Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Jurnal cuci tangan dan penggunaan APD sebagai upaya pencegahan

meluasnya penularan Virus Corona (Covid 19)


Melakukan kebersihan tangan atau mencuci tangan 6 langkah secara sering dengan
sabun di air mengalir dan penggunaan APD dapat mencegah tertularnya Covid 19.
Saat ini hal yang paling umum dan banyak dilakukan baik itu oleh masyarakat
maupun tenaga kesehatan untuk mecegah penularan Covid 19 yaitu terdiri dari cuci
tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air dan penggunaan APD. Sabun
mampu mengangkat dan mengurai senyawa hidrofobik seperti lemak atau minyak.
Selain menggunakan air dan sabun, etanol 62-71% dapat mengurangi infektivitas
virus. Alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu metode efektif pencegahan
penularan selama penggunannya rasional.
Analisa: cuci tangan dan APD
1. Cuci tangan: Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah
melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol
atau sabun dan air. Air sering disebut sebagai pelarut universal. Membersihkan
tangan dapat dilakukan baik dengan hand rub berbasis alkohol atau sabun dan air.
Cuci tangan pakai sabun sebagai upaya preventif dalam melindungi diri dari
berbagai penyakit menular. Cuci tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara
tepat dan benar merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah
berjangkitnya penyakit. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara
bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus,
bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Hal ini mungkin menjadi alasan
untuk mencuci tangan tangan.
Referensi:
Adityo Susilo & C. Martin Rumende1. 2019. Corona virus Disease. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 1 | Maret 2020
Cara mencuci tangan:
Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid
19 adalah dengan rajin mencuci tangan. Cuci tangan dengan durasi minimal 20
detik untuk membunuh virus corona menggunakan sabun dan air mengalir. Cuci
tangan merupakan langkah yang disankan oleh banyak pihak, termasuk organisasi
kesehatan dunia. Perilaku cuci tangan harus diterapkan oleh seluruh masyarakat
dan petugas kesehatan pada lima waktu, yaitu sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan prosedur, setelah terpajan cairan tubuh, setelah menyentuh pasien dan
setelah menyentuh lingkungan pasien, namun mencuci tangan dengan air saja
tidak cukup untuk menghilangkan corona virus karena virus tersebut merupakan
virus RNA dengan selubung lipid bilayer. Akan tetapi ini masih menjadi langkah
utama yang dapat dilakukan. Mencuci tangan dilakukan setelah berkontak dengan
orang lain atau memengang benda yang dianggap terkontaminasi dengan 6
langkah sesuai dengan rekomendasi WHO.
Referensi:
Robyn C Millar. 2020. Tasmanjournals.com
2. APD: WHO merekomendasikan untuk penggunaan rasional alat pelindung diri
(APD) secara rasional dalam layanan kesehatan dan masyarakat, serta selama
penanganan kargo; dalam konteks ini, APD mencakup sarung tangan, masker
medis, kacamata atau pelindung wajah, dan gaun, serta prosedur khusus, respirator
(misalnya standar atau setara N95 atau FFP2) dan celemek. SARS-Cov-2 menular
terutama melalui droplet. Alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu metode
efektif pencegahan penularan selama penggunaannyarasional.
Referensi:
Rational use of personal protective equipment for corona virus disease (COVID-
19): interim guidance
Penggunaan PAD:
Penggunaan APD secara rasional dinilai berdasarkan risiko pajanan dan dinamika
transmisi dari patogen. Pada kondisi berinteraksi dengan pasien tanpa gejala
pernapasan, tidak diperlukan APD. Jika pasien memiliki gejala pernapasan, jaga
jarak minimal satu meter dan pasien dipakaikan masker. Tenaga medis disarankan
menggunakan APD lengkap. Alat seperti stetoskop, thermometer, dan
spigmomanometer sebaiknya disediakan khusus untuk satu pasien yang
terdiagnosis Covid 19, dan untuk masyarakat biasa menggunakan masker dalam
bepergian dan kontak dengan orang lain. Masker N95 dapat menyaring 95%
partikel ukuran 300 nm meskipun penyaringan ini masih lebih besar dibandingkan
ukuran SARS-CoV-2 (120-160 nm). Penelitian ini mengungkapkan bahwa saat ini
tidak ada penelitian yang spesifik meneliti efikasi masker N95 dibandingkan
masker bedah untuk perlindungan dari infeksi SARS-CoV-2. Meta-analisis oleh
Offeddu, dkk melaporkan bahwa masker N95 memberikan proteksi lebih baik
terhadap penyakit respirasi klinis dan infeksi bakteri tetapi tidak ada perbedaan
bermakna pada infeksi virus atau influenzalike illness.
Refensi:
Adityo Susilo & C. Martin Rumende1. 2019. Corona virus Disease. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 1 | Maret 2020

Kesimpulan:
COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi pandemi. Penyakit ini harus
diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas yang
tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif. Masih banyak knowledge
gap dalam bidang ini sehingga diperlukan studi-studi lebih lanjut. COVID-19
merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu pengetahuan terkait
pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan meliputi pemutusan rantai
penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan proteksi dasar.
Maka dari itu langkah pertama yang dapat dilakukan baik itu oleh masayarakat
maupun tenaga kesehatan adalah mencuci tangan secara bersih menggunakan sabun
dan menggunakan APD lengkap yang saat ini di anggap sebagai salah satu tindakan
yang efektif. APD yang dimaksud disini adalah masker untuk masyarakat umum dan
APD lengkap seperti sarung tangan, masker, gaun, celemik, kaca mata, spatu dan
helm ditujukan untuk tenaga kesehatan yang sedang merawat pasien dengan COVID-
19. Kedua hal tersebut di rekomendasikan oleh WHO bahwa dalam menghadapi
wabah COVID-19 adalah melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan
secara rutin dengan alkohol atau sabun di air mengalir dan menggunakan APD. WHO
terus melakukan pencarian untuk pengobatan untuk COVID-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai