Anda di halaman 1dari 13

EPIDEMIOLOGI

Diabetes Mellitus pada


Kehamilan
DEFINISI DIABETES MELITUS

• Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. Pada Diabetes Mellitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap
insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan produksi insulin (Brunner
& Suddath, 2001).
• Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme
karbohidrat dari faktor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan (Marilyn,
2001). Diabetes Mellitus Gestational adalah kehamilan normal yang disertai dengan
peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).
• Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai
janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
FAKTOR RISIKO
Menurut Mochtar, 1998 kemungkinan diabetes dalam kehamilan lebih
besar bila:
1. Umur sudah lebih dari 30 tahun.
2. Multiparitas.
3. Gemuk (obesitas) yaitu berat badan saat hamil lebih dari 20% berat
badan ideal.
4. Ada anggota keluarga sakit diabetes (hereditas).
5. Ada sejarah lahir mati dan anak besar (bayi dengan berat lebih dari
4000 gram).
6. Sering abortus.
7. Glukosuria.
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI MENURUT UMUR, WAKTU
KLASIFIKASI SECARA UMUM PENYAKIT TIMBUL, LAMA SAKIT, BERAT
PENYAKIT, DAN KOMPLIKASI

1. Tipe I: Diabetes Mellitus tergantung 1. Kelas A: Diabetes laten


insulin (Insulin Dependen Diabetes 2. Kelas B: Diabetes dewasa diketahui setelah
Mellitus IDDM.) usia 19 tahun
2. Tipe II: Diabetes Mellitus tidak tergantung 3. Kelas C: timbul pada umur 10-19 tahun,
insulin (Non Insulin Dependen Diabetes 4. Kelas D: Diderita sejak umur 10 tahun;
Mellitus NIDDM).
5. Kelas E: Telah terjadi klasifikasi pembuluh
3. Diabetes Mellitus yang berhubungan darah.
dengan keadaan atau sindrom lainnya.
6. Kelas F: Diabetes dengan nefropatia,
4. Diabetes mellitus Gestasional (DMG). termasuk glomerulonefritis dan
pielonefritis.
7. Kelas G: Diabetes dengan komplikasi
retinistis proliferans atau dengan
perdarahan dalam korpus vitreum.
8. Kelas H: Diabetes dengan komplikasi
penyakit koroner.
ETIOLOGI

TIPE 1 TIPE 2 GESTASIONAL

FAKTOR GENETIK FAKTOR GENETIK Plasenta memproduksi


hormon untuk menopang
kehamilan. Hormon ini
USIA membuat sel lebih resisten
FAKTOR IMUNOLOGI terhadap insulin. Seiring
pembesaran plasenta,
OBESITAS maka hormon tersebut
FAKTOR LINGKUNGAN semakin banyak dihasilkan.
Pankreas justru terkadang
RIWAYAT KELUARGA tidak mampu
meresponnya. Ini membuat
glukosa banyak menumpuk
KELOMPOK ETNIK di darah dan tidak terserap
ke dalam sel.
GEJALA DM
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada
penyakit diabetes yang lain yaitu :
• Sering buang air kecil (polyuri).
• Selalu merasa haus (polydipsi).
• Sering merasa lapar (polyfagi).

Yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya
penemuan kasus-kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab
pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan,
dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan
normal. Diketahui pada pemeriksaan gula darah dengan ditemukan nilai yang
tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila dilakukan
pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif.
PATOFISIOLOGIS
• Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan
makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta
kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak
dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu mempengaruhi kadar darah janin. Pengendalian kadar
gula darah terutama dipengaruhi oleh insulin. Akibat lambatnya resorbsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relatif lama menyebabkan kebutuhan insulin meningkat. Menjelang aterm kebutuhan
insulin meningkat 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara
fisiologis telah terjadi resistensi insulin, yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah
menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah adalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan insulin,
sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
• Glukosa yang tidak masuk ke sel tubuh akan tertimbun di dalam darah. Setelah mencapai kadar tertentu,
glukosa tersebut juga akan muncul dalam air seni. Jika glukosa terdapat dalam air seni, glukosa tersebut
akan menarik lebih banyak air bersamanya, dengan demikian menyebabkan bertambahnya volume air seni.
Karena terjadi pengeluaran air seni yang berlebihan, tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga terjadi rasa
haus yang berlebihan.
• Ketika sel tidak terdapat cukup glukosa dikarenakan kurangnya jumlah insulin, meski sebenarnya dalam
darah terdapat glukosa yang berlebihan, boleh dikatakan sel-sel ini ‘kelaparan’. Hal ini menyebabkan
peningkatan nafsu makan dan walaupun penderita DM sudah makan lebih banyak, kelihatannya sel tidak
pernah mendapatkan cukup glukosa.
DIAGNOSTIK
Menurut Manuaba, 2000, dasar diagnosis kahamilan pada diabetes mellitus:
1. Sejarah keluarga dengan diabetes mellitus.
2. Kehamilan dengan sejarah abortus, kematian janin, atau bayi besar diatas 4 kg.
3. Pemeriksaan alfa feto protein untuk mencari kemungkinan kelainan kongenital atau
neurologis.
4. Pemeriksaan gula darah di atas 140 mg/lt.
5. Hasil glukosa toleransi tes abnormal:
a) Puasa kurang dari 90.
b) Jam 1 kurang dari 16.
c) Jam 2 kurang dari 14.
d) Jam 3 kurang dari 125.
6. Kehamilan dengan cacat jasmani.
PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN

1. Dalam kehamilan 2. Pengaruh terhadap persalinan 4. Pengaruh terhadap janin


– Insufisiensi plasenta • Inersia uteri primer dan • Gangguan insufisiensi plasenta :
menyebabkan: sekunder.  Abortus sampai kematian janin
• Abortus-prematurius. • Inersia uteri primer dan dalam rahim.
• Kematian janin dalam rahim. sekunder.  Makrosomia dengan
• Kelainan kongenital komplikasinya.
• Persalinan operatif
meningkat  Dismaturitas dan meningkatnya
makrosomia. kematian neonatus kelainan
– Komplikasi kehamilan dengan
DM: kongenital.
3. Pengaruh terhadap kala nifas  Kelainan neurologis sampai IQ
• Hidramnion.
• Makrosomia diikuti kelainan
• Mudah terjadi infeksi sampai rendah.
sepsis.  Kematangan paru terhambat
letak janin.
menimbulkan RDS, asfiksia, dan
• Pre-eklampsia dan eklampsia. lahir mati.
PENATALAKSANAAN
• Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa
< 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar HbA1c<6%.
• Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan
pertumbuhan fetus normal.
• Pantau kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glukosa.
• Ajarkan pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk kontrol 2-4
minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati persalinan. 
• Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan menyusui mengingat efek
teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI, kenaikan BB pada trimester I diusahakan
sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya 0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.
• Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, DJJ, memakai USG dan KTG. Lakukan
penilaian setiap akhir minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia
pertumbuhan janin terhambat dan gawat janin merupakan indikasi SC. Janin sehat
dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42 minggu) dengan
persalinan biasa.
Penanganan pada Penderita DM
1. DIET
• Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama
kehamilan. Diet yang dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr. Garam perlu dibatasi
untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
2. OLAHRAGA
• Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya.
3. OBAT-OBATAN ANTIDIABETIK
• Pemberian suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar
gula darahnya. Pada trimester pertama paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada
timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam
trimester ketiga sering diperlukan lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.
4. DIURETIK
• Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin garam. Jika ini tidak menolong dapat diberikan
deuretik
5. STEROID-STEROID SEKS
• Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik. Komplikasi pada fetus berkurang jika selama kehamilan
diberi estrogen dan progesteron dalan dosis besar
6. PENATALAKSANAAN OBSTETRIK
Tambahan Bu Nuril

Antidiabetik di stop karena berisiko bagi janin.


Glukosa menumpuk dalam darah bukan di sel, sehingga ketika sudah
menumpuk ibu tidak kuat dan janin bisa luruh.
Scr umum, penyebab DM pd kehamilan sulit diketahui tetapi untuk
Faktor risiko bisa di selidiki.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai