Anda di halaman 1dari 40

PRE PLANNING KEPERAWATAN KELUARGA

Kunjungan : I
Tanggal : 25 April 2022

PENDAHULUAN
Latar belakang
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses yang terdiri
dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan
data tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap
pengkajian merupakan hal yang penting dan menjadi dasar untuk merumuskan
intervensi, implementasi, dan evaluasi.sasaran dalam asuhan keperawatan keluarga ini
yakni keluarga Tn. A, yang memiliki penyakit hipertensi di kelurahan
Purwodiningratan Rt 01/07.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Data umum
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Lingkungan
Struktur keluarga
Fungsi keluarga
Stress dan koping keluarga
Harapan keluarga
Masalah keperawatan
Belum ada karena pengkajian belum dilakukan

B. PROSES KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan
Tujuan umum
Mendapatkan data, menyimpulkan dan memprioritaskan masalah keperawatan
Tujuan khusus
Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik, dan
harapan keluarga.
Teridentifikasinnya masalah kesehatan keluarga.
Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Topik : Pengkajian Keluarga.
2. .Metode : Wawancara dan Observasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : Senin, 25 April 2022
5. Tempat : Rumah keluarga Tn. A di kampung ngasinan RT 03 RW 13

Orientasi :
Mengucapkan salam
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaan klien dan keluarga
Kerja:
Melakukan pengkajian keluarga dan observasi
Mengidentifikasi masalah kesehatan
Memberikan penghargaan pada hal – hal positif yang dilakukan
Mengidentifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah kesehatan
Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah
Terminasi:
Mengucapkan salam
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya

D. KRITERIA EVALUASI
Struktur :
LP (Laporan Pendahuluan) disiapkan
Alat bantu atau media disiapkan
Proses :
Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
Keluarga aktif dalam kegiatan
Hasil :
Didapatkan : data umum lingkungn, fungsi keluarga, harapan keluarga
pemahaman klien terhadap masalah kesehatan yang dihadapi, dan kemampuan
keluarga untuk memprioritaskan masalah kesehatan yang ada.
Teridentifikasinnya masalah kesehatan.
Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak selanjutnya.

Pembimbing Mahasiswa

Ida Nur imamah, S.Kep.Ns.,M.Kep Wiwi


t
S.T.N
202114151
PRE PLANNING KEPERAWATAN KELUARGA

Kunjungan : II
Tanggal :28 April 2022

PENDAHULUAN
Latar belakang
Berdasarkan hasil Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 April 2022 data
bahwa Ny P telah mengalami penyakit Hipertensi sejak tahun 2015, tetapi Ny. P tidak
mengerti tentang komplikasi penyakit hipertensi,dan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang makanan yang harusnya tidak dikonsumsi serta dampak tidak kontrol dan
minum obat tidak teratur. Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang di dapat. Tindakan
yang dilakukan yakni melakukan penyuluhan dan memberikan sarana pendukung
terlaksananya rencana tindakan keperawatan. Sebelumnya perawat menjelaskan
masalah kesehatan kepada klien kemudian bersama – sama dengan keluarga
memprioritaskan masalah kesehatan yang ada sehingga keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif untuk kegiatan selanjutnya.
Masalah keperawatan :
Nyeri akut
Defisiensi pengetahuan tentang penyakit hipertensi
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

B. PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut pada Ny. P faktor resiko hipertensi
Defisiensi pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada Ny. P
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ny. P dan Tn. A
Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,
memahami dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang pola hidup bersih dan
sehat pada penderita hipertensi dan diit yang benar
Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit keluarga dapat : Mengerti
dan memahami tentang kosep hipertensi, penyebab hipertensi, tanda, gejala dan akibat
hipertensi, cara penanganan dan pencegahan hipertensi serta nutrisi / diet hipertensi.

IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Topik : Hipertensi
2. Metode : Diskusi dan ceramah
3. Media : Format pengkajian , alat tulis, alat pemeriksaan fisik, leaflet
4. Waktu : 28 April 2022 pukul 10.00-10.30 WIB
5. Tempat : Rumah keluarga Tn. A RT 03 RW 13 kampung ngasinan

Orientasi :
Mengucapkan Salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaaan keluarga
Mengingatkan kembali kontrak dan membuat kontrak baru
Kerja
Menyampaikan informasi mengenai hipertensidan diit
Feedback dari materi yang telah disampaikan
c. Memotivasi dan memberikan reinforcement positif atas usaha yang telah dilakukan
oleh keluarga.
Terminasi
Menanyakan perasan keluarga setelah diberikan penyuluhan
Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan perasaan setelah diberikan penyuluhan
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
Mengucapkan salam

