Anda di halaman 1dari 7

Diabetes Millitus

DEFINISI PEMERIKSAAN
PATOFISIOLOGI
PENUNJANG
Diabetes Melitus adalah ETIOLOGI Menurut (Rara, W G dkk, 2019)tubuh
1. Pemeriksaan darah
penyakit kelainan metabolik memerlukan bahan untuk membentuk sel
a. Obesitas (GDS, gas arteri
yang dikarakteristikkan b. Umur baru dan mengganti sel yang rusak.
c. Riwayat darah)
dengan hiperglikemia kronis Disamping itu tubuh juga memerlukan
keluarga 2. Pemeriksaan urin
serta kelainan metabolisme dengan dm energi supaya sel tubuh dapat berfungsi (gula dan aseton +
d. Gaya hidup
karbohidrat, lemak dan dengan baik. Energi berasal dari bahan
protein diakibatkan oleh makanan yang terdiri dari unsur PENATALAKSANAAN
MEDIS
kelainan sekresi insulin, kerja karbohidrat, lemak dan protein. Pada
1. Tablet OAD
insulin maupun keduanya keadaan normal kurang lebih 50% glukosa 2. Insulin
yang dimakan mengalami metabolisme 3. Sulfoniluga
sempurna menjadi CO2 dan air, 10% 4. Biquanid
KLASIFIKASI menjadi glikogen dan 20% sampai 40%
a. Tipe I Insulin diubah menjadi lemak. Pada diabetes
Dependent Diabetes melitus penyerapan glukosa ke dalam sel
Melitus (IDDM)
macet dan metabolismenya terganggu KOMPLIKASI
b. Tipe II Non Insulin
Dependent Diabetes sehingga menyebabkan glukosa tetap a. Ketoasidosis
Mellitus (NIDDM Diabetik(KAD)
c. DM tipe lain berada dalam sirkulasi darah. Ginjal tidak b. Hyperosmolar
Karena kelainan dapat menahan hiperglikemi ini, karena hyperglycemic
Karena kelainan State(HHS
genetik ambang batas untuk gula darah adalah 180 c. Hipoglikemia
d. Diabetes mg% sehingga ginjal tidak bisa menyaring d. kerusakan ginjal
Kehamilan e. gangguan pada mata
dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam
darah.
PATHWAY OF DM
KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian

1. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsatgl. MRS dan diagnosa medis.

2. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki, rasa raba yang menurun, adanya luka yang
tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.

3. Riwayat kesehatan sekarang


Terjadinya penyebab luka, dan upaya untuk mengatasinya.

4. Riwayat kesehatan dahulu


Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain misalnya penyakit
pankreas, jantung dan obesitas.

5. Riwayat kesehatan keluarga


Dari genogram keluarga biasanya ada keluarga yang juga menderita DM dan
hipertensi.
b. Pola fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat


Kebiasaan minum obat yang dapat menurunkan pertahanan tubuh merupakan
salah satu pencetus DM.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Intake makanan yang berlebihan, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi
dan obesitas merupakan penyebab DM.
3. Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih (poli uri) glukosuria > 4 x/hari BAK, urine encer,
pucat, kuning, kadang disertai BAB > 3 x/hari, dengan konsistensi cair, bau
tajam.
4. Pola aktivitas tidur
Klien mengalami perubahan pola tidur karena poliuri dan kadang BAB yang
sering.
5. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas Kx tergatung karena lemah, kesemutan, kram otot, tonus otot
menurun.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Klien merasa cemas dengan menurunnya BB yang drastis dengan sering
meminta bantuan karena dirinya lemas.
7. Pola produksi seksual
Biasanya bisa terjadi impoten pada laki-laki dan kesulitan orgasme pada wanita.
8. Pola hubungan peran
Adanya ketergantungan yang lebih karena keadaan.
9. Pola penanggulangan stress
Adanya perasaan yang tidak nyaman karena penyakit yang dialami.
10. Pola nilai dan kepercayaan
Adanya keterangan yang lebih pada orang lain.
c. Pemeriksaan fisik

1. Status kesehatan umum


Meliputi kesadaran, suara bicaradan TTV.

