Anda di halaman 1dari 30

DIABETES MELITUS

PADA IBU HAMIL


(DIABETES MELITUS
GESTASIONAL)
DOSEN PEMBIMBING :
NS. YELMI RENI PUTRI, S.Kep, MAN
OLEH : SRI NADIA
NIM 1814201012
DEFINISI
Diabetes melitus pada
kehamilan atau yang
Diabetes Melitus (DM) (dari sering disebut dengan
bahasa Yunani, dengan kata diabetes melitus
diabainein yang berarti “tembus” gestasional merupakan
atau “pancuran air” dan kata latin penyakit diabetes yang
mellitus yang berarti “rasa terjadi pada ibu yang
manis”) yang umum sedang hamil.
dikenal sebagai kencing manis
adalah penyakit yang ditandai
dengan hiperglisemia
(peningkatan kadar gula darah)
ETIOLOGI
terjadi karena perubahan fisiologis selama kehamilan
menyebabkan intoleransi karbohidrat pada tubuh manusia.
Hormon-hormon spesifik pada kehamilan, seperti human
placental lactogen dan peningkatan level kortisol dan prolaktin,
yang meningkat yang nantinya akan merugikan terhadap
meningkatkan resistansi insulin
Dengan makin meningkatnya usia kehamilan, level hormon ini
akan semakin meningkat. Nilai maksimumnya terjadi pada
trimester ketiga, yang bila terjadi pada wanita dengan defisiensi
cadangan sel β akan menjadi intoleransi glukosa.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
• Gestational Diabetes Mellitus (GDM) adalah diabetes yang
terjadi saat kehamilan sedangkan sebelum hamil ibu tidak
memiliki penyakit diabetes.
• PreGestational Diabetes Mellitus (PGDM) adalah diabetes yang
terjadi pada ibu hamil dengan memiliki riwayat diabetes
sebelumnya, baik diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2.
KOMPLIKASI
• peningkatan risiko keguguran
• polihidramnion,
pada trimester pertama,
• makrosomia
• kelainan bawaan khususnya, • trauma persalinan
kelainan jantung dan kelainan khususnya kerusakan
susunan saraf pusat, nervus brakhialis,
•persalinan prematur, • terlambatnya pematangan
•preeklampsia, paru, Respiratory Distress
•ketoasidosis, Syndrome (RDS),
•hipoglikemia, • Ikterus,
• Paparan hiperglikemia
•hipokalsemia,
maternal mengakibatkan
•. Risiko jangka panjang terjadinya hiperinsulinemia
meliputi obesitas, DM tipe 2 pada janin,
dan rendahnya intelegensi. mengakibatkan
peningkatan sel lemak
Bayi makrosomia Bayi dengan kelainan
Ikterik neonatus
(bagian kiri) jantung

Persalinana Respiratory Distress


Preeklamisia
premature Syndrome (RDS)
Tanda dan gejala
sering merasa
lapar
Kesemutan pada

tangan dan kaki


Sering merasa haus

Pandangan
kabur
Sering buang air kecil

Proses penyembuhan

luka lebih lama


Mudah merasa lelah
Permasalahan dalam Hubungan
Seksual
PENATALAKSANAAN
1. Pola Diet/Makan
Strategi utama dalam mengontrol kadar gula darah pada penderita
GDM sama halnya dengan diabetes pada umumnya yaitu dengan
terapi diet atau pola makan yang ideal.
Asupan kalori yang direkomendasikan untuk ibu hamil sebagai berikut:
*(25-30 kkal / kg) + 50 kkal pada trimester pertama
*(25-30 kkal / kg) + 250kkal trimester kedua
*(25-30kkal / kg) + 450 kkal pada trimester ketiga.
Total kebutuhan energi total = Kebutuhan kalori x BBI
Kebutuhan gizi ibu hamil dengan GDM:
1. Kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan energi total.
2. Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energi total.
3. Kolesterol makanan maksimal 300 mg/hari.
4. Kebutuhan karbohidrat 60-70% dari kebutuhan energi total.
5. Apabila kadar gula darah tinggi, penggunaan gula murni tidak
diperbolehkan. Jika kadar gula darah sudah terkendali diperbolehkan
mengkonsumsi gula murni sampai 5 % dari kebutuhan energi total.
Makanan berserat dianjurkan 25 gr/hari
2. Olahraga Secara Teratur
Penderita GDM sebaiknya memilih jenis olahraga yang
sebagian besar menggunakan otot-otot besar dengan
gerakan berirama dan berkesinambungan. Olahraga yang
dianjurkan adalah jogging, yoga dan renang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas fisik termasuk olahraga
selama kehamilan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan
janinnya
3. Rutin Periksa Kadar Gula Darah
4. Rutin Periksa Ke Dokter
5. Penggunaan Insulin
6. Obat Hipoglikemik Oral.
7. Persalinan Pada Penderita GDM, selama gula
darah normal dan tidak ada komplikasi pada
ibu dan janin, persalinan spontan melalui
vagina dapat dilakukan dengan pengawasan
dokter
8. Pasca Bersalin pada Penderita GDM