D. KRITERIA EVALUASI
Struktur :
Laporan Pendahuluan (LP) disiapkan
Media sudah dipersiapkan
Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya
Proses:
Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan stratei pelaksanaan
Keluarga aktif dalam Kegiatan
Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
Hasil :
Keluarga dapat memahami tentang kosep hipertensi, penyebab hipertensi, tanda, gejala
dan akibat hipertensi, cara penanganan dan pencegahan hipertensi

Pembimbing Mahasiswa

Panggah Widodo, S.Kep.Ns.,M.Kep Wiwit


202114151
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. A TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA LANSIA DENGAN
MASALAH UTAMA HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

WIWIT SULIS TIYA NINGSIH


202114151

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS


ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ’AISYIYAH
SURAKARTA 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

Pendahuluan
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap tiap anggotan keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011).
Tahap perkembangan keluarga lansia dimulai saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usialanjut dan
pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses
stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor tersebut adalah
berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,kehilangan
pekerjaan serta perasaan menurunya produktifitasa dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas
utama pada tahap keluarga ini. Usia lanjut umumnya lebh dapat beradaptasi
tinggal dirumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut (Mubarak dkk, 2011) adalah sebagai berikut:
Fungsi biologis, yaitu fungsi meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian, memberikan kedewasaan kepribadian
anggota keluarga, serta meberikan identitas pada keluarga.
Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing masing,
dan meneruskan nilai nilai budaya.
Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan saat ini dan menabung untuk keluarga dimasa yang
akan datang.
Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, ketrampilan, memberikan perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai
orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi denganperubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,
dan pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat
Melakukan life review
Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian
(harmoko, 2012)
Konsep Dasar :
Definisi
Menurut Masriyadi (2016), hipertensi adalah penyakit dengan tanda
adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas
tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang
tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui
arteri. Takanan darah diastolik diamail tekanan darah jatuh ketitik terndah
saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara
terus-menerus lebih dari satu periode (Irianto, 2014). Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan
kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering
juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).
b. Etiologi
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah tidak dapat diketahui penyebabnya.
Hipertesi primer biasanya dimulai sebagau proses labil pada
individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap
“menetap” pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak da berat,
perjalanannya dipercepat atau “maligna” yang menyebabkan
kondisi pasien memburuk dengan cepat. Penyebab hipertensi
primer adalah gangguan emosi, obesitas, konsusmsi alkohol yang
berlebihan, kopi, obat-obatan, faktor keturunan (Brunner dan
Suddart, 2015).

2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penempitan arteri, penyakit parenkim
ginjal, obat-obatan, disfungsi organ, tumor dan kehamilan
(Brunner dan Suddarrt, 2015). Sedangkan menurut Wijaya dan
Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa
kelainan ginjal seperti tumor, diabates, kelainan adrenal, kelainan
aorta, kelainan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,
hipertiroidisme dan pemakaian obat- obatan seperti kontrasepsi
oral dan kartikosteroid.

Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus
optikus ) (Brunner & Suddart, 2015).
Menurut Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul :
Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan
muntah akibat peningkatan tekana intracranial.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat,
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus.
Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler.
Pathways

Sumber : (NANDA NIC-NOC, 2015).


Komplikasi
Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain sebagai berikut
(Irwan, 2016):
Serebrovaskuler: stroke, transient ischemic attacks, demensia vaskuler,
ensefalopati.
Mata : retinopati hipertensif.
Kardiovaskuler : penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi
ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, disfungsi baik sistolik maupun
diastolik dan berakhir pada gagal jantung (heart failure).
Ginjal : nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis.
Arteri perifer : klaudikasio intermiten
Penatalaksanaan
Terapi nonfamakologis
Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa penatalaksanaan non
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara
modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
Mempertahankan berat badan ideal
Mengatasi obesitas juga dapat dilakukan dengan melakukan diet
rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika
berhasil menurunkan berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah
diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
Kurangi asupan natrium
Pengurangan konsumsi garam menjadi ½ sendok the/hari dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic
sebanyak 2,5 mmHg.
Batasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alcohol
berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum
berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih
besar dari pada mereka yang tidak meminum berakohol.
Diet yang mengandung kalium dan kalsium
Pertahankan asupan diet potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari)
dengan cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur seperti : pisang,
alpukat, papaya, jeruk, apel kacang-kangan, kentang dan diet
rendah lemak dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh dan
lemat total. Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama urin.
Dengan mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3- 5 kali dalam
sehari, seseorang bisa mencapai asupan potassium yamg cukup.
Menghindari merokok
Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan
timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat menimbulkan resiko
komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan
stroke, maka perlu dihindari rokok karena dapat memperberat
hipertensi.
Penurunan Stress
Stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap
namun jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan
kenaikan sementara yang sangat tinggi.
Terapi pijat
Pada prinsipnya pijat yang dikukan pada penderita hipertensi
adalah untuk memperlancar aliran energy dalam tubuh sehingga
gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat diminalisir, ketika
semua jalur energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan
hambatan lain maka risiko hipertensi dapat ditekan.
Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Wijaya dan Putri (2013)
merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara megeluarkan cairan berlebih dalam tubuh
sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat
aktifitas saraf simpatis.
Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya
pompa jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asma bronkhial.
Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
e) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta :
ECG
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular,
Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta
Masriadi . 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM
Mubbarak, Wahid Iqbal.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori.Salemba Medika:Jakarta
Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Udjiati, W. J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Format Asuhan Keperawatan Keluarga

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KELUARGA

Format pengkajian keperawatan


keluarga

1. Puskesmas : Ngoresan
2. No. Register : -

3. Tanggal : 25- 04 -2022

4. Nama KK : Tn. A

5. Alamat : Ngasinan RT 03 RW
13

A. STRUKTUR KELUARGA

NO NAMA HUB JENIS PENDI- PEKER- IMUNI-


ANGGT DGN KELA- UMUR AGAMA
DIKAN JAAN SASI
A KLG KK MIN

1. Tn. A KK Laki- 72 thn SD Wiraswas Islam Lengkap


laki ta

2. Ny. P Istri Perem- 67 thn SD IRT Islam Lengkap


puan

B. JARAK UNTUK MENCAPAI PELAYANAN KESEHATAN TERDEKAT

a. Puskesmas : 750m ( 1) Cara tempuh :


b. Puskesmas Pembantu : ..… ( ) (1) Jalan kaki

c. Posyandu : 200m ( 1) (2) Sepeda

d. Lain-lain : ...............................( ) (3) Motor roda 2

(4) Motor roda 4

(5) Perahu
C. BIOLOGIS KELUARGA

Keadaan Kesehatan Sekarang : Ny. P mengatakan pusing pada daerah tengkuk dan
kepala. Ny. P mengatakan seperti ditusuk-tusuk
dan hilang timbul. Ny. P mengatakan sering
mengkonsumsi makanan tinggi garam

2. Kebersihan Perorangan : Keluarga selalu rutin membersihkan diri, mandi


sehari 2x
3. Penyakit sering diderita : Ny. P sering mengeluh pusing

4. Penyakit keturunan : Tidak ada penyakit keturunan

Penyakit kronis menular/tidak menular : Tidak ada yang menderita penyakit kronis

6. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang cacat


7. Pola makan : Pola makan teratur, 3x sehari dengan nasi dan

lauk pauk
8. Pola istirahat tidur : Ny. P mengatakan tidur 6- 8jam perhari.

9. Pola eliminasi : Pasien mengatakan BAB teratur sehari satu kali

dan BAK sehari 3-4 kali dengan warna urin


kekuningan.

D. PSIKOLOGI KELUARGA

Keadaan Emosi : Ny. P seorang yang mudah marah dan tersinggung, Tn. A tampak
sabar dan pengertian

Kebiasaan tidak sehat : Ny. P sering mengkonsumsi makanan tinggi garam

Pengambilan keputusan : Pengambilan keputusan ada di tangan Tn. A dan meminta


pendapat anggota keluarga

E. REKREASI : Menonton tv

F. SOSIAL EKONOMI KELUARGA

1. Hubungan antar anggota keluarga : Hubungan antar keluarga saling menyayangi


dan mengasihi
2. Hubungan dengan orang lain : Keluarga dengan tetangga ramah dan baik
3. Kegiatan organisasi sosial : Keluarga tidak mengikuti peretemuan rutin

bapak-bapak, ibu mengikuti kegiatan pkk


4. Penghasilan keluarga/bulan : 1.000.000 per bulan

G. SPIRITUAL KELUARGA

1. Ketaatan Beribadah : Keluarga mengatakan taat beribadah, sholat tepat

waktu dan menjalankan puasa Ramadhan.

H. KULTURAL KELUARGA

Suku/bangsa : Jawa

Upaya mencari pertolongan kesehatan : Keluarga mengatakan jika ada salah satu
keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas terdekat

Adat keyakinan yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada budaya khusus yang
mempengaruhi kesehatan.

