DEFINISI
• Diabetes Mellitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat
yang awitannya atau pertama kali dikenali di masa kehamilan
(ADA,1990)
ETIOLOGI
• Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan
cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah,
konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis
• Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan,
penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik
dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh
kehamilan.
Risiko Tinggi DM Gestasional
• Umur lebih dari 30 tahun
• Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
• Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
• Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
• Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
• Adanya glukosuria
KLASIFIKASI
• Pada Diabetes Mellitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang
dialami oleh si Ibu:
▫ Ibu tersebut memang telah menderita DM
sejak sebelum hamil
▫ Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan
menurut Pyke
• Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada
waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
• Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak
sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
• Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan
komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati,
nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh
darah perifer,
• 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
MANIFESTASI KLINIS
• Poliuri (banyak kencing) Hal ini disebabkan oleh karena kadar
glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal
terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien
mengeluh banyak kencing.
• Polidipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran
terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
• Polipagi (banyak makan) Hal ini disebabkan karena glukosa
tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga
untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun
klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan
berada sampai pada pembuluh darah.
MANIFESTASI KLINIS ..
• Penurunan berat badan Hal ini disebabkan kehabisan glikogen
yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat
peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh
selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di
tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga
klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.
• Kesemutan
• Gatal
• Pandangan kabur
• Pruritus vulvae
• Lemas Lekas lelah, tenaga kurang.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kriteria Diagnosis:
• Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula
darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau: •
Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien
tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
• Reduksi Urine • Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian
dari pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di klinik
Hasil yang (+) menunjukkan adanya glukosuria terjadi
perubahan warna hijau kekuningan, kuning keruh, jingga
hingga merah, normalnya biru jernih.
Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap
Kehamilan
• Pengaruh diabetes gestasional terhadap kehamilan Abortus
dan partus prematurus, Hidramnion, Pre-eklamasi Insufisiensi
plasenta
• Pengaruh DM terhadap persalinan Gangguan kontraksi otot
rahim (partus lama / terlantar). Janin besar sehingga harus
dilakukan tindakan operasi. Gangguan pembuluh darah plasenta
sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
• Pengaruh DM terhadap nifas Mudah terjadi infeksi post
partum Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi
mudah menyebar
• Pengaruh DM terhadap bayi Abortus, prematur, > usia
kandungan 36 minggu Janin besar (makrosomia) Dapat terjadi
cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
PENATALAKSANAAN
• Terapi Diet • Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes
mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah
timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika ibu berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau
hypoglikemia.
• Terapi Insulin • Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin
tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi
insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada
tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
• Olahraga • Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai
direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan
kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat
membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat
badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
KOMPLIKASI
• Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan,
Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat
resistensi insulin, Infeksi saluran kemih, Preeklampsi,
Hidramnion, Retinopati, Trauma persalinan akibat bayi besar
• Komplikasi pada Ibu Abortus, Kelainan kongenital spt sacral
agenesis, neural tube defek, Respiratory distress, Neonatal
hiperglikemia, Makrosomia, Hipocalcemia, Kematian perinatal
akibat diabetic ketoasidosis, Hiperbilirubinemia
• Masalah pada anak : • Makrovaskular: stroke, penyakit
jantung koroner,ulkus/ gangren. • Mikrovaskular: retina
(retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf
(stroke,neuropati). • Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke
Tanda terjadi komplikasi pada DM gestasional
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN Identitas • Usia : perlu diketahui kapan ibu dan
berapa tahun ibu menderita Diabetes melitus, karena semakin
lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM. Keluhan Utama •
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah,
penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
Riwayat Penyakit Keluarga • Perlu dikaji apakah ada keluarga yang
menderita DM, karena DM bersifat keturunan.
• Riwayat Kehamilan sekarang ▫ Hamil muda, keluhan selama
hamil muda ▫ Hamil tua, keluhan selama hamil tua,
peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,
pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat
mual, keluhan lain. • Riwayat antenatal care meliputi : Dimana
tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu
diobservasi secara ketat juga kepatuhan ibu dalam menjalani
diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.
• Pola Aktivitas Sehari-hari • Pola Nutrisi Frekuensi makan :
pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan haus.
• Pola eliminasi BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu
poliuri atau sering berkemih. BAB : biasanya tidak ada
gangguan. • Pola personal hygiene Pola atau frekuensi mandi,
menggosok gigi, keramas.
• Pola istirahat tidur: Gangguan pola tidur karena perubahan
peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
• • Pola aktifitas dan latihan Aktivitas yang berlebih pada
keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar
meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah,
pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi
maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar
berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa
lemah dan letih
• TD ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena
komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
• Nadi pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
• Respirasi pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
• Suhu tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab
pada kondisi hipoglikemi.
• Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang
berlebih.
Pem fisik..
• Kepala & rambut : Tidak gangguan
• Wajah : Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat
pucat.
• Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh
pandangan kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi
pasien akan mengeluh pandangan redup.
• Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan
dangkal, napas bau keton.
Pem fisik…
• Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
• Telinga : Tidak ada gangguan.
• Leher : Tidak ada gangguan.
• Dada dan payudara ▫ Dada : Pasien dengan hiperglikemia
pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton. ▫ Sirkulasi
jantung : Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien. ▫
Payudara : Pada umumnya tidak gangguan.
• Ekstremitas dan kulit Pada keadaan hipoglikemia pasien akan
berkeringat dan kulit pasien lembab.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
perubahan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon imun.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan
kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang informasi,
kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada
janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik
maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
5. Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan situasi krisis
atau mengancam pada status kesehatan (maternal atau janin).
Diagnosa..
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan
menggunakan nutrisi kurang tepat.
• Kriteria evaluasi :
• ▫ Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100
mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Intervensi/Rasional
Kriteria evaluasi :
Tetap normotensif.
Mempertahankan normoglikemia.
Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
Intervensi/rasional
1 Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm. Distensi
uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion dapat
mempredisposisikan pada persalinan awal.
2 Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang
dilakukan 6 kali sehari. Memungkinkan keakuratan tes urin yang
lebih besar karena ambang ginjal terhadap glukosa menurun
selama kehamilan.
3 Periksa keton dalam urin setiap hari. Ketonuria menandakan
adanya kondisi kelaparan yang secara negatif dapat
mempengaruhi perkembangan janin
4 Identifikasi kejadian hipoglikemia dan hiperglikemia. Insiden
hipoglikemia sering terjadi pada trimester ketiga karena aliran
glukosa darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan
untuk menurunkan kadar insulin antagonis laktogen plasenta.
5. Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri.
Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler.
Insiden hidramnion sebanyak 6% – 25% pada kasus diabetes yang
hamil kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi
janin pada cairan amnion dan hiperglikemia meningkatkan
haluaran urin janin.
6. Kolaborasi Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman
hipoglikemia.
7. Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan
38 untuk menentukan ukuran janin dengan menggunakan
diameter biparietal dan perkiraan berat badan janin. Mengetahui
adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan
kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang informasi,
kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria evaluasi :
▫ Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.
▫ Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium
dan aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes.
▫ Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian
insulin.
Intervensi/Rasional
1. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan
insulin dan tinjau ulang alasan menghindari obat hipoglikemi
oral. Perubahan metabolik prenatal menyebabkan
kebutuhan insulin berubah. Trimester pertama kebutuhan
insulin rendah tetapi menjadi dua kali dan empat kali selama
trimester kedua dan ketiga. Meskipun insulin tidak melewati
plasenta, agen hipoglikemi oral dapat dan potensial
membahayakan janin.
2. Jelaskan penambahan berat badan normal. Pembatasan
kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebabkan
kerusakan janin dan menghambat penggunaan protein
optimal.
Intervensi..