2. Kepala dan leher


Rambut biasanya tipis jarang terjadi pembesaran kelenjar tiroid kepada leher.

3. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka.

4. Sistem gastrointestinal
Mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, , obesitas.

5. Sistem urinary
Rasa panas atau nyeri saat berkemih.

6. Sistem muskuloskeletal
Cepat lelah, lemah dan nyeri.

7. Sistem neurologis
Penurunan sensoris, mengantuk, reflek lambat, kacau mental.

8. Sistem kardiovaskuler
Kesemutan pada ekstranitas, perubahan tekanan darah, takardi

9. Sistem endokrin
Terjadi penurunan hormon insulin sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat.

10. Sistem persyarafan


Gangguan penglihatan (mata kabur), kesemutan, pusing.
d. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik D.0077
2. Hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif D.0023
3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan kehilangan elektrolit urin
D.0040)
e. Perencanaan dan Intervensi

No diagnosa intervensi Evaluasi


1 Nyeri akut Manajemen nyeri S: data berdasarkan keluhan yang
berhubungan (I.08238)
disampaikan spasien setelah dilaku kan
dengan agen 1. Identifikasi tingkat
cidera fisik Tindakan
nyeri secara
D.0077
O: data berdasarkan hasil pengukuran
komprehensif
langsung kepada pasien setelah dilakukan
2. Identifikasi penyebab
Tindakan
nyeri
A: masalah keperawatan yang terjadi akibat
3. Berikan teknik non
perubahan status pasien dalam data
farmakologi
subyektif
4. Control lingkungan
P: perencanaan keperawatan yang akan
yang dapat
dilanjutkan atau dimodifikasi
memperberat rasa
nyeri
5. Anjurkan banyak
istirahat dan tidur
6. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi pemberian terapi
analgetik
2 Hipovolemi manajemen hipovolemi S: data berdasarkan keluhan yang
berhubungan I.03116
disampaikan spasien setelah dilaku kan
dengan 1. Periksa tanda dan gejala
kehilangan Tindakan
hipovolemia
cairan aktif
O: data berdasarkan hasil pengukuran
D.0023 2. Monitor intake dan output
langsung kepada pasien setelah dilakukan
cairan
Tindakan
3. Hitung kebutuhan cairan
A: masalah keperawatan yang terjadi akibat
4. Berikan asupann oral
perubahan status pasien dalam data
5. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral subyektif
6. Anjurkan menghindari 7. P: perencanaan keperawatan yang akan
perubahan posisi mendadak dilanjutkan atau dimodifikasi
Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis, hipotonis dan
cairan koloid
3 Gangguan Manajemen eliminasi urine S: data berdasarkan keluhan yang
eliminasi urin (I.04152)
disampaikan spasien setelah dilaku kan
berhubungan 1. Identifikasi tanda dan gejala
dengan Tindakan
retensi atau inkontenensia
kehilangan
O: data berdasarkan hasil pengukuran
elektrolit urin urine
D.0040 langsung kepada pasien setelah dilakukan
2. Identifikasi faktor penyebab
Tindakan
retensi atau inkontensia
A: masalah keperawatan yang terjadi akibat
urine
perubahan status pasien dalam data
3. Catat waktu dan haluaran
subyektif
berkemih
8. P: perencanaan keperawatan yang akan
4. Batasi asupan cairan
dilanjutkan atau dimodifikasi
5. Ambil sampel urine tengah
6. Ajarkan tanda dan gejala
isk
7. Ajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine
Kolaborasi pemberian obat
suposituria uretra jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro, d. (2019). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Askandar. (2018). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.

Damayanti, S. (2018). Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Morison, M. (2019). Manajemen Luka. Jakarta: EGC.

Rara, W G dkk. (2019). DIABETES MELLITUS DALAM ERA 4.0. Malang: Wineka Media.
Sari., Diana Novita. (2017). Hubungan Kepatuhan Diet dengan kualitas Hidup . Julnal
medika, 01(2).

Sjamsuhidajat. (2018). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem. Oxford, 1(3).

Anda mungkin juga menyukai