Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN (WEB OF CAUSATION)

DIABETES MILITUS

NAMA : MUHAMMAD LUTFI HAIKAL


NIM : G0A021082

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN TERPADU(PKKT)


STASE KEPERAWATAN KMB
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
A.KONSEP DASAR
DIABETES MILITUS

DEFINISI ETIOLOGI DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana


Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi
kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada
glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut mayoritas DM
ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di
Kelainan sel beta pancreas,
dalam tubuh, gangguan primer
dapat menimbulkan
terletak pada metabolisme
infeksi,Gangguan sistem
karbohidrat
imunitas,Kelainan insulin
yang biasanya disertai juga
Pada pasien obesitas
gangguan metabolisme Hereditas
Obesistas Pola makanan salah Kurang berat badan
lemak dan protein.

MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI - Poliuri (banyak kencing)
1.Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh - Polidipsi (banyak minum)
yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah - Polipagi (banyak makan)
- Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
setinggi 300 – 1200 mg/dl. - Mata kabur
2.Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan KOMPLIKASI
Komplikasi akut
lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal rendah) terjadi
yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada apabila kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/dl.
dinding pembuluh darah.
3.Berkurangnya protein dalam
jaringan tubuh.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN


Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk diagnosis
DM tipe II dapat meliputi pemeriksaan gula darah Penatalaksanaan Diabetes Mellitus meliputi 5 pilar, 5
sewaktu/acak (GDS), pilar tesebut dapat mengendalikan kadar glukosa darah
gula darah puasa (GDP), pada kasus Diabetes Mellitus (Perkeni, 2015). 5 pilar
toleransi glukosa dengan pemeriksaan oral glucose tersebut meliputi : edukasi, terapi nutrisi medis,
tolerance test (OGTT), latihan jasmani, terapi farmakologi dan pemantauan
hemoglobin terglikasi (HbA1c). glukosa darah sendiri.

KLASIFIKASI
Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun
Tipe II : NIDDM
Disebakan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah
turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati :
Tipe II dengan obesitas
Tipe II tanpa obesitas
B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MILITUS

1. BIODATA
a. Nama Inisial : Ny.S
PENGKAJIAN
b. No.RM : 63-39-73
c. Tanggal Lahir/Usia : 17 Juli 1974/48 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Nama Penanggung Jawab : Nn.D
f. Alamat : Bangetayu Kulon
g. Agama : Islam
h. Kewarganegaraan : Indonesia
i. Tanggal Pengkajian : 26 Juni 2023
j. Tanggal Masuk RS : 25 Juni 2023
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan Nyeri Perut Bagian ulu hati hilang timbul,makan minummau,terasa mual namun tidak muntah,Pasien mengatakan
mempunyai Riwayat DM
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengatakan Nyeri Perut Bagian ulu hati hilang timbul,makan minummau,terasa mual namun tidak muntah dibawa ke rumah
sakit,masuk ke IGD tanggal 25 Juni 2023 Jam 18:00 WIB di IGD pasien mendapatkan terapi infus RL 30 tpm Kemudian pasien dibawa
ke ruang rawat inap jam 22:00 WIB tanggal 25 Juni 2023 diruangan pasien diukur GDS: 287 TD:134/78 N:90x/mnt. S : 36,7 oC, Rr: 22x
Spo²: 98% GCS: sadar penuh,pasien memiliki Riwayat penyakit DM

Diagnosa Keperawatan

Hipertermia b.d Proses Risiko ketidakseimbangan Nyeri Akut b.d Agen pencedera
Penyakit (D.0130) cairan b.d peradangan fisiologis (D.0077)
pancreas (D.0036)

Manajemen Hipertermia (I.15506)


Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola Manajemen Nyeri (L.08238)
peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi Manajemen Cairan (I.03098) Observasi
termoregulasi
Observasi - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Observasi : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
-Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, - Idenfitikasi respon nyeri non verbal
- Mengidentifikasi penyebab - Identifikasi faktor yang memperberat dan
hipertermia kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
memperingan nyeri
- Memonitor Memonitor suhu kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tubuh darah) tentang nyeri
- Memonitor kadar elektrolit Terapeutik
- Memonitor urine -Monitor berat badan harian
- komplikasi hipertermia -Monitor berat badan sebelum dan sesudah -Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
dialisis mengurangi
Terapeutik : -Kontrol lingkungan yang memperberat
-Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis:
rasa nyeri
- Sediakan lingkungan yang dingin hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN) -Fasilitasi istirahat dan tidur
- Longgarkan atau lepaskan Terapeutik -Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
pakaian dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
- Basahi dan kipasi permukaan -Catat intake-output dan hitung balans cairan
tubuh 24 jam Edukasi
- Berikan cairan oral -Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan -Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
-Berikan cairan intravena, jika perlu -Anjurkan menggunakan analgesik secara
Kolaborasi : tepat
-Ajarkan Teknik farmakologis untuk
- Kolaborasi pemberian cairan dan mengurangi nyeri
elektrolit intravena.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Daftar Pustaka :
 StandarDiagnosisKeperawatanIndonesia(SDKI) PPNI 2016
 StandarIntervensiKeperawatanIndonesia(SIKI) PPNI 2018
 https://www.academia.edu/34103462/LAPORAN_PENDAHULUAN_DIABETES_MELLITUS

Anda mungkin juga menyukai