Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 5 :

Thosimah, Novara Anggita, Billi Eden Saputra, Yakobus Victor Pranata, Juliat
KEPERAWATAN PALIATIF
Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Diabetes Millitus Tipe II
Agenda PENGERTIAN

Pembahasan FAKTOR PENYEBAB

GEJALA KLINIS DIABETES MELLITUS

KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS

KELAINAN DARAH PADA TIPE DIABETES MELLITUS

6 TINJAUAN UMUM DIABETES MELLITUS TIPE II

7 PATOFISIOLOGI DIABETES MELLITUS

8 PATHWAY
Place Your Picture Here And Send To Back

Pengertian
Diabetes Mellitus
si tif int
e d ly
de eau rPo
gn ul
.
b e
is w
at Po
th n
n er
t io o d
ta m
en a
es et
Pr G

Apa itu Diabetes Mellitus?


Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (American
Diabetes Association, 2017)
Faktor Penyebab
Obesitas Bahan-bahan Kimia & Obat-obatan
Orang gemuk dengan
berat badan > 90 kg Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas
mempunyai menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada
kecendrungan lebih pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak
besar untuk terserang berfungsi secara optimal
DM

2 4

1 3 5
Pola Makan
Faktor Genetik Penyakit &Infeksi Pada Pankreas
jumlah kadar kalori berlebih yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu Seorang anak dapat Mikroorganisme seperti bakteri & virus dapat
timbulnya DM. Karena kadar insulin diwarisi gen penyebab menginfeksi pankreas sehingga menimbulkan
oleh sel pankreas punya kapasitas DM dari orang tua radang pankreas. ini menyebabkan sel pada
maksimum untuk disekresikan. pankreas tidak bekerja secara optimal dalam
mensekresikan insulin
GEJALA KLINIS

Gejala Kronik
Gejala Akut 1. KESEMUTAN
2. KULIT TERASA PANAS
3. RASA TEBAL DI KULIT
1. POLIURI (BANYAK KENCING)
4. KRAM,
2. POLI PHAGI (BANYAK MAKAN)
5. MUDAH MENGANTUK
3. POLIDIPSI (BANYAK MINUM)
6. MATA KABUR
7. BIASANYA SERING GANTI KACA MATA
8. GATAL DI SEKITAR KEMALUAN TERUTAMA WANITA
9. GIGI MUDAH GOYAH & LEPAS
10. KEMAMPUAN SEKSUAL MENURUN, IMPOTENSI & IBU
HAMIL SERING MENGALAMI KEGUGURAN/KEMATIAN
JANIN DALAM KANDUNGAN/BAYI LAHIR DENGAN

DIABETES MELLITUS
BERAT 4 KG.
Klasifikasi Diabetes Mellitus
Diabetes melitus tipe 1
Menurut American Diabetes Association (2014), diabetes
penyakit autoimun kronis yang disebabkan adanya kehancuran
melitus dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori klinis selektif sel beta pankreas yang memproduksi insulin.
yaitu:
Diabetes melitus tipe 2
masih mampu mensekresi insulin namun dalam kondisi kurang
sempurna karena adanya resistensi insulin dan keadaan
1 2 3 4 hiperglikemia. Hiperglikemia, dan resistensi insulin yang terjadi
secara berkepanjangan dapat meningkatkan aktivitas koagulasi
dari system homostasis. Perubahan keseimbangan hemostasis ini
menyebabkan penderita diabetes mellitus berada dalam keadaan
hiperkoagulasi

Diabetes Melitus Gestasional (DMG)


merupakan penyakit diabetes melitus yang muncul pada saat
mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa darah
selalu normal. Tipe ini akan normal kembali setelah melahirkan

Diabetes tipe lain


disebabkan karena defek genetik fungsi sel beta, defek genetik
fungsi insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena
obat atau zat kimia, infeksi dan sindrom genetik lain yang
berhubungan dengan diabetes melitus
Kelainan Darah Pada Tipe
Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes Mellitus Tipe 2
Kelainan didalam darah karena adanya insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah/meningkat tetapi fungsi insulin
penyakit autoimun pada DM tipe 1 erat untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya
kaitanya dengan sel darah putih yang glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi
menunjukkan adanya infiltrasi leukosit hiperglikemia dalam waktu yang lama. Keadaan
dan destruksi sel Langerhans. Sel hiperglikemia, dan resistensi insulin yang terjadi secara
langerhans sendiri adalah sel-sel berkepanjangan pada DM tipe 2 dapat meningkatkan
imunitas yang ada diseluruh bagian aktivitas koagulasi dari system homeostasis. Perubahan
keseimbangan hemostasis ini menyebabkan penderita DM
epidermis kulit (Husain, 2010).. tipe 2 berada dalam keadaan hiperkoagulasi dan
menyebabkan kelainan trombosit didalam darah.

Faktor Pemicu serangan terhadap Yang Terjadi pada DM Tipe 2 :


sel beta :
1. virus (mumps, rubella, coxsackie) perubahan keseimbangan
2. toksin kimia, sitotoksin hemostasis pada penderita DM
3. konsumsi susu sapi pada masa bayi tipe 2 sehingga menimbulkan
terjadinya thrombosis
Tinjauan Umum DM Tipe 2
Pengertian
Diabetes Tipe 2
Diabetes Tipe 2 atau Non Insulin-
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
merupakan salah satu tipe DM akibat dari
insensitivitas sel terhadap insulin
(resistensi insulin) serta defisiensi insulin
relatif yang menyebabkan hiperglikemia
FAKTOR RESIKO
DM TIPE 2 1 2 3 4

Kelainan Genetik Usia Gaya Hidup stress Pola Makan


Faktor yang di Mengalami Stres kronis cenderung Pola makan yang salah
turunkan dari perubahan membuat seseorang makan menyebabkan terjadinya
keluarga fisiologis secara makanan yang manis-manis obesitas (gemuk
drastis, sering untuk meningkatkan kadar berlebihan) yang dapat
muncul setelah lemak seretonin otak. mengakibatkan
usia 30 tahun ke Seretonin ini mempunyai efek gangguan kerja insulin
atas. penenang sementara untuk (resistensi insulin).
meredakan stresnya
Patogenesis
Diabetes Mellitus
TIPE 2
Insulin di produksi oleh sel pankreas, yang dalam keadaan normal pankreas secara
spontan akan memproduksi insulin saat kadar gula darah tinggi. Proses awalnya
adalah jika kadar gula darah rendah, maka glukagon akan dibebaskan oleh sel alfa
pankreas, kemudian hati akan melepaskan gula ke darah yang mengakibatkan kadar
gula dalam darah menjadi normal. Sebaliknya jika kadar gula darah tinggi, maka
insulin akan di bebaskan oleh sel beta pankreas, kemudian sel lemak akan mengikat
gula yang mengakibatkan gula darah kembali normal.
Resistensi insulin merupakan bagian dari serangkaian kelainan yang disebut
metabolic syndrome. Beberapa gambaran sindrom metabolik yaitu obesitas,
resistensi insulin, hiperglikemia, abnormalitas lipid, dan hipertensi.
Penurunan sensitivitas insulin menganggu penggunaan dan penyimpanan
karbohidrat, yang akan meningkatkan kadar gula darah dan merangsang
peningkatan sekresi insulin sebagai upaya kompensasi.
Patofisiologi
Diabetes Mellitus

Gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin disebut dengan


resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor,
pre reseptor dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih
banyak dari biasanya untuk mempertahankan kadar glukosa darah agar
tetap normal. Sensitivitas insulin untuk menurunkan glukosa darah
dengan cara menstimulasi pemakaian glukosa di jaringan otot dan lemak
serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan
sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar
glukosa dalam darah tinggi
Lanjutan Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya

Patofisiologi berakibat pada proses filtrasi yang melebihi transpor


maksimum. Keadaan ini mengakibatkan glukosa
dalam darah masuk ke dalam urin (glukosuria)

DM sehingga terjadi diuresis osmotik yang ditandai


dengan pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria).
Banyaknya cairan yang keluar menimbulkan sensasi
rasa haus (polidipsia). Glukosa yang hilang melalui
urin dan resistensi insulin menyebabkan kurangnya
glukosa yang akan diubah menjadi energi sehingga
menimbulkan rasa lapar yang meningkat (polifagia)
sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energi.
Penderita akan merasa mudah lelah dan mengantuk
jika tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan energi
tersebut
Pathway Diabetes Mellitus
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Terhadap Klien
a.Respon emosi klien terhadap diagnose
b.Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap
situasi
c.Upaya klien dalam mengatasi situasi
d.Kemampuan dalam mengambil dan memilih pengobatan
e.Persepsi dan harapan klien
f.Kemampuan mengingat masa lalu
2. Pengkajian Terhadap Keluarga
a. Respon keluarga terhadap klien
b. Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya
c. Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
d. Kapasitas dan system pendukung yang ada
e. Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan
fungsional
f. Identifikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan
dan perubahan yang terjadi
Lanjutan
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Pengkajian Terhadap Keluarga


a. Sumber daya yang ada
b. Stigma masyarakat terhadap keadaan normal
dan penyakit
c. Kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan
d. Ketersediaan fasilitas partisifasi dalam asuhan
keperawatan kesempatan kerja
Diagnosa Keperawatan Yang Dapat Timbul

Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan

Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan


kehilangan dan perubahan

Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan


mengekspresikan perasaan

Harga diri rendah kronik berhubungan dengan persepsi kurang di hargai

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan dampak penyakit yang


dialami

Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan ketidakmampuan dan


ketidak pedulian karena stress
Contoh
Kasus Diabetes
Mellitus
Ny. N berumur 42 tahun, seorang ibu rumah tangga, di rawat di rumah sakit umum daerah dengan diagnosa medis
Diabetes Miletus, dan sudah dirawat selama 3 bulan. Sebelumnya klien juga pernah di rawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama, namun tidak separah yang sekarang. Dari hasil pengkajian, klien mengatakan tidak menyangka
penyakitnya bertambah parah, klien juga malu dengan keluarga dan teman-temannya karena kondisi tubuh yang
sekarang, merasa tidak berguna lagi untuk keluarganya (suami dan anak-anaknya), klien merasa ingin mati saja, klien
mengatakan tidak nyaman berada di dekat orang lain karena takut tidak diterima, dan lebih senang jika sendiri, klien
juga takut tidak diterima oleh keluarga terdekatnya, klien sulit untuk tidur karena merasa cemas dengan keluarganya di
rumah. Dari hasil observasi, tampak luka gangren pada kaki kiri klien sudah mengalami nekrotik yang membuat klien
sulit untuk beraktivitas dan semakin parah, dan sudah mulai mengeluarkan bau tidak sedap, klien tampak menyendiri
dan hanya mau berkomunikasi dengan perawat yang merawatnya, klien pun tampak tidak merawat kebersihan diri, dan
keluarga klien hanya sesekali menjenguk klien. Pengkajian keluarga, respon keluarga seperti tidak peduli dengan
keadaan klien, keluarga menyerahkan penuh prosedur perawatan kepada rumah sakit, keluarga terdekat klien (suami)
mengatakan sudah pasrah dengan kondisi yang dialami klien. Klien tampak bernafsu untuk makan, setiap makanan
yang di saji kan selalu di habiskan, BB klien 70 kg.
Pengkajian
• Pengkajian Pola Gordon
•Pola nutrisi metabolic
•Pola eliminasi
•Pola aktivitas dan latihan
•Pola tidur dan istirahat
•Pola kognitif/perseptual
•Pola persepsi diri/konsep diri
•Pola peran/hubungan
•Pola seksualitas/reproduksi
•Pola nilai/kepercayaan
•Pola koping/toleransi stress
Harga diri rendah kronik berhubungan
dengan persepsi kurang di hargai

•Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.


•Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan penilaian negatif.
•Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas.
Isolasi sosial berhubungan dengan gangguan kondisi kesehatan
Intervensi :
 Bina hubungan saling percaya
 Latih klien cara-cara berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap
 Diskusikan dengan keluarga pentingnya interaksi klien dengan
keluarga terdekat
 Libatkan klien dalam terapi kelompok secara bertahap
Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan
ketidakmampuan mengekspresikan perasaan

Kaji tingkat Beri dorongan Berikan


kecemasan pada klien untuk penyuluhan
mengungkapkan kepada keluarga
klien dari dan ajak untuk
TTV, nafsu pikiran dan bersama sama
perasaan memotivasi klien
makan
Gangguan Citra Tubuh Berhubungan
Dengan Dampak Penyakit Yang Dialami

• Kaji secra verbal dan nonverbal


respon klien terhadap tubuhnya
• Libatkan dan jelaskan klien tentang
pengobatan, perawatan kemajuan dan
prognosis penyakit
• Fasilitasi kontak dengan individu lain
dalam kelompok kecil
Defisit perawatan diri personal Hygine berhubungan dengan
ketidakmampuan dan ketidak pedulian karena stress

• Bantu klien untuk personal hygine sesuai kebutuhan yang di anjurkan


• Dukung kemandirian untuk melakukan personal hygine jika memungkinkan
•Berikan penjelasan kepada klien akan pentingnya kebersihan diri baik
secara kesehatan, agama maupun sosial
THANK YOU
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai