Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang
Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah
kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum
Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health Security Agenda
(GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi agenda
yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang ditimbulkan
berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara. (DIRSECIU,
2017)
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan
perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari
sumber masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada
berbagai fasilitas kesehatan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang pelayanan kesehatan, perawatan pasien tidak hanya
dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, bahkan di rumah (home care). Dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting bila
terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep dasar
penyakit infeksi.(DIRSECIU, 2017)
Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan
pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja
tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya, kerusakan dan absen sakit tak
terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan
produktivitas berkurang bagi perusahaan. Meskipun kenyataannya, para
pengusaha di seluruh dunia telah secara hati-hati merencanakan strategi bisnis
mereka, banyak yang masih mengabaikan masalah penting seperti
keselamatan, kesehatan dan kondisi kerja. Biaya untuk manusia dan finansial
dianggap besar. Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan
di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di
tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan
sakit di tempat kerja. Angka menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari
produksi terlalu tinggi. Dalam istilah ekonomi, diperkirakan bahwa kerugian
tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan di beberapa negara dapat mencapai 4 persen dari produk nasional
bruto (PNB).
Di masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja
dipandang sebagai bagian tak terhindarkan dari produksi. Namun, waktu telah
berubah. Sekarang ada berbagai standar hukum nasional dan internasional
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja.
Standar-standar tersebut mencerminkan kesepakatan luas Antara
pengusaha/pengurus, pekerja dan pemerintah bahwa biaya sosial dan ekonomi
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus diturunkan. Sekarang
dipahami bahwa semua biaya ini memperlamban daya saing bisnis,
mengurangi kesejahteraan ekonomi negara dan dapat dihindari melalui
tindakan di tempat kerja yang sederhana tetapi konsisten.

B. Tujuan
1. Memahami upaya memutus rantai infeksi
2. Memahami bagaimana pencegahan hazard/bahaya kerja

C. Manfaat
1. Menambah literatur pengetahuan
2. Untuk melatih diri agar terampil dalam menulis
3. Untuk menambah wawasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Infeksi
Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme
patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
(Health Care Associated Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs merupakan
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah
pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
(DIRSECIU, 2017)
B. Rantai Infeksi
Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus ada
untuk menimbulkan infeksi. Dalam melakukan tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi dengan efektif, perlu dipahami secara cermat rantai
infeksi.Kejadian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan dapat disebabkan oleh 6
komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus atau dihilangkan,
maka penularan infeksi dapat dicegah atau dihentikan. Enam komponen rantai
penularan infeksi, yaitu:
1. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme penyebab infeksi.
Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit.
Ada tiga faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya
infeksi yaitu: patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau “load”). Makin
cepat diketahui agen infeksi dengan pemeriksaan klinis atau -13-
laboratorium mikrobiologi, semakin cepat pula upaya pencegahan dan
penanggulangannya bisa dilaksanakan.
2. Reservoir atau wadah tempat/sumber agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu atau
manusia. Berdasarkan penelitian, reservoir terbanyak adalah pada
manusia, alat medis, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air, lingkungan
dan bahan-bahan organik lainnya. Dapat juga ditemui pada orang sehat,
permukaan kulit, selaput lendir mulut, saluran napas atas, usus dan vagina
juga merupakan reservoir.
3. Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen infeksi
(mikroorganisme) meninggalkan reservoir melalui saluran napas, saluran
cerna, saluran kemih serta transplasenta.
4. Metode Transmisi/Cara Penularan adalah metode transport
mikroorganisme dari wadah/reservoir ke pejamu yang rentan. Ada
beberapa metode penularan yaitu: (1) kontak: langsung dan tidak
langsung, (2) droplet, (3) airborne, (4) melalui vehikulum (makanan,
air/minuman, darah) dan (5) melalui vektor (biasanya serangga dan
binatang pengerat).
5. Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki
pejamu yang rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran
kemih dan kelamin atau melalui kulit yang tidak utuh.
6. Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang dengan kekebalan
tubuh menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi. Faktor yang
dapat mempengaruhi kekebalan adalah umur, status gizi, status imunisasi,
penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan
pengobatan dengan imunosupresan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis
tertentu, status ekonomi, pola hidup, pekerjaan dan herediter.

C. Pengendalian Infeksi Melalui lingkungan


1. Kualitas Udara
Tidak dianjurkan melakukan fogging dan sinar ultraviolet untuk
kebersihan udara, Tidak direkomendasikan melakukan kultur permukaan
lingkungan secara rutin kecuali bila ada outbreak atau
renovasi/pembangunan gedung baru.
2. Kualitas air
Seluruh persyaratan kualitas air bersih harus dipenuhi baik
menyangkut bau, rasa, warna dan susunan kimianya termasuk debitnya
sesuai ketentuan peraturan perundangan mengenai syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum dan mengenai persyaratan kualitas air
minum
3. Permukaan lingkungan
Seluruh pemukaan lingkungan datar, bebas debu, bebas sampah,
bebas serangga (semut, kecoa, lalat, nyamuk) dan binatang pengganggu
(kucing, anjing dan tikus) dan harus dibersihkan secara terus menerus.
Tidak dianjurkan menggunakan karpet
4. Air, Listrik dan Sanitasi
Air dan Listrik harus tersedia terus menerus selama 24 jam. Air
minum harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah,
jadi harus diperiksa secara teratur dan rutin setiap bulan sekali.
5. Ventilasi dan Kualitas udara
Semua lingkungan diupayakan seminimal mungkin kandungan
partikel debu, kuman dan spora dengan menjaga kelembaban dan
pertukaran udara.
Pemanfaatan Sistem Ventilasi: Sistem Ventilasi adalah sistem yang
menjamin terjadinya pertukaran udara di dalam gedung dan luar gedung
yang memadai, sehingga konsentrasi droplet nuklei menurun. Secara garis
besar ada dua jenis sistem ventilasi yaitu:
a. Ventilasi Alamiah: sistem ventilasi yang mengandalkan pada pintu
dan jendela terbuka, serta skylight (bagian atas ruangan yang bisa
dibuka/terbuka) untuk mengalirkan udara dari luar kedalam gedung
dan sebaliknya. Sebaiknya menggunakan ventilasi alami dengan
menciptakan aliran udara silang (cross ventilation) dan perlu
dipastikan arah angin yang tidak membahayakan petugas/pasien lain.
b. Ventilasi Mekanik: sistem ventilasi yang menggunakan peralatan
mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasi udara di dalam ruangan
secara paksa untuk menyalurkan/menyedot udara ke arah tertentu
sehingga terjadi tekanan udara positif dan negatif termasuk exhaust
fan, kipas angin berdiri (standing fan) atau duduk.
c. Ventilasi campuran (hybrid): sistem ventilasi alamiah ditambah
dengan penggunaan peralatan mekanik untuk menambah efektifitas
penyaluran udara. Pemilihan jenis sistem ventilasi tergantung
pada jenis fasilitas dan keadaan setempat.
6. Pengelolaan makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan kering harus memenuhi syarat
penyimpanan bahan makanan, yaitu bahan makanan tidak menempel ke
lantai, dinding maupun ke atap.