Pada penderita diabetes gestasional,


“melahirkan” biasanya akan membuat kondisi
ini “sembuh” seketika. Namun bukan berarti
anda sudah terbebas. Lakukan medical check
up secara rutin, 4-12 minggu setelah
bersalin dan pemeriksaan ulang dilakukan
paling sedikit setiap 3 tahun
9. Kontrasepsi Untuk Ibu Dengan Diabetes

Perempuan dengan diabetes dianjurkan untuk tidak terlalu banyak


memiliki anak mengingat komplikasi yang dapat terjadi sehingga
disarankan untuk mengikuti program KB.
a. Pil KB
Pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron atau
progesteron saja. Hormon ini bisa menaikkan tekanan darah dan
meningkatkan kebutuhan insulin tubuh. Estrogen cenderung
meningkatkan risiko penggumpalan darah di vena, datanglah ke dokter
untuk memilih pil KB yang sebaiknya dipakai.
b. KB suntik dan Implant
KB suntik 1 bulan maupun 3 bulan serta implant memilki kerugian haid
yang tidak teratur dan kebutuhan insulin dapat berubah

c. IUD
IUD atau sering dikenal dengan spiral, alat kontrasepsi yang dipasang di
dalam rahim. Angka kegagalan lebih besar pada wanita dengan
diabetes daripada yang tidak menderita diabetes. Selain itu wanita
dengan diabetes memiliki risiko lebih besar terjadi perdarahan, infeksi
dan luka saat menggunakan IUD
d. Sterilisasi
Bila jumlah ana dirasa sudah cukup, bias dipilih cara permanen
ini dengan mengikat saluran telur (tubektomi) atau operasi
vasektomi pada pasangannya.

Tubektomi Vasektomi
Pil KB
IUD/Spiral

KB Suntik/Implant
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
• Identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
• Keluhan utama  Mual, muntah, penambahan berat badan
berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan
abdomen dan retinopati.
• Riwayat kesehatan keluarga  Riwayat diabetes mellitus
dalam keluarga.
• Riwayat kehamilan
a.    Diabetes mellitus gestasional.
b.    Hipertensi karena kehamilan.
c.    Infertilitas.
d.   Bayi low gestasional age.
e.    Riwayat kematian janin.
f.     Lahir mati tanpa sebab jelas.
g.    Anomali congenital.
h.    Aborsi spontan.
i.      Polihidramnion.
j.      Makrosomia.
k.    Pernah keracunan selama kehamilan.

3. PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko berat badan berlebih berhubungan dengan
gangguan kebiasaan makan .
2. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan
dengan peningkatan kadar glukosa maternal,
perubahan pada sirkulasi.
3. Obesitas berhubungan dengan gaguan persepsi
makan.
4. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan
dengan resistensi insulin.
TERAPI KOMPLEMENTER
1. Senam Hamil
Senam hamil merupakan salah satu pelayanan prenatal
alternative yang dapat dilakukan pada ibu hamil. Selain
itu terdapat penelitian yang menunjukan bahwa
olahraga yang seperti senam selama kehamilan dapat
menurun kadar glukosa pada wanita dengan DMG, dan
menunjukan penurunan berat badan secara
keseluruhan (1-2 kg) pada wnita dengan berat badan
normal, kelebihan berat badan, dan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai