan karena dapat
meningkatkan sistem katekholamin, adanya katekholamin memicu naik
tekanan darah.
Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Jika ketakutan,
tegang atau dikejar masalah maka tekanan darah kita dapat meningkat.
Tetapi pada umumnya, begitu kita sudah kembali rileks maka tekanan
darah akan turun kembali. Dalam keadaan stres maka terjadi respon sel-sel
saraf yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan
natrium. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis (saraf yang bekerja ketika beraktivitas) yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres berkepanjanngan dapat
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut belum terbukti
secara pasti, namun pada binatang percobaan yang diberikan stres memicu
binatang tersebut menjadi hipertensi.
Faktor yang tidak dapat dikontrol
Keturunan (Genetika)
Faktor keturunan memang memiliki peran yang sangat besar terhadap
munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian
bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal
dari satu sel telur) dibandigkan heterozigot (berasal dari sel telur yang
berbeda). Jika seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik
hipertensi primer (esensial) dan tidak melakukan penanganan atau
pengobata maka ada kemungkinan lingkungannya akan menyebabkan
hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun akan
mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai
komplikasinya.
Jenis kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan
wanita. Hal ini disebabkan pria banyak mempunyai faktor yang
mendorong terjadinya hipertensi seperti kelelahan, perasaan kurang
nyaman, terhadap pekerjaan, pengangguran dan makan tidak terkontrol.
Biasanya wanita akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah
masa menopause.
Umur
Dengan semakin bertambahannya usia, kemungkinan seseorang menderita
hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit
yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko terhadap
timbulnya hipertensi. Hanya elastisitas jaringan yang erterosklerosis serta
pelebaran pembulu darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua.
Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun
sedangkan pada wanita terjadi setelah berumur 45 tahun.
PATOFISIOLOGI
Menurut (Triyanto, 2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa
rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding
arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama,
tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil
(arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau
hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh
meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas
memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari
sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
E. MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus ) (Brunner & Suddart,
2015).
Menurut Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian besar gejala
klinis timbul :
Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekana intracranial.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
PENATALAKSANAAN
Menurut Junaedi, Sufrida, & Gusti (2013), dalam penatalaksanaan hipertensi
berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa
obatobatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini,
perubahan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan
menjalani perilaku hidup sehat seperti :
a. Pembatasan asupan garam dan natrium
Menurunkan berat badan sampai batas ideal
Olahraga secara teratur
Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
Mengurangi/ tidak merokok
Menghindari stress
Menghindari obesitas
Terapi farmakologi (terapi dengan obat) selain cara terapi non-
farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang utama. Obat-obatan
anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain
obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan
penghambat konfersi enzim angiotensi.
POLA MAKAN MENCEGAH PENYAKIT HIPERTENSI
Menurut Pudiastuti, 2011, Salah satu penyebab faktor utama terjadinya hipertensi
adalah asteroklerosis. Kondisi ini disebabkan konsumsi lemak berlebih. Oleh
karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak
yang berlebihan selain pemberian obat-obatan bila mana diperlukan. Pembatasan
konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama
pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang
menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih
berhati-hati dalam mengonsumsi lemak karena mendekati menopouse.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, dimana
mengonsumsi beragam makanan yang seimbang yaitu :
Sumber karbohidrat: biji-bijian.
Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu
rendah/ rendah lemak.
Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil
olahannya.
Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan segar.
HIPERTENSI
( Tekanan Darah Tinggi)
Kendalikan hipertensi
dengan
: Periksa kesehatan se-cara Klasifikasi tekanan darah
rutin dan ikuti anju-ran dokter pada dewasa: Pengertian
A : Atasi penyyakit den-gan Normal Dibawah : 130 mmHg Di-bawah 85 Hipertensi adalah sebagai pening-katan
mmHg
pengobatan yg ttepat dan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya
teratur mmHg (Stadium 1)
T : Tetap diet dengan gizi 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 beresiko tinggi menderita penyakit
seimbang mmHg (Stadium 2) jantung, tetapi juga menderita penyakit
U : Upayakan aktifitas fisik Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100- lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
dengan aman 109 mmHg (Stadium 3) pembuluh darah dan makin tinggi
H : Hindari asap rokok, Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119
alcohol dan zat karsino- mmHg (Stadium 4)
Wiwit Sulis Tiya Ningsih
genik lainnya Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih
(202114151)
120 mmHg atau lebih
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
SURAKARTA
Tujuan diit hipertensi : TABEL MAKANAN DIIT HIPERTENSI
DIIT HIPERTENSI YYANG DIANJUKAN DAN TIDAK DIAN-
JURKAN
1. Mengurangi asupan garam
2. Memperbanyak serat
Pengertian 3. Menghentikan kebiasaan mero-
kok
4. Memperbanyak asupan kalium
Diit hipertensi merupakan
salah satu cara metode pen-
gendalian yang alami.
Kecukupan makanan dan
minuman yang dikonsumsi
secara teratur setiap hari.