KEADAAN LINGKUNGAN

Pekarangan rumah

Pemanfaatan pekarangan : Banyak kayu yang berserakan di pekarangan rumah Tn. A


dan Ny. P .

b. Pembuangan limbah : Tn. A terdapat septic tank dibelakang


mengatakan
rumahnya yang cukup besar

c. Pembuangan sampah : Sampah diambil oleh dinas kebersihan perkotaan

Dalam rumah

Pencahayaan & Penerangan : Pencahayaan dengan lampu terang pada malam hari.

Kebersihan & Kerapihan : Rumah terlihat berantakan dan kotor, banyak debu dan
daun berserakan di depan rumah.

Ventilasi : Keluarga mengatakan jarang membuka ventilasi rumah dan tidak tau
pentingnya tentang ventilasi rumah
d. Jamban : Terdapat Jamban jongkok

e. Sumbe air minum : Menggunakan air PDAM

PENGETAHUAN, SIKAP & PERILAKU


Apakah keluaga mengetahui masalah kesehatan ?

Keluarga belum mengetahui masalah kesehatan Ny.P, keluarga bertanya-tanya


tentang penyakit hipertensi

Keputusan apa yang telah diambil keluarga untuk mengatasi masalah ?

Keputusan yang telah diambil Ny.P adalah membeli obat di apotik ketika pusing
dan periksa ke Puskesmas.

Tindakan perawatan apa yang dilakukan oleh keluaga untuk mengatasi masalah
?

Keluarga mengatakan kerokan jika sakit dan menganjurkan untuk istirahat yang
cukup dan makan banyak

Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk menata lingkungan yang dapat
menunjang kesehatannya ?

Keluarga tidak melakukan penataan lingkungan yang dapat menunjang


kesehatanya

Apakah keluarga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan bila mempunyai masalah


kesehatan ?

Keluarga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan


ANALISA DATA

No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Data subjektif : Nyeri akut

Ny. P mengatakan pusing dan tengkuk


terasa sakit dan berat.
P: sering mengkonsumsi
makanan tinggi garam.
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: keluhan yang dirasakan di
daerah tengkuk dan
kepala
S: Skala nyeri 3
T: keluhan timbul secara tiba-tiba,
sakit kepala yang dirasakan
hilang timbul
Data objektif :

Ny.P terlihat meringis dan memegangi


lehernya
TTV :
TD : 140/90
N : 86x/mnt
S :37’c
RR : 18x/mnt
2 Data subjektif : Defisiensi pengetahuan tentang
Keluarga Ny. P penyakit hipertensi
mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit hipertensi

Data objektif:
- Ny.P terlihat bingung

- Ny. P bertanya-tanya tentang

penyakitnya

3 Data subjektif : Ketidakefektifan pemeliharaan


- Keluarga kesehatan
mengatakan tidak tahu
tentang pentingnya ventilasi rumah

- Keluarga mengatakan jarang


membuka ventilasi rumah

Data objektif:

Lingkungan Ny. P dan Tn. A kotor karena


terdapat dedaunan dan kayu yang
berserakan

Pintu rumah Ny. P dan Tn. A sering


tertutup sehingga sedikit cahaya yang
masuk
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn. A Nama mahasiswa : Wiwit Sulis Tiya Ningsih


Alamat : Ngasinan RT 03 RW 13 NIM : 202114151

Tujuan
No Dx.Kep Intervensi keperawatan
Umum Khusus

1. Nyeri akut Setelah 1. Klien mampu 1. Kaji nyeri secara


dilakukan mengontrol komprehensif
tindakan nyeri (tahu 2. Anjurkan klien dan
keperawatan penyebab nyeri,
diharapkan mampu keluarga untuk melakukan
keluarga menggunakan kompres air hangat di bagian
tengkuk
klien dapat teknik
mengetahui nonfarmakologi 3. Ajarkan klien untuk
penyebab untuk melakukan teknik relaksasi
nyeri dan mengurangi nafas dalam atau teknik
dapat nyeri, mencari distraksi
mengatasi bantuan)
nyeri 2. Melaporkan 4. Beri lingkungan yang
dengan tepat bahwa nyeri nyaman untuk mengurangi
berkurang nyeri
dengan
manajemen
nyeri.
3. Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
4. Keluarga
mampu
memahami
tentang
penyakit
hipetensi
2 Defisiensi Setelah Keluarga mampu Bina hubungan saling
pengetahuan dilakukan mengenal masalah
tentang penyakit tindakan hipertensi percaya
hipertensi keperawatan Keluarga mampu
diharapkan
mengambil Pilih metode dan strategi
keluarga
keputusan penyuluhan yang benar
mengetahui
tentang Keluarga mampu
penyakit merawat anggota Beri penjelasan dan
hipertensi yang sakit pendidikan kesehatan tentang
penyakit hipertensi
Beri waktu pada keluarga

