Anda di halaman 1dari 7

1

A. Latar Belakang Tindakan yang dilakukan


Pemberian obat harus selalu dilakukan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pengetahuan yang relevan. Jalur vena dipaki khususnya
untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat bereaksi dengan cepat
misalnya pada situasi gawat darurat, obat dimasukkan ke vena sehingga
obat langsung masuk ke system sirkulasi menyebabkan obat dapat bereaksi
lebih cepat disbanding dengan cara enternal atau parenteral yang lain yang
memerlukan waktu absorbsi.
Pemberian obat intravena dilakukan dengan berbagai cara. Pada
pasien yang tidak dipasang infus, obat diinjeksikan langsung pada vena.
Biasanya dicari vena besar yaitu vena basilica atau vena sefalika ada
lengan. Pada pasien yang dipasang infus, obat dapat diberikan melalui
botol infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat untuk
memasukkan obat.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan. Jangan lakukan penusukan sebelum yakin mendapatkan vena
yang mudah ditusuk. Pengulangan tusukan dapat menyebabkan rasa sakit
pada pasien.
B. Tujuan
1. Untuk mengatahui pengertian pemberian obat melalui intravena.
2. Untuk mengetahui pemberian obat lewat intravena melalui selang
infus.
C. Manfaat
Menghindari rasa sakit pasien karena suntikan tidak langsung ke kulit
pasien.
D. Tinjauan Teori
1. Definisi intravena
Pemberian obat intravena merupakan pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit.

2
Pemberian obat melalui intra vena bolus adalah suatu tindakan
memasukkan atau menyuntikkan obat-obatan melalui intravena lewat
selang infus.
2. Tujuan
a. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada
pasien yang sedang gawat darurat.
b. Memasukkan obat dalam volume yang lebih benar.
c. Menghindari rasa sakit pasien karena suntikan tidak langsung ke
kulit pasien.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Benar obat
b. Benar pasien
c. Benar dosis
d. Benar waktu
e. Benar cara/ rute pemberian
f. Benar dokumentasi
g. Benar informasi
4. Persiapan alat
a. Handscoen
b. Kapas alcohol
c. Obat intravena sesuai kebutuhan
d. Perlak
e. Spuit
5. Prosedur tindakan
a. Orientasi
1) Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan validasi
data : nama pasien,
2) Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tinddakan
3) Meminta persetujuan tindakan kepada pasien
4) Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
b. Tahap Kerja

3
1) Cuci tangan dan pakai handscoon
2) Menyiapkanobat sesuia dengan prinspi6 benar
3) Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan
4) Memasang perlak pengalas pada area dibawah yang terpasang
infus
5) Mengecek kelancaran tetesan infus sebelum obat dimasukkan
6) Memastikan tidak ada udara pada spuit yang berisi obat
7) Mematikan atau mengeklem infus
8) Melakukan disinfektan menggunakan swab alcohol pada area
karet saluran infus set pada saluran infus
9) Memasukkan jarum kebagian karet selauran infus dengan hati-
hati dengan kemiringan 15-45o
10) Melakukan aspirasi untuk memastikan bahwa obat masuk ke
saluran vena dengan baik.
11) Memasukkan obat secara perlahan dengan mendorong
pegangan disposable spuit sampai obat habis.
12) Mencabut jarum dari bagian karet selang infus dengan
mendindih kapas pada lokasi tusukkan jarum tadi.
13) Membuka klem cairan infus dengan mengobservasi kelancaran
tetesan infus
14) Membuat spuit disposable ke bengkok
15) Menghitung tetesan infus sesuai dengan program yang
diberikan
16) Membereskan alat-alat dan pasien
17) Melepas sarung tangan
18) Mencuci tangan

4
E. Hasil Pengkajian Focus Terhadap Tindakan yang Dilakukan
Nama : Tn. A
Diagnosa medis : ca mamae

No Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem


1 01-11-2021 Ds: pasien mengatakan Agen cidera Nyeri akut
08.00 nyeri pada luka post fisik luka
masektomi payudara kiri post
P: nyeri muncul saat masektomi
bergerak
Q: rasa seperti tertusuk-
tusuk
R: payudara sebelah kiri
sampai lengan tangan
kiri
S: skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul

Do:
 pasien meringis
kesakitan
 Terdapat luka
post masektomi
 Terpasang 2
drainase pada
luka
 TD: 133/80
mmHg
 N: 87x/menit
 S: 36,4
 RR:20x/menit
 Spo2: 98%

F. Diagnosa keperawatan yang muncul


Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik luka post masektomi

G. Intervensi

5
No Tgl/jam Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 01-11-21 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji, 1. Mengetahui
08.00 berhubunga tindakan ku, ttv dan keadaan
n dengan keperawatan nyeri umum dan
agen cidera selama 3x 24 jam 2. Beri kualitas
fisik luka masalah teratasi posisi nyeri yang
post dengan kriteria nyaman pada dirasakan
masektomi hasil: klien 2. Untuk
 Nyeri 3. Ajarkan memberikan
berkurang teknik posisi
dengan relaksasi nyaman
skala 2 nafas dalam 3. Untuk
 Pasien 4. Kolabo mengurangi
dapat rasi dengan rasa nyeri
memanaje dikter untuk 4. Untuk
men nyeri pemberian mengurangi
 Pasien obat rasa nyeri
tidak analgetik
meringis
kesakitan

H. Implementasi

No Tgl/ jam Diagnosa Implementasi Respon Ttd/nama


1 29-10-21 Nyeri akut Memberikan obat S: Ny P Wiwitstn
08.00 berhubunga anti nyerimelalui mengatakan
n dengan selang infus merasa lega dan
agen cidera (ketorolac 2x 1 nyeri berkurang
fisik luka ampul) setelah diberikan
post obat
masektomi O: Ny P tampak
mengituti
instruksi perawat

I. Evaluasi

6
No Tgl/jam Diagnosa Evaluasi Ttd/nama
1 29-10-21 Nyeri akut S: Ny P mengatakan merasa Wiwitstn
08.00 berhubungan dengan lega dan nyeri berkurang
agen cidera fisik luka setelah diberikan obat
post masektomi O: Ny P tampak mengkuti
instruksi perawat
A: nyeri akut belum teratasi
P: hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai