Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP KELUARGA DAN TOPIK KEMANDIRIAN KELUARGA”

DOSEN PENGAMPU
Ns. DEL FATMA WATI, M.Kep

OLEH
KELOMPOK 1 (KEPERAWATAN 6A)

1. FATMA YULI FITRIANI 1814201003


2. DAVID MUSNELDI 1814201008
3. NUR AZIZAH 1814201009
4. SRI NADIA 1814201012
5. WILRAHMI IZAHRI 1814201015
6. SHERA NURSHADRINA 1814201020
7. SITI NURANIZA 1814201025
8. YOSSYANA ELVIRA 1814201022
9. NADIA SUSANTI 1814201031
10. GUSRI MULYANI 1814201039
11. JUNITA AFDILA 1814201042

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS FORT DE KOCKBUKITTINGGI
FAKULTAS KESEHATAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Hidayah
serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tentang “KONSEP
KELUARGA DAN TOPIK KEMANDIRIAN KELURGA”. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1) Ibuk Ns. Del Fatma Wati, M.Kep selaku dosen pembimbing.
2) Kepada Ayah dan Ibu tercinta dan juga keluarga yang telah memberikan dukungan
moril dan materil serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari laporan Makalah ini masih banyak kekurangan.Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bukittinggi, 08 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga................................................................................................3
B. Perawat................................................................................................................5
C. Tingkat Kemandirian Keluarga...........................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpuilan........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11

DAFTAR ISI..................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu hal yang penting dalam keperawatan yaitu pemberian asuhan
keperawatan keluarga.Keluarga merupakan orang yang dapat membantu perawat
dan dapat meringankan kerja perawat dalam merawat pasien dalam hal-hal yang
kecil seperti menolong pasien ketika ingin ke kamar kecil, memandikan pasien
dan lain sebagainya.Keluarga juga merupakan orang yang berperan penting dalam
melihat perkembangan pasien karena keluarga yang paling dekat dengan pasien
tersebut dan keluargalah yang selalu berada di dekat pasien.keluarga juga dapat
memberitahukan kepada perawat tentang apa yang terjadi kepada pasien agar
cepat ditangani oleh tim medis.
Minuchin ( 1977 ) seorang ahli terapi keluarga menuliskan: keluarga
harus beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sementara keluarga
juga membantu perkembangan dan pertumbuhan anggotanya sementara itu semua
tetap menjaga kontinuitas secara cukup untuk memenuhi fungsinya sebagai
kelompok referensi dari individu. Asuhan keperawatan keluarga ini juga berfungsi
agar keluarga dapat menjaga kesehatan dari anggota keluarga yang sering
mengalami sakit. Friedman ( 2003 ) mengatakan bahwa keluarga merupakan salah
satu aspek penting dalam keperawatan. Ini karena keluarga merupakan unit yang
dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan anggota keluarga.
Friedman ( 2003 ) menyampaikan bahwa lima tugas kesehatan keluarga
meliputi : pertama, keluarga diharapkan mampu mengenal berbagai masalah
kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Kedua, keluarga mampu
memutuskan tindakan keperawatan yang tepat dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Ketiga, keluarga mampu
melakukan perawatan yang tepat sehari-hari dirumah

1
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Konsep Keluarga Sejahtera?
b. Bagaimana Peran perawat dalam keluarga sejahtera?
c. Bagaimana tingkat kemandirian dalam keluarga ?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Mengetahui Konsep Keluarga Sejahtera.
b. Mengetahui Peran perawat dalam keluarga sejahtera.
c. Mengetahui tingkat kemandirian dalam keluarga .