untuk mengajukan petanyaan


Ikut sertakan keluarga atau

orang terdekat

3 Ketidakefektifan Setelah Keluarga dapat Kaji tingkat pengetahuan


pemeliharaan dilakukan mengetahui keluarga tentang
kesehatan tindakan pentingnya pencahayaan dirumah
keperawatan pencahayaan di Beri penjelasan dan
diharapkan rumah
mempraktikkan pada
keluarga
Keluarga dapat keluarga tentang cara dan
mampu
mengubah mengambil manfaat pencahayaan
perilaku keputusan yang tepat dirumah
menjadi lebih Keluarga dapat Beri kesempatan keluarga
sehat mempertahankan untuk bertanya
suasana rumah yang Anjurkan kepada keluarga
sehat
untuk selalu membuka
jendela rumah dan pintu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

Tgl No Implementasi Evaluasi formatif paraf


Dx.Kep

25-4- 1 Mengkaji nyeri S:


2022 secara P : sering mengkonsumsi
komprehensif makanan tinggi garam.
Menganjurkan klien Q: seperti ditusuk-tusuk
R: keluhan yang dirasakan di
dan keluarga untuk daerah tengkuk dan kepala
melakukan kompres
air hangat di bagian S: Skala nyeri 3
tengkuk T: sakit kepala yang
Mengajarkan klien dirasakan hilang timbul

untuk melakukan O : pasien tampak meringis


teknik relaksasi menahan nyeri
nafas dalam atau TD : 140/90
teknik distraksi
Memberi A : masalah belum teratasi

lingkungan yang P : lanjukan intervensi


nyaman untuk
mengurangi nyeri

15-4- 2 Membina hubungan S: keluarga bertanya-tanya


2022 saling percaya tentang penyakit hipertensi
memiilih metode O : keluarga tampak bingung

dan strategi A : masalah belum teratasi


penyuluhan yang
benar karena keluarga lupa ingat
tentang pendidikan
memberi penjelasan kesehatanyang sudah
dan pendidikan diberikan
kesehatan tentang P : lanjutkan
penyakit hipertensi
intervensi,memberikan
memberi waktu pendidikan kesehatan ulang
pada keluarga untuk tentang penyakit hipertensi
mengajukan
petanyaan

mengikut sertakan
keluarga atau orang
terdekat

25-4- 3 Mengkaji tingkat S : keluarga Ny.P


2022 pengetahuan mengatakan belum tau
keluarga tentang manfaat pencahayaan
pencahayaan dirumah
dirumah O : pintu dan jendela masih

Memberi penjelasan tertutup saat siang hari


dan mempraktikkan A: masalah belum teratasi
pada keluarga
tentang cara dan P :lanjutkan intervensi,
manfaat memberi pendidikan
pencahayaan kesehatan tentang manfaat
dirumah pencahayaan dirumah
Memberi
kesempatan
keluarga untuk
bertanya
Menganjurkan

kepada keluarga
untuk selalu
membuka jendela
rumah dan pintu

26-4- 1 Mengkaji nyeri S:


2022 secara P : pasien masih
komprehensif mengeluhkan nyeri
Menganjurkan klien Q: seperti ditusuk-tusuk
R: keluhan yang dirasakan di
dan keluarga untuk daerah tengkuk dan kepala
melakukan kompres
air hangat di bagian S: Skala nyeri 3
tengkuk T: sakit kepala yang
dirasakan hilang timbul
Mengajarkan klien
untuk melakukan O : pasien tampak meringis
teknik relaksasi menahan nyeri
nafas dalam atau
teknik distraksi TD : 160/100
Memberi A : masalah belum teratasi

lingkungan yang P : lanjukan intervensi


nyaman untuk
mengurangi nyeri

26-4- 2 Membina hubungan S: keluarga sedikit


2022 saling percaya mengetahui tentang penyakit
memiilih metode hipertensi

dan strategi O : keluarga mampu


penyuluhan yang menyebutkan pengertian dan
benar tanda gejala
memberi penjelasan A : masalah belum teratasi

dan pendidikan karena keluarga lupa ingat


kesehatan tentang tentang pendidikan kesehatan
penyakit hipertensi yang sudah diberikan
memberi waktu P : lanjutkan intervensi,

pada keluarga untuk memberikan pendidikan


mengajukan kesehatan ulang tentang
petanyaan penyakit hipertensi
mengikut sertakan

keluarga atau orang


terdekat

26-4- 3 Mengkaji tingkat S : keluarga Ny. P


2022 pengetahuan mengatakan belum tau
keluarga tentang manfaat pencahayaan
pencahayaan dirumah
dirumah O : keluarga mendengarkan

Memberi penjelasan dan pahan tentang penjelasan


dan mempraktikkan A: masalah belum teratasi
pada keluarga
tentang cara dan P :lanjutkan intervensi,
manfaat pantau kebersihan dan
pencahayaan
dirumah kerapian rumah
Memberi

kesempatan
keluarga untuk
bertanya
Menganjurkan

kepada keluarga
untuk selalu
membuka jendela
rumah dan pintu

28-4- 1 mengkaji nyeri S:


2022 secara P : pasien mengatakan nyeri
komprehensif sudah berkurang.
menganjurkan klien Q: pasien mengatakan nyeri
hampir tidak berasa
dan keluarga untuk R: keluhan yang dirasakan di
melakukan kompres daerah tengkuk dan kepala
air hangat di bagian
tengkuk S: Skala nyeri 1
mengajarkan klien T: pasien mengatakan nyeri
sudah tidak berasa
untuk melakukan
teknik relaksasi O : pasien mampu
nafas dalam atau menyebutkan cara mengatasi
teknik distraksi nyeri
memberi TD : 130/90
lingkungan yang A : masalah teratasi
nyaman untuk
mengurangi nyeri P : hentikan intervensi

28-4- 2 Membina hubungan S : keluarga mengatakan


2022 saling percaya mengetahui tentang penyakit
memiilih metode hipertensi
dan strategi O : keluarga mampu
penyuluhan yang menyebutkan pengertian,
benar
memberi penjelasan penyebab, dan pencgahan
penyakit hipertensi
dan pendidikan
kesehatan tentang A : masalah teratasi
penyakit hipertensi P : hentikan intervensi,
memberi waktu motivasi keluarga untuk
pada keluarga untuk mengingat/memahami
mengajukan tentang penyakit hipertensi
petanyaan
mengikut sertakan

keluarga atau orang


terdekat

28-4- 3 Mengkaji tingkat S : keluarga Ny. P


2022 pengetahuan mengatakan tau manfaat
keluarga tentang pencahayaan dirumah
pencahayaan O : keluarga tampak
dirumah
mengangguk dan tersenyum
Memberi penjelasan ketika diberi pujian. Pintu
dan mempraktikkan dan jendela sudah dibuka saat
pada keluarga siang hari
tentang cara dan A: masalah teratasi
manfaat
pencahayaan P :hentikan intervensi
dirumah
Memberi

kesempatan
keluarga untuk
bertanya
Menganjurkan

kepada keluarga
untuk selalu
membuka jendela
rumah dan pintu
EVALUASI SUMATIF

Tgl Diagnosa kep Evaluasi Paraf

28-4-2022 Nyeri Akut S:


P : pasien mengatakan nyeri sudah
berkurang.
Q: pasien mengatakan nyeri
hampir tidak berasa
R: keluhan yang dirasakan di
daerah tengkuk dan kepala
S: Skala nyeri 1
T: pasien mengatakan nyeri sudah
tidak berasa
O : pasien mampu menyebutkan

cara mengatasi nyeri


TD : 130/90
A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

28-4-2022 Defisiensi pengetahuan S : keluarga mengatakan


tentang penyakit mengetahui tentang penyakit
hipertensi hipertensi
O : keluarga mampu menyebutkan
pengertian, penyebab, tanda gejala
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

28-4-2022 Ketidakefektifan S : keluarga Ny.P mengatakan tau


pemeliharaan manfaat pencahayaan dirumah
kesehatan O : keluarga tampak mengangguk
dan tersenyum ketika diberi pujian
A: masalah teratasi
P :hentikan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Sub Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sasaran : Keluarga Tn. A

Waktu : 30 menit

Hari/tgl Pelaksanaan : 28 April 2022

Tempat : Rumah Tn. A

A. Pendahuluan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan


abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang
mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan
dan organ–organ tubuh secara terus– menerus lebih dari suatu
periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol– arteriol
konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti,
2010). Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).
Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga mampu
memahami tentang masalah Hipertensi.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 30 menit,
diharapkan keluarga dapat :
Menjelaskan kembali pengertian dari hipertensi.
Menyebutkan kembali penyebab dari hipertensi.
Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari hipertensi.
Menjelaskan kembali proses penyakit hipertensi.
Menyebutkan kembali komplikasi hipertensi.
Menjelaskan kembali cara pencegahan hipertensi.
Menjelaskan kembali cara perawatan hipertensi
Metode
Ceramah
Demonstrasi
Diskusi dan tanya jawab
Media : Leaflet
Proses Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan
sasaran

Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam

1 5 menit 3. Menyebutkan materi yang 2. Memperhatikan


akan diberikan 3. memperhatikan

Pelaksanaan
1. penegertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi.
2 15 menit 3. Tanda dan gejalah hipertensi.

