Di Susun Oleh :
Novara Anggita
Ofa Jekrijuli Cagata Putra
Prayugo Susanto
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Terapi Komplementer Pada HIV/AIDS ini selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Keperawatan HIV/AIDS. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang terapi komplementer pada
HIV/AIDS bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Yenni Lukita, M.Pd selaku
dosen pada Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. HIV/AIDS..................................................................................................3
B. Terapi Komplementer Pada Pasien HIV/AIDS.........................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
A. Kesimpulan................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit HIV/AIDS sering dianggap penyakit yang tidak ada obatnya dan
dikaitkan dengan kematian secara cepat. Padahal kita bisa hidup sehat dengan
HIV didalam tubuh untuk waktu yang sangat lama, bahkan melebihi pikiran
yang umum atau lima sampai sepuluh tahun. Banyak cara yang bisa ditempuh
agar kekebalan tubuh tidak berkurang dan kita tidak rentan terhadap serangan
penyakit salah satunya dengan cara terapi komplementer.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak
negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting
dalam pelayanan kesehatan di berbagai negara.
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan.
Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu
adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer.
Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam
pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan
seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk
penggunaan terapi alternatif. Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan
pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan
terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang
bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer. Peran yang
dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat
disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas
kemampuannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
“Bagaimana Terapi Komplementer pada HIV/AIDS”?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana terapi komplementer pada HIV/AIDS
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS
b. Untuk mengetahui penyebab HIV/AIDS
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
d. Untuk mengetahui Stadium HIV/AIDS
e. Untuk mengetahui Patofisiologi HIV/AIDS
f. Untuk mengetahui Pathway HIV/AIDS
g. Untuk mengetahui Komplikasi HIV/AIDS
h. Untuk mengetahui Faktor resiko HIV/AIDS
i. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik HIV/AIDS
j. Untuk mnegetahui Penatalaksanaan Medis HIV/AIDS
k. Untuk mengetahui pengertian Terapi komplementer HIV/AIDS
l. Untuk mengetahui Tujuan Terapi Komplementer HIV/AIDS
m. Untuk mengetahui Klasifikasi Terapi Komplementer HIV/AIDS
n. Untuk mengetahui Penerapan terapi komplementer pada pasien dengan
HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIV/AIDS
1. Pengertian
HIV dalam Bahasa inggris merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus, dalam bahasa Indonesia berarti virus penyebab
menurunnya kekebalan tubuh manusia. Virus adalah jasad renik hidup yang
amat kecil sehingga dapat lolos melalui jaringan yang teramat halus atau
ultra filter. Jadi, HIV adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh
manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus HIV menyerang salah
satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk kekebalan tubuh. Virus HIV
ditemukan dalam darah, cairan vagina, cairan sperma dan ASI
(Maryunani&Aeman, 2013). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh
terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus
tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya
atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi
(Nursalam, 2007).
2. Penyebab
AIDS adalah gejala dari penyakit yang mungkin terjadi saat system imun
dilemahkan oleh virus HIV. Penyakit AIDS disebabkan oleh HIV, yang
mana HIV tergolong ke dalam kelompok retrovirus dengan materi genetik
dalam asam ribonukleat (RNA), menyebabkan AIDS dapat membinasakan
sel T-penolong (T4), yang memegang peranan utama dalam sistem imun.
Sebagai akibatnya, hidup penderita AIDS terancam infeksi yang tak terkira
banyaknya yang sebenarnya tidak berbahaya, jika tidak terinfeksi HIV
(Daili, 2009).
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
a. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
b. Fase infeksi HIV akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1 bulan atau lebih tahun dengan gejala
tidak ada.
d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati,
lesi mulut.
e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologis.
3. Manifestasi klinis
Pasien AIDS secara khas mempunyai riwayat gejala dan tanda penyakit.
Pada infeksi HIV primer akut yang lamanya 1-2 minggu pasien akan
merasakan sakit seperti flu. dan disaat fase supresi imun simptomatik (3
tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan
berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpadenopati,
pertambahan kognitif dan lesi oral (Padila, 2014). Dan disaat fase infeksi
HIV menjadi AIDS (bervariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi
AIDS) akan terdapat gejala infeksi oppor tunistik, yang paling umum adalah
Pneumocystic carinii (PCC). Infeksi lain termasuk candidiasis,
cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
a. Infeksi HIV
Akut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti
demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare,
sakit leher, radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.
b. Infeksi HIV tanpa gejala
Diketahui oleh pemeriksa kadar HIV dalam darah akan diperoleh hasil
positif.
c. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala
pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh selama lebih dari 3
bulan (Padila, 2014)
d. Kematian ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan disebabkan oleh
penyakit opportunistik yang menyertai terutama pneumonitis carinif
pneumonia (Purwaningsih&Fatmawati, 2010).
4. Stadium
Stadium HIV dibagi menjadi 2 kategori, yaitu berdasarkan WHO dan
berdasarkan CD4.
Stadium HIV berdasarkanWHO :
a. Stadium I : Tidak ada penurunan berat badan, tanpa gejala atau hanya
Limfadenopati Generalisata Persisten.
b. Stadium II : penurunan berat badan <10%, ISPA berulang, herpes zoster
dalam 5 tahun terakhir, luka di sekitar bibir (kelitis angularis), ulkus
mulut berulang, ruam kulit yang gatal (seboroik/prurigo), dermatitis
seboroik, infeksi jamur pada kuku.
c. Stadium III : penurunan berat badan <10%, Diare, demam yang tidak
diketahui penyebabnya >1 bulan, Kandidiasis oral atau Oral Hairy
Leukoplakia, TB Paru dalam 1 tahun terakhir, Limfadenitis TB, Infeksi
bakterial yang berat: Pneumonia, Piomiosis.
d. Stadium IV : Sindroma Wasting (HIV), Pneumoni Pneumocystis,
Pneumonia Bakterial yang berat berulang dalam 6 bulan, Kandidiasis
esofagus, Herpes Simpleks Ulseratif >1 bulan, Limfoma Sarkoma Kaposi
Stadium berdasarkan CD4 :
CD4 Kategori Klinik
Total % A B C
(Asimptomatik, (simptomatik)
infeksiakut)
>500 <29% A1 B1 C1
200-499 14-28% A2 B2 C2
<200 <14% A3 B3 C3
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. (2006). Buku
ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: FKUI
Nursalam, dkk. (2007). Jurnal Keperawatan Edisi Bulan November. Surabaya:
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Marimbi., Hanum (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Daili, S., Indriatmi. W.,& Zubier F., (2009). Infeksi Menular Seksual. Jakarta:
FKUI.
Kresno, S., B. (2010). Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta:
FKUI
Purwaningsih., Fatmawati. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta : Nuha Medika
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Layanan Komprehensif HIV-
AIDS dan IMS di Lapas, Rutan, dan Bapas. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Yogyakarta : Nuha Medika