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KELUARGA
Sasaran upaya pembinaan kesehatan keluarga adalah keluarga itu sendiri
sebagai suatu kesatuan dari tiap individu atau anggota keluarga
tersebut.Dipandang dari segi kesehatan dan ancaman kematian.ibu semasa
reproduksi, anak sejak dalam kandungan hingga menjelang dewasa serta
anggota keluarga berusia lanjut merupakan kelompok yang rawan, sehingga
ibu, anak dan usia lanjut menjadi sasaran utama dalam pembinaan kesehatan
keluarga.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut perawat perlu mengetahui dan
memahami tentang konsep keluarga, salah satu konsep keluarga adalah sebagai
berikut :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang berkumpul dan tinggal di satu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dengan perkataan lain
keluarga adalah suatu sistem. Sistem keluarga merupakan sistem yang
kompleks, yang memerlukan adaptasi, interaksi, proses pengambilan keputusan
dan kelanjutan pertumbuhan. Sebagai suatu sistem, keluarga terdiri dari :
1. Input / Masukan
yang meliputi :
a) Manusia, yaitu anggota keluarga, ibu, ayah, anak dan anggota keluarga
lain (bila ada).
b) Organisasi dan tata laksana keluarga. Menurut Anderson Carter, dalam
organisasi keluarga ada saling berhubungan dan ketergantungan antara
sesama anggota keluarga, walaupun tiap anggota memiliki kebebasan
tetapi ada keterbatasan serta ada perbedaan dan kekhususan yang
ditunjukan dengan peran dan fungsinya.
c) Sarana dan prasarana dalam keluarga. Merupakan kebutuhan dasar dalam
keluarga

3
d) Dana. Yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga
2. Proses
Meliputi,
a) Perencanaan Pada saat sekarang adalah tidak mungkin keluarga sejahtera
akan tercapai apabila suatu keluarga tidak mempunyai perencanaan sama
sekali.
b) Pengorganisasian keluarga. Dalam hal ini setiap anggota keluarga
menempatkan diri sesuai dengan peran dan fungsinya.
c) Peran ayah : Sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anaknya, sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota
masyarakat dan lain-lain.
d) Peran ibu : Sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, pengurus rumah
tangga, pengasuh dan pendidik, kadang-kadang ditambah sebagai pencari
nafkah, anggota masyarakat dan lain-lain.
e) Peran anak : Melaksanakan tugas-tugas/peran psiko-sosial sesuai dengan
perkembangan fisik dan mental berdasarkan usianya.
f) Kegiatan keluarga Setiap saat masing-masing anggota keluarga
melaksanakan berbagai kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.
g) Dalam pelaksanaan kegiatan ini agama memegang peranan yang sangat
penting dalam suatu keluarga, sehingga seluruh kegiatan dalam keluarga
tersebut selalu dalam jalan yang benar yang sesuai dengan norma
masyarakat.
h) Pengawasan keluarga. Rasa saling menghargai, saling mempercayai dan
memelihara rasa tanggung jawab yang didasarkan pada norma dan agama
akan melindungi suatu keluarga dari perbuatan yang tidak baik.
i) Keadaan ini harus dievaluasi terus menerus dan dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen oleh seluruh anggota keluarga, untuk mencapai
tujuan keluarga tersebut.
3. Output/ Keluaran
Yaitu tujuan yang hendak dicapai oleh keluarga tersebut. Secara
operasional Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN telah
menyusun rumusan kualitas kehidupan keluarga yang diukur dari tingkat

4
kemampuan setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarganya. Rumusan tahapan kualitas keluarga tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Keluarga Prasejahtera Yaitu keluarga yang belum mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang,
pangan, papan, kesehatan dan KB.
b) Keluarga Sejahtera Tahap I Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan sosial-psikologisnya. Seperti kebutuhan akan
pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transportasi.
c) Keluarga Sejahtera Tahap II Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan fisik dan sosialpsikologisnya akan tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan akan informasi.
d) Keluarga Sejahtera Tahap III Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan fisik, sosialpsikologis dan pengembangannya, namun
belum dapat memberikan sumbangan secara teratur kepada masyarakt
sekitarnya.
e) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Yaitu keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya serta memiliki kepedulian yang tinggi
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga sekitarnya.

B. PERAWAT
Adalah menjadi tujuan dan tanggung jawab kita semua khususnya sebagai
tenaga kesehatan untuk membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan akan
kesehatannya serta dapat menanamkan perilaku sehat dalam anggota keluarga.
Perawat sebagai tenaga kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan di
berbagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai nilai strategis dalam upaya
pembinaan keluarga sejahtera. Beberapa istilah yang perlu diketahui :
1. Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal, diakui
berijazah, diberi tugas wewenang oleh badan resmi dan bekerja sesuai dengan
peran dan fimgsinya.

5
2. Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu,
keluarga maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam
sistem pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komprehensi£
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
4. Tenaga perawat sebagai anggota tim kesehatan dalam menjalankan peran dan
fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif dan atau saling tergantung dengan
anggota tim kesehatan lain, untuk dapat berperan secara aktif dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan, diperlukan tenaga perawat yang mampu
berpikir kritis dan logis untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
memecahkan masalah serta dapat memprakarsai perubahan.
5. Oleh karena itu tenaga perawat hares menguasai : Ilmu biomedik, ilmu
perilaku, ilmu sosial, ilmu dan kiat keperawatan serta kepemimpinan dan
ketrampilan manajemen.

a. Peran Perawat Pembinaan Keluarga Terutama ditujukan pada Keluarga


Prasejahtera dan Sejahtera Tahap I.
Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai
beberapa peran antara lain :
a) Pemberi informasi Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga
tentang segala sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.
b) Penyuluh Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam
tentang kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus
memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun
kelompok dalam masyarakat.
c) Pendidik Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu
individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai

6
tujuan tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan
selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.
d) Motivator Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan
perilaku positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan
lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.
e) Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi
setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada
keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana
pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga
perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
f) Penghubung keluarga dengan sektor terkait Adakalanya masalah kesehatan
yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh faktor penyebab yang murni dari
kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat hares
menghubungi sektor terkait.
g) Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi
Asuhan Keperawatan yang profesional kepada individu, keluarga dan
masyarakat.Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan
yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif'
melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan,
pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-
sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras
dalam penampilan dan mendemontrasikan " SENCE OF ETHICS ".
h) Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan
kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya
i) Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang
akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut
di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi.

7
b. Masalah dan Tindak Lanjut
Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga
sejahtera masih banyak ditemukan hambatan/masalah antara lain :
a) Faktor Keluarga :
1) Keluarga menolak kehadiran perawat
2) Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat
3) Adat istiadat
4) Ekonomi
5) Dan lain-lain.
b) Faktor Perawat
1) Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang dan secara kualitas,
belum optimal. Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang
berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang,
kepercayaan diri yang kurang.
2) Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga
sering diabaikan oleh masyaakat
3) Perilaku/kebiasaan sebagai "perawat tempo dulu" sehingga sulit
berkembang menjadi Mitra Dokter.
4) Kompensasi yang berlebihan
5) Masih ada perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat

Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan


kepada diri sendiri (perawat) antara lain :
a) Interospeksi yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki, kesempatan apa yang bisa diraih/diperoleh dan
tantangan apa yang akan dihadapi
b) Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang
keras untuk menambah ilmu pengetahuan
c) Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter" Menyadari dan
mencari upaya-upaya koordinasi dan kolaborasi Meningkatkan rasa sesama
Corps - Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"
d) Perubahan pendidikan keperawatan - Mentaati kode etik keperawatan.

8
C. TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Tingkat kemandirian keluarga dalam menjaga kesehatan dari anggota
keluarga yang mengalami sakit perlu ditingkatkan yaitu dengan cara memberikan
asuhan keperawatan kepada keluarga.
Menurut Depkes RI ( 2006 ), ada beberapa kriteria kemandirian keluarga
berdasarkan tingkat kemandirian ( tingkat kemandirian I-IV ), diantaranya :
menerima petugas kesehatan, menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga, keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya dngan benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
anjuran, melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran, melakukan
tindakan pencegahan secara aktif, dan melakukan tindakan promotif secara aktif.
Menurut Friedman ( 2003 ), fungsi perawatan kesehatan keluarga bisa
tercapai dilihat dari kemampuan keluarga memahami dan melaksanakan lima
tugas kesehatan keluarga. Ini juga bergantung bagaimana perawat memberikan
asuhan keperawatan kepada keluarga, sehingga keluarga dapat menjalankan lima
fungsi kesehatan keluarga. Pembinaan ini sangat berpengaruh terhadap
kemandirian keluarga dalam menjalankan kesehatan keluarga yang sakit dan
menjaga kesehatan keluarga. Notoatmodjo ( 2003 ) menyatakan bahwa strategi
perubahan perilaku adalah dengan memberikan informasi tentang cara
menghindari penyakit dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Dan dengan
begitu dapat menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat agar dapat
meningkatkan kesehatan.
Friedman ( 2010 ) mengemukakan bahwa keluarga adalah sumber utama
konsep sehat sakit dan perilaku sehat. Keluarga merupakan orang yang memiliki
peran penting dalam menjaga kesehatan fisik dari anggota keluarga yang sering
mengalami sakit yaitu dalam menjaga pola makan, melakukan terapi dan
sebagainya.Tugas keluarga di dalam bidang kesehatan ini yaitu mampu mengenal
masalah kesehatan serta mampu merawat anggota keluarga yang sakit, mampu
menjaga kondisi lingkungan agar tetap sehat dan optimal, serta mampu
memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia di lingkungan sekitar.

