Anda di halaman 1dari 56

Asuhan Keperawatan penyakit pada masa

kehamilan: DM Gestasional, Anemia dan KEK


Erika, M.Kep, Sp.Mat, PhD
Askep ibu hamil dengan DM gestasional

DEFINISI
• Diabetes Mellitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat
yang awitannya atau pertama kali dikenali di masa kehamilan
(ADA,1990)
ETIOLOGI
• Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan
cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah,
konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis
• Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan,
penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik
dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh
kehamilan.
Risiko Tinggi DM Gestasional
• Umur lebih dari 30 tahun
• Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
• Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
• Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
• Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
• Adanya glukosuria
KLASIFIKASI
• Pada Diabetes Mellitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang
dialami oleh si Ibu:
▫ Ibu tersebut memang telah menderita DM
sejak sebelum hamil
▫ Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan
menurut Pyke
• Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada
waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
• Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak
sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
• Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan
komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati,
nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh
darah perifer,
• 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
MANIFESTASI KLINIS
• Poliuri (banyak kencing)  Hal ini disebabkan oleh karena kadar
glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal
terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien
mengeluh banyak kencing.
• Polidipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran
terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
• Polipagi (banyak makan) Hal ini disebabkan karena glukosa
tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga
untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun
klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan
berada sampai pada pembuluh darah.
MANIFESTASI KLINIS ..
• Penurunan berat badan  Hal ini disebabkan kehabisan glikogen
yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat
peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh
selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di
tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga
klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.
• Kesemutan
• Gatal
• Pandangan kabur
• Pruritus vulvae
• Lemas Lekas lelah, tenaga kurang.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Kriteria Diagnosis:
• Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula
darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau: •
Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien
tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
• Reduksi Urine • Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian
dari pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di klinik 
Hasil yang (+) menunjukkan adanya glukosuria terjadi
perubahan warna hijau kekuningan, kuning keruh, jingga
hingga merah, normalnya biru jernih.
Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap
Kehamilan
• Pengaruh diabetes gestasional terhadap kehamilan Abortus
dan partus prematurus, Hidramnion, Pre-eklamasi Insufisiensi
plasenta
• Pengaruh DM terhadap persalinan Gangguan kontraksi otot
rahim (partus lama / terlantar). Janin besar sehingga harus
dilakukan tindakan operasi. Gangguan pembuluh darah plasenta
sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
• Pengaruh DM terhadap nifas Mudah terjadi infeksi post
partum Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi
mudah menyebar
• Pengaruh DM terhadap bayi Abortus, prematur, > usia
kandungan 36 minggu Janin besar (makrosomia) Dapat terjadi
cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
PENATALAKSANAAN
• Terapi Diet • Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes
mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah
timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika ibu berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau
hypoglikemia.
• Terapi Insulin • Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin
tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi
insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada
tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
• Olahraga • Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai
direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan
kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat
membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat
badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
KOMPLIKASI
• Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan,
Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat
resistensi insulin, Infeksi saluran kemih, Preeklampsi,
Hidramnion, Retinopati, Trauma persalinan akibat bayi besar
• Komplikasi pada Ibu  Abortus, Kelainan kongenital spt sacral
agenesis, neural tube defek, Respiratory distress, Neonatal
hiperglikemia, Makrosomia, Hipocalcemia, Kematian perinatal
akibat diabetic ketoasidosis, Hiperbilirubinemia
• Masalah pada anak : • Makrovaskular: stroke, penyakit
jantung koroner,ulkus/ gangren. • Mikrovaskular: retina
(retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf
(stroke,neuropati). • Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke
Tanda terjadi komplikasi pada DM gestasional
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN Identitas • Usia : perlu diketahui kapan ibu dan
berapa tahun ibu menderita Diabetes melitus, karena semakin
lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM. Keluhan Utama •
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah,
penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
Riwayat Penyakit Keluarga • Perlu dikaji apakah ada keluarga yang
menderita DM, karena DM bersifat keturunan.
• Riwayat Kehamilan sekarang ▫ Hamil muda, keluhan selama
hamil muda ▫ Hamil tua, keluhan selama hamil tua,
peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,
pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat
mual, keluhan lain. • Riwayat antenatal care meliputi : Dimana
tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu
diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani
diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.
• Pola Aktivitas Sehari-hari • Pola Nutrisi Frekuensi makan :
pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan haus.
• Pola eliminasi BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu
poliuri atau sering berkemih. BAB : biasanya tidak ada
gangguan. • Pola personal hygiene Pola atau frekuensi mandi,
menggosok gigi, keramas.
• Pola istirahat tidur: Gangguan pola tidur karena perubahan
peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
• • Pola aktifitas dan latihan  Aktivitas yang berlebih pada
keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar
meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah,
pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi
maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar
berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa
lemah dan letih
• TD ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena
komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
• Nadi pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
• Respirasi pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
• Suhu tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab
pada kondisi hipoglikemi.
• Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang
berlebih.
Pem fisik..
• Kepala & rambut : Tidak gangguan
• Wajah : Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat
pucat.
• Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh
pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi
pasien akan mengeluh pandangan redup.
• Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan
dangkal, napas bau keton.
Pem fisik…
• Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
• Telinga : Tidak ada gangguan.
• Leher : Tidak ada gangguan.
• Dada dan payudara ▫ Dada : Pasien dengan hiperglikemia
pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton. ▫ Sirkulasi
jantung : Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien. ▫
Payudara : Pada umumnya tidak gangguan.
• Ekstremitas dan kulit Pada keadaan hipoglikemia pasien akan
berkeringat dan kulit pasien lembab.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
perubahan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon imun.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan
kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang informasi,
kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada
janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik
maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
5. Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan situasi krisis
atau mengancam pada status kesehatan (maternal atau janin).
Diagnosa..
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan
menggunakan nutrisi kurang tepat.
• Kriteria evaluasi :
• ▫ Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100
mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Intervensi/Rasional

1. Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal. Penambahan berat


badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian
kebutuhan kalori.
2. Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam. Membantu dalam
mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
3. Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang
diperlukan pada penatalaksanaan diabetic. Kebutuhan metabolisme
dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar selama gestasi
memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
4. Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai
insulin. Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia , sesudah
makan dan kelaparan.
5. Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester
pertama. Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi
karbohidrat yang dapat mengakibatkan metabolisme lemak dan
terjadinya ketosis.
6. Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau
hiperglikemia. Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada
trimester pertama karena peningkatan penggunaan glukosa dan
glikogen oleh ibu dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek
terjadinya hidramnion.
7. Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik.
Pengguanaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi
hipoglikemi menyebabkan nilai glukosa darah meningkat.
8. Kolaborasi Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.
Pembagian dosis insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal
dan rasio waktu makan.
9. Kolaborasi dengan ahli gizi. Diet secara spesifik pada individu perlu
untuk mempertahankan normoglikemi.
10. Observasi kadar Glukosa darah. Insiden abnormalitas janin dan bayi
baru lahir menurun bila kadar glukosa darah antara 60 – 100 mg/dl,
sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah
140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
perubahan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon imun.

Kriteria evaluasi :
Tetap normotensif.
Mempertahankan normoglikemia.
Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
Intervensi/rasional
1 Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm. Distensi
uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion dapat
mempredisposisikan pada persalinan awal.
2 Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang
dilakukan 6 kali sehari. Memungkinkan keakuratan tes urin yang
lebih besar karena ambang ginjal terhadap glukosa menurun
selama kehamilan.
3 Periksa keton dalam urin setiap hari. Ketonuria menandakan
adanya kondisi kelaparan yang secara negatif dapat
mempengaruhi perkembangan janin
4 Identifikasi kejadian hipoglikemia dan hiperglikemia. Insiden
hipoglikemia sering terjadi pada trimester ketiga karena aliran
glukosa darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan
untuk menurunkan kadar insulin antagonis laktogen plasenta.
5. Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri.
Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler.
Insiden hidramnion sebanyak 6% – 25% pada kasus diabetes yang
hamil kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi
janin pada cairan amnion dan hiperglikemia meningkatkan
haluaran urin janin.
6. Kolaborasi Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman
hipoglikemia.
7. Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan
38 untuk menentukan ukuran janin dengan menggunakan
diameter biparietal dan perkiraan berat badan janin. Mengetahui
adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan
kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang informasi,
kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria evaluasi :
▫ Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.
▫ Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium
dan aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes.
▫ Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian
insulin.
Intervensi/Rasional
1. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan
insulin dan tinjau ulang alasan menghindari obat hipoglikemi
oral. Perubahan metabolik prenatal menyebabkan
kebutuhan insulin berubah. Trimester pertama kebutuhan
insulin rendah tetapi menjadi dua kali dan empat kali selama
trimester kedua dan ketiga. Meskipun insulin tidak melewati
plasenta, agen hipoglikemi oral dapat dan potensial
membahayakan janin.
2. Jelaskan penambahan berat badan normal. Pembatasan
kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebabkan
kerusakan janin dan menghambat penggunaan protein
optimal.
Intervensi..

3. Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan ringan.


Latihan setelah makan dapat membantu mencegah hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpangan glukosa, kecuali terjadi peningklatan
glukosa berlebihan, dimana latihan dapat meningkatkan
ketoasidosis.
4. Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi
diabetes dan harapan masa depan. Peningkatan pengetahuan dapat
menurunkan rasa takut, meningkatkan kerja sama dan membantu
menurunkan komplikasi janin.
5. Anjurkan mempertahankan pengkajian di rumah terhadap kadar
glukosa serum, dosis insulin, diet dan latihan. Bila ditinjau ulang oleh
praktisi pemberi perawatan, catatan harian dapat membantu bagi
evaluasi dan perubahan terapi
Askep ibu hamil KEK dan anemia
• Kemenkes RI (2017) ibu hamil di Indonesia yang mengalami
risiko KEK sebesar 14,8%
• Kemenkes (2018) ibu hamil dengan anemia sebanyak 48.9%
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Anemia
• Anemia  kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada
trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester kedua
• Kebutuhan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir.
• Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita
hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
• Derajat Anemia criteria WHO thn 1972 Normal jika kadar Hb
11 gr/dl, Anemia ringan jika kadar Hb 8-11 g/dl, Anemia berat
jika kadar Hb kurang dari 8 g/d
Klasifikasi anemia dalam kehamilan

• Anemia defisiensi besi


• Anemia megaloblastik
• Anemia Hipoplastik
• Anemia hemolitik
Anemia Defisiensi Besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang
paling sering dijumpai pada kehamilan
Etiologi Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
• Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
• Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan
plasma.
• Kurangnya zat besi dalam makanan.Kebutuhan zat besi
meningkat.
• Gangguan pencernaan dan absorbsi.
• Ganguan penggunaan atau karena output meningkat, misalnya
pada perdarahan
• Tanda Gejala Tanda gejala sgt bervariasi Hampir tanpa gejala ---
Hingga muncul gejala anemia Bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka
gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.
Gejala-gejala diantaranya
• Kepala pusing,
• Palpitasi,
• berkunang-kunang,
• perubahan jaringan epitel kuku: tipis,rata, dan mudah patah
• Gg neurumuskular, Lesu, lemah, lelah,
• Pencernaan: disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
• Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging,
stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut
mulut
• Rambut yang rapuh dan halus
Anemia Megaloblastik

• Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan.sering berdampingan


dengan defisiensi besi dalam kehamilan
Etiologi
• Defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12.
Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.
• Gejala-gejalanya:Malnutrisi Glositis berat(Lidah meradang,
nyeri)DiareKehilangan nafsu makan
Anemia Hipoplastik
• Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan.
Etiologi Belum diketahui scr pasti
• Sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
• Apabila wanita tsb selesai masa nifas akan sembuh dengan
sendirinya. Ttp pada kehamilan berikutnya biasanya wanita
mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
• Tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau
vitamin B12.
• Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia
eritropoesis yang nyata
Anemia Hemolitik
• Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan.
Etiologi
• Terjadi pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatannya.
• Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila
hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Kemungkinan
pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita
yang sebelumnya tidak menderita anemia
• . Anemia Hemolitik Dibagi menjadi 2 golongan besar:
• Disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler Seperti thalassaemia,
anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
• disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskuler Seperti defisiensi G-
6 Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati
dll.
• Gejala proses hemolitik
• Anemia
• hemoglobinemia hemoglobinuria
• Hiperbilirubinuria
• Hiperurobilirubinuria
• kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll
Patofisiologi
• Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah
oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat
terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang
aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron
Dampak Anemia Pd Kehamilan

• Hamil Muda (trimester pertama)


• 1) Abortus
• 2) Missed abortus
• 3) Kelainan congenital
• Dampak Anemia Pd KehamilanTrimester kedua
• 1) Persalinan prematur
• 2) Perdarahan antepartum
• 3) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
• 4) Asphixia intrauterin sampai kematian
• 5) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
• 6) Mudah terkena infeksi
• 7) IQ rendah
• 8) Dekompensaio kordis - kematian ibu
• Dampak Anemia Pd Kehamilan Saat inpartu
• 1) Gangguan his primer dan sekunder
• 2) Janin lahir dengan anemia
• 3) Persalinan dengan tindakan tinggi :
• a). Ibu cepat lelah
• b). Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
• Dampak Anemia Pd Kehamilan post partum
1). Atonia uteri menyebabkan perdarahan
2). Retensio plasenta :
a) Plasenta adhesive
b) Plasenta akreta
c) Plasenta inkreta
d) Plasenta perkreta
3) Perlukaan sukar sembuh
4) Mudah terjadi febris peurperalis
5) Gangguan involusi uteri
6) Kematian ibu tinggi krn a) Perdarahan dan b) Infeksi peurperalis
Penatalaksanaan Medis

• Pemberian tambahan zat besi, 1-2 tblt/hr


• Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit
sebelum makan. Pemberian zat besi dosis yang besar adalah sia-
sia Krn Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu dan kemungkinan akan menyebabkan
gangguan pencernaan dan sembelit.
• Efek samping: Menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan
ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya
Askep Ibu Hamil dgn Anemia
Pengkajian
• Anamnesa Merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah
dan mudah pusing atau pingsan
• Pem Fisik Konjungtiva pucat Bibir, lidah dan mukosa mulut
pucat, Telapak tangan Pucat
• Pem Penunjang Kadar Hb, hematokrit dan jumlah sel darah
merah
Diagnosa Keperawatan
• Gg Perfusi jaringan
• Intoleransi Aktifitas: lesu, gampang lelah
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intervensi  Tingkatkan pola makan, Tingkatkan intake protein
hewani dan nabati, Tingkatkan intake zat besi, asam folat dan Vit
C dan B, Pemberian tablet zat besi, pemberian makanan
tambahan
Kekurangan Energi Kronis
(KEK)
• Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu keadaan
malnutrisi, yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi
dan ambang LiLA pada WUS dan PUS <23,5 , diperkirakan akan
melahirkan bayi dengan BBLR (Supariasa, 2012).
• Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan
dimana status gizi seseorang buruk yang disebabkan karena
kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung
zat gizi makronutrien yakni yang diperlukan banyak oleh tubuh
dan makronutrien yang diperlukan sedikit olehtubuh
• Kondisi kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada
wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15-45 tahun.
Tanda dan gejala KEK
• 1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari
• 23,5 cm.
• 2) Tinggi badan <145 cm.
• 3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
• 4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
• 5) Bibir tampak pucat.
• 6) Nafas pendek.
• 7) Denyut jantung meningkat.
• 8) Susah buang air besar.
• 9) Nafsu makan berkurang.
• 10) Kadang-kadang pusing.
• 11) Mudah mengantuk
Akibat KEK
• Terhadap Ibu
• Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal, dan terken penyakit infeksi.
• Terhadap persalinan
• Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
• Terhadap janin
• Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR).
Gizi Ibu Hamil
• Asam folat
• Pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi dapat
menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina
bifida dan anensefalus, baik pada ibu hamil yang normal
maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk produksi sel
darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan
plasenta. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 5
mcg atau 0,8 mg, sedangkan untuk kelompok dengan faktor
resiko adalah 4 mg/hari
• Kebutuhan energi
• Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein
saja tetapi pada susunan gizi seimbang dan juga protein. Hal ini
juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian
perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk
proses tumbuh kembang janin
Pencegahan KEK pada bumil
• Meningkatkan konsumsi makanan bergizi seimbang dan harus
meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung
protein (hewani dan nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti
dan biji-bijian (karbohidrat), buah dan sayur-sayuran
• Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum
tablet penambah darah.
• Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil
• Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil) 
PMT pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang
diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan tambvahan
untuk pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi ibu hamil
dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai
pengganti makanan sehari-hari. PMT dilakukan berbasis bahan
makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan
dengan kondisi setempat
• Protein
• Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakir
kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk
ibu hamil.
• Zat besi
• Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara
rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel
darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90
tablet selama hamil
• Kalsium
• Kalsium pada usia keamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium
dari ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan mencapai
puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu 330 mg/hari.
• Vitamin
• Vitamin A dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari,
dan yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu berkisar 200
mg/hari. Vitamin A berfungsi untuk membantu pertumbuhan
sel dan jaringan tulang, mata, rambut, kulit dan organ dalam,
dan fungsi rahim
• Vitamin D
• Kebutuhan vitamin D selama kehamilan diperkirakan 10
mg/hari, sedangkan RDA (Recommended daily Allowance atau
Asupan Harian yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari
untuk wanita hamil pada usia 24 tahun atau lebih
• Vitamin E
• Untuk menjaga pembuahan fetus diperlukan RDA vitamin E
yaitu sebanyak 2 mg/hari. Untuk ibu hamil kebutuhannya
sekitar 15 mg.
Vitamin yang larut dalam air
• Vitamin C
• Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg/hari.
Vitamin C dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh darah,
mencegah perdarahan, mengurangi rasa sakit sebanyak 50%
saat bekerja, mengurangi resiko infeksi setelah melahirkan dan
membantu gigi dan tulang bayi.
• Vitamin B6
• Vitamin B6 penting untuk metabolisme asam amino dan
penting untuk membantu mengatasi mual dan muntah.
• 3 Thiamin
• mengetahui kadar Thiamin yang dibutuhkan oleh ibu hamil
dengan cara memasukan eksresi thiamin urin dan aktifitas dari
enzim thiamin dependent seperti translokasi sel merah.
• Niasin dan Riboflavin
• selama hamil niasin diperlukan yaitu 2 mg/hari dan 0,3
mg/hari dari riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan
sebanyak 15% dan niasin 30%.
• 5 Yodium
• 6 Defisiensi yodium menyebabkan kritinisme tambahan
yodium yang diperlukan sebanyak 25 ug/hari. Yodium
dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yanberperan
mengontrol setiap metabolisme sel baru yang terbentuk bila
ibu hamil kekurangan yodium akan dapat mengakibatkan :
proses perkembangan janin termasuk otaknya terhambat dan
terganggu, janin akan tumbuh kerdil.

Anda mungkin juga menyukai