D. Pencegahan Hazard/Bahaya Kerja


1. Hazard Kimia
Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak
bahan kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan
menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya(Armbruster,
2013). Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas,
debu, asap atau kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara
utama antara lain:
a. Inhalasi (menghirup): Dengan bernapas melalui mulut atau
hidung, zat beracun dapat masuk ke dalam paru-paru. Seorang
dewasa saat istirahat menghirup sekitar lima liter udara per menit
yang mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat, seperti
fiber/serat, dapat langsung melukai paruparu. Lainnya diserap ke
dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh.
b. Pencernaan (menelan): Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika
makan makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang
terkontaminasi atau makan di lingkungan yang terkontaminasi.
Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur
dengan lendir dari mulut, hidung atau SC RE Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Tempat Kerja 7 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Tempat Kerja 7 tenggorokan. Zat beracun mengikuti rute
yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus menuju perut.
c. Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif: Beberapa di
antaranya adalah zat melewati kulit dan masuk ke pembuluh
darah, biasanya melalui tangan dan wajah. Kadang-kadang, zat-
zat juga masuk melalui luka dan lecet atau suntikan (misalnya
kecelakaan medis).
Guna mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di
lingkungan kerja akibat bahaya faktor kimia maka perlu dilakukan
pengendalian lingkungan kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bahan
kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui nilai ambang batas (NAB).
Bahan Kimia Ditempat kerja
Bahan-bahan kimia digunakan untuk berbagai keperluan di tempat kerja.
Bahanbahan kimia tersebut dapat berupa suatu produk akhir atau bagian
bentuk bahan baku yang digunakan untuk membuat suatu produk. Juga dapat
digunakan sebagai pelumas, untuk pembersih, bahan bakar untuk energi
proses atau produk samping. Banyak bahan kimia yang digunakan di tempat
kerja mempengaruhi kesehatan kita dengan cara-cara yang tidak diketahui.
Dampak kesehatan dari beberapa bahan kimia bisa secara perlahan atau
mungkin membutuhkan waktu bertahuntahun untuk berkembang.(Armbruster,
2013)
Cara mencegah atau mengurangi Hazard Kimia
 kemampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan negatif
(sifat beracun). Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber
potensi bahaya sampai dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya
diketahui;
 wujud bahan kimia selama proses kerja. Hal ini dapat membantu untuk
menentukan bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke dalam tubuh
dan bagaimana paparan dapat dikendalikan;
 bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia misalnya
dengan memasang peralatan pembuangan (exhaust) pada sumber
polutan, menggunakan rotasi pekerjaan untuk mempersingkat pajanan
pekerja terhadap bahaya;
 jenis alat pelindung diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi
pekerja, seperti respirator dan sarung tangan.(Armbruster, 2013)

2. Hazard Fisik
Hazard fisik adalah hazard di dalam tempat kerja yang bersifat fisika
antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro
dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu yang
dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang tidak
diinginkan.(Armbruster, 2013)
a. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan
atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga,
menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Hal ini
sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya
fisik utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang
batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari.
Cara mencegah atau mengurangi bahaya dari kebisingan
 Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system
ventilasi, dan alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka
memiliki masalah yang terkait dengan kebisingan.
 Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi
para pekerja yang mungkin terekspos kebisingan
 Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi
mungkin harus dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan
bahwa semua sumbersumber kebisingan teridentifikasi.
 Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas
pengendaliannya
 Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti
penutup telinga (earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai
oleh pekerja di lokasi yang mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat
dikurangi.
b. Penerangan
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk
melakukan pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk
peningkatan kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan
perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi,
misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa perbaikan
penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan
produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila penerangan kurang
sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba untuk
memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat
menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada jangka panjang
dan dapat memperlambat pekerjaan mereka.
Cara mencegah atau mengurangi potensial kerugian dari penerangan
yang buruk
 pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai
pada pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi
membungkuk atau memicingkan mata;
 untuk meningkatkan visibilitas, mungkin perlu untuk mengubah posisi
dan arah lampu.
c. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), memantul ke
atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi
secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari
kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap semua atau
sebagian dari tubuh. Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering
mempengaruhi tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di
jalan bergelombang dengan kursi yang dirancang kurang sesuai sehingga
menimbulkan getaran ke seluruh tubuh, dapat mengakibatkan nyeri punggung
bagian bawah.
Cara mencegah atau mengurangi risiko dari getaran
 Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang
peralatan untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
 Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai
yang bersifat menyerap getaran di workstation dan gunakan alas
kaki dan sarung tangan yang menyerap kejutan , meskipun itu
kurang efektif dibanding di atas.
 Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran baru.
 Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang
mengoperasikan mesin bergetar, misalnya sarung tangan yang
bersifat menyerap getaran (dan pelindung telinga untuk
kebisingan yang menyertainya.)
d.

Anda mungkin juga menyukai