4. Proses penyakit hipertensi. memperhatikan


Komplikasi hipertensi.
5.
6. Cara pencegahan hipertensi.
7. Cara perawatan hipertensi.

Evaluasi 1. Bertanya
1. Memberikan kesempatan dan
3 5 menit untuk bertanya mendengar
2. Meminta keluarga jawaban
menjelaskan tentang materi 2. Menjelaska
hipertensi. n materi

Terminasi
5 menit 1. Mengucapkan terima kasih

4 atas perhatian yang 1. Memperhatikan


diberikan 2. Menjawab
2. Mengucapkan salam salam

G. Materi (terlampir)

Evaluasi
Evaluasi Struktur
Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
Kontrak dengan keluarga

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.


Evaluasi Proses : Keluarga antusias dalam menyimak uraian
materi penyuluhan tentang hipertensi.
Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit sasaran mampu :
Keluarga mampu menjelaskan pengertian hipertensi.
Keluarga mampu menyebutkan penyebab hipertensi.
Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejalah hipertensi.
Keluarga mampu menjelaskan Proses penyakit hipertensi
Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
Keluarga mampu menjelaskan pencegahan hipertensi.
Keluarga mampu menjelaskan cara perawatan hipertensi
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan
darah di dalam Arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan
tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri
menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal. Sedangkan menurut
(Triyanto,2014) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian /
mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam
setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang
sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase
darah yang kembali ke jantung (Anies, 2006).
ETIOLOGI
Etiologi Hipertensi Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat
dikelompookan menjadi dua yaitu:
Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui
penyebab dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai
penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, sters
psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan).
Sekitar 90% pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori
ini.
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui,
umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan
dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak berfungsi,
pemakaiyan kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan
hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit
jantung.
C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
Faktor-faktor resiko hipertensi ada yang dapat di kontrol dan tidak dapat
dikontrol menurut (Sutanto, 2010) antara lain :
Faktor yang dapat dikontrol : Faktor penyebab hipertensi yang dapat
dikontrol pada umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola
makan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Kegemukan (obesitas)
Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang kegemukan mudah
terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun
mempunyai resiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan
wanita langsing pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi volume
darah penderita hipertensi yang obesitas. Meskipun belum diketahui
secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti
bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas
dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi dengan berat
badan normal.
Kurang olahraga
Orang yang kurang aktif melakkukan olahraga pada umumnya cenderung
mengalami kegemukan dan akan menaikan tekanan darah. Dengan
olahraga kita dapat meningkatkan kerja jantung. Sehingga darah bisa
dipompadengan baik keseluruh tubuh.
Konsumsi garam berlebihan
Sebagian masyarakat kita sering menghubungkan antara konsumsi garam
berlebihan dengan kemungkinan mengidap hipertensi. Garam merupakan
hal yang penting dalam mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan
garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau
cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada kondisi
keadaan sistem hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi
primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, disamping kemungkinan
ada faktor lain yang berpengaruh.
Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mengonsumsi
garam, tetapi masih menderita hipertensi. Ternyata
setelah ditelusuri, banyak orang yang mengartikan konsumsi garam
adalah garam meja atau garam yang ditambahkan dalam makanan
saja. Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena hampir disemua
makanan mengandung garam natrium termasuk didalam bahanbahan
pengawet makanan yang digunakan.
Natrium dan klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi
natrium yang berlebih menyebabkan konsetrasi natrium didalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya kembali,
cairan intreseluler harus ditarik keluar sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga
berdampak pada timbulnya hipertensi.
Merokok dan mengonsumsi alcohol
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan
selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah,
nikotin dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah.
Mengonsumsi alkohol juga dapat membahayakan kesehatan karena dapat
meningkatkan sistem katekholamin, adanya katekholamin memicu naik
tekanan darah.
Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Jika ketakutan,
tegang atau dikejar masalah maka tekanan darah kita dapat meningkat.
Tetapi pada umumnya, begitu kita sudah kembali rileks maka tekanan
darah akan turun kembali. Dalam keadaan stres maka terjadi respon sel-sel
saraf yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan
natrium. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis (saraf yang bekerja ketika beraktivitas) yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres berkepanjanngan dapat
mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut belum terbukti
secara pasti, namun pada binatang percobaan yang diberikan stres memicu
binatang tersebut menjadi hipertensi.
Faktor yang tidak dapat dikontrol
Keturunan (Genetika)
Faktor keturunan memang memiliki peran yang sangat besar terhadap
munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian
bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar monozigot (berasal
dari satu sel telur) dibandigkan heterozigot (berasal dari sel telur yang
berbeda). Jika seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik
hipertensi primer (esensial) dan tidak melakukan penanganan atau
pengobata maka ada kemungkinan lingkungannya akan menyebabkan
hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun akan
mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai
komplikasinya.
Jenis kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan
wanita. Hal ini disebabkan pria banyak mempunyai faktor yang
mendorong terjadinya hipertensi seperti kelelahan, perasaan kurang
nyaman, terhadap pekerjaan, pengangguran dan makan tidak terkontrol.
Biasanya wanita akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah
masa menopause.
Umur
Dengan semakin bertambahannya usia, kemungkinan seseorang menderita
hipertensi juga semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit
yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko terhadap
timbulnya hipertensi. Hanya elastisitas jaringan yang erterosklerosis serta
pelebaran pembulu darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua.
Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun
sedangkan pada wanita terjadi setelah berumur 45 tahun.
PATOFISIOLOGI
Menurut (Triyanto, 2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa
rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding
arterinya telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama,
tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil
(arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau
hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh
meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas
memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari
sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
E. MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus ) (Brunner & Suddart,
2015).
Menurut Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian besar gejala
klinis timbul :
Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekana intracranial.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