9
Keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-individu
( Sudiharto, 2012 ). Keluarga berfungsi sebagai pertahanan kesehatan anggota
keluarganya agar dapat berproduktivitas tinggi. Peran keluarga dalam bidang
kesehatan ini juga sebagai pengambil keputusan terhadap tindakan yang akan
diberikan kepada anggota keluarga yang sakit. Ketika keluarga memiliki
pengetahuan tentang kesehatan maka keluarga akan lebih cermat lagi ketika
melakukan tindakan kepada anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga dapat
mengetahui perubahan kesehatan terhadap anggota keluarga yang sakit.Dan ketika
ada sedikit perubahan terhadap kesehatan anggota keluarga yang sakit maka
keluarga tidak bingung dalam pemberian tindakan pertama yang harus dilakukan
terhadap anggota keluarga yang sakit.

BAB III
PENUTUP

10
A. KESIMPULAN
Perawat mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam pembangunan
suatu negara melalui pembinaan kesehatan keluarga, namun dalam
pelaksanaannya masih ditemukan banyak masalah sehingga perlu dilakukan
berbagai upaya penanggulangannya.

B. SARAN
Perubahan-perubahan perlu segera dilakukan khususnya dalam manajemen
keperawatan sebagai upaya peningkatan mutu Asuhan Keperawatan kepada
individu, keluarga maupun masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. (E. A. Mardella, Penyunt.) Jakarta: EGC.
Bumulo Mohammad Iqbal, Hendro Bidjuni, Jeavery Bawotong. (2017, Agustus).
PENGARUH MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL TIM TERHADAP KUALITAS PELAYANAN
KEPERAWATAN DI BANGSAL PRIA RSUD DATOE BINANGKANG
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. e-Jurnal Keperawatan (e-kep),
vol 5, No 2, 1-6.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba.
Efendy Mohamad As'ad, Retno Purwandari. (2012, Juli). Perbedaan Tingkat Kualitas
Dokumentasi Proses Keperawatan Sebelum Dan Sesudah Penerapan NANDA-1,
NIC, Dan NOC. Jurnal Keperawatan Soedirman ( The Soedirman Journal Of
Nursing), 7, 67-77.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka AS Salam.
Hastuti Witri, Widiyaningsih. (2017). Aplikasi Concept Mapping Dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan Di Stase Maternitas. Nurscope. Jurnal Keperawatan dan
Pemikiran Ilmiah, 3, 19-26.
Matheos Beatrix, Hendro Bidjuni, Julia Rottie. (2018, Februari). HUBUNGAN PERAN
KELUARGA DALAM MENGONTROL GAYA HIDUP DENGAN DERAJAT
HIPERTENSI DI PUSKESMAS TAGULANDANG KABUPATEN SITARO.
e-journal Keperawatan (e-kep), Vol.6, No.1, 1-6.
Nurhidayah. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Dalam Peningkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan UIN
Alauddin, 7, 410-426.
Potter, Perry. (2009). Fundamental Keperawatan (7 ed). Jakarta: Salemba Medika.
Rohmah, N, & Walid, S. (2009). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi Dilengkapi
dengan Petunjuk Praktis Penyetaraan Proses Keperawatan dan Dokumentasi
NANDA, NIC, NOC. Jogyakarta: Arries Media.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2 ed). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Simamora, R.H. (2008). Peran Manajer Dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana
Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA, 4 (2).
Simamora, R.H. (2009). Buku Dokumentasi Proses Keperawatan Jilid 1. Jember:
Jember University Press.
Simamora, R.H. (2010). Komunikasi Dalam Keperawatan Jilid 1. Jember: Jember
University Press.
Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans
Info Media.
Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (3 ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
Yeni Fitra. (2014, Maret). Pengaruh Pelatihan Proses Keperawatan Terhadap
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Puskesmas Kabupaten Agam Provinsi
Sumatera Barat. Ners Jurnal Keperawatan, 10, 21-27.

12

Anda mungkin juga menyukai