PENATALAKSANAAN
Menurut Junaedi, Sufrida, & Gusti (2013), dalam penatalaksanaan hipertensi
berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa
obatobatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini,
perubahan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan
menjalani perilaku hidup sehat seperti :
a. Pembatasan asupan garam dan natrium
Menurunkan berat badan sampai batas ideal
Olahraga secara teratur
Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
Mengurangi/ tidak merokok
Menghindari stress
Menghindari obesitas
Terapi farmakologi (terapi dengan obat) selain cara terapi non-
farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang utama. Obat-obatan
anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain
obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan
penghambat konfersi enzim angiotensi.
POLA MAKAN MENCEGAH PENYAKIT HIPERTENSI
Menurut Pudiastuti, 2011, Salah satu penyebab faktor utama terjadinya hipertensi
adalah asteroklerosis. Kondisi ini disebabkan konsumsi lemak berlebih. Oleh
karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak
yang berlebihan selain pemberian obat-obatan bila mana diperlukan. Pembatasan
konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama
pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang
menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih
berhati-hati dalam mengonsumsi lemak karena mendekati menopouse.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, dimana
mengonsumsi beragam makanan yang seimbang yaitu :
Sumber karbohidrat: biji-bijian.
Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu
rendah/ rendah lemak.
Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil
olahannya.
Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan segar.
HIPERTENSI
( Tekanan Darah Tinggi)

Kendalikan hipertensi
dengan
: Periksa kesehatan se-cara Klasifikasi tekanan darah
rutin dan ikuti anju-ran dokter pada dewasa: Pengertian
A : Atasi penyyakit den-gan Normal Dibawah : 130 mmHg Di-bawah 85 Hipertensi adalah sebagai pening-katan
mmHg
pengobatan yg ttepat dan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya
teratur mmHg (Stadium 1)
T : Tetap diet dengan gizi 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 beresiko tinggi menderita penyakit
seimbang mmHg (Stadium 2) jantung, tetapi juga menderita penyakit
U : Upayakan aktifitas fisik Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100- lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
dengan aman 109 mmHg (Stadium 3) pembuluh darah dan makin tinggi
H : Hindari asap rokok, Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119
alcohol dan zat karsino- mmHg (Stadium 4)
Wiwit Sulis Tiya Ningsih
genik lainnya Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih
(202114151)
120 mmHg atau lebih
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
SURAKARTA
Tujuan diit hipertensi : TABEL MAKANAN DIIT HIPERTENSI
DIIT HIPERTENSI YYANG DIANJUKAN DAN TIDAK DIAN-
JURKAN
1. Mengurangi asupan garam
2. Memperbanyak serat
Pengertian 3. Menghentikan kebiasaan mero-
kok
4. Memperbanyak asupan kalium
Diit hipertensi merupakan
salah satu cara metode pen-
gendalian yang alami.
Kecukupan makanan dan
minuman yang dikonsumsi
secara teratur setiap hari.

Prinsip dan syarat diit


hipertensi :
• Makanan beraneka ragam dan gizi
seimbang
• Jenis dan komposisi makanan dis-
esuaikan dengan kondisi pende-
rita
• Jumlah garam dibatasi
• Mengutamakan konsumsi sayuran

Anda mungkin